KEPERCAYAAN DIRI PADA WARIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  KEPERCAYAAN DIRI PADA WARIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Elman Andreson Saragih 029114131 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Persembahan

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk …

  

My Lord…

  Jesus Christ, the king in my life

  

Mama tercinta…

  Karya kecil ini kupersembahkan untuk mama yang selalu mencintaiku tanpa hentinya bagai air yang mengalir. Cinta kasihmu kan selalu ada dihatiku “ I LOVE U mam.. ”

  

Bapak…

  Terima kasih tuk perjuangan dan kerja keras bapak untuk kami

  

ke-2 kakakku yang sangat kusayangi…

Karena kalianlah uchox bisa nyelesaikan tugas yang nyaris putus di ujung jalan ini.

  Sekarang uda saatnya kita yang berjuang untuk bapak. Makasih banyak ya kak buat semangat dan doa kalian

  

Bang Erwin…

  Makasih ya bang buat semua bantuan abang tuk kami. Aku yakin DIA melihat semua bantuan dan pengorbanan abang untuk kami

  

Molly & Onti…

Terima kasih, kalian banyak buat aku mengerti apa arti cinta dan ketulusan.

  Aku bangga bisa kenal kalian

  

Melanie…

  Kehadiranmu di dalam hariku sangat buatku bahagia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku

( Filipi 4 : 13 )

  

Bermimpilah tentang apa yang kamu impikan,

Raihlah apa yang ingin kamu raih, Dan jadilah seperti apa yang kamu inginkan,

Karma kamu hanya memiliki satu kesempatan dan satu kehidupan

  Untuk mewujudkan segala hal yang ada didalam hati kecilmu

“Kemenangan terbesar kita bukanlah karena kita tidak pernah

jatuh, tetapi karena kita mau bangkit setiap kali kita jatuh”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 6 Desember 2007 Penulis Elman Andreson Saragih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Kepercayaan Diri Pada Waria

ELMAN ANDRESON SARAGIH

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar kepercayaan

diri yang dimiliki oleh para waria. Waria adalah seseorang dengan kondisi fisik

sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam

berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan perilaku yang

tidak sesuai dengan genital fisiknya.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang waria yang biasa mangkal

diseputaran wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta yang berusia antara

20 tahun – 29 tahun.

  Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala kepercayaan diri. Reliabilitas dari skala ini adalah sebesar

0,899. Daya deskriminasi aitem dalam penelitian ini menggunakan batas

nilai > 0,3.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki oleh

waria adalah tinggi (mean empirik > mean teoritik secara signifikan). Aspek

kepercayaan diri yang dominan dari subjek penelitian adalah internal locus of

control.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Self Confidence On Hermaphrodite

ELMAN ANDRESON SARAGIH

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2007

  The Purpose of this research is to look how big the self confidence that the

hermaphrodite has. Hermaphrodite is a kind of people that physically is a man but

has a desire to be a woman so that in interact with the environment, they shown

some attitudes and behavior that doesn’t match with their physic.

  The type of this research is a descriptive research with quantitative approach.

The subjects in this research are 30 hermaphrodites that usually stay around BI

(Bank Indonesia) Yogyakarta who is between 20-29 years old.

  Data collector instrument which is used in this research is self confidence

scale. The reliability of this scale is 0,899. The discriminate item power of this

research uses the value > 0,3.

  The result of this research show that self confidence which hermaphrodite has

is high (empiric mean > theoretic mean significantly). Self confidence aspect

which dominant from the research subject is internal locus of control.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Terima kasih yang begitu besar kepada juruslamatku yang hidup, YESUS

KRISTUS TUHAN dan RAJA diatas segala RAJA. Penulisan skripsi ini

melibatkan bantuan banyak pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

  

2. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

3. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi, selaku dosen pembimbing akademik, terima

kasih atas bimbingan dan bantuannya selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  

4. Untuk mas Gandung, mbak Naniek, mas Muji, mas Doni dan pak Gie yang

uda banyak membantu penulis selama perkuliahan dan di dalam penulisan skripsi ini.

  

5. Untuk teman-teman waria yang mangkal di BI (Bank Indonesia) Yogyakarta,

khususnya mbak Ambar, terima kasih banyak buat semua bantuan dan kerja sama dari teman-teman.

  

6. Kenny ndut, pengorbananmu selama ini sungguh sangat berarti buatku. Thx..

  

7. Mbak Imel, terima kasih ya buat pelajaran yang mbak berikan. Aq tak kan

melupaknmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

8. Jontol, Ewin dan teman-teman dikontrakan yang sudah bubar, terima kasih

buat rasa kekeluargaan yang telah tercipta.

  

9. Yanti, tidak ada kata lain yang bisa aku ucapin ke kamu selain terima kasih

yang sebesar-besarnya buat ketulusan kamu.

  

10. Hause of praise, 2 tahun bersama kalian sunggung menyenangkan. Maafin aku

kalau selama tinggal bersama, aku banyak buat kalian jengkel dengan ulahku.

  

11. Jono, Ohaq, Dodi, Alex, dan Tanti ’03, terima kasih banyak buat

persahabatannya selama ini. Aku bangga bisa kenal dan dekat sama kalian.

  

12. Buat semua teman-teman di www.Wisma Rayan.Com, thank’s ya atas

kebersamaaan dan kekompakan kalian selama ini. Pertahankan!!!

  

13. Untuk bang Sam, makasih bang buat semangat dan dukungan yang abang

berikan sejauh ini.

  

14. Teman-teman Pinky Boy, khususnya b’ Erda, Vincent, Frista & Mikha,

terima kasih buat kebersamaan dan hari-hari yang uda qta lalui bersama..

  15. Sehabat terbaikku Q-noy, makasih ya buat dukungan dan semangatnya.

  

16. Buat teman-teman seperjuangan ’02, khususnya kelas D semester 1 & 2,

terima kasih buat hari-hari yang uda kita lalui bersama di kampus.

  

17. Buat semua teman-teman yang uda mau mengenal & mendukungku dalam

segala hal yang tidak bisa aku sebutin satu-persatu, terima kasih.

  Yogyakarta, Oktober 2007 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………........ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………...... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… iv

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………... vi

ABSTRAK ………………………………………………………………… vii

ABSTRACT ……………………………………………………………….. viii

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………..

  1 B. Rumusan Masalah ………………………………………........

  5 C. Tujuan Penelitian …………………………………………….

  5 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………

  5

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………...

  6 A. Kepercayaan Diri ……………………………………………..

  6 B. Waria ………………………………………………………....

  10 C. Kepercayaan Diri Waria ……………………………………..

  14 BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………....

  17 A. Jenis Penelitian ……………………………………………….

  17 B. Identifikasi Variabel ………………………………………….

  17 C. Defenisi Operasional ………………………………………....

  17 D. Subjek Penelitian …………………………………………......

  18 E. Prosedur penelitian …………………………………………...

  19 F. Metode Pengambilan Data …………………………………...

  19 G. Validitas dan Reliabilitas …………………………………….

  23 H. Tehnik Analisis Data …………………………………………

  24 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………....

  25 A. Persiapan Penelitian ………………………………………….

  25 B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….

  28 C. Hasil Penelitian ……………………………………………....

  29 D. Pembahasan …………………………………………………..

  34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………

  36 A. Kesimpulan …………………………………………………..

  36

B. Saran ………………………………………………………….

  36 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...

  38 LAMPIRAN ………………………………………………………………..

  40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Skor Jawaban Skala Kepercayaan Diri………....

  20 Tabel II Jumlah Aitem Setiap Aspek Sebelum Uji Coba Kepercayaan Diri……………………………….

  21 Tabel III Sebaran Aitem-aitem Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba………………………………

  22 Tabel IV Jumlah Aitem Setiap Aspek Setelah Uji Coba…

  27 Tabel V Sebaran Aitem Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba………………………………………...

  28 Tabel VI Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia…………….

  29 Tabel VII Deskripsi Data Penelitian……………………….

  30 Tabel VIII Norma Kategorisasi Skor……………………….

  31 Tabel IX Kategorisasi Tingkat Kepercayaan Diri Pada Waria……………………………………………

  32 Tabel X Mean Tiap Aspek……………………………….

  33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Halaman Lampiran 1 Uji Kesahihan Butir dan Reliabilitas Skala Kepercayaan Diri Pada Waria ………………

  40 Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Coba Skala Kepercayaan Diri Pada Waria ……………………………..

  56 Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian Skala Kepercayaan Diri Pada Waria ……………………………..

  63 Lampiran 4 Uji Reliabilitas dan Normalitas Skor Kepercayaan Diri Pada Waria ……...………

  67 Lampiran 5 Uji-t Kepercayaan Diri Pada Waria ………...

  69 Lampiran 6 Skala Kepercayaan Diri Pada Waria Sebelum Uji Coba …………………………………….

  70 Lampiran 7 Skala Kepercayaan Diri Pada Waria Setelah Uji Coba …………………………………….

  76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang

  bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri ditujukan pada keyakinan bahwa seseorang dapat menyebabkan sesuatu terjadi sesuai dengan harapan- harapannya (www.e-psikologi.com).

  Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Dan menurut Jacinta F. Rini

  ),

  (e-psikologi.com beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang profesional, diantaranya adalah mempunyai cara pandang yang positif, punya pengendalian diri yang baik, memiliki internal locus of control dan percaya akan kompetensi/kemampuan diri.

  Waria adalah seseorang dengan kondisi fisik sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan genitalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dari sisi psikologis, fenomena waria tetap saja merupakan salah satu

bentuk penyakit mental yang disebut disorientasi. Artinya, ke-waria-an

tetaplah suatu penyimpangan yang seharusnya sebisa mungkin diluruskan.

  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Waria adalah kependekan

dari wanita pria, banci, pria yang jiwa, tingkah laku serta fisiknya bersifat

wanita atau kewanita-wanitaan memang bukan dibuat-buat, tetapi bawaan

lahir.

  Sementara waria menurut Pakar Kesehatan Masyarakat dan pemerhati

waria dr. Mamato Gultom adalah subkomunitas dari manusia normal. Bukan

sebuah gejala psikologis, tetapi sesuatu yang biologis. Kaum ini berada pada

wilayah transgender: perempuan yang terperangkap dalam tubuh lelaki

(Kompas, 07/04/2002) .

  Kenapa orang bisa menjadi waria, menurut guru besar psikologi UGM

Prof Dr Koentjoro, seseorang menjadi waria bisa diakibatkan bila peran ibu

dalam mengasuh anaknya lebih besar dan memperlakukan anak laki-laki

layaknya perempuan. Mungkin mereka hidup dalam keluarga mayoritas

perempuan sehingga jiwa yang terbentuk adalah jiwa perempuan

(Jawa Pos.com,08/06/2005).

  Menjadi seorang waria bukanlah suatu cita-cita atau untuk mengikuti

tren. Hal tersebut muncul secara natural, dan tidak bisa dimanipulasi apalagi

melarikan diri darinya. Hal ini seperti layaknya tuntutan hati nurani yang tidak

bisa dianggap sebagai hasrat semata tetapi ini akan menjadi suatu yang sangat

terpuaskan bila di turuti. Hal ini sangat berpengaruh pada identitas diri fisik,

psikis dan sosial yang terkadang masih ambigu di dalam diri mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sejak dahulu, pandangan masyarakat umum menunjukkan bahwa

waria selalu dianggap sebagai penyakit masyarakat. Hal ini disebabkan karena

selama ini para waria selain dianggap menyalahi kodrat manusia juga dikenal

sebagai pelaku dunia prostitusi, akibatnya hidup mereka menjadi terpisahkan

dari masyarakat normal lainnya.

  Bagi para waria, pandangan tersebut membuat diri mereka menjadi

tidak mudah untuk membuka identitas mereka yang sebenarnya di tengah-

tengah masyarakat. Kesadaran akan keadaan seks fisiknya yang berbeda itu

tidak jarang membuat diri mereka malu dan kepercayaan diri mereka menjadi

rendah hingga pada akhirnya mereka menjadi menutup diri dari dunia luar.

Banyak dari mereka yang memilih menjadi tertutup untuk mengurangi represi

dari keluarga dan masyarakat sekitar, dan mereka yang mencoba untuk

menutup diri biasanya akan menimbulkan perasaan tertekan dan terganggu

keseluruhan hidupnya.

  Gerungan (2002), mengatakan bahwa dalam interaksi sosial manusia

dapat merealisasikan kehidupannya secara individual, sebab tanpa timbal balik

dalam interaksi sosial itu ia tidak dapat merealisasikan kemungkinan-

kemungkinan dan potensi-potensinya sebagai individu, yang baru memperoleh

perangsangannya dan asuhannya di dalam kelompok dengan manusia lainnya.

Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa lingkungan psikis atau

rohaninya, walaupun secara biologis-fisiologis mereka dapat mempertahankan

dirinya pada tingkat kehidupan vegetatif. Begitu pula yang terjadi pada kaum

waria dimana mereka dengan pandangan negatif yang diberikan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

masyarakat juga tetap harus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan

untuk dapat melakukan hal tersebut perlu adanya kepercayaan diri yang tinggi

didalam diri mereka agar tetap dapat berhubungan dengan orang-orang di

sekitarnya. Karena pada dasarnya mereka juga memiliki suatu keinginan untuk

mendapatkan pengakuan yang positif dimata masyarakat dan ingin

menunjukkan bahwa kaum waria bukan untuk diasingkan tetapi dapat juga

diterima dan diakui keberadaannya di lingkungan sekitar mereka. Waria yang

merasa bahwa dirinya mendapatkan suatu penerimaan tentu akan memiliki

perasaan dihargai juga sebagai seorang individu dan merasa bahwa mereka

memang ada ditengah masyarakat sehingga mereka memiliki rasa percaya diri

yang kuat untuk tampil sebagaimana mestinya di depan masyarakat umum.

  Adanya Penolakan dari orang lain, pemberian label buruk, harapan

yang rendah dari masyarakat sekitar, dan perasaan bahwa dirinya berbeda dari

kebanyakan orang membuat mereka mengalami kesulitan untuk membuat

persepsi yang tepat akan kemampuan dan keterbatasan yang mereka miliki

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ketidaktepatan itu sering membuat

kaum waria merasa inferior dan menjadi tidak percaya diri, sementara ada

kebutuhan untuk selalu dapat berinteraksi dengan lingkungan yang artinya

mereka harus mempunyai kepercayaan diri. Dilandasi oleh pemikiran tersebut,

peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kepercayaan diri kaum waria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. RUMUSAN MASALAH Masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah “bagaimana kepercayaan diri kaum waria ?”

  C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui secara umum kepercayaan diri yang dimiliki oleh kaum waria.

  D. MANFAAT PENELITIAN Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Menambah informasi kepada masyarakat mengenai kehidupan kaum waria. Khususnya rasa percaya diri kaum waria.

  b. Memberikan sumbangan bagi kaum waria sendiri agar mengetahui bahwa dengan adanya rasa percaya diri yang baik merupakan salah satu faktor pendukung dalam menjalin suatu relasi dengan masyarakat sekitar.

2. Manfaat Teoritis

  Menambah kajian dalam bidang psikologi, khususnya dalam bidang klinis dan sosial mengenai kepercayaan diri yang dimiliki kaum waria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. KEPERCAYAAN DIRI

1. Pengertian Kepercayaan Diri

  Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri (www.e-psikologi.com).

  Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri ditujukan pada keyakinan bahwa seseorang dapat menyebabkan sesuatu

terjadi sesuai dengan harapan-harapannya (www.e-psikologi.com).

  Rahmat (2002), mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu kekuatan untuk melakukan komunikasi. Ketika seorang individu mampu untuk berkomunikasi maka secara otomatis ada suatu kekuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

dalam dirinya untuk menunjukkan dirinya. Sedangkan menurut Breneche

dan Amich (Kumara, 1988), kepercayaan diri merupakan suatu perasaan

atau sikap yang tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain secara

berlebihan karena merasa telah cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan

dalam hidup ini. Orang yang mempunyai kepercayaan diri tidak

memerlukan orang lain sebagai standar karena sudah dapat menentukan

standar sendiri dan selalu mengembangkan motivasinya.

  Kumara (1988), mengatakan bahwa dengan adanya kepercayaan

diri yang memadai maka seorang individu mampu berpikir original,

berprestasi, aktif, mampu bertanggung jawab terhadap keputusan yang

telah diambil, serta mampu menatap fakta dan realitas secara obyektif

yang didasari akan kemauan dan kemampuan. Kepercayaan diri dapat

timbul dari kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi dan

memperhitungkan sumber dayanya. Dorongan yang diberikan difokuskan

pada sumber daya individu sehingga dapat membangun harga diri,

kepercayaan diri dan perasaan berharga dalam diri seseorang (Dinkmeyer

dan Losoncy, 1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berbagai studi dan pengalaman telah menjelaskan bahwa

kepercayaan diri seseorang terkait dengan dua hal yang paling mendasar

dalam praktek hidup kita. (Ubaydillah,AN dalam e-psikologi.com)

  

a. Kepercayaan diri terkait dengan bagaimana seseorang

memperjuangkan keinginannya untuk meraih sesuatu (prestasi atau performansi). Ini seperti dikatakan Mark Twin “Apa yang anda butuhkan untuk berprestasi adalah memiliki komitmen yang utuh dan rasa percaya diri yang kuat.

  

b. Kepercayaan diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam

menghadapi masalah yang menghambat perjuangannya. Orang yang kepercayaan dirinya bagus akan cenderung berkesimpulan bahwa dirinya “lebih besar” dari masalahnya. Sebaliknya, orang yang punya kepercayaan diri rendah akan cenderung berkesimpulan bahwa masalahnya jauh lebih besar dari dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Karakteristik atau ciri-ciri individu yang percaya diri

  Menurut Jacinta F. Rini (e-psikologi.com

  ),

  beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang profesional, diantaranya adalah :

  a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, tidak menunjukkan sikap konformis, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain

b. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)

  c. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain) d. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya serta memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia

tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

  Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri

tanpa perilaku membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. WARIA

1. Pengertian Waria

  Dalam pengertian secara umum, waria adalah seorang yang secara jasmani sempurna dan jelas. Tetapi secara psikis cenderung bertingkah laku sebagai orang dari jenis kelamin yang berlainan (koeswinarno,1996).

  Waria sendiri termasuk dalam kategori transgender. Dimana transgender adalah orang yang berdandan, menginginkan dan menjalani operasi untuk menjadikan dirinya atau mengidentifikasikan dirinya sebagai individu lawan jenisnya. Beberapa hal yang termasuk sub kategori transgender adalah drag queens, transvestite atau transeksual. Drag queens/kings biasanya adalah cowok yang memakai pakaian cewek atau sebaliknya (kalau kings) dan banyak dijumpai dalam drag show.

  Transvestite umumnya adalah pria yang mengadopsi identitas wanita lewat dandanan dan kelakuan sehari-hari, dan biasanya dianggap “wanita full time ”. Dan transeksual adalah orang yang mengidentifikasi diri sebagai anggota dari lawan jenisnya dan biasanya menjalani operasi ganti kelamin agar menjadi orang dengan jenis kelamin yang didambakan. Kelompok ini berbeda dengan orang yang punya dua kelamin, separuh pria, separuh

wanita alias hermaphrodite atau intersexual (Koeswinarno, 2004).

  Waria sendiri memang ditujukan untuk penderita transeksual atau seseorang yang memiliki fisik berbeda dengan keadaan jiwanya. Secara lebih jelas mengemukakan bahwa transeksual (waria) adalah seorang yang invert yang mempunyai keinginan kuat sekali untuk mengubah alat-alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

seksnya dengan jalan pembedahan dan pengobatan hormon agar dicapai

bentuk anatomis serta fisiologis sesuai dengan seks yang diyakininya,

bukan dalam arti psikologis dan sosial saja (P. Esty dan Sugoto, 1998).

  Pada dasarnya secara fisiologis, waria itu sebenarnya adalah pria.

  

Cuma pria (waria) ini mengidentifikasikan dirinya menjadi seorang

wanita. Baik dalam tingkah dan lakunya. Misalnya, dalam penampilan

atau dandanannya, ia mengenakan busana dan aksesoris seperti halnya

wanita. Begitu pun dalam berprilaku sehari-hari, ia juga merasa dirinya

sebagai seorang wanita yang memiliki sifat lemah lembut, “ungkap Drs.

  Marcel Latuihamallo, Msc , Ketua Mitra Indonesia.

  Waria termasuk dalam kelainan seksual yang disebut dengan

transeksualitas, yaitu terdapat keinginan untuk menolak sebagai laki-laki

dan merasa memiliki seksualitas yang berlawanan dengan struktur

fisiknya. Implikasi lebih lanjut adalah orientasi seksual mereka bukan

heteroseksual yang tidak terganggu identitas seksualnya, seorang waria

terganggu identitas seksualnya (Kartono,1989).

  Keberadaannya, meski tidak secara langsung diakui sebagai bagian

dari warga masyarakat, tetap saja diwarnai kontroversi. Hal ini

dikarenakan waria merupakan sosok laki-laki, yang sudah tentu

berkelamin laki-laki, tetapi berpenampilan seperti wanita. Waria, melihat

dirinya sebagai laki-laki yang rangkap yaitu sebagai wanita dalam bentuk

tubuh laki-laki, dengan mengubah tatanan penampilan bagai wanita.

  Dapat disimpulkan bahwa waria adalah pria yang bersifat,

memiliki tingkah laku dan perasaan seperti wanita. Artinya mereka

memiliki keadaan jenis kelamin serta jasmani yang jelas, tetapi secara

psikis cenderung untuk menampilkan diri sebagai lawan jenis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terdapat keinginan untuk menolak diri sebagai laki-laki dan memiliki orientasi seksual homoseksual, karena identitas seksual mereka terganggu.

2. Faktor-faktor Penyebab

  Beberapa faktor penyebab seseorang menjadi waria antara lain:

  a. Keluarga Menurut guru besar psikologi UGM Prof Dr Koentjoro, bisa diakibatkan bila peran ibu dalam mengasuh anaknya lebih besar dan memperlakukan anak laki-laki layaknya perempuan. Mungkin dalam kehidupan keluarga mayoritas perempuan sehingga jiwa yang terbentuk jiwa perempuan (JawaPos.Com, 08/06/2005).

  Ada kemungkinan keinginan-keinginan terpendam dari orang tua untuk memiliki anak dari jenis kelamin yang berlawanan mengakibatkan cara mengasuh dan mendidik anak yang keliru, dan ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terciptanya pribadi waria (Koeswinarno,1996).

  b. Lingkungan Freud mengatakan bahwa sebagian besar penyebab menjadi waria adalah pengaruh dari luar atau sesudah dilahirkan. Dalam beberapa teori psikologi disebutkan bahwa kecendrungan orang menjadi waria salah satunya disebabkan oleh heterophobia, yaitu adanya ketakutan pada hubungan seks dari jenis kelamin yang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  karena pengalaman yang salah (Davidson dan Neala, dalam Koeswinarno,1996).

  c. Biologis Dari hasil penelitian yang didapat, dapat disimpulkan bahwa identitas gender dikembangkan dari interaksi antara perkembangan otak dan hormon seksual. Hasil dari penelitian tersebut mendukung hipotesis yang mengatakan bahwa perkembangan identitas gender merupakan interaksi antara perkembangan otak dan hormon seks. Tetapi ini bukan berarti bahwa proses belajar dari suatu budaya atau lingkungan sekitar tidak mempengaruhi. Menurut Witelson, penelitian ini hanya untuk menjelaskan adanya hubungan anatomi dan perilaku (Yanti dalam Kusuma, 2001).

  d. Proses Belajar Salah satu faktor penyebab seseorang menjadi waria adalah adanya suatu tokoh identifikasi, karena hal tersebut juga menjadi salah satu peranan penting dalam perkembangan seksual. Misalnya seorang anak laki-laki harus mengidentifikasikan ayah, sedangkan anak perempuan mengidentifikasikan dirinya kepada ibunya. Jika hal ini terjadi sebaliknya, maka kekacauan akan dapat terjadi. Pada umumnya para orang tua tidak menyadari secara lebih dini bahwa anak mereka mengalami kelainan kepribadian. Para orang tua tidak terlalu menyadari bahwa akibat dari perilaku sehari-hari yang dianggap wajar pada akhirnya menciptakan pribadi yang menyimpang. Meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tahap-tahap perkembangan libido ditentukan secara biologis, harus diakui bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh reaksi tokoh-tokoh penting, yakni melalui cara-cara pengasuhan, sikap orang tua dan lainnya (Koeswinarno, 1996).

C. KEPERCAYAAN DIRI WARIA

  Waria adalah seorang dengan kondisi fisik sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan prilaku yang tidak sesuai dengan genital fisiknya. Dalam kehidupan mereka yang dianggap aneh itu, mereka selalu saja diidentikkan dengan kejahatan, alat pemuas sex, dan pengamen jalanan. Hal itu terjadi karena kaum waria pada umumnya sudah dianggap sampah masyarakat. Diperlakukan sebagai wabah yang menjijikkan dan bahkan tidak jarang mereka diperlakukan tidak layak. Waria memang dikondisikan untuk menjadi seperti itu, karena sikap penolakan dari masyarakat. Tidak hanya sikap dari masyarakat itu sendiri, bahkan dari keluarga atau orang tua pun menolak anak mereka yang menjadi waria.

  Kaum waria sering mendapat tekanan sosial menyangkut toleransi dari masyarakat disekitarnya, padahal mereka menginginkan perlakuan dan hak yang sama dengan manusia normal lainnya. Akibatnya dari masalah tersebut waria cenderung menarik diri dari lingkungannya, bersikap hati-hati, selalu curiga terhadap lingkungan sekitar, tertutup dan tidak memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Seorang aktivis waria di Yogyakarta mengemukakan harapannya pada

masyarakat banyak agar mau menerima kaum waria apa adanya karena

bagaimanapun juga waria manusia yang ingin dihargai dan diberi

perlindungan yang sama dengan yang lainnya (Riniastuti, 2003).

  Kesadaran akan adanya persepsi negatif terhadap kaum waria

membuat waria itu sendiri merasa malu dan tidak puas dengan keadaanya.

  

Perasaan tertekan, penolakan sosial dan perasaan bahwa dirinya tidak berharga

menyebabkan kurangnya perasaan positif pada diri waria sehingga perasaan-

perasaan seperti percaya diri dan harga diri dengan sendirinya akan sulit

berkembang.

  Rasa percaya diri itu sendiri tidaklah tumbuh dengan sendirinya. Kaum

waria membutuhkan perasaan didukung oleh orang-orang sekitar dan dapat

dipercaya karena kepercayaan diri berkembang melalui interaksi individu

dengan lingkungan. Perasaan didukung tersebut sangat penting dan

berpengaruh bagi waria dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, serta

terbentuknya mental yang baik dan kepuasan psikologisnya.

  Pandangan positif dari orang lain yang berupa perasaan dihargai dan

harapan yang tinggi dari masyarakat sekitar merupakan dukungan yang

dirasakan dapat menumbuhkan sikap yang positif. Sikap yang positif akan

menumbuhkan keyakinan pada diri waria dan kemampuan untuk lebih merasa

dihargai sebagai manusia yang juga ciptaan Tuhan akan dapat lebih percaya

diri secara emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa waria yang merasa tertekan

akibat penolakan sosial dan tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan

sekitar akan membuat perasaan positif dan rasa percaya diri kaum waria sulit

untuk tumbuh dan berkembang karena rasa percaya diri tidak dapat tumbuh

dengan sendirinya. Sebaliknya jika waria itu sendiri merasa mendapatkan rasa

penerimaan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya maka perasaan percaya

diri akan tumbuh secara perlahan dan kesejahteraan psikologis juga perlahan

meningkat karena merasa dihargai dan diterima oleh masyarakat sekitar yang

menimbulkan suatu sikap positif terhadap diri sendiri dan juga terhadap

masyarakat sekitarnya.

  Dilihat dari realita yang ada dan persepsi negatif dari lingkungan

terhadap waria, dapat dikatakan bahwa akibat penolakan masyarakat terhadap

waria menyebabkan kepercayaan diri yang dialami oleh waria menjadi rendah

karena mereka (waria) merasa menjadi tidak yakin terhadap potensi yang di

miliki untuk mengmbangkan kemampuan yang ada sehingga tidak dapat

mengekspresikan diri terhadap lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan

  kuantitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena.

  Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan batasan, memperlihatkan penerapan pendekatan pengukuran atau numerik terhadap masalah yang diteliti juga pada pengumpulan dan analisis data (Brannen, 2002).

  B. IDENTIFIKASI VARIABEL Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti.

  Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah kepercayaan diri.

  C. DEFENISI OPERASIONAL Kepercayaan diri adalah sikap atau perasaan yakin pada kemampuan

diri tanpa perilaku membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri adalah (Jacinta F. Rini dalam e-psikologi.com) : a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, tidak menunjukkan sikap konformis, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain