Memahami Progresif Liberatif Pemikiran T

MEMAHAMI PROGRESIFITAS LIBERALIF PENAFSIRAN
MUHAMMADIYAH
(ANALISIS KRITIS ATAS PEMIKIRAN JARINGAN INTELEKTUAL MUDA
MUHAMMADIYAH)
Oleh: Arif Nuh Safri
Dosen STIQ An-Nur yogyakarta
Email: arifnuhsafri@gmail.com
Abstrak
Tradisi dalam memahami agama dan keberagamaan akan terus berkembang
sesuai perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Di samping itu, kebutuhan
atas pemahaman ulang atas agama dan teks keagamaan menjadi sebuah
keniscayaan. Karena agama diharapkan mampu menjawab segala tantangan
social yang pasti akan selalu berkembang. Berdasar ata tuntutan inilah, serta
kesadaran akan peran agama sebagai salah satu asas pembentuk peradaban
manusia, maka jaringan muda Muhammadiyah atau dikenal dengan Jaringan
Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) memberikan pemahaman keagamaan
yang solutif, progresif dan agresif, serta liberalitas. Namun demikian, setiap ide
baru, pasti akan menemukan kendala dan perlawanan. Hal ini pulalah yang
dialami oleh JIMM yang mendapat kecaman dari golongan Muhammadiyah
konservatif. Melalui artikel ini, penulis mencoba untuk memperkenalkan
pemikiran progresif liberalitas tokoh muda Muhammadiyah tersebut, sekaligus

juga menganalisisnya.
Kata Kunci: progresifitas, liberatif, pluralitas, JIMM, hermeneutika.
A . Pendahuluan
tubuh NU, kemunculan JIL yang notabene
Perkembangan tradisi pemikiran Islam

adalah para cendekiawan muda NU yang

di Indonesia adalah sebuah fenomena yang

tidak sepakat dengan pemikiran para kaum

sangat menarik dan penting untuk diikuti.

tuanya banyak mendapat kecaman dari

Selain adanya perbedaaan-perbedaan

tokoh-tokoh tua dan penganut konservatif


yang mendasar, tak luput pula mampu

NU sendiri. Seperti Ulil Absor Abdalla

memunculkan banyak persamaan yang

dan Nur Chalis Madjid yang sering kali

menjadikan pemikiran mereka saling

dikafirkan.

terkait dan menguatkan. Namun demikian,

Di sisi lain, JIMM atau Jaringan

perbedaan pemikiran ini pula tak jarang

Intelektual Muda Muhammadiyah, tak


mengakibatkan adanya pergolakan dan

berbeda jauh dari apa yang dialami oleh

perseteruan yang sengit. Misalnya saja dalam

JIL. Ternyata JIMM yang notabene

Qaf, Vol. I, No. 01, September 2016

manifesto dari pemberontakan kaum muda

Muhammadiyah.

Muhammadiyah tak jarang pula mengalami

Fokus utama lahirnya JIMM,

pengkafiran hanya gara-gara melakukan


sebenarnya ingin mengkritik kelompok

terobosan baru dalam bidang pemikiran

fundamentalis-purist itu. Terlebih-lebih

Islam. Padahal, bukankah jargon yang

lagi tipologi purist berada di dalam

dibangun adalah sama, yaitu al-rujû’ ilâ al-

internal gerakan Muhammadiyah sendiri.

Qur’ân wa al-sunnah (kembali ke al-Qur’an

Diyakini oleh JIMM, pasca Muktamar

dan Sunnah). Pertanyaan mendasarnya


Muhammadiyah tahun 2005, kecenderungan

adalah, apakah benar bahwa kemunculan

gerakan Muhammadiyah mengerucut ke

JIL dan JIMM adalah untuk membantah

arah fundamentalis-purist. Kemenangan Din

al-Qur’an dan sunnah? Apakah benar,

Syamsuddin oleh banyak pihak dianggap

kalau kemunculan JIL dan JIMM adalah

sebagai salah satu tonggak paling mendasar

untuk mendekonstruksi atau juga ingin


bagi pergeseran itu, karena peristiwa itu

merekonstruksi al-Qur’an dan Sunnah? Atau

menandai dominasi kaum konservatif.1

bukankah yang dibantah, didekonstruksi dan

Lahirnya JIMM bertujuan agar

direkonstruksi oleh para pemikir-pemikir

Muhammadiyah tidak stagnan dan lambat

ini adalah pemahaman atas al-Qur’an dan

dalam merespon perkembangan zaman serta

Sunnah itu?


dinamika ilmu pengetahuan dan pemikiran.

Sebenarnya, gagasan-gagasan yang

Menurut JIMM, selama ini Muhammadiyah

dibangun oleh JIMM bukanlah hal yang

terlihat maju dan modern dalam organisasi

baru. Namun, karena mungkin gagasan-

dan pengelolaan amal usaha, namun mundur

gagasan tersebut muncul di tengah-tengah

dan terbelakang dalam bidang pemikiran

masyarakat yang bersikap konservatif,


karena terus digelayuti oleh kelompok

sehingga menerima perlawanan dan hujatan

fundamentalis-purist yang seakan-akan

yang keras dan tajam. Sebut saja, misalnya,

menutup diri dengan perubahan dan wacana

pengusungan ide hermeneutik sebagai

pemikiran baru.2

metode dalam memahami kitab al-Qur’an
pada saat ini. Atas dasar pembangunan serta
pengembangan teori-teori hermeneutika
semacam itulah rupanya JIMM ditempatkan
sebagai kelompok liberal dari dalam tubuh


46

1

Ismatillah A Nu’ad, “Imitatio Islam ala
Kaum Muda Muhammadiyah”, dalam http://
muhammadiyahstudies.blogspot.com,
diakses
tanggal 10 Oktober 2016.
2
Ismatilllah A Nu’ad, “Imitatio Islam ala
Kaum…, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

Memahami Progresifitas Liberalif Penafsiran Muhammadiyah

Qaf, Vol. I, No. 01, September 2016

B . Sejarah Berdirinya JIMM

geliat pemikiran Muhammadiyah pasca


Pada tanggal 24-26 Juli 2006 lalu, di

Muktamar ke-43 yang dimotori, antara lain,

al-Maoun Foundation, Jakarta, kaum muda

oleh M. Amien Rais, Ahmad Syafii Ma’arif,

Muhammadiyah menggelar “Refleksi 3

dan M. Amin Abdullah. Kedua, masuknya

Tahun JIMM (Jaringan Intelektual Muda

kembali pemikir-pemikir Muhammadiyah,

Muhammadiyah)”. Ini artinya JIMM kira-

seperti Moeslim Abdurrahman. Ketiga,


kira berdiri pada tanggal 24 Juli 2003.

pendirian Ma’arif Institute for Culture and

Menurut Ahmad Najib Burhani, tidak terlalu

Humanity yang awalnya dirancang untuk

jelas kapan terbentuknya JIMM. Pada

memperingati ulang tahun Ahmad Syafii

pertengahan tahun 2003 banyak berita dan

Ma’arif ke 70.

opini dalam media massa nasional memuat

Adapun dari sisi eksternal,6 JIMM

tulisan tentang JIMM atau artikel-artikel

lahir sebagai respon agresifitas generasi

yang ditulis oleh tokoh JIMM. Tiba-tiba

muda NU (Nahdlatul Ulama) yang mewarnai

pula sejumlah anak muda Muhammadiyah

pemikiran dan gerakan Islam kontemporer,

menggabungkan diri dan terlibat dalam

baik yang bersifat individual maupun yang

aktivitas intelektual bersama dalam berbagai

tergabung dalam lembaga seperti LKiS

workshop, seminar, diskusi, penelitian

(Lembaga Kajian Islam dan Sosial), JIL

ilmiah dan sejenisnya.3

(Jaringan Islam Liberal), Lakpesdam NU,

Walaupun tidak ditetapkan secara

P3M, dan Desantara. Agresifitas tersebut

pasti kapan JIMM dibentuk, tetapi ada

telah memicu kecemburuan di kalangan

beberapa peristiwa, internal dan eksternal4,

muda Muhammadiyah yang kalau dilihat

yang mengiringi kebangkitan intelektual

dari label yang disandang Muhammadiyah,

muda Muhammadiyah. Dari sisi internal,

sebagai gerakan Islam pembaru dan Islam

paling tidak terdapat tiga faktor5. Pertama,

modernis, seharusnya memiliki pemikiran

3

Moh Shofan, “Second Muhammadiyah:
Refleksi Tiga Tahun Perjalanan JIMM”, dalam
Esai-Esai Pemikiran Moh. Shofan dan Refleksi
Kritis Kaum Pluralis: Menegakkan Pluralisme:
Fundamentalisme-Konservatif
di
Tubuh
Muhammadiyah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), hal. 148.
4
Faktor Internal adalah faktor yang bersumber
dari tubuh Muhammadiyah itu sendiri. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
dan datang dari luar tubuh Muhammadiyah.
5
Artikel ditulis oleh Prof. Dr. HM. Atho’
Mudzhar, “Gerakan Islam Liberal di Indonesia”

jauh ke depan dibanding dengan aktivis
muda NU.
Bagi para aktivis JIMM sendiri,
ada tiga alasan kenapa JIMM didirikan.
Pertama, JIMM hadir untuk mengawal
dalam http://m.nusantaraonline.org. diakses tanggal
10 Oktober 2016.
6
Prof. Dr. HM. Atho’ Mudzhar. “Gerakan
Islam Liberal…, diakses tanggal 10 Oktober 2016.

Memahami Progresifitas Liberalif Penafsiran Muhammadiyah

47

Qaf, Vol. I, No. 01, September 2016

tradisi tajdîd yang belakangan cenderung

intelektual Islam. Dengan memanfaatkan

meredup. Kedua, JIMM lahir untuk mengisi

teori sosial kritis maka diharapkan warga

kesenjangan intelektual antar-generasi

Muhammadiyah tidak hanya berfungsi

di Muhammadiyah, sehingga diharapkan

sebagai mediator tetapi sebagai artikulator

dapat menjadi arena kaderisasi intelektual

bagi transformasi sosial. Sedangkan dengan

muda Muhammadiyah. Ketiga, JIMM

konsep the new social movement menjadikan

lahir sebagai respon terhadap tantangan

teologi bukan hanya semata-mata sebagai

dan tuduhan dari luar Muhammadiyah.

disiplin ilmu tetapi menjadi sebuah gerakan.

Kelahiran JIMM menimbulkan reaksi pro

Seluruh elemen masyarakat yang selama ini

dan kontra, baik dari kalangan generasi

terpinggirkan, digerakkan oleh teologi untuk

senior Muhammadiyah maupun dari luar

bersatu melakukan perubahan bersama.

warga Muhammadiyah. Beberapa sesepuh
Muhammadiyah mencurigai keberadaan

C . Progresifitas Pemikiran JIMM

JIMM sebagai kepanjangan tangan dari

Kehadiran Jaringan Intelektual

gerakan liberalisme di Indonesia, agen Barat

Muda Muhammadiyah (JIMM) pada

untuk melakukan hegemoni terhadap umat

Oktober 2003 yang mencoba mendobrak

Islam, bahkan dianggap telah melanggar

kejumudan (kemandegan) pemikiran dan

aturan organisasi Muhammadiyah

gagasan juga mendapat penentangan dari

Sejak awal kelahirannya, JIMM

kalangan konservatif di persyarikatan

memancangkan tiga pilar sebagai strategi

ini. JIMM yang tidak menjadi bagian

gerakannya yaitu hermeneutika, teori sosial

otonom dari Muhammadiyah, sebenarnya

dan new social movement. Penggunaan

mencoba membuka pintu rumah besar

hermeneutika dimaksudkan untuk mendobrak

Muhammadiyah untuk menyegarkan

pendekatan dan pemahaman struktural yang

kembali semangat pembaruan yang

dominan di kalangan Muhammadiyah.

melekat pada persyarikatan ini. Tanpa

Dengan hermeneutika maka akan terjadi

melakukan pembaruan berkesinambungan,

reproduction of new meaning. Teori-teori

sesungguhnya Muhammadiyah berada

sosial kritis, seperti kerangka teoritik

pada konservatisme dengan label lama

Antonio Gramsci untuk menolak hegemoni,

sebagai organisasi pembaru. Untuk tetap

atau teori Paulo Freire untuk pembebasan

menghidupkan ruh pembaru, menurut Moh.

kaum tertindas, digunakan sebagai peralatan

Shofan, peneliti di Yayasan Paramadina

48

Memahami Progresifitas Liberalif Penafsiran Muhammadiyah

Qaf, Vol. I, No. 01, September 2016

Jakarta, ormas Islam ini harus terbuka

Ide-ide yang diusung oleh para kader

terhadap pikiran-pikiran progresif-

JIMM ini pada hakekatnya bukanlah hal

liberalitas agar tidak menjadi organisasi

yang baru, namun demikian, ide-ide yang

Islam yang eksklusif-tekstualis. Selama

mereka cetuskan ternyata tidak lagi sebatas

ini, katanya, ada sejumlah kekhawatiran

ide dalam pikiran semata, namun telah

dari para elite Muhammadiyah terhadap

terwujud dalam beberapa karya mereka

orang-orang muda yang gandrung mengkaji

yang sangat monumental. Di antaranya

pemikiran-pemikiran progresif, seperti

adalah buku “Menegakkan Pluralisme:

Hassan Hanafi, yang dikenal dengan

Fundamentalisme-konservatif di Tubuh

proyek Islam Kiri, lalu Muhammad Abid

Muhammadiyah”. Buku ini merupakan

al-Jabiri dengan Kritik Nalar Arab, atau

kumpulan esai-esai yang ditulis oleh salah

Farid Esack dengan hermeneutika, dan

satu tokoh JIMM, yaitu Moh Shofan.

seterusnya. Muhammadiyah, menurut

Selain itu ada pula buku yang ditulis oleh

Shofan, tidak boleh cuma memelihara

Pradana Boy ZTF yang berjudul “Para

kaum konservatif yang hanya mengurusi

Pembela Islam: Pertarungan Konservatif

masalah-masalah ritual-formal organisasi

dan Progresif di Tubuh Muhammadiyah”.

namun mengabaikan persoalan-persoalan

Ada pula buku yang merupakan kumpulan

sosial tanpa paradigma keilmuan yang jelas.7

esai dari para tokoh JIMM, yang kemudian

7

Achmad Zaenal M, “Menunggu Kembalinya
Semangat Pembaruan Muhammadiyah”, dalam
http://news.id.finroll.com, diakses tanggal 19
Oktober 2016. Boy dengan tegas dan berani
menggambarkan bahwa ada pertarungan antara
kubu konservatisme dan kubu progresifisme di
Muhammadiyah. Boy meng-highlight tragedi
pemecatan saya dari Universitas Muhammadiyah
Gresik dan pemecatan M. Dawam Rahardjo sebagai
gejala konservatisme yang berbahaya bagi masa
depan Muhammadiyah. Bukti empirik lainnya yang
menggambarkan konservatisme Muhammadiyah
adalah muktamirin di Malang yang sangat kritis
terhadap isu-isu kontemporer, seperti pluralisme,
liberalisme, dan sekularisme, juga “terlempar”nya para intelektual liberal dari kepengurusan
Muhammadiyah, seperti Moeslim Abdurrahman, M.
Dawam Rahardjo, Abdul Munir Mulkhan, dan Amin
Abdullah. Dari situ kemudian muncul anggapan
bahwa terpilihnya Din Syamsuddin sebagai ketua
PP Muhammadiyah sebagai kemenangan kubu
konservatif. Lihat dalam Pradana Boy ZTF, Para
Pembela Islam: Pertarungan Konservatif dan

diberi judul “Muhammadiyah Progressif:
Manifesto Pemikiran Kaum Muda”. Selain
buku-buku ini, masih banyak lagi tulisantulisan artikel dan buku yang dibuahkan
oleh para kader JIMM yang pada akhirnya
banyak menerima kecaman dan kritikan
dari berbagai kalangan, baik dari kalangan
internal Muhammadiyah sendiri maupun
dari kalangan eksternal.
Dari segi pemikiran, secara terus
terang Pradana Boy ZTF menyatakan
bahwa gerakan progresif dalam Islam
Progresif di Tubuh Muhammadiyah (Depok:
Gramata Publising, 2009), hal. 149-150.

Memahami Progresifitas Liberalif Penafsiran Muhammadiyah

49

Qaf, Vol. I, No. 01, September 2016

banyak dipengaruhi oleh beberapa tokoh

Kaum muda Muhammadiyah ini

kontemporer seperti Hasan Hanafi, Fazlur

meyakini bahwa Islam memiliki potensi

Rahman, Muhammad Arkoun dan lain-lain.8

untuk melahirkan pluralitas kebenaran.

1. Pluralisme dan Inklusifisme

Atau istilah lainnya, al-Qur’an sendiri

Beberapa tokoh Muhammadiyah,

melahirkan double discourse, sehingga

seperti M. Dawam Rahardjo, Moeslim

sebenarnya tak ada yang dimaksud sebagai

Abdurrahman, Amien Abdullah, Abdul

kebenaran tunggal itu.11 Pluralitas penafsiran

Munir Mulkhan, dan Syafii Maarif

terhadap Islam terlahir bukan karena

belakangan getol melontarkan wacana

adanya pemikiran yang ingin mendewakan

pluralisme. Namun isu ini tidak mudah

akal untuk memahami ajaran agama,

merembet ke Muhammadiyah, sebab

tetapi karena potensi dasar Islam sendiri

pluralisme merupakan isu sensitif di

yang memang sangat rasional. Dengan

kalangan konservatif Muhammadiyah.9

mengutip Ashgar Ali-Engineer, seorang

Para tokoh muda Muhammadiyah

pemikir muslim liberal dari India itu, kaum

melihat umat Islam telah terdoktrin dengan

muda Muhammadiyah meyakini bahwa

kebenaran tunggal. Doktrin yang banyak

penafsiran yang beragam terhadap Islam

tertanam dalam benak pikiran dan perilaku

adalah sesuatu yang inheren, itu bisa terjadi

umat beragama adalah bahwa kebenaran

karena teks-teks al-Qur’an sangat kaya serta

agama bersifat tunggal, pasti, dan tuntas.

bisa didekati dengan berbagai cara. Selain

Mereka menganggap, bahwa agama

itu, penggunaan bahasa-bahasa metafora

adalah wilayah yang harus disucikan dari

dan alegori dalam al-Qur’an menunjukan

kreatifitas dan kritik manusia. Sebab,

bahwa semuanya ingin membawa makna

agama adalah wilayah milik Tuhan yang

sosial dan kultural yang amat kaya, sehingga

terjamin kebenarannya. Orang yang berani

pemaknaannya pun bisa berubah sesuai

mengkritik agama justru dianggap orang

dengan latar belakang sosio-kultural. Faktor

10

yang gila, aneh, jauh dari kebenaran.
8

Pradana Boy ZTF, Para Pembela Islam…,
hal. 100.
9
Achmad Zaenal M, “Menunggu Kembalinya
Semangat Pembaruan Muhammadiyah”, dalam
http://news.id.finroll.com, diakses tanggal 19
Oktober 2016.
10
Ahmad Fuad Fanani, “Evolusi Pemahaman
Keagamaan”, Dalam http://www.tokohindonesia.
com, diakses tanggal 20 Oktober 2016.

50

sosial dan kultural seringkali memainkan
peran penting untuk memahami teks-teks
al-Qur’an.12
11

Abd Rohim Ghazali, dkk, Muhammadiyah
Progressif: Manifesto Pemikiran Kaum Muda
(Jakarta: JIMM dan LESFI: 2007), hal. xvii.
12Abd Rohim Ghazali, dkk. Muhammadiyah
Progressif…, hal. X.

Memahami Progresifitas Liberalif Penafsiran Muhammadiyah

Qaf, Vol. I, No. 01, September 2016

Dengan mengutip pendapat Amin

tidak bermakna bahwa semua agama hendak

Abdullah, Pradana Boy ZTF menegaskan

disatukan dalam sebuah agama tunggal.15

bahwa kesadaran dan perhatian al-Qur’an

Menurut Fuad Fanani sendiri menyatakan

atas pluralisme agama juga diwujudkan

bahwa pluralisme merupakan faktor

dalam ketiadaaan wajibnya dalam al-Qur’an

pendorong dalam menjalakan kerjasama dan

kepada manusia untuk memeluk agama

keterbukaan, sebagaimana telah dinyatakan

atau tidak seperti dalam surat al-Baqarah

dalam surat al-H{ujurât [49]: 13-14,

[2]: 256,13

]C°% ÀiՉum WۉÜW‰" iV ©ÛÏ°G r¯Û RPWmÙ¯ Y
 ¥E³[ÖÙ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); Sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat...” (Q.S. al-Baqarah [2]:
256)
Sukidi, salah seorang tokoh JIMM
bahkan menyatakan keyakinannya bahwa
agama secara esoteris memiliki kesamaan.
Lebih lanjut ia meyakini pentingnya

³V?5Ê XT m[Vl C°K% Å›RSÄÈʼn ×1Å›R

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

E RB E DA AN P E RI L AKU S E KS UA L RE M AJA YA NG M E NGI KUT I DA N T I DA K M E NGI KUT I P USAT I NF ORM ASI DA N KO S E L I NG RE M AJA ( P I K R ) P AD A RE M AJA S M U DI KAB UP AT E N JE M B E R

0 21 18

JAR AK AT AP P UL P A T E RHAD AP T E P I I N S I S AL GI GI I NSI S I VU S S E NT RA L P E RM AN E N RA HAN G AT AS P AD A S UB RA S DE UT ROM E L AY U ( T in j au an L ab or at o r is d an Radi ol ogis )

0 35 16

Pemikiran politik Mu'ammar Qadhafi

0 32 130

Pemikiran Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj tentang nasionalisme melayu

1 44 83

Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif Pemikiran Hizbut Tahrir

1 27 147

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

0 25 90

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

2 37 89