ANALISIS BENTUK DAN TERJEMAHAN FRASA NOM
ANALISIS BENTUK DAN TERJEMAHAN FRASA
NOMINADALAM BUKU
HALUSINASI KARYA ZURIYATI TERHADAP BUKU
AL-KABUUS KARYA NAJIB KAILANI
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat untuk menempuh Ujian Akhir Semester
Seminar Linguistik I
Disusun Oleh
Gingin Ginanjar
180910080037
JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk hidup yang sempurna yang telah dikaruniai
oleh Allah SWT akal, pikiran dan perasaan. Manusia juga merupakan makhluk
sosial yang berbudaya dan salah satu dari unsur kebudayaan itu adalah bahasa.
Bahasa merupakan satu-satunya alat komunikasi atau alat interaksi yang
dimiliki manusia. Didalam kehidupannya bermasyarakat, sebenarnya manusia
dapat juga menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa. Namun, nampaknya
bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna,
dibandingkan dengan alat komunikasi lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:2).
Bahasa bersifat sistemis. Sistemis artinya bahwa sistem bahasa itu bukan
merupakan sistem tunggal, melainkan terdiri dari sebuah subsistem, yakni
subsistem fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon (Kridalakasana,
1982:4).
Bahasa dalam bentuk stuktur sintaksis dan morfologis pada satu sisi dan
struktur bunyi pada sisi yang lain hanyalah merupakan sarana untk menyampaikan
segala asfek kemaknaan yang hendak disampaikan oleh penuturnya. Ilmu tentang
bahasa, secara populer orang sering menyebutkan dengan ilmu linguistik yaitu
ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
Linguistik (ilmu bahasa) memiliki dua tataran yaitu tataran fonologi dan
tataran gramatikal atau tata bahasa. Dalam tata bahasa terdapat subbahasan
morfologi dan sintaksis.
Menurut Marinet(1987:17) mengatakan bahwa linguistik adalah ilmu
tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
Sintaksis menurut Chaer (1994: 206) adalah membicarakan kata dalam
hubungannya dengan kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu ujaran. Hal ini
sesuai dengan asal usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”.
Jadi, secara etimologi sintaksis adalah menempatkan kata-kata menjadi kelompok
kata atau kalimat. Dalam pembahasan sintaksis sering membicarakan tentang
satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Frase menurut Chaer (1994: 222) adalah sebagai satuan sintaksis yang
berada satu tingkat di bawah satuan kaluasa, atau satu tingkat berada di atas
satuan kata.
Menurut Ramlan dalam Asrori (2004: 32), frase adalah satuan gramatika yang
terdiri dari dua kata atau lebih dan tidak melebihi batas fungsi.
Menurut Hassanain (1984:164-165) dalam Asrori (2004: 33), istilah frase
dalam bahasa Arab الترآيبal-tarkību/, adalah:
التركيب يقصد به مجموعة من العناصر ترتبط ببعضها و تصله لن تشغل و ظيفة واحدة في
فيستبدل بمجموع عناصرها اسما او فعل، أي أنها تساوي تحويا كلمة مفردة،الجملة
/al-tarkību yuqsadu bihi majmū‘atun min al-‘anāsiri turattabatu biba‘dihā
wa taslihu lianna tasygila wazīfati wāhidatin fī al-jumlati, ayyi annahā tusāwī
nahwiyyan kalimatan mufradatan, fayastabaddilu bi majmū‘in ‘anāsirihā isman
aw fi‘lan/
Membicarakan frase, maka kita juga membicarakan kategori. Kategor
ialah golongan satuan bahasa yang anggota-anggotanya mampunyai perilaku
sintaksis dan mempunyai sifat hubungan yang sama.
Berdasarkan kategorinya, frase dapat dibedakan menjadi:
1.Frase Verbal
2.Frase Nominal
3.Frase Adjektiva
4.Frase Adverbia
5.Frase Numerella
6.Frase Preposisi
Bahasa itu bervariasi, artinya bahasa di dunia ini sangat banyak ragamnya,
setiap Negara memiliki bahasa masing-masing, bahkan di setiap daerah didalam
Negarapun memiliki bahasa yang berbeda, misalnya masyarakat di Arab
menggunakan bahasa yang berbeda dengan masyarakat yang ada di Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya dan meluasnya ilmu pengetahuan ke
berbagai penjuru dunia maka semakin banyak buku yang diterjemahkan dari
bahasa asli ke bahasa sasaran sebagai salah satu cara peluasan ilmu pengetahuan.
Pada definisi di atas dapat kita pahami, penerjemahan merupakan usaha
untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran. Agar semua informasi atau pesan yang terkandung dalam bahasa sumber
tepat tersampaikan dalam bahasa sasaran, dibutuhkan padanan alami yang tepat,
yaitu tepat dalam hal makna dan tepat dalam gaya bahasanya.
Pemilihan padanan yang tepat ini menjadi suatu hal yang penting dalam
penerjemahan karena pemilihan padanan tersebut akan mempengaruhi kualitas
terjemahan. Dengan padanan yang tepat, masyarakat pembaca terjemahan akan
lebih mudah mengerti maksud yang ingin disampaikan dalam sebuah teks
terjemahan, lain halnya dengan terjemahan yang pemilihan padanannya langsung
mengambil dari kamus tanpa melihat latar budaya dan situasi kata tersebut hidup
dan berkembang. Dalam hal ini, Zenner dalam Hanafi (1986:32) menyatakan
bahwa padanan merupakan kriteria mendasar bagi suatu terjemahan.
Penerjemahan frase bahasa Arab kedalam bahasa indonesia memiliki
padanan yang menjadikan masalah bagi penuli, seperti dalam contoh :
حلمم ماء هذا/hāżā mā`un mumallihun/ ‘Ini air garam’
لى ذلك الحذاء/zālika al-hizāu lī/ ‘Sepatu itu milik saya’
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang penerjemahan “Frase Nomina dalam Bahasa
Arab ke dalam Bahasa Indonesaia dalam Novel Al Kabuus karya Najib
Kailani( analisis ekuivalensi dan akurasi)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah, masalah-masalah
yang dapat dirumuskan diantaranya sebagai berikut :
1. Apa saja bentuk frase nomina bahasa Arab dalam novel Al kabuus?
2. Bagaimana proses penerjemahan Prase Nomina dalam Bahasa Arab ke
dalam Bahasa Indonesaia?
3. Bagaimana keakuratan yang dilakukan Penerjemah dalam Menerjemahkan
Prase Nomina Bahasa Arab?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. mengetahui bentuk prase nomina dala novel Al kabuus.
2. Mengetahui proses penerjemahan Prase Nomina dalam Bahasa Arab ke
dalam Bahasa Indonesaia.
3. Mengetahui padanan kata yang tepat dalam menerjemahkan prase
nomina bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis berharap agar penelitian ini berguna baik secara teoritis
maupun secara praktis.
a. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini
1. Dapat menjadi sebuah sumbangan pemikiran untuk mengembangkan
keilmuan di bidang linguistik mengenai proses penerjemahan dari
bahasa Arab ke bahasa Indonesia bagi masyarakat linguistik Arab di
Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran khususnya dan masyarakat
linguistik Arab modern pada umumnya.
2. Dapat menjadi sebuah stimulan bagi para peneliti yang akan
mengabdikan ilmunya di bidang linguistik khususnya linguistik Arab.
b. Secara praktis, semoga penelitian ini dapat:
1. Membantu mengidentifikasikan bentuk-bentuk prase nomina dalam
bahasa Arab.
2. Membantu menentukan padanan kata yang lebih tepat.
1.5 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teori yang
berkaitan dengan masalah yang akan penulis teliti.untuk mengkaji masalah
bentuk frase nomina penulis menggunakan teori Chaer (2003:222), Ramlan
(2004: 32), Asrori (2004:33).
Dalam mengkaji masalah penerjemahan penulis menggunakan teori
moentaha(2006: 37) dan untuk teori ekuvalensi atau menentukan padanan
kata yang tepat penulis menggunakan teori moentaha(2006: 45).
1.6 Metode Penelitian
Metode dalam ilmu pengetahuan adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan
(Djajasudarma, 2006:65). Metode penelitian adalah alat, prosedur, dan teknik
yang di pilih dalam melaksanakan penelitian bahasa. Penelitian bahasa bertujuan
mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena
kebahasaan (Djajasudarma, 2006:4).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Deskriptif
yaitu memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci (KBBI, 1997: 228).
Metode kajian yang digunakan adalah metode padan intralingual. Padan di
sini diartikan sebagai menghubung-bandingkan; sedangkan intralingual mengacu
pada makna yang berada dalam bahasa, seperti hal-hal yang menyangkut makna,
informasi, konteks, tuturan dan lain-lain (Mahsun, 2005:112). Jadi, metode padan
intralingual, adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsurunsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam
beberapa bahasa yang berbeda.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Inventarisasi, yaitu mengumpulkan data-data yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti dengan membandingkan buku teks dalam
bahasa sumber dengan teks terjemahan dalam bahasa sasaran.
2. Klasifikasi, yaitu mengklasifikasikan data berdasarkan terjemahan tekstual
dan kontekstual.
3. Analisis, yaitu menganalisis data yang telah diklasifikasi untuk mendapat
gambaran yang jelas dalam memahami permaslahan yang sedang diteliti.
4. Simpulan, yaitu menarik simpulan dari hasil analisis data.
5. Penyusunan, yaitu menyusun hasil analisis ke dalam karya ilmiah secara
sistematis.
1.7 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek di mana data dapat
diperoleh (Arikunto, 1997:107). Penelitian ini merupakan studi literatur
(kepustakaan). Artinya, data yang diperoleh sebagai bahan acuan dalam penelitian
ini adalah data yang berbentuk tulisan.
Yang menjadi sumber data dalam penulisan skripsi ini adalah data yang
diambil dari novel Al-Kabuus karya najib kailani, Adapun alasan sumber data
diambil dari novel “Al Kabuus” adalah frekuensi kemunculan data yang di
dalamnya terdapat satuan masdar sangat banyak dan perilaku sintaksisnya
beragam, kecintaan penulis terhadap karya-karya Najib Kailani, banyak pelajaran
hidup yang terkandung dalam isi novel tersebut dan buku tersebut sangat relevan
dengan kondisi masa kini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Linguistik dan Penerjemahan
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua
‘bahasa’ (Verhaar, 2004:3). Kita bisa mengetahui dari pernyataan di atas bahwa
objek linguistik adalah bahasa. Adapun menurut Kridalaksana dalam Chaer
(2004:32), “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri”.
2.2 Terjemahan Sebagai Ilmu Linguistik
Salihen dalam bukunya bahasa dan Terjemahaan mengatakan bahwa:
terjemahaan merupakan sumber data-data yang sangat menarik bagi ilmu
linguistik, terutama sekali limguistik perbandingan (contrastive linguistics).
G.Nickel
pakar
linguistik
perbandingan
mengatakan
bahawa:
linguistik
perbandingan bertujuan diantaranya, untuk memudahkan penguasaan bahasa
asing. Namun, bersamaan dengan itu, kita melihat adanya kesamaan tentang
kepentingan perbandingan bahasa dengan tujuan linguistik terjemahaan.
Dalam literatur linguistik, teori terjemahan sering juga disebut ilmu
terjemahan(science of translation, ubersetzungswissenchaft). Namun kata ilmu
disini berarti teori, teknik dan bukan ilmu pengetahuan yang tidak berdiri sendiri,
mengingat linguistik terjemahan adalah bagian dari ilmu linguistic atau lebih
tepatnya cabang dari linguistik aplikasi.
2.3 Arti Penerjemahan
Para ahli linguistik yang menggeluti bidang penerjemahan masing-masing
memiliki pandangan tersendiri tentang definisi terjemahan ini. Newmark dalam
dalam Nugraha (2004:30) menyatakan definisi penerjemahan sebagai berikut:
Translation is an exercise which consist in the attempt to replace a written
message in another language.
(Terjemahan adalah suatu pelatihan yang di dalamnya terdapat usaha untuk
menggantikan suatu pesan tertulis dalam satu bahasa oleh pesan yang sama
dalam bahasa lain).
Senada dengan Newmark, Catford dalam suryawinata (2003:11)
menyatakan sebagai berikut: (Translation is) the replacement of textual material
in one language by equivalent textual material in another language
(penerjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa dengan
materi tekstual yang padan dalam bahasa lain. Ahli linguistik terjemahan yang
lain, yaitu Juliane House dalam Hanafi (1986: 26) menyatakan definisi
penerjemahan sebagai berikut: Translation is the replacement of a text in the
source language by semantically equivalent text in the target language
(terjemahan merupakan penggantian kembali naskah berbahasa sumber dengan
yang berbahasa sasaran yang secara semantik dan pragmatik sepadan.
2.4 jenis- jenis terjemahan
2.4.1 terjemahan menurut ragam bahasa
Terjemahan melahirkan bagian-bagian yang khusus yang masing-masing
memiliki spesifikasi ragam bahasa yang satu dengan yang lain, tetapi setiap
peraturan terjemahan ragam bahasa yang satu dengan yang lain memiliki
peraturan dan cirri-ciri yang sama secara umum.jenisa terjemahan menurut ragam
bahasa terdiri dari beberapa ragam: sastra, jurnalistik, surat kabar, ilmiyah dan
2.4.2 ekuivalensi
Ekuivalensi adalah padanan- padanan regular yang bermakna sama, seperti
yang dicatat oleh beberapa pakar teori tarjamahan, diantaranya dari Kanada (49:
52), Inggris (5: 27-31), Rusia (44: 11), biasanya tidak tergantung pada konteks.
Yang termasuk kedalam kelompok ekuivalensi ialah beberapa istilah, yaitu istilah
yang mempunyai satu makna baik dalam bahasa yang satu, maupun yang lain.
Misalnya, dalam bahasa Prancis: “Societte des Nations”, dalam bahasa Inggris
“League of Nation”, dalam bahasa Indonesia: “Liga Bangsa-Bangsa”- adalah
ekuivalensi-ekuivalensi, karena di antara mereka terdapat padanan-padanan yang
ditugaskan sebelumnya, yang ditentukan oleh kamus dan bukannya oleh konteks.
Demikian juga dengan istilah bahasa Jerman: “Luftabwehr” yang ekuivalensinya
dalam bahasa Indonesia ialah “pertahanan anti serangan udara”.
Kalau hal ini kita terjemahkan ke dalam bahasa linguistik kontemporer,
yang lebih menyukai formula matematis, maka boleh berbicara tentang
ekuivalensi hanya dalam hal, kalau diantara satuan-satuan bahasa berbagai bahasa
ada hubungan timbale balik kesamaan makna (1:1), yakni kalau a=b, maka b=a
(31: 73).
Tapi kesamaan makna satuan-satuan bahasa, terutama sekali yang
menyangkut satuan-satuan leksikal, lebih tepatlah kalau dikatakan merupakan
suatu perkecualian, ketimbang suatu peraturan. Karena itu, dipertimbangkan
kelompok padanan kedua, yakni kalau satuan-satuan beraneka makna dari satu
bahasa berpadanan dengan bermacam-macam satuan (berbentuk deret sinonim)
dalam bahasa lain.
2.6 Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan adalah suatu model yang dimaksudkan untuk
menerangkan proses pikir (internal) yang dilakukan manusia saat melakukan
penerjemahan (Suryawinata, 2003:16).
Dalam hal ini Nida dan Taber dalam Suryawinata (2003:19) membagi
proses penerjemahan ke dalam empat tahap, yaitu:
1.
Tahap analisis dan pemahaman. Dalam tahap ini struktur lahir (atau kalimat
yang ada dianalisis menurut hubungan gramatikal, menurut makna kata atau
kombinasi kata, makna tekstual, atau bahkan makna kontekstual. Ini
2.
merupakan proses transformasi balik.
Tahap transfer. Dalam tahap ini materi yang sudah dianalisis dan dipahami
maknanya tadi diolah penerjemah dan dipindah dari Basu ke dalam Basa.
Dalam tahap ini belum dihasilkan rangkaian kata; semuanya hanya terjadi di
3.
dalam batin penerjemah.
Tahap restrukturisasi. Dalam tahap ini penerjemah berusaha mencari padanan
kata, ungkapan, dan struktur kalimat yang tepat dalam Basa sehingga isi,
makna, dan pesan yang ada dalam teks Basu tadi bisa disampaikan
4.
sepenuhnya dalam Basa.
Tahap evaluasi dan revisi. Setelah didapat hasil terjemahan Basa, hasil itu
dievaluasi dan dicocokkan kembali dengan teks aslinya. Kalau dirasa kurang
padan maka dilkukan revisi.
2.7 Unit Terjemahan
Unit terjemahan menurut Nugraha (2004:105-124) digolongkan sebagai
berikut:
1.
Kata
Banyak kata yang memiliki lebih dari satu makna atau banyak makna yang
dikandung oleh satu kata. Berdasarkan potensi makna yang dimiliki oleh suatu
kata dapat dibagi menjadi:
a. Satu dengan satu (one-to-one correspondence)
أ مححممرر
ɂaḥmarun
: Merah
مشحعرر
Šaҁrun
: Rambut
مجددي حرد
Jadïdun
: Baru
جن نمةة
ال ح م
ɂal-jannatu
: Surga
أ من حرف
ɂanfun
: Hidung
b. Satu dengan banyak (one-to-many correspondence)
عرة
مسا ح م
Säҁatun
: Jam, saat, kiamat
ب
دكمتا ر
Kitäbun
: Buku, Kitab Suci, buku catatan
درمسال مرة
Risälatun
: Surat, misi, ajaran
ب
مضمر م
ḍaraba
: Memukul, membuat, mendirikan, pergi, berusaha
ال ن مصحدةر
ɂaṣ-ṣadru
: dada, permulaan
c. Banyak dengan satu (many-to-one correspondence)
Menjelaskan
: ضمح
مو ن م
waḍḍaḥa
بمي نممن
bayyana
عي نممن
م
ҁayyana
Belajar
: تممعل ن ممم
taҁallama
مدمرمس
darasa
Utusan
: مرةسحورل
rasülun
ب
ممن حةدحو ر
mandübun
ث
ممبحةعحو ر
mabҁüθun
Pemuda
: مف ن متى
fattä
ب
مشا ر
šäbun
d. Tak berlawan (one-to-nill/nothing correspondence) yang dapat dibagi lagi
menjadi beberapa jenis sebagai berikut: kutipan (quotation), unsur
2.
serapan (loan-word), batasan, (definition), dan catatan kaki (footnote).
Frase ()تركيب
John E. Warriner dkk. dalam Hanafi (1986:49) menyatakan bahwa frasa
adalah sekelompok kata yang digunakan sebagai bagian dari ungkapan dan tidak
berkata kerja atau bersubjek. Jenis-jenis frase menurut Nugraha (2004: 111-118),
yaitu:
a. Frase Nominal
Frase nominal adalah frasa yang penguasaannya berupa nomina. Macammacam makna frasa nominal:
1. Bermakna posesif/milik ()إضافية لمية
مجادممعتةمنا
: kampus kita
jämiҁatunä
2. Bermakna lokatif ()إضافية ظرفية مكانية
ب
ةجن ةحوةد ال حمغحر د
: tentara barat
Junüdu ‘l-ġarbi
3. Bermakna temporal ()إضافية ظرفية زمنية
دقمياةم الل ن مي حدل
: bangun malam
Qiyämu ‘l-layli
4. Bermakna substantif ()إضافية بعضية
مخاتمةم مذمهبب
: cincin emas
Xätamu ðahabin
5. Bermakna penyerupaan ()إضافية تشبيهية
ل ةحؤل ةةؤ ال ن مدحمدع
: mutiara (bagai) air mata
luɂluɂu ‘d-damҁi
6. Bermakna objektif
ب ال حةقحرآن
مكادت ة
: penulis Al-Qur’an
Kätibu ‘l-quräni
7. Bermakna agentif
دإن حدتمصاةر ال حةمحسلددمي حمن
: kemenangan kaum muslimin
ɂintiṣäru‘l-muslimïna
8. Bermakna reseptif
ةحةقحوةل ال حممحودز
: kebun-kebun pisang
ḥuqülu ‘l-mawzi
9. Bermakna identif
مدمواةء ال حقة ن موة
: obat kuat
dawäɂu ‘l-quwwati
10. Bermakna benefaktif
جادج
ح نم
ممددي حن مةة ال ح ة
: kota jema’ah haji
Madïnatu ‘l-ḥujjäji
11. Bermakna jenis kualitatif
ال نمرةجةل ال حك مدري حةم
: pria mulia
ɂar-rajulu ‘l-karïmu
12. Kontruksi nominal final
مطدري حمقةة التن محعلدحيم
: metode mengajar
ṭarïqatu ‘t-taҁlïmi
13. Kontruksi nominal diektif
ذذلدمك ال حدكمتاب
: buku itu
ðälika ‘l-kitäbu
14. Kontruksi nominal kuantitatif
ك ةل نةةهحم
: setiap mereka
kulluhum
15. Kontruksi nominal dimana penguasaannya sebagai pemilik dan
pembatasnya sebagai pemilik
ب
أحهةل ال حدكمتا د
: pemilik kitab
ɂahlu ‘l-kitäbi
b. Frase Adjektival
Frase Adjektival adalah frasa yang penguasaannya berupa ajektiv.
كلدم
ك مدثي حةر ال ح م
: banyak bicara
Kaθïru ‘l-kalämi
ك مدبي حةر الدنسدنن
Kabïru ‘s-sinni
: usia lanjut
مقدوةي ال حدجحسدم
: kuat tubuhnya
Qawiyu ‘l-jismi
c. Frase Preposisional
Frase Preposisional adalah frase yang penguasaannya fresposisi/kata
depan.
دبل حمقل مدم
: dengan pena
bilqalami
دإملى اللده
: kepada Allah
ɂila ‘llähi
دفى ال حبمي ح د
ت
: di rumah
Fi ‘l-bayti
d. Frase Numeralia
مسبحةع مسمنادببل
: tujuh tangkai
Sabҁu sanäbilin
عمشمر ك محوك مببا
أمحمد م
ɂaḥada ҁašara
kawkaban
: sebelas bintang
دمائمةة محبن مبة
: seratus biji
miɂatu ḥabbatin
e. Frase Pronominal
أن حتةحم مجدمي حبعا
: kamu semua
ɂantum jamïҁan
ةهمو ن محفمسةه
: dia sendiri
Huwa nafsahu
3.
Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar yang
biasanya berupa klausa, partikel penghubung (bila ada) dan intonasi final.
Nugraha (2004:119). Contoh:
4.
.ب دبال حمقادهمردة
أ ممنا مطدبي ح ة
ɂanä ṭabïbun bi ‘l-qähirati
-
.ب دإملى ال حةمحستمحشمفى دفي ال ن مصمبادح
أ محذمه ة
aðhabu ɂila ‘l-mustašfä fi ‘ṣ-ṣabähiɂ
-
Idiom
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (berupa frasa atau kalimat) yang
maknanya tidak bisa diramalkan dari makna leksikal setiap unsurnya atau makna
gramatikal satuan-satuan tersebut (Nur, 2010:56). Contoh:
مخدفي حةف ال حةقل ةدب
Xafïfu ‘l-qulubi
: cerdas
ابحةن ال نمسدبي حدل
ɂibnu ‘s-sabïli
: musafir
عحن
ب م
مردغ م
Raġiba ҁan
: benci
ب دفى
مردغ م
: senang
Raġiba fï
5.
Istilah
Istilah adalah kata yang secara cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Contoh:
تحسجيل
tasjïlun
: registrasi
ت دمي حمدادني نمرة
ددمرامسا ر
Diräsätun mïdäniyyatun
: Kuliah Kerja Nyata (KKN)
6.
Peribahasa
Setiap bahasa memiliki peribahasa yang khas dan unik yang terkadang
sulit dicarikan padanannya dalam bahasa lain. Peribahasa sebagaimana idiom dan
istilah harus dipahami. Contoh:
ال حموحقت مكال نمسي حدف إمذا لم تمحقمطحعةه مقطمعمك
al-waqtu ka ‘s-sayfi ɂiðä lam taqṭaҁhu qaṭaҁakaɂ
آمخمر موي ةمؤدنخةر مرةجبلا ي ةمقدندةم ةهمو
äxara wa yuɂaxxiru rajulan yuqaddimu huwa
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
-
Analisis terhadap bentuk frasa dalam bahasa Arab dan penerjemahannya
kedalam bahasa indonesia menjadi masalah yang menarik untuk dikaji. Pada bab
ini penulis akan menguraikan analisis dari dua pertanyaan yang penulis ajukan
dalam rumusan masalah melalui penggambaran secara sistematis. Dari analisis ini
penulis akan menarik kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini.
3.1 Analisis Bentuk Frasa Nomina Bahasa Arab dalam cerpen “Al-Kabuus”
karya Najib Kailani
Frasa nomina dalam bahasa Arab setingkat dengan frasa ghayr fi’li. Yaitu
frasa yang distribusinya sama dengan kata non-verba (kalimah ghayr fi’liya) baik
berupa kata nominal(ism), kata ajektiva (shifah), atau kata adverbia(zarf). Berikut
adalah data-data bentuk frasa nomina bahasa Arab:
3.1.1 Frasa Na’ty
Frasa Na’ty ialah frasa yang dibentuk oleh nomina sebagai unsur pusat dan
diikuti ajektif sebagai na’at atau atribut, perhatikan data dibawah ini :
(5:الطفال الصغر )الكابوس
Anak Kecil
Pada data diatas kata الطفالyang berbentuk nomina yang menjadi pusat
diikuti oleh kata الصغرyang berbentuk adjektiva sebagai atributnya.
Kata الطفال+ kata الصغرapabila diterjemahkan secara leksikal dan sesuai
dengan kaidah frase na’ty akan memiliki makna “yang” sehingga frase tersebut
akan bermakna “anak yang kecil”. Namun pada penerjemahannya penerjemah
menghilangkan unsur kata ‘yang’. Sehingga frase الطفال الصغرhanya bermakna
“anak kecil”.
(6 :الرجل الغريب )الكابوس
Laki-laki Asing
Pada data diatas kata الرجلyang berbentuk nomina yang menjadi pusat
diikuti oleh kata الغريبyang berbentuk adjektiva sebagai atributnya.
Kata الرجل+ kata الغريبapabila diterjemahkan secara leksikal dan sesuai
dengan kaidah frase na’ty akan memiliki makna “yang” sehingga frase tersebut
akan bermakna “laki-laki yang asing”. Namun pada penerjemahannya penerjemah
menghilangkan unsur kata ‘yang’. Sehingga frase الرجل الغريبhanya bermakna
“laki-laki asing”.
Berdasarkan kedua contoh di atas maka kita akan mendapatkan bahwa:
Frase Na’ty
N (UP) + N (Atr)
Makna Leksikal
N (UP) + ”yang” + N (Atr)
Penerjemahan
N (UP) + N (Atr)
3.1.2 Frasa Athfy
Frasa athfy adalah frasa yang dibentuk oleh nomina diikuti nomina, atau
verba diikuti verba, atau adjektiva diikuti adjektiva dan dihubungkan oleh huruf
athaf, perhatikan data dibawah ini :
(5:الحماس والعجاب )الكابوس
Semangat dan Kekaguman
Pada data diatas kata الحماسyang berbentuk nomina dan kata العجاب
yang berbentuk nomina yanng dirangkai oleh huruf athaf ( )و.
(7 :الخوف والظمأ )الكابوس
Ketakutan dan kehausan
Pada data diatas kata الخوفyang berbentuk nomina dan kata العجابyang
berbentuk nomina yanng dirangkai oleh huruf athaf ( )و.
3.1.3 Frasa Badaly
Frasa badaly juga terdiri atas nomina diikuti dengan nomina. Ada beberapa
hal yang membedakan frasa badaly dari frasa na’ty dan athfy.secara semantik
unsur N1 sama dengan unsur N2. Karenanya keduanya dapat saling
menggantikan. Dan kedua N tidak dapat dirangkai dengan huruf athaf.
(6 :المكان المنصة )الكابوس
Tempat Panggung
Pada data diatas kata المكانyang berbentuk nomina memiliki kesamaan
unsur yang sama dengan kata المنصة.
3.1.3 Frasa Sibhul jumlah
Frasa sibhuljumlah ialah frasa yang berunsurkan preposisi sebagai
penanda dan diikuti nomina sebagai petanda, perhatikan data dibawah ini:
(5:حتى الطفال )الكابوس
Hingga Anak-anak
Pada data diatas, kata
حتىsebagai presosisi yang diikuti kata الطفال
nomina sebagai petanda.
(6:الى بعيد )الكبوس
ke yang jauh
Pada data diatas, kata الىsebagai presosisi yang diikuti kata بعيدnomina
sebagai petanda.
3.1.4 Frasa Idhofi
Frasa idhofi ialah frasa yang dibentuk oleh nomina diikuti nomina, tetapi
nomina yang pertama tidak perlu diberi partikel الdan nomina yang kedua bisa
diberi partikel tersebut dan nomina yang kedua selalu berI’rob majrur, perhatikan
data dibawah ini :
(5:غاية الغرابة )الكابوس
Sangat Aneh
Pada data diatas kata غايةsebagai nomina yang pertama tidak dikasih
partikel الdan kata الغرابةsebagai nomina yang kedua berI’rob majrur.
(7:حياة العشرات )الكابوس
kehidupan puluhan orang
Pada data diatas kata حياةsebagai nomina yang pertama tidak dikasih
partikel الdan kata العشراتsebagai nomina yang kedua berI’rob majrur.
3.1.5 Frasa Adady
Frasa adady adalah frasa yang berunsurkan bilangan yang diikuti oleh
nomina, perhatikan data dibawah ini:
فئه الثالثة
Dari yang Ketiga
Pada data diatas kata الثالثةyang merupakan kata bilangan dan diikuti kata
فئهsebagai nomina.
منذ عامين
Satu masyarakat
Pada data diatas kata منذyang merupakan kata bilangan dan diikuti kata
عامينsebagai nomina.
3.1.6 Frase Nida’i
Frase nidai adalah frasa yang berunsurkan kata seru ( sapaan) dan diikutin
nomina sebagai unsur pusat, perhatikan data dibawah ini :
ياالهول
hai peneror
Pada data diatas kata ياsebagai kata seru dan diikuti kata الهولsebagai
nomina yang menjadi unsur pusat.
أيها النسان
Hai para manusia
Pada data diatas kata أيهاsebagai kata seru dan diikuti kata النسانsebagai
nomina yang menjadi unsur pusat.
3.1.7 Frasa Isyari
Frasa Isyari adalah frasa yang berunsurkan nomina sebagai unsur pusat
dan didahului penunjuk sebagai atribut, perhatikan data dibawah ini :
(5:هذا المكان )الكابوس
Tempat Ini
Pada data diatas kata المكانnomina sebagai unsur pusatnya di dahului kata
هذاsebagai penunjuk.
(6:هناك الينابيع )الكبوس
itu sumber mataair
Pada data diatas kata الينابيعnomina sebagai unsur pusatnya di dahului kata
هناكsebagai penunjuk.
3.1.8 Frase Tamyizy
Frasa tamyizy yaitu frasa yang berunsurkan mumayyaz dan
tamyiz.perhatikan data dibawah ini:
الهتافان الداويه
tangisan yang melayukan
Pada data diatas kata الهتافانsebagai tamyiz yaitu nomina sebagai unsur
pusat dan kata الداويهadjektiva sebagai mumayaz.
الحشد الحاشد
keramaian yang penuh sesak
Pada data diatas kata الحشدsebagai tamyiz yaitu nomina sebagai unsur
pusat dan kata الحاشدadjektiva sebagai mumayaz.
3.1.9 Frase Naskhy
Frasa naskhy ialah frasa yang berunsurkan nomina sebagai unsur pusat dan
didahului oleh penanda naskhy, perhatikan data dibawah ini:
فإن أقلم
Sesungguhnya pulpen
Data diatas kata أقلمnomina sebagai unsur pusat dan didahului oleh kata
فإنsebagai penanda naskhy.
عن مسير
untuk karir
Data diatas kata مسيرnomina sebagai unsur pusat dan didahului oleh kata
عنsebagai penanda naskhy.
3.1.10 Frase bayani
Frasa bayani adalah frasa yang berunsurkan dua nomina yang dipisahkan
oleh partikel من, perhatikan data dibawah ini:
حوله من كل جانب
Dari Tahunnya di tiap sisi
Pada data diatas kata حولهsebagai nomina kesatu dipisahkan منoleh dari
kata كل جانبsebagai nomina kedua.
طرف من أطرف
inovatif
Pada data diatas kata طرفsebagai nomina kesatu dipisahkan oleh منdari
kata أطرفsebagai nomina kedua.
3.2 Analisis Terjemahan frasa nomina dalam Buku Halusinasi Karya
Zurriyati
Analisis terjemahan frasa nomina ini dilakukan dengan tujuan yang ingin
dicapai, yaitu mendeskripsikan terjemahan frasa nomina dalam terjemahan
halusinasi karya Zuriyati terhadap buku al kabuus karya Muhammad Najib
Kailani.
3.2.1 Frasa Na’ty
(5:حتى اللطفال الصغار ل يخطئونه )الكابوس
Bahkan dikalangan anak-anak namanya sudah menjadi buah bibir ( zurriyati,
2005:1)
Dari data diatas kata اللطفال الصغارyang artinya anak kecil
diterjemahkan oleh penerjemah sebagai anak-anak.
(6 :قهقه الرجل الغريب قائل )الكابوس
Orang itu tertawa terbahak-bahak sambil berkata
( zuriyati,2005:3)
Dari data diatas kata الرجل الغريبyang artinya laki-laki asing
diterjemahkan orang oleh penerjemah.
3.2.2 Frasa Athfy
إن مجرد ذكر اسمه يبعث الماس والعجاب في بعض
(5:القلوب )الكابوس
Penghargaan yang berlebihan itu satu sisi bisa membangkitkan semangat dan
kekaguman dihati sekelompok rayat ( zuriyati,2005: 3)
Dari data diatas kata الماس والعجابditerjemahkan secara harfiah oleh
penerjemah yaitu semangat dan kekaguman.
(7 : (( )الكابوس. . . يعتصرني الخوف والظمأ. . .)) نعم
Ya didera rasa takut dan haus,, ( zuriyati,2005:4)
Pada data diatas penerjemah menerjemahkan kata الخوف والظمأdengan rasa
takut dan haus.
3.2.3 Frasa Badaly
(6 : )الكابوس. .استطاع أن يميز بصعوبة بالغة مكان المنصة
Dengan susah payah dia dapat melihat panggung yang dimaksud
( zuriyati,2005:3)
Dari data diatas kata مكان المنصةyang artinya tempat panggung
diterjemahkan panggung yang dimaksud oleh penerjemah.
3.2.3 Frasa Sibhul jumlah
(5:حتى اللطفال الصغار ل يخطئونه )الكابوس
Bahkan dikalangan anak-anak namanya sudah menjadi buah bibir ( zurriyati,
2005:1)
Dari data diatas kata حتى اللطفالyang artinya hingga anak-anak
ditambahkan terjemahan bahkan.
(6:أرسل ببصره إلى بعيد )الكبوس
Dia melepaskan pandangan ke tempat yang jauh
(zuriyati,2005:3)
Dari data diatas kata إلى بعيدyang artinya ketempat jauh penerjemah
menerjemahkan secara harfiah yaitu ke tempat yang jauh.
3.2.4 Frasa Idhofi
(5:شيء غريب غاية الغرابة )الكابوس
Aneh seribu kali aneh (zuriyati,2005:1)
Dari data diatas kata غاية الغرابةyang artinya aneh diterjemahkan aneh
seribu kali aneh untuk menjelaskan keadaan yang sangat aneh.
(7:للقضاء على حيات العشرات )الكابوس
Membunuh puluh-puluh orang (zuriyati,2005:3)
Pada data diatas kata حيات العشراتyang artinya hidup puluhan orang
diartikan membunuh puluhan orang, menghilangkan kata hidupnya.
3.2.6 Frase Nida’i
(7:ياالهول ما يشعربه من خفاف في الخلق والفم )الكابوس
Rasa kering di kerongkongan sangat menyiksa ( zuriyati,2005 :2)
3.2.7 Frasa Isyari
(5
:ماالذى اتي به الى هذا المكان )ااكابوس
Siapa yang telah membawanya ke tempat ini (zuriyati,2005:1)
Dari data diatas kata هذا المكانditerjemahkan secara harfiah yaitu tempat
ini.
(6:هناك الينابيع )الكبوس
Disana sumber mata air
Dari data diatas kata هناك الينابيعditerjemahkan secara harfiah, di terjemahkan
disana sumber mata air.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya
tentang analisis bentuk frasa dan terjemahannya dalam terjemahan halusinasi
karya Zuriyati terhadap buku al kabuus karya najib kailani, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Frasa nomina adalah frasa yang yang distribusinya sama dengan kata
non-verba baik berupa kata nomina, kata adjectiva, atau kata adverbia.
2. Menurut distribusinya frase nomina terbagi ke beberapa sub
diantaranya adalah :
Frase Na’ty
Frase athfy
Frase Badaly
Frase Sibhuljumlah
Frase Manfy
Frase Idhofi
Frase Adady
Frase Nida’i
Frase Isyari
Frase taukidy
Frase Istisna
Frase Naskhy
Frase iktisasi
Frase bayani
3. Terjemahan frase nomina dalam buku halusinasi tidak semuanya
diterjemahan secara harfiah atau kontekstual tetapi memerlukan
padanan yang sesuai dengan bahasa sasaran.
4.2 Saran
Bagi para peneliti selanjutnya yang akan menyusun skripsi dengan
menggunakan teori terjemah, dapat menggunakan pendekatan lain misalnya:
jenis-jenis terjemahan atau problematika padanan
LAMPIRAN
Klasifikasi data
1.
Frase na’ty
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Kalimat
Terjemahan
عينيه
مرة أخرى
ببصره
صورته
شاشئه
الطفال الصغر
هذا الحشد
اسمه
باعث الثورة
القطر من
Matanya
Beberapa Lama
Pengelihatannya
fotonya
الرعب والرهبة
ketakutan dan
kekaguman
Hati Yang Lain
قلوب أخر
أنصاره
بمداحه
مصاف النبياء
حوله
السيارات الفارهة
لبواق السيارات
الدراجات البخرية
الخلق والفم
المنصة العالية
ببصره
بصعوبة
بالشرب
داخله
لحضار الماء
الرجل الغريب
مسير تي
النسان المخدوع
يده
علي عنقه
روحه
بقوة خارقة
anak kecil
Namanya
penggerak revolusi
dari pemberontak
pertolongannya
Mengharagainya
golongan para nabi
Tahunnya
Mobil yang hebat
klakson mobil
angkatam laut
pencipta mulut
panggung yang tinggi
Pengelihatannya
Kesusahannya
dengan minuman
Dalamnya
mengambil air
lelaki aneh
Karir saya
manusia tertipu
Tangannya
Lehernya
Ruhnya
Sangat kuat
36
37
38
2. Frase athfy
N
o
1
2
3
4
5
3.
4.
Frase Badaly
N
o
Frase Sibhuljumlah
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
قواه
خانته
ابتسامته
Kekuatannya
Jabatannya
Senyumnya
Kalimat
Terjemahan
الحماس
والعجاب
الحقد وانفور
النفور والغضب
الخوف والظمأ
إما العذب وإما
النعيم
semangat dan
kebanggaan
Balas dendam
Dendam Kemarahan
Ketakutan dan
kehausan
Entah segar atau
kebahagiaan
Kalimat
Terjemahan
مكان المنصة
أهوال وأهوال
tempat panggung
Ketakutan-ketakutan
Kalimat
Terjemahan
من المعقول
في العلم
على شاشئه
حتى الطفال
من حول
فى سرعة
من جفاف
في الخلق
الى بعيد
في أردية
Masuk Akal
Semua Kehebatannya
من حديد
dari besi
إليها
Kepadanya
على حياة
pada kehidupan
على الرجل
atas lakilaki
Hingga Anak-anak
Dati tahun
dalam kecepatan
dari kekeringan
penciptanya
ke yang jauh
di pakaiannya
5. Frase Manfy
N
Kalimat
o
6. Frase Idhofi
N
Kalimat
o
1
غاية الغرابة
2
ملء السمع
3
4
5
6
7
8
أحد الواقفين
بدايات جديدة
حياة العشرات
ابتسامته الساخرة
بعض القلوب
اردية خضراء
7. Frase Adady
N
Kalimat
o
1
فئه الثالثة
2
منذ عامين
8. Frase Nida’i
N
Kalimat
o
1
يالهول
2
أيها النسان
9. Frase Isyari
N
o
1
2
3
Terjemahan
Terjemahan
Sangat Aneh
Telinga Yang
Mendengar
Satu yang berdiri
baru awal
kehidupan keluarga
Tersenyum sinis
Sebagian Hati
Baju yang hijau
Terjemahan
Dari yang Ketiga
Satu masyarakat
Terjemahan
hai peneror
Hai para manusia
Kalimat
Terjemahan
هذا المكان
تلك المنصة
هناك الينابيع
Tempat Ini
Panggung itu
itu sumber mataair
10. Frase taukidy
N
Kalimat
o
11. Frase Tamyizy
N
Kalimat
Terjemahan
Terjemahan
o
الحشد الحاشد
الهتافان الداويه
بالغة
على للقضاء
بظمأ شديد
سرعة مذهلة
keramaian yang penuh sesak
tangisan yang melayukan
dengan sangat
Tentang Penghapusan
sangat haus
kecepatan yang luar biasa
12. Frase Istisna
N
Kalimat
o
العلم إل و نشرتها
13. Frase Naskhy
N
Kalimat
o
إنه
إن مجرد
فإن أقلم
عن سربه
إنني
عن مسير
لحضار
14. Frase iktisasi
N
Kalimat
o
15. Frase bayani
N
Kalimat
o
1
حوله من كل جانب
2
طرف من أطرف
Terjemahan
Terjemahan
Sesungguhnya dia
Sesungguhnya pulpen
untuk properti itu
Sesungguhnya saya
untuk karir
untuk membawa
Terjemahan
Terjemahan
Dari Tahunnya di tiap sisi
inovatif
NOMINADALAM BUKU
HALUSINASI KARYA ZURIYATI TERHADAP BUKU
AL-KABUUS KARYA NAJIB KAILANI
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat untuk menempuh Ujian Akhir Semester
Seminar Linguistik I
Disusun Oleh
Gingin Ginanjar
180910080037
JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk hidup yang sempurna yang telah dikaruniai
oleh Allah SWT akal, pikiran dan perasaan. Manusia juga merupakan makhluk
sosial yang berbudaya dan salah satu dari unsur kebudayaan itu adalah bahasa.
Bahasa merupakan satu-satunya alat komunikasi atau alat interaksi yang
dimiliki manusia. Didalam kehidupannya bermasyarakat, sebenarnya manusia
dapat juga menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa. Namun, nampaknya
bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna,
dibandingkan dengan alat komunikasi lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:2).
Bahasa bersifat sistemis. Sistemis artinya bahwa sistem bahasa itu bukan
merupakan sistem tunggal, melainkan terdiri dari sebuah subsistem, yakni
subsistem fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon (Kridalakasana,
1982:4).
Bahasa dalam bentuk stuktur sintaksis dan morfologis pada satu sisi dan
struktur bunyi pada sisi yang lain hanyalah merupakan sarana untk menyampaikan
segala asfek kemaknaan yang hendak disampaikan oleh penuturnya. Ilmu tentang
bahasa, secara populer orang sering menyebutkan dengan ilmu linguistik yaitu
ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
Linguistik (ilmu bahasa) memiliki dua tataran yaitu tataran fonologi dan
tataran gramatikal atau tata bahasa. Dalam tata bahasa terdapat subbahasan
morfologi dan sintaksis.
Menurut Marinet(1987:17) mengatakan bahwa linguistik adalah ilmu
tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
Sintaksis menurut Chaer (1994: 206) adalah membicarakan kata dalam
hubungannya dengan kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu ujaran. Hal ini
sesuai dengan asal usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”.
Jadi, secara etimologi sintaksis adalah menempatkan kata-kata menjadi kelompok
kata atau kalimat. Dalam pembahasan sintaksis sering membicarakan tentang
satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Frase menurut Chaer (1994: 222) adalah sebagai satuan sintaksis yang
berada satu tingkat di bawah satuan kaluasa, atau satu tingkat berada di atas
satuan kata.
Menurut Ramlan dalam Asrori (2004: 32), frase adalah satuan gramatika yang
terdiri dari dua kata atau lebih dan tidak melebihi batas fungsi.
Menurut Hassanain (1984:164-165) dalam Asrori (2004: 33), istilah frase
dalam bahasa Arab الترآيبal-tarkību/, adalah:
التركيب يقصد به مجموعة من العناصر ترتبط ببعضها و تصله لن تشغل و ظيفة واحدة في
فيستبدل بمجموع عناصرها اسما او فعل، أي أنها تساوي تحويا كلمة مفردة،الجملة
/al-tarkību yuqsadu bihi majmū‘atun min al-‘anāsiri turattabatu biba‘dihā
wa taslihu lianna tasygila wazīfati wāhidatin fī al-jumlati, ayyi annahā tusāwī
nahwiyyan kalimatan mufradatan, fayastabaddilu bi majmū‘in ‘anāsirihā isman
aw fi‘lan/
Membicarakan frase, maka kita juga membicarakan kategori. Kategor
ialah golongan satuan bahasa yang anggota-anggotanya mampunyai perilaku
sintaksis dan mempunyai sifat hubungan yang sama.
Berdasarkan kategorinya, frase dapat dibedakan menjadi:
1.Frase Verbal
2.Frase Nominal
3.Frase Adjektiva
4.Frase Adverbia
5.Frase Numerella
6.Frase Preposisi
Bahasa itu bervariasi, artinya bahasa di dunia ini sangat banyak ragamnya,
setiap Negara memiliki bahasa masing-masing, bahkan di setiap daerah didalam
Negarapun memiliki bahasa yang berbeda, misalnya masyarakat di Arab
menggunakan bahasa yang berbeda dengan masyarakat yang ada di Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya dan meluasnya ilmu pengetahuan ke
berbagai penjuru dunia maka semakin banyak buku yang diterjemahkan dari
bahasa asli ke bahasa sasaran sebagai salah satu cara peluasan ilmu pengetahuan.
Pada definisi di atas dapat kita pahami, penerjemahan merupakan usaha
untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran. Agar semua informasi atau pesan yang terkandung dalam bahasa sumber
tepat tersampaikan dalam bahasa sasaran, dibutuhkan padanan alami yang tepat,
yaitu tepat dalam hal makna dan tepat dalam gaya bahasanya.
Pemilihan padanan yang tepat ini menjadi suatu hal yang penting dalam
penerjemahan karena pemilihan padanan tersebut akan mempengaruhi kualitas
terjemahan. Dengan padanan yang tepat, masyarakat pembaca terjemahan akan
lebih mudah mengerti maksud yang ingin disampaikan dalam sebuah teks
terjemahan, lain halnya dengan terjemahan yang pemilihan padanannya langsung
mengambil dari kamus tanpa melihat latar budaya dan situasi kata tersebut hidup
dan berkembang. Dalam hal ini, Zenner dalam Hanafi (1986:32) menyatakan
bahwa padanan merupakan kriteria mendasar bagi suatu terjemahan.
Penerjemahan frase bahasa Arab kedalam bahasa indonesia memiliki
padanan yang menjadikan masalah bagi penuli, seperti dalam contoh :
حلمم ماء هذا/hāżā mā`un mumallihun/ ‘Ini air garam’
لى ذلك الحذاء/zālika al-hizāu lī/ ‘Sepatu itu milik saya’
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang penerjemahan “Frase Nomina dalam Bahasa
Arab ke dalam Bahasa Indonesaia dalam Novel Al Kabuus karya Najib
Kailani( analisis ekuivalensi dan akurasi)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah, masalah-masalah
yang dapat dirumuskan diantaranya sebagai berikut :
1. Apa saja bentuk frase nomina bahasa Arab dalam novel Al kabuus?
2. Bagaimana proses penerjemahan Prase Nomina dalam Bahasa Arab ke
dalam Bahasa Indonesaia?
3. Bagaimana keakuratan yang dilakukan Penerjemah dalam Menerjemahkan
Prase Nomina Bahasa Arab?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. mengetahui bentuk prase nomina dala novel Al kabuus.
2. Mengetahui proses penerjemahan Prase Nomina dalam Bahasa Arab ke
dalam Bahasa Indonesaia.
3. Mengetahui padanan kata yang tepat dalam menerjemahkan prase
nomina bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis berharap agar penelitian ini berguna baik secara teoritis
maupun secara praktis.
a. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini
1. Dapat menjadi sebuah sumbangan pemikiran untuk mengembangkan
keilmuan di bidang linguistik mengenai proses penerjemahan dari
bahasa Arab ke bahasa Indonesia bagi masyarakat linguistik Arab di
Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran khususnya dan masyarakat
linguistik Arab modern pada umumnya.
2. Dapat menjadi sebuah stimulan bagi para peneliti yang akan
mengabdikan ilmunya di bidang linguistik khususnya linguistik Arab.
b. Secara praktis, semoga penelitian ini dapat:
1. Membantu mengidentifikasikan bentuk-bentuk prase nomina dalam
bahasa Arab.
2. Membantu menentukan padanan kata yang lebih tepat.
1.5 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teori yang
berkaitan dengan masalah yang akan penulis teliti.untuk mengkaji masalah
bentuk frase nomina penulis menggunakan teori Chaer (2003:222), Ramlan
(2004: 32), Asrori (2004:33).
Dalam mengkaji masalah penerjemahan penulis menggunakan teori
moentaha(2006: 37) dan untuk teori ekuvalensi atau menentukan padanan
kata yang tepat penulis menggunakan teori moentaha(2006: 45).
1.6 Metode Penelitian
Metode dalam ilmu pengetahuan adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan
(Djajasudarma, 2006:65). Metode penelitian adalah alat, prosedur, dan teknik
yang di pilih dalam melaksanakan penelitian bahasa. Penelitian bahasa bertujuan
mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena
kebahasaan (Djajasudarma, 2006:4).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Deskriptif
yaitu memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci (KBBI, 1997: 228).
Metode kajian yang digunakan adalah metode padan intralingual. Padan di
sini diartikan sebagai menghubung-bandingkan; sedangkan intralingual mengacu
pada makna yang berada dalam bahasa, seperti hal-hal yang menyangkut makna,
informasi, konteks, tuturan dan lain-lain (Mahsun, 2005:112). Jadi, metode padan
intralingual, adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsurunsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam
beberapa bahasa yang berbeda.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Inventarisasi, yaitu mengumpulkan data-data yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti dengan membandingkan buku teks dalam
bahasa sumber dengan teks terjemahan dalam bahasa sasaran.
2. Klasifikasi, yaitu mengklasifikasikan data berdasarkan terjemahan tekstual
dan kontekstual.
3. Analisis, yaitu menganalisis data yang telah diklasifikasi untuk mendapat
gambaran yang jelas dalam memahami permaslahan yang sedang diteliti.
4. Simpulan, yaitu menarik simpulan dari hasil analisis data.
5. Penyusunan, yaitu menyusun hasil analisis ke dalam karya ilmiah secara
sistematis.
1.7 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek di mana data dapat
diperoleh (Arikunto, 1997:107). Penelitian ini merupakan studi literatur
(kepustakaan). Artinya, data yang diperoleh sebagai bahan acuan dalam penelitian
ini adalah data yang berbentuk tulisan.
Yang menjadi sumber data dalam penulisan skripsi ini adalah data yang
diambil dari novel Al-Kabuus karya najib kailani, Adapun alasan sumber data
diambil dari novel “Al Kabuus” adalah frekuensi kemunculan data yang di
dalamnya terdapat satuan masdar sangat banyak dan perilaku sintaksisnya
beragam, kecintaan penulis terhadap karya-karya Najib Kailani, banyak pelajaran
hidup yang terkandung dalam isi novel tersebut dan buku tersebut sangat relevan
dengan kondisi masa kini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Linguistik dan Penerjemahan
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua
‘bahasa’ (Verhaar, 2004:3). Kita bisa mengetahui dari pernyataan di atas bahwa
objek linguistik adalah bahasa. Adapun menurut Kridalaksana dalam Chaer
(2004:32), “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri”.
2.2 Terjemahan Sebagai Ilmu Linguistik
Salihen dalam bukunya bahasa dan Terjemahaan mengatakan bahwa:
terjemahaan merupakan sumber data-data yang sangat menarik bagi ilmu
linguistik, terutama sekali limguistik perbandingan (contrastive linguistics).
G.Nickel
pakar
linguistik
perbandingan
mengatakan
bahawa:
linguistik
perbandingan bertujuan diantaranya, untuk memudahkan penguasaan bahasa
asing. Namun, bersamaan dengan itu, kita melihat adanya kesamaan tentang
kepentingan perbandingan bahasa dengan tujuan linguistik terjemahaan.
Dalam literatur linguistik, teori terjemahan sering juga disebut ilmu
terjemahan(science of translation, ubersetzungswissenchaft). Namun kata ilmu
disini berarti teori, teknik dan bukan ilmu pengetahuan yang tidak berdiri sendiri,
mengingat linguistik terjemahan adalah bagian dari ilmu linguistic atau lebih
tepatnya cabang dari linguistik aplikasi.
2.3 Arti Penerjemahan
Para ahli linguistik yang menggeluti bidang penerjemahan masing-masing
memiliki pandangan tersendiri tentang definisi terjemahan ini. Newmark dalam
dalam Nugraha (2004:30) menyatakan definisi penerjemahan sebagai berikut:
Translation is an exercise which consist in the attempt to replace a written
message in another language.
(Terjemahan adalah suatu pelatihan yang di dalamnya terdapat usaha untuk
menggantikan suatu pesan tertulis dalam satu bahasa oleh pesan yang sama
dalam bahasa lain).
Senada dengan Newmark, Catford dalam suryawinata (2003:11)
menyatakan sebagai berikut: (Translation is) the replacement of textual material
in one language by equivalent textual material in another language
(penerjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa dengan
materi tekstual yang padan dalam bahasa lain. Ahli linguistik terjemahan yang
lain, yaitu Juliane House dalam Hanafi (1986: 26) menyatakan definisi
penerjemahan sebagai berikut: Translation is the replacement of a text in the
source language by semantically equivalent text in the target language
(terjemahan merupakan penggantian kembali naskah berbahasa sumber dengan
yang berbahasa sasaran yang secara semantik dan pragmatik sepadan.
2.4 jenis- jenis terjemahan
2.4.1 terjemahan menurut ragam bahasa
Terjemahan melahirkan bagian-bagian yang khusus yang masing-masing
memiliki spesifikasi ragam bahasa yang satu dengan yang lain, tetapi setiap
peraturan terjemahan ragam bahasa yang satu dengan yang lain memiliki
peraturan dan cirri-ciri yang sama secara umum.jenisa terjemahan menurut ragam
bahasa terdiri dari beberapa ragam: sastra, jurnalistik, surat kabar, ilmiyah dan
2.4.2 ekuivalensi
Ekuivalensi adalah padanan- padanan regular yang bermakna sama, seperti
yang dicatat oleh beberapa pakar teori tarjamahan, diantaranya dari Kanada (49:
52), Inggris (5: 27-31), Rusia (44: 11), biasanya tidak tergantung pada konteks.
Yang termasuk kedalam kelompok ekuivalensi ialah beberapa istilah, yaitu istilah
yang mempunyai satu makna baik dalam bahasa yang satu, maupun yang lain.
Misalnya, dalam bahasa Prancis: “Societte des Nations”, dalam bahasa Inggris
“League of Nation”, dalam bahasa Indonesia: “Liga Bangsa-Bangsa”- adalah
ekuivalensi-ekuivalensi, karena di antara mereka terdapat padanan-padanan yang
ditugaskan sebelumnya, yang ditentukan oleh kamus dan bukannya oleh konteks.
Demikian juga dengan istilah bahasa Jerman: “Luftabwehr” yang ekuivalensinya
dalam bahasa Indonesia ialah “pertahanan anti serangan udara”.
Kalau hal ini kita terjemahkan ke dalam bahasa linguistik kontemporer,
yang lebih menyukai formula matematis, maka boleh berbicara tentang
ekuivalensi hanya dalam hal, kalau diantara satuan-satuan bahasa berbagai bahasa
ada hubungan timbale balik kesamaan makna (1:1), yakni kalau a=b, maka b=a
(31: 73).
Tapi kesamaan makna satuan-satuan bahasa, terutama sekali yang
menyangkut satuan-satuan leksikal, lebih tepatlah kalau dikatakan merupakan
suatu perkecualian, ketimbang suatu peraturan. Karena itu, dipertimbangkan
kelompok padanan kedua, yakni kalau satuan-satuan beraneka makna dari satu
bahasa berpadanan dengan bermacam-macam satuan (berbentuk deret sinonim)
dalam bahasa lain.
2.6 Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan adalah suatu model yang dimaksudkan untuk
menerangkan proses pikir (internal) yang dilakukan manusia saat melakukan
penerjemahan (Suryawinata, 2003:16).
Dalam hal ini Nida dan Taber dalam Suryawinata (2003:19) membagi
proses penerjemahan ke dalam empat tahap, yaitu:
1.
Tahap analisis dan pemahaman. Dalam tahap ini struktur lahir (atau kalimat
yang ada dianalisis menurut hubungan gramatikal, menurut makna kata atau
kombinasi kata, makna tekstual, atau bahkan makna kontekstual. Ini
2.
merupakan proses transformasi balik.
Tahap transfer. Dalam tahap ini materi yang sudah dianalisis dan dipahami
maknanya tadi diolah penerjemah dan dipindah dari Basu ke dalam Basa.
Dalam tahap ini belum dihasilkan rangkaian kata; semuanya hanya terjadi di
3.
dalam batin penerjemah.
Tahap restrukturisasi. Dalam tahap ini penerjemah berusaha mencari padanan
kata, ungkapan, dan struktur kalimat yang tepat dalam Basa sehingga isi,
makna, dan pesan yang ada dalam teks Basu tadi bisa disampaikan
4.
sepenuhnya dalam Basa.
Tahap evaluasi dan revisi. Setelah didapat hasil terjemahan Basa, hasil itu
dievaluasi dan dicocokkan kembali dengan teks aslinya. Kalau dirasa kurang
padan maka dilkukan revisi.
2.7 Unit Terjemahan
Unit terjemahan menurut Nugraha (2004:105-124) digolongkan sebagai
berikut:
1.
Kata
Banyak kata yang memiliki lebih dari satu makna atau banyak makna yang
dikandung oleh satu kata. Berdasarkan potensi makna yang dimiliki oleh suatu
kata dapat dibagi menjadi:
a. Satu dengan satu (one-to-one correspondence)
أ مححممرر
ɂaḥmarun
: Merah
مشحعرر
Šaҁrun
: Rambut
مجددي حرد
Jadïdun
: Baru
جن نمةة
ال ح م
ɂal-jannatu
: Surga
أ من حرف
ɂanfun
: Hidung
b. Satu dengan banyak (one-to-many correspondence)
عرة
مسا ح م
Säҁatun
: Jam, saat, kiamat
ب
دكمتا ر
Kitäbun
: Buku, Kitab Suci, buku catatan
درمسال مرة
Risälatun
: Surat, misi, ajaran
ب
مضمر م
ḍaraba
: Memukul, membuat, mendirikan, pergi, berusaha
ال ن مصحدةر
ɂaṣ-ṣadru
: dada, permulaan
c. Banyak dengan satu (many-to-one correspondence)
Menjelaskan
: ضمح
مو ن م
waḍḍaḥa
بمي نممن
bayyana
عي نممن
م
ҁayyana
Belajar
: تممعل ن ممم
taҁallama
مدمرمس
darasa
Utusan
: مرةسحورل
rasülun
ب
ممن حةدحو ر
mandübun
ث
ممبحةعحو ر
mabҁüθun
Pemuda
: مف ن متى
fattä
ب
مشا ر
šäbun
d. Tak berlawan (one-to-nill/nothing correspondence) yang dapat dibagi lagi
menjadi beberapa jenis sebagai berikut: kutipan (quotation), unsur
2.
serapan (loan-word), batasan, (definition), dan catatan kaki (footnote).
Frase ()تركيب
John E. Warriner dkk. dalam Hanafi (1986:49) menyatakan bahwa frasa
adalah sekelompok kata yang digunakan sebagai bagian dari ungkapan dan tidak
berkata kerja atau bersubjek. Jenis-jenis frase menurut Nugraha (2004: 111-118),
yaitu:
a. Frase Nominal
Frase nominal adalah frasa yang penguasaannya berupa nomina. Macammacam makna frasa nominal:
1. Bermakna posesif/milik ()إضافية لمية
مجادممعتةمنا
: kampus kita
jämiҁatunä
2. Bermakna lokatif ()إضافية ظرفية مكانية
ب
ةجن ةحوةد ال حمغحر د
: tentara barat
Junüdu ‘l-ġarbi
3. Bermakna temporal ()إضافية ظرفية زمنية
دقمياةم الل ن مي حدل
: bangun malam
Qiyämu ‘l-layli
4. Bermakna substantif ()إضافية بعضية
مخاتمةم مذمهبب
: cincin emas
Xätamu ðahabin
5. Bermakna penyerupaan ()إضافية تشبيهية
ل ةحؤل ةةؤ ال ن مدحمدع
: mutiara (bagai) air mata
luɂluɂu ‘d-damҁi
6. Bermakna objektif
ب ال حةقحرآن
مكادت ة
: penulis Al-Qur’an
Kätibu ‘l-quräni
7. Bermakna agentif
دإن حدتمصاةر ال حةمحسلددمي حمن
: kemenangan kaum muslimin
ɂintiṣäru‘l-muslimïna
8. Bermakna reseptif
ةحةقحوةل ال حممحودز
: kebun-kebun pisang
ḥuqülu ‘l-mawzi
9. Bermakna identif
مدمواةء ال حقة ن موة
: obat kuat
dawäɂu ‘l-quwwati
10. Bermakna benefaktif
جادج
ح نم
ممددي حن مةة ال ح ة
: kota jema’ah haji
Madïnatu ‘l-ḥujjäji
11. Bermakna jenis kualitatif
ال نمرةجةل ال حك مدري حةم
: pria mulia
ɂar-rajulu ‘l-karïmu
12. Kontruksi nominal final
مطدري حمقةة التن محعلدحيم
: metode mengajar
ṭarïqatu ‘t-taҁlïmi
13. Kontruksi nominal diektif
ذذلدمك ال حدكمتاب
: buku itu
ðälika ‘l-kitäbu
14. Kontruksi nominal kuantitatif
ك ةل نةةهحم
: setiap mereka
kulluhum
15. Kontruksi nominal dimana penguasaannya sebagai pemilik dan
pembatasnya sebagai pemilik
ب
أحهةل ال حدكمتا د
: pemilik kitab
ɂahlu ‘l-kitäbi
b. Frase Adjektival
Frase Adjektival adalah frasa yang penguasaannya berupa ajektiv.
كلدم
ك مدثي حةر ال ح م
: banyak bicara
Kaθïru ‘l-kalämi
ك مدبي حةر الدنسدنن
Kabïru ‘s-sinni
: usia lanjut
مقدوةي ال حدجحسدم
: kuat tubuhnya
Qawiyu ‘l-jismi
c. Frase Preposisional
Frase Preposisional adalah frase yang penguasaannya fresposisi/kata
depan.
دبل حمقل مدم
: dengan pena
bilqalami
دإملى اللده
: kepada Allah
ɂila ‘llähi
دفى ال حبمي ح د
ت
: di rumah
Fi ‘l-bayti
d. Frase Numeralia
مسبحةع مسمنادببل
: tujuh tangkai
Sabҁu sanäbilin
عمشمر ك محوك مببا
أمحمد م
ɂaḥada ҁašara
kawkaban
: sebelas bintang
دمائمةة محبن مبة
: seratus biji
miɂatu ḥabbatin
e. Frase Pronominal
أن حتةحم مجدمي حبعا
: kamu semua
ɂantum jamïҁan
ةهمو ن محفمسةه
: dia sendiri
Huwa nafsahu
3.
Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar yang
biasanya berupa klausa, partikel penghubung (bila ada) dan intonasi final.
Nugraha (2004:119). Contoh:
4.
.ب دبال حمقادهمردة
أ ممنا مطدبي ح ة
ɂanä ṭabïbun bi ‘l-qähirati
-
.ب دإملى ال حةمحستمحشمفى دفي ال ن مصمبادح
أ محذمه ة
aðhabu ɂila ‘l-mustašfä fi ‘ṣ-ṣabähiɂ
-
Idiom
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (berupa frasa atau kalimat) yang
maknanya tidak bisa diramalkan dari makna leksikal setiap unsurnya atau makna
gramatikal satuan-satuan tersebut (Nur, 2010:56). Contoh:
مخدفي حةف ال حةقل ةدب
Xafïfu ‘l-qulubi
: cerdas
ابحةن ال نمسدبي حدل
ɂibnu ‘s-sabïli
: musafir
عحن
ب م
مردغ م
Raġiba ҁan
: benci
ب دفى
مردغ م
: senang
Raġiba fï
5.
Istilah
Istilah adalah kata yang secara cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Contoh:
تحسجيل
tasjïlun
: registrasi
ت دمي حمدادني نمرة
ددمرامسا ر
Diräsätun mïdäniyyatun
: Kuliah Kerja Nyata (KKN)
6.
Peribahasa
Setiap bahasa memiliki peribahasa yang khas dan unik yang terkadang
sulit dicarikan padanannya dalam bahasa lain. Peribahasa sebagaimana idiom dan
istilah harus dipahami. Contoh:
ال حموحقت مكال نمسي حدف إمذا لم تمحقمطحعةه مقطمعمك
al-waqtu ka ‘s-sayfi ɂiðä lam taqṭaҁhu qaṭaҁakaɂ
آمخمر موي ةمؤدنخةر مرةجبلا ي ةمقدندةم ةهمو
äxara wa yuɂaxxiru rajulan yuqaddimu huwa
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
-
Analisis terhadap bentuk frasa dalam bahasa Arab dan penerjemahannya
kedalam bahasa indonesia menjadi masalah yang menarik untuk dikaji. Pada bab
ini penulis akan menguraikan analisis dari dua pertanyaan yang penulis ajukan
dalam rumusan masalah melalui penggambaran secara sistematis. Dari analisis ini
penulis akan menarik kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini.
3.1 Analisis Bentuk Frasa Nomina Bahasa Arab dalam cerpen “Al-Kabuus”
karya Najib Kailani
Frasa nomina dalam bahasa Arab setingkat dengan frasa ghayr fi’li. Yaitu
frasa yang distribusinya sama dengan kata non-verba (kalimah ghayr fi’liya) baik
berupa kata nominal(ism), kata ajektiva (shifah), atau kata adverbia(zarf). Berikut
adalah data-data bentuk frasa nomina bahasa Arab:
3.1.1 Frasa Na’ty
Frasa Na’ty ialah frasa yang dibentuk oleh nomina sebagai unsur pusat dan
diikuti ajektif sebagai na’at atau atribut, perhatikan data dibawah ini :
(5:الطفال الصغر )الكابوس
Anak Kecil
Pada data diatas kata الطفالyang berbentuk nomina yang menjadi pusat
diikuti oleh kata الصغرyang berbentuk adjektiva sebagai atributnya.
Kata الطفال+ kata الصغرapabila diterjemahkan secara leksikal dan sesuai
dengan kaidah frase na’ty akan memiliki makna “yang” sehingga frase tersebut
akan bermakna “anak yang kecil”. Namun pada penerjemahannya penerjemah
menghilangkan unsur kata ‘yang’. Sehingga frase الطفال الصغرhanya bermakna
“anak kecil”.
(6 :الرجل الغريب )الكابوس
Laki-laki Asing
Pada data diatas kata الرجلyang berbentuk nomina yang menjadi pusat
diikuti oleh kata الغريبyang berbentuk adjektiva sebagai atributnya.
Kata الرجل+ kata الغريبapabila diterjemahkan secara leksikal dan sesuai
dengan kaidah frase na’ty akan memiliki makna “yang” sehingga frase tersebut
akan bermakna “laki-laki yang asing”. Namun pada penerjemahannya penerjemah
menghilangkan unsur kata ‘yang’. Sehingga frase الرجل الغريبhanya bermakna
“laki-laki asing”.
Berdasarkan kedua contoh di atas maka kita akan mendapatkan bahwa:
Frase Na’ty
N (UP) + N (Atr)
Makna Leksikal
N (UP) + ”yang” + N (Atr)
Penerjemahan
N (UP) + N (Atr)
3.1.2 Frasa Athfy
Frasa athfy adalah frasa yang dibentuk oleh nomina diikuti nomina, atau
verba diikuti verba, atau adjektiva diikuti adjektiva dan dihubungkan oleh huruf
athaf, perhatikan data dibawah ini :
(5:الحماس والعجاب )الكابوس
Semangat dan Kekaguman
Pada data diatas kata الحماسyang berbentuk nomina dan kata العجاب
yang berbentuk nomina yanng dirangkai oleh huruf athaf ( )و.
(7 :الخوف والظمأ )الكابوس
Ketakutan dan kehausan
Pada data diatas kata الخوفyang berbentuk nomina dan kata العجابyang
berbentuk nomina yanng dirangkai oleh huruf athaf ( )و.
3.1.3 Frasa Badaly
Frasa badaly juga terdiri atas nomina diikuti dengan nomina. Ada beberapa
hal yang membedakan frasa badaly dari frasa na’ty dan athfy.secara semantik
unsur N1 sama dengan unsur N2. Karenanya keduanya dapat saling
menggantikan. Dan kedua N tidak dapat dirangkai dengan huruf athaf.
(6 :المكان المنصة )الكابوس
Tempat Panggung
Pada data diatas kata المكانyang berbentuk nomina memiliki kesamaan
unsur yang sama dengan kata المنصة.
3.1.3 Frasa Sibhul jumlah
Frasa sibhuljumlah ialah frasa yang berunsurkan preposisi sebagai
penanda dan diikuti nomina sebagai petanda, perhatikan data dibawah ini:
(5:حتى الطفال )الكابوس
Hingga Anak-anak
Pada data diatas, kata
حتىsebagai presosisi yang diikuti kata الطفال
nomina sebagai petanda.
(6:الى بعيد )الكبوس
ke yang jauh
Pada data diatas, kata الىsebagai presosisi yang diikuti kata بعيدnomina
sebagai petanda.
3.1.4 Frasa Idhofi
Frasa idhofi ialah frasa yang dibentuk oleh nomina diikuti nomina, tetapi
nomina yang pertama tidak perlu diberi partikel الdan nomina yang kedua bisa
diberi partikel tersebut dan nomina yang kedua selalu berI’rob majrur, perhatikan
data dibawah ini :
(5:غاية الغرابة )الكابوس
Sangat Aneh
Pada data diatas kata غايةsebagai nomina yang pertama tidak dikasih
partikel الdan kata الغرابةsebagai nomina yang kedua berI’rob majrur.
(7:حياة العشرات )الكابوس
kehidupan puluhan orang
Pada data diatas kata حياةsebagai nomina yang pertama tidak dikasih
partikel الdan kata العشراتsebagai nomina yang kedua berI’rob majrur.
3.1.5 Frasa Adady
Frasa adady adalah frasa yang berunsurkan bilangan yang diikuti oleh
nomina, perhatikan data dibawah ini:
فئه الثالثة
Dari yang Ketiga
Pada data diatas kata الثالثةyang merupakan kata bilangan dan diikuti kata
فئهsebagai nomina.
منذ عامين
Satu masyarakat
Pada data diatas kata منذyang merupakan kata bilangan dan diikuti kata
عامينsebagai nomina.
3.1.6 Frase Nida’i
Frase nidai adalah frasa yang berunsurkan kata seru ( sapaan) dan diikutin
nomina sebagai unsur pusat, perhatikan data dibawah ini :
ياالهول
hai peneror
Pada data diatas kata ياsebagai kata seru dan diikuti kata الهولsebagai
nomina yang menjadi unsur pusat.
أيها النسان
Hai para manusia
Pada data diatas kata أيهاsebagai kata seru dan diikuti kata النسانsebagai
nomina yang menjadi unsur pusat.
3.1.7 Frasa Isyari
Frasa Isyari adalah frasa yang berunsurkan nomina sebagai unsur pusat
dan didahului penunjuk sebagai atribut, perhatikan data dibawah ini :
(5:هذا المكان )الكابوس
Tempat Ini
Pada data diatas kata المكانnomina sebagai unsur pusatnya di dahului kata
هذاsebagai penunjuk.
(6:هناك الينابيع )الكبوس
itu sumber mataair
Pada data diatas kata الينابيعnomina sebagai unsur pusatnya di dahului kata
هناكsebagai penunjuk.
3.1.8 Frase Tamyizy
Frasa tamyizy yaitu frasa yang berunsurkan mumayyaz dan
tamyiz.perhatikan data dibawah ini:
الهتافان الداويه
tangisan yang melayukan
Pada data diatas kata الهتافانsebagai tamyiz yaitu nomina sebagai unsur
pusat dan kata الداويهadjektiva sebagai mumayaz.
الحشد الحاشد
keramaian yang penuh sesak
Pada data diatas kata الحشدsebagai tamyiz yaitu nomina sebagai unsur
pusat dan kata الحاشدadjektiva sebagai mumayaz.
3.1.9 Frase Naskhy
Frasa naskhy ialah frasa yang berunsurkan nomina sebagai unsur pusat dan
didahului oleh penanda naskhy, perhatikan data dibawah ini:
فإن أقلم
Sesungguhnya pulpen
Data diatas kata أقلمnomina sebagai unsur pusat dan didahului oleh kata
فإنsebagai penanda naskhy.
عن مسير
untuk karir
Data diatas kata مسيرnomina sebagai unsur pusat dan didahului oleh kata
عنsebagai penanda naskhy.
3.1.10 Frase bayani
Frasa bayani adalah frasa yang berunsurkan dua nomina yang dipisahkan
oleh partikel من, perhatikan data dibawah ini:
حوله من كل جانب
Dari Tahunnya di tiap sisi
Pada data diatas kata حولهsebagai nomina kesatu dipisahkan منoleh dari
kata كل جانبsebagai nomina kedua.
طرف من أطرف
inovatif
Pada data diatas kata طرفsebagai nomina kesatu dipisahkan oleh منdari
kata أطرفsebagai nomina kedua.
3.2 Analisis Terjemahan frasa nomina dalam Buku Halusinasi Karya
Zurriyati
Analisis terjemahan frasa nomina ini dilakukan dengan tujuan yang ingin
dicapai, yaitu mendeskripsikan terjemahan frasa nomina dalam terjemahan
halusinasi karya Zuriyati terhadap buku al kabuus karya Muhammad Najib
Kailani.
3.2.1 Frasa Na’ty
(5:حتى اللطفال الصغار ل يخطئونه )الكابوس
Bahkan dikalangan anak-anak namanya sudah menjadi buah bibir ( zurriyati,
2005:1)
Dari data diatas kata اللطفال الصغارyang artinya anak kecil
diterjemahkan oleh penerjemah sebagai anak-anak.
(6 :قهقه الرجل الغريب قائل )الكابوس
Orang itu tertawa terbahak-bahak sambil berkata
( zuriyati,2005:3)
Dari data diatas kata الرجل الغريبyang artinya laki-laki asing
diterjemahkan orang oleh penerjemah.
3.2.2 Frasa Athfy
إن مجرد ذكر اسمه يبعث الماس والعجاب في بعض
(5:القلوب )الكابوس
Penghargaan yang berlebihan itu satu sisi bisa membangkitkan semangat dan
kekaguman dihati sekelompok rayat ( zuriyati,2005: 3)
Dari data diatas kata الماس والعجابditerjemahkan secara harfiah oleh
penerjemah yaitu semangat dan kekaguman.
(7 : (( )الكابوس. . . يعتصرني الخوف والظمأ. . .)) نعم
Ya didera rasa takut dan haus,, ( zuriyati,2005:4)
Pada data diatas penerjemah menerjemahkan kata الخوف والظمأdengan rasa
takut dan haus.
3.2.3 Frasa Badaly
(6 : )الكابوس. .استطاع أن يميز بصعوبة بالغة مكان المنصة
Dengan susah payah dia dapat melihat panggung yang dimaksud
( zuriyati,2005:3)
Dari data diatas kata مكان المنصةyang artinya tempat panggung
diterjemahkan panggung yang dimaksud oleh penerjemah.
3.2.3 Frasa Sibhul jumlah
(5:حتى اللطفال الصغار ل يخطئونه )الكابوس
Bahkan dikalangan anak-anak namanya sudah menjadi buah bibir ( zurriyati,
2005:1)
Dari data diatas kata حتى اللطفالyang artinya hingga anak-anak
ditambahkan terjemahan bahkan.
(6:أرسل ببصره إلى بعيد )الكبوس
Dia melepaskan pandangan ke tempat yang jauh
(zuriyati,2005:3)
Dari data diatas kata إلى بعيدyang artinya ketempat jauh penerjemah
menerjemahkan secara harfiah yaitu ke tempat yang jauh.
3.2.4 Frasa Idhofi
(5:شيء غريب غاية الغرابة )الكابوس
Aneh seribu kali aneh (zuriyati,2005:1)
Dari data diatas kata غاية الغرابةyang artinya aneh diterjemahkan aneh
seribu kali aneh untuk menjelaskan keadaan yang sangat aneh.
(7:للقضاء على حيات العشرات )الكابوس
Membunuh puluh-puluh orang (zuriyati,2005:3)
Pada data diatas kata حيات العشراتyang artinya hidup puluhan orang
diartikan membunuh puluhan orang, menghilangkan kata hidupnya.
3.2.6 Frase Nida’i
(7:ياالهول ما يشعربه من خفاف في الخلق والفم )الكابوس
Rasa kering di kerongkongan sangat menyiksa ( zuriyati,2005 :2)
3.2.7 Frasa Isyari
(5
:ماالذى اتي به الى هذا المكان )ااكابوس
Siapa yang telah membawanya ke tempat ini (zuriyati,2005:1)
Dari data diatas kata هذا المكانditerjemahkan secara harfiah yaitu tempat
ini.
(6:هناك الينابيع )الكبوس
Disana sumber mata air
Dari data diatas kata هناك الينابيعditerjemahkan secara harfiah, di terjemahkan
disana sumber mata air.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya
tentang analisis bentuk frasa dan terjemahannya dalam terjemahan halusinasi
karya Zuriyati terhadap buku al kabuus karya najib kailani, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Frasa nomina adalah frasa yang yang distribusinya sama dengan kata
non-verba baik berupa kata nomina, kata adjectiva, atau kata adverbia.
2. Menurut distribusinya frase nomina terbagi ke beberapa sub
diantaranya adalah :
Frase Na’ty
Frase athfy
Frase Badaly
Frase Sibhuljumlah
Frase Manfy
Frase Idhofi
Frase Adady
Frase Nida’i
Frase Isyari
Frase taukidy
Frase Istisna
Frase Naskhy
Frase iktisasi
Frase bayani
3. Terjemahan frase nomina dalam buku halusinasi tidak semuanya
diterjemahan secara harfiah atau kontekstual tetapi memerlukan
padanan yang sesuai dengan bahasa sasaran.
4.2 Saran
Bagi para peneliti selanjutnya yang akan menyusun skripsi dengan
menggunakan teori terjemah, dapat menggunakan pendekatan lain misalnya:
jenis-jenis terjemahan atau problematika padanan
LAMPIRAN
Klasifikasi data
1.
Frase na’ty
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Kalimat
Terjemahan
عينيه
مرة أخرى
ببصره
صورته
شاشئه
الطفال الصغر
هذا الحشد
اسمه
باعث الثورة
القطر من
Matanya
Beberapa Lama
Pengelihatannya
fotonya
الرعب والرهبة
ketakutan dan
kekaguman
Hati Yang Lain
قلوب أخر
أنصاره
بمداحه
مصاف النبياء
حوله
السيارات الفارهة
لبواق السيارات
الدراجات البخرية
الخلق والفم
المنصة العالية
ببصره
بصعوبة
بالشرب
داخله
لحضار الماء
الرجل الغريب
مسير تي
النسان المخدوع
يده
علي عنقه
روحه
بقوة خارقة
anak kecil
Namanya
penggerak revolusi
dari pemberontak
pertolongannya
Mengharagainya
golongan para nabi
Tahunnya
Mobil yang hebat
klakson mobil
angkatam laut
pencipta mulut
panggung yang tinggi
Pengelihatannya
Kesusahannya
dengan minuman
Dalamnya
mengambil air
lelaki aneh
Karir saya
manusia tertipu
Tangannya
Lehernya
Ruhnya
Sangat kuat
36
37
38
2. Frase athfy
N
o
1
2
3
4
5
3.
4.
Frase Badaly
N
o
Frase Sibhuljumlah
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
قواه
خانته
ابتسامته
Kekuatannya
Jabatannya
Senyumnya
Kalimat
Terjemahan
الحماس
والعجاب
الحقد وانفور
النفور والغضب
الخوف والظمأ
إما العذب وإما
النعيم
semangat dan
kebanggaan
Balas dendam
Dendam Kemarahan
Ketakutan dan
kehausan
Entah segar atau
kebahagiaan
Kalimat
Terjemahan
مكان المنصة
أهوال وأهوال
tempat panggung
Ketakutan-ketakutan
Kalimat
Terjemahan
من المعقول
في العلم
على شاشئه
حتى الطفال
من حول
فى سرعة
من جفاف
في الخلق
الى بعيد
في أردية
Masuk Akal
Semua Kehebatannya
من حديد
dari besi
إليها
Kepadanya
على حياة
pada kehidupan
على الرجل
atas lakilaki
Hingga Anak-anak
Dati tahun
dalam kecepatan
dari kekeringan
penciptanya
ke yang jauh
di pakaiannya
5. Frase Manfy
N
Kalimat
o
6. Frase Idhofi
N
Kalimat
o
1
غاية الغرابة
2
ملء السمع
3
4
5
6
7
8
أحد الواقفين
بدايات جديدة
حياة العشرات
ابتسامته الساخرة
بعض القلوب
اردية خضراء
7. Frase Adady
N
Kalimat
o
1
فئه الثالثة
2
منذ عامين
8. Frase Nida’i
N
Kalimat
o
1
يالهول
2
أيها النسان
9. Frase Isyari
N
o
1
2
3
Terjemahan
Terjemahan
Sangat Aneh
Telinga Yang
Mendengar
Satu yang berdiri
baru awal
kehidupan keluarga
Tersenyum sinis
Sebagian Hati
Baju yang hijau
Terjemahan
Dari yang Ketiga
Satu masyarakat
Terjemahan
hai peneror
Hai para manusia
Kalimat
Terjemahan
هذا المكان
تلك المنصة
هناك الينابيع
Tempat Ini
Panggung itu
itu sumber mataair
10. Frase taukidy
N
Kalimat
o
11. Frase Tamyizy
N
Kalimat
Terjemahan
Terjemahan
o
الحشد الحاشد
الهتافان الداويه
بالغة
على للقضاء
بظمأ شديد
سرعة مذهلة
keramaian yang penuh sesak
tangisan yang melayukan
dengan sangat
Tentang Penghapusan
sangat haus
kecepatan yang luar biasa
12. Frase Istisna
N
Kalimat
o
العلم إل و نشرتها
13. Frase Naskhy
N
Kalimat
o
إنه
إن مجرد
فإن أقلم
عن سربه
إنني
عن مسير
لحضار
14. Frase iktisasi
N
Kalimat
o
15. Frase bayani
N
Kalimat
o
1
حوله من كل جانب
2
طرف من أطرف
Terjemahan
Terjemahan
Sesungguhnya dia
Sesungguhnya pulpen
untuk properti itu
Sesungguhnya saya
untuk karir
untuk membawa
Terjemahan
Terjemahan
Dari Tahunnya di tiap sisi
inovatif