PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA A

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM

ANALISIS KEKUATAN SERAT LIDI PADA INOVASI PEMBUATAN
KAYU (KOMPOSIT MAUPUN LAMINASI) SEBAGAI ALTERNATIF
BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
NUR OKTAVIANI WIDIASTUTI (364638/2014)
ANITA YULIANA

(368173/2014)

WIKAN TYASSARY

(361952/2014)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA
2015

i

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
Ringkasan .............................................................................................................. iv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Perumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Program ...............................................................................................2
D. Manfaaat ..........................................................................................................2
E. Luaran ................................................................................................................
Bab II Gambaran Umum Rencana Usaha
A. Kayu .................................................................................................................3

B. Kayu Laminasi (Glue Laminated Timber) dan Kayu Komposit .....................3
C. Grading (klasifikasi) Kayu ................................................................................4
D. Kelapa dan Lidi kelapa .....................................................................................5
Bab III Metode Pelaksanaan
A. Tempat Penelitian .............................................................................................6
B. Pembuatan Kayu Komposit atau laminasi ........................................................6
C. Pengujian Kekuatan Kayu ................................................................................7
D. Penetapan Grading (Kelas) Kayu .....................................................................8
Bab IV Biaya Dan Jadwal Kegiatan Program
E. Biaya ................................................................................................................9
F. Jadwal Kegiatan ...............................................................................................9
Daftar Pustaka .......................................................................................................10
Lampiran 1 Biodata Dosen Pembimbing
Lampiran 2 Biodata Ketua Dan Anggota Kelompok
Lampiran 3 Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 4 Susunan Organisasi Tim Dan Pembagian Tugas
Lampiran 5 Surat Pernyataan Ketua Kelompok

iii


RINGKASAN
Kegiatan pembangunan infrastruktur terus meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk, yang diiringi dengan pemerataan
pembangunan di Indonesia. Dalam pembangunan infrastruktur skala kecil
banyak memanfaatkan bahan alam, terutama kayu. Selain itu kayu dapat terurai
secara sempurna sehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu
(environmental friendly). Akan tetapi sebagai bahan alam, kayu memerlukan
waktu yang relatif lama untuk tumbuh. Disamping itu, pada satu pohon kayu
hanya dapat dilakukan satu kali panen (ditebang) untuk diambil kayunya, dan
setelah itu pohon kayu sudah tidak dapat tumbuh lagi.
Salah satu kayu yang sering dipakai pada konstruksi bangunan adalah kayu
dari pohon kelapa. Sedangkan, jika dihitung lamanya batang pohon kelapa
yang dapat digunakan kita harus menunggu 20- 70 tahun untuk mendapatkan
kualitas yang baik. Sementara itu, pohon kelapa menghasilkan pelepah dan lidi
selama pohon tersebut hidup. Akan tetapi, lidi pohon kelapa kurang
dimanfaaatkan, disamping itu lidi juga memiliki struktur seperti kayu.
Karena kelemahan produksi kayu yang memakan waktu yang cukup lama,
peneliti mengembangkan inovasi seperti pembuatan kayu komposit dan kayu
laminasi. Kayu laminasi tersebut dapat mencapai bentang yag panjang dalam
waktu singkat karena merupakan gabungan kayu-kayu yang berukuran kecil

dengan menggunakan perekat. Oleh karena itu penulis ingin menganalisis
kekuatan serat lidi pada inovasi pembuatan kayu (komposit maupun laminasi)
sebagai alternatif bahan konstruksi bangunan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Eksperimen dilakukan dalam pembuatan kayu maupun pengujian kekuatan
kayu. Pembuatan kayu laminasi dan komposit dilakukan dengan penekanan
menggunakan alat hotpress machine, dengan variabel bebas temperatur, dan
tekanan pembuatan. Setelah didapatkan kayu laminasi, dilakukan pengujian
terhadap tahanan lentur, geser, tarik dan tekan baik sejajar serat maupun tegak
lurus serat pada kayu hasil eksperimen.
Pada penelitian ini diharapkan kayu hasil eksperimen dapat memenuhi
standar ketahanan terhadap clear-wood test berdasarkan American Standart
Testing of Material (ASTM) sehingga layak bahan lebih kuat untuk menjadi
material bangunan.

iv

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Kegiatan pembangunan infrastruktur terus meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk yang diiringi dengan pemerataan
pembangunan di Indonesia. Kegiatan pembangunan di negara kita
memanfaatkan material lokal sebagai bahan utama struktur bangunan
mengingat bangsa kita memiliki potensi sumber daya alam yang
beranekaragam dan untuk membuka lapangan pekerjaan. Upaya-upaya untuk
pemanfaatan material-material lokal sebagai bahan struktur di negara kita perlu
terus dikembangkan. Terutam penggunaan kayu, seperti pada pembuatan atap
rumah, tiang kolom, balok ring, sampai dengan pembuatan pintu dan jendela
maupun perabotan rumah tangga.
Kayu merupakan bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna
sehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu (environmental
friendly). Akan tetapi sebagai bahan alam, kayu memerlukan waktu yang
relatif lama untuk tumbuh. Selain itu pada satu pohon kayu hanya dapat
dilakukan satu kali panen (ditebang) untuk diambil kayunya, dan setelah itu
pohon kayu sudah tidak dapat tumbuh lagi.
Salah satu kayu yang sering dipakai pada konstruksi bangunan adalah kayu
dari pohon kelapa atau sering disebut sebagai kayu glugu (nama perdagangan).
Namun jika dilihat dari morfologinya pohon kelapa meiliki akar, batang, dan
daun yang dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, pada umumnya masyarakat hanya
menggunakan batang dari pohon kelapa sebagai bahan utama konstruksi

banguan. Sedangkan, jika dihitung lamanya batang pohon kelapa yang dapat
digunakan kita harus menunggu 20 tahun untuk mendapatkan kualitas yang
baik.
Jika melihat seluruh bagian dari pohon kelapa, lidi merupakan salah satu
bagian yang memiliki struktur seperti kayu. Lidi yang merupakan tulang daun
dari daun kelapa dapat terus tumbuh selama pohon kelapa tersebut hidup.
Sehingga selama pohon kelapa tersebut tumbuh lidi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan. Selama ini lidid hanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
sapu. Padahal, lidi memiliki struktur seperti kayu ditampah dengan lapisan
kulit di luarnya membuat lidi tahan pecah atau retakan ketika diberi gaya luar.
Oleh karena itu penulis ingin Menganalisis Kekuatan Serat Lidi pada
Inovasi Pembuatan Kayu (Komposit Maupun Laminasi) sebagai Alternatif
Bahan Konstruksi Bangunan.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pembuatan kayu laminasi ataupun kayu komposit dengan
bahan dasar lidi?
1

2. Bagaimana kekuatan tarik, tekan, tahanan geser, dan lentur kayu komposit

yang bahan utamanya merupakan lidi?
3. Bagaimana manfaat dari kayu laminasi ataupun kayu komposit dengan
bahan dasar lidi berdasarkan kekuatannya sebagai bahan bangunan?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. mengetahui cara pembuatan kayu laminasi ataupun kayu komposit dengan
bahan dasar lidi
2. mengetahui kekuatan tarik, tekan, tahanan geser, dan lentur kayu komposit
yang bahan utamanya merupakan lidi
3. mengetahui manfaat dari kayu laminasi ataupun kayu komposit dengan
bahan dasar lidi berdasarkan kekuatannya sebagai bahan bangunan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, memberikan pengalaman dan wawasan untuk melakukan
serangkaian kegiatan / percobaan pembuatan kayu komposit dan laminasi
sesuai dengan metodologi penelitian.
2. Bagi masyarakat dan industri, memberikan inovasi kayu komposit maupun
laminasi yang berbahan dasar lidi
E. Luaran Penelitian
Luaran dari penelitian ini adalah hak paten atas kayu komposit maupun
laminasi berbahan dasar lidi yang memiliki kekuatan dan memenuhi standar

sebagai bahan bangunan.

2

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
A. Kayu
Menurut Danasamita dalam jurnalnya yang berjudul Dasar-dasar Struktur
Kayu (2004) kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan
(pohon) dalam alam dan termasuk vegetasi hutan. Satu jenis kayu memiliki dua
buah nama yaitu nama perdagangan dan nama ilmiah.
Sifat utama kayu salah satunya renewable resources (dapat didaur ulang).
Selain itu, kayu merupakan bahan mentah yang mudah dijadikan barang lain.
Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik (elastis, ulet tahan terhadap pembebanan
sebagai bahan bangunan, baik yang tegak lurus dengan serat atau sejajar
seratnya). Sifat-sifat seperti ini tidak dimiliki oleh bahan-bahan lain yang bisa
dibuat oleh manusia (Awaludin & Irawati, 2005 )
Akan tetapi kayu memiliki beberapa kelemahan yaitu memerlukan waktu
tumbuh yang relatif lama jika dibandingkan dengan material bangunan lainya.
Waktu tumbuh paling singkat adalah 4 tahun, terapi kekuatannya lemah.
Sedangkan kayu terkuat memiliki waktu tumbuh hingga ratusan tahun (kayu

purba). Kelemahan kayu lainya adalah bentang atau ukurannya terbatas tidak
dapat digunakan untuk konstruksi dengan bentang tinggi. Selain itu kayu
memiliki struktur yang tidak homogen, pada kayu sering terdapat cacat akibat
percabangan maupun cacat karena alam. kayu bersifat higraoskopis, dan tidak
tahan api atau mudah terbakar.
Oleh karena itu banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas maupun
kuantitas kayu. Salah satunya pembuatan kayu komposit maupun kayu
laminasi.
B. Kayu Laminasi (Glue Laminated Timber) dan Kayu Komposit
Kayu laminasi diperoleh dengan cara merekatkan papan-papan kayu yang
memiliki ketebalan 20 sampai dengan 45 mm dengan bahan perekat tertentu
dan pada tekanan tertentu. Sebelum proses perekatan, terlebih dahulu papanpapan kayu dikeringkan hingga nilai kandungan air di bawah 16%. Karena
rendahnya kandungan air pada papan kayu, maka struktur kayu laminasi
memiliki kestabilan ukuran (dimension stability) yang lebih baik bila
dibandingkan dengan kayu masif non-laminasi.
Keuntungan dari kayu laminasi maupun komposit adalah tinggi dan
panjang kayu dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan (umumnya lebih besar dari
pada ukuran kayu masif) sehingga dapat digunakan sebagai balok pada
jembatan atau konstruksi berbentang panjang. Papan kayu yang memiliki
kekuatan tinggi umumnya memiliki nilai kepadatan (density) yang tinggi pula.

Dan juga sebaliknya; kayu yang memiliki kekuatan kecil adalah kayu dengan
nilai kepadatan yang rendah. Kayu yang memiliki nilai kepadatan rendah
identik dengan kayu yang memiliki serat kayu tipis dan memiliki volume
rongga yang besar. Perekatan pada kayu yang memiliki kepadatan rendah dapat

3

lebih mudah dilakukan dari pada perekatan pada kayu yang memiliki
kepadatan tinggi. Pada papan kayu dengan kepadatan rendah, bahan perekat
dapat dengan mudah masuk pada rongga-rongga serat dan mengunci serat-serat
kayu. Sedangkan pada papan kayu berkepadatan tinggi, perlu tekanan yang
lebih besar agar serat-serat kayu dapat merekat. Tetapi, tekanan yang dilakukan
pada saat perekatan tidak boleh merusak serat-serat kayu. Menurut AFPL
(1991), besarnya tekanan pada saat pembuatan kayu laminasi berkisar antara
0,7 Mpa hingga 1,7 Mpa.
Beberapa jenis bahan perekat yang dipergunakan pada struktur kayu
laminasi antara lain: casein, urea formaldehyde, phenol formaldehyde, phenolresorcinol formaldehyde, dan melamine-urea formaldehyde. Pemilihan jenis
bahan perekat sangat ditentukan oleh banyak hal seperti: kekuatan rekatan
(bond strength), Penggunaan struktur (indoor-use atau outdoor-use), dan
kemudahan proses perekatannya.


Gambar 1.1 Sambungan kayu laminasi membuat bentang kayu
dapat dibuat sesuai kebutuhan
C. Grading (klasifikasi) kayu
Berikut tabel Klasifikasi Kayu berdasarkan buku Dasar-Dasar Sambungan
Kayu (Awaludin, 2005)
Keterangan:
Ew : modulus elastisitas
lentur
Fb : kuat lentur
Ft// : kuat tarik sejajar
serat
Fc// : kuat tekan sejajar
serat
Fv : kuat geser
Fc﬩: kuat tekan tegak
lurus serat

4

D. Pohon Kelapa dan Lidi
Kelapa adalah anggota dari keluarga Arecaceae yang merupakan spesies
dalam genus Cocos. Pohon kelapa adalah sejenis pohon palem dengan satu
batang lurus yang banyak memiliki kegunaan dan fungsi penting sejak zaman
prasejarah. Ini adalah salah satu jenis pohon dimana hampir dalam tiap
bagiannya memiliki manfaat, termasuk buah, kayu, akar, dan daunnya. Di
banyak tempat, seperti di India Selatan, pohon kelapa banyak dibudidayakan
baik di perumahan, maupun diperkebunan-perkebunan.
Batang pohon kelapa memiliki butiran yang berserat. Ada tiga warna dasar
yang berkaitan dengan kepadatan kayunya, yaitu coklat gelap, cokelat
medium,dan emas bercahaya. Batang kelapa umumnya memiliki tinggi
mencapai 25 mtr dengan diameter berkisar 300 mm. Kandungan silika dalam
batang memberikan efek elastisitas pohon. Kayu ini sering dijadikan sebagai
bahan konstruksi bangunan seperti atap. Akan tetapi umur pohon kelapa yang
siap panen mulai dari 20 sampai dengan 70 tahun. Umur tersebut
mempungaruhi kekuatan dari batang pohon kelapa.
Selama periode tumbuh, kelapa tersebut menghasilkan kelapa, pelepah
kelapa, dan lidi kelapa. Lidi (daun) dan pelepah kelapa selama ini hanya
digunakan secara tradisional, seperti pembuatan sapu, sebagai kayu bakar dan
sebagainnya. Akan tetapi jika dilihat secara seksama lidi yang merupakan
tulang daun dari daun kelapa memiliki struktur yang keras seperti kayu, dengan
lapisan kulit di luarnya. Selain itu pelepah kelapa pun memiliki kulit yang keras
di bagian larnya. Kulit dan lidi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan kayu komposit maupun kayu laminasi. Hal ini didasari bahwa pada
bambu memiliki struktur yang keras pada kulitnya dapat memiliki tahanan tarik
yang menyerupai baja, dan pelepah kelapa serta lidi juga memiliki struktur
yang keras dikulitnya.

5

BAB 3. METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan dari penelitian ini adalah:
Rumah peneliti sebagai tempat penyiapan bahan yaitu di:
1. Ngibikan Rt 003 Rw -, Canden, Jetis, Bantul, DIY
2. Jigudan,Rt 006 Rw -, Triharjo, Pandak, Bantul, DIY
3. Ngunturan, Rt 001 Rw -, Triharjo, Pandak, Bantul, DIY
Laboratorium Bahan Bahan Bangunan Teknik Sipil UGM sebagai tempat
pembuatan kayu komposit dan laminasi
Laboratorium Struktur Teknik Sipil UGM sebagai tempat pengujian kayu
komposit dan laminasi
B. Pembuatan Kayu Komposit dan Laminasi
Bahan Pembuatan Kayu
1. Lidi
2. Lem perekat kayu
Alat pembuatan kayu
1. Hotpress machine
2. Timbangan
3. Alat ukur (mistar ukur dan gelas ukur)

Gambar 1.2 Alat hotpress machine
Variabel penelitian
1. Variabel bebas: Tekanan mesin, suhu pembuatan dan kualitas perekat
2. Variabel tetap : Kuantitas lidi dan kualitas lidi, kuantitas
Prosedur pembuatan
1. Menyiapkan lidi (lidi didapatkan dari pelepah kelapa yang sudah tua ) dan
alat hotpress machine. Lidi dipotong dengan ukuran tertentu (disamakan)
kemudian dilumasi dengan lem.
2. Memasukkan lidi pada alat hotpress machine.
3. Pengujian diatas dilakukan lagi dengan lem yang berbeda, tekanan yang
berbeda, dan suhu yang berbada untuk mendapat hasil yang maksimal.

6

C. Pengujian Kekuatan Kayu
Alat dan Bahan pengujian
1. Kayu komposit atau laminasi yang akan diuji
2. Kapur untuk menamai objek uji
3. Gergaji untuk memotong kayu
4. Mesin tekan untuk menguji kuat tekan kayu
5. Mesin tarik untuk menguji kuat tekan kayu
6.
7.
8.
9.

Mesin uji geser untuk menguji kuat geser kayu
Alat pengukur waktu untuk mengukur waktu dalam pengujian geser
Alat ukur : jangka sorong
Alat pengukur deformasi untuk menguker deformasi pada pengujian geser

Prosedur percobaan
1. Menyiapkan benda uji. Benda uji dibuat sesuai ukuran yang ditentukan.
2. Kemudian dilakukan pengujian benda uji yang diperlukan, dan dilakukan
analisis dengan rumus masing-masing. Sekemanya akan dijelaskan sebagai
berikut
Pengujian lentur / bending

Pengujian tekan

Rumus :

P = beban sampai patah (kg)
L = panjang bentangan (cm)
b = lebar contoh uji (cm)
h = tebal contoh uji (cm)
σb = modulus patah (kg/cm2)
Eb = Modulus of elasticity
(kgf/cm2)
ΔP = beban sebelum batas
proporsi (kgf)
d = tebal sempel (cm)
△Y = lentur beban (cm)
Dari rumus tersebut akan
didapatkan modulus elastisitas
(kuat lentur kayu)

Sejajar serat
Tegak lurus serat
Cara pengujian ketahannan tekan
pada kayu adalah dengan cara
meletakkan benda uji pada mesin
tekan, kemudian jalankan beban
sampai benda uji patah. Baca
besarnya
beban,
kemudian
didapatkan kuat tekan dengan
Rumus:
Kuat Tekan =



� �� � �





7

Pengujian tarik
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui ketahanan
Pengujian yang dilakukan adalah tarik sejajar serat dan
tegak lurus serat.
Pengujian kuat tarik kayu dilakukan dengan cara :
memaasang benda uji pada mesin tarik dan jalankan beban
sampai benda uji patah
Baca nilai beban yang tertera. Kemudian didapatkan kuat
tarik dengan rumus :
Kuat tarik =



� �� � �





Pengujian kuat geser

1.
2.
3.
4.

Beri nomor pada benda uji dengan menggunakan kapur
Masukkan benda uji pada alat mesin uji geser seperti pada ilustrasi diatas.
Berikan beban sampai kayu mengalami deformasi, dan catat hasilnya
Masukkan pada rumus:

Keterangan :
ſs// = kuat geser
P = beban maksimum
b = lebar
h = tinggi
r = radial
T = tangensial
(Awaludin & Irawati, 2005 )
E. Penetapan Grading (Kelas) Kayu
Setelah mengetahui Ew, Fb, Ft//, Fc//, Fv, dan Fc﬩ maka kelas kayu dapat
ditentukan berdasarkan tabel 1.1 dan kita dapat mengetahui fungsi kayu
berdasarkan tabel 1.2 di bab 2. Kajian pustaka

8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya

Tabel 1.3 anggaran biaya
No Jenis Pengeluaran
1
Peralatan penununjang
2
Barang habis pakai
3
Perjalanan
4
Lain-lain
Jumlah

Biaya
Rp 5.325.000,00
Rp 3.006.000,00
Rp 1.450.000,00
Rp 1.149.000,00
Rp 10.930.000,00

B. Jadwal Kegiatan

No

Kegiatan

1

Mencari
referensi
Konsultasi
dengan
dosen
Membuat
proposal
Mencari
bahan
percobaan
Mengolah
bahan
percobaan
Membuat
kayu
laminasi
Menguji
kayu hasil
eksperimen
Menulis
makalah

2

3
4

5

6

7

8

Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

9

Daftar Pustaka
Awaludin, Ali. 2005. Dasar-Dasar Perencanaan Sambung Kayu. BPTS UGM.
Yogyakarta.
Awaludin, Ali dan Irawati, Inggar Septhia. 2005. Konstruksi Kayu. BPTS UGM.
Yogyakarta.
Danasasmita, E. Kosasih.2004. Struktur Kayu I. Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Bandung.
Danasasmita, E. Kosasih.2004. Struktur Kayu II. Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Bandung

10

i

1.

ii

iii

iv

v

vi

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang
Justifikasi
Harga Satuan
Material
Kuantitas
Pemakaian
(Rp)
Memotong
5 buah
Rp 50.000,00
Sabit
Per buah
pelepah kelapa
Mengikat
4 meter
Rp 2.500,00
Tali
bahan
Permeter
Memipihkan
3 buah
Rp 150.000,00
Palu Sedang
benda iju
Memotong
5 buah
Rp 15.000,00
Gunting
serat
per buah
Memotong
5 buah
Rp 10.000,00
Cutter
serat
per buah
Mengukur
5 buah
Rp 180.000,00
volume benda
per buah
Gelas ukur
uji
Memotong
2 buah
Rp 230.000,00
Gergaji
Kayu Uji
Perbuah
Sewa
Menguji tekan 10 benda
Rp 20.000,00
laboratorium sejajar serat
uji
perbenda uji
Menguji tekan 10 benda
Rp 20.000,00
tegaklurus
uji
perbenda uji
serat
Menguji tarik 10 benda
Rp 20.000,00
tegaklurus
uji
perbenda uji
serat
Menguji tarik 10 benda
Rp 20.000,00
sejajar serat
uji
perbenda uji
Menguji lentur 10 benda
Rp 20.000,00
sejajar serat
uji
perbenda uji
Menguji lentur 10 benda
Rp 20.000,00
tegak lurus
uji
perbenda uji
serat
Menguji
10 benda
Rp 20.000,00
tahanan geser uji
perbenda uji
sejajar serat
Menguji
10 benda
Rp 20.000,00
tahanan geser uji
perbenda uji
tegak lurus
serat

Keterangan
Rp 250.000,00
Rp 10.000,00
Rp 450.000,00
Rp 75.000,00
Rp 50.000,00
Rp 180.000,00

Rp 460.000,00
Rp 200.000,00
Rp 200.000,00

Rp 200.000,00

Rp 200.000,00
Rp 200.000,00
Rp 200.000,00

Rp 200.000,00

Rp 200.000,00

vii

Sewa
laboratoriun

Proses
pembuatan
bahan

3
percobaan

Rp 750.000,00
Perpercobaan

Rp 2.250.000,00

Sub Total Rp 5.325.000,00
2. Bahan Habis Pakai
Justifikasi
Material
Pemakaian
Lidi / Pelepah Bahan
kelapa
utama
Lem Perekat
Perekat
kayu
bahan
Menandai
objek
Kapur
pengujian

Kuantitas
250
pelepah
800 gram
1 pack

Harga Satuan
Keterangan
(Rp)
Rp 8.000,00
Rp.2.000.000,00
perpelepah
Rp.24.000,00 Rp.1.000.000,00
per 48 gram
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
per pack
Sub Total Rp 3.006.000,00

3. Perjalanan
Material
Bantul –
Wonosari –
Sleman
Bantul –
Sleman

Justifikasi
Perjalanan
Tempat
mencari
pohon
kelapa
Menuju ke
tempat
pengujian

Kuantitas
Sewa 2 truk
pengangkut

5 kali
perjalanan

Harga
Keterangan
Satuan (Rp)
Rp.
Rp 1.300.000,00
650.000,00

Rp.
Rp.150.000,00
30.000,00
per 3 orang
Sub Total Rp 1.450.000,00

4. Lain-lain
Justifikasi
Pemakaian
Pembuatan
Kertas dan
makalah
print
Untuk
Buku logbook menulis
kegiatan
Foto
Dokumentasi
percobaan
Makan saat
Konsumsi
pengujian
Alat tulis
Menulis
Material

1

Harga
Keterangan
Satuan (Rp)
Rp.500.000,00 Rp.500.000,00

1

Rp.10.000,00

1

Rp 400.000,00 Rp 400.000,00

2 kegiatan

Rp 100.000,00 Rp 200.000,00

Kuantitas

Rp.10.000,00

1

Rp 45.000,00 Rp 39.000,00
Sub Total Rp 1.149.000,00
TOTAL KESELURUHAN Rp 10.930.000,00

viii

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Nur Oktaviani Widiastuti

Dr Inggar Septhia Irawati, ST., MT

(Ketua Tim Penelitian)

(Pembimbing Tim Penelitian)

Wikan Tyassari
(Bendahara Tim)

Anita Yuliana
(Sekretaris Tim)
No
.
1.

Nama
NIM
Nur
Oktaviani
Widiastuti

Program
Bidang
Studi
Ilmu
Teknik Sipil Struktur
dan
Bangunan
Lingkungan dan Bahan
Bangunan

Alokasi
Uraian Tugas
Waktu
15 jam/ Mengkoordinasi
minggu kegiatan, penanggung
jawab pelaksanaan,
mempersiapkan
pengujian
laboratorium,
mengkaji dan
melaksanakan metode
(teknis penelitian)

2.

Anita
Yuliana

Biologi

Ekologi

15 jam/
minggu

Mengurus teknis
administrasi,
mempersiapkan
pengujian
laboratorium,
mengkaji dan
melaksanakan metode
(teknis penelitian)

3.

Wikan
Tyassari

Metrologi
dan
Instrumenta
si

Kalibrasi

15 jam/
minggu

Penanggung jawab
keuangan,
mempersiapkan
pengujian
laboratorium,
mengkaji dan
melaksanakan metode
(teknis penelitian)

ix

x