perspektif dalam komunikasi dalam interpersona

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati
manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan
berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang
mempengaruhinya. Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru
dengan muridnya, orangtua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara
sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian
terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas
masing-masing.
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan
berita ke suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik. Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan
mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan
kesadaran terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.
Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka
seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena
pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak

persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan
ataupun objek. Persepsi seseorang akan memengaruhi bagaimana orang itu akan
berkomunikasi dengan orang atau kelompok lain yang telah ia persepsikan
sebelumnya. Maka dari itu jika seseorang memiliki persepsi baik pada orang atau
kelompok lain, komunikasi yang terjadi juga akan baik, begitu sebaliknya. Untuk
lebih jelasnya, kami akan menerangkan tentang faktor-faktor yang meengaruhi
persepsi dalam komunikasi antar pribadi pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah

1

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan persepsi ?
Bagaimana proses terbentuknya persepsi ?

Apa saja macam-macam persepsi ?
Bagaimana sifat dalam persepsi ?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persepsi antar pribadi ?
Bagaimana pengukuran persepsi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari persepsi.
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya persepsi.
3. Untuk mengetahui macam-macam persepsi.
4. Untuk mengetahui sifat-sifat dalam persepsi.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persepsi antar
pribadi.
6. Untuk mengetahui pengukuran persepsi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Persepsi
Persepsi setiap orang dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi
berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari pandangan setiap orang
dalam menyikapi permasalahan tersebut. Secara etimologis presepsi berasal dari

bahasa latin preceptio;dari preceptio, yang artinya menerima atau mengambil.
Pada hakikatnya, persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik melalui

2

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi adalah
suatu proses kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar unik
tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.
Menurut Robbins dan Coulter (2005:49), “Persepsi adalah proses
pengorganisasian dan penafsiran kesan inderawi guna mendapatkan arti (pengertian
mendalam) atas lingkungan”. Dalam hal ini persepsi dapat dianggap sebagai
penafsiran individu terhadap objek di kelilingnya, berdasarkan kesan yang
diperoleh dari indera mereka”. Dalam hal ini dapat menimbulkan berbagai persepsi
yang berbeda terhadap penilaian suatu objek yang sama. “Persepsi adalah proses
seorang individu memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan-masukan
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang bermakna tentang dunia”
(Kotler, 2009),.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:137), “Persepsi didefinisikan sebagai
proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli

ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia”.
Menurut Walgito (1997) dalam Sembiring (2009) agar individu dapat
menyadari dan dapat membuat persepsi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,
yaitu :
1. Adanya obyek yang dipersepsikan (fisik),
2. Alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus (fisiologis),
3. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan
persepsi (psikologis).
Dari pendapat mengenai persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah pandangan seorang individu mengenai pemahaman dan penilaian suatu
objek, dimana setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda dari sudut
pandang dalam menafsirkan suatu objek.
B. Proses Terbentuknya Persepsi
Persepsi tidak terjadi begitu saja secara langsung, melainkan butuh proses.
Menurut Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu.

3

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada. Persepsi merupakan bagian dari
keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan
kepada manusia. Persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan
psikiologis.
Perceptual process atau proses terbentuknya suatu persepsi yaitu meliputi 3
(tiga) tahap sebagai berikut :
1. Sensasi (asensi)
Sensasi adalah proses pengiriman pesan ke otak melalui panca indera
yaitu mata, hidung, telinga, lidah, kulit. Panca indera adalah reseptor yang
menghubungkan otak kita dengan lingkungan sekitar. Informasi yang kita
tangkap dari proses melihat, mencium, mendengar, merasakan, dan meraba
tersebut kita proses kembali untuk dapat menghasilkan persepsi terhadap
sesuatu. Misal melihat pantai, mencium parfum, bersalaman, mencicipi
masakan. Setelah informasi itu kita tangkap dan kita rekam dalam otak kita
masuk dalam terhadap atensi
2. Atensi
Atensi adalah suatu tahap dimana kita memperhatikan informasi yang

telah ada sebelum kita menginterpretasikannya. Sebenarnya banyak sekali
hal yang tertangkap oleh panca indera, namun tidak semua kita perhatikan.
Misal kita mengobrol lewat telepon, informasi yang kita perhatikan
hanyalah suara lawan bicara meskipun saat itu kita juga sedang membaca
koran atau makan bakwan, ketika melihat sekumpulan orang berpakaian
hitam, dan ada satu orang berpakaian putih, tentunya kita lebih
memperhatikan yang berbaju putih, hal ini terjadi karena kita hanya akan
memperhatikan apa yang kita anggap paling bermakna bagi kita, paling
berbeda dan paling menarik perhatian.
3. Interpretasi

4

Tahap interpretasi adalah tahap terakhir. Jika persepsi dikatakan sebagai
inti komunikasi, maka interpretasi adalah inti dari persepsi. Interpretasi
adalah proses penafsiran informasi atau pemberian makna dari informasi
yang telah kita tangkap dan kita perhatikan. Ketika mata kita melihat
matahari terbenam di pantai kemudian kita perhatikan, maka secara tidak
langsung kita akan menginterpretasikan pantai tersebut. Apakah menurut
kita indah, biasa saja atau bahkan jelek. Pendapat atau persepsi yang

dihasilkan tentunya akan beragam tergantung latar belakang kita masingmasing.
Sensasi, atensi dan interpretasi adalah tahapan-tahapan yang dilalui untuk
menghasilkan persepsi, semakin sama persepsi setiap orang, maka semakin efektif
komunikasi yang dilakukan. Persepsi setiap orang akan sama jika mereka berasal
dari latar belakang yang sama. Misal sama-sama orang desa, sama-sama orang
jaqwa dan sama-sama orang gila. Persepsi-persepsi yang ada pada diri kita akan
mempengaruhi proses komunikasi yang kita lakukan, karena itu berfikirlah
positifdan obyektif dalam memandang sesuatu.

C. Macam-macam Persepsi
Terdapat dua macam persepsi, yaitu sebagai berikut :
1. External Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan
yang datang dari luar diri individu.
2. Self Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah
dirinya sendiri.
Dengan persepsi, individu dapat menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan
lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang keadaan diri individu (Sunaryo,
2004).
D. Persepsi Sebagai Inti Komunikasi Interpersonal


5

Persepsi dikatakan inti komunikasi karena persepsi sangat memengaruhi
proses komunikasi yang dilakukan baik komunikasi interpersonal maupun
komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang
terjadi dalam diri seseorang. Missal berpikir, menulis, merenung, menggambar, dan
sebagainya. Sedangkan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
dilakukan oleh seseorang dengan orang lain atau kelompok. Contohnya saja
mengobrol lewat telepon, ceramah.
Persepsi atau cara pandang kita terhadap sesuatu akan menentukan jenis dan
kualitas komunikasi yang kita lakukan. Misalnya kita berhadapan dengan seseorang
yang kita persepsikan baik, maka komunikasi yang kita lakukan dengannya juga
akan baik, begitu sebaliknya.
E. Sifat Persepsi
Beberapa hal yang harus kita pelajari menyangkut persoalan dalam persepsi ini,
Mulyana(2000:176-196) mengungkapkan hal-hal berikut:
1. Persepsi mendasarkan pada pengalaman
Dikemukakan bahwa pola-pola perilaku seseorang itu berdasarkan persepsi
mengenai realitas social yang telah dipelajarinya pada masa lalu. Artinya,

persepsi kita terhadap seseorang, objek, atau kejadian, dan reaksi kita terhadap
hal-hal itu amat tergantung pada pengalaman masa lalu berkaitan dengan objek,
atau kejadian serupa. Seperti halnya cara kita bekerja, menilai pekerjaan yang
baik bagi kita, cara kita makan, cara kita menilai kecantikan, semua ini amat
tergantung pada apa yang telah diajarkan budaya kita mengenai hal-hal tersebut.
2. Persepsi bersifat selektif
Pada dasarnya melalui indera kita, setiap saat diri kita ini dirangsang dengan
berjuta rangsangan. Jika kita harus memberikan tafsiran atas semua rangsangan
itu, maka kita ini bisa menjadi gila. Karena itu, dituntut untuk mengatasi
kerumitan tersebut dengan memerhatikan hal-hal yang menarik bagi kita. Atensi
kita pada dasarnya merupakan faktor utama dalam menentukan seleksi atas
rangsangan yang masuk ke dalam diri kita.
3. Persepsi bersifat dugaan

6

Karena pada dasarnya data yang kita peroleh melalui penginderaan tidak pernah
lengkap, maka sering kita melakukan dugaan atau langsung melakukan
penyimpulan.
4. Persepsi bersifat evaluative

Tidak sedikit orang beranggapan bahwa apa yang mereka persepsikan sebagai
sesuatu yang nyata. Artinya, perasaan seseorang sering memengaruhi
persepsinya, padahal hal tersebut bukanlah sesuatu yang objektif. Kita
melakukan intepretasi berdasarkan pengalaman masa lalu dan kepentingan
subjektif kita sendiri. Karena itu persepsi bersifat evaluative, merupakan proses
kognitif yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan penghargaan dengan
memaknai objek persepsi itu sendiri.
5. Persepsi bersifat kontektual
Dari setiap peristiwa komunikasi, seseorang selalu dituntut untuk
mengorganisasikan rangsangan menjadi suatu persepsi. Konteks nampaknya
berpengaruh kuat atas persepsi yang terbentuk dala diri seseorang.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Persepsi antar Individu
Berikut adalah pendapat para ahli mengenai faktor-faktor yan mempengaruhi
tingkat persepsi antar individu.
 David Krench dan Richard S. Crutchfield (1977) membagikan faktor-faktor
yang menentukan persepsi menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Fungsional, adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman
masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktorfaktor personal. Faktor personal yang menentukan persepsi adalah objekobjek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
2. Faktor Struktural, adalah faktor yang berasal semata-mata dari sifat.
Stimulus fisik efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.

Faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt bila kita
ingin mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu
keseluruhan. Bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat

7

meneliti faktor-faktor yang terpisah, kita harus memandangnya dalam
hubungan keseluruhan (Rakhmad, 1989: 52).
 Menurut Kenneth, perhatian juga sangat berpengaruh terhadap persepsi.
Dimana perhatian merupakan proses mental ketika stimulus atau rangkaian
stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus yang lainnya
melemah (dalam Rakhmad, 1989: 52). Tertarik tidaknya individu untuk
memperhatikan satu stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1. Faktor Internal (kebiasaan, minat, emosi, dan keadaan biologis)
Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang
terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
a. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi
yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk
memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera
untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi
terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
b. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan
untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas
mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda
sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini
akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
c. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan
untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan
seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat
dikatakan sebagai minat.
d. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya
seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat
memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
e. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada
ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadiankejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian
luas.

8

f. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood
ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan
mengingat.
2. Faktor Eksternal (intensitas,kebaruan, gerakan dan pengulangan stimulus).
Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik
dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen
tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau
menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
persepsi adalah :
a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini
menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka
semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi
persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek
individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk
persepsi.
b. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih
banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan
dengan yang sedikit.
c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya
dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar
sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi
makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang
hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu
obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
e. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian
terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan
dibandingkan obyek yang diam.
 Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007) dalam Sembiring (2009), ada tiga
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu :

9

1. Pelaku Persepsi
Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh
karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu.
Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan mempengaruhi persepsi
adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan
pengharapan.
2. Target
Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat
mempengaruhi apa yang dipersiapkan. Orang-orang yang keras suaranya
lebih mungkin untuk diperhatikan dalam suatu kelompok daripada mereka
yang pendiam. Demikian pula individu-individu yang luar biasa menarik
atau luar biasa tidak menarik. Gerakan, bunyi, ukuran, atribut-atribut lain
dari target membentuk cara seseorang memandang.
3. Situasi
Situasi adalah hal penting dalam setiap individu melihat objek-objek atau
peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi
persepsi-persepsi individu.
 Menurut Baltus (1983) dalam Siregar (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah :
1. Kemampuan dan keterbatasan fisik dari alat indera dapat mempengaruhi
persepsi untuk sementara waktu ataupun permanen.
2. Kondisi lingkungan.
3. Pengalaman masa lalu. Bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan
atau bereaksi terhadap stimulus tergantung dari pengalaman masa lalunya.
4. Kebutuhan dan keinginan. Ketika seorang individu membutuhkan atau
menginginkan sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang
dibutuhkan dan diinginkannya tersebut.
5. Kepercayaan, prasangka, dan nilai. Individu akan lebih memperhatikan dan
menerima orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama
dengannya. Sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam
mempersepsi sesuatu.

10

G. Pengukuran Persepsi
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi
yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur,
dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode
pengukuran sikap terdiri dari metode Self Report dan pengukuran Involuntary
Behavior.
1. Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat
menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah bila
individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat
mengetahui pendapat atau sikapnya.
2. Involuntary Behaviour dilakukan jika memang diinginkan atau dapat
dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap
dipengaruhi kerelaan responden (Azzahy, 2010).
Jika merujuk pada pernyataan diatas, bahwa mengukur persepsi hampir
sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap dapat dipakai atau dimodifikasi
untuk mengungkap persepsi sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang
positif, atau negatif terhadap suatu hal atau obyek.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

11

Persepsi adalah pandangan seorang individu mengenai pemahaman dan
penilaian suatu objek, dimana setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda
dari sudut pandang dalam menafsirkan suatu objek. Proses terbentuknya suatu
persepsi sendiri meliputi tiga tahap yaitu sensasi, atensi, dan intepretasi. Persepsi
memiliki dua macam persepsi yaitu external perception dan self perception.
Sedangkan sifat dari persepsi ada lima, yaitu persepsi mendasarkan pada
pengalaman, persepsi bersifat selektif, persepsi bersifat dugaan, persepsi bersifat
evaluatif, dan persepsi bersifat kontektual.
Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu perilaku
persepsi, target, dan situasi. Faktor lain yang memengaruhi persepsi juga ada dua
faktor itu, pertama faktor fungsional, yaitu faktor yang berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai
faktor-faktor personal. Kedua, faktor struktural, adalah faktor yang berasal sematamata dari sifat. Stimulus fisik efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf
individu. Persepsi merupakan suatu hal yang bisa diukur dan untuk mengukur
persepsi modelnya hampir sama dengan mengukur sikap yaitu dengan dua metode
pengukuran sikap terdiri dari metode self report dan pengukuran involuntary
behavior.
B. Saran
Makalah ini belumlah sempurna, jadi bagi mahasiswa bisa mencari referensi
dari buku ataupun sumber lainnya untuk mencari informasi lebih jelas serta guna
menunjang mata kuliah Komunikasi Interpersonal.

Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

12

Diakses dari http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-danfaktor-yang-mempengaruhi/ pada tanggal 23 Februari 2015 pukul 10.15 WIB
Diakses dari https://croisant.wordpress.com/2014/02/26/faktor-pengaruh-danperan-persepsi-dalam-hubungan-antarpribadi/ pada tanggal 23 Februari 2015 pukul
15.00 WIB
Diakses dari http://bahasa.kompasiana.com/2013/10/20/persepsi-pengertiandefinisi-dan-factor-yang-mempengaruhi-600802.html pada tanggal 23 Februari 2015
pukul 15.30 WIB
Diakses dari http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-danfaktor-yang-memengaruhi/ pada tanggal 24 Februari 2015 pukul 20.46 WIB.
Diakses dari http:// www.academia.edu/6890068/Komunikasi-Interpersonal-danIntrapersonal/ pada tanggal 24 Februari 2015 pukul 20.49 WIB.

13