PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN
KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI
Oleh :
R. NENY KUSUMADEWI*)
Email : rd.nenykusumadewi@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan
tranformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista
Jatiwangi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Arista Jatiwangi yang
berjumlah 50 orang.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif verifikatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Prosedur
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dokumentasi, Studi
Kepustakaan, Wawancara dan Kuesioner.Alat analisis data menggunakan korelasi
berganda, koefisien determinasi, uji hipótesis menggunakan statistik Uji t dan Uji F.
Hasil penelitian ini adalah : (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arista Jatiwangi,
(2) terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan
PT. Arista Jatiwangi, (3) secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya

kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan
PT. Arista Jatiwangi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini
dapat dibuktikan kebenarannya.

Kata kunci: gaya kepemimpinan transformasional, motivasi dan kepuasan kerja

*)

Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Majalengka

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Era globalisasi yang diiringi
pertumbuhan ekonomi dan teknologi
menuntut dunia usaha mengantisipasi
perkembangan yang pesat dengan
munculnya berbagai perusahaan yang
menciptakan berbagai jenis produk
maupun jasa guna memenuhi kebutuhan,
pada

satu
sisi
mencerminkan
kesejahteraan masyarakat tetapi disisi
lain perkembangan ini menyebabkan
semakin ketatnya persaingan dalam
dunia usaha. Perusahaan dewasa ini
dihadapkan pada tuntutan untuk bekerja
secara efisien, efektif dan tanggap baik
dalam upaya mempertahankan pasar
maupun
untuk
mengungguli
persaingan.Dalam usaha mencapai suatu
tujuan perusahaan harus memperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan perusahaan tidak akan
tercapai tanpa adanya kerja sama yang
baik antara karyawan.Maju mundurnya
suatu perusahaan sangat bergantung

pada kepemimpinan dan lingkungan
kerja serta ketrampilan dari karyawan,
setiap karyawan harus mempunyai
semangat kerja yang tinggi dalam
melaksanakan aktivitas perusahaan.
Berkat adanya semangat dan kerja keras
dari setiap karyawan perusahaan akan
mampu mengatasi permasalahan yang di
hadapi serta akan mampu mencapai
tujuannya. Namun dalam prakteknya
untuk
mencapai
tujuan
tersebut
perusahaan sering menghadapi kendala,
di antaranya adalahketidakpuasan dari
para
karyawannya,
yang
dapat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan
maupun kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Adanya perubahan lingkungan
perusahaan yang semakin kompleks dan
kompetitif, mensyaratkan perusahaan
untuk bersikap lebih responsif agar tetap
bertahan, sebab dalam perubahan

perusahaan baik yang terencana maupun
tidak terencana, aspek yang terpenting
adalah perubahan individu. Perubahan
pada individu ini tidak mudah, tetapi
harus melalui proses relatif lama. Pada
umumnya Pemimpin dijadikan sebagai
panutan oleh karyawannya, sehingga
perubahan secara lebih baik harus
dimulai dari tingkat yang paling atas
(pemimpin) hingga ke tingkat paling
bawah.

Secara
umum
bidang
kepemimpinan menempati posisi sentral
dalam manajemen dan kepemimpinan
memiliki hubungan sebab akibat dengan
kinerja organisasi (Hasibuan, 2003)1).
Seorang pemimpin yang efektif
harus tanggap terhadap perubahan,
mampu menganalisis kekuatan dan
kelemahan sumber daya manusianya
sehingga
mampu
memaksimalkan
kinerja organisasi dan memecahkan
masalah dengan tepat.Untuk itu
perusahaan membutuhkan pemimpin
yang reformis dan mampu menjadi
motor
penggerak

perubahan
(transformation) perusahaan.
Kepemimpinan
transformasional
meliputi
pengembangan hubungan yang lebih
dekat antara pemimpin dengan
pengikutnya, bukan hanya sekedar
sebuah perjanjian tetapi lebih didasarkan
kepada kepercayaan dan komitmen
dalamsuatuorganisasidalammencapaituj
uanorganisasi yang telahdirencanakan.
Menurut Hadari Nawawi2)(2003
: 115)Gaya kepemimpinan adalah
‘’perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan
pemimpin
dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,
dan

perilaku
para
anggota
organisasi/bawahan.
Kepemimpinan
transformasional
pada
prinsipnya
memotivasi bawahan untuk berbuat
lebih baik dari apa yang biasa
dilakukan, dengan kata lain dapat
meningkatkan
kepercayaan
atau
keyakinan diri bawahan yang akan

berpengaruh terhadap peningkatan
kerja.’’
Untukmenunjangkeberhasilan
manajemendibutuhkanseorangpemi

mpin yang dapat melaksanakan tugas
dan
fungsi
manajemen.
Seorangpemimpin yang baik harus
dapat memberikan motivasi agar dapat
mencapaiproduktivitas
kerja
dan
kepuasan kerja bawahannya.
Menurut
Hezberg
dalam
Hasibuan3) (2007: 136)mendefinisikan
bahwa motivasi adalah:“Serangkaian
sikap
dan
nilai-nilai
yang
mempengaruhi individu untuk mencapai

hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu. Sikap dan nilai tersebut
merupakan hal yang inivisible yang
memberikan
kekuatan
untuk
mendorong individu bertingkah laku
dalam mencapai suatu tujuan, sehingga
dengan adanya suatu tujuan tersebut
maka perusahaan atau organisasi dapat
mencapai target sesuai dengan apa yang
diharapkannya.”
Faktor kritis yang berkaitan
dengan keberhasilan jangka panjang
organisasi adalah bagaimana kemampuan
perusahaan mengukur seberapa baik
karyawan bekerja dan menggunakan
informasi. Penilaian kerja dapat
membantu menumbuhkan motivasi dan
peningkatan mutu karyawan, maka

dukungan dari atasan dan semua pihak
sangat diperlukan agar lebih efektif.
Menurut Mangkunegara4)(2001 :
117), kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong
diri
pegawai
yang
berhubungan dengan pekerjaannya
maupun
dengan
kondisi
dirinya.Perasaan yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspekaspek seperti upah, atau gaji yang
diterima, kesempatan pengembangan
karier, hubungan dengan pegawai
lainnya, penempatan kerja, jenis

pekerjaan,

struktur
organisasi
perusahaan dan mutu pengawasan.
PT. Arista Jatiwangi merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang
penjualan otomotif tepatnya sepeda
motor merek Yamaha. Bagi PT. Arista
Jatiwangi faktor karyawan merupakan
sarana
utama
demi
kelancaran
perusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah
ditetapkan,
perusahaan
menginginkan agar para karyawannya
mempunyai semangat kerja yang tinggi
dan pada akhirnya akan bermuara pada
perubahan.
Kepemimpinan yang ada di PT.
Arista Jatiwangi menunjukkan hal
positif antara lain, pemimpin suka terjun
langsung kelapangan untuk melihat
karyawannya bekerja, disamping itu
setiap
hari
sebelum
karyawan
melakukan pekerjaannya pemimpin
selalu memberikan pengarahan dan
motivasi kepada karyawannya untuk
bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya.
Selain itu karyawan juga merasa puas
dan senang karena pemimpin mau
mendengarkan saran maupun kritikan
dari bawahannya sehingga dapat
terciptanya rasa aman dalam bekerja.
Untuk itu pemimpin selalu
berusaha menjadi motivator yang handal
sehingga
bawahannya
mempunyai
semangat kerja yang tinggi. Tanpa
diawasi oleh pemimpin, karyawan yang
memiliki komitmen tinggi terhadap
perusahaan akan bekerja seefektif dan
seefisien mungkin tanpa memikirkan
berapa banyak waktu yang dihabiskan
untuk
perusahaan
dan
tanpa
mempermasalahkan berapa uang lembur
yang akan diterima. Ketika para
karyawan mempunyai semangat kerja
yang tinggi ini berarti bahwa karyawan
sudah merasa puas dengan pendekatan
yang dilakukan oleh pemimpin.
Berdasarkan
latar belakang
masalah yang dikemukakan, penelitian
ini
akan
mengambil
judul:

‘’PENGARUH
GAYA
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJAKARYAWAN
PADA PT. ARISTA JATIWANGI”
Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang
masalah di atas, penulis merumuskan
suatu permasalahan yaitu :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan
transformasional yang di terapkan
pada PT. AristaJatiwangi.
2. Bagaimana motivasi kerja yang di
terapkan pada PT. Arista Jatiwangi.
3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan
pada PT. Arista Jatiwangi.
4. Seberapa besar pengaruh gaya
kepemimpinan
transformasional
terhadap kepuasan kerja karyawan
pada PT. Arista Jatiwangi.
5. Seberapa besar pengaruh motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.
6. Seberapa besar pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional dan
motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. AristaJatiwangi.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
gaya
kepemimpinan
transformasional
yang di terapkan pada PT.
AristaJatiwangi.
2. Untuk mengetahui motivasi kerja
yang di terapkan padaPT. Arista
Jatiwangi.
3. Untuk mengetahui kepuasan kerja
karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.
4. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh
gaya
kepemimpinan
transformasional terhadap kepuasan
kerja karyawan pada PT. Arista
Jatiwangi.

5. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja karyawan pada PT.
Arista Jatiwangi.
6. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh
gaya
kepemimpinan
tranformasional dan motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan
pada PT. AristaJatiwangi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kepemimpinan
Dilihat dari sudut manajemen,
seorang pemimpin harus mampu
menetapkan tujuan yang hendak dicapai
oleh organisasi atau perusahaan. Dari
kenyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa peran seorang pemimpin dalam
maju mundurnya organisasi atau
perusahaan sangatlah besar. Tanpa
adanya
suatu
manajemen
dan
kepemimpinan yang baik dan aspiratif,
upaya perubahan dan optimalisasi
pencapaian
kinerja
dan
tujuan
organisasi akan sulit dicapai dan
mungkin saja tidak menghasilkan
apapun.
Menurut Warren Bennis dalam
Hadari Nawawi2)(2003 : 15) Peran
pemimpin dalam organisasi maka
kewajiban utama bagi setiap pemimpin
adalah :
1. Mampu
membuat
setiap
bawahannya
sebagai
anggota
organiasi merasa penting dalam
aktivitas organisasi.
2. Mampu
memotivasi
setiap
bawahannya untuk terus mau belajar
dan
mengembangkan
kompetensinya.
3. Mampu
membantu
setiap
bawahannya agar merasa menjadi
bagian dari organisasi sebagai satu
kesatuan.
4. Mampu membangkitkan semangat
kerja setiap bawahannya.
Sukses
tidaknya
organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan sangat tergantung dengan
pemimpin. Agar kepemimpinan efektif,
pemimpin harus dapat menggunakan
gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
keadaan dan situasi yang dihadapi
organisasi.
Hadari Nawawi2) (2003 :
26)berpendapat bahwa kepemimpinan
adalah
kemampuan/kecerdasan
mendorong sejumlah orang (dua orang
atau lebih) agar bekerjasama dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
terarah pada tujuan bersama. Jadi dapat
disimpulkan Kepemimpinan adalah
kekuatan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin yang dapat mempengaruhi
orang lain guna mengikuti kehendaknya
sesuai
dengan
apa
yang
ia
kehendakinya.
Gaya Kepemimpinan
Menurut Hadari Nawawi2) (2003
: 115) Gaya kepemimpinan adalah
perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan
pemimpin
dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,
dan
perilaku
para
anggota
organisasi/bawahan.
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
Menurut Hadari Nawawi2) (2003
:
168)Gaya
kepemimpinan
Transformasional,
yaitu
gaya
kepemimpinan
yang
mampu
mendatangkan perubahan di dalam diri
setiap individu yang terlibat dan/atau
bagi seluruh organisasi untuk mencapai
kinerja yang semakin tinggi.
Jadi
dapat
disimpulkan
Kepemimpinan transformasional adalah
pada prinsipnya memotivasi bawahan
untuk berbuat lebih baik dari pada yang
biasa dilakukan, dengan kata lain dapat
meningkatkan
kepercayaan
atau
keyakinan diri bawahan yang akan
berpengaruh
terhadap
peningkatan
kinerja.

Dimensi
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
Hadari
Nawawi2)(2003
:
166)berpendapat seorang pemimpin
dapat mentransformasikan bawahannya
melalui empat dimensi yang terdiri dari :
1. Pengaruh Idealisme. Kepemimpinan
ini
cenderung
karismatik,
mempunyai perumusan visi dan misi
secara
jelas,
menanamkan
kebanggaan pada organisasi, serta
mendapat
dukungan
dan
kepercayaan dari bawahan. Adapun
indikator pengaruh idealisme dalam
penelitian ini adalah, rasa hormat,
kebanggaan,
kepercayaan
dan
pencapaian tujuan.
2. Motivasi
Inspirasional,
mengkomunikasikan harapan yang
tinggi, menggunakan lambang dan
slogan untuk memfokuskan usaha,
memberikan dorongan dan arti
terhadap apa yang perlu dilakukan.
Adapun
indikator
motivasi
inspirasional dalam penelitian ini
adalah : memotivasi bawahan,
penggunaan
simbol,
dan
Kemampuan
3. Stimulasi Intelektual. Pemimpin
menggalakan
penggunaan
kecerdasan bagi bawahan untuk
lebih kreatif dan mengeluarkan ideidenya,
melakukan
pemecahan
masalah secara teliti. Adapun
indikator stimulasi intelektual dalam
penelitian ini adalah memunculkan
ide baru dan penyelesaian masalah
4. Konsiderasi Individual. Pemimpin
mampu
mempertimbangkan
kebutuhan individual dan aspirasiaspirasi, mendengarkan, mendidik
dan melatih bawahan. Adapun
indikator konsiderasi individual
dalam
penelitian
ini
adalah,
perhatian dan penasehat melalui
interaksi personal

Motivasi Kerja
Menurut
Hezberg
dalam
Hasibuan3)(2006: 136)mendefinisikan
bahwa motivasi adalah: “Serangkaian
sikap
dan
nilai-nilai
yang
mempengaruhi individu untuk mencapai
hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu. Sikap dan nilai tersebut
merupakan hal yang inivisible yang
memberikan
kekuatan
untuk
mendorong individu bertingkah laku
dalam mencapai suatu tujuan, sehingga
dengan adanya suatu tujuan tersebut
maka perusahaan atau organisasi dapat
mencapai target sesuai dengan apa yang
diharapkannya.”
Menurut Handoko4) (1996:87)
mendefinisikan bahwa motivasi adalah:
“Keadaan dalam diri pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi yang ada pada diri seseorang
akan mewujudkan suatu perilaku yang
diarahkan pada tujuan mencapai
sasaran kepuasan”
Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah semangat atau dorongan dalam
diri seseorang untuk melakukan
kegiatan tertentu guna mencapai suatu
tujuan yang dapat berpengaruh positif
dalam mencapai kinerja ataupun
kepuasan kerja.
Dimensi Motivasi Kerja.
Menurut teori Hezberg dalam
Hasibuan3) (2007: 159) adalah sebagai
berikut:
1. Kebutuhan akan prestasi (promosi
jabatan)
2. Kebutuhan
akan
pengakuan
(penghargaan)
3. Pekerjaan itu sendiri (pekerjaan
sesuai keahlian)
4. Tanggung jawab (melaksanakan
pekerjaan tepat waktu)
5. Kebutuhan untuk berkembamg

(pendidikan dan pelatihan)
Kepuasan Kerja
Menurut Mangkunegara5) (2001 :
117), kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong
diri
pegawai
yang
berhubungan dengan pekerjaannya
maupun dengan kondisi dirinya.
Perasaan yang berhubungan dengan
pekerjaan
melibatkan
aspek-aspek
seperti upah, atau gaji yang diterima,
kesempatan
pengembangan
karier,
hubungan dengan pegawai lainnya,
penempatan kerja, jenis pekerjaan,
struktur organisasi perusahaan dan mutu
pengawasan. Sedangkan perasaan yang
berhubungan dengan dirinya, antara lain
umur, kondisi kesehatan, kemampuan
dan pendidikan.
Handoko7)
(2008:
193)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja
adalah keadaan emosional
yang
menyenangkan
atau
tidak
menyenangkan dengan mana para
karyawan
memandang
pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan
seseorang
terhadap
pekerjaannya.
Jadi
Kepuasan
kerja
mencerminkan
perasaan
seseorang
terhadap pekerjaannya yang dapat
dilihat dari sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Kepuasan
kerja
menunjukkan
kesesuaian antara harapan seseorang
yang timbul dan imbalan yang
disediakan pekerjaan.
Kepuasan adalah bagian dari
proses motivasi. Jadi kepuasan adalah
konsekuensi dari imbalan dan hukuman
yang dihubungkan dengan prestasi kerja
yang lalu. Secara umum kepuasan kerja
adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya
dengan
menggeneralisasikan sikap-sikap yang
didasarkan pada aspek-aspek pekerjaan

yang bermacam-macam. Aspek yang
berhubungan
dengan
pekerjaan
diantaranya seperti upah atau gaji yang
diterima, kesempatan pengembangan
karir, hubungan dengan karyawan
lainnya, penempatan kerja, jenis
pekerjaan,
struktur
organisasi
perusahaan dan mutu pengawasan.
Dimensi Kepuasan Kerja
Anwar Prabu Mangkunegara5)
(2001 : 126) mengidentifikasi lima
dimensi yang terdapat dalam kepuasan
kerja, yaitu :
1. Sikap karyawan terhadap pekerjaan
itu sendiri (Work It self), yaitu
pekerjaan yang dilakukan karyawan
yang memiliki elemen kepuasan.
2. Pergantian Karyawan (turnover)
yaitu
perusahaan
setiap
hari
melakukan pergantian karyawan.
3. Kemangkiran (absenteeism) yaitu
tingkat kehadiran atau absensi
seorang karyawan.
4. Rekan kerja (Coworkers) adalah
seorang karyawan dapat merasakan
rekan
kerjanya
sangat
menyenangkan
atau
tidak
menyenangkan.
5. Gaji/Upah (Pay) merupakan jumlah
bayaran yang diterima karyawan
sebagai akibat dari pelaksanaan kerja
apakah sesuai dengan kebutuhan
hidup pegawai yang dianggap layak
atau tidak.
Kerangka Pemikiran
Dalam usaha mencapai suatu
tujuan perusahaan harus memperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan perusahaan tidak akan tercapai
tanpa adanya kerja sama yang baik
antara karyawan, maju mundurnya suatu
perusahaan sangat berpengaruh oleh
kepemimpinan. Kepemimpinan tidak
dipungkiri, merupakan salah satu faktor
determinan
keberhasilan
suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya.

Sukses tidaknya organisasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan
sangat tergantung dengan pemimpin.
Agar kepemimpinan efektif, pemimpin
harus
dapat
menggunakan
gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan
keadaan dan situasi yang dihadapi
organisasi.
Hadari Nawawi2) (2003 : 26)
berpendapat bahwa kepemimpinan
adalah
kemampuan/kecerdasan
mendorong sejumlah orang (dua orang
atau lebih) agar bekerjasama dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
terarah pada tujuan bersama.
Setiap pemimpin memiliki gaya
kepemimpinan yang dapat dibedakan
satu sama lain dari tingkat partisipasinya
dalam proses pengambilan keputusan,
untuk lebih memahami tentang teori
kepemimpinan
serta
bagaimana
kepemimpinan yang efektif, penulis
telah
membagi
bahasan
tentang
kepemimpinan
berdasarkan
gaya
kepemimpinannya yaitu kepemimpinan
transformasional.
Hadari Nawawi2) (2003 : 115)
berpendapat Gaya kepemimpinan adalah
perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan
pemimpin
dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,
dan
perilaku
para
anggota
organisasi/bawahan.
Adapun
menurut
Hadari
2)
Nawawi
(2003
:
168)
gaya
kepemimpinan Transformasional, yaitu
gaya kepemimpinan yang mampu
mendatangkan perubahan di dalam diri
setiap individu yang terlibat dan/atau
bagi seluruh organisasi untuk mencapai
kinerja yang semakin tinggi. Hadari
Nawawi2) (2003 : 166) berpendapat
seorang
pemimpin
dapat
mentransformasikan
bawahannya
melalui empat dimensi yang terdiri dari
1. Pengaruh Idealisme.
2. Motivasi Inspirasional
3. Stimulasi Intelektual.

4. Konsiderasi Individual.
Seorang pemimpin yang baik
harus dapat memberikan motivasi agar
dapat mencapai produktivitas kerja dan
kepuasan kerja bawahannya. Dengan
adanya motivasi dari atasan para
karyawan akan terangsang untuk mampu
bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya.
Menurut
Hezberg
dalam
3)
Hasibuan (2007: 136) mendefinisikan
bahwa
motivasi
kerja
adalah:
“Serangkaian sikap dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai
hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu. Sikap dan nilai tersebut
merupakan hal yang inivisible yang
memberikan
kekuatan
untuk
mendorong individu bertingkah laku
dalam mencapai suatu tujuan, sehingga
dengan adanya suatu tujuan tersebut
maka perusahaan atau organisasi dapat
mencapai target sesuai dengan apa yang
diharapkannya”
Dimensi motivasi kerja menurut
Hezberg dalam Hasibuan 3) (2007 : 159)
adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan prestasi (promosi
jabatan)
2. Kebutuhan
akan
pengakuan
(penghargaan)
3. Pekerjaan itu sendiri (pekerjaan
sesuai keahlian)
4. Tanggung jawab (melaksanakan
pekerjaan tepat waktu)
5. Kebutuhan
untuk
berkembamg
(pendidikan dan pelatihan)
Gaya
kepemimpinan
dari
seorang pemimpin perusahaan bisa
diketahui salah satunya dengan cara
pengambilan keputusan yang dilakukan,
kedekatan hubungan antara pemimpin
dengan pekerja baik saat bekerja dalam
perusahaan maupun di luar itu.
Pemberian
motivasi
kerja
yang
dilakukan oleh pemimpin, dapat
mengacu padapeningkatan kepuasan
kerja karyawan.

Keith Davis, 1985 dalam Anwar
Prabu (2001 : 117)Kepuasan kerja
adalah suasana psikologis tentang
perasaan menyenangkan atau tidak
menyenangkan
terhadap
pekerjaan
mereka. Secara umum kepuasan kerja
adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya
dengan
menggeneralisasikan sikap-sikap yang
didasarkan pada aspek-aspek pekerjaan
yang bermacam-macam.
Anwar
Prabu5)
(2001:126)
mengidentifikasi lima dimensi yang
terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :
1. Sikap karyawan terhadap pekerjaan
itu sendiri (Work It self)
2. Pergantian karyawan (turnover)
3. Kemangkiran (absenteesm)
4. Promosi (Promotion)
5. Gaji/Upah (Pay)
Dari
penjelasan
kerangka
pemikiran diatas, maka penulis dapat
memberikan suatu gambaran yang
singkat, yaitu dapat dilihat dalam bagan
dibawah ini :
5)

Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan
Transformasional

Motivasi
Kerja

Kepuasan
Kerja

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

X1
Kepemimpinan
Transformasional
1. Pengaruh
Idealisme
2. Motivasi
Inspirasional
3. Stimulasi
Intelektual
4. Konsiderasi
Individual
Sumber : Hadari
Nawawi 2003 : 166

H1

Y
Kepuasan kerja
1.Pekerjaan itu
sendiri
2.Pergantian
karyawan
3.Kemangkiran
4.Promosi
5.Gaji/upah
Sumber :
Anwar Prabu
2001 : 126

H3
X2
Motivasi
1. Kebutuhan Akan
Prestasi
2. Kebutuhan Akan
Pengakuan
3. Pekerjaan Itu
Sendiri
4. Tanggung Jawab
5. Kebutuhan
Untuk
Berkembang
(Hezberg dalam
Hasibuan, 2007: 159)

H2

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Hipotesis
MenurutSugiono8)
(2008:93)
hipotesismerupakanjawabansementarate
rhadaprumusanmasalahpenelitian.Maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Adanya
pengaruh
gaya
kepemimpinan transformasional
terhadap kepuasan kerja.
H2 : Adanya
pengaruh
motivasi
terhadap kepuasan kerja.
H3 :
Adanya
pengaruh
gaya
kepemimpinan transformasional
dan motivasiterhadap kepuasan
kerja.
III. METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif
verifikatif.
Dengan
menggunakan metode penelitian ini

akan
di
ketahui
hubungan
yangsignifikan antara variabel yang
diteliti, sehingga menghasilkan simpulan
yang
akanmemperjelas
gambaran
mengenai objek yang diteliti.
Adapun yang menjadi variabel
independen (variabel X1) adalah Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan
(variabel
X2 )
adalah
Gaya
Kepemimpinan
Transaksional,
sedangkan variabel dependen (variabel
Y) dalam penelitian ini adalah Kepuasan
Kerja.Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh karyawan PT.
Arista Jatiwangi yang berjumlah 50
orang.Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer.
Adapun prosedur pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
Dokumentasi,
Studi
Kepustakaan,
Wawancara
dan
Kuesioner.
Sedangkan menurut Sugiyono9)
(2010:231) untuk menganalisis data
digunakan korelasi berganda.Korelasi
ganda (multiple correlation) merupakan
angka yang menunjukan arah dan
kuatnya hubungan antara dua variabel
independen secara bersama-sama atau
lebih dengan satu variabel dependen
(Sugiyono, 2010 : 231)9).Menurut
Riduwan10) (2009 : 139) untuk
mengetahui seberapa besar variabel Y
dipengaruhi
oleh
variabel
X,menggunakan analisis Koefisien
Determinasi. Uji hipótesis menggunakan
statistik Uji t dan Uji F dengan
menggunakan program SPSS 16.0.
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Deskriptif
GayaKepemimpinan
Transformasional, Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerjapada PT. Arista
Jatiwangi

Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
yang
ada
di
lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah
baik, hal iniberdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan
dengan
menyebarkan kuisioner kepada 47
responden, maka Gaya Kepemimpinan
Transformasional dengan 4 dimensi dan
12 indikator memiliki total sebesar
2359 berada pada kategori baik.
Motivasi Kerja yang ada di
lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah
baik, hal ini berdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan
dengan
menyebarkan kuisioner kepada 47
responden, maka Motivasi Kerja dengan
5 dimensi dan 5 indikator memiliki total
skor sebesar 986 berada pada kategori
baik.
Kepuasan Kerja Karyawan yang
ada dilingkungan PT. Arista Jatiwangi
sudah baik, hal ini berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada 47
responden, maka Kepuasan Kerja
Karyawan dengan 5 dimensi dan 5
indikator memiliki total skor sebesar
979 berada pada kategori baik.
Analisis Verifikatif
1.
Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi digunakan
untuk menguji tentang ada tidaknya
hubungan antar variabel independen
terhadap variabel dependen
Tabel 4.1
Correlations
GKT
MK
KK
Pearson
**
1
,976
,980**
Correlation
GKT
Sig. (2-tailed)
,000
,000
N
47
47
47
Pearson
**
,976
1
,971**
Correlation
MK
Sig. (2-tailed)
,000
,000
N
47
47
47
Pearson
**
**
,980
,971
1
Correlation
KK
Sig. (2-tailed)
,000
,000
N
47
47
47
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil pengujiaan korelasi antara
Gaya Kepemimpinan Transformasional
dengan Kepuasan Kerja Karyawan
diperoleh nilai sebesar0,980. Besarnya
hubungan tersebut adalah positif, sifat
korelasi positif menunjukan semakin
tinggi
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional maka akan semakin
tinggi Kepuasan Kerja Karyawan,
sebaliknya semakin rendah Gaya
Kepemimpinan Transformasional maka
semakin rendah juga Kepuasan Kerja
Karyawan.
Berdasarkaninterprestasi
koefisien korelasi, maka tingkat
koefisien korelasi Gaya Kepemimpinan
Transformasional terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan pada PT. Arista
Jatiwangidikategorikan sangat kuat.
Hasil korelasiMotivasi terhadap
Kepuasan
Kerja
Karyawan
diperolehnilai sebesar 0,971. Besarnya
hubungan tersebut adalah positif, yang
menunjukan semakin tinggi Motivasi
Kerja maka semakin tinggi Kepuasan
Kerja Karyawan, sebaliknya semakin
rendah Motivasi maka semakin rendah
juga Kepuasan Kerja Karyawan.
Berdasarkan
interprestasi koefisien
korelasi, maka tingkat koefisien korelasi
Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan pada PT. Arista Jatiwangi
dikategorikan sangat kuat.
Nilai R menunjukkan korelasi
ganda variabel X dan variabel X
dengan variabel Y.Dengan demikian,
nilai R sebesar 0,982 menunjukan
bahwa
terdapat
hubungan
Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan
Motivasidengan
Kepuasan
Kerja
menunjukan interprestasi koefisien
korelasi
antara
variabel
Gaya
Kepemimpinan dan Motivasiterhadap
Kepuasan Kerja Karyawan berkategori
sangat kuat.
2.
Koefisien Determinasi (KD)
Pengaruh Gaya kepemimpinan
Transformasional terhadap Kepuasan
Kerja diperoleh nilai Ra sebesar (0,675)²

x 100% = 45,56 (R Square) Dengan
demikian dapat diketahui besarnya
pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan adalah 45,56% sisanya
54,44% dipengaruhi oleh faktor lain di
luar variabel yang diteliti.
Pengaruh
Motivasi
Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
diperoleh nilai Ra sebesar (0,312)² x
100% = 9,73% (R Square) Dengan
demikian dapat diketahui besarnya
pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan adalah 9,73% sisanya
90,27% dipengaruhi oleh faktor lain di
luar variabel yang diteliti.
Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan SPSS, diperoleh nilai Ra
sebesar 0,2062 atau 20,62% menunjukan
bahwa besarnya sumbangan atau
kontribusi variabel Gaya Kepemimpinan
Transformasional dan Motivasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista
Jatiwangi adalah 20,62% sisanya
79,38% dipengaruhi oleh faktor lain di
luar variabel yang diteliti.
Uji Hipotesis
Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji
secara parsial apakah variabel X )atauX
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel Y.
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasioal
terhadap
Kepuasan Kerja karyawan
Tabel 4.2
Coefficients
Model

Unstandardize
d Coefficients

B
(Cons
tant)
GKT
MK

Std.
Error

,590

1,468

,676
,312

,133
,132

a

Standa
rdized
Coeffic
ients
Beta

,675
,312

T

Sig.

,402

,690

5,098
2,361

,000
,023

a. Dependent Variable: KK

Sumber : Data Kuisioner yang telah diolah dengan
menggunakan SPSS 20.

Dari tabel 4.2 di atas dapat
diperoleh nilai t hitung sebesar 5,098,
sedangkan
nilai ttabel pada taraf
signifikansi
5%
dengan
derajat
kebebasan df (n-2 atau47-2=45) adalah
sebesar 1,679. Dikarenakan t hitung> t tabel
(5,098>1,679),
maka
H0
dalam
penelitian ini tidak diterima dan Ha
diterima,
yang
artinya
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan.Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
dapat dibuktikan kebenarannya.
2. Pengaruh Motivasi Terhadap
Kepuasan KerjaKaryawan
Dari tabel 4.34 di atas dapat
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,361,
sedangkan
nilai t tabel pada taraf
signifikansi
5%
dengan
derajat
kebebasan df (n-2 atau47-2= 45) adalah
sebesar 1,679.Dikarenakan t hitung> t tabel
(2,361>1,679),
maka
H0
dalam
penelitian ini tidak diterima dan Ha
diterima,
yang
artinya
Motivasi
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan.Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
dapat dibuktikan kebenarannya.
Uji F
Untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat
maka dilakukan uji F
Tabel 4.3
ANOVAa
Model
Sum of
Df Mean
Squares
Square
Regress
2230,9
4461,962 2
ion
81
1
Residual 166,482 44 3,784
Total
4628,444 46
a. Dependent Variable: KK
b. Predictors: (Constant), MK, GKT

F

Sig.

589,
632

,000
b

Dari perhitungan uji F dengan
menggunakan SPSS 20, dengan nilai
probabilitas (Sig) = 0,000, sedangkan
nilai Ftabelpada taraf signifikansi 5% (df
= n – 2 = ) atau 47 – 2 = 45 adalah

sebesar 3,209, dandiperoleh nilai Fhitung
sebesar 589,632 lebih besar dari nilai
Ftabel sebesar 3,209 pada tingkat
signifikansi 0,000
lebih kecil dari
tingkat kesalahan 0,05 (0,000 <
0,05).Dikarenakan
Fhitung>Ftabel
(589,632> 3,209), maka H0 dalam
penelitian ini tidak diterima dan Ha
diterima,
yang
artinya
Gaya
Kepemimpinan
danMotivasikerja
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan.Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
ini dapat dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan kriteria tersebut,
maka variabel Gaya Kepemimpinan
Transformsional dan variabel Motivasi
kerja secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel Kepuasan
Kerja Karyawan.
Pembahasan
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja di PT. Arista
Jatiwangi
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional yang ada di PT. Arista
Jatiwangi sudah baik,dengan indikator
Rasa
Hormat,
Kepercayaan,
Kebanggaan,
Pencapaian
Tujuan,
Memotivasi Bawahan, Penggunaan
Simbol, Kemampuan, Memunculkan Ide
Baru, Penyelesaian Masalah, Perhatian,
Penghargaan,
Penasehat
Melalui
Interaksi Personal dengan total sebesar
2359 berada pada kategori baik.
Motivasi Kerja yang ada di
lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah
baik,dengan indikator Promosi Jabatan,
Penghargaan,
Pekerjaan
sesuai
Keahlian, Melaksanakan Pekerjaan
Tepat
Waktu,
Pendidikan
dan
Pelatihandengan total skor sebesar 986
berada pada kategori baik.
Kepuasan Kerja Karyawan yang
ada dilingkungan PT. Arista Jatiwangi
sudah baik,dengan indikator Pekerjaan

Itu Sendiri, Pergantian Karyawan,
Kemangkiran Kerja, Kesempatan Naik
Jabatan, Gaji/Upah yang Diterima
dengan total skor 979 berada pada
kategori baik.
Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT.
Arista Jatiwangi
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional dengan kepuasan
kerja memiliki hubungan positif sebesar
0,980 dengan tingkat hubungan sangat
kuat artinya gaya kepemimpinan
transformasional yang baik sangat
bepengaruh terhadap kepuasan kerja
yang dihasilkan. Sedangkan untuk
koefisien
determinasinya
yaitu
45.56%sisanya 54,44% dipengaruhi oleh
faktor lain diluar variabel yang diteliti.
Berdasarkan hasilperhitungan uji
t diperoleh nilai thitung sebesar 5,098 dan
ttabel sebesar 1,679. Dengan demikian
thitung> ttabel ( 5,098 > 1,679) sehingga
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
tranformasional berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal
ini mendukung penelitian Qusnul
Fatimah11) pada tahun 2007 dengan
judul
penelitian
pengaruh
gaya
kepemimpinan transformasional dan
motivasi terhadap kepuasan kerja yang
menyatakan secara parsial bahwa
terdapat hubungan positif antara variabel
gaya kepemimpinan transformasional
terhadap variabel kepuasan kerja.
Pengaruh
Motivasi
Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT.
Arista Jatiwangi
Motivasi kerja dengan kepuasan
kerja memiliki hubungan positif sebesar
0,971 dengan tingkat hubungan sangat
kuat artinya motivasi kerja sangat
bepengaruh
terhadap
kepuasan.Sedangkan untuk koefisien
determinasinya yaitu 9,73%sisanya

90,27% dipengaruhi oleh faktor lain
diluar variabel yang diteliti.
Berdasarkan hasil perhitungan
uji t diperoleh nilai thitung sebesar 2,361
dan ttabel sebesar 1,679. Dengan
demikian thitung> ttabel ( 2,361> 1,679)
sehingga penulis menyimpulkan bahwa
motivasi kerja berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal
ini mendukung penelitian Qusnul
Fatimah11) yang menyatakan secara
parsial bahwa terdapat hubungan positif
antara variabel motivasi kerja terhadap
variabel kepuasan kerja. Sehingga
hipotesis dari penelitian ini bisa
dibuktikan kebenarannya.
Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
dan
Motivasi
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
PT. Arista Jatiwangi
Nilai R menunjukan korelasi
ganda variabel X dan variabel X
dengan variabel Y.Nilai R sebesar 0,982
menunjukan bahwa terdapat hubungan
Gaya Kepemimpinan Transformasional
dan Motivasidengan Kepuasan Kerja
menunjukkan interprestasi koefisien
korelasi
antara
variabel
Gaya
Kepemimpinan dan Motivasiterhadap
Kepuasan Kerja Karyawan pada PT.
Arista Jatiwangi berkategori sangat kuat.
Hasilperhitungan secara simultan
dengan menggunakan uji F, diperoleh
Fhitung sebesar 589,632 dan Ftabel 3,209.
Dengan demikian Fhitung > Ftabel (589,632
> 3,209) Sedangkan untuk koefisien
determinasinya yaitu 20,62%. Artinya
pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional dan Motivasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan adalah
20,62% sisanya 79,38% dipengaruhi
oleh faktor lain diluar variabel yang
diteliti.Hal
ini
juga
diperkuat
berdasarkan
penelitian
Qusnul
11)
Fatimah tahun 2007 yang menyatakan
secara parsial bahwa terdapat pengaruh
positif
antara
variabel
gaya

kepemimpinan
transformasional
terhadap variabel kepuasan kerja.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanggapan respondenterhadap Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
berada dalam kategori baik.,
demikian juga tanggapan responden
terhadap Motivasi berada dalam
kategori baik, serta tanggapan
reponden terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan berada dalam kategori
baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi serta
Kepuasan Kerja Karyawan di PT.
Arista Jatiwangi telah dinilai baik
oleh para karyawannya.
2. Hasil penelitian secara parsial
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif
dan
signifikan
gaya
kepemimpinan
transformasional
terhadap kepuasan kerja karyawan,
motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan
PT.
Arista
Jatiwangi.Dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa
hipotesis
penelitian ini dapat dibuktikan
kebenarannya.
3. Hasil penelitian secara simultan
dinyataan bahwa terdapat pengaruh
positif
dan
signifikan
gaya
kepemimpinan transformasional dan
motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan.Secara
simultan
sumbangan efektif diberikan variabel
gaya
kepemimpinan
transformasional
dan motivasi
terhadap kepuasan kerja karyawan
pada PT. Arista Jatiwangi

Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
maka penulis mengajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. PT. Arista Jatiwangi diharapkan
memberikan input atau masukan
mengenai Gaya Kepemimpinan
Transformasional yang baik dapat
memacu karyawan untuk bekerja
lebih baik lagi dari sebelumnya,dan
Motivasi kerja akan menjadi sangat
penting bagi peningkatan kinerja
karyawan,
sehingga
dapat
menghasilkan
kepuasan
kerja
karyawan.
2. Di harapkan perusahaan dapat
memberikan informasi tambahan
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan. Seperti : tentang
kelayakan gaji yang diterima atau
kesempatan naik jabatan.
3. Bagi
pihak-pihak
terkait,
diharapkan
penelitian
ini
memberikan sumbangan informasi
sebagai bahan kajian lebih lanjut
bagi siapa saja yang berminat
terhadap masalah ini terutama
aspek-aspek lainnya yang belum
terungkap dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Malayu, Hasibuan, S.P. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Penerbit
Jakarta : PT Toko Gunung Agung.

2.

Hadari, Nawawi 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Penerbit
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

3.

Hezberg dalam Malayu S.P. Hasibuan, 2007 Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi. Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara

4.

Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE

5.

A.P Mangkunegara 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penerbit
PT Remaja Rosdakarya. Bandung

6.

Malayu, Hasibuan, S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Penerbit
Jakarta : PT Toko Gunung Agung

7.

Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

8.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit
Alfabeta, Bandung.

9.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Penerbit : Alfabeta, Bandung

10. Riduwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Cetakan ke-7. Bandung:
Alfabeta
11. Qusnul Fatimah, 2007, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada CV. MANGGALA JATI
KLATEN. Univesitas Surakarta Solo

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25