KADAR KALSIUM, DAYA KEMBANG, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK KERUPUK ONGGOK SINGKONG DENGAN VARIASI PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN (Portunus Pelagicus) Effect of the Addition of Flour Shell Crab (Portunus Pelagicus) Variation on Calcium, the Ability to Swell

Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 02 No. 03 Tahun 2011

KADAR KALSIUM, DAYA KEMBANG, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK
KERUPUK ONGGOK SINGKONG DENGAN VARIASI PENAMBAHAN
TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN (Portunus Pelagicus)
Effect of the Addition of Flour Shell Crab (Portunus Pelagicus) Variation on Calcium,
the Ability to Swell and Organoleptic Properties of Onggok Cassava’s Crackers
Kurnia Abadi Mustofa dan Agus Suyanto
Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang
Penulis korespondensi: agussuyanto.kh@gmail.com
Abstracts
Shell Crab (Portunus pelagicus) has a high mineral content, particularly calcium (19.97%). The
content of crab shell is a potential for flouring and used as a food additive calcium source. Onggok
cassava’s has the potential to be used as raw material for the used of crackers. The research objective
was to determine the levels of calcium, ability to swell, and organoleptic properties of Onggok
cassava’s crackers with the addition of flour shell crab. Variations addition of flour shell crab taken is
0%, 10%, 20%, 30%, and 40%. The results are significantly for calcium, ability to swell, and
organoleptic properties. Highest calcium levels at a concentration of 40% ie 3,267 mg/100 g. The
ability of swell is highest at 30.73% control. The result: the best flavor in the control, but the addition of
flour shell crab is acceptable to used the crackers.
Key words: Onggok cassava’s crackers, crab shell flour, calcium, ability to swell

pangan manusia yang diformulasikan dalam
PENDAHULUAN

bentuk tepung sebagai sumber kalsium alami
dan diaplikasikan sebagai bahan tambahan

Hasil limbah perikanan seperti rajungan

dalam suatu produk. Tepung cangkang rajungan

mempunyai nilai gizi yang tinggi. Cangkang

mempunyai karakteristik warna putih untuk

rajungan mempunyai kandungan mineral yang

limbah bagian dalam dan merah untuk limbah

tinggi, terutama kalsium (19,97%) dan fosfor


cangkang, dengan aroma rajungan yang kuat

(1,81%) (Haryati, 2005). Menurut Rochima

dan tekstur tepung halus, kering dan tidak

(2005), Hasil limbah rajungan mempunyai nilai

menggumpal (Nurhidajah dan Yusuf, 2009).

gizi yang cukup tinggi dan dapat diolah menjadi

Salah satu jenis industri yang cukup

tepung melalui berbagai proses pengolahan, dan
hasil

analisis

tepung


limbah

banyak menghasilkan limbah adalah pabrik

rajungan

pengolahan tepung tapioka. Dari

menunjukkan kadar kalsium (bk) sebesar

proses

pengolahan singkong menjadi tepung tapioka,

14,87% pada tepung limbah bagian dalam dan

dihasilkan limbah sekitar

39,32% pada tepung cangkang rajungan.


2/3 bagian atau

sekitar 75% dari bahan mentahnya. Dimana

Diperlukan Upaya dalam pemanfaatan

limbah tersebut berupa limbah padat yang biasa

limbah tersebut berupa diversivikasi produk

disebut
1

onggok

atau

ampas


singkong

Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 02 No. 03 Tahun 2011

(Retnowati, 2009). Kandungan karbohidrat

terhadap daya kembang dan kenampakan pada

onggok singkong mencapai 68%. Hal ini

kerupuk.

menunjukkan

onggok

singkong

masih


mengandung kadar pati yang berpengaruh pada

Pembuatan tepung cangkang rajungan
Cangkang

daya kembang kerupuk. Salah satu parameter

rajungan

dicuci

kemudian

dalam kualitas kerupuk adalah daya kembang

dilakukan blanching dengan suhu + 70°C

(Purwiyono, 2003).

Kandungan zat gizi lain


selama 3 menit, selanjutnya didinginkan dalam

dalam onggok adalah protein 3,6 %, lemak 2,3

suhu 70°selama 30 menit. Cangkang rajungan

%, air 20,3 %, abu 4,4 %, energi metabolis 3000

dikeringkan dalam kabinet dengan suhu 70°C

kkal/kg dan mengandung sianida yang tinggi

selama 6 jam. Cangkang yang sudah kering

(Anonimus, 2005).

dilakukan pengecilan ukuran dengan blender

Kerupuk


oleh

sebagian

sehingga didapatkan ukuran cangkang yang

masyarakat

Indonesia dikenal sebagai makanan ringan.

lebih

Kerupuk banyak dikonsumsi oleh masyarakat

mempermudah

karena harganya yang relatif murah dan mudah

penggilingan


proses

giling,

pembuatannya

(Istanti,

2006).

kecil,

proses

ini

bertujuan

untuk


selanjutnya

yaitu

menggunakan

mesin

proses
dengan

kemudian

dilakukan

pengayakan

Kandungan gizi yang rendah dan cita rasa khas


dilakukan dengan menggunakan ayakan ukuran

kerupuk yang biasa menjadi suatu peluang

60 mesh. Diagram alir proses pembuatan tepung

untuk membuat kerupuk yang lebih bernilai gizi

cangkang rajungan tersaji pada Gambar 1.

dan memiliki flavor yang lezat.
Tujuan penelitian ini adalah bagaimana

Pembuatan Kerupuk Onggok Singkong

pengaruh variasi penambahan tepung cangkang

Proses

pembuatan

kerupuk

onggok

rajungan (Portunus pelagicus) terhadap kadar

singkong ini adalah onggok singkong dicampur

kalsium, daya kembang dan sifat organoleptik

dengan bumbu-bumbu dan variasi penambahan

kerupuk onggok singkong ?

tepung rajungan dengan variasi 0% (kontrol),

METODOLOGI
Pembuatan kerupuk onggok singkong
sebagai

penelitian

pendahuluan

dengan

10%, 20%, 30%, dan

40%. Setiap variasi

penambahan

tepung

cangkang

rajungan

menggunakan

100

onggok

singkong.

Pencetakan

gr

dilakukan

dengan

memipihkan

penambahan tepung cangkang rajungan 0%,

adonan dengan tebal + 0.2 cm, selanjutnya

10%,

dikukus dengan suhu

20%,

pendahuluan

30%,

40%.

dimaksudkan

Penelitian

+ 90°C selama + ½

untuk

menit. Penjemuran dilakukan sampai kering (+

mengetahui optimasi konsentrasi penambahan

1-2 hari) di bawah sinar matahari selanjutnya

tepung cangkang rajungan yang dapat diterima

dilakukan penggorengan dengan minyak panas

oleh

suhu 180°C selama + ½ menit. Diagram alir

panelis

ini

dan

dengan

mempertimbangkan
2

Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 02 No. 03 Tahun 2011

proses pembuatan produk kerupuk onggok

(Gambar 3). Tingkat kesukaan tertinggi dengan

singkong tersaji pada Gambar 2.

nilai rata-rata 3,17 pada kontrol sedangkan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan

tingkat kesukaan terendah dengan nilai rata-rata

kerupuk onggok singkong adalah onggok

2,27 pada tingkat penambahan tepung cangkang

singkong yang berasal dari Dusun Singorojo

40%

Kendal dalam keadaaan kering dan Cangkang

Pada penelitian pendahuluan dihasilkan

rajungan dari PT. Windika Utama Semarang

daya kembang dengan tingkat daya kembang

dalam keadaan kering

mencapai 30,73 % pada tingkat penambahan

Pengujian

yang

dilakukan

meliputi

0%, sedangkan tingkat daya kembang terendah

analisis kadar kalsium (Apriyantono, 1989),

9,06 % pada tingkat penambahan tepung

daya kembang (Murwani, 1996), dan uji

cangkang rajungan 40%. Kenampakan kerupuk

organoleptik. Parameter pengujian organoleptik

dan sifat organoleptik berdasarkan penilaian

kerupuk onggok singkong meliputi: rasa, warna,

panelis terhadap penambahan tepung cangkang

tekstur, dan aroma. Penyajian organoleptik

rajungan masih seperti kenampakan kerupuk

disajikan dalam bentuk kerupuk matang dengan

pada umumnya serta masih layak untuk

kriteria penilaian organoleptik sebagai berikut:

dikonsumsi hingga penambahan 40%. Optimasi

nilai 4= sangat suka; 3=suka; 2=tidak suka; dan

konsentrasi

1=sangat tidak suka.

berdasarkan sifat organoleptik dan dengan

Rancangan percobaan pada penelitian ini

tepung

mempertimbangan

daya

cangkang

rajungan

kembang

kerupuk

adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktor

onggok singkong dapat disimpulkan bahwa

tunggal

pada

(monofaktor).

Dimana

perlakuan

semua

tingkat

penambahan

tepung

tersebut sebanyak 5 (lima) perlakuan. Dengan

cangkang rajungan dapat digunakan sebagai

variabel

penelitian utama.

dependen

adalah

kadar

kalsium,

sedangkan jumlah penambahan tepung rajungan
sebagai variabel independen. Masing-masing

Kadar Kalsium

percobaan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali,

Gambar 4 menunjukkan bahwa kadar

sehingga akan diperoleh satuan (unit) percobaan

kalsium kerupuk onggok singkong meningkat

sebanyak 20 unit percobaan.

pada penambahan tepung cangkang rajungan.
Kadar kalsium tertinggi adalah 3,267 mg/100 g

HASIL DAN PEMBAHASAN

bahan

pada

tingkat

kadar

penambahan

Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa

sedangkan

kalsium

tingkat kesukaan terhadap kerupuk onggok

mg/100 g bahan pada kontrol.

terendah

40%,
0,667

singkong yang ditambahkan tepung cangkang

Hasil uji statistik terhadap kadar kalsium

rajungan semakin menurun pada tiap tingkat

diperoleh p-value 0,00 < 0,01 sehingga dapat

penambahan

disimpulkan bahwa perbedaan sangat nyata

tepung

cangkang

rajungan
3

Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 02 No. 03 Tahun 2011

tingkat penambahan tepung cangkang rajungan
terhadap

kadar

Anova

diperoleh

p-value

0,000