View of PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI YANG BERASAL DARI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERSTANDAR NASIONAL DAN TIDAK KELAS X, XI, XII DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BANGKALAN

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI YANG
BERASAL DARI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERSTANDAR NASIONAL
DAN TIDAK KELAS X, XI, XII DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
BANGKALAN
R. ZAIFUL. ARIEF
STKIP PGRI Bangkalan
ABSTRAK
Pendidikan merupakan program yang diprioritaskan untuk melaksanakan tujuan nasional
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menunjukkan bah-wa pen-didikan merupakan
salah satu ujung tombak tercapainya tujuan pem-bangunan nasio-nal sesuai dengan apa yang
tercantum dalam UUD 1945 pada pembukaan alinea ke empat. Program ini sangat penting yaitu
untuk membentuk masyarakat indonesia menjadi insan yang berkualitas secara moral dan
spiritual. Selain itu pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia indonesia. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada perbedaan prestasi belajar
siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Pertama ya-ng berstandar nasional dan tidak
berstandar nasional terhadap hasil balajar siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Bangkalan. Penelitian ini termasuk pe-nelitian deskriptif dengan pendeketan kuantitatif. Analisis
yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statistik, yaitu metode t-test. Teknik
pengambilan sampelnya menggunakan tabel regresi dengan taraf kesalahan 5%. Populasi dalam
penelitian ini seluruh siswa kejuruan bisnis manejemen kelas X,XI dan XII. Tek-nik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan tes. Da-lam penelitian ini

hasil uji metode statistik yaitu metode t-test menunjukkan bah-wa hasil t hitung = -0,8 sedangkan
t tabel pada taraf signifikan 5% dan db 48 ada-lah 2,019, maka t hitung lebih kecil dari pada t
tabel. Dengan demikian Ha ditolak Ho diterima. Sehingga menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan prestasi belajar siswa sekolah standar nasional dan siswa non sekolah standar nasional
yang mem-pengaruhi hasil prestasi belajar siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Bangkalan.
Kata kunci : Hasil Prestasi, Mapel Ekonomi, Standar Nasional
Abstract:
Education is a priority program to implement the national goal of educating the life of the nation.
This shows that education is one of the spearheads of achieving the goals of national
development in accordance with what is stated in the 1945 Constitution at the opening of the
fourth paragraph. This program is very important that is to form the Indonesian society into a
quality human being morally and spiritually. In addition, the development of education directed
to improve the dignity and human dignity of Indonesia. The formulation of this research problem
is whether there are differences in student achievement that comes from the junior high school
ya-ng national standard and not national standard on the results of students in Vocational High
School Negeri 1 Bangkalan. This research includes descriptive research with quantitative
shortcuts. The analysis used is by using statistical method, that is t-test method. The sampling
technique used regression table with 5% error rate. Population in this study all students of
business management class X, XI and XII. Technic of data collection used is observation,

76

documentation and test. In this study the results of statistical method test that is t-test method
show that the result t arithmetic = -0,8 whereas t table at 5% significant level and db 48 is 2,019,
then t count smaller than t table. Thus Ha rejected Ho accepted. So that states that there is no
difference in learning achievement of national standard school students and non-national
standard school students that affect the results of student achievement in Vocational Secondary
School 1 Bangkalan.
Pendahuluan

proses pembelajaran dan cara yang lain yang
dikenal atau diakui oleh masyarakat.
Undang-Un-dang Dasar Negara.
Republik Indonesia Tahun 1945 pasal
31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap
warga
negara
berhak mendapat-kan
pendidikan dan ayat (3) mene-gaskan bahwa
Pemerintah

mengusaha-kan
dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkat-kan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdas-kan kehidupan bangsa yang
diatur da-lam undang-undang.
Dalam
penyelenggaraaan
Sekolah
Menengah Pertama secara sistematis guna
mencapai tujuan. Berkaitan de-ngan
pembentukan karakter siswa se-hingga
mampu bersaing, beretika, ber-moral, sopan
santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Berdasarkan
pe-nelitian
di
Harvard
University Amerika Serikat (Ali Ibrahim

Akbar,
2013),
ter-nyata
kesuksesan
seseorang tidak di-tentukan semata-mata
oleh pengeta-huan dan kemampuan teknis
(hard skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri dan orang lain
(soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20
persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen
oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses
di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih
banyak didukung kemampuan soft skill dari
pada hard skill. Bahwa mutu pendidikan
karakter siswa sangat penting untuk

Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses tersebut
berupa
transformasi,

nilai-ni-lai,
pengetahuan, teknologi dan kete-rampilan.
Untuk menjaga agar proses ini berlangsung
dengan baik, dituntut adanya hubungan
edukatif antara pe-ngajar atau pendidik,
siswa dan yang paling utama adalah orang
tua.
Pendidikan merupakan program yang
diprioritaskan untuk melaksana-kan tu-juan
nasional yaitu mencerdas-kan ke-hidupan
bangsa. Hal ini menun-jukkan bahwa
pendidikan merupakan salah sa-tu ujung
tombak tercapainya tujuan pembangunan
nasio-nal sesuai dengan apa yang tercantum
dalam UUD 1945 pada pembukaan alinea
keempat. Prog-ram ini sangat penting yaitu
untuk membentuk masyarakat Indonesia
menjadi insan yang ber-kualitas secara
moral dan spiritual. Selain itu pembangunan pendidikan diarahkan untuk
meningkatkan harkat dan martabat ma-nusia

Indonesia.
Hampir
semua
orang mengenal
pendidikan dan melaksanakan pendidi-kan.
Sebab pendidikan tidak pernah ter-pisah dari
kehidupan manusia. Pendidi-kan adalah
khas milik dan alat manu-sia. Manusia
membutuhkan pendidikan dalam setiap
proses
kehidupannya.
Pendidikan
merupakan usaha agar ma-nusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui
77

makismal, dengan wujud se-perti, antar
siswa saling memberikan motivasi dan
bersaing secara sehat da-lam prestasi belajar.
Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk
me-wujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keteram-pilan
yang diperlukan dirinya, masya-rakat,
bangsa dan negara. Untuk itu, kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) perlu
ditingkatkan melalui adanya ber-bagai
program
pendidikan
berdasarkan
kepentingan yang mengacu pada kema-juan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan
(IMTAK).
Pendidikan di Sekolah Menengah
Kejuruan dapat membantu menyiapkan
perkembangan mental spiritual anak yang
diarahakan kepada perkembangan optimal

dari kepribadian anak didik da-lam segala
aspek-aspeknya. Juga tak luput dari
beberapa mata pelajaran ke-agamaan yang
sangat penting bagi sis-wa sebagai alat
berfikir yang dapat me-nunjang mata
pelajaran lainnnya. Seko-lah Menengah
Pertama. Tujuan terse-but juga berdasar
pada tiga komponen berikut :
1) Pendidikan Jasmani.
Fisik atau jasmani bukan tujuan uta-ma
dari segala-galanya. Akan tetapi, fisik
menjadi salah satu yang sangat
berpengaruh dan memegang peranan
penting. Pendidikan jasmani meru-pakan
usaha untuk menumbuhkan, menguatkan
dan memelihara jasma-ni atau fisik
dengan baik (normal). Dengan demikian,
jasmani mampu melaksanakan berbagai

ditingkat-kan. Dari gambaran tersebut

menunjuk-kan bahwa betapa pentingnya
pen-didikan.
Pada umumnya kita sering men-dengar
pendididkan Sekolah Menengah Pertama
yang tidak berstandar nasional baik yang
berstandar nasional yang menjadi acuan
pengembangan kuriku-lum (KTSP), dan
implementasi pembe-lajaran dan penilaian di
sekolah, tujuan pendididkan di Sekolah
Menengah Per-tama sebenarnya dapat
dicapai dengan baik. Sehingga peserta didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan
me-nggunakan pengetahuannya, mengkaji
dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
sehingga terwujud dalam perila-ku seharihari, untuk itu disini akan di-uraikan tentang
pendidikan yang mene-kankan betapa
pentingnya pendidikan bagi masa depan.
Sekolah menengah pertama yang
disingkat dengan Sekolah Menengah
Pertama merupakan jenjang pendidikan

dasar pada pendidikan formal di indo-nesia
setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat).
Sekolah menengah pertama ditempuh dalam
waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai
kelas 9. Saat ini Se-kolah menengah pertama
menjadi prog-ram wajib belajar 9 tahun (SD,
SMP). Maka tujuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama menurut Haitami Sa-lim
(2013
:117)
adalah
“terbentuknya
kepribadian yang utama berdasarkan pada
nilai-nilai yang mengarah pada ajaran Islam
dan dinilai bahwa setiap upaya yang manuju
pada proses pen-carian ilmu di-kategorikan
sebagai upa-ya perjuangan dijalan Allah.”
Sekolah menengah pertama turut
membantu dalam proses pembelajaran agar
program di sekolah dapat diterap-kan secara
78


Sekolah Menengah Pertama yang berstandar nasional dan tidak barstandar
nasional keberhasilan program didalam
pendidikan
tingkat
jenjang
Sekolah
Menengah Pertama yang berstandar nasional tidak hanya cukup menyoroti keberhasilan pendidikan formal saja, akan
tetapi melihat secara total keberhasilan
pendidikan yang ada dalam sekolah tersebut. Salah satunya pencapaian mutu
kegiatan yang baik dalam rangkaian
kegiatan yang bermutu

kegiatan dan beban tanggung jawab yang
dihada-pinya dalam kehidupan individu
dan sosial.
2) Pendidikan Akal.
Yaitu peningkatan pemikiran akal dan
latihan secara teratur untuk ber-pikir
benar. Pendidikan intelektual akan
mampu memperbaiki pemiki-ran tentang
ragam pengaruh dan rea-litas secara tepat
dan benar. Hal ini akan menghasilkan
keputusan atas segala sesuatu yang
dipikirkan men-jadi tepat dan benar.
3) Pendidikan Akhlak.
Akhlak mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam ajaran Islam untuk
mencapai keridhaan Allah. Dalam sebuah
hadits dijelaskan ten-tang sendi-sendi
agama yang ber-tumpu pada tiga
komponen yaitu i-man, Islam dan ihsan.
Ketiganya merupakan sistem yang tidak
dapat dipisahkan, tetapi merupakan totalitas untuk mewujudkan akhlak alkarimah dalam setiap perilaku ma-nusia
juga dalam setiap aspek ke-hidupan.
Pembentukan akhlak mulia merupakan
tujuan
utama
yang
harus
di
suriteladankan oleh guru pada a-nak
didik.
Salah satu tujuan Sekolah Me-nengah
Pertaman adalah pembentukan karakter,
akhlak dan budi pekerti yang sanggup
menghasilkan orang - orang bermoral, jiwa
bersih, cita-cita yang benar dan akhlak yang
tinggi,
menge-tahui
kewajiban
dan
pelaksanaannya, menghormati hak-hak
manusia, dapat membedakan yang buruk
dan yang ba-ik, menghindari perbuatan
tercela yang lebih penting adalah mengingat
Tuhan disetiap melakukan perbuatan.
Tujuan dan indikator-indikator tersebut tentunya di-fokuskan kepada siswa baik

Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan dari ke-giatan belajar,
karena kegiatan belajar merupakan proses,
sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses tersebut. Kemampuan intelektual
siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan sebuah evaluasi, tujuannya tidak lain adalah un-tuk
mengetahui prestasi yang diperoleh siswa
setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapun prestasi dapat di-artikan sebagai
hasil yang diperoleh siswa karena adanya
aktivitas
belajar
yang
dilakukan.
Sebagaimana menurut Winkel dalam
Purwanto (2013 : 39) “prestasi belajar
adalah suatu bukti ke-berhasilan belajar atau
kemampuan se-seorang dalam melakukan
kegiatan be-lajarnya sesuai dengan bobot
yang di-ca-painya.”
Sedangkan menurut Purwanto (2013
:46 ) prestasi belajar adalah : “Realisasi
tercapainya tujuan pendidi-kan, sehingga
hasil belajar yang diukur sangat tergantung
kepada tujuan pen-didikannya.”
79

penghayatan nilai secara efektif, akhirnya
kepengalaman nilai secara nyata.
3) Soekidjo Notoatmodjo
Proses pengubahan sikap dan ting-kah
laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
proses, cara perbua-tan mendidik.

Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak
dan menilai informasi-infor-masi yang
diperoleh dalam proses be-lajar mengajar.
Prestasi belajar sese-orang sesuai dengan
tingkat keberha-silan sesuatu dalam
mempelajari
materi
pelajaran
yang
dinyatakan dalam ben-tuk nilai atau rapot
setiap bidang studi setelah mengalami
proses belajar me-ngajar. Prestasi belajar
siswa dapat di-ketahui setelah diadakan
evaluasi. Ha-sil dari evaluasi dapat
memperlihatkan
tentang
tinggi
atau
rendahnya
prestasi
belajar
siswa.
Sebagaimana
Purwanto
(2013
:
6) mengatakan bahwa :“Evaluasi dila-kukan
atas program pendidikan. Se-jumlah
kepentingan dapat diperoleh da-ri kegiatan
evaluasi dalam pendidikan.

Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari prilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmu-ran. Inti
masalah
ekonomi
adalah
ada-nya
ketidakseimbangan
antara
kebutu-han
manusia yang tidak terbatas. De-ngan alat
pemuas kebutuhan yang jum-lahnya
terbatas. Kata “Ekonomi” bera-sal dari kata
yunani (oikos) yang berarti keluarga, rumah
tangga, dan (nomos), atau peraturan, aturan,
hukum, dan se-cara garis besar diartikan
sebagai “Atu-ran Rumah Tangga” atau
“Manajemen Rumah Tangga.”
Sesuai dengan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan, sosial kemasyarakatan,
keagamaan,
bahkan
lembaga
perjuangan,
kelebihan-kelebihan
yang
dimiliki tentunya menjadi aspek pen-dukung
yang kuat bagi kehidupan kul-tur hingga
kini. Pendidikan dan penga-jaran di Sekolah
Menengah Pertama se-lalu berorientasi
kepada karakter pem-bentukan karakter
peserta didik sehing-ga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan santun dan
berinteraksi dengan masyarakat, yakni :
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang de-mokratis serta bertanggung jawab.
Agar mampu mempertahankan eksistensinya terlebih diera globalisasi juga harus
mampu mengembangkan kebe-radaannya

Sekolah Menengah Pertama
Untuk membatasi arti Sekolah
Menengah Pertama merupakan hal ya-ng
sulit, karena para cendeliawan ber-beda
pendapat dalam pendefinisian Se-kolah
Menengah Pertama, diantarannya yaitu:
1) Ali Ibrahim Akbar
Pembentukan karakter siswa sehing-ga
mampu bersaing, beretika, ber-moral,
sopan santun dan berinteraksi dengan
masyarakat, pengenalan nor-ma atau
nilai-nilai, pada tingkatan internalisasi
dan tindakan nyata da-lam kehidupan
sehari-hari.
2) Mochtar Buchori
Sekolah Menengah Pertama adalah
pendidikan karakter yang membawa
siswa kepengenalan nilai secara kognitif,

80

sesuai dengan
zaman.

tuntutan

dan

kemajuan

Metode
Dalam penelitian ada dua vari-abel
yaitu variabel terikat dan variabel bebas (X
dan Y). Variabel bebas disini yang
dimaksud adalah perbedaan pres-tasi belajar
siswa pada mata pelajaran Ekonomi (X)
terhadap siswa yang be-rasal dari Sekolah
Mene-ngah Pertama berstandart Nasional
dan yang tidak berstandart Nasional (Y).
1. 1. Variabel Bebas dilambang-kan
dengan (X)
X1 = Siswa Ssn adalah peserta didik ya-ng
menuntut ilmu dan mengikuti segala
aktivitas di sekolah formal atau Seko-lah
Menengah Pertama.
X2 = Siswa non Ssn adalah peserta di-dik
yang menutut ilmu dan mengikuti segala
aktivitas sekolah formal atau Se-kolah
Menengah Pertama.
2. Variabel Terikat
dilambangkan
dengan (Y) adalah siswa yang
berasal dari Sekolah Menengah
Pertama yang berstandart na-sional
dan yang tidak berstan-dart nasional.

Siswa Ssn dan Siswa non Ssn
Siswa adalah kompenen masu-kan
dalam sistem penididkan, yang se-lanjutnya
diproses dalam proses pen-didikan, sehingga
menjadi manusia ya-ng berkualitas sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai
suatu kompenen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain :
pendekatan sosial, pendekatan psikologis,
dan pendekatan edukatif/ pedagogis. Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Siswa Sekolah standar nasional adalah siswa
yang me-nuntut ilmu di sekolah formal atau
Se-kolah Menengah Pertama yang berada
dalam lingkungan sekolah untuk me-nuntut
ilmu pendidikan dengan kriteria melebihi
standar minimal. Sedangkan Siswa Non
Sekolah standar nasional adalah siswa yang
menuntut ilmu di se-kolah formal atau
Sekolah Menengah Pertama yang menuntut
ilmu pen-didikan dengan kriteria standar
yang ada.

Prestasi Belajar pada umumnya
adalah sebuah hal yang diinginkan oleh
semua orang. Namun dalam penelitian ini
prestasi belajar dapat diartikan se-bagai
ukuran maksimal yang diperoleh siswa
setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar tersebut da-pat dilihat dari
nilai rapot sebagi bentuk pengukuran hasi
belajar siswa.
1. Siswa Sekolah standar nasional dalam
penelitian ini merupakan siswa yang
menuntut ilmu dan me-ngikuti segala
aktivitas disekolah formal atau Sekolah
Menengah
Pertama,
untuk
mempersiapkan dan mengembangkan
kulalitas se-kolah disegala aspek, agar
sesuai dan memenuhi standart dari

Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari Yunani
yang terdiri dari kata majemuk, Hypo berarti
bawah, kurang atau le-mah. Thesa atau
Thesis berarti pen-dirian atau pendapat yang
ditegakkan. Dalam hal ini Hypo dapat
diartikan
te-ori/pernyataan.
Hipotesis
merupakan sebuah istilah ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa,
secara sa-dar, teliti dan terarah. Jadi dapat
disim-pulkan bahwa hipotesis adalah teorite-ori atau pernyataan yang bersifat lemah
yang merupakan dugaan sementara atau
masih kasar.
81

pene-rapan sekolah bertaraf internasional.
Siswa non Sekolah standar nasio-nal
dalam penelitian ini diartikan sebagai
siswa yang menuntut ilmu disekolah
formal atau Sekolah Me-nengah
Pertama.

memperoleh data dengan cara memindahkan
atau menyalin dokumen yang sudah ada.
3. Teknik Tes
Teknik Tes adalah metode pengumpu-lan
data agar mengetahui langsung prestasi
siswa dengan cara memberikan soal tertulis.

Kegiatan penelitian pada umumnya dilakukan untuk menjangkau populasi.
Menurut Sunarto (2001 : 110), “Popu-lasi
adalah keseluruhan subyek atau ob-yek
penelitian. Sedangkan sampel ada-lah
bagian dari populasi yang diambil dengan
teknik dan prosedur yang te-pat.”
Sebagai sampel dari penelitian ini
adalah bagian dari populasi yang di-ambil
dari sebagian siswa kelas X, XI dan XII
yang keseluruhannya berjum-lah 183 siswa
di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I
Bangkalan. Sampel yang diambil sebanyak
50 orang siswa. Alasan pengambilan obyek
yaitu siswa kelas X, XI dan XII agar
kesimpulan yang didapat oleh peneliti lebih
luas. Sehingga memudahkan peneliti untuk
melakukan penelitian ini.

Dalam penelitian kuantitatif, teknik atau
metode analisis data yang digu-nakan sudah
jelas, yaitu diarahkan un-tuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang telah dirumus-kan. Analisis data adalah
suatu cara un-tuk menganalisis data dengan
tujuan membuktikan kebenaran data yang
te-lah dikumpulkan. Data yang terkumpul
merupakan data yang masih mentah sehingga masih perlu dianalisis lebih lan-jut.

2.

Hasil
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
1 Bangkalan terletak dijalan Kenanga No.4
ini didirikan pada ta-nggal 30 juli 1980 SK.
Mendikbut No.0208/0/8 berdiri diatas lahan
10.000 m2, dilokasi jalan Kenanga No.04
Kota Mlajah/Bangkalan. Memiliki 24 rombongan rombongan belajar. (rombel / kelas),
dan memiliki fasilitas.
1. Ruang Laboraturium Program keah-lian
2. Ruang Laboraturium Bangkalan
3. Ruang Komputer
4. Ruang Perpustakaan
5. Tempat dan Sarana Beribadah
6. Tempat dan Sarana Olahraga
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
1 Bangkalan menyelenggarakan aktifitas
pengembangan diri siswa di-lakukan untuk
kelas X, XI dan XII be-rupa ekstra kulikuler
sesuai bakat dan kemampuan siswa.
Beberapa prestasi membanggakan diri
keikutsertakan da-lam lomba-lomba dan
kejuaraan telah diraih oleh Sekolah

Teknik yang dilakukan dalam pene-litian
data ini yaitu:
1. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah cara yang di-artikan
sebagai pengamatan terhadap obyek
penelitian. Agar mengetahui su-atu objek
yang akan diteliti agar lebih mudah dalam
melakukan penelitian un-tuk memperoleh
data tentang keadaan lembaga dan fasilitas
yang ada.
2. Teknik dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpul-kan
data melalui peninggalan tertulis, untuk

82

dari struktur adalah menjelaskan tiap-tiap
dari bagian-bagian yang ada.

Menengah Ke-juruan Negeri 1 Bangkalan
pengemba-ngan diri untuk kelas XII adalah
berupa pengayaan / bimbingan belajar untuk
mata pelajaran Ujian Nasional yaitu
Akutansi, Ekonomi, Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia.

Visi dan Misi Sekolah Mene-ngah
Kejuruan Negeri I Bangkalan.
Visi : Menjadi pusat pendidikan dan
penelitian bisnis dan manajeman yang
profesional yang memenuhi sumber da-ya
manusia yang beriman dan bertaq-wa.
Misi :
1. Menyiapkan tenaga kerja yang profesional bidang bisnis dan manaje-men
sehingga mampu berperan se-bagai faktor
keunggulan bagi usaha dan industri.
2. Menyiapkan tamatan yang mampu
mandiri, intelektual, sikap disiplin, kerja
sama, memiliki etos kerja yang mampu
memberikan bekal keahlian profesi untuk
meningkatkan marta-bat dirinya.
3. Memiliki sumber daya manusia ya-ng
berilmu, beramal, berakhlak, beriman dan
bertaqwa.
4. Sekolah yang aman, bersih, tertib, indah,
rindang dan sehat.
5. Kegiatan administrasi sekolah yang
terencana, terkoordinasi, terlaksana,
terawasi dan terevaluasi.
6. Tamatan dapat diserap di dunia ker-ja.

Tahap Penyajian Data
Data umum sekolah berisi in-formasi
mengenai Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Bangkalan tersebut terdiri dari :
1. Letak Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Bangkalan di JL. Kenanga No. 4 yang
merupakan tempat yang sangat strategis
karena
dekat
dengan
ge-dung
perkantoran,
pusat
pembelan-jaan,
lembaga pendidikan, tempat ibadah,
dimana akomodasi maupun transportasi
dapat dijangkau dengan mudah oleh
masyarakat.
2. Keadaan Gedung Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Bangkalan memiliki akreditasi “A” ketegori Amat Baik. Bangunan atau gedung
dengan luasan area sekolah 10.000 M2.
Sekolah Mene-ngah Kejuruan Negeri 1
Bangkalan memiliki 24 rombongan
belajar ( rombel / kelas). Semua
bangunan terbuat dari tembok dan
beratap gen-ting. Gedung Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Bangkalan.
Ma-sing-masing gedung terdiri dari 3
ruangan ditambah 1 kantor guru, 1
perpustakaan, 1 ruang kepala seko-lah
dan 1 kamar kecil yang terletak
dibelakang gedung sekolah.
3. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur Organisasi Sekolah adalah
bagian-bagian yang berhubungan antara
yang satu dengan yang lain-nya. Fungsi

Analisis Data
Dari data yang telah peneliti
dapatkan, maka akan dianalisis menggunakan metode statistik yang telah dijelaskan dalam bab 3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu me-tode
t-test. Dalam penerapan rumus sta-tistik ini
peneliti memasukkan hasil ya-ng diperoleh
dari tabel kerja ke dalam rumus statistik
dengan menggunakan rumus t-test sebagai
berikut :

83

X1  X 2

t hitung =

=

 n1  1S12  n2  1S22  1 1 

  
n1  n2  2

 n1 n2 

 0,48
0,60

= -0,8

dimana:
X1

X


X2 

n1

X

Setelah data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus
diatas maka langkah selanjutnya adalah
pengujian hipotesis. Tujuan pengujian
hipotesis ini adalah untuk mengetahui
apakah ada perbedaan prestasi belajar antara
siswa sekolah standar nasional dan siswa
non sekolah standar nasional dengan
membandingkan hasil t hitung dengan t
tabel. peneliti menggunakan taraf signifikan
5% dengan ketentuan db sebagai berikut :
Db (Derajat bebas) = N1 + N2 - 2
= 25 + 25 - 2
= 48
Maka untuk taraf signifikan 5% dengan db
48 dilakukan dengan cara interpola-si
sebagai berikut :
db 48 berada diantara db 40 dengan ta-raf
signifikan 2.021 dan db 60 dengan taraf
signifikan 2.000. Sehingga selisih db adalah
12 dan selisih taraf signifikan adalah 0.021
maka :

1905,46

 76,22
25

1



2

n2

1917,49
 76,70
25

x1  X 1  X 1
x2  X 2  X 2
S1 
S2 

x

2



1

n1

x
n2

2
2



107,0396
 2,07
25
115,7446
 2,15
25

Dari hasil penghitungan tersebut ke-mudian
dimasukkan kedalam rumus t-test sebagai
berikut :
t hitung =
76,22  76,70
 25  12,07 2  25  12,152  1 1 

  
25  25  2

 25 25 

=

=

=

=

76,22  76,70
 244,28  244,62  1 1 

  
48

 25 25 
 0,48

db = 2.021 – (
× 0.021 )
= 2.021 – 0.002 = 2.019


102,72  110,88 

 0,04  0,04 
48




Berdasarkan penghitungan di-atas
maka diperoleh kesimpulan bahwa :Hasil t
hitung = -0,8 sedangkan t tabel pada taraf
signifikan 5% dan db 48 adalah 2.019, maka
dapat diartikan t hitung lebih kecil dari pada
t tabel. De-ngan demikian Ha ditolak dan Ho
di-terima. Sehingga hipotesis alternatif (Ha)
peneliti yang menyatakan bahwa, “Ada
perbedaan prestasi belajar siswa sekolah
standar nasional dan siswa non sekolah

 0,48

 213,6 

 0,08 
 48 


 0,48

 4,45 

0,08
 48 
 0,48
=
0,356
84

sesuai dengan keahliannya setiap
siswa.
Dengan
begitu
tidak
mempenga-ruhi belajar siswa sekolah
standar nasional maupun siswa non
seko-lah standar nasional.

standar nasional di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Bangka-lan” ditolak.
Simpulan
Dari hasi penghitungan yang
menggunakan rumus t test pada bab IV
ditemukan hasil t hitung -0,8 Peneliti
menggunakan taraf signifikan 5% yaitu
2,019 setelah dibandingkan hasil t hitu-ng
dengan t tabel dapat ditarik kesim-pulan
bahwa:
1) t hitung lebih kecil dari t tabel.
2) Ha ditolak dan Ho diterima, hal itu
berarti tidak ada perbedaan prestasi
belajar antara siswa sekolah standar
nasional dan siswa non sekolah stan-dar
nasional di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Bangkalan.
3) Tidak adanya perbedaan prestasi be-lajar
yang signifikan antara siswa sekolah
standar nasioanl dan siswa non sekolah
standar na-sional yang ditunjukkan oleh
hasil t hitung = -0,8 dan t tabel 2.019
pada taraf signifikan 5%.
4) Tidak adanya perbedaan pretasi be-lajar
yang signifikan antara siswa sekolah
standar nasioanl dan siswa non sekolah
standar nasional da-pat didasari oleh
faktor :
a) Faktor Intern seperti kemampuan atau
kecerdasan intelek-tual sis-wa sekolah
standar nasional dan siswa non
sekolah standar nasio-nal dapat
dikatakan sama.
b) Faktor Ekstern, seperi Bimbel ha-nya
diberikan pada siswa diluar jam
sekolah. Sedangkan Mapel yang ada
meliputi pelajaran Ba-hasa Indonesia,
Pendidikan
Aga-ma
Islam,
Matematika, Ppkn, bhs Inggris,
Akuntansi, Tekhnologi Infor-masi,
Tata Niaga, Tata Bu-sana dan Tata
Kecantikan yang diberikan dalam
Sekolah sesuai dengan jurusannya
masing-ma-sing. Sehingga hasilnya

Daftar Pustaka
Ali Ibrahim Akbar. Margono. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta
M. Iqbal Hasan. 2010. Pokok-Pokok Materi
Statistik 2. Jakarta : Bu-mi Aksara
Margono.
2010.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Minnah E.W., Asep S., dan Kholid M. 2010.
Kepemimpinan Berbasis Nilai dan
Pengembangan
Mutu
Sekolah.
Bandung : Penerbit Alfabeta
Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, dll. 2010. Studi Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Bela-jar.
Yogyakarta : Pustaka Bela-jar
Sunarto. 2010. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial dan Pendidikan. Unesa
University

85