28 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian 4.1.1 Obeservasi Awal

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Objek Penelitian

4.1.1

Obeservasi Awal
Berdasarkan observasi awal yang di lakukan, maka diperoleh beberapa data yang
ada di lapangan berupa data fasilitas jalan dan rambu jalan serta lebar jalan pada
lokasi penelitian. Fasilitas jalan berupa lampu jalan pada setiap persimpangan
jalan dan drainase. Sedangkan untuk rambu jalan hanya ada rambu peringatan
adanya persimpangan, dan

tidak semua persimpangan terpasang rambu ini.

Kondisi lingkungan sebagian besar adalah kompleks perumahan dengan kondisi
jalan yang sempit, dan dari hasil survei diperoleh adanya lebar jalan yang
bervariasi yaitu pada jalan Ainiba, jalan Supul, jalan Kotakaya, jalan Waitama,

dan jalan Warinding lebarnya 4 meter, sedangkan pada jalan Ranamese lebarnya
4,80 meter, pada jalan Nefona sebagiannya lebar 4 meter dan sebagian lagi
lebarnya 4,80 meter. Pada kelurahan inipun terdapat beberapa pusat kegiatan
masyarakat berupa Kantor, Sekolah, Tempat Ibadah, Pusat Belanja dan adanya
pangkalan ojek pada setiap persimpangan jalan.

28

4.1.2

Data
Tabel 4.1. Data Kecelakaan di Kelurahan Nefonaek (Perumnas)
Tahun 2003-2007
Jumlah Korban Kecelakaan
Lokasi
Jumlah
Tahun
Kejadian
Kejadian Meninggal Luka Berat Luka Ringan
a). Ruas jln Ainiba

b). Simpang Nefona 2003
Shopping Centre
c). Simpang Waitama Warinding
a). Ruas jln Ainiba
b). Simpang Nefona 2004
Shopping Centre
c). Simpang Waitama Warinding
a). Ruas jln Ainiba
b). Simpang Nefona 2005
Shopping Centre
c). Simpang Waitama 2
2
1
1
Warinding
a). Ruas jln Ainiba
3
1
1
3

b). Simpang Nefona 2006
Shopping Centre
c). Simpang Waitama Warinding
a). Ruas jln Ainiba
2
1
1
b). Simpang Nefona 2007
Shopping Centre
c). Simpang Waitama Warinding
Jumlah
7
3
3
5
Sumber: Kepolisian Resort Kota Kupang, 2008

Rata-rata kecelakaan pertahun:

Total Kejadian

7
⇒ ⇒ 2,3 Kejadian pertahun
3
Tahun Pengama tan
Berarti setiap tahun terjadi 1 sampai 2 kali kecelakaan di sepanjang ruas jalan
Ainiba. Akan tetapi, ada juga banyak kecelakaan yang terjadi dan tidak terdata

29

oleh Kepolisian (Lakalantas Polresta Kupang). Dari yang diperoleh dari
Kepolisian (Tabel 4.1), terlihat bahwa lokasi yang paling rawan terjadi
kecelakaan adalah lokasi jalan Ainiba, simpang tiga jalan Waitama-Warinding
dan simpang empat jalan Shoping Senter. Data kecelakaan tahun 2003 dan tahun
2004 tidak tersedia karena bagian Lakalantas Polresta Kupang baru dibentuk
pada tahun 2005, sehingga data kecelakaan yang diperoleh adalah data dari tahun
2005 keatas.
Data dari Dinas Perhubungan Kota Kupang berupa data jumlah armada angkutan
umum yang beroperasi di Kelurahan Nefonaek (Perumnas) sebanyak 23 buah
dengan panjang trayek 7,2 km yang melewati jalan Supul Raya - jalan Kota Kaya
- jalan Ranamese - jalan Waitama - jalan Warinding - jalan Nefona - jalan

Shoping Senter - jalan Nangka - jalan Timor Raya - jalan Ahmad Yani – jalan
Urip Sumoharjo ( Halte Bank Mandiri) – Patung Sonbai - Terminal Kupang –
jalan Timor Raya – jalan Supul Raya (Perumnas Nefonaek), nomor trayek adalah
C6 dengan ciri kendaraan berwarna hijau.
Pada lokasi pengamatan, diperoleh lebar jalan 4 meter, lebar bahu jalan yakni ±
0,4 m – 1,0 m serta tidak adanya ruang lebih untuk parkiran, maka kendaraan
yang parkir pada ruas jalan dan pada lokasi simpang akan mengambil sebagian
dari badan jalan. Dengan sendirinya parkiran yang ada ini dapat menghambat
arus lalu lintas
4.1.3

Penetapan Lokasi Survei

Dari hasil observasi awal dan data lokasi kecelakaan dengan angka kecelakaan
yang ada, maka lokasi ruas jalan dan tikungan depan Pos Polisi dan sekitarnya
pada jalan Ainiba serta pada simpang jalan Waitama-Warinding dijadikan
sebagai titik pengamatan dan pencatatan atau pengambilan data primer karena

30


pada lokasi – lokasi tersebut juga terdapat beberapa sarana dan prasarana,
diantaranya: sekolah, tempat ibadah, puskesmas, dan perumahan penduduk, yang
memungkinkan adanya aktifitas pengguna jalan (pejalan kaki).

4.2

Data Primer

4.2.1

Volume Kendaraan

Dari hasil penelitian, terlihat dengan jelas bahwa kendaraan yang melewati lokasi
penelitian adalah dominan pada kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor).
Tipe dan jenis kendaraan yang melintasi di sepanjang lokasi penelitian terdapat
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Tipe dan Jenis Kendaraan Survei
No.

Tipe Kendaraan


Jenis Kendaraan

1. MC (Sepeda Motor)

Sepeda Motor)

2. LV (Kendaraan Ringan)
3. HV (Kendaraan Berat)
4. UM (Kendaraan Tak Bermotor)

Mobil Pribadi
Mikrolet
Pick Up
Bus
Truck
Sepeda
Gerobak

Sumber: Data Survei, 2008


a. Volume Kendaraan pada Jalan Ainiba

Berdasarkan survei volume kendaraan pada lokasi ini, diperoleh hasil volume
kendaraan serta hasil perhitungan survei seperti terlampir pada lampiran 1
sampai 6. Dalam perhitungan Analisis, akan digunakan data hasil
perhitungan survei dengan mengambil nilai volume maksimum berdasarkan

31

waktu yakni banyaknya jumlah kendaraan per-jam yang melewati ruas jalan
tersebut, seperti terlihat pada Tabel 4.3a.
Untuk mencari besarnya volume kendaraan, maka digunakan persamaan:

Q=

n
t

Tabel 4.3a. Volume Kendaraan Maksimum pada Ruas Jalan Ainiba

Faktor Volume Lalu Lintas Jalan
No.
Jenis Kendaraan
SMP Kendaraan/Jam SMP/jam
1. Sepeda Motor (MC)

0,33

337

111,21

2. Kendaraan Ringan (LV)

1,00

61

61


3. Kendaraan Berat (HV)

1,50

6

9

404

181,21

Jumlah
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

b. Volume Kendaraan pada Simpang Jalan Waitama-Warinding

Volume pada persimpangan dihitung berdasarkan jumlah lengan pada arah
pergerakan kendaraan yang masuk keluar simpang. Artinya, volume
kendaraan dihitung per lengan jalan yakni lengan 1 untuk jalan Warinding

sedangkan lengan 2 dan 3 untuk jalan Waitama. Volume kendaraan
maksimum pada lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.3b. Hasil survei dapat
dan hasil perhitungan survei dapat dilihat pada lampiran 7 sampai lampiran
24.

32

Tabel 4.3b. Volume Kendaraan Maksimum Pada Simpang Tiga
jalan Waitama-jalan Warinding
Nama

Jenis

Faktor

Lengan

Kendaraan

Volume Lalu Lintas

No.
SMP Kendaraan/Jam

Lengan 1 Sepeda Motor (MC) 0,33

SMP/Jam

118

38,94

1,00

12

12

1,50

2

3

TOTAL

132

53,94

Lengan 2 Sepeda Motor (MC) 0,33

86

28,38

Kend. Ringan (LV)
1. Jl. Warinding
Kend. Berat (HV)

Kend. Ringan (LV)

1,00

21

21

Kend. Berat (HV)

1,50

2

3

TOTAL

109

52,38

Lengan 3 Sepeda Motor (MC) 0,33

61

20,13

2. Jl. Waitama

Kend. Ringan (LV)

1,00

22

22

Kend. Berat (HV)

1,50

1

1,5

TOTAL

84

43,63

3. Jl. Waitama

Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

4.2.2

Kecepatan Kendaraan

Hasil penelitian kecepatan kendaraan diambil 2 (dua) titik pengamatan yakni
pada ruas jalan dan tikungan jalan Ainiba dan simpang tiga jalan WaitamaWarinding. Yang menjadi objek untuk pengukuran kecepatan kendaraan adalah
mobil pribadi dengan asumsi bahwa mobil pribadi cenderung mempunyai

33

kecepatan konstan pada tikungan dan persimpangan jika dibandingkan dengan
kendaraan lain yang berada di lokasi survei. Sedangkan kecepatan tambahan,
diambil dari dari kecepatan kendaraan angkutan umum atau mikrolet yakni
kecepatan keselurahan pada saat berangkat dari titik awal sampai pulang kembali
ke titik awal mengikuti rute yang telah ditetapkan.
Khusus untuk mobil pribadi, sebelum dimulai pencatatan waktu maka terlebih
dahulu ditentukan 2 titik sebagai titik awal dan akhir dengan interval jarak 100
meter.
Hasil survei kecepatan dan hasil perhitungan survei pada ruas jalan dan simpang
jalan untuk kendaraan pribadi dan kendaraan umum (mikrolet/bemo) dapat
dilihat pada lampiran lampiran 25 sampai 30 atau dapat juga dilihat pada Tabel
4.3a sampai 4.3f.
Untuk mendapat besarnya kecepatan, maka dipakai persamaan:

V =

S
t

Diketahui:
- Pergi:
t = 10 detik = 0,17 menit = 0,0028 jam
S = 100 m = 0,10 Km

(Tabel 4.4a)

(Tabel 4.4a)

- Pulang:
t = 12 detik = 0,20 menit = 0,0033 jam

34

(Tabel 4.4a)

S = 100 m = 0,10 Km
Ditanya:

(Tabel 4.4a)

V = …?

Jawab:

V =

-

Kecepatan Pergi:

V =

-

S
t

0,10 Km
= 36,00 Km / jam
0,0028 jam

Kecepatan Pulang:

V =

0,10 Km
= 30,00 Km / jam
0,0033 jam

Jadi, Kecepatan rata-rata:
Vrata − rata = 36,00 + 30,00 = 33,00 Km / jam

Untuk perhitungan selanjutnya, dapat dilihat pada Tabel 4.4a sampai Tabel 4.4f.

35

a. Lokasi Jalan Ainiba
Tabel 4.4a. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Tikungan Jalan Ainib
Waktu Tempuh
Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
Jarak
No.
Pergi
Pulang
Rata-rata
(Km)
Pergi
Pulang
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
(Km/Jam)
I
J
K
A B C D
E
F G
H
30,00
1 0,1 10 0,17 0,0028 12 0,20 0,0033 36,00
33,00
40,00
2 0,1 11 0,18 0,0031 9 0,15 0,0025 32,73
36,36
32,73
3 0,1 10 0,17 0,0028 11 0,18 0,0031 36,00
34,36
27,69
28,85
4 0,1 12 0,20 0,0033 13 0,22 0,0036 30,00
36,00
34,36
5 0,1 11 0,18 0,0031 10 0,17 0,0028 32,73
32,73
34,36
6 0,1 10 0,17 0,0028 11 0,18 0,0031 36,00
201,3007
Jlh 0,6 64 1,07 0,02 66 1,10 0,02 203,45 199,15
Kecepatan Rata-rata
33,909 33,191142
Kecepatan Rata-rata Total
33,55
33,55
34
Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

Tabel 4.4b. Kecepatan Kendaraan (Mikrolet) pada Tikungan JLn Ainiba
Jarak
Waktu Tempuh
Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
No.
Pergi
Pulang
Rata-rata
(Km)
PERGI
PLG
(Km/jam)
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
I
J
K
A B C D
E
F G
H
15,38
15,65
1 3,00 19 11 0,1886 42 11 0,1950 15,91
17,39
16,85
2 3,00 2 11 0,1839 21 10 0,1725 16,31
16,80
16,84
3 3,00 40 10 0,1778 43 10 0,1786 16,88
16,00
15,18
4 3,00 32 12 0,2089 15 11 0,1875 14,36
14,21
14,48
5 3,00 12 12 0,2033 40 12 0,2111 14,75
15,91
15,73
6 3,00 34 11 0,1928 19 11 0,1886 15,56
95,69
94,73058
Jlh 18 139 67 1,12 180 65 1,08 93,77
15,629 15,948076
Kecepatan Rata-rata
15,79
15,79
Kecepatan Rata-rata Total
16
Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

36

b. Lokasi Simpang Jalan Waitama-Warinding
Tabel 4.4c. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Simpang L1-L2
Jarak
Waktu Tempauh
Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
No.
Pergi
Pulang
Rata-rata
(Km)
Pergi
Pulang
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
(Km/jam)
A B C D
E
F G
H
I
J
K
1 0,1 15 0,25 0,0042 16 0,27 0,0044 24,00
22,50
23,25
2 0,1 14 0,23 0,0039 14 0,23 0,0039 25,71
25,71
25,71
3 0,1 15 0,25 0,0042 13 0,22 0,0036 24,00
27,69
25,85
4 0,1 13 0,22 0,0036 15 0,25 0,0042 27,69
24,00
25,85
5 0,1 12 0,20 0,0033 14 0,23 0,0039 30,00
25,71
27,86
6 0,1 15 0,25 0,0042 15 0,25 0,0042 24,00
24,00
24,00
Jlh 0,6 84 1,40 0,02 87 1,45 0,02 155,41
149,62
152,5137
Kecepatan Rata-rata
25,901 24,9368132
Kecepatan Rata-rata Total
25,42
25,42
Pembulatan
25
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
Tabel 4.4d. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Simpang L1-L3
Jarak
Waktu Tempuh
Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
No.
Pergi
Pulang
Rata-rata
(Km)
Pergi
Pulang
(Km/jam)
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
I
J
K
A B C D
E
F G
H
30,00
27,00
1 0,1 15 0,25 0,0042 12 0,20 0,0033 24,00
25,71
25,71
2 0,1 14 0,23 0,0039 14 0,23 0,0039 25,71
24,00
24,00
3 0,1 15 0,25 0,0042 15 0,25 0,0042 24,00
27,69
25,10
4 0,1 16 0,27 0,0044 13 0,22 0,0036 22,50
25,71
24,86
5 0,1 15 0,25 0,0042 14 0,23 0,0039 24,00
24,00
24,86
6 0,1 14 0,23 0,0039 15 0,25 0,0042 25,71
157,12 151,5247
Jlh 0,6 89 1,48 0,02 83 1,38 0,02 145,93
24,321 26,186813
Kecepatan Rata-rata
25,25
25,25
Kecepatan Rata-rata Total
25
Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

37

Tabel 4.3e. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Simpang L2-L3
Jarak
Waktu Tempuh
Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
No.
Pergi
Pulang
Rata-rata
(Km)
Pergi
Pulang
(Km/jam)
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
I
J
K
A B C D
E
F G
H
36,00
34,36
1 0,1 11 0,18 0,0031 10 0,17 0,0028 32,73
40,00
35,00
2 0,1 12 0,20 0,0033 9 0,15 0,0025 30,00
32,73
31,36
3 0,1 12 0,20 0,0033 11 0,18 0,0031 30,00
30,00
30,00
4 0,1 12 0,20 0,0033 12 0,20 0,0033 30,00
36,00
34,36
5 0,1 11 0,18 0,0031 10 0,17 0,0028 32,73
40,00
35,00
6 0,1 12 0,20 0,0033 9 0,15 0,0025 30,00
214,73
200,0909
Jlh 0,6 70 1,17 0,02 61 1,02 0,02 185,45
30,909 35,787879
Kecepatan Rata-rata
33,35
33,35
Kecepatan Rata-rata Total
33
Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

Tabel 4.4f. Kecepatan Kendaraan (Mikrolet) pada Simpang Jalan
Jarak
Waktu Tempuh
Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
No.
Pergi
Pulang
rata-rata
(Km)
Pergi
Pulang
(Km/jam)
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
I
J
K
A B
C D
E
F G
H
16,49
15,50
1 3,00 24 12 0,2067 55 10 0,1819 14,52
17,12
16,87
2 3,00 50 10 0,1806 31 10 0,1753 16,62
15,98
15,92
3 3,00 21 11 0,1892 16 11 0,1878 15,86
16,51
16,05
4 3,00 33 11 0,1925 54 10 0,1817 15,58
5 3,00 36 10 0,1767 20 11 0,1889 16,98
15,88
16,43
15,54
15,12
6 3,00 15 12 0,2042 35 11 0,1931 14,69
94,25
97,52
95,88311
Jlh 18 179 66 1,10 211 63 1,05
Kecepatan Rata-rata
15,7083 16,25271
Kecepatan Rata-rata Total
15,98
15,98
Pembulatan
16
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

38

V(L2-L3) + V(L2-L1) + V(L3-L1)
Kec. rata-rata Simpang Jalan, (Vsimpang)

=
Jumalah data
33 + 25 + 25
=
3
= 28

Jadi, Kecepatan rata-rata adalah

28

Km/Jam

Km/Jam

Berdasarkan data kecepatan kendaraan pada ketiga arah lengan pada simpang
jalan, maka dapat diperoleh kecepatan rata-rata kendaraan pada simpang tersebut
dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Lengan L1
Kecepatan rata-rata pada L1 dihitung dengan cara menjumlahkan kecepatan
dari 2 (dua) arah yang menuju lengan L1.
V(L2-L1) + V(L3-L1)
V(L1)

=

25 + 25
= 25 Km/Jam

=
Jumlah data

2

Jadi, Kecepatan rata-rata L1 adalah

25

Km/Jam

2. Lengan L2
Kecepatan rata-rata pada L2 dihitung dengan cara menjumlahkan kecepatan
dari 2 (dua) arah yang menuju lengan L2.

39

V(L2-L1) + V(L2-L3)
V(L2)

=

25 + 33
= 29 Km/Jam

=
Jumlah data

2

Jadi, Kecepatan rata-rata L2 adalah

29

Km/Jam

3. Lengan L3
Kecepatan rata-rata pada L3 dihitung dengan cara menjumlahkan kecepatan
dari 2 (dua) arah yang menuju lengan L3.
V(L2-L3) + V(L3-L1)
V(L3)

=

33 + 25
= 29 Km/Jam

=
Jumlah data

2

Jadi, Kecepatan rata-rata L3 adalah

4.2.3

29

Km/Jam

Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan

a. Ruas Jalan

Pejalan kaki dan penyeberang jalan pada lokasi ini kebanyakan anak-anak dan
para remaja yakni pada pagi hari dan siang hari. Hal ini karena, pada lokasi
pengamatan terdapat Pusat Kegiatan Belajar Mengajar berupa Sekolah yakni
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kupang.
Banyaknya jumlah pejalan kaki dan penyeberang jalan yang melewati lokasi
pengamatan,

sangat

mempengaruhi

tingkat

kenyamanan

dari

para

pengguna/pemakai jalan. Oleh karena itu, maka dalam perhitungan ini, dipakai
faktor asumsi untuk menghitung banyaknya jumlah pejalan kaki dan

40

penyeberang jalan. Faktor asumsi ini diambil/dipakai berdasarkan beberapa
pertimbangan diantaranya keadaan lingkungan jalan (lebar badan jalan, lebar
bahu jalan serta kondisi jalan) dan tingkat kenyamanan dari pengguna jalan.
1. Pejalan kaki (Pejalan yang menyusuri Jalan)
Data jumlah pejalan kaki dan hasil rekapan jumlah pejalan kaki dapat dilihat
pada lampiran survei pejalan kaki yakni lampiran 31 sampai lampiran 33.
Sedangkan untuk perhitungan jumlah pejalan kaki, diambil jumlah pejalan
kaki maksimum yang melewati ruas jalan Ainiba seperti pada Tabel 4.5a.
Tabel 4.5a. Jumlah Pejalan Kaki Maksimum pada Ruas Jalan Ainiba
No.

Pejalan Kaki

Asumsi Faktor

Jumlah

Total

1. Individu

1

32

32

2. Berkelompok

3

10

30

Jumlah Total

62

Sumber : Hasil Perhitungan Survei, 2008

2. Penyeberang Jalan
Data jumlah penyeberang jalan dan hasil rekapan jumlah penyeberang jalan
dapat dilihat pada lampiran survei pejalan kaki yakni lampiran 34 sampai
lampiran 36. Sedangkan untuk perhitungan jumlah penyeberang jalan,
diambil jumlah penyeberang jalan maksimum pada ruas jalan seperti pada
Tabel 4.5b.

41

Tabel 4.5b. Jumlah Penyeberang Jalan Maksimum pada Ruas Jln Ainiba
No. Pejalan Kaki

Asumsi Faktor

Jumlah

Total

1. Individu

1

47

47

2. Berkelompok

3

13

39

Jumlah Total

86

Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

b. Simpang Jalan

Simpang jalan Waitama Warinding merupakan salah satu simpang yang terletak
di tengah-tengah kompleks Perumahan Nasional (PerumNas) dan merupakan
simpang yang rawan kecelakaan. Para pengguna jalan yang melewati simpang ini
pada jam-jam tertentu atau pada jam sibuk, lebih didominan pada anak-anak.
Karena pada daerah sekitar simpang ini terdapat 1 (satu) buah Sekolah Dasar
(SD) dan merupakan salah satu jalan yang sering dilewati untuk menghindari
kemacetan. Pada sore hari, simpang ini dijadikan oleh anak-anak dan para remaja
sebagai tempat bermain walaupun kendaraan yang melewati cukup banyak.
1. Pejalan Kaki atau Pejalan yang Menyusuri Jalan
Dari survei pejalan kaki pada lokasi persimpangan dan sekitarnya, diperoleh
data jumlah pejalan kaki serta hasil rekapan seperti terlampir pada lampiran
survei pejalan kaki yakni lampiran 38 sampai lampiran 40. Sedangkan untuk
perhitungan jumlah pejalan kaki, diambil jumlah pejalan kaki maksimum
seperti pada Tabel 4.5c.

42

Tabel 4.5c. Jumlah Pejalan Kaki Maksimum pada Simpang Jalan
No. Lengan Pejalan Kaki Asumsi Faktor

1.

2.

3.

L-1

L-2

L-3

Jumlah

Total

Individu

1

70

70

Berkelompok

3

13

39

Jumlah

109

Individu

1

38

38

Berkelompok

3

13

39

Jumlah

77

Individu

1

95

95

Berkelompok

3

10

30

Jumlah

125

Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

2. Penyeberang Jalan
Dari survei penyeberang jalan pada lokasi persimpangan dan sekitarnya,
diperoleh data jumlah penyeberang jalan serta hasil rekapan seperti pada
lampiran 41 sampai 43. Sedangkan untuk perhitungan penyeberang jalan,
diambil penyeberang jalan maksimum seperti pada Tabel 4.5d.

43

Tabel 4.5d. Jumlah Penyeberang Jalan Maksimum pada Simpang Jalan
No.

1.

2.

3.

Lengan

L-1

L-2

L-3

Penyeberang

Asumsi Faktor

Jumlah

Total

Individu

1

29

29

Berkelompok

3

21

63

Jumlah

92

Individu

1

25

25

Berkelompok

3

13

39

Jumlah

64

Individu

1

40

40

Berkelompok

3

13

39

Jumlah

79

Sumber: Hasil Perhitung Survei, 2008

4.2.4

Kendaraan Parkir

Kendaraan parkir pada ruas jalan dan simpang jalan merupakan salah satu faktor
utama yang perlu diperhatikan karena dapat membahayakan keselamatan dari
para pengguna jalan yang melewati lokasi tersebut..
a. Parkiran Ruas Jalan

Dari hasil survei kendaraan parkir

pada jalan Ainiba, diperoleh jumlah

kendaraan parkir maksimum sebanyak 25 kendaraan/jam, atau dapat dilihat pada
lampiran 44 sampai lampiran 46.

44

b. Parkiran Simpang Jalan

Dari hasil survei kendaraan parkir pada lampiran 47 sampai lampiran 49 lokasi
simpang tiga jalan Waitama-Warinding, diperoleh jumlah kendaraan parkir
maksimum pada simpang jalan sebagai berikut:

4.2.5

1.

Lengan 1

= 37 kendaraan/jam

2.

Lengan 2

= 19 kendaraan/jam

3.

Lengan 3

= 23 kendaraan/jam

Situasi Konflik

Pola pergerakan kendaraan dan pola pergerakan manusia yang menggunakan
jalan sebagai tempat pergerakannya, maka dengan sendirinya sangat berpotensi
menimbulkan konflik baik itu pada ruas jalan maupun pada simpang jalan.
Konflik yang terjadi pada lokasi survei diakibatkan oleh para pengguna jalan
(pengemudi) yang memarkir kendaraan pada sembarang tempat dengan tidak
mempedulikan rambu-rambu yang ada, kurangnya kontrol kendaraan dari para
pengemudi, kurang hati-hati dari para pejalan kaki yang melewati maupun yang
menyeberangi jalan pada lokasi tersebut.
a. Konflik Ruas Jalan

Hasil survei konflik serta rekapan konflik pada ruas jalan Ainiba dapat dilihat
pada lampiran 50 sampai lampiran 52. Sedangkan hasil perhitungan konflik
maksimum yang terjadi antar kendaraan serta antara kendaraan dengan manusia
dapat dilihat pada Tabel 4.6a dan 4.6b.

45

Tabel 4.6a. Tipe Konflik Kendaraan vs Manusia
No.
1
2

3

4

2

7

Tipe
Konflik

Jumlah
5
4
Total
18
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
Keterangan:
Manusia
Kendaraan

Tabel 4.6b. Tipe Konflik Kendaraan vs Kendaraan
No.
1
2

3

Tipe
Konflik

Jumlah

8

5

5

Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

b. Konflik Simpang Jalan

Persimpangan merupakan salah lokasi yang berpotensi menimbulkan terjadinya
konflik. Hasil survei konflik pada simpang jalan serta hitungannya dapat dilihat
pada lampiran 53 sampai lampiran 55. Sedangkan hasil perhitungan konflik
maksimum yang terjadi pada simpang jalan Waitama-Wairinding dapat dilihat
pada Tabel 4.6c dan 4.6d lokasi survei adalah simpang tiga jalan WaitamaWarinding.

46

Tabel 4.6c. Tipe Konflik Kendaraan vs Manusia
No.
1
2
3
4

5

6

3

1

Tipe
Konflik

Jumlah
0
1
3
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

4

Tabel 4.6d. Tipe Konflik antar Kendaraan
No.
1
2
3
4
5

6

7

8

2

2

2

Tipe
Konflik

Jumlah
2
2
2
2
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

4.2.6

5

Lingkungan Jalan

Lokasi survei yang diamati adalah lingkungan kawasan kompleks perumahan.
Lokasi tersebut memiliki lebar jalan yang bervariasi antara 4 meter dan 4,8 meter,
dimana jaringan jalan yang tersebut dilalui oleh semua kendaraan baik itu roda 2
(dua) maupun kendaraan roda 4 (empat). Kondisi lingkungan yang sempit dengan
adanya beberapa sarana dan prasarana masyarakat seperti Sekolah, Kantor,
Tempat Ibadah, Puskesmas, Kompleks Perumahan penduduk serta adanya
beberapa persimpangan yang sempit dan tajam serta kondisi jalan yang sempit
merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan
Pemerintah sehingga kenyamanan dan keselamatan dari para pemakai jalan dapat
terjamin dengan baik.

47

4.3

Analisis Data

4.3.1. Analisis Waktu dan Jarak antar Kendaraan
a. Lokasi Jalan Ainiba (Tikungan dan daerah sekitarnya)

Dari hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3a dan kecepatan
kendaraan (V) pada Tabel 4.4a, maka nilai kepadatan kendaraan pada lokasi ini
adalah sebagai berikut:
K =

Q
V
404

K

Kendaraan/Jam

=

= 11,882 Kendaraan/Km
34

Km/Jam


12

Kendaraan/Km

=

0,012

Kendaraan/m

Dari hasil kepadatan volume di atas, maka dapat diperoleh waktu dan jarak antar
kendaraan sebagai berikut:
a.

Waktu antar Kendaraan

1
Volume
1
= 0,0025

Jam

= 8,9109

404

48

detik

b.

Jarak antar Kendaraan
1
Kepada tan
1
= 83,333 m
0,012

b. Lokasi Simpang Tiga Jalan Waitama-Warinding
1. Lengan 1

Berdasarkan hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3b dan
kecepatan kendaraan (V) pada Tabel 4.4c untuk lengan 1, maka nilai
kepadatan kendaraannya adalah sebagai berikut:
K =

K

Q
V
132

Kend./Jam

25

Km/Jam

=

=

5,28

Kendaraan/Km



6

Kendaraan/Km

=

0,006

Kendaraan/m

Dari hasil kepadatan volume kendaraan di atas, maka dapat diperoleh
waktu dan jarak antar kendaraan sebagai berikut:
- Waktu antar Kendaraan
1
Volume

49

1

= 0,0076

Jam

= 27,273

detik

132

- Jarak antar Kendaraan
1
Kepada tan
1
= 166,67 m
0,006

2. Lengan 2

Dari hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3b dan
kecepatan kendaraan (V) pada Tabel 4.4d untuk lengan 2, maka nilai
kepadatan kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:
K =

K

Q
V
109

Kend./Jam

29

Km/Jam

= 3,7586 Kendaraan/Km

=



4

Kendaraan/Km

=

0,004

Kendaraan/m

Dari hasil kepadatan volume kendaraan di atas, maka dapat diperoleh
waktu dan jarak antar kendaraan sebagai berikut:

50

- Waktu antar Kendaraan

1
Volume
1
= 0,0092

Jam

= 33,028

detik

109

- Jarak antar Kendaraan
1
Kepada tan
1
= 250,00 m
0,004

3. Lengan 3

Dari hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3b dan
kecepatan kendaraan pada Tabel 4.4e untuk lengan 3, maka nilai kepadatan
kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:
K =

Q
V

K

=

84 Kendaraan/Jam
33
Km/Jam

=

2,55

Kendaraan/Km



3,00

Kendaraan/Km

=

0,003 Kendaraan/Km

Dari hasil kepadatan volume kendaraan di atas, maka dapat diperoleh
waktu dan jarak antar kendaraan sebagai berikut

51

a. Waktu antar Kendaraan
1
Volume
1
= 0,0119

Jam

= 42,857

detik

84

b. Jarak antar Kendaraan
1
Kepada tan
1
=

333,3

m

0,003

4.3.2

Analisis Hambatan Samping

Hambatan samping merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Komponen hambatan samping yang
diamati dalam penelitian ini adalah kendaraan parkir, pejalan kaki yang berjalan
di bahu jalan dan badan jalan serta penyeberang jalan. Semua komponen
tersebut, disurvei pada lokasi yang telah ditetapkan sebelumnya yakni pada
lokasi jalan Ainiba (tikungan) dan simpang tiga jalan Waitama-Warinding. Data
hasil survei dan perhitungan survei gesekan samping dapat dilihat pada lampiran
31 sampai lampiran 49. Sedangkan data gesekan samping maksimum pada ruas
jalan dan simpang jalan dapat dilihat pada Tabel 4.7a dan 4.7b.

52

Tabel 4.7a. Rekapitulasi Komponen Gesekan Samping pada Jalan Ainiba
Jumlah
Nilai
Kelas
No. Komponen Gesekan Samping
G.Samping G.Samping G.Samping
1. Kendaraan Parkir (kend/jam/km)

25

1

Rendah

2. Pejalan Kaki (pjkk/jam)

62

1

Rendah

3. Penyeberang Jalan (pjln/jam/km)

86

1

Rendah

173

3

Rendah

Jumlah
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008

Tabel 4.7b. Rekapitulasi Komponen Gesekan Samping pada Simpang
Jumlah
Nilai
Kelas
Komponen Gesekan Samping
No. Lengan
G.Samping G.Samping G.Samping

1.

L-1

Kendaraan Parkir (kend/jam/km)

37

1

Rendah

Pejalan Kaki (pjkk/jam)

109

2

Sedang

Penyeberang Jalan (pjln/jam/km)

92

2

Sedang

238

5

Rendah

Kendaraan Parkir (kend/jam/km)

19

1

Rendah

Pejalan Kaki (pjkk/jam)

77

1

Rendah

Penyeberang Jalan (pjln/jam/km)

64

1

Rendah

160

3

Rendah

Kendaraan Parkir (kend/jam/km)

23

1

Rendah

Pejalan Kaki (pjkk/jam)

125

2

Sedang

Penyeberang Jalan (pjln/jam/km)

79

1

Rendah

227

4

Rendah

Jumlah

2.

L-2

Jumlah

3.

L-3

Jumlah

Sumber: Hasil Perhitungan Survei,2008

53

Dengan melihat hasil rekapitulasi di atas, maka terlihat dengan jelas bahwa pada
lokasi simpang jalan Waitama-Warinding memiliki nilai gesekan samping yang
lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi pada jalan Ainiba.
4.3.3

Analisis Jarak Pandang

Dari hasil survei dan pengamatan di lapangan tentang kondisi lingkungan, maka
lokasi yang mempengaruhi jarak pandang pengemudi maupun pengendara adalah
pada lokasi tikungan halus jalan Ainiba dan pada lokasi simpang tiga jalan
Waitama-Warinding.
Untuk tikungan jalan Ainiba, jarak pandang yang ada dibatasi oleh adanya
beberapa pohon besar yang tumbuh di sekitar tikungan,

adanya bangunan

(rumah dan toko) yang terletak sebelum dan sesudah tikungan serta permukaan
jalan yang kurang bagus (berlubang akibat galian pipa yang belum ditambal).
Sedangkan pada jalan lokasi simpang tiga jalan Waitama-Warinding, jarak
pandang dipengaruhi oleh adanya pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitar
simpang serta adanya pagar pekarangan rumah yang mempengaruhi jaraj
pandang tersebut.
Dengan data kecepatan dan standar reaksi, maka dapat dihitung Jarak pandang
Henti (JPH) dan Jarak Pandang Menyiap (JPM) pada lokasi yang disebutkan di
atas sebagai berikut:

54

a). Lokasi Tikungan jalan Ainiba
1. Jarak Pandang Henti (JPH)
⎛ V2 ⎞
⎟⎟
JPH = dp + dr = (0,278V .t ) + ⎜⎜
⎝ 254. fm ⎠
V

= 34

Km/Jam

t

= 2,5

detik

dp =

0,278

x

9,44

=

9,44

m/dtk (Tabel 4.4a)

x

2,50

=

6,56

34

Km/Jam

Dari Tabel 2.7 dengan kecepatan

m

diperoleh koefisien gesekan antara ban dan muka jalan sebesar:
fm =

0,39 (interpolasi)
2

dr =

JPH

V
254 fm

=

= dp +

dr

9,44
x
254
=

7,46

55

2

0,39
m

=

0,90

m

2. Jarak Pandang Menyiap (JPM)
JPM

= d1 + d2 + d3 + d4

d1 =

0,278

x

t1

V

-

m

+

2

m/dtk (Tabel 4.4a)

V

= 34 Km/Jam =

t1

=

2,12

+ 0,0260 V

=

2,12

+ 0,0260 x

t1

=

2,37

detik

a

=

2,052

+ 0,0036 V

=

2,052

+ 0,0036 x

a

=

2,09

m

= 15 Km/Jam =

4,17

m/dtk

0,278

9,44

-

d1 =

x

2,37

= 0,6576 x

7,75

d1 =
t2

t2
d2 =

5,09

9,44

9,44

9,44

4,17

+

2,09

m

=

6,56

+ 0,0480 V

=

6,56

+ 0,0480 x

=

7,01

detik

0,278

t1

a

V

t2

=

0,278

d2 = 18,414 m

56

9,44

x

9,44

x

7,01

x
2

2,37

d3 = 30

-

100

m

Maka diambil:

d3 = 35 m
d4 =

2
3

d2

=

2
3

x

18,41

= 12,273 m

Jadi :
JPM

= d1 + d2 + d3 + d4
=

5,09

+

18,41

+

35

+

12,27

=

70,77

m

Maka, Jarak Pandang Total (JPT) adalah:
JPT

JPT

=

JPH

+

JPM

=

7,46

+

70,77

=

78,23

m

Berdasarkan hasil analisis jarak pandang untuk ruas jalan Ainiba, maka jarak
yang ada ini masih bisa diantisipasi untuk bereaksi dengan kendaraan lain
atau dengan rintangan rintangan yang ada di depan.

57

b). Lokasi Simpang tiga jalan Waitama-Warinding
1. Jarak Pandang Henti (JPH)
⎛ V2 ⎞
⎟⎟
JPH = dp + dr = (0.278V .t ) + ⎜⎜
⎝ 254 fm ⎠

a. Lengan 1 ke Lengan 2
V

= 25 Km/Jam =

t

=

JPH

JPH

2,50

detik

6,94
;

=

0,278

x

6,94

=

4,83

+

0,49

=

5,31

m

m/dtk (Tabel 4.4c)
fm =
x

0,39

2,50

+

detik (interpolasi)
6,94
x
254

2

0,39

b. Lengan 1 ke Lengan 3
V

= 25 Km/Jam =

t

=

JPH

JPH

2,50

detik

6,94
;

=

0,278

x

6,94

=

4,83

+

0,47

=

5,30

m

m/dtk (Tabel 4.4c)
fm =
x

0,39

2,50

+

detik (interpolasi)
6,94
x
254

2

0,40

c. Lengan 2 ke Lengan 3
V

= 33 Km/Jam =

t

=

2,50

detik

9,17
;

58

m/dtk (Tabel 4.4c)
fm =

0,40

detik (interpolasi)

JPH

JPH

=

0,278

x

9,17

=

6,37

+

0,83

=

7,20

m

x

2,50

+

9,17
254
x

2

0,40

Dari hasil analisis jarak pandang henti pada lengan 1-2, lengan 1-3 dan
lengan 2-3, maka jarak yang ada ini masih bisa ditempuh oleh pengemudi
dalam menghentikan kendaraannya selama menyadari adanya rintangan
di depan.

59

2. Jarak Pandang Menyiap (JPM)

JPM = d1 + d 2 + d 3 + d 4

a. Lengan 1 ke Lengan 2
d1

d1

x

t1

0,278

V

= 25 Km/jam =

t1

=

2,12

+

0,026

V

t1

=

2,12

+

0,026

x

a

=

2,052

+ 0,0036 V

a

=

2,052

+ 0,0036 x

m

= 15 Km/jam =

4,17

detik

=

0,278

6,94

-

V

x

2,30

= 0,6396 x

5,17

-

6,94

d1

= 3,3045 m

t2

=

6,56

+

0,048

V

t2

=

6,56

+

0,048

x

60

m

+

t1

a

=

2

m/dtk (Tabel 4.4c)

6,94

=

2,30

detik

6,94

=

2,08

detik

6,94

4,17

=

+

6,89

2,08

detik

x
2

2,30

d2 =

0,278

V

t2

=

0,278

x

6,94

x

6,89

d2 = 13,293 m
d3 = 30

100

-

m

Maka diambil:

d3 = 35 m
d4 =

2
3

d2

=

2
3

x 13,293 =

8,86

m

Jadi :
JPM

= d1 + d2 + d3 + d4
=

JPM

3,3

+ 13,293 +

35

+

8,86

= 60,455 m

Maka, Jarak Pandang Total (JPT) Lengan 1 ke Lengan 2 adalah:
JPT1-2

JPT1-2

=

JPH

+

JPM

=

5,3

+ 60,455

= 65,755 m

b. Lengan 1 ke Lengan 3
d1 =

0,278

x

t1

V

-

m

6,94

V

= 25 Km/Jam =

t1

=

2,12

+ 0,0260 V

t1

=

2,12

+ 0,0260 x

a

=

2,052

+ 0,0036 V

61

+

t1

a
2

m/dtk (Tabel 4.4d)

6,94

=

2,30

detik

a

=

m
d1 =

5,052

+ 0,0037 x

6,94

= 15 Km/Jam =

4,17

m/dtk

0,278

-

x

2,30

6,94

d1 = 0,6394 x

8,61

=

4,17

5,51

=

6,56

+ 0,0480 V

t2

=

6,56

+ 0,0480 x

6,94

t2

x

0,278

V

=

0,278

5,08

+

5,08

=

6,94

6,89
x

-

100

m

Maka diambil:

d3 = 35 m
d4 =

2
3

d2

=

2
3

* 13,293 =

8,86

m

Jadi :
JPM

= d1 + d2 + d3 + d4
=

JPM

3,3

+ 13,293 +

35

+

8,86

= 60,455 m

Maka, Jarak Pandang Total (JPT) Lengan 1 ke Lengan 3 adalah:
JPT1-3

=

JPT1-3

= 65,755 m

JPH

+

62

JPM

=

5,3

detik

6,89

d2 = 13,293 m
d3 = 30

x
2

m

t2

d2 =

=

+ 60,455

2,30

c. Lengan 2 ke Lengan 3
d1 =

0,278

x

t1

V

-

m

9,17

V

= 33 Km/Jam =

t1

=

2,12

+ 0,0260 V

t1

=

2,12

+ 0,0260 x

a

=

2,052

+ 0,0036 V

a

=

2,052

m
d1 =

+

2

m/dtk Tabel 4.4e)

9,17

=

2,36

+ 0,0036 x

9,17

=

2,09

= 15 Km/Jam =

4,17

m/dtk

0,278

-

x

2,36

9,17

d1 = 0,6556 x

7,46

=

4,89

4,17

=

6,56

+ 0,0480 V

t2

=

6,56

+ 0,0480 x

9,17

t2

x

0,278

V

=

0,278

+

=

-

100

m

6,94

x

Maka diambil:

d3 = 35 m
d4 =

2
3

d2

=

2
3

63

x 13,505 =

2,09

7,00

d2 = 13,505 m
d3 = 30

detik

x
2

m

t2

d2 =

t1

a

9,00

m

detik

7,00

2,36

Jadi :
JPM

JPM

= d1 + d2 + d3 + d4
=

4,89

+

=

62,40

m

13,51

+

35

+

9,00

Maka, Jarak Pandang Total (JPT) Lengan 2 ke Lengan 3 adalah:
JPT2-3

JPT2-3

=

JPH

+

JPM

=

7,20

+

62,40

=

69,60

m

Simpang tiga jalan Waitama-Warinding, hasil analisis menunjukkan bahwa jarak
pandang menyiap untuk lengan 1-2 dan lengan 1-3 melebihi jarak pada
persimpangan. Sedangkan untuk lengan 2-3, hasil analisis menunjukkan bahwa
jarak ini masih bisa ditempuh oleh pengemudi atau pengendara selama
menyadari adanya rintangan di depan sampai ia menginjak rem.
4.3.4

Analisis Potensi Konflik

a. Lokasi Jalan Ainiba

1. Konflik dengan Penyeberang Jalan
Waktu antara kendaraan pada ruas jalan (tikungan) adalah 8,91 detik. Dengan
Analisis waktu ini, maka sangat kecil kemungkinan terjadinya konflik bagi
penyeberang jalan.

64

2. Konflik dengan Pejalan Kaki
Dari hasil survei diperoleh lebar badan jalan 4,00 meter, lebar bahu jalan 0,40
– 1,00 meter serta lebar kendaraan sekitar 1,70 meter sampai 2,50 meter
(lampiran 58). Jika ada kendaraan yang parkir pada sisi jalan, maka dengan
sendirinya akan mempengaruhi kendaraan maupun pejalan kaki yang
melewati jalan tersebut.
b. Lokasi Simpang Tiga Jalan Waitama-Warinding
1. Lengan 1

a. Konflik dengan Penyeberang Jalan
Waktu antara kendaraan pada lengan 1

adalah 27,27 detik. Dengan

Analisis ini, maka sangat kecil kemungkinan terjadinya konflik bagi
penyeberang jalan.
b. Konflik dengan Pejalan Kaki
Dari hasil survei diperoleh lebar badan jalan 4 meter, lebar bahu jalan
0,40 – 1,00 meter serta lebar kendaraan sekitar 1,70 meter sampai 2,50
meter (lampiran 59 dan 60). Jika ada kendaraan yang parkir pada sisi
jalan, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi kendaraan maupun
pejalan kaki yang melewati jalan tersebut.
2. Lengan 2

a. Konflik dengan Penyeberang Jalan
Dari waktu antara kendaraan ada lengan 2 adalah 33,03 detik dengan
kecepatan berjalan adalah 1 m/dtk serta lebar badan jalan 4,00 meter,
maka untuk menyeberangai jalan, penyeberang jalan membutuhkan

65

waktu ± 4 detik. Ini berarti bahwa penyeberang tidak mengalami
keterlambatan waktu sehingga kemungkinan terjadi tabrakan antara
kendaraan dengan manusia (penyeberang jalan) sangat kecil.
b. Konflik dengan Pejalan Kaki
Dari hasil survei diperoleh lebar badan jalan 4,00 meter, lebar bahu jalan
0,40 – 1,00 meter serta lebar kendaraan sekitar 1,70 meter sampai 2,50
meter (lampiran 59 dan 60). Jika ada kendaraan yang parkir pada sisi
jalan, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi kendaraan maupun
pejalan kaki yang melewati jalan tersebut.
3. Lengan 3

a. Konflik dengan Penyeberang Jalan
Dari waktu antara kendaraan pada lengan 3 adalah 42,86 detik. Dengan
Analisis ini, maka sangat kecil kemungkinan terjadinya konflik bagi
penyeberang jalan.
b. Konflik dengan Pejalan Kaki
Dari hasil survei diperoleh lebar badan jalan 4,00 meter, lebar bahu jalan
0,40 – 1,00 meter serta lebar kendaraan sekitar 1,70 meter sampai 2,50
meter (lampiran 59 dan 60). Jika ada kendaraan yang parkir pada sisi
jalan, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi kendaraan maupun
pejalan kaki yang melewati jalan tersebut.

66

4.4. Faktor yang Mempengaruhi Fasilitas Pelengkap Jalan

Dari hasil Analisis pada bagian sebelumnya, maka dapat diketahi faktor-faktor
yang mempengaruhi kebutuhan fasilitas pelengkap jalan. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
1. Volume Kendaraan
Perbandingan jumlah kendaraan dan aktivitas jalan berbanding lurus artinya
semakin banyak jumlah kendaraan yang melewati suatu ruas jalan tentunya
akan semakin tinggi aktivitas jalan dan juga aktivitas di sekitar jalan tersebut.
Ini berarti bahwa segala faktor yang berhubungan dengan lalu lintas dan
transportasi pada suatu jalan sangat bergantung pada jumalah kendaraan yang
melewati jalan tersebut termasuk fasilitas pelengkap jalannya.
2. Hambatan Samping
Dari hasil survei dan Analisis, diketahui bahwa hambatan samping juga
sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akan fasilitas pelengkap jalan. Hal
ini karena, semakin banyak jumlah pejalan kaki, penyeberang jalan dan
jumlah kendaraan yang parkir pada suatu ruas jalan maupun simpang jalan
tertentu, maka semakin besar pula tingkat hambatan sampingnya sehingga
mengganggu aktivitas lalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas khusus
bagi aktivitas pejalan kaki.
3. Jumlah dan Tipe Konflik
Jumlah dan Tipe konflik antar kendaraan maupun antara kendaraan dengan
manusia berpengaruh pada kebutuhan fasilitas jalan yakni apa saja yang akan
dipasang pada lokasi yang berpotensi terjadinya konflik. Misalnya Tipe

67

konflik untuk penyeberang jalan terbanyak pada lokasi A, maka lokasi
tersebut butuh dipasang fasilitas penyeberang jalan seperti zebra cross dan
rambu penunjang lainnya.
4. Waktu antara Kendaraan dan Jarak antara Kendaraan
Kebutuhan akan ketersediaan fasilitas pejalan kaki pada suatu lokasi
ditentukan juga oleh faktor waktu dan jarak antara kendaraan. Dari hasil
Analisis sebelumnya, dengan lebar jalan yang ada, maka diperlukan beberapa
fasilitas jalan dan rambu bagi pengguna jalan (pejalan kaki, penyeberang
jalan serta (pengemudi/pengendara).
5. Kondisi Lingkungan Jalan dan Kompleks Perumahan
Kondisi lingkungan jalan juga sangat berpengaruh pada kebutuhan fasilitas
pelengkap jalan seperti pada tikungan atau belokan, persimpangan, tata guna
lahan di sekitar jalan serta kelas jalan. Tata ruang yang baik dari suatu
Kompleks perumahan akan memberikan rasa nyaman bagi para penghuninya.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan fasilitas pelengkap jalan
seperti di atas, maka dapat juga diketahui bahwa salah satu faktor penyebab
terjadinya kecelakaan di kawasan ini adalah kurangnya perhatian dari para
pemakai jalan (pengendara/pengemudi) akan rambu-rambu yang telah terpasang.

68

4.5. Penentuan Kebutuhan Fasilitas Pelengkapa Jalan

Dari hasil survei, hasil perhitungan serta kondisi lingkungan jalan dan sekitarnya
yang tidak memungkinkan adanya pelebaran jalan, maka pada titik yang diamati
akan dipasang beberapa fasilitas jalan dan rambu bagi pejalan kaki dan
pengendara/pengemudi.
4.5.1. Lokasi Jalan Ainiba
1. Fasilitas Eksisting

Dari hasil survei kondisi lingkungan dan fasilitas pelengkap jalan, maka pada
lokasi ini hanya ada rambu jalan berupa rambu peringatan adanya
persimpangan (Simpang antara jalan Ainiba dan jalan Supul).
2. Fasilitas Tambahan

Dari hasil Analisis potensi konflik antar kendaraan maupun antara kendaraan
dengan pejalan kaki dan penyeberang jalan serta melihat kondisi lingkungan
sekitar jalan, maka pada lokasi ini dibutuhkan fasilitas tambahan berupa:
a. Trotoar
Trotoar merupakan bagian dari jalan yang diperuntukan bagi pejalan
kaki. Trotoar dibutuhkan dengan maksud agar permasalahan seperti
konflik yang terjadi antara pejalan kaki dengan kendaraan dapat
diatasi demi menjaga kenyamanan dan keselamatan dari para
pengguna jalan yang melakukan aktifitas/pergerakan di jalan tersebut.
Kondisi bahu jalan yang tidak rata serta sempit, memungkinkan
pejalan kaki berjalan di badan jalan. Melihat kondisi yang ada ini,
maka trotoar yang dibangun, minimal pada salah satu sisi jalan saja

69

karena dengan kondisi jalan yang ada tidak memungkinkan untuk
pelebaran jalan.
b. Rambu Anjuran
Rambu anjuran di sini adalah pemberitahuan adanya fasilitas
kesehatan dan fasilitas pendidikan/sekolah.
c. Rambu Larangan
Berupa larangan parkir pada tikungan. Ini dimaksudkan untuk
menghindari konflik bagi para pemakai jalan baik itu pejalan kaki
maupun pengendara/pengemudi.
d. Rambu Peringatan
Berfungsi memberikan pemberitahuan kepada pemakai jalan bahwa
di depan ada tikungan.

U

Ke Jln. Supul

Rambu Peringatan
Adanya persimpangan
Pos Polisi

4m

Ke Jln. Timor Raya

Gambar 4.2a. Lokasi Eksisting di Jalan Ainiba

70

U
Rambu Peringatan
Adanya Tikungan
Ke Jln. Supul
Rambu Larangan
Berhenti
Rambu Anjuran
Adanya Fasilitas Kesehatan
Pos Polisi
Rambu Peringatan
Adanya Persimpangan
Trotoar
4m

Ke Jln. Timor Raya

Gambar 4.2b. Lokasi dan Fasilitas yang dibutuhkan

4.5.2. Lokasi Simpang Tiga Jalan Waitama-Warinding
1. Fasilitas Eksisting

Hasil survei kondisi lingkungan diperoleh lebar bahu jalan 0,40 – 1,00 meter
dan rambu yang ada hanya rambu peringatan adanya persimpangan.
2. Fasilitas Tambahan

Dari hasil Analisis konflik dan kondisi lingkungan jalan, maka pada lokasi
ini dibutuhakan fasilitas tambahan barupa:
a. Trotoar
Trotoar merupakan bagian dari jalan yang diperuntukan bagi pejalan
kaki. Trotoar dibutuhkan dengan maksud agar permasalahan seperti
konflik yang terjadi antara pejalan kaki dengan kendaraan dapat diatasi

71

demi menjaga kenyamanan dan keselamatan dari para pengguna jalan
yang melakukan aktifitas di jalan tersebut. Kondisi bahu jalan yang tidak
rata serta sempit, memungkinkan pejalan kaki berjalan di badan jalan.
Melihat kondisi yang ada ini, maka trotoar yang dibangun minimal pada
salah satu sisi jalan saja karena dengan kondisi jalan yang ada tidak
memungkinkan untuk pelebaran jalan.
b. Zebra Cross
Zebra Cross merupakan fasilitas jalan bagi pejalan kaki dan penyeberang
jalan. Pemasangan zebra cross bertujuan untuk menjaga kenyamanan dan
keselamatan dari pejalan dan penyeberang jalan.
c. Rambu Anjuran
Berupa pemberitahuan adanya fasilitas pendidikan dan adanya tempat
ibadah.
d. Rambu Larangan
Berupa rambu larangan berhenti/larangan parkir pada persimpangan guna
mencegah terjadi konflik dan kecelakaan pada jalan tersebut.

72

4m

U

Gereja

Perumahan
Perumahan

Perumahan
Jl.Warinding

SD Perumnas I

Perumahan
Perumahan
Perumahan

Jl.Waitama

4m

Perumahan

Toko

4m

Pangkalan Ojek
Perumahan

Gambar 4.3a. Sketsa Lokasi Eksisting pada Simpang

73

JL. Warinding

U

Gereja
Perumahan

SD Perumnas I

Perumahan
Perumahan

Perumahan

Perumahan

Perumahan

4m

JL. Waitama

Perumahan

Pangkalan Ojek
Perumahan

Toko

Gambar 4.3b. Lokasi dan Fasilitas yang dibutuhkan

Rambu Peringatan adanya Persimpangan
= Rambu Larangan Berhenti
= Rambu Anjuran adanya fasilitas Pendidikan dan Tempat Ibadah
= Trotoar
=

74