T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penilaian Kinerja Guru Mandiri dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) di SD Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB II

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan proses penting
dalam usaha meningkatkan mutu, khususnya dalam
bidang

pendidikan.

penilaian

kinerja

Dalam

bidang

didefinisikan

pendidikan,


sebagai

proses

evaluasi yang dilakukan untuk menilai baik tidaknya
sesuatu dibandingkan dengan seperangkat standar,
dan

kemudian

mengkomunikasikan

informasi

tersebut untuk digunakan sebagaimana mestinya
(Mathis

dan


Jackson,

2006).

Dari

pengertian

tersebut, tampak jelas bahwa penilaian kinerja lebih
menekankan perbandingan terhadap suatu hal. Hal
tersebut sejalan dengan pengertian yang dipaparkan
oleh

Dessler

merupakan
nyata

(2004)


kegiatan

dengan

bahwa

penilaian

kinerja

memperbandingkan

kinerja

standar

yang

telah


ditetapkan.

Penilaian kinerja juga dapat didefinisikan sebagai
prosedur yang meliputi : 1) penetapan standar kerja;
2) penilaian kinerja nyata dalam hubungan dengan
standar-standar yang telah ditetapkan; 3) pemberian
umpan

balik

kepada

seseorang

dengan

tujuan

memotivasi orang tersebut agar dapat meningkatkan
kinerjanya lebih baik.

Dari

pengertian

yang

ada,

maka

dapat

disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan

9

metode untuk mengevaluasi yang menitik beratkan
pada pengukurannya pada penilaian yang akan
bermanfaat bagi sekelompok orang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.2. Penilaian Kinerja Guru (PKG)
Guru merupakan titik sentral dalam usaha
mereformasi

pendidikan,

keberhasilan

setiap

dan

usaha

menjadi

kunci

peningkatan


mutu

pendidikan, Suhardan (2010). PKG merupakan suatu
penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi
kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya
melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang
ditunjukkan

dalam

unjuk

kerjanya.

Menurut

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun
2009, PKG adalah penilaian yang dilakukan kepada
guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan,

dan

jabatannya.

dijelaskan

pula

Dalam
bahwa

peraturan

penilaian

tersebut,

kinerja

guru


memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk
a. menilai kemampuan guru dalam menerapkan
semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan
pada

proses

pembelajaran,

atau pelaksanaan tugas

pembimbingan,

tambahan

yang relevan

dengan fungsi sekolah pada umumnya;
b. menghitung angka kredit yang diperoleh guru

atas

kinerja

pembelajaran,

bimbingan,

atau

pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan

10

fungsi sekolah

yang

dilakukannya


pada

tahun

dilakukan

setiap

tersebut.
Kegiatan

penilaian kinerja

tahun sebagai bagian dari proses pengembangan
karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan
jabatan

fungsionalnya.

Untuk

memperoleh

hasil

penilaian yang benar dan tepat, Penilaian kinerja
guru harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Valid
PKG dikatakan valid bila aspek yang dinilai
benar-benar mengukur komponen-komponen tugas
guru

dalam

melaksanakan

pembelajaran,

pembimbingan, dan/atau tugas lain yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah.
b. Reliabel
PKG
tingkat

dikatakan

kepercayaan

dilakukan

memberikan

reliabel
tinggi
hasil

atau

mempunyai

bila

proses

yang

sama

yang
untuk

seorang guru yang dinilai kinerjanya oleh siapapun
dan kapan pun.
c. Praktis
PKG dikatakan praktis bila dapat dilakukan
oleh siapapun dengan relatif mudah, dengan tingkat
validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua
kondisi tanpa memerlukan persyaratan tambahan.
Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat
4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki guru,

11

dengan

14

(empat

belas)

sub

kompetensi

sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi
kompetensi

pedagogik,

kepribadian,

sosial,

dan

profesional.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam mengelola siswa, yang meliputi 7 aspek
sub kompetensi. Ketujuh sub kompetensi tersebut
antara lain: mengenal karakteristik peserta didik,
menguasai teori dan prinsip pembelajaran yang
mendidik,

mengembangkan

pembelajaran

yang

mengembangkan
peserta

didik,

kurikulum,

mendidik,

potensi,
serta

kegiatan

memahami

komunikasi

melakukan

dan

dengan

penilaian

dan

evaluasi.
Kompetensi
kepribadian

kepribadian

yang

harus

dimiliki

merupakan
seorang

guru.

Terdapat 3 aspek kepribadian yang harus dimiliki
seorang guru meliputi : bertindak sesuai dengan
norma

agama,

hukum,

sosial

dan

kebudayaan

nasional Indonesia, menunjukkan pribadi dewasa
dan teladan, serta memiliki etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru.
Kompetensi sosial, merupakan kemampuan
guru

sebagai

bagian

dari

masyarakat

untuk

berkomunikasi lisan dan tulisan. Terdapat 2 aspek
kompetensi dalam aspek sosial meliputi : bersikap
inklusif, bertindak obyektif, dan tidak diskriminatif

12

serta

hubungan

kependidikan,

dengan

orang

sesama

tua

guru,

peserta

tenaga

didik,

dan

masyarakat.
Kompetensi profesional meliputi kemampuan
guru menguasai materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang terdiri atas 2 aspek yaitu
kemampuan guru untuk menguasai materi struktur
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu, serta mengembangkan
keprofesian melalui tindakan reflektif.
Menurut Menteri Pendidikan Nasional No : 16
Tahun 2007, dari ke 4 kompetensi dan 14 sub
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru,
setiap sub kompetensi dijabarkan lebih mendalam
menjadi 72 indikator, sebagai berikut :
A. Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan
guru dalam mengelola siswa yang meliputi :
1) Mengenal

karakteristik

peserta

didik, dengan

indikator sebagai berikut:
a) Guru

dapat

mengidentifikasi

karakteristik

belajar setiap peserta didik di kelasnya.
b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik
mendapatkan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi

aktif

dalam

kegiatan

pembelajaran.
c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan
kesempatan belajar yang sama pada semua
peserta

didik

dengan

kelainan

kemampuan belajar yang berbeda.

13

fisik

dan

d) Guru

mencoba

mengetahui

penyebab

penyimpangan perilaku peserta didik untuk
mencegah

agar

perilaku

tersebut

tidak

merugikan peserta didik lainnya.
e) Guru mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan peserta didik.
f) Guru memperhatikan peserta didik dengan
kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti
aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
tersebut

tidak

termarginalkan

(tersisihkan,

diolok-olok, minder, dsb).
2) Menguasai

teori

belajar

dan

prinsip‐prinsip

pembelajaran yang mendidik, dengan indikator
sebagai berikut :
a) Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik

untuk

pembelajaran
belajarnya

menguasai

sesuai
melalui

materi

usia dan kemampuan
pengaturan

proses

pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
b) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran
tertentu

dan

menyesuaikan

aktivitas

pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut.
c) Guru

dapat

pelaksanaan
dilakukannya,
yang

berbeda

menjelaskan
kegiatan/aktivitas
baik

yang

dengan

keberhasilan pembelajaran.

14

alasan
yang

sesuai maupun
rencana,

terkait

d) Guru menggunakan berbagai teknik untuk
memotiviasi kemauan belajar peserta didik.
e) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
yang saling terkait satu sama lain, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun
proses belajar peserta didik.
f) Guru memperhatikan respon peserta didik
yang

belum/kurang

pembelajaran

memahami

yang

menggunakannya

materi

diajarkan

untuk

dan

memperbaiki

rancangan pembelajaran berikutnya.
3)

Pengembangan

kurikulum,

dengan

indikator

sebagai berikut :
a) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai
dengan kurikulum.
b) Guru
yang

merancang
sesuai

rencana

dengan

pembelajaran

silabus

untuk

membahas materi ajar tertentu agar peserta
didik dapat mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan.
c) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.
d) Guru

memilih

materi

pembelajaran

yang:

sesuai dengan tujuan pembelajaran, tepat dan
mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan

belajar

peserta

didik, dapat

dilaksanakan di kelas serta sesuai dengan
konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.

15

4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik, dengan
indikator sebagai berikut :
a) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran
sesuai

dengan

rancangan

disusun

secara

lengkap

aktivitas

tersebut

yang

dan

telah

pelaksanaan

mengindikasikan

bahwa

guru mengerti tentang tujuannya.
b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran
yang

bertujuan

untuk

membantu

proses

belajar peserta didik, bukan untuk menguji
sehingga

membuat

peserta

didik

merasa

tertekan.
c) Guru

mengkomunikasikan

informasi

baru

(misalnya materi tambahan) sesuai dengan
usia dan tingkat kemampuan belajar peserta
didik.
d) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan
peserta

didik

sebagai

tahapan

proses

pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan
yang

harus

mengetahui

dikoreksi.
terlebih

Misalnya:

dahulu

dengan

peserta

didik

lain yang setuju atau tidak setuju dengan
jawaban

tersebut,

sebelum

memberikan

penjelasan tentang jawaban yg benar.
e) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta
didik.

16

f) Guru
secara
cukup

melakukan
bervariasi
untuk

aktivitas

pembelajaran

dengan

waktu

kegiatan

yang

pembelajaran

yang

sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan
belajar

dan

mempertahankan

perhatian

peserta didik.
g) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa
mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri

agar

semua

waktu

peserta

dapat

termanfaatkan secara produktif.
h) Guru

mampu

menyesuaikan

aktivitas

pembelajaran yang dirancang dengan kondisi
kelas.
i) Guru banyak memberikan kesempatan kepada
pesertadidik untuk bertanya, mempraktekkan,
dan berinteraksi dengan pesertadidik lainnya.
j) Guru

mengatur

pembelajaran
membantu

pelaksanaan

secara

proses

aktivitas

sistematis

belajar

untuk

peserta

didik.

Sebagai contoh: guru menambah informasi
baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta
didik terhadap materi sebelumnya.
k) Guru

menggunakan

alat

bantu

mengajar,

dan/atau audio‐visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5) Memahami dan mengembangkan potensi, dengan
indikator sebagai berikut :

17

a) Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan
segala

bentuk

peserta

didik

penilaian
untuk

terhadap

mengetahui

setiap
tingkat

kemajuan masing‐masing.
b) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang mendorong peserta didik
untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan
pola belajar masing‐masing.
c) Guru

merancang

dan

melaksanakan

aktivitas pembelajaran untuk memunculkan
daya

kreativitas

dan kemampuan berfikir

kritis peserta didik.
d) Guru secara aktif membantu peserta didik
dalam

proses

pembelajaran

dengan

memberikan perhatian kepada setiap individu.
e) Guru dapat mengidentifikasi dengan benar
tentang

bakat,

kesulitan

minat,

belajar

potensi,

dan

masing‐masing

peserta

kesempatan

belajar

didik.
f) Guru

memberikan

kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing‐masing.
g) Guru memusatkan perhatian pada interaksi
dengan peserta didik dan mendorongnya untuk
memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
6) Komunikasi

dengan

peserta

indikator sebagai berikut :

18

didik,

dengan

a) Guru

menggunakan

pertanyaan

mengetahui

pemahaman

partisipasi

peserta

memberikan
menuntut

dan

menjaga

didik,

pertanyaan

peserta

didik

untuk
termasuk

terbuka
untuk

yang

menjawab

dengan ide dan pengetahuan mereka.
b) Guru

memberikan

mendengarkan

semua

perhatian

dan

pertanyaan

dan

tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,
kecuali jika diperlukan untuk membantu atau
mengklarifikasi pertanyaan atau tanggapan
tersebut.
c) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik
secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai
tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
d) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kerja sama yang baik
antar peserta didik.
e) Guru

mendengarkan

dan

memberikan

perhatian terhadap semua jawaban peserta
didik baik yang benar maupun yang dianggap
salah untuk mengukur tingkat pemahaman
peserta didik.
f) Guru

memberikan

perhatian

terhadap

pertanyaan peserta didik dan meresponnya
secara

lengkap

menghilangkan

dan

relevan

kebingungan

didik.

19

pada

untuk
peserta

7) Penilaian dan evaluasi, dengan indikator :
a) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam
RPP.
b) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai
teknik dan jenis penilaian, selain penilaian
formal

yang

dilaksanakan

mengumumkan
kepada

hasil

peserta

pemahaman

serta

didik,

terhadap

sekolah,

implikasinya

tentang

materi

dan

tingkat

pembelajaran

yang telah dan akan dipelajari.
c) Guru

menganalisis

hasil

penilaian

untuk

mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang
sulit

sehingga

diketahui

kekuatan

dan

kelemahan masing‐masing peserta didik untuk
keperluan remedial dan pengayaan.
d) Guru memanfaatkan masukan dari peserta
didik

dan

merefleksikannya

untuk

meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan
dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal
pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi
tambahan, dan sebagainya.
e) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai
bahan penyusunan rancangan pembelajaran
yang akan dilakukan selanjutnya.

20

B. Kompetensi Kepribadian, merupakan kepribadian
yang harus dimiliki seorang guru, meliputi :
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,
sosial

dan

kebudayaan

nasional

Indonesia,

dengan indikator sebagai berikut :
a) Guru

menghargai

dan

mempromosikan

prinsip‐prinsip Pancasila sebagai dasar ideologi
dan etika bagi semua warga Indonesia
b) Guru

mengembangkan

kerjasama

dan

membina kebersamaan dengan teman sejawat
tanpa memperhatikan perbedaan yang ada
(misalnya: suku, agama, dan gender).
c) Guru saling menghormati dan menghargai
teman sejawat sesuai dengan kondisi dan
keberadaan masing‐masing.
d) Guru memiliki rasa persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa Indonesia.
e) Guru
tentang

mempunyai

pandangan

keberagaman

yang

bangsa

luas

Indonesia

(misalnya: budaya, suku, agama).
2) Menunjukkan

pribadi

dewasa

dan

teladan,

dengan indikator sebagai berikut :
a) Guru bertingkah laku sopan dalam berbicara,
berpenampilan, dan berbuat terhadap semua
peserta didik, orang tua, dan teman sejawat.
b) Guru mau membagi pengalamannya dengan
kolega, termasuk mengundang mereka untuk
mengobservasi

cara

memberikan masukan.

21

mengajarnya

dan

c) Guru mampu mengelola pembelajaran yang
membuktikan

bahwa

guru

dihormati

oleh

peserta didik, sehingga semua peserta didik
selalu memperhatikan guru dan berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
d) Guru

bersikap

dewasa

dalam

menerima

masukan dari peserta didik dan memberikan
kesempatan

kepada

peserta

didik

untuk

berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
e) Guru berperilaku baik untuk mencitrakan
nama baik sekolah.
3) Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dengan indikator sebagai
berikut :
a) Guru mengawali dan mengakhiri pembelajaran
dengan tepat waktu.
b) Jika guru harus meninggalkan kelas, guru
mengaktifkan siswa dengan melakukan hal‐hal
produktif terkait dengan mata pelajaran, dan
meminta guru piket atau guru lain untuk
mengawasi kelas.
c) Guru memenuhi jam mengajar dan dapat
melakukan semua kegiatan lain di luar jam
mengajar berdasarkan ijin dan persetujuan
pengelola sekolah.
d) Guru meminta ijin dan memberitahu lebih
awal, dengan memberikan alasan dan bukti
yang sah jika tidak menghadiri kegiatan yang

22

telah

direncanakan,

termasuk

proses

pembelajaran di kelas.
e) Guru menyelesaikan semua tugas administratif
dan non-pembelajaran dengan tepat waktu
sesuai standar yang ditetapkan.
f) Guru

memanfaatkan

waktu

luang

selain

mengajar untuk kegiatan yang produktif terkait
dengan tugasnya.
g) Guru

memberikan

pengembangan
prestasi

kontribusi

sekolah

yang

dan

berdampak

terhadap
mempunyai

positif

terhadap

nama baik sekolah.
h) Guru

merasa

bangga

dengan

profesinya

sebagai guru.
C. Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan guru
sebagai

bagian

dari

masyarakat

untuk

berkomunikasi lisan dan tulisan, meliputi :
1. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak
diskriminatif, dengan indikator sebagai berikut :
a) Guru memperlakukan semua peserta didik
secara
bantuan

adil,

memberikan

sesuai

kebutuhan

perhatian

dan

masing‐masing,

tanpa mempedulikan faktor personal.
b) Guru menjaga hubungan baik dan peduli
dengan teman sejawat (bersifat inklusif), serta
berkontribusi positif terhadap semua diskusi
formal

dan

informal

pekerjaannya.

23

terkait

dengan

c) Guru sering berinteraksi dengan peserta didik
dan tidak membatasi perhatiannya hanya pada
kelompok tertentu (misalnya: peserta didik
yang pandai, kaya, berasal dari daerah yang
sama dengan guru).
2. Hubungan
tuapeserta

guru,

tenaga

didik,

dan

kependidikan,

orang

masyarakat,

dengan

informasi

tentang

indikator sebagai berikut:
a) Guru

menyampaikan

kemajuan, kesulitan, dan potensi peserta didik
kepada orang tuanya, baik dalam pertemuan
formal maupun tidak formal antara guru dan
orang

tua,

teman

sejawat,

dan

dapat

menunjukkan buktinya.
b) Guru ikut berperan aktif dalam kegiatan di
luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh
sekolah

dan

masyarakat

dan

dapat

memberikan bukti keikutsertaannya.
c) Guru memperhatikan sekolah sebagai bagian
dari

masyarakat,

masyarakat

berkomunikasi

sekitar,

serta

berperan

dengan
dalam

kegiatan sosial di masyarakat.
D. Kompetensi Profesional, merupakan kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang meliputi :
1) Penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu, dengan indikator sebagai berikut :

24

a) Guru

melakukan

pemetaan

standar

kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata
pelajaran

yang

mengidentifikasi

diampunya,

materi

untuk

pembelajaran

yang

dianggap sulit, melakukan perencanaan dan
pelaksanaan

pembelajaran,

memperkirakan

alokasi

dan

waktu

yang

diperlukan.
b) Guru menyertakan informasi yang tepat dan
mutakhir

di

dalam

perencanaan

dan

pelaksanaan pembelajaran.
c) Guru menyusun materi, perencanaan dan
pelaksanaan

pembelajaran

yang

berisi

informasi yang tepat, mutakhir, dan yang
membantu peserta didik untuk memahami
konsep materi pembelajaran.
2) Mengembangkan keprofesian melalui tindakan
reflektif, dengan indikator sebagai berikut :
a) Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik,
lengkap,

dan

didukung

dengan

contoh

pengalaman diri sendiri
b) Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan
masukan

dari

teman

sejawat

atau

hasil

penilaian proses pembelajaran sebagai bukti
yang menggambarkan kinerjanya.
c) Guru

memanfaatkan

kinerjanya

untuk

bukti

gambaran

mengembangkan

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

25

selanjutnya

dalam

program

Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
d) Guru dapat mengaplikasikan pengalaman PKB
dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian
pembelajaran dan tindak lanjutnya.
e) Guru melakukan penelitian, mengembangkan
karya

inovasi,

mengikuti

kegiatan

ilmiah

(misalnya seminar, konferensi), dan aktif dalam
melaksanakan PKB.
f) Guru

dapat

memanfaatkan

TIK

dalam

berkomunikasi dan pelaksanaan PKB.
2.1.3. Metode AHP
A. Definisi Metode AHP
Sebagian besar metode pengambil kesimpulan
selama ini lebih dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif, sedangkan pengambilan keputusan yang
memadukan kedua metode tersebut jarang dilakukan
(Dermawan, 2009). AHP merupakan

suatu alat

pengukuran data secara kualitatif yang mengolah
hasil secara kuantitatif. AHP dikembangkan oleh
seorang guru besar matematika yaitu Prof. Thomas L.
Saaty dari University of Pittsburgh.
Model
menguraikan

pendukung
masalah

keputusan
multi

faktor

AHP

akan

atau

multi

kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki. Saaty
(1993)

mendefinisikan

representasi

dari

hierarki

sebuah

sebagai

permasalahan

suatu
yang

kompleks dalam suatu struktur multi level dimana

26

level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor,
kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah
hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hierarki,
suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke
dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
menjadi

suatu

bentuk

hierarki

sehingga

permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis. Coyle (2014) menyatakan bahwa :
“The main advantage of AHP is its ability to rank
choices in order to their effectiveness in meeting
conflicting objectives. The further strength of the AHP is
its ability to detect inconstistent judgements.”

Turban

(2001)

menyatakan

bahwa

AHP

berguna untuk membantu pengambil keputusan
untuk

mendapatkan

keputusan

terbaik

dengan

membandingkan faktor-faktor yang berupa kriteria.
Saaty (dalam Salo, 1997) menambahkan bahwa
metode

ini

mengambil

adalah

sebuah

keputusan

menyederhanakan

dan

secara

kerangka

untuk

efektif

dengan

memecahkan

persoalan

tersebut kedalam variabel yang lebih sederhana
dalam suatu susunan hierarki. Setelah variabel
dipilih, kemudian diberikan nilai numerik pada tiap
variabel
atribut

dengan

pertimbangan

berpasangan

dan

subjektif

mensintesis

melalui
berbagai

pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang
mana yang memiliki prioritas paling tinggi.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa

AHP

merupakan

27

metode

pengambilan

keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria dan
alternatif yang dipilih berdasarkan perbandingan
atribut berpasangan yang dilakukan. Dalam AHP,
setiap indikator memiliki derajat kepentingan yang
berbeda-beda. Metode ini juga mampu mensintesis
berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil
yang sesuai dengan perkiraan secara subjektif ke
dalam sebuah nilai numerik.
B. Prinsip Dasar Metode AHP
Menurut Saaty (2008), dalam menyelesaikan
persoalan

dengan

metode

AHP

terdapat

empat

prinsip dasar yang harus dipahami antara lain
decomposition, comparative judgement, syntetis of
priority, dan logical consistency.
Decomposition

adalah

memecahkan

suatu

masalah yang utuh ke dalam bentuk hierarki,
dimana

setiap

unsur

hierarki

memiliki

suatu

hubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat,
pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur sampai
tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,
sehingga
persoalan
masalah

didapatkan
yang

seluruh

hendak

disusun

pengambilan

beberapa

elemen

dipecahkan.

untuk

keputusan

tingkatan

membantu

dengan

keputusan

yang

dari

Hierarki
proses

memperhatikan
terlibat

dalam

sistem.
Comparative judgement merupakan inti dari
AHP karena akan berpengaruh terhadap nilai bobot

28

tiap kriteria. Hasil dari penilaian ini lebih mudah
disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparisons
yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat
tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap
kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala
1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah
(equal importance) sampai dengan skala 9 yang
menujukkan

tingkatan

paling

tinggi

(extreme

importance).
Synthesis

of

menggunakan
mendapatkan

priority

eigen
bobot

dilakukan

dengan

method

untuk

vector
relatif

bagi

setiap

unsur

pengambilan keputusan. Karena matriks pairwise
comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk
mendapatkan prioritas keseluruhan (global priority)
harus dilakukan sintesis diantara prioritas pada tiap
kompetensi

(local

priority).

Prosedur

melakukan

sintesis berbeda dengan bentuk hierarki. Pengurutan
elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui
sintesis dinamakan priority setting.
Logical consistency merupakan karakteristik
penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagresikan
seluruh eigen vector yang diperoleh dari berbagai
tingkatan hierarki dan selanjutnya diperoleh suatu
vektor

composite

tertimbang

urutan pengambilan keputusan.

29

yang

menghasilkan

C. Langkah PKG Mandiri dengan Metode AHP
Saaty (1993) memaparkan bahwa tahapan
pengambilan

keputusan

yang

dilakukan

dalam

metode AHP adalah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi
yang diinginkan
b. Membuat struktur hierarki.
c. Membentuk matriks perbandingan berpasangan
(pairwise comparison).
d. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai
dari setiap elemen di dalam matriks berpasangan
dengan nilai total dari setiap kolom.
e. Menghitung

nilai

konsistensinya,

eigen

jika

vector

tidak

dan

konsisten

menguji
maka

pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai
eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen
vector

maksimum

yang

diperoleh

dengan

menggunakan matlab maupun dengan manual.
f. Menghitung

eigen

vector

dari

setiap

matriks

perbandingan berpasangan.
g. Menguji

konsistensi

hierarki.

Jika

tidak

memenuhi (CR ≤ 0,100), maka penilaian harus
diulangi kembali.
Menurut Iriani (2013) langkah yang dapat
dilakukan dalam melakukan perancangan penilaian
kinerja adalah sebagai berikut :

30

a. Tahap identifikasi masalah
b. Tahap perancangan kinerja
Tahap perancangan kinerja dengan menggunakan
metode AHP dapat dilakukan dengan cara :
membuat struktur hierarki yang akan digunakan,
menyebarkan kuesioner, dan menentukan bobot
tiap variabel yang akan digunakan.
c. Tahap Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Pada tahap pengukuran dan evaluasi kinerja
dilakukan scoring (scoring system) pada setiap
variabel yang akan digunakan untuk mengetahui
perlu tidaknya dilakukan perbaikan terhadap
variabel-variabel tersebut.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, peneliti
akan melakukan penelitian dengan menggunakan
langkah-langkah

yang

dikemukakan

oleh

Iriani

(2013) yang disesuaikan dengan langkah metode AHP
yang

dikemukakan

oleh

Saaty

(1993).

Berikut

rumusan proses penyusunan PKG mandiri yang akan
dilakukan dalam penelitian ini.
a. Tahap identifikasi masalah
Pada tahap ini, ditentukan suatu perumusan
masalah yang didasarkan pada tinjauan pustaka,
pencarian
diperlukan.

referensi,

dan

Setelah

data-data

merumuskan

yang

masalah,

ditentukan pula tujuan dari pemecahan masalah
yang akan dilakukan.

31

b. Tahap perancangan kinerja
Tahap perancangan kinerja merupakan tahap
dimana metode AHP digunakan, tahapan tersebut
terdiri dari :


Perancangan struktur hierarki



Penyebaran kuesioner



Menentukan bobot variabel



Menguji konsistensi



Merancang format penilaian kinerja

c. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Dilakukan pengumpulan data dan scoring system
untuk mengetahui pencapaian target pada setiap
kompetensi.

Penggunaan

metode

traffic

light

digunakan untuk mengetahui apakah skor pada
masing-masing

kompetensi

mengindikasikan

perlunya perbaikan atau tidak.
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Di bawah ini adalah beberapa hasil penelitian
yang relevan dengan penelitian “Penilaian Kinerja
Guru Mandiri Dengan Metode AHP

(Analytical

Hierarchy Process)”, antara lain :
a. “Perancangan Penilaian Kinerja Guru berdasarkan
Standar Kualifikasi Akademik Kompetensi Guru
dan Kompetensi Gomes Sebagai Acuan Pemberian
Insentif”
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian
studi kasus di SMA Brawijaya Smart School Malang.
Penelitian ini dilakukan oleh tiga mahasiswa Jurusan

32

Teknik Industri Fakultas Teknik Brawijaya Malang.
Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

memberikan

perancangan penilaian guru bagi SMA Brawijaya
Smart School yang digunakan sebagai acuan untuk
memberikan insentif untuk memotivasi guru dalam
meningkatkan kinerjanya. Perancangan penilaian
dilakukan dengan pembobotan dengan metode AHP
yang

kemudian

dilakukan

perangkingan

kinerja

menggunakan metode rating scale. Dari peringkat
dan bobot yang diperoleh, kemudian dilakukan
penghitungan untuk menghitung besarnya insentif
yang didapat setiap guru di SMA Brawijaya Smart
School, Malang.
Persamaan penelitian yang dilakukan di SMA
Brawijaya
keduanya

School

dengan

penelitian

menggunakan

menggunakan

metode

ini

pembobotan

AHP

untuk

adalah
dengan

melakukan

penilaian kinerja guru. Perbedaannya, penelitian
yang dilakukan oleh tiga mahasiswa teknik industry
ini menggunakan Kompetensi Gomes sebagai standar
penilaian kinerja guru, dan hasil penilaiannya akan
digunakan

sebagai

penentu

pemberian

insentif.

Sedangkan, penelitian ini menggunakan kompetensi
guru

yang

sudah

ditetapkan

pemerintah,

dan

ditujukan sebagai acuan perbaikan kinerja guru.
b. “Pemilihan Guru Berprestasi Menggunakan Metode
AHP dan TOPSIS”
Penelitian

ini

merupakan

penelitian

yang

dilakukan oleh Mahasiswa Pasca Sarjana Matematika

33

FMIPA ITS Surabaya dan dua Dosen Pasca Sarjana
Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya. Tujuan
dari

penelitian

alternatif

ini

dalam

berprestasi

di

adalah

memberikan

pengambilan

Diknas

keputusan

Kabupaten

Hulu

solusi
guru
Sungai

Selatan, Kalimantan Selatan. Penelitian dilakukan
dengan pembobotan kriteria penilaian menggunakan
metode

AHP

yang

selanjutnya

dilakukan

perangkingan dengan metode TOPSIS. Analisis data
dengan menggunakan metode AHP dan TOPSIS
dilakukan dengan software MATLAB 2009. Di akhir
penelitian, disimpulkan bahwa dengan metode AHPTOPSIS dapat dibangun sebuah sistem pengambilan
keputusan untuk membantu proses pemilihan guru
berprestasi

berdasarkan

ditentukan,

sehingga

kriteria-kriteria

bisa

dilakukan

yang
proses

perhitungan secara lebih efektif dan efesien.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh
Mahasiswa Pasca Sarjana Matematika FMIPA ITS
Surabaya dan dua Dosen Pasca Sarjana Jurusan
Matematika FMIPA ITS Surabaya dengan penelitian
ini adalah keduanya berujuan untuk memberikan
solusi

alternatif

penilaian

dengan

menggunakan

metode AHP. Perbedaannya urutan prioritas yang
digunakan adalah dengan menggunakan metode
TOPSIS, sedangkan pada penelitian ini digunakan
analisis

warna

menentukan

traffic

kompetensi

perbaikan.

34

lights
yang

system

untuk

memerlukan

c. “Analisis

Pengukuran

Kinerja

Sumber

Daya

Manusia Menggunakan Metode Human Resources
Scorecard”
Jurnal yang ditulis oleh Harnanda, alumni
Teknik Industri Pertanian, Universitas Brawijaya;
Hidayat dan Putri sebagai dosen Jurusan Teknologi
Industri

Pertanian,

Universitas

Brawijaya.

ini

merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di
PT Erindo Mandiri, Pasuruan – Jawa Timur. Hasil
penilaian dibuat berdasarkan hasil penyelarasan visi
misi

dan

strategi

perusahaan

menjadi

sasaran

strategis SDM menghasilkan 23 KPI yang terbagi ke
dalam 4 perspektif (financial, customer, internal
bussiness

process,

learning

and

growth).

Nilai

pencapaian kinerja masing-masing perspektif yaitu,
perspektif
customer

financial
sebesar

sebesar
89,75%,

136%,
perspektif

perspektif
internal

bussiness process sebesar 87,81%, dan perspektif
learning and growth sebesar 81,16%. Kinerja keempat
perspektif tersebut berkategori hijau yang berarti
kinerja keempatnya telah baik dan memenuhi target.
Persamaan penelitian yang dilakukan di PT
Erindo Mandiri, Pasuruan – Jawa Timur dengan
penelitian
pembobotan

ini

adalah

dengan

keduanya

metode

AHP

menggunakan
dan

analisis

menggunakan traffic lights system. Perbedaan dengan
penelitian ini, terletak pada bidang yang diteliti serta
format penilaian yang digunakan.

35

2.3. Kerangka Pikir
Guru merupakan kunci keberhasilan dalam
usaha

peningkatan

mutu

pendidikan,

sehingga

untuk meningkatkan mutu pendidikan di suatu
sekolah, hendaknya PKG harus dilakukan seoptimal
mungkin. Suatu sekolah di sebuah daerah pasti
membutuhkan kriteria guru yang berbeda dengan
kriteria guru yang diinginkan oleh sekolah lainnya.
Kriteria guru yang dibutuhkan di suatu desa, pasti
berbeda dengan kriteria guru yang ada di kota.
Sehingga diperlukan suatu PKG mandiri di suatu
sekolah, agar hasil penilaian guru sesuai dengan
tujuan, visi, dan misi sekolah tersebut.
PKG mandiri, tentunya tidak dapat terlepas
dari

standar

yang

ditetapkan

oleh

pemerintah

mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
PKG yang ditetapkan oleh Pemerintah terdiri dari 4
kompetensi

dan

penjabarannya.
kompetensi
sehingga

14
Pada

memiliki

tidak

ada

sub-kompetensi
PKG

tersebut,

bobot/nilai
sasaran

yang

strategis

sebagai
setiap
sama,
maupun

prioritas mana yang ingin ditonjolkan. Agar sekolah
dapat memprioritaskan kompetensi mana yang lebih
diprioritaskan dibandingkan kompetensi lain maka
setiap kompetensi hendaknya diberikan bobot/nilai
berbeda dimana perbedaan tersebut ditentukan oleh
visi dan misi yang ingin dicapai sekolah.
Pembobotan dalam kompetensi guru tidak
mungkin dilakukan secara subjektif, dibutuhkan

36

suatu

metode

yang

dapat

mengubah

persepsi

seseorang terhadap suatu kompetensi menjadi suatu
nilai

numerik.

Salah

satu

metode

digunakan

adalah

metode

AHP.

merupakan

suatu

metode

yang

yang

dapat

Metode

ini

menguraikan

pemecahan masalah menjadi suatu hierarki. Pada
metode

ini,

dilakukan

perbandingan

antar

kompetensi (KPI) yang ada dalam hierarki tersebut,
yang selanjutnya akan diolah dengan aplikasi AHP
untuk memperoleh bobot.
Setelah diperoleh bobot pada setiap KPI, maka
dilakukan PKG yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.
Hasil dari PKG tersebut kemudian diolah menjadi
PKG tunggal (rata-rata seluruh penilaian kinerja
guru).

PKG

tunggal

tersebut

nantinya

akan

dievaluasi dengan traffic light system.
Metode traffic light system digunakan sebagai
tanda apakah skor dari suatu KPI mengidentifikasi
perlu atau tidaknya dilakukan suatu perbaikan
terhadap kompetensi tersebut. Traffic light system
menggunakan 3 warna yaitu : Hijau jika KPI > 90%;
Kuning jika 90% > KPI > 60%; dan Merah jika KPI <
60%. Bagan kerangka pikir dapat dilihat pada
gambar 2.1.

37

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka berfikir di atas,
peneliti mengemukakan hipotesis penelitian sebagai
berikut :
A. Hipotesis nol (H0)
H0 : µ ≥ 0,80
Yaitu “Hasil penilaian kinerja guru SD Kristen Satya
Wacana Salatiga lebih dari sama dengan 0,80.

38

Artinya kinerja guru di SD Kristen Satya Wacana
Salatiga sudah mencapai 80%.
B. Hipotesis alternatif (H1)
H1 : µ < 0,80
Yaitu “Hasil penilaian kinerja guru SD Kristen Satya
Wacana Salatiga kurang dari 0,80. Artinya kinerja
guru di SD Kristen Satya Wacana Salatiga belum
mencapai 80%.

39