sejarah partai politik merupakan parpol

Sejarah Partai Politik (Parpol)
Sejarah partai politik merupakan tema yang menarik untuk dibahas, karena kegiatan politik
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan berpolitik, partai politik
merupakan sarana bagi warga Negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan
Negara. Dewasa ini, partai politik sudah sangat akrab di lingkungan kita. Mengingat bahwa kesadaran
masyarakat untuk mengambil peran dan berpartisipasi dalam setiap agenda politik, terlebih ketika
Pemilihan umum (Pemilu).

Ilustrasi (sumber foto: funknbeans.com)

Semakin maraknya kehadiran partai politik di tengah-tengah kita, oleh beberapa pihak
memang dikatakan sebagai meningkatnya kesadaran partisipasi masyarakat dalam berperan lebih di
setiap agenda politik. Namun, di sisi lain, hal ini menjadi ironi tersendiri karena marak pula
kepentingan yang di obral untuk menjadi pemenang kursi kuasa, baik level legislatif atau eksekutif.
Partai politik memang merupakan organisasi yang dapat dikatakan jauh lebih muda dibanding
Negara. Pasalnya, studi mengenai partai politik baru dimulai pada abad ke-20. Walaupun arah dan
fokus penelitian tentang partai politik lambat. Namun dalam struktur dunia modern sekarang ini,
pembahasan tentang partai politik menjadi sebuah subjek pembahasan yang banyak dibahas, terlebih
dalam momen-momen politik tertentu. Itulah mengapa sejarah perkembangan partai politik dari masa
ke masa juga menjadi penting agar kita tahu bahwa ada organisasi yang inherent dalam kehidupan
politik selain Negara, yakni partai politik. (Silakan Baca: Pengertian Partai Politik)

Sejarah Perkembangan Partai Politik
Partai politik pertama-tama lahir di Negara-negara Eropa Barat. Seiring dengan
berkembangnya diskursus bahwa rakyat merupakan factor yang perlu diperhitungkan serta
diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik lahir dan berkembang secara spontan sebagai
penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di pihak lain.(Baca juga:Sejarah Demokrasi
di Indonesia)
Pada awal perkembangannya, pada akhir dekade 18-an di negara-negara Barat seperti
Inggris dan Prancis, kegiatan politik dipusatkan pada kelompok-kelompok politik di dalam parlemen.
Kegiatan ini mulanya bersifat elitis dan aristokratis, mempertahankan kepentingan kaum bangsawan
terhadap tuntutan-tuntutan raja. (Wajib Dibaca: Sejarah Partai Politik di Indonesia)

Pada dekade 19-an lahirlah partai politik yang dibentuk untuk menggalang dukungan secara
politik di parlemen. Hal ini muncul karena kesadaran politik yang dirasa perlu untuk memperoleh
dukungan dari pelbagai golongan masyarakat, kelompok-kelompok politik di parlemen. Partai
semacam ini dalam praktiknya hanya mengutamakan kemenangan dalam pemilihan umum. Partai ini
juga mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota, maka dari itu ia sering
dinamakan partai massa.
Partai ini biasanya terdiri dari berbagai aliran politik yang sepakat untuk bernaung di
bawahnya dalam memperjuangkan program tertentu. Hal ini menjadi terlalu luas dan agak kabur
karena harus memperjuangkan terlalu banyak kepentingan yang berbeda dari setiap aliran politik.

Contohnya Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat. (Baca juga:Pengertian Politik)
Dalam perkembangannya, di Barat timbul pula partai yang lahir diluar parlemen. Partai-partai
ini kebanyakan berlandaskan pada suatu asa atau ideologi atau Weltanschauung tertentu seperti
Sosialisme, Fasisme, Komunisme, Kristen Demokrat, dan sebagainya.
Selanjutnya, pada masa menjelang Perang Dunia I telah timbul klasifikasi partai berdasarkan
ideologi dan ekonomi yaitu parta “Kiri” dan partai “Kanan”. Kemudian muncul pula konsep
pertentangan politik, “Kiri” versus “Kanan”.
Pembagian “Kiri” versus “Kanan” berasal dari Revolusi Prancis waktu parlemen mengadakan
sidang pada tahun 1879. Para pendukung raja dan struktur tradisional duduk di sebelah kanan
panggung ketua, sedangkan mereka yang ingin perubahan dan reformasi duduk di sebelah kiri. Jika
dewasa ini pengertian “Kiri”/”Kanan” digambar dalam suatu spektrum linier, maka terdapat di satu
ujung sikap “extrem Kiri” (yaitu campur tangan negara dalam kehidupan sosial dan ekonomi secara
total), dan ujung yang lain sikap “extrem kanan” (pasar bebas secara total).
Perbedaan Ideologi “Kiri” dan “Kanan”
“KIRI”
Perubahan kemajuanKesetaraan (equality)
untuk lapisan bawahCampur tangan negara
(dalam kehidupan sosial/ekonomi)

Hak


“KANAN”
Status quo, konservatifPrivilege (untuk
lapisan atas)Pasar Bebas

Kewajiban

Sumber bacaan / Referensi:
1. Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama
2. Budiarjo,Mariam, 1998, “Partisipasi dan Partai Politik”, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik_di_Indonesia diakses pada 19 April 2014, 09:22

Sejarah Partai Politik di Indonesia
Sejarah partai politik di Indonesia mulai dan berkembang bukan ketika Indonesia merdeka
secara de jure pada tahun 1945. Akan tetapi partai politik di Indonesia telah ada ketika jaman HindiaBelanda atau sebelum Indonesia merdeka.

Parta Politik Pertama di Indonesia, Indische Partij

Parpol yang pertama ada di Indonesia adalah De Indische Partij yang dibentuk pada tanggal
25 Desember 1912 oleh Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara ketika

Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Tujuan pembentukan parpol itu adalah untuk mencapai
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Sekalipun paham tentang Indonesia baru ditegaskan pada 28
Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda, namun para pendiri parpol ini sudah dilandasi oleh pikiran
bahwa seluruh rakyat Hindia-Belanda merupakan kesatuan. (Baca Juga:Sejarah Partai Politik)
Seiring perkembangan kondisi politik di Indoneisa berbagai parpol pun muncul dengan
coraknya masing-masing, baik yang berorientasi nasionalisme, agama maupun sosialisme. Pada
masa penjajahan Belanda jelas sekali bahwa mayoritas parpol yang dibentuk bertujuan untuk
mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia sehingga muncul slogan “Merdeka Harga Mati!” dari
kalangan tersebut. Namun tidak demikian bagi beberapa parpol yang dibentuk orang-orang Belanda
atau orang-orang yang dekat dengan kepentingan penjajahan Belanda.
Parpol yang terlihat unggul pada saat itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang pada
mulanya bernama Perserikatan Nasional Indonesia, dibentuk pada 4 Juli 1927 oleh Dr. Tjipto
Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskak Tjokrohadisuryo dan Mr. Sunaryo.. Kemudian pada tahun
1928 berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia dan dipimpin Ir Sukarno atau Bung Karno
yang pada 17 Agustus 1945 bersama Drs. Mohamad Hatta memproklamirkan kemerdekaan bangsa
Indonesia atas nama rakyat Indonesia.
Pada 1 Juni 1945 Bung Karno menyampaikan pandangannya depan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tentang Pandangan Hidup Bangsa (Weltanschauung). Uraian yang
beliau beri nama Pancasila kemudian diterima sidang dan kemudian dengan beberapa perubahan
redaksional ditetapkan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Sejak permulaan berdirinya

Republik Indonesia ada partai politik. Semula hendak dibentuk parpol tunggal, tapi kemudian
dimungkinkan berdirinya banyak parpol.
Itu berarti bahwa parpol oleh para Pendiri Negara tidak dinilai dan dianggap bertentangan
dengan pandangan hidup Pancasila, sekalipun asal mulanya di masyarakat Barat yang dasarnya

menganut individualisme dan liberalisme. Namun karena berada dalam masyarakat dengan dasar
Pancasila, mekanisme parpol, perilaku parpol dan tindak-tanduk parpol itu harus pula sesuai dengan
nilai dasar Pancasila, yaitu Perbedaan dalam Kesatuan dan Kesatuan dalam Perbedaan.
Perkembangan Partai Politik Indonesia 1908-Sekarang (Reformasi)
Periode Pemerintahan

Periode Demokrasi

Jumlah Partai

1908-1942

Zaman Kolonial

Multipartai


1942-1945

Zaman Pendudukan
Jepang

Tidak ada

Sistem Presidensiil
22 Agustus 1945-

1. 22 Agustus 1945

Satu partai (PNI)

14 November 1945

2. 3 November 1945

Multipartai


Demokrasi Parlementer
14 November 1945-1950

14 November 1945

1950-1959

1955

Demokrasi Terpimpin
1959
1959-1965

1960

Mulai sistem parlementer
Pemilu dengan lebih dari 20
partai
Dikeluarkan penpres 7/1959

(mencabut maklumat
Pemerintah 3 November 1945
dan melakukan
penyederhanaan partai).
Hanya 10 partai yang diakui
(PKI, PNI, NU, Partai Katolik,
Partindo, Parkindo, Partai
Murba, PSII Arudji, IPKI,
Partai Islam Perti), sedangkan
Masjumi dan PSI dibubarkan
pada tahun 1960..dibentuk
Front Nasional yang mewakili
semua kekuatan politik
termasuk PKI, Front Nasional
ini memberikan kesempatan
kepada golongan fungsional
dan ABRI yang sebelumnya
kurang berpartisipasi. PKI
dapat masuk ke Front
Nasional karena didasarkan

prinsip NASAKOM

Demokrasi Pancasila
1966
7 Juli 1967
1967-1969
1973
1977, 1982, 1987, 1992
dan 1997

PKI dan Partindo
dibubarkanKonsensus
Nasional, 100 anggota DPR
diangkatEksperimen
Dwipartai dan Dwigroup
dilakukan dibeberapa
Kabupaten di Jawa Barat,
namun dihentikan pada awal
1969.Penggabungan Partai
menjadi tiga orsospol (9 partai

+ 1 Golongan Karya)Pemilu
hanya diikuti oleh 3 orsospol
(sistem multipartai terbatas)

1982

Pancasila satu-satunya asas
(asas tunggal)

1984

NU Khittah

1965-1998

1996

PDI pecah

1998


21 Mei 1998

Reformasi dengan multipartai
Multi-Partai

1998 – Sekarang

Reformasi

Pemilihan Umum (Pemilu)
Langsung, One man One
Vote

sejarah terbentuknya partai politik
Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat bersamaan dengan gagasan bahwa ra
kyat merupakan
fakta yang menentukan dalam proses politik. Dalam hal ini partai politik berperan
sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di lain pihak.
Maka dalam perkembangannya kemudian partai politik dianggap sebagai menifestasi
dari suatu sistem politik yang demokratis, yang mewakili aspirasi rakyat.
Pada permulaannya peranan partai politik di negara-negara Barat bersifat elitis dan aristokratis, dala
m arti terutama mempertahankan
kepentingan golongan bangsawan terhadap tuntutan raja, namun dalam perkembangannya
kemudian peranan tersebut meluas dan berkembang ke segenap lapisan masyarakat.
Hal ini antara lain disebabkan oleh perlunya dukungan yang menyebar dan merata dari
semua golongan masyarakat. Dengan demikian terjadi pergeseran dari peranan yang
bersifat elitis ke peranan yang meluas dan populis.
Perkembangan selanjutnya adalah dari Barat, partai politik mempengaruhi dan berkembang di negara
-negara baru, yaitu di Asia dan Afrika. Partai politik di negara-negara jajahan sering berperan sebagai
pemersatu aspirasi rakyat dan penggerak
ke arah persatuan nasional yang bertujuan mencapai kemerdekaan. Hal ini terjadi
di Indonesia (waktu itu masih Hindia Belanda) serta India. Dan dalam perkembanganya
akhirakhir ini partai politik umumnya diterima sebagai suatu lembaga penting terutama di negara-negara y
ang berdasarkan demokrasi konstitusional, yaitu sebagai kelengkapan sistem
demokrasi suatu negara.
Di Indonesia
Perkembangan partai politik di Indonesia dapat digolongkan dalam beberapa periode
perkembangan, dengan setiap kurun waktu mempunyai ciri dan tujuan masing-masing, yaitu : Masa p
enjajahan Belanda, Masa pedudukan Jepang dan masa merdeka.
Masa penjajahan Belanda.
Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indoneisa
(waktu itu Hindia Belanda). Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional.
Pada masa itu semua organisasi baik yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan
Muhammadiyah, ataupun yang berazaskan politik agama dan sekuler seperti Serikat Islam,
PNI dan Partai Katolik, ikut memainkan peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdek
a.
Kehadiran partai politik pada masa permulaan merupakan menifestasi kesadaran nasional
untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Setelah didirikan Dewan Rakyat ,
gerakan ini oleh beberapa partai diteruskan di dalam badan ini. Pada tahun 1939 terdapat
beberapa fraksi di dalam Dewan Rakat, yaitu Fraksi Nasional di bawah pimpinan M. Husni Thamin,
PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi Putera) di bawah pimpinan Prawoto
dan Indonesische Nationale Groep di bawah pimpinan Muhammad Yamin.

Di luar dewan rakyat ada usaha untuk mengadakan gabungan partai politik dan menjadikannya
semacam dewan perwakilan rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI (Komite Rakyat Indoneisa)
yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang merupakan gabungan dari partai-partai yan
g beraliran nasional, MIAI (Majelis Islami) yang merupakan gabungan partai-partai yang beraliran Isla
m yang terbentuk tahun 1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia)
yang merupakan gabungan organisasi buruh.
Masa pendudukan Jepang
Pada masa ini, semua kegiatan partai politik dilarang, hanya golongan Islam diberi kebebasan
untuk membentuk partai Masyumi, yang lebih banyak bergerak di bidang sosial.
Masa Merdeka (mulai 1945).
Beberapa bulan setelah proklamsi kemerdekaan, terbuka kesempatan yang besar untuk
mendirikan partai politik, sehingga bermunculanlah partai-partai politik Indonesia. Dengan demikian ki
ta kembali kepada pola sistem banyak partai.
Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar, yaitu : Masyumi, PNI, NU dan PKI. Masa
tahun 1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai masa kejayaan partai politik, karena
partai politik memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara melalui
sistem parlementer. Sistem banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik
tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak
dapat melaksanakan program kerjanya. Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat berjaan
dengan baik pula. Masa demokrasi parlementer diakhiri dengan Dekrit 5 Juli 1959, yang mewakili
masa masa demokrasi terpimpin.
Pada masa demokrasi terpimpin ini peranan partai politik mulai dikurangi, sedangkan di pihak lain,
peranan presiden sangat kuat. Partai politik pada saat ini dikenal dengan NASAKOM (Nasional,
Agama dan Komunis) yang diwakili oleh NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi Terpimpin ini
nampak sekali bahwa PKI memainkan peranan bertambah kuat, terutama memalui G 30 S/PKI
akhir September 1965).
Setelah itu Indonesia memasuki masa Orde Baru dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa diban
ding dengan msa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan
pada masa ini adalah munculnya organisasi kekuatan politik bar yaitu Golongan Karya (Golkar).
Pada pemilihan umum thun 1971, Golkar munculsebagai pemenang partai diikuti oleh 3 partai politik
besar yaitu NU, Parmusi (Persatuan Muslim Indonesia) serta PNI.
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik. Empat partai politik Islam,
yaitu : NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam dan Perti bergabung menjadi Partai Persatu Pembangunan (
PPP). Lima partai lain yaitu PNI, Partai Kristen Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba dan Partai IPKI
(ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) bergabung menjadi Partai Demokrasi Indonesia.
Maka pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi keuatan politik Indonesia dan terus berlangsung
hinga pada pemilu 1997. Setelah gelombang reformasi terjadi di Indonesia yang ditandai dengan
tumbangnya rezim Suharto, maka pemilu dengan sistem multi partai terus berlanjut hingga pemilu 20
04 nanti.

Berikut ini adalah nama-nama partai politik yang mengikuti pemilu
Pemilu 1955
Pemilu 1955 diikuti oleh 172 kontestan partai politik. Empat partai terbesar diantaranya adalah: PNI (2
2,3 %), Masyumi (20,9%), Nahdlatul Ulama (18,4%), dan PKI (15,4%).
Pemilu 1971
Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu:
Partai Katolik
Partai Syarikat Islam Indonesia
Partai Nahdlatul Ulama
Partai Muslimin Indonesa
Golongan Karya
Partai Kristen Indonesia
Partai Musyawarah Rakyat Banyak
Partai Nasional Indonesia
Partai Islam PERTI
Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
Pemilu 1977-1997
Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 diikuti oleh 3 kontestan yang sama, yaitu:
Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, dan Partai
Pemilu 1999
Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, yaitu:
1. Partai Indonesia Baru
2. Partai Kristen Nasional Indonesia

Demokrasi Indonesia

3. Partai Nasional Indonesia – Supeni
4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia
5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia
6. Partai Ummat Islam
7. Partai Kebangkitan Ummat
8. Partai Masyumi Baru
9. Partai Persatuan Pembangunan
10. Partai Syarikat Islam Indonesia
11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
12. Partai Abul Yatama
13. Partai Kebangsaan Merdeka
14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa
15. Partai Amanat Nasional
16. Partai Rakyat Demokratik
17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905
18. Partai Katolik Demokrat
19. Partai Pilihan Rakyat
20. Partai Rakyat Indonesia
21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
22. Partai Bulan Bintang
23. Partai Solidaritas Pekerja
24. Partai Keadilan

25. Partai Nahdlatul Ummat
26. Partai Nasional Indonesia – Front Marhaenis
27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
28. Partai Republik
29. Partai Islam Demokrat
30. Partai Nasional Indonesia – Massa Marhaen
31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
32. Partai Demokrasi Indonesia
33. Partai Golongan Karya
34. Partai Persatuan
35. Partai Kebangkitan Bangsa
36. Partai Uni Demokrasi Indonesia
37. Partai Buruh Nasional
38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
39. Partai Daulat Rakyat
40. Partai Cinta Damai
41. Partai Keadilan dan Persatuan
42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia
43. Partai Nasional Bangsa Indonesia
44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia
45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
46. Partai Nasional Demokrat

47. Partai Ummat Muslimin Indonesia
48. Partai Pekerja Indonesia
Pemilu 2004
1.

Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

Didirikan: Jakarta, 20 Mei 2002
Asas: Marhaenisme Ajaran Bung Karno
Ketua Umum: DM Sukmawati Soekarnoputri
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 24 provinsi
2.

Partai Buruh Sosial Demokrat Indonesia

Didirikan: Jakarta, 1 Mei 2001
Asas: Pancasila dan UUD 1945
Ketua Umum: Muchtar Pakpahan
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
3.

Partai Bulan Bintang

Didirikan: Jakarta, 17 Juli 1998
Asas: Islam
Ketua Umum: Hamdan Zoelvan
Keterangan: Electoral Threshold
4.

Partai Merdeka

Didirikan: Jakarta, 10 Oktober 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Adi Sasono

Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
5.

Partai Persatuan Pembangunan

Didirikan: Jakarta, 5 Januari 1973
Asas: Islam
Ketua Umum: Hamzah Haz
Keterangan: Electoral Threshold
6. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan
Didirikan: Jakarta, 23 Juli 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: M Ryaas Rasyid
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
7.

Partai Perhimpunan Indonesia Baru

Didirikan: Jakarta, 23 September 2002
Asas: Keadilan, Demokrasi, dan Kemakmuran
Ketua Umum: Sjahrir
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan
Didirikan: Jakarta, 27 Juli 2002
Asas: Marhaenisme Ajaran Bung Karno
Ketua Umum: Eros Djarot
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
9. Partai Demokrat

Didirikan: Jakarta, 9 September 2001
Asas: Pancasila
Ketua Umum: S Budhisantoso
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 25 provinsi
10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Didirikan: Jakarta, 9 September 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Jend TNI (Purn) Edi Sudrajat
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia
Didirikan: Jakarta, 10 Januari 2003
Asas: Pancasila
Ketua Umum: H Dimmy Haryanto
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
12. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia
Didirikan: Jakarta, 5 Maret 2003
Asas: Islam
Ketua Umum: KH Syukron Ma’mun
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
13. Partai Amanat Nasional
Didirikan: Jakarta, 23 Agustus 1998
Asas: Pancasila

Ketua Umum: Soetrisno Bachir
Keterangan: Electoral Threshold
14. Partai Karya Peduli Bangsa
Didirikan: Jakarta, 9 September 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Jend TNI (Purn) HR Hartono
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
15. Partai Kebangkitan Bangsa
Didirikan: Jakarta, 23 Juli 1998
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Alwi Abdurrahman Shihab
Keterangan: Electoral Threshold
16. Partai Keadilan Sejahtera
Didirikan: Jakarta, 20 April 2002
Asas: Islam
Ketua Umum: Tifatul Sembiring
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
17. Partai Bintang Reformasi
Didirikan: Jakarta, 20 Januari 2002
Asas: Islam
Ketua Umum: KH Zainuddin MZ
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi

18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Didirikan: Jakarta, 10 Januari 1973
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Megawati Soekarnoputri
Keterangan: Electoral Threshold
19. Partai Damai Sejahtera
Didirikan: Jakarta, 1 Oktober 2001
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Ruyandi Hutasoit
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
20. Partai Golongan Karya
Didirikan: Jakarta, 20 Oktober 1964
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Jusuf Kalla
Keterangan: Electoral Threshold
21. Partai Patriot Pancasila
Didirikan: Jakarta, 1 Juni 2001
Asas: Pancasila
Ketua Umum: KRMH Japto S Soerjosoemarno
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
22. Partai Sarikat Indonesia
Didirikan: Surabaya, 17 Desember 2002

Asas: Pancasila
Ketua Umum: H Rahardjo Tjakraningrat
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
23. Partai Persatuan Daerah
Didirikan: Jakarta, 18 November 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Oesman Sapta
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
24. Partai Pelopor
Didirikan: Jakarta, 29 November 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Rachmawati Soekarnoputri
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
Pemilu 2009
Pemilu 2009 diikuti oleh 38 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh, yaitu:
Partai politik nasional:
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
2. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)*
3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI)
4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)
5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
6. Partai Barisan Nasional (Barnas)

7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)*
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)*
9. Partai Amanat Nasional (PAN)*
10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB)
11. Partai Kedaulatan
12. Partai Persatuan Daerah (PPD)
13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)*
14. Partai Pemuda Indonesia (PPI)
15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme)*
16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
17. Partai Karya Perjuangan (PKP)
18. Partai Matahari Bangsa (PMB)
19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)*
20. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)*
21. Partai Republika Nusantara (RepublikaN)
22. Partai Pelopor*
23. Partai Golongan Karya (Golkar)*
24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)*
25. Partai Damai Sejahtera (PDS)*
26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia)
27. Partai Bulan Bintang (PBB)*
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)*

29. Partai Bintang Reformasi (PBR)*
30. Partai Patriot
31. Partai Demokrat*
32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI)
33. Partai Indonesia Sejahtera (PIS)
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
41. Partai Merdeka
42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)
43. Partai Sarikat Indonesia (PSI)
44. Partai Buruh
Partai Aceh:
35. Partai Aceh Aman Seujahtra (PAAS)[2]
36. Partai Daulat Aceh (PDA)
37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA)
38. Partai Rakyat Aceh (PRA)[3]
39. Partai Aceh (PA)
40. Partai Bersatu Aceh (PBA)