Pemikiran Pendidikan Abu Bakar As Sidiq

MAKALAH
SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
“sejarah Pemikiran pendidikan abu Bakar As-sidiq dalam Sejarah”
Diajukan untuk memenuhi tugas individu Mata kuliah Sejarah Pemikiran
Pendidikan Islam
Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : PAI 2/Semester V
Dosen Pembimbing :
Dr.Andi Muh.Idris Tunru,S.Ag.M.Ag

Disusun oleh:
Nama : Febrianti Angginaloi (15.2.3.045)

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO
1439 H / 2017 M
1

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena
petunjuk dan hidayah-Nya maka penulis mampu menyusun makalah ini. Dalam
makalah yang berjudul “Pemikiran Abu Bakar As-Sidiq dalam sejarah”,
memberikan keterangan mengenai biografi, karya-karya, serta pemikirannya.
Makalah ini merupakan tugas yang merupakan syarat mendapatkan nilai
pada mata kuliah sejarah pemikiran pendidikan islam, Tentunya dalam
penyusunan makalah ini membutuhkan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Hanya ucapan terimakasih yang mampu
penulis sampaikan.
Diharapkan makalah ini mampu memberikan manfaat untuk pihak yang
membutuhkan keterangan tentang informasi terkait. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu meridhai kita dalam jalan mencari mukzizatNya. Amin.

Manado, 20 Desember 2017

Penulis


2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Abu Bakar As-Siddiq………………………………2
B. Nilai-nilai

pendidikan

Islam

yang

terkandung


dalam

kepemimpinan
Abu Bakar As-Siddiq………………………………………..12
C. Implementasi pendidikan……………………………………13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………25

3

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan Islam bukan sekedar “transfer of knowledge” ataupun
“transfer oftraining“, tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata di atas
pondasi keimanan dan kesalehan, suatu sistem yang terkait secara langsung
dengan Tuhan. Pendidikan Islam suatu kegiatan yang mengarahkan dengan
sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Dalam rentang waktu penyebaran agama Islam pada masa Rasul sampai
masa Khulafa‟ Ar-Rasyidun menyisakan banyak sekali kesulitan-kesulitan
yang dihadapi. Perjuangan Rasul menyi‟arkan agama Islam dengan cara diamdiam serta terang-terangan pada masyarakat Arab yang mengakibatkan
banyaknya cemoohan pada diri beliau, kemudian Hijrahnya kaum muslimin
dari Makkah ke Madinah, sampai wafatnya Rasul yang kemudian dilanjutkan
oleh para sahabat empat yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, serta Ali terlihat
banyak hal yang dapat kita ambil nilai-nilai positif darinya.
Diantaranya adalah nilai potif dari aspek pendidikan Islam yang diajarkan
oleh beliau. Begitu luasnya nilai-nilai itu, sehingga membutuhkan penafsiran
kita dari sejarah yang ada untuk menggali nilai-nilai pendidikan itu.
Oleh karena itu, dalam makalah ini sedikit banyak akan menggali nilainilai pendidikan Islam pada masa Khulafa‟ Ar-Rasyidun, khususnya pada
masa Abu Bakar As Siddiq Radiallahu annhu.
Setelah nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam abu bakar as-sidiq
sebagai khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah nabi wafat
untuk menggantikan nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagi pemimpin
agama dan pemerintahan. Pelaksanaan pendidikan islam pada masa khalifah
abu bakar ini adalah sama dengan pendidikan islam yang dilaksanakan pada
masa Nabi baik materi maupun lembaga pendidikannya.

4


Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau
keimanan, akhlaq, ibadah, kesehatan dan lain sebagainya.


Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang



wajib disembah adalah Allah.



bertetangga,bergaul dalam masyarakat.



Pendidikan akhlaq,seperti adab masuk rumah orang,sopan santun

Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan shalat puasa dan haji

Kesehatan seperti tenteng kebersihan, gerak-gerik dalam sholat
merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.

B. Rumusan masalah
Secara garis besar pembuatan makalah kami ini akan membahas tentang:
1. Bagaimanakah kepemimpinan dan biografi Abu Bakar As-Siddiq ?
2. Nilai-nilai pendidikan Islam apa sajakah yang terkandung dalam
kepemimpinan Abu Bakar As-Siddiq ?
3. Bagaimanakah implementasi pendidikannya ?

5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Abu Bakar As-Sidiq
Nabi Muhammad Saw, tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan
menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat islam setelah beliau
wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut pada kaum
Muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah

beliau wafat, belum lagi jenazahnya di makamkan, sejumlah tokoh Muhajirin
dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa‟idah, Madinah. Mereka
memusyawarahkan siapa yang akan di pilih menjadi pemimpin. Musyawarah
berjalan cukup alot karena masing-masing pihak baik Muhajirin ataupun
Anshar berhak menjadi pemimpin umat islam. Namun dengan semangat
ukhuwah Islamiah yang tinggi, akhirnya Abu Bakar mendapat penghargaan
yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan
membaiatnya.1
Sebagai pemimpin umat islam setelah rasul, Abu Bakar disebut khalifah
Rasulullah ( Pengganti Rasul ) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut
khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi wafat
untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama
dan kepala pemerintahan.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia
meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persolan
dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa
Arab yang mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah. Mereka
menganggap,bahwa perjanjian yang dibuat dengan nabi Muhammad, dengan
sendirinya batal setelah nabi wafat. Karena itu, mereka menentang abu bakar.
Karena


sikap

keras

kepala

dan

penentangan

mereka

yang

dapat

1Yatim Badri. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011), h.

35


6

membahayakan agama dan pemerintahan,abu bakar menyelesaikan persoalan
ini dengan apa yang disebut Perang Riddah ( perang melawan kemurtadan ).
Khalid bin Al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam perang
Riddah ini.
Masa khulafaurrasydin sering di sebut pula masa sahabat-sahabat besar
yang berlangsung dari tahun 11-40H yang di dalamnya terdapat orang khalifah
yaitu: Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib.

 Perjalanan hidupnya
sejarah perjalanan hidup yang dialami oleh Abu Bakar ash-Shiddiq a ini
cukup panjang dan beragam, kami hanya akan mengungkapkan sebagian kecil
dari sejarah perjalanan hidupnya:2


Mengislamkan seluruh anggota keluarganya, dimana tidak ada
seorang sahabat pun dari sahabat-sahabat Rasulullah yang mampu

melakukannya. Abu Bakar masuk Islam terlebih dahulu, lalu
mengislamkan bapaknya dan ibunya, lalu mengislamkan semua
anak-anak lakinya, yaitu, Abdullah, Abdurrahman, Muhammad dan
anak-anak perempuannya, yaitu, Asma‟dzatu An-Nithaqaini (pemilik
dua kepang), Aisyah Ummul mukminin dan Ummi Habibah, lalu
beliau mengislamkan seluruh isteri-isterinya, yaitu: Ummi Ruman
ibu kandungnya Abdurrahman dan Aisyah, Asma‟ binti Umais ibu
kandung Muhammad, dan Habibah binti Khadijah ibu kandungnya
Ummi Kultsum. Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah kepada



mereka.
Al Bukhari telah meriwayatkan bahwa Nabi telah bersabda,
“Sesungguhnya orang yang paling aku percayai dalam segi
kesahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar, dan seandainya aku
diperintahkan untuk mengambil kekasih selain Tuhanku niscaya aku
akan memilih Abu Bakar, bahkan persaudaraan dan kasih sayangnya

2 Al jazairi, Abu bakar. Ilmu dan Ulama . Pustaka Azzam. . 2001. h. 53


7

dalam Islam, sehingga tidak ada pintu kasih sayang yang tersisa


dalam masjid selain pintu Abu Bakar .”
Abu Bakar turut serta dalam seluruh peperangan yang dilakukan oleh
Rasulullah, sehingga tidak ada satu peperangan pun yang dilakukan
oleh Rasulullah yang tidak diikutinya. Beliau turut serta dalam
perang

Badar,

Uhud,

Khandak,

Khaibar,

Futhu

Makkah

(pembebasan kota Makkah Hunain, Tabuk dan peperangan lainnya
baik yang besar maupun yang kecil, dimana tidak ada seorang
sahabat pun yang mengikuti seluruh peperangan yang dilakukan oleh
Rasulullah selengkap yang diikuti oleh Abu Bakar. Dalam peristiwa
perang Uhud beliau tetap bertahan. Abu Bakar As-Shidiq bersama
Rasulullah di medan perang, dan pada waktu perang Tabuk
Rasulullah menyerahkan bendera yang besar. Selain itu beliau
menemani Rasulullah dalam melakukan hijrah dan memasuki gua
Tsur. Sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya,.” Qs. At-Taubah: 40)3

 Menjadi Khalifah

Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa
Abu Bakar As Siddiq ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak
yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar As Siddiq akan
menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musyawarah
di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya
menghasilkan penunjukan Abu Bakar As Siddiq sebagai pemimpin baru umat Islam
atau khalifah Islam.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan.
Penunjukan Abu Bakar As Siddiq sebagai khalifah adalah subyek yang sangat
kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat
Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi‟ah. Di satu sisi kaum Syi‟ah percaya
bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad), yang menjadi
pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara
3 Al jazairi, Abu bakar. Ilmu dan Ulama . Pustaka Azzam. . 2001. h. 55

8

kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak unt7uk menunjuk
penggantinya.

Kaum sunni

berargumen

bahwa Rasulullah mengedepankan

musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi‟ah berpendapat
kalau Rasulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan,
minum, tidur, dll, tidak pernah meninggalkan umatnya tanpa hidayah dan bimbingan
apalagi masalah kepemimpinan umat terahir, dan juga banyak hadits di Sunni
maupun Syi‟ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta jumlah
pemimpin islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat
masing-masing kaum tersebut, Ali bin Abu Thalib sendiri secara formal menyatakan
kesetiaannya (berbai‟at) kepada Abu Bakar As Siddiq dan dua khalifah setelahnya
(Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan
ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali bin Abu Thalib menjadi pendukung setia
Abu Bakar As Siddiq dan Umar bin Khattab. Sementara kaum syi‟ah
menggambarkan bahwa Ali bin Abu Thalib melakukan baiat tersebut secara “pro
forma,” mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istri beliau yang
berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri
dari kehidupan publik.4

 Peran dan fungsi Abu Bakar As-Sidiq sebagai Khalifah
Berita wafatnya rasulullah menggemparkan umat islam. Sebagian mereka
tidak mempercayai berita itu, kere dalam shalat subuh sebelum itu, bekiau
hadir di masjid. Berita itu dianggap desas-desus untuk mengacaukan kaum
muslimin.

Umar

bin

Khattab

sendiri

termasuk

orang

yang

tidak

mempercayainya.Sesudah mendengar berita itu, Abu Bakar langsung masuk
kerumah rasulullah dan menyaksikan rasulullah telah terbujur ditunggui oleh
Aisyah, Ali bin Abi Thalib serta beberapa orang kerabat dekat beliau, ucapan
Abu Bakar ketika melihat jenazah rasulullah, "Alangkah baiknya anda hidup
dan alangkah baiknya pula ketika anda wafat", Abu Bakar dibai'at sebagai
khalifah pertama pada tahun 11 H atau 632 M.Sepak terjang pola
pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu Bakar ketika dia
diangkat menjadi Khalifah. Isi pidatonya sebagai berikut: “Wahai manusia,

4 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008 h. 101

9

sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu percayakan, padahal aku
bukan orang yang terbaik diantara kamu. Apabila aku melaksanakan tugasku
dengan baik, bantulah aku, dan jika aku berbuat salah, luruskan aku.
Kebenaran

adalah

suatu

kepercayaan,

dan

kedustaan

adalah

suatu

penghianatan. Orang yang lemah diantara kamu adalah orang yang kuat
bagiku sampai aku memenuhi hak-haknya, dan orang kuat diantara kamu
adalah lemah bagiku hingga aku mengambil haknya, Insya Allah. Jagnganlah
salah seorang dari kamu meninggalkan jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak
memenuhi panggilan jihad maka Allah akan menimpakan atas mereka suatu
kehinaan. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jika aku tidak mentaati Allah dan Rasulnya, sekali-kali janganlah kamu
mentaatiku. Dirikanlah shalat, semoga Allah merahmati kamu.”
Pidatonya diatas, menunjukkan garis besar politik kebijaksanaan Abu
Bakar

dalam

pemerintahan.

Didalamya

terdapat

prinsip

kebebasan

berpendapat, tuntutan ketaatan rakyat, mewujudkan keadilan, dan mendorong
masyarakat berjihad, serta shalat sebagai intisari takwa.5
 Langkah-langkah kebijakan Abu Bakar As-Sidiq

Sebelum rasulullah wafat, beliau telah menyiapkan sepasukan tentara di
bawah pimpinan Usamah bin Zaid. tetapi sebelum tentara Usamah jadi
berangkat beliau telah wafat. sebagian sahabat ada yang mengusulkan kepada
Abu Bakar agar beliau membatalkan pasukan tentara usamah yang
diperintahkan rasulullah itu dan dikirim saja untuk memerangi orang-orang
yang murtad.Oleh karena itu beliau menjawab "Demi Allah" saya tidak akan
menurunakan bendera yang telah dipasang oleh rasulullah. disamping itu
sebagian sahabat ada yang mengusulkan agar melepas usamah dari jabatannya
itu kepada orang lain yang lebih tua dari padanya. Abu Bakar sangat marah
mendengar berita itu lalu berkata "saya tidak akan menurunkan diakarena
rasulullah SAW sudah mengangkat dia sebagai tentara.Maka berangkatlah
tentara itu menyerang benteng musuh serta membawa harta rampasan dan
5 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008 h. 104

10

kembali ke Madinah dengan kemenangan.Di antara pesan-pesan Abu Bakar
kepada para prajurit yang berperang dan benar-benar bijaksana itu: "jangan
kamu khianat, janganlah kamu durhaka, janganlah kamu aniaya, janganlah
membunuh anak-anak kecil dan orang tua. jangan ,erusak pohon yang
berbuah, membunuh binatang kambing,unta,dan lembu kecuali dimakan
dagingnya. "Setelah rasulullah wafat, muncullah kesulitan-kesulitan yang
dihadapi umat islam dibawah pimpinan Abu Bakar, diantaranya yang
terpenting adalah menghadapi orang-orang yang mengaku nabi, menghadapi
orang-orang murtad, dan orang-orang yang membangkang tidak mau
membayar pajak.


Menumpas nabi palsu
Ada empat orang yang menamakan dirinya sebagai nabi. padahal islam

mengajarkan bahwa Nabi muhammad SAW adalah nabi akhiruzzaman.
keempat yang mengaku nabi itu adalah nabi palasu. yaitu Musailamah Al
kazab dari bani hanifah di yamamah, Sajah tamimiyah dari bani tamim, Al
aswad Al Anshi dari yaman dan tulaihah bin khuwailid dari bania saddi
Nejed.Adanya nabi-nabi palsu itu pasti membahayakan kehidupan agama
dan negara islam. khalifah Abu Bakar menugaskan pasukan islam untuk
menumpas mereka dan pengikut-pengikutnya, penumpasan itu 'berhasil
dengan gemilang dibawah pimpinan panglima Khalid bin Walid.
Musailamah dibunuh oleh Washy, Al Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri,
Tulaihah dan Sajad lari dan menyembunyikan diri.6


Memberantas kaum murtad
Berita wafatnya rasulullah SAW, berakibat menggoyahkan iman bagi

orang-orang islam yang masih tipis imannya, banyak orang menyatakan
dirinya keluar dari Islam (murtad). tidak mau shalat dan tidak lagi
membayar zakat. bahkan ada sementara daerah-daerah memisahkan dari
dengan pemerintahan pusat di madinah, sedangkan daerah-daerah yang
6A. Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, PT. Pustaka Al-Husna Baru. Jakarta. 2003

h. 76

11

masih setia adalah Madinah, Mekah dan thaif.Abu Bakar berunding
dengan para sahabat yang lain dalam menghadapi para kaum murtad itu.
mereka sepakat menyeru agar bertaubat, jika tidak mau sadar, mereka akan
dihadapi dengan menggunakan kekerasan. Tetapi usaha lemah lembut dari
pemerintahan Islam di Madinah itu mereka abaikan, kaum murtad
didukung oleh kekuatan besar kurang lebih 40.000 orang. muslimin
menghadapi mereka dengan pasukan yang besar pula, Abu Bakar
mengirim ekspedisi dibawah pimpinan Ikhrimah bin Abu Jahal, Syurahbil
bin Hasnah, Amru bin Ash, dan khalid bin Walid. Tindakan tegas kaum
muslimiin itu dapat melumpuhkan kekuatan kaum murtad,! sehingga
mereka kembali mentaati perintah syariat Islam.Abu Bakar berhasil dalam
usaha ini, sehingga wilayah Islam utuh kembali.7


Menghadapi kaum yang ingkar zakat
Banyak diantara kaum muslimin yang pemahaman mereka, terhadap

hukum Islam belum mendalam dan imannya masih tipis, mereka
beanggapan bahwa kewajiban berzakat hanya semata-mata untuk nabi.
karena nabi telah wafat, maka bebaslah mereka dari kewajiban untuk
berzakat.padahal zakat adalah salah satu rukun Islam yang harus
ditegakkan.Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat menghadapi
kaum ingkar zakat itu. meskipun keputusan musyawarah itu tidak bulat,
Abu Bakar tetap teguh pada pendiriannya bahwa kewajiban zakat harus
dilaksanakan. mereka yang membangkang harus diperangi. Sebelum
pasukan muslimin dikerahkan, Abu Bakar terlebih dahulu mengirimkan
surat kepada pembangkang agar kembali ke Islam. namun sebagian besar
mereka tetap bersikeras, karena itu pasukan muslimin pun dikerahkan dan
dalam waktu yang relatif singkat pasukan Abu Bakar telah berhasil dengan
gemilang.Dengan berhasilnya kaum muslimin ini, keadaan negara Arab
kembali tenang, dan suasana umat Islam pun kembali damai.seluruh
7A. Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, PT. Pustaka Al-Husna Baru. Jakarta. 2003

h. 79

12

kabilah taat kembali membayar zakat sebagaimana pada masa rasulullah
SAW.


Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qu'an
Akibat peperangan yang sering dialami oleh kaum muslimin, banyak

penghafal Al-Qur'an (huffadz) yang gugur sebagai syuhada dalam
pertempuran. Jumlahnya tidak kurang dari 70 orang sahabat.Hal ini
menimbulkan kekhawatiran dikalangan umat Islam serta kecemasan dihati
Umar bin Khattab akan kehilangan ayat suci Al-Qur'an itu. Maka
dinasehatkan kepada Abu Bakar agar ayat-ayt Qur'an dikumpulkan.Atas
saran-saran dari Umar bin Khattab pada awal 13 H Abu Bakar
memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Qur'an
menjadi Mushaf. Mengingat dahulu berserakan dalam dada penghafal,
bahkan ada yang di tulis di atas batu,padakain,tulang dan sebagainya.

 Perang Ridda8

Segera setelah menjabat Abu Bakar As Siddiq, beberapa masalah yang
mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul.
Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada
khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayar zakat
walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali
memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut
mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan
dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar
menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam
perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi “Ibnu Habib al-Hanafi” yang
lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang
mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW.
Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.

8 Syed Mahmudunnasir,

Islam Konsepsi

dan Sejarahnya, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2005 h. 88

13

 Abu Bakar As-Sidiq sebelum masuk Islam
Sosok Abu Bakar As Shiddiq dikenal sebagai shahabat dekat Rasulullah,
dan merupakan orang yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Beliau
menjadi orang yang sangat berjasa besar dalam penyebaran risalah Islam.
Abu Bakar dilahirkan setelah tahun Gajah, maka beliau lebih muda dari
Rasulullah karena Rosul dilahirkan di tahun Gajah. Tetapi para ulama
bersilang pendapat mengenai jarak waktu antara tahun gajah denga waktu
kelahiran beliau. Diantara ulama ada yang berpendapat bahwa beliau
dilahirkan 3 tahun selepas tahun Gajah, ada yang mengatakan 2 tahun 6 bulan,
ada yang berpendapat 2 tahun beberapa bulan tanpa menetapkan jumlah
bulannya.
Beliau hidup dalam lingkungan keluarga yang baik dan mulia di antara
kaumnya. Bahkan Abu Bakar temasuk salah satu pembesar Quraisy dari Bani
Taim. Dia menjadi orang yang mulia dan terkemuka di kaumnya. Bahkan
sebelum Islam Abu Bakar terkenal sebagai orang yang mampu menjaga diri
dari perilaku perilaku jahiliyah seperti minum khamr, zina, dan bahkan
diriwayatkan bahwa beliau termasuk orang yang tidak pernah bersujud kepada
berhala.9
Dalam hal keilmuan pun Abu Bakar terkenal seorang ahli nasab. Dia
bahkan menjadi rujukan dan guru para ahli nasab di zamannya seperti „Uqail
bin Abi Thalib dan yang lainnya
Beliau juga terkenal sebagai saudagar kaya yang sering berdagang ke
negeri Syam. Beliau menjadi sahabat Rasulullah sejak dari kecil hingga
dewasa, bahkan dalam dunia perdagangan saat Rasulullah menjadi pedagang.
Sahabat-sahabat bertebaran ke berbagai daerah dan di sana mereka
menjadi pemimpin sekaligus menjadi pendidik muslim di tempat masingmasing sehingga pendidikan tidak berpusat di madrasah saja.

9Yatim Badri. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011),

h.36

14

 Faktor-faktor keberhasilan Abu Bakar As-Sidiq
Fakta histories menunjukkan bahwa pemerintahan Abu Bakar banyak
menuai keberhasilan, baik keberhasilan internal maupun eksternal. pada sisi
internal ia telah berhasil meyelesaikan konflik antar umat Islam. Pada sisi lain
ia berhasil memperluas wilayah Islam sebagai wujud penyebarluasan ajaran
Islam.keberhasilan diantaranya dilatarbelakangi oleh faktor pembangunan
pranata dibidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasilan tersebut
tidak lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu memberikan hak dan kesempatan
yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat untuk ikut berbicarakan berbagai
masalah sebelum ia mengambil keputusan melalui forum musyawarah sebagai
lembaga legislative. Hal ini mendorong para tokok sahabat, khususnya dan
umat Islam umumnya, berpartisipasi aktif

untuk melaksanakan berbagai

keputusan yang dibuat.

 Wafatnya Abu Bakar
Pada 7 haribulan Jumadil Akhir tahun ketiga belas Hijrah, ia ditimpa sakit.
Setelah 15 hari lamanya menderita penyakit itu, wafatlah ia pada 21 haribulan
Jumadil Akhir tahun 13H, bertepatan dengan tanggal 22 Ogos tahun 634
Masihiyah. Lamanya memerintah ialah 2 tahun 3 bulan 10 hari. Dikebumikan
di kamar Aisyah di samping makam sahabatnya yang mulia Rasulullah
sallallaahu alaihi wasallam

B. Nilai-nilai pendidikan pada masa Abu Bakar As-Sidiq
Nilai-nilai pendidikan yang diterapkan oleh Abu Bakar As-Sidiq yaitu
sebagai berikut :10

 Prinsip-prinsip pendidikan
- Pendidikan di arahkan pada mengajarkan isi Al-Qur‟an
- Pendidikan diajarkan dengan menggunakan dialek daerah masingmasing, sehingga sering timbul perselisihan dalam bacaan Al-Qur‟an.
10 Syed Mahmudunnasir,

Islam Konsepsi

dan Sejarahnya, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2005 h. 92

15

 Sumber-sumber pendidikan
Sumber pendidikan diambil dari Al-Qur‟an, Hadits, Alam sekitar (millu)
dan ijtihad dalam bentuk ijma‟ dan Qiyas.

 Kurikulum atau rencana pendidikan meliputi :
- Bidang keagamaan yang mencakup Aqidah,Ubudiyah, Akhlaq dan
Muamalah,
- Pada masa Umar diigalakan pendidikan keterampilan
- Rencana pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
- Pada masa Usman berkembang dengan pesat pendidikan praktek
- Pada masa Ali bin Abi Thalib di galakan motivasi untuk belajar

 Lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan pada masa khulafaurrasyidin tidak berbeda dengan
masa Nabi saw yaitu:
- Kuttab sebagai lembaga pendidikan rendah yang di dalamnya
mengajarkan kepada anak-aanak dalam hal baca dan tulis dan sedikit
pengetahuan-pengetahuan agama.
- Masjid sebagai pusat pendidikan umat islam yang telah mukallaf pada
masa permulaan islam belum terdapat sekolah formil, seperti yang ada
pada masa sekarang.11
C. Implementasi pendidikan Abu Bakar As-Sidiq
 Visi, Misi, dan Tujuan pendidikan

Visi pendidikan pada masa khalifaur Rasyidin secara ekplisit sulit di
jumpai. Namun dari berbagai fakta dan data yang di temui, visi pendidikan
pada masa Khulafaur Rasyidin masih belum berbeda dengan visi pendidikan
pada zaman Rasulullah saw.
Visi pada zaman khalifah Abu Bakar Sidiq dapat di kemukakan sebagai
berikut:
- Memantapkan dan menguatkan keyakinan dan dan kepatuhan kepada
ajaran Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw dengan cara

11 Zuhairi,dkk. Sejarah Pendidikan Islam. ( Jakarta: Bumi Aksara,1997), h.20

16

memahami, menghayati, dan mengamalkan secara konsisten. Usaha ini
di perkuat dengan sikap tegas yang di tujukan oleh Abu Bakar yang
memerangi orang-orang yang ingkar atau murtad terhadap ajaran islam
seperti tidak mau membayar zakat, dan mengaku sebagai nabi.
- Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas yang memungkinkan
terlaksananya

ajaran

agama.

Usaha

ini

di

lakukan

oleh

khulafaurrasyidin dengan mengumpulkan Al-Qur‟an yang berserakan
- Menumbuhkan semangat cinta tanah air dan bela negara yang
memungkinkan Islam dapat berkembang di seluruh dunia. Upaya ini
dilakukan antara lain dengan memperluas wilayah dakwah islam selain
ke jazirah Arabia juga ke Irak, dan ke Syiria
- Melahirkan para kader pemimpin umat, pendidik dan da‟i yang
tangguh dalam mewujudkan syi‟ar islam, upaya yang di lakukan antara
lain seperti halaqoh kajian terhadap Al-Qur‟an, Al-Hdits, hukum
Islam,dan fatwa. Upaya ini pada tahap selanjutnya melahirkan para
ulama dari kalangan tabi‟in.12
Lahirnya visi, misi, dan tujuan pendidikan di zaman khulafaurrasyidin
seperti itu tidak terlepas dari situasi sosial dan politik yang terjadi di wilayah
kekuasaan islam pada saat itu, khususnya di Mekah dan Madinah.
Sebagaimana

diketahui

bahwa

pada

zaman

khulafaurrasyidin

pusat

pemerintahan berada di Madinah, yang penduduknya terdiri dari latar
belakang agama, sosial, budaya, ekonomi, politik, pendidikan, dan lainnya
yang berbeda.
Keadaan masyarakat Madinah yang demikian itulah yang mempengaruhi
lahirnya visi, misi, dan tujuan pendidikan sebagaimana tersebut di atas.
Namun demikian, latar belakang tersebut hanya berperan sebagai pemicu
lahirnya visi, misi, dan tujuan tersebut. Adapun ketika visi, misi dan tujuan
tersebut lahir di maksudkan untuk seluruh umat manusia.

12 Zuhairi,dkk. Sejarah Pendidikan Islam. ( Jakarta: Bumi Aksara,1997), h.21

17

 Pendidik
Yang menjadi pendidik di zaman khulafaurrasyidin antara lain adalah
Abdullah bin Umar, Abu Hurairah, Ibn Abbas, Siti Aisyah, Anas bin Malik,
Zaid bin Tsabit, Abu Dzar Al-Ghifari. Dari mereka itulah kemudian lahir para
siswa yang kemudian menjadi ulama dan pendidik. Berkaitan dengan masalah
pendidikan ini, khalifah Umar bin Khatab merupakan seorang pendidik yang
melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah. Selanjutnya beliau juga
mengangkat sahabat-sahabat untuk bertugas menjadi guru daerah. Misalnya
Abdurrahman bin Ma‟qal dan Imran bil al-Hasim di tugaskan mengajar di
Bashrah. Kemudian Abdurrahman bin Ghanam di tugaskan ke syiria, dan
Hasan bin Abi Jabalah di tugaskan ke Mesir.13
Dengan demikian yang menjadi pendidik adalah para Khulafaur Rasyidin
sendiri dan para sahabat besar yang lebih dekat kepada Raulullah SAW dan
memiliki pengaruh yang besar.
 Peserta didik

Peserta didik di zaman Khalifaurrasyidin terdiri dari masyarakat yang
tinggal di Meekah dan Madinah. Namun yang khusus mendalami bidang
kajian keagamaan hingga menjadi seorang yang mahir, alim, dan mendalami
penguasaannya di bidang ilmu agama jumlahnya masih terbatas. Sasaran
pendidikan (peserta didik) dalam arti umum yakni membentuk sikap mental
keagamaan adalah seluruh umat islam yang ada di Mekah dan Madinah.
Adapun sasaran pendidikan dalam arti khusus yakni membentuk ahli ilmu
agama adalah sebagian kecil dari kalangan tabi‟in yang selanjutnya menjadi
ulama.

13 Hanun Asrohah. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001), h.36

18

 Materi pendidikan
Kurikulum pendidikan di Madinah selain berisi materi pelajaran yang
berkaitan dengan pendidikan keagamaan, isi Al-Qur‟an, Al-Hadits, hukum
islam,

kemasyarakatan,

ketatanegaraan,

pertahanan,

keamanan,

dan

kesejahteraan.

 Metode pembelajaran
Adapun metode yang di gunakan dalam mengajar selain dengan
bentuk halaqah. Yakni guru duduk di sebelah ruangan masjid kemudian di
kelilingi oleh para siswa. Menyampaikan ajaran kata demi kata dengan artinya
kemudian menjelaskan kandungannya, sementara para siswa menyimak,
mencatat, dan mengulanginya apa yang di kemukakan oleh guru.14
Metode mengajar ini diterangkan didalam ahli fikir islam seperti : alGhozali, az-Zarnuji, al-Abdari dan Ibnu Kaldun, yaitu orang-orang yang
punya pengaruh dalam pendidikan islam, maka kita akan mengutip pendapatpendapat

mereka

dalam

menjelaskan

metode

mengajar.

Al-Abdari

menjelaskan bahwa mengajarkan Al-Qur‟an disampaikan dengan memakai
metode dikte, yaitu anak-anak mengulang kembali apa yang telah diucapkan
oleh guru beberapa faqroh sehingga murid-murid dapat menghafalnya dengan
baik diluar kepala.
Sedangkan Al-Ghozali, lebih mementingkan cara belajar anak, karena
disana terdapat perbedaan diantaranya daya tangkap anak dengan orang-orang
dewasa. Mereka mengatakan bahwa kewajiban guru adalah supaya mengajar
anak-anak sesuatu yang dapat dipahami dengan mudah, karena dengan subjek
yang sukar dan mengakibatkan kekacauan pikirannya sehingga mengakibtkan
benci kepada pengetahuan.
Ibnu Kaldun mengemukakan bahwa, dalam mengajar anak untuk pertama
kalinya harus dimualai dengan mengajarkan bahasa arab dan syair, dan kedua

14Abudin Nata. Sejarah Pendidikan Islam.( Jakarta: Media Group Grafindo,2011),

hal:118

19

mata pelajaran ini harus mendahului mata pelajaran yang lain, kemudian
sesudah itu barulah berpindah untuk mempelajari yang lain, kemudian sesudah
itu barulah berpindah untuk mempelajari ilmu hitung, sehingga terlatih dalam
ilmu ini. Sesudah ilmu hitung barulah diajarkan ilmu Al-Qur‟an. Karena
mempelajari ilmu Al-Qur‟an sesudah memiliki ilmu-ilmu dasar tersebut akan
mempermudah anak-anak saat pertama kali ia belajar. Bila tidak, berarti ia
akan mempelajari sesuatu yang tidak dipahaminya. Dan akibatnya ia tidak
akan belajar dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu metode pendidikan
islam lebih banyak berdasarkan psychology.
Az-Zarnuji menuliskan, didalam kitabnya ta’lim-muata’alimmenasehatkan
agar pelajra tidak memilih sendiri mata pelajaran yang akan dipelajarinya,
yang terlebih baik ialah menyerahkan hal itu kepada guru yang telah banyak
pengalaman untuk memilihnya yang sesuai dengan si murid.
 Lembaga pendidikan

Pada masa khulafaurrasyidin pusat-pusat pendidikan bukan hanya terdapat
di Mekah dan Madinah, melainkan juga sudah tersebar di berbagai daerah
kekuasaan islam lainnya.15 Adapun lembaga-lembaga pendidikan yang
digunakan masih sama dengan zaman Rasulullah SAW, yaitu Masjid, suffah,
kuttab dan rumah.
Lembaga pendidikan islam adalah merupakan hasil pikiran yamg
dicetuskan oleh kebutuhan-kebutuhan sesuatu masyarakat islam dan
perkembangannya yang digerakan oelh jiwa islam dan berpedoman kepada
ajaran-ajarannya dan tujuan-tujuannya. Secara keseluruhannya, lembaga
pendidikan islam itu bukannlah sesuatu yang datang dari luar atau terambil
kebudayaan-kebudayaan yang lama, akan tetapi ia dalam perkembangan dan
pertumbuhannya mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan islam
secara umum, dan didalamnya kelihatan tujuan-tujuan dan sikap kehidupan
tersebut.

15 Hanun Asrohah. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001), h.37

20

Lembaga pendidikan islam yang bermacam-macam itu telah tumbuh
dalam waktu yang jauh, dibawah pengaruh situasi-situasi tertentu pula yang
diinginkan oleh kebutuhan-kebutuhan kehidupan islam yang sedang
bertumbuh dan berkembang. Diantara lembaga-lembaga pendidikan islam
yang penting adalah : Al-Kuttab, masjid darul hikmah, darul ilm, madrasah,
bimaristan, khawanik, jiwaya, al-rabth, halaqatud-dars, dan duwarul
kuttab.16

Dilembaga-lembaga pendidikan islam tersebut, para sahabat memberikan
pelajaran agama islam kepada muridnya, baik yang berasal dari penduduk
setempat maupun yang datang dari lembaga lain. Di lembaga-lembaga
pendidikan islam terdapat madrasah-madrasah terkenal pada masa itu
diantaranya :

 Madrasah
Madrasah di Makkah. Guru pertama yang mengajar di Makkah ialah
Mu‟adz bin Jabal. Ialah yang mengajarkan Al-Qur‟an , hukum-hukum halal
dan hharam dalam islam. Pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86
H), Abdullah bin Abbas pergi ke Makkah pergi kesana lalu mengahar disana.
Ia mengajarkan tafsir, Hadist, Fiqih dan sastra. Abdullah bin Abbsalah yang
merupakan pembangun madrasah Makkah yang kemudian menjadi termashur
keseluruh penjuru negri islam.
Madrasah Madinah. Madrasah Madinah ini lebih termashur, karena
disanalah tempat Abu Bakar, Umar dan Ustman dan disanalah banyak tinggal
sahabat-sahabat Nabi SAW. Diantara sahabat yang mengajar dimadrasah
Madinah ini adalah Umar bin Khatab, Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Tsabit dan
Abdullah bin Umar. Zaid bin Tsabit adalah ahli Qira‟at dan Fiqh, dan
beliaulah yang mendapat tugas memimpin penulisan kembali Al-Qur‟an, baik
di zaman Abu Bakar atau zaman Ustman bin Affan. Sedangkan Abdullah din

16Abudin Nata. Sejarah Pendidikan Islam.( Jakarta: Media Group Grafindo,2011),
hal:123

21

Umar seorang ahli Hadist. Beliau dianggap pelopor mazdhab Arl al- hadist
yang berkembang pada masa-masa berikutnya.
Madrasah Basrah. Ulama sahabat yang terkenal di Bassrah ini adalah Abu
Musa al-Asy‟ari dan Annas bin Malik. Abu musa terkenal sebagai ahli fiqh
dan ilmu al-qur‟an, sedangkan Annas bin Malik terkenal sebagai ahli Hadist.
Madrasah Kuffah. Ulama sahabar yang tinggak di Kuffah ialah Ali bin Abi
Tholib dan Abdullah bin Mas‟ud. Ali bin Abi Tholib mengurus masalah
politik dan urusan pemerintahan, sedangkan Abdullah bin Mas‟ud sebagai
guru agama. Ibnu Mas‟ud adalah utusan resmi khalifah Umar untuk menjadi
guru agama di Kuffah.
Madrasah Damsik. Setelah negeri Syam atau Siria menjadi bagian Negara
islam dan penduduknya banyak memeluk agama islam, maka khalifah Umar
bin Khattab mengirim 3 orang guru agama ke negeri, yaiut : Abu Dardak di
Damsyik, Mu‟az bin Jabal di Palestina dan Ubadah di Hims.17
Madrasah Fistat (Mesir). Sahabat yang mula-mula mendirikan madrasah
dan menjadi guru di Mesir adalah Abdullah bin Amir bin al-As. Ia adalah
seorang ahli hadist . ia tidak hanya menghafal hadist-hadist yang didengarnya
dari Nabi SAW. Melaikan menulisnya dalam catatan, hingga ia tidak lupa atau
khilaf dalam meriwayatkan hadist-hadist itu kepada murid-muridnya.
 Al-Kuttab

Al-kuttab merupakan lembaga pendidikan yang terlama nampaknya alkuttab ini didirikan oleh orang arab. Pada masa Abu Bakar dan Umar, yaitu
sesudah mereka menaklukan penaklukan-penaklukan dan sesuda mereka
mempunyai hubungan dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.
Al-Kuttab memegang peranan penting dalam kehidupan penting karena
mengajarkan Al-Qur‟an kepada anak-anak dianggap satu hal yang sangat
perlu, sehingga kebanyakan para ulama berpendapat mengajarkan Al-Qur‟an
bagi anak-anak disamping itu sendiri menyatakan bahwa belajar itu sangat

17 Yatim Badri. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011),

h.38

22

perlu sehingga beliau mewajibkan tiap-tiap tawanan perang badar untuk
mengajarakan 12 orang anak orang-orang islam sebagai ganti tembusan
tawanan perang.
Prof. Khuda Bakhsk mengatakan bahwa pendidikan di Al-Kuttab
berkembang secara biasa tanpa campur tangan pemerintah. Pendidikan dasar
bukanlah satu macam pendidikan yang terdapat pada masa modern saja, akan
tetapi oerhatian terhadap pendidikan itu telah timbul dari pihak perorangan
secara sepontan pada masa-masa islam yang telah lalu, oleh karena itu AlKuttub telah terdapat pada setiap desa baik didirikan disamping masjid atau
bukan.
System belajar di Kuttab, tidak membatasi kebebasan orang tua untuk
mendatangkan para guru-guru kerumah-rumahnya untuk mengajarkan anakanak mereka secara privat dirumah, pendeknya Al-Kuttub adalah sesuatu yang
berharga dalam kehidupan islam, karena Al-Kuttub dalam hubungan dengan
agama merupakan sarana yang penting untuk kehidupan di dunia dan di
akhirat pendidikan dasar telah tersebar luas, terutama pada masa kejayaan
islam, sekalipun orang islam belum megerti prinsip-prinsip wajib belajar,
dengan pengertian Negara harus mengendalikan urusan pendidikan dan harus
mewajibkan belajar atas setisp orang pada usia tertentu.18
 Masjid

Masjid dapat dianggap sebagai majelis ilmu pengetahuan dalam islam,
masjid dan jami berfungsi sebagai sekolah menengah dan perguruan tinggi
dalam waktu yang sama. Masjid pertama kalinya sebagai pendidikan dasar,
akan tetapi orang-orang islam berpendapat lebih baik memisahkan pendidikan
anak-anak pada tempat tertentu kemudiannya, demi menjaga kehormatan
masjid dari keributan anak-anak dan karena mereka belum mampu menjaga
kebersihan.

18 Yatim Badri. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011),

h.39

23

Masjid merupaka tempat yang utama untuk mempelajari ilmu agama dan
ilmu lainyya, dan pendidikan diberikan Cuma-Cuma di sekolah-sekolah,
diantaranya masjid-masjid yang terkenal sebagai tempat belajar : jami „umar
bin ash, jami ahmad bin thulan, masjid al-azhar.
 Ulama-ulama (ahli ilmu agama islam)
- Ulama-ulama ahli tafsir19
Ulama-ulama sahabat ahli tafsir yang sangat termasyhur ialah:





Ali bin Abu Talib
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Mas‟ud
Ubaiya bin Ka‟ab

Kemudian di ikuti oleh murid-muridnya, ulama-ulama tabi‟in yaitu:





Ka‟bul bin Ahbar
Wahab bin Munabbih
Abdullah bin Salam
Ibnu Huraij

Sesudah masa sahabat dan tabi‟in tersebut itu, lahirlah tafsir Sufyan bin
„Uyainah, Waki‟ bin Al-Jarrah, Abdur Razaq dan lain-lain.
 Ulama-ulama hadits

Kitab bacaan satu-satunya ialah Al-Qur‟an. Sedangkan hadis-hadis
belumlah di bukukan. Hadis-hadis hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut,
dari mulut guru ke mulut murid-muridnya, yaitu dari hafalan guru
diberikannya kepada murid, sehingga menjadi hafalan murid pula dan
begitulah seterusnya. Setengah sahabat dan pelajar-pelajar ada yang mencatat
hadis-hadis itu dalam buku catatannya , tetapi belumlah berupa buku menurut
istilah kita sekarang.

19 Yatim Badri. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011),

h.40

24

Ulama-ulama sahabat yang banyak meriwayatkan hadis-hadis ialah:



Abu Hurairah (5374 hadis)



bin Umar (2210 hadis )



Aisyah (2210 hadis)



Abdullah bin Abbas (1500 hadis)
Anas bin Malik (2210 hadis)

 Ulama-ulama ahli fikih 20

Ulama-ulama sahabat yang sangat termasyhur dalam fiqih:



Abu Bakar



Usman bin Affan



Umar bin Khatab



Alibin Abu Thalib



Zaid bin Tsabit




Siti „Aisyah
Ubaya bin Ka‟ab
Mu‟az bin Jabal

Mereka itu adalah ahli ijtihad dan berani mengeluarkan pendapat, bila tak
ada nas dari kitab dan sunah.

20 Yatim Badri. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011),

h.41

25

ANALISIS PEMAKALH
Khalifah Abu Bakar As-Sidiq nama lengkapnya yaitu Abdul Ka‟bah bin
Abi Quhafah lahir di Mekkah, Jazirah Arab (sekarang Saudi Arabia) oktober 573
dan meninnggal tanggal 23 agustus 634 madinah.
Sebagai pemimpin umat islam setelah rasul, Abu Bakar disebut khalifah
Rasulullah ( Pengganti Rasul ) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut
khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi wafat untuk
menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan
kepala pemerintahan. Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun
634 M ia meninggal dunia.
Dalam perjalanan hidup Abu Bakar beliau mengislamkan seluruh
keluarganya yang tidak seorang pun mampu malakukan itu. Dan sebelum
meninggal kebijakan-kebijakan yang dilakukan Abu Bakar yaitu menumpas nabi
palsu, memberantas kaum murtad, menghadapi kaum yang ingkar zakat,
mengumpulkan ayat-ayat Al-quran.
Serta pendidikan pada masa Abu Bakar ini sama halnya pada masa
Rasulullah sebab Abu Bakar melanjutkan kembali pendidikan yag dijalankan
Rasulullah baik itu kurikulum, lembaga, metode serta implementasi pendidikan.

26

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Abu Bakar Al-Sidiq menjadi khalifah melalui pproses pemilihan oleh
sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar yang berkumpul di balai kota Bani Sa‟idah,
Madinah.setelah mereka bermusyawarah cukup alot karena masing-masing pihak
menginginkan jabatan khalifah maka akhirnya dengan semangat ukhwah
Islamiyah yang tinggi, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah.
Pola pendidikan pada masa Khulafah Abu Bakar Sidiq tidak jauh berbeda
dengan masa nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran
Islam yang bersumber pada Alquran dan Hadist Nabi.
Kurikulum yang di gunakan pada zaman Abu Bakar, selain berisi materi
pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan, isi Al-Qur‟an, Al-Hadits,
hukum islam, kemasyarakatan, ketatanegaraan, pertahanan, keamanan, dan
kesejahteraan. Pesrta didiknya di zaman Khalifaurrasyidin terdiri dari masyarakat
yang tinggal di Meekah dan Madinah.Yang menjadi pendidik di zaman
khulafaurrasyidin antara lain adalah Abdullah bin Umar, Abu Hurairah, Ibn
Abbas, Siti Aisyah, Anas bin Malik, Zaid bin Tsabit, Abu Dzar Al-Ghifari.
Adapun metode yang di gunakan dalam mengajar selain dengan bentuk halaqah,
dan lembaga pendidikannya yaitu di mesjid, suffah, kuttab dan rumah.

27

DAFTAR PUSTAKA

Abudin, Nata. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Media Group Grafindo.
Al jazairi, Abu bakar. 2001. Ilmu dan Ulama . Pustaka Azzam.
Asrohah, Hanun. 2001 Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Wacana Ilmu.
Mahmudunnasir, Syed. Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2005
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, PT. Pustaka Al-Husna Baru.
Jakarta. 2003
Yatim, Badri. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zuhairi, dkk. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

28