: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01881

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN
SNOWBALL THROWING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SD
Arindra Ikhwan Nur Huda,Mawardi,Suhandi Astuti

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
arindrahuda@gmail.comMawardi@staff.uksw.edu,suhandi.astuti70@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran Number Head
Together dan Snowball Throwing ditinjau dari hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SD Gugus Ki Hajar
Dewantoro. Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kuasi eksperimen (quasi research).Variabel
penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model pembelajaran Number Head Together (X1) dan Snowball
Throwing (X2) dan variabel terikata adalah hasil belajar Matematika siswa.Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif dan analisis statistic uji Ancova.Hasil penelitian menggunakan Uij Ancova diperoleh
nilai Fhitung sebesar 5.398 dan taraf signifikansi sebesar 0,0230. Nilai Fhitung< 0,05 oleh sebab itu F tidak
signifikan. Oleh karena nilai probabilitas 0,023 lebih kecil dari 0,05 artinya bahwa dampak pembelajaran NHT
lebih tinggi secara signifikan dari model Snowball Throwing.

Kata Kunci :model pembelajaranNumber Head Together, Snowball Throwing, hasilbelajar
ABSTRACT :The purpose of this study was to investigate the differences of Number Head Together and
Snowball Throwing learning method types reviewed from the fifth grades of Elementary School in Ki
HajarDewantoro learning outcomes in Mathematic. The type of the research is quasi research. The variable of
the study was free variable which were Number Head Together (X1) and Snowball Throwing (X2) learning types
and The bound variable used in the study was the students’ Mathematic learning outcomes. The analysis
technique used in the study were the descriptive technique and statistical analysis with ANCOVA Test. The result
of ANCOVA Test are Fcount is 5,398 and the significant is 0,0230. It indicatest that the probability is 0,023 is less
than 0,05 so it means that the impact of the NHT learning method types is more higher significant than Snowball
Throwing learning method types.
Keyword :Number Head Together learning method, snowball throwing learning method, learning outcomes.

ilmu dianggap sebagai ilmu abstrak Nurhasanah
(2010: 1) mengungkapkan bahwa matematika
dikatakan abstrak karena dalam objeknya atau
simbol-simbol dalam matematika tidak ada
dalam kehidupan nyata. Sebagai contohnya
adalah Lingkaran. Definisi lingkaran adalah
lengkungan tertutup yang semua titik padang
lengkung itu berjarak sama terhadap titik

tertentu dalam lengkungan itu
Mawardi (2018: 29) mengungkapkan
model pembelajaran adalah suatu rancangan
kerangka dalam melaksanakan pembelajaran
dalam model tersebut berisi langkah-langkah
pembelajaran
yang
sistematis,

PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu yang dikatakan
abstrak dan deduktif di Sekolah Dasar (SD).
Matematika secara ilmu secara Deduktif yang
berarti dalam proses pembelajaran matematika
tidak hanya menerima generalisasi hanya
dengan pengamatan(induktif) tetapi juga harus
berdasarkan pembuktian secara deduktif.
Dengan demikian untuk membantu pemikiran
serta dalam mencari jawaban secara benar dan
tepat dapat dicapai menggunakan cara induktif

dan selanjutnya generalisasi yang benar harus
bisa dibuktikan dengan cara deduktif.
Pandangan lain mengenai matematika adalah
49

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

mengoragnisasikan dari pengalaman belajar
dengan tujuan mencapai tujuan atau kompetensi
yang diharapkan, dan diajdikan pedoman dalam
pelaksanaan pembealajaran. agar peserta didik
lebih
memperhatikan
dalam
pembelajaran.Belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif

memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih
santai disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kejujuran, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Arif
Rochman
(2009:186)
mengungkapkanPembelajaran
kooperatif
(Cooperative
Learning)
adalah
model
pembelajaran yang
terbarukan yang
menekankan untuk saling berpikir positif antar
individu dan adanya untuk saling bertanggung
jawab dalam individu,dan mengembangkan
karakter individu dan selalu terjadi proses
evaluasi dalam kelompok. Wina Sanjaya (2008:

242) mengungkapkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang lebih
mengutamakan untuk belajar secara kelompok
yang memliki latar belakang kemampuan yang
berbeda serta serta-jenis kelamin, ras dan suku
budaya. Sistem pembelajaran ini dalam
melakukan penilaian bersifat kelompok, dan
kelompok yang mampu menunjukan prestasi
sesuai tujuan yang ditentukan guru maka
peserta didik akan mendapatkan penghargaan.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas tentang
Cooperative Learning dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
Kooperatif
merupakan
pembelajaran yang berpusat kepada peserta
didik secara kelompok yang menekankan setiap
individu untuk saling berpikir positif maupun
bekerja sama dalam kelompok, dan penilaian
prestasi

diukur
melalui
pembelajaran
kelompok.Walaupun sebenarnya tidak semua
belajar kelompok dikatakan cooperative
learning Rusman (2012: 203).
Pembelajaran
kooperatif
sendiri
memiliki kriteria sendiri dalam pelaksanaannya.
Isjoni (2009: 17) mengungkapkan ada beberapa
kriteria mengenai pembelajaran kooperatif yaitu
: (a) Dalam kelompok setiap anggota memiliki

peran dan andil dalam proses diskusi yang
dilakukannya (b) saling terjadi interaksi dan
kerjasama dalam kelompok (c) setiap kelompok
memiliki tanggung jawab dan wajib belajar
bersama dalam kelompok (d) dan guruikut serta
dalam pembelajaran untuk mengembangkan

ketrampilan
parapeserta
didikuntuk
mewujudkan kompetensi peserta didikmodelmodel pembelajaran yang ideal untuk
membelajarkan peserta didik secara aktif dan
menumbuhkan keterampilan berpikir secara
kritis dalam memecahkan suatu masalah.
Beberapa
model
pembelajaran
kooperatif yang dapat dilakukan oleh guru agar
peserta didik tidak malas, serta agar membuat
perubahan suasana pembelajaran di dalam
kelas. Di antaranya adalahPair Check, Jigsaw,
Student Team Achievment Division (STAD),
Role Playing, Numbered-Heads Toghether
(NHT), Teams Games Tournament (TGT),
Group Investigation, Example Non Example,
Picture and Picture, Think Pair Share dan
Make A Match dan Snowball Throwing.

Model
pembelajaran
Snowball
Throwing Throwing dan Number Head
Toghether (NHT) merupakan salah satu dari
tipe model pembelajaran kooperatif, kedua
model pembelajaran ini memiliki kesamaan
yang
relevan
terhadap
pembelajaran
matematika. Diantarannya dalam pembelajaran
ini peserta didik akan belajar secara
berkelompok secara heterogen. Pembelajaran
tipe Snowball Throwing Throwing dan NHT ini
guru dalam pembelajaran berperan fasilitator
saja Rusman (2012: 203) mengungkapkan
bahwa
model
pembelajaran

kooperatif
merupakan
model
pembelajaran
yang
melibatkan partisipasi peserta didik dalam satu
kelompok kecil dan saling berinteraksi dan
bekerja sama bersama anggota lainnya. Model
pembelajaran
Snowball
Throwingdan
Numbered Head Togethermerupakan bagian
dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
Snowball Throwing merupakan pembelajaran
yang melatih mental spontanitas peserta didik
dengan tanggap dari pesan yang diterima dari
50

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat


JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

teman kelompok lain,Snowball Throwing dalam
bahasa indonesia memiliki arti melempar bola.
Namun
dalam
pembelajaran
Snowball
Throwing bola tersebut terbuat dari kertas yang
berisi tentang pertanyaan daripeserta didik
kemudian dilemparkan kepada peserta didik
yang lain untuk dijawab.
Menurut Miftahul Huda (2013: 226)
model pembelajaran Snowball Throwingyang
implementasinya dengan melempar segumpal
kertas yang berisi pertanyaan dan dilemparkan
kepada peserta didik lain, kemudian peserta
didik yang terkena segumpal kertas diharuskan

untuk menjawab soal.Sedangkan menurut
Suprijono (2013: 106) model Snowball
Throwing disebut juga model pembelajaran
dengan cara melempar bola yag terbuat dari
kertas. Model pembelajaran ini melatih peserta
didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari
peserta didik lain dalam bentuk bola salju yang
terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan
tersebut kepada temannya dalam satu kelompok
dapat disimpulkan model Snowball Throwing
adalah pembelajaran dengan berbantuan
melempar kertas kepada teman sebagai pesan
pertanyaan
untuk dijawab oleh teman
kelompoknya sendiri. Menurut Komalasari
(2010: 67) Model pembelajaran Snowball
Throwing adalah model pembelajaran yang
menggali potensi kepemimpinan peserta didik
dalam kelompok dan keterampilan membuat
menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui
suatu permainan imajinatif membentuk dan
melempar bola salju.
Dari beberapa pendapat diatas tentang
Snowball Throwing dapat disimpulkan bahwa
pembelajaranSnowball Throwing adalah salah
satu jenis pembelajaran yang penerapannya
mempadukan pembelajaran melalui suatu
permainan imajinatif membentuk bola yang
berisikan pertanyaan, kemudian, dengan cara
melemparkan bola segumpalan kertas untuk
menunjuk peserta didik yang diharuskan
peserta didik menjawab soal dan sebagai
melatih peserta didik untuk lebih tanggap
menerima pesan dari peserta didik lain.

Model
pembelajaran
Cooperatif
Learning tipe Numbered Head Together
merupakan pembelajaran tipe diskusi yang
memiliki ciri khusus, yaitu setiap kelompok
memiliki tugas dan wewenangnya masingmasing. Kagan seperti dikutip dalam
tampubolon (2014:94) menyatakan, model
pembelajaran tipe NHT yang penerapannya
menggunakan kepala bernomor merupakan
hasil dari pengembangan tipe pembelajaran
TGT. Dengan ciri-ciri khusus pembelajaran
kelompok melalui penyelesaian tugas dengan
saling membagi ide/gagasan. Setiap anggota
kelompok harus memahami tugas, sehingga
peserta didik memahami konsep secara
seksama. Sedangkan menurut Trianto (2009:
82) model pembelajaran ini merupakan jenis
pembelajaran yang disusun agar berpengaruh
terhadap pola komunikasi peserta didik.
Sementara Miftahul Huda (2012: 03)
menyatakan bahwa model NHT merupakan
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat
dan dapat meningkatkan kerjasama peserta
didik. Pada model pembelajaran NHT setiap
peserta didik dalam kelompok diberikan sebuah
nomor yang berbeda, sehingga untuk mewakili
presentasi di depan kelas guru hanya
memanggil nomor-nomor tersebut. Jadi dari
pendapat beberapa pendapat dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran tipe NHT merupakan
penerapannya
pada
kelompok
melalui
penyelesaian tugas dengan saling membagi ide
yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi
peserta
didik
untuk
saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang tepat.
Istiqomah (2013: 3) melakukan
penelitian
tentang
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dalam pembelajaran ips
untukmeningkatkan hasil belajar siswa pada
kelas V. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
hasil belajar peserta didik mengalami
peningkatan selama tiga siklus dengan
51

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

persentase ketuntasan 61,29% pada siklus I,
77,42% pada siklus II, 86,21% pada siklus III.
Selain itu penelitian lain juga telah
dilakukan oleh Heri Maria Zulfiati (2013: 104)
tentang penerapak model Cooperative Learning
tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan
keaktifan serta hasil belajar siswa, dengan
menunjukan kesimpulan bahwa dengan
menggunakan
pembelajaran
Snowball
Throwing mengalami peningkatan dalam
pembelajaran, ditunjukan dengan rata-rata
siklus 1 diperoleh 72,84 sedangkan siklus 2
diperoleh 83,26.Dimas Wira Yudha (2014: 6)
melakukan penelitian tentang studi komparasi
strategi dengan model NHT dan Snowball
Throwing ditinjau pada hasil belajar. pada
penelitian
ini
penelitian
dilakukan
menggunakan uji T yang memperoleh hasil
komparasi yang signifikan yaitu dengan model
NHTpeserta didik memperoleh rata-rata 83,67
sedangkan menggunakan model Snowball
Throwingpeserta didik memperoleh rata-rata
77,78.
Dari beberapa hasil penelitian yang
telah dilaksankan terdapat perbedaan hasil
penelitian
antara
model
pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing dan tipe
NHT maka timbul keragu-raguan model mana
yang lebih unggul. Salah satu penelitian yang
telah dilakukan oleh Dimas Wira Yudha
menyebutkan dalam pembelajaran NHT
memiliki hasil yang lebih baik daripada model
Snowball Throwing. Peneliti juga berasumsi
dalam penilitian yang akan dilaksanakan
mungkin akan berdampak sama.
Langkah-langkah
pembeajaran
Snowball Throwing menurut Suprijono (2012:
128) diungkapkan sebagai berikut: 1) Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan. 2)
Guru
membentuk
kelompok-kelompok
kemudian memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk diberikan penjelasan tentang
materi.3) Masing-masing ketua kelompok
kembali
ke
kelompoknya,
kemudian
menjelaskan materi yang diperoleh dari guru
kepada temannya. 4) Kemudian masing-

masing peserta didik diberikan satu lembar
kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian
kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik
ke peserta didik yang lain. 6) peserta didik
yang mendapat lemparan bola diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas yang berbentuk bola
tersebut. 7) Evaluasi. 8) Penutup. Dari
pendapat para ahli diatas setelah di analisa atau
di pahami secara komponen pelaksanaanya
terdapat beberapa pendapat yang memiliki
kesamaan seperti pada intinya dengan
menggunakan lemparan kertas, Analisis
komponen-komponen Model Pembelajaran
Snowball Throwing
Menurut Miftahul Huda (2012: 245)
Penerapan langkah-langkah Pembelajaran NHT
dapat
dilaksanakan
seperti
1)
Guru
menyampaikan
materi
serta
tujuan
pembelajaran sesuai kompetensi yang akan
dicapai terhadap peserta didik. 2) Guru dapat
memberikan kuis secara individu terhadap
peserta didik untuk mendapatkan skor awal. 3)
Peserta didik dibagi menjadi berbagai
kelompok kecil yang setiap kelompok
anggotanya 4-5 orang. 4)Setiap peserta didik
dalam kelompok mendapat pin serta tugasnya.
5) peserta didik diecek pemahaman dengan
memanggil salah satu nomor anggota kelompok
untuk menjawab. Jawaban salah satu peserta
didik yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil
jawaban dari kelompok. 6) Peserta didik
difasilitasi dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan pebegasan pada
akhir pembelajaran. 7) Peserta didik diberikan
tes/kuis kepada oleh guru seecara individual. 8)
Peserta didik diberikan penghargaan kelompok
melalui penghargaan berdasarkan perolehan
nilai.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan
penelitian eksperimen semu (quasi research).
52

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

Penelitian eksperimen semu menurut Wina
Sanjaya (2013: 100) mengungkapkan penelitian
yang kelompoknya tidak dilaksanakan secara
acak atau random. Eksperimen semu (quasi
research) merupakan pengembangan dari
penelitian murni (true-research) yang sulit
untuk dilakukan Sugiyono (2009: 114).
Syaiffudin Azwar (2011: 11) mengungkapkan
eksperimen semu di lakukan dan di rancang
semirio mungkin dengan penelitian eksperimen
murni. Namun akan tetapi tidak semua variabel
dapat
dikontrol.Kemudian
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diberikan
pretest dan posttest untuk mengetahui adakah
perbedaan signifikansi antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
didik
di SDN 01 Sobokerto dan SDN
Sobokerto 02 pada kelas V pada tahun ajaran
2017/2018 dengan jumlah peserta didik pada
SDN 01 sebanyak 24, SDN 02 memiliki jumlah
peserta didik sebanyak 31 anak, dan SDN 03
Sobokerto 03 memiliki jumlah peserta didik 26.
Variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian ini yaitu variabel bebas model
pembelajaran jenis model pembelajaran
Snowball Throwingdan Numbered Head
Together, sedangkan variabel terikat pada
penelitian ini adalah hasil belajar.
Metode pengumpulan data menggunakan
tes, observasi dan dokumentasi. Metode tes
digunakan untuk mengumpulkan data prestasi
belajar siswa. Metode observasi digunakan
untuk mengumpulkan data motivasi belajar
siswa.Instrumen tes hasilbelajar. Uji instrumen
meliputi uji validitas, uji reliabilitas dan uji
kesukaran soal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Hasil Belajar Matematika Peserta
didik Kelas 5 SD Negeri Sobokerto 01, SD
Negeri Sobokerto 02 dan SD Negeri
Tingkat Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas 5 SD Negeri Sobokerto 01,02 dan 03
Menggunakan
Model
Snowball
ThrowingSebagai
Kelompok
Kontrol/
Eksperimen 2

Sobokerto 03 Menggunakan Model NHT
sebagai Kelompok Eksperimen 1
Tingkat hasil belajar matematika peserta didik
menunjukan melalui statistik deskriptif dari
hasil pretest dan posttest yang terdiri dari ratarata hasil (mean), nilai tertinggi eksperimen
(max), nilai terendah eksperimen (min), standar
deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya
dalam bentuk grafik.
Tabel 1 Statistik Deskripti Nilai Pretest dan
Posttest Kelompok Eksperimen 1
N
Pretest
Posttest
Valid N
(listwise)

40
40

Descriptive Statistics
Min
Max
Mean
16.00
28.00

64.00
100.00

41.975
79.600

Std.
Deviation
12.60543
15.96920

40

Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata eksperimen (nilai uji pretest) sebelum
dilaksanaknanya proses pembelajaran dengan
perlakuan model Numbered Head Together
sebesar 41.87 dan memperoleh standar deviasi
12.83 Setelah pelaksanaan dengan penerapan
model pembelajaran NHT mendapatkan nilai
rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi
79,60 dan memperoleh nilai standar deviasi
dengan nilai 15.96 selain itu nilai tertinggi yang
di capai pada pretest menjadi 64 dan nilai
terendahnya adalah 12, berbeda dengan nilai
pada posttest, yang menunjukan hasil nilai
tertinggi dengan angka 100 dan nilai terendah
menggunakan model NHT adalah 25. Jumlah
peserta didik yang mengikuti penerapan model
NHT saat preteset dan posttest adalah 40
peserta didik. Jumlah data yang disajikan cukup
banyak, sehingga peneliti memutuskan untuk
menyusun data menggunakan tabel distribusi
frekuensi di harapkan penyajian nantinya di
harapkan lebih efisien.
Tingkat hasil pembelajaran Matematika peserta
didik dipaparkan melalui statistik deskriptif dari
hasil uji pretest dan uji posttest yang terdiri dari
rata-rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai
terendah (min), standar deviasi, serta distribusi
53

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk
grafik.

sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan
model Snowball Throwing Throwing mendapat
hasil sebesar 37.34 dengan standar deviasi yang
di peroleh sebesar 13.07 Setelah pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model
Snowball Throwingdidapatkan nilai rata-rata
(nilai posttest) meningkat menjadi 68 dengan
standar deviasi 19.05 Nilai tertinggi yang
dicapai pada pretest adalah 68 dan nilai
terendahnya adalah 20, sedangkan pada posttest
nilai tertinggi yang dicapai adalah 100 dan nilai
terendahnya adalah 40 Jumlah peserta didik
yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak
41 peserta didik.

Tabel 2 Statistik Deskripti Nilai
Pretest&Posttest Kelompok Kelas Kontrol
N
Pretest
Posttest
Valid N
(listwise)

41
41

Descriptive Statistics
Min
Max
Mean
20.00
28.00

68.00
100.00

37.341
68.341

Std.
Deviation
13.07213
13.07213

40

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata kelas kontrol (nilai uji pretest)
Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran
Deskripsi hasil komparasi tentang penelitian ini
memaparkan perbandingan hasil pengukuran
dari kelompok eksperimen dan kontrol. Hal
tersebut dinilai berdasarkan nilai pretest dan
posttest. Deskripsi hasil komparasi model
NHTdan Snowball Throwingdisajikan dalam
bentuk tabel dan grafik berikut :
Tabel 3 Komparasi Hasil Pengukuran
Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Total
Pengukuran
Pretest
Posttest

Rerata Skor (Mean)
Kelompok
Eksperimen Kontrol
41.97
37.34
79.60
68.34

Homogenitas Koefisien Regresi Linier
Uji pengukuran homogenitas regresi
linier data bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel bebas ( X1), variabel ( X2), dan
variabel terikat (Y) homogen atau tidak. Acuan
variabel X dan variabel Y dinyatakan homogen
adalah jika nilai Beta (B) > 0,6 Budiyono (2009:
300). Jika probabilitas yang menunjukan lebih
kecil dari 0,05 makan koefisien regresi linier
kedua sampel homogen. Berikut hasil dari Uji
Homogenitas
Koefisien
Regresi
Linier
menggunakan SPSS 2.0
Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi
Linier
Berdasarkan
hasil
penelitian
uji
normalitas yang menunjukkan bahwa persebaran
data pada uji pengukuran pretest-posttest
berdistribusi normal dan uji homogenitas
menunjukkan bahwa data uji pengukuran pretest
adalah homogen serta data uji pengukuran
posttest adalah homogen, maka dengan
demikian uji prasyarat telah terpenuhi.
Selanjutnya populasi data pretest-posttest
dilakukan uji pengukuran homogenitas koefisien
regresi linear dijadikan sebagai acuan untuk
menguji hipotesis yaitu ada/tidak perbedaan
rata-rata nilai posttest yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut tabel
uji homogenites koefisien regresi linear

Keterangan
Selisih
Skor
4.63
11.26

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan hasil bahwa
perbedaan nilai rata-rata uji pengukuran awal
yang ditunjjukan terdapat adanya selisih skor
antara tahap uji awal (pretest) kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 4.63
dengan keterangan bahwa kelompok eksperimen
lebih unggul. Pada tahap uji pengukuran akhir
(posttest) juga terdapat perbedaan nilai rata-rata
yang menunjukkan 79.60 untuk kelompok
eksperimen dan 68.34 untuk kelompok kontrol.
Keterangan lebih lanjut dalam uji pengukuran
akhir keduanya memiliki selisih 11.26 dimana
rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih tinggi
secara signifikan.
Dependent Variable: Posttest

54

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018
Parameter

B

Std.
Error

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444
T

Sig.

Intercept
39.640 5.315 7.457 .000
Pretest
.769
.128
5.983 .000
[Kelompok=1,00]
7.697 3.313 2.323 .023
[Kelompok=2,00]
0a
.
.
.
a. This parameter is set to zero because it is redundant.

95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
29.058
50.222
.513
1.024
1.102
14.293
.
.

Partial Eta
Squared
.416
.315
.065
.

Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil uji
yaitu Uji normalitas, Uji Homogenitas dan Uji
homogenitas koefisien regresi linear pada beta
Homogenitas koefisien regresi linier, seluruh
menunjukkan hasil sebesar 0,769 atau > 0,60,
varian data telah memnuhi uji prasyarat
maka dapat disimpulkan maka dapat
ANCOVA yang telah ditentukan maka,
disimpulkan bahwa pretes (X2) kelompok
penarikan kesimpulan hipotesis dapat dilakukan
ekperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 linier
dengan menggunakan uji ANCOVA.
dengan hasil belajar (Y). Dari tiga Uji prasyarat
Tabel 4Hasil Uji ANCOVA Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Posttest
Source

Type III Sum of
Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

Partial Eta
Squared

Corrected Model

10265.529a

2

5132.765

23.868

.000

.380

Intercept
Pretest
Kelompok
Error
Total
Corrected Total

14216.616
7699.139
1160.817
16773.681
469412.000
27039.210

1
1
1
78
81
80

14216.616
7699.139
1160.817
215.047

66.109
35.802
5.398

.000
.000
.023

.459
.315
.065

a. R Squared = ,380 (Adjusted R Squared = ,364)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui
bahwa data output SPSS hasil uji penelitian
ANCOVA pada coorrected model nampak
menunjukkaan angka signifikansi 0,00 p <
0,05 artinya pretest dan model pembeljaran
secara simultan berbeda dampaknya
terhadap
hasil
belajar.
Intercept
menunjukkan nilai konstanta dengan
signifikansi 0,00 p < 0,05 dengan
sumbangan dampak perlakuan terhadap hasi
belajar sebesar 0,459. Nilai signifikansi
pretest menunjukkan 0,00 atau p < 0,05
artinya pretest memiliki dampak terhadap
hasil
belajar.
Model
pembelajaran
menunjukkan nilai signifikansi 0,023 atau p
< 0,05 artinya model pembelajaran memiliki
dampak yang signifikan terhadap hasil
belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar yang

signifikan pada kelompok (NHT) dengan
Snowball Throwing.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari uji hipotesis
penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan pada penerapan
kedua model dalam penelitian. Penelitian
yang telah dilakukan pada kedua kelas
eksperimen dengan memberikan perlakuan
menggunakan model NHT dan Snowball
Throwing
dapat
diketahui
terdapat
perbedaan hasil belajarlebih tinggi secara
signifikan. Hal ini dapat dilihat oleh hasil
data deskriptif yang menunjukkan bahwa
terdapat nilai rata-rata model NHT dengan
model Snowball Throwingserta hasil
komparasi kedua model menunjukkan
bahwa perolehan nilai rata-rata penggunaan
model NHT lebih tinggi dibandingkan
55

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

dengan nilai rata-rata pada model
pembelajaranSnowball Throwing. Model
NHT dan Snowball Throwing dipilih karena
dalam pelaksanaannya pendekatan ini
memberi penekanan pada penggunaan
struktur
tertentu
dirancang
untuk
mempengaruhi pola interaksi peserta didik.
Struktur tugas yang dikembangkan oleh
Kagan ini dimaksudkan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional, seperti
resitasi, di mana guru mengajukan
pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa
memberi jawaban setelah mengangkat
tangan dan ditunjuk.
Model Numbered Head Together dan
Snowball
Throwing
dipilih
sebagai
perlakuan
untuk
membandingkan
keefektifan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran matematika. Kemudian
dalam penelitian menunjukkan Hasil uji
prasyarat dari kedua kelompok penelitian
adalah homogen karena Nilai pretest
kelompok eksperimen dan kontrol sebesar
0,980 > 0,05 dan nilai posttest sebesar 0,114
> 0,05. Kesimpulan dari hasil uji prasyarat
adalah kedua varian tersebut (kelas
eksperimen
dan
kontrol)
homogen.
Sedangkan hasil uji normalitas pretestposttest secara keseluruhan melebihi 0,05
sehingga dari hasil pengukuran dapat
disimpulkan kelompok eksperimen dan
kontrol berdistribusi normal. Analisis
deskriptif dari perolehan skor kelompok
eksperimen dilihat dari hasil uji pretest
sebesar 41,975 meningkat menjadi 79,600
dilihat dari hasil uji posttest. Sedangkan
pada kelompok kontrol juga mengalami
peningkatan yaitu perolehan skor uji
pengukuran
pretest sebesar 37,341
sedangkan hasil uji pengukuran posttest
menunjukkan hasil 68.341
Analisis
selanjutnya
adalah
uji
pengukuran homogenitas koefisien regresi
linear
dengan
pemerolehan
yang
menunjukkan angka signifikansi pada beta

sebesar 0,769 > 0,60, maka dapat
disimpulkan bahwa data yang diperoleh
adalah
homogen
dan
kemudian
menggunakan model ANCOVA. Hasil uji
pengukuran ANCOVA pada coorrected
model menunjukkan bahwa Fhitung sebesar
23,868 dengan taraf signifikansi hitung
0,000 < 0,050, maka dampak variabel
independen secara simultan terhadap
veriabel dependen signifikan. Kesimpulan
bahwa model NHT bersama-sama dengan
kemandirian belajar simultan memiliki
dampak yang berbeda secara signifikan
terhadap
kompetensi
hasil
belajar
mahasiswa,
dibandingkan
model
pembelajaran Snowball Throwing. Padaa
intercept menunjukkan bahwa Fhitung
sebesar 66.109 dengan taraf signifikansi
0,00 atau < 0,05. Nilai intercept adalah
besaran konstanta besaran perubahan nilai
variabel independen. Pada kovariat pretest
diperoleh data Fhitung 35.802 dengan taraf
signifikan 0,00 < 0,02 sehingga dampak
kovariat signifikan. Maknanya bahwa ada
perubahan pengaruh pretest terhadap
kompetensi hasil belajar peserta didik.
Varian model pembelajaran, diperoleh
nilai Fhitung sebesar 5.398 dan taraf
signifikansi sebesar 0,0230 atau < 0,05.
Nilai Fhitung > 0,05 oleh sebab itu F tidak
signifikan.
Artinya
bahwa
dampak
pembelajaran NHT lebih tinggi secara
signifikan dari model Snowball Throwing.
Penerapan model Numbered Head Together
(NHT) dalam pelaksanaan uji penelitian
memiliki keunggulan dalam praktek
pembelajaran serta memberikan pengaruf
positif dalam kenaikan hasil belajar peserta
didik dibandingkan dalam penerapan model
Snowball Throwing. Model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) memiliki
sintaksmagtik dalam pelaksanaanya yang
menyenangkan sehingga peserta didik dapat
memperoleh informasi mengenai materi
pembelajaran dengan baik serta dalam
56

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

pelaksanaan modelnya dapat menimbulkan
kekompakkan dalam kelompok belajar.
Selain model Numbered Head Together
(NHT) yang dalam pelaksanaan modelnya
dapat menimbulkan kekompakkan dalam
kelompok
belajar,
model
Snowball
Throwingdipilih dalam penelitian karena
model tersebut menarik dapat peserta didik
seperti bermain dengan melempar bola
kepada peserta didik lain
Sejalan dengan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan oleh Penelitian lain yang
telah dilakukan oleh Hanifah Kusumawati&
Mawardi (2016: 262) tentang perbedaan
penerapan model pembelajaran NHT dan
STAD ditinjau dari hasil belajar, dalam
pelaksanaan penelitiannya menggunakan uji
pengukuran ANCOVA mendapat temuan uji
probabilitas sebesar 0,002 < 0,05, berarti H0
ditolak, Ha diterima. Pada varian intercept
nampak bahwa F hitung sebesar 16,885
dengan taraf signifikansi hitung 0,000. Oleh
karena 0,000 ttabel).
Berdasarkan
data
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwingberbantuan media benda konkret
berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
matematika
dengan presentase sebesar
24,77 dibanding dengan 14,69.Namun
meskipun demikian secara pelaksanaan
model ini tidak sesuai dengan hasil yang
diperoleh
oleh
peneliti
dikarenakan
perbedaan sampel serta karakteristik peserta
didikBerdasarkan pemaparan analisis data
dapat disimpulkan pada penelitian peserta
didik kelas 5 Gugus Ki Hajar Dewantoro
semester 2 tahun ajaran 2017/2018 dan
menunjukkan hasil terdapat perbedaan hasil
belajarlebih tinggi secara signifikan antara
hasil akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
SIMPULAN
57

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

Hasil analisis dan pembahasan
penelitian yang telah dilaksanakan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian perbedaan hasil model
pembelajaran NHT dan Snowball Throwing
kelas 5 SD Gugus Ki Hajar Dewantoro
terdapat hasil belajar yang lebih signifikan.
Dengan hasil perhitungan rata-rata posttest
model NHT adalah 79,60 dan 68.34 pada
Snowball
Throwing,
maka
dapat
disimpulkan bahwa model NHT lebih baik
darpada model Snowball Throwing, dalam
menyampaikan mata pelajaran matematika

dengan materi bangun ruang terhadap hasil
belajar peserta didik. Hal tersebut
ditunjukkan pada uji ANCOVA mendapat
hasil sebesar Fhitung sebesar 5.398 taraf
signifikan atau probabilitas 0,0230.; sebab
probabilitas 0,0230 < 0,05, maknanya H0
ditolak sedangkan Ha diterima. Maka
terdapat perbedaan yang signifikan pada
model Numbered Head Together (NHT) dan
Snowball Throwingditinjau dari hasil belajar
Matematika pada siswa Kelas 5 SD Gugus
Ki
Hajar
Dewantoro
Boyolali.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.
Astuti, Suhandi. 2016. Penerapan Supervisi
Akademik Untuk Meningkatkan
Kompetensi Guru Dalam Menyusun
Administrasi Penilaian di SD
Laboratorium UKSW. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 6(1). 124125.
Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning
Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
--------------. 2013. Model-Model Pembelajaran
dan Pengajaran. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Isjoni, 2009. Cooperative Learning (Efektifitas
Pembelajaran Kelompok), Bandung :
Alfabeta.

Istiqomah. 2013. penerapan model
pembelajaran kooperatif tipeNumbered
Head Together (NHT) dalam
pembelajaran IPS untukmeningkatkan
hasil belajar siswa kelas v-b sd al –
ichsan surabaya. E-Journal UNESA,
1(1), 3-4.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran
Kontekstual konsep dan aplikasi.
Bandung : PT Refika Aditama. Hal : 63.
Kusumawati, Hanifah. 2017. Perbedaan
Pengaruh Model Student Teams
Achievement Division (STAD) dan
Numbered Heads Together (NHT)
Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V SD. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 6(3), 267275.
Mawardi. 2018. Merancang Model dan Media
Pembelajaran. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 8(1), 28 &
40.
Mardapi, Djemari. 2011. Penilaian Pendidikan
Karakter, Pendidikan Karakter Dalam
58

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

JKPM VOLUME 5 NOMOR 1 APRIL 2018

e ISSN : 2549-8401 p ISSN: 2339-2444

Presspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta : UNY Press.
Maria HeriZulfiati. 2013. Penerapan Model
Cooperative
LearningTipe
Snowball
Throwing
UntukMeningkatkanKeaktifandanHasilBel
ajar IPS Siswa SD. Journal UMS
:ProfesiPendidikanDasar, 1(2), 101-108

Rusman, 2012. Model-model pembelajaran
mengembangkan profesionalisme guru.
Jakarta : PT Prenadan Media Group.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Sanjaya, Wina, Prof.2008. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Pendidikan. Jakarta : Kencana.
------------. (2013). Penelitian Pendidikan,
Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenanda Media Group.
Syah Alam Swara, Triyono, dan Budi Setyo
Harun. 2013. Penggunaan Model
Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Throwing Dalam Pembelajaran PKN
Siswa Kelas IV SDN 2
Pangenjurutengah Tahun Ajaran
2013/2014. Kalam Cendikia PGSD
Kebumen, 6(3), 4-5.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
RnD. Bandung : Alfabet

Nurhasanah, Farida. 2010. Media
Pembelajaran Matematika. Hand Out
mata kuliah Media Pembelajaran
Matematika Jurusan Pendidikan
Matematika UPI Bandung : Tidak
diterbitkan.
Paramitha Ketut Desak, Garminah Nyoman Ni,
dan Wibawa Citra I Made. 2015.
Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA. JPI : Journal of
Education Action Research, 4(1), 8-9.

59

http: jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMat

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53