Multinational Cooperation Dalam defence Ekonomi

Multinational Cooperation Dalam Ekonomi Global
Perusahaan Multinasional (MNC) merupakan perusahaan yang sangat erat kaitannya
dalam kegiatan internasional, tetapi MNC bukan hanya sekedar perusahaan yang hadir dalam
kegiatan-kegiatan internasional, dan ada juga perusahaan yang bukan MNC terlibat dalam
kegiatan-kegiatan internasional. MNC adalah perusahaan yang mengontrol, mengelola,
mengatur pembangunan cabang perusahaan induk negaranya (Home Country) di negara tuan
rumah (Host Country). MNC terkait erat hubungannya dalam produksi barang, perdagangan
internasional, dan investasi lintas batas, contoh GE (General Electric) mengatur 250 pabrik di
26 negara Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Asia, banyak hasil prosuksinya
dipasarkan ke Asia, Amerika Latin, serta untuk menciptakan produksi global dan jaringan
perdagangan internasional dan melakukan investasi lintas batas negara.MNC tidak terlepas
dari FDI (Foreign Direct Investment), FDI bisa dikatakan sebagai kebijakan MNC dalam
melakukan pembelian perusahaan yang telah ada dan melakukan pembangunan perusahaan
baru di negara Host Country, melalui FDI perusahaan-perusahaan dapat menginternasional
kegiatan prosuksinya dalam ekonomi global.
MNC mempunyai peran penting dalam ekonomi global untuk meraih kepentingannya,
dimana menurut PBB, MNC menguasai sepertiga exspor global dan memperkerjakan 77 juta
orang diseluruh dunia (UNCTAD, 2009). Kegiatan-kegiatan exspor MNC dilakukan
disejumlah cabang-cabang perusahaan yang berada di Host Country, yang mana kegiatannya
sangat terkonsentarasi di negara-negara industri maju. Negara industri maju merupakan
penyedia atau penyalur FDI. Pada tahun 80-an Amerika Serikat, Eropa dan Jepang telah

menyediakan 90% FDI, dan 82% investasi telah disalurkan ke negara-negara berkembang
pada tahun 1990. Akibat dari FDI ini kemudian muncul perusahaan MNC baru yang berbasis
di Asia Timur sebagai investor asing yang penting, walaupun pada saat itu terjadi krisis
keuangan, negara industri maju tetap menyediakan 81% FDI dunia.
Meskipun kegiatan-kegiatan MNC terpusat dinegara-negara industri maju dunia.
Namun aktivitas MNC di negara berkembang sudah mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada tahun 2008 FDI masuk ke negara-negara berkembang dengan jumlah total lebih dari
620 milyar dolar, distribusi investasi ini tidak secara dibagikan ke negara bekembang saja,
tetapi secara besar tersalurkan ke Asia dan Amerika Latin.Tahun 2008 negara Asia menerima
lebih dari 60% investasi dan negara berkembang kemudian muncul sebagai tempat bagi
MNC.
Keuntungan Lokasional (Locational Advantage)
Keuntungan ini ada ketika suatu negara memiliki salah satu ciri dari cadangan sumber
daya alam yang besar, pasar lokal yang besar, dan peluang-peluang untuk memperluas
efisiensi dari operasi-operasi perusahaan. Keutungan lokasional dalam investasi sumber daya
alam muncul dari adanya cadangan yang besar dari sumber daya alam di negara lain.
Keinginan untuk mendapatkan keuntungan dari penggalian sumber daya alam ini menjadi
dorongan awal kegiatan investasi internasional, contoh perusahaan-perusahaan tambang

Amerika Anaconda dan Kennecott membuat investasi besar dalam operasi pertambangan di

Chile dalam rangka menjamin persediaan sumber daya bagi produksi Amerika. Peusahaan
Amerika dan Eropa telah berinvestasi di wilayag Timur-Tengah, karena wilayah ini
mempunyai proporsi cadangan minyak dunia yang melimpah.
Ekonomi telah menempatkan tekanan besar pada interaksi antara keuntungan
lokasional dan ketidasempurnaan pasar. Keuntunga lokasional berorientasi pada pasar
investasi muncul karena adanya pasar konsumen yang besar dan diharapkan tumbuh cepat
setiap waktunya. Perusahaan-perusahaan menjual produk mereka ke pasar internasional
karena secara jelas adanya permintaan dan pertumbuhan pasar yang besar dari pada
permintaan dan pertumbuhan yang kecil dan stagnan. Persaingan yang kurang baik dipasar
internasional akan mempermudah MNC untuk melakukan penjualan produnya dipasar
tersebut, adanya hambatan tarif dan non tarif penting untuk invetasi jenis ini. Denga
berinvestasi
di
suatu
negara perusahaan-perusahaan
pada
dasarnya
bisa
mengabaikan hambatan tersebut untuk memproduksi dan menjual produknya di pasar lokal.
Negara yang mempunyai pertumbuhan pasar yang cepat dan besar, dengan jumlah

perusahaan lokal yang sedikit pada industri tertentu dan tersembunyi dari persaingan global
akan menarik peluang-peluang investasi bagi MNC di negara tersebut. Contoh tahun 1960
dan awal banyak MNC Amerika yang bergerak dibidang automobil membuat investasi
langsung ke Uni Eropa untuk mendapatkan akases dalam menciptakan pasar bersama.
Tahun1980 dan awal 90an perusahaan Jerman dan Jepang yang bergerak dalam bidang
automobile (Toyota, Honda, Nissan, BMW, Volkwagen, Mercedes Benz) membangun pabrik
mobilnya di Amerika Serikat dalam merespon VERs (Voluntary Exsport Restraints) yang
membatasi impor mobil. Keinginan untuk mendapatkan akses pasar luar negeri yang tidak
dibatasi menjadi dorongan bagi banyak MNC untk melakuan investasi.
Keuntungan lokasional dalam investasi yang berorientasi pada efisiensi, muncul
karena biaya yang rendah terhadap faktor-faktor industri yang digunakan secara intensif
dalam memproduksi barang-barang tertentu. Dalam investasi yang berorientasi efisiensi
perusahaan induk menyediakan atau mengalokasikan tahapan yang berbeda untuk bagian
yang berbeda di dunia, sesuai dengan faktor kemampuan dari sebuah tahapan produksi yang
bertempat di negara-negara tertentu. Contoh mendesain dan membuat chip dilakukan di
negara industri maju yang memiliki modal yang melimpah, sedangkan tahapan padat karya
dari produksi dilakukan dinegara berkembang yang mempunyai tenaga kerja melimpah.
Keuntungan lokasional memberikan dasar perusahaan untuk memutuskan untuk
menginternasionalisasikan kegiatannya.
Ketidaksempurnaan pasar

Muncul ketika mekanisme harga jatuh dalam mempromosikan peningkatan
kesejahteraan pada ekonomi global, ini berarti dalam keadaan tertentu perusahaan tidak
mampu memperoleh keuntungan dari adanya keuntungan lokasional kecuali jika mereka
menginternasionlaisasikan transaksinya. Didalam ketidaksempurnaan pasar ada dua tipe
dalam integrasi. Integrasi Horizontal terjadi ketika sebuah perusahaan menciptakan beberapa
fasilitas-fasilitas produksi yang masing-masing menghasilkan barang yang sama dan baik.

Dalam ekonomi internasional, MNC memproduksi barang yang sama dibeberapa pasar
nasional, seperti Ford, General Motor, Volkwagen dan perusahaan mobil jepang masingmasing memproduksi barang yang sama dipabrik yang bertempat di Amerika Serikat, Eropa
Barat. Perusahaan mengintegrasi secara horizontal ketika keuntungan didapat dengan
menempatkan sejumlah pabrik dibawah kontrol administrasi bersama.
Didalam integrasi horizontal ada modal yang tidak berwujud, terkadang nilainya
diperoleh dari pengetahuan dari sekumpulan keahlian atau sekumpulan rutinitas yang dimiliki
perusahaan dari ide manusia. Modal ini bisa didasarkan pada proses hak paten atau
perencanaan, atau modal ini dapat muncul dari “mengetahui bagaimana membagi”. Antar
karyawan perusahaan, modal ini sering menimbulkan integritas secara horizontal karena
modal-modal ini sulit menjual atau mengizinkan perusahaan lain untuk menentukan nilai atau
harganya secara tepat.
Integrasi Vertikal, dimana perusahaan menginternasionalisasikan barang setengah jadi
mereka, Sebuah barang setengah jadi adalah output dari suatu proses produksi yang

menyediakan sebuah input ke proses produksi lainnya. Modal khusus adalah investasi yang
diperuntukan hubungan ekonomi jangka panjang, contoh pemilik kapal yang akan
mengirimkan barangnya. Ia meletakannya di pelabuhan kemudian menuju pasar dengan
kereta api. Pemilik kapal menghubungi pihak kereta dan meminta untuk membangun rel jalur
utama ke perlabuhan, sehingga pemilik kapal bisa menganggkut barangnya ke kereta. Jika
pihak kereta api setuju membangun rel kereta yang kemudian ditujukan untuk mengirimkan
barang-barang pemilik kapal melalui jalur rel kereta, dengan kata lain, rel ini adalah modal
khusus untuk menghubungkan secara terus menerus antara pemilik kapal dan pemilik kereta
api.
Modal khusus menciptakan dorongan integrasi vertikal karena integrasi ini sulit untuk
menjalin kontrak jangka panjang. Kesepakatan awal pemilik kapal setuju untuk membayar
perusahaan kereta dengan biaya tertentu untuk membangun rel guna mengirimkan barangnya
sewaktu-waktu. Biaya awal ini menguntungkan pihak kereta dalam membangun rel. Adanya
modal khusus menetapkan keuntungan atas prilaku oportunistik dalam investasi yang dibuat.
Keuntungan lokasional, ketidaksempurnaan pasar dan MNC
Meskipun kentungan lokasional dan ketidaksempurnaan pasar sering terjadi secara
bebas satu sama lain. Keuntungan lokasional memberi tahu kita aktivitas lintas batas yang
menguntungkan, sedangkan ketidaksempurnaan pasar memberi tahu kita bahwa perusahaan
bisa mendapatkan keuntungan melalui peluang-peluang ini hanya dengan
menginternasionalisasi transaksi dalam struktur perusahaa tunggal.

Kombinasi dari keuntungan lokasional dan ketidaksempurnaan pasar dalam industri
mobil telah menyebabkan cukup banyak FDI dan semua produsen mobil di Eropa dan
Amerika. Ketika keuntungan lokasional digabungkan modal khusus, maka akan disebut
sebagai integrasi vertikal, MNC menginvestasikan modalnya ke sumber daya alam atau
mengurangi biaya produksi dalam memperduksi barang, contoh perusahaan asing
menginvestasikan modalnya untuk mengurangi biaya produksi dengan membangun pabrik di
negara-negara berkembang.

Ketika ketidaksepurnaan pasar dan modal tak berwujud dikombinasikan ( integrasi
horizontal), dimana MNC melakukan investasi luar negerinya untuk mendapatkan akse pasar.
Integrasi ini sering ada disektor manufaktur, FDI dengan produsen mobil dalam pasar-pasar
dinegara industri maju, dalam industri mobil modal tak berwujud muncul dari pengetahuan
tentang proses produksi yang mempunyai nilai yang besar bagi perusahaan, tetapi sangat sulit
untuk menentukan hargnya dipasaran.
MNC dan Host Country
FDI menimbulkan dilema bagi Host Country disatu sisi FDI mempunyai potensi
menciptakan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan ekonomi Host Country, dengan
menyediakan sumber daya yang tidak dipunyai Host Country, disisi lain MNC adalah
perusahaan yang dikelola oleh para pembuat keputusan yang berada di negara induknya,
maka tidak ada jaminan bahwa FDI akan menciptakan kontribusi bagi Host Country.

MNC mempunyai sumber daya yang penting bagi Host Country, ada tiga sumberdaya
yang dimiliki MNC, pertama,FDI bisa menstransfer modal dari satu negara ke negara lain,
pertumbuhan ekonomi bergantung pada investasi dalam modal fisik serta modal manusia.
Suatu negara dapat menikmati pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, jika mereka
mengandalkan investasi dalam negari. FDI tidak memperbesar hutang negara Host Country
tetapi menjadi beban bagi Host Country. Kedua, MNC memiliki teknologi dan keahlian
manajerial bagi Host Country, karena MNC mengontrol modal tak berwujud berdasarkan
pasa spesialisasi pengetahuan. Investasi MNC yang ada di Host Country bisa menyebabkan
pengetahuan ke perusahaan lokal.
Transfer teknologi dapat menghasilkan eksternalisasi positif yang signifikan dengan
implikasi yang lebih luas bagi perkembangan. Positif eksternalitas muncul ketika aktor-aktor
ekonomi di Host Country dari sebuah MNC ke afiliasi lokal juga mendapatkan keuntungan
dari transaksi ini. MNC juga dapat mentranfer keahlian manajerial ke Host Country.
Pengalaman berharga dalam mengelola perusahaan besar dalam mengatur produksi dan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan perusahaan agar lebih efisien dari pada pengelolaan
yang dilakukan negara Host Country. Ketiga, MNC memungkinkan produsen Host Country
mendapatkan akses ke jaringan-jaringan pemasaran. Ketika investasi langsung dibuat sebagai
bagian dari strategi produksi global, afiliasi lokal MNC dan perusahaan-perusahaan lokal
yang memberikan afiliasi ini menjadi terintegrasi kedalam rantai pemasaran global.
Integarasi ini meciptakan peluang okspor yang tidak tersedia di produsen lokal.

Untuk mendapatka keuntungan yang ditawarkan oleh MNC, sebuah negara harus bersedia
memperbolehkan perusahaan asing untuk membuat keputusan tentang bagaimana sumber
daya akan digunakan di Host Country. Selama para pimpinan MNC membuat keputusan
tentang modal dan teknologi yang ditransfer ke Host Country, dan bagaimana sumber daya
MNC dibawa ke Host Country akan dikombinasikan dengan lokal input dan bagaimana
menghasilkan pendapatan oleh afiliasi total yang akan digunakan. MNC bisa mengurangi
jumlah pendanaan investasi di Host Country, sebagai akibat dari perbedaan pelaksanaan.
MNC terkadang meminjam pasar modal Host Country untuk membawa sumber dayanya,
praktek ini mendesak investasi domestik yang menggunakan modal dalam negeri, dimana

MNC mencegah perusahaan domestik untuk melakukan investasu, sehingga MNC
mendapatkan keuntungan dari produksi barang yang dipasarkan.
MNC mengontrol pembangunan perusahaan Host Country. Kontrol teknologi dan
keahlian oleh MNC memungkinkan MNC memproduksi barang-barang dengan biaya murah
dari pada perusahaan lokal. Meluasnya afiliasi lokal MNC akan membuat perusahaan lokal
kehilangan penjualan ke persaingan biaya rendah. Kegagalan perusahaan dalam
memproduksi barang merupakan dampak bagi penyedia input lokal. Perusahaan lokal sering
mendapatkan input dari perusahaan lokal, tetapi sumber input MNC berasal dari pasokan
jaringan global sedangkan penyedia input lokal menghadapi tekanan serius, banyak diantara
mereka yang bangkrut.

Pembatasan trasfer teknologi yang dilakukan MNC dalam rangka menjaga posisi
teknologi dan keahlian manajerial. Alasan MNC berinvestasi karena adanya keuntungan
untuk menjaga modal tak berwujud, pembatasan transfer keahlian manajerial oleh MNC
dimaksudkan untuk mencegah tenaga kerja Host Country tidak menempati posisi atas
menajerial.
Saya setuju dengan apa yang dikatakan Outley bahwa FDI(Foreign Direct Investment)
menciptakan sebuah dilema sangat berdampak kepada Host Country, apakah akan
menciptakan peluang ekonomi yang positif dalam menciptakan kesejateraan Host Country
ataukah sebaliknya menimbulkan kerugiaan yang besar, dalam hal ini tidak ada jaminan
apakah FDI itu baik atau buruk. Namun menurut para pendukung FDI, bahwa investasi asing
akan bermuara pada aliran investasi asing yang lebih besar ke NSB (Negara Sedang
Berkembang) yang mengikutinya, dalam hal ini investasi adalah persaratan yang diperlukan
untuk pembangunan ekonomi NSB. Asumsi utama adalah investasi asing dan pergerakannya
yang bebas akan mendatangkan keuntungan bagi negara penerima investasi dan tidak akan
mendatangkan kerugian, dan peningkatan investasi asing merupakan sumbangan yang
diperlukan bagi pembangunan NSB.
Pada kenyataannya FDI hanya bisa dinikmati oleh segelintir negara yang mempunyai
industri maju dan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh FDI. FDI secara esklusif tidak tersebar
merata, tetapi berpusat dinegara-negara yang mempunyai industri maju dan sedikit sekali
yang disalurkan ke negara-negara berkembang. FDI mempunyai karakteristik yang

diinginkan dalam suatu negara yaitu; perlindungan dan perlakuan terhadap investasi, peluang
penjualan, laba, tingkat pembangunan negara, infrastruktur, kualitas tenaga kerja, stabilitas
politik, sosial, SDA dan lokasi negara. Sebuah negara yang tidak mempunyai beberapa
kreteria tersebut tidak akan mengalami kenaikan jumlah investasi asing, dan negera yang
sudah terlanjur melakukan adabtasi agar investasi asing masuk dengan keterbatasan faktorfaktor yang dibutukan investasi asing, justru negara akan kehilangan otonomi kebijakan
tentang permasalahan investasi, terkikisnya kedaulatan kepemilikan lokal dan dampak negatif
bagi perekonomian domestik.[1]
Ketimpangan pembagian FDI yang terjadi justru akan menempatkan perangkap bagi
negara-negara yang bukan termasuk negara industri maju, dimana NSB memerlukan investasi
asing guna memperbaiki perekonomian mereka, justru hanya menajdi penonton bagi investasi
asing yang dapat nikmati oleh negara-negara industri maju ( Jepang, Amerika Serikat, negara

Uni Eropa ). Mereka adalah negara penyedia dan pemakai FDI secara besar dibandingkan
dengan negara berkembang lainnya. Contoh Eropa Barat dan Amerika Serikat menarik lebih
dari seperempat total FDI setiap tahunnya, Amerika Utara dan Eropa menarik 60% FDI tahun
2003-2006 dan 57% FDI tahun 2008.Aktivitas-aktivitas MNC yang berada di Amerika
Serikat dan jepang menginvestasikan ke Eropa, Eropa dan Jepang menginvestasikan ke
Amerika Serikat, Amerika Serikat dan Eropa menginvestasikan ke Jepang. Mekanisme ini
yang membuat hanya sedikit negara berkembang bisa mendapatkan investasi asing, dan
ketimpangan akan semakin curam antara negara kaya ingin menekan negara berkembang

agar tidak bisa menyaingi negara kaya, dan negara berkembang yang ingin memajukan
perekonomiaannya agar bisa bersaing di perdagangan internasional melalui invetasi asing
yang didapatnya.
Kritik atas bahan bacaan diatas, dimana MNC sangat membatasi tranfer tekonologi
dan keahlian manajerial terhadap negara-negara berkembang yang membutuhkan tranfer
tersebut, berkembang yang memperbolehkan investasi tersebut masuk ke negaranya, tetap
akan mengalami ketergantungan yang negatif, sehingga negara berkembang melakukan hal
yang bisa membahayakan ekonomi negaranya untuk mendapatkan tranfer tersebut dengan
melakukan kebijakan-kebijakan dalam negeri yang menguntungkan MNC, dengan
menyediakan tenaga kerja yang murah, MNC secara leluasa bisa mencampuri bidang-bidang
seperti telekomunikasi, perbangkan, dan pertanian.
Dalam bahan bacaan tersebut tidak sebutkan secara jelas, bagaimana seharusnya
negara berkembang untuk mengantisipasi kerugiaan yang disebabkan MNC seminimal
mungkin. Seharusnya cantumkan kebijakan-kebijakan yang harus diambil suatu negara, tanpa
adanya solusi dalam bahan bacaan ini, bisa dikatakan bahwa bacaan ini hanya menceritakan
keuntungan dan kerugiaan MNC di negara berkembang, yang justru banyak kerugiaan yang
diperoleh negara berkembang pada era globalisai sekarang ini, tanpa memberikan langkah
yang konkrit, maka masyarakat yang membaca hanya memahami kerugiaan dan keuntungan
MNC, tanpa bisa melakukan hal yang konkrit. Apabila dalam bacaan tersebut dicantumkan
beberapa solusi, maka masyarakat banyak bisa mendesak negaranya untuk menerapakan
solusi yang ditawarkan dalam bacaan ini.
Saya mencoba untuk menawarkan bererapa solusi yang Pertama, Pemerintah harus
melakukan reformasi birokrasi secara bertahap, diamana birokrasi yang berbelit-belit dan
tidak transparan akan menciptakan peluang-peluang korupsi bagi uang negara, kemudian
negara mengalami kerugiaan yang besar sejumlah milyaran bahkan triliunan. Dengan banyak
korupsi, negara yang justru bisa menginvestasikan dana ke UKM, perusahaan kecil, malah
mengalami kesulitan keuangan akibat koruspi, sehingga negara diharuskan memperbolehkan
inveastasi asing yang sebenarnya tidak perlu untuk berinvestai di dalam negaranya, akibat
korupsi inilah maka negara merasa memerlukan investasi asing tersebut. Kedua, yaitu dengan
membatasi, bahwa MNC tidak diperbolehkan untuk ikut andil dalam bidang penting negara
(perbankan, komunikasi), negara harus memikirkan sektor mana yang memerlukan invetasi
mana yang tidak, dengan memikirkan dampak kedepannya apabila invetasi asing tersebut
tetap berlanjut.











Menurut buku Martin Khor tentang tindakan yang harus diambil oleh pemerintah
adalah[2];
Kebijakan selektif terhadap Invetasi asing, negara membatasi investasi asing dalam sektor
penting. Hak investor asing harus diberikan kepada investor yang terpilih dan yang
menguntungkan
Membedakan kemampuan dan kebutuhan, NSB harus memperoleh hak proteksi sektor
tertentu dimana terdapat investasi lokal cukup. Bantuan negara terhadapa perusahaanperusahaan harus dianggap sebagai tindakan yang seharusnya dilakaukan, bukan yang
merugikan dalam rangka agar perusahaan lokal bisa mandiri.
Perlakuan terhadap investor, NSB menerapkan persaratan yang menarik bagi perusahaan
asing, mencakup jaminan atas kebebasan beroperasi, kesetabilan sosial, politik, keamanan,
infrastruktur,sistem hukum yang adil, dan tenaga kerja.
Seleksi sosial dan lingkungan serta kewajiban investor asing, NSB harus berhati-hati dalam
menyeleksi permohonan investasi asing dan menolak proyek-proyek yang secara sosial dan
kultural merusak ( proyek yang bisa menghilangkan peluang kerja, membahayakan
lingkungan, kesehatan, keselamatan). Perusahaan asing tidak hanya menaati hukum-hukum
domestik tetapi secara positif memberikan kontribusi pembangunan bagi lingkungan dan
sosial.
Menjaga kesetabilan neraca pembayaran dan moneter, investasi asing yang diusulkan harus
dikaji secara hati-hati dengan memperhitungkan dampak yang mungkin terjadi dari aktivitas
mereka terhadap stabilitas moneter negara, posisi devisa, dan neraca pembayaran.