Keterampilan membaca teks bahasa jerman

TEORI MEMBACA
Membaca :adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa dan juga suatu proses yang kompleks dan
rumit. Membaca yang kompleks Membaca yang kompleks dapat dipengaruhi oleh beberapa factor ,
yakni :


internal : tergantung dari SDM / diri individu.



Eksternal : berasal dari motifasi luar Dan keduanya baik internal / eksternal, saling berkaitan.

Hakikat membaca Adalah : suatu proses yang kompleks dan rumit karena dipengaruhi oleh factor
internal dan eksternal yang bertujuan untuk memetik / memahami arti / makna yang ada dalam
tulisan. Tujuan membaca -memberi detail / fakta – menemukan gagasan utama – menemukan urutan /
organisasi – bisa menyimpulkan – menemukan informasi yang diperlukan – bias mengklasifikasikan –
bias menilai – bias membandingkan – dll. Jenis – jenis membaca :
1. MEMBACA NYARING (oral reading ) Ialah : suatu kegiatan membaca , yang merupakan
alat bagi pembaca, bersama orang lain, untuk menanggap isi yang berupa informasi , pikiran,
dan perasaan seorang pengarang. Dengan kata lain , membaca nyaring adalah: proses
melisankan dengan menggunakan suara, intonasi, tekanan secara tepat , serta pemahaman

makna bacaan oleh pembaca. membaca nyaring memiliki beberapa aspek : Membaca dengan
pikiran dan perasaan pengarangv Memerlukan keterampilan menafsirkan lambang-lambang
grafis.v Memerlukan kecepatan pandangan matav Memerlukan keterampilan membaca ,
terutama mengelompokkan kata secarav tepat. Memerlukan pemahaman makna secara
tepat.v Keterampilan membaca nyaring antara lain : o Penggunaan ucapan yang tepat o
Pemenggalan frase yang tepat o Penggunaan lagu kalimat yang tepat o Penguasaan tanda baca
yang baik o Penggunaan suara yang jelas o Penggunaan ekspresi yang tepat o Pengaturan
kecepatan membaca o Pengaturan ketepatan membaca o Pemahaman bacaan o Kepercayaan
diri Manfaat membaca nyaring antara lain : 1) Bisa memperoleh kesenangan dan memupuk
keyakinan / percaya diri. 2) Bisa menanamkan disiplin 3) Bisa memperkaya daya khayal
apabila dilakukan dalam membaca fiksi. 4) Bias mempertinggi pemahaman mengenai makna
bacaan.
2. MEMBACA DALAM HATI Ialah : kegiatan membaca yang hanya menghandalkan
kemampuan fisual , pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan tanpa mengeluarkan
suara / menggerak – gerakkan bibir. Ada 2 membaca dalam hati : 1.Membaca Ekstensif Yaiti :
proses membaca yang dilakukan secara luas. Maksudnya = a. bahan – bahan bacaan beraneka
dan banyak ragamnya. b. wakyu yang digunakan cepat dan singkat Tujuan membaca
Ekstensif ialah : sekedar memmahami isi yang penting pada bahan bacaan pada waktu yang
cepat dan singkat. Jenis – jenis membaca Ekstensif : a. Membaca survey ialah : kegiatan
membaca yang bertujuan mengetahui gambaran umum mengenai isi dan ruang lingkup bahan

bacaan. b. Membaca sekilas ialah : membaca yang bertujuan untuk mencapai / mendapatkan
informasi secara cepat .
3. Membaca skimming, skaning / memindah adalah : Membaca dengan cepat suatu bahan
bacaan untuk mendapatkan kesan awal / untuk menemukan suatu informasi yang kita cari,
yang ada dalam bacaan. Membaca skimming adalah: Membaca untuk memperoleh kesan
umum. Membaca skaning adalah : Membaca dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
khusus saja. 2. Membaca intensif Ialah : kegiatan membaca sebuah bacaan secara telitih,
dengan tujuan memahami secara rinci. Menurut H G Tarigan Membaca intensif ialah :
membaca yang dilakukan secara seksama dan merupakan suatu upaya untuk mengasah
kemampuan membaca secara kritis. Menurut Brook Membaca intensif ialah ; telaah terinci

secara pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Kesimpulan : Membaca intenif ialah :
kegiatan membaca yang dilakukan dengan penuh seksama terhadap bahan bacaan sehingga
timbul pemahaman yang tinggi.
4. Membaca telaah isi ialah : membaca yang dilakukan untuk menelaah isi bacaan. Membaca
telitih / pemahaman ialah : kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian /
memahami bahan bacaan secara cepat dan tepat. Dalam membaca pemahaman ada beberapa
aspek yang diperlukan al : • Seorang pembaca harus mempunyai kosa kata yang banyak. •
Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata • Memiliki kemampuan ide pokok • Memiliki
kemampuan menangkap urutan peristiwa.

5. Membaca kritis : kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana , mendalam efektif,
analisis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Dalam membaca kritis diperlukan
kemampuan berfikir bersikap kritis dalam mengolah bahan bacaan. Kemampuan berfikir dan
bersikap kritis meliputi : 1. kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan.kemampuan mengenali tokoh – bisa mengenali opini dan fakta – bisa membedakan antara
fakta dan opini 2. kemampuan menginterpretasi makna yang tersirat – mengenali –
menafsirkan ide pokok – memahami secara kritis hubungan sebab akibat 3. kemampuan
mengaplikasi konsep – ditandai dengan membaca petunjuk – menerapkan konsep bacaan
dalam situasi baru. 4. kemampuan menganalisis. – menganalisis alur cerita –
mengklasifikasikan fakta / detail penunjang. 5. kemampuan membuat sintesis – menarik
simpulan, menentukan tema bacaan – membuat singkatan 6. kemampuan menilai isi bacaan. –
menilai sebuah bacaan diangkat dari realitas / imajinasi pengarang. – Menilai suatu
pernyataan itu opini / fakta.
6. MEMBACA CEPAT Ialah : kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat, disertai dengan
pemahaman terhadap isi bacaan. Kecepatan membaca bisa disebut kemampuan membaca .
Kemampuan membaca ialah : kecepatan yang dicapai pembaca berdasarkan rumus jumlah
banyaknya kata dibagi dengan waktu yang diperlukan dikalikan dengan jumlah detik dalam 1
menit . RUMUS Membaca Efisien ialah: pembaca yang mempunyai kecepatan membaca
sesuai dengan bahan bacaan yang dihadapi dengan tujuan membacanya. 1 . 2 . 3 Membaca
secara cepat antara 350 – 500 digunakan untuk membaca fiksi yang agak sulit . 4 Membaca
dengan kecepatan rata – rata antara 250-350 untuk membaca fiksi mendapatkan detail

pentingnya saja . 5 Membaca lambat, digunakan untuk mempelajari bahan – bahan sulit ,
membuat analisis , memecahkan masalah. Selain itu ada juga cara membaca cepat dan
hambatannya : 1. Vokalisasi (bibir bergerak – gerak ) 2. leher bergerak kekanan ke kiri 3.
menunjuk jari 4. Regresi ( mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu
kata yang telah dibacanya ) 5. sub Vokalisasi
7. MEMBACA PARAGRAF ialah : satuan pengembangan terkecil, dari suatu karangan .
Dalam paragraph mesti mengandung pikiran pokok / gagasan utama . dijabarkan oleh kalimat
penjelas. Kalimat – kalimat yang membentuk satu paragraph itu dibagi menjadi 2 : – kalimat
Topik – kalimat Penjelas Kalimat Topik ialah : kalimat yang mengandung pikiran pook
paragraph. Cara – cara meletakkan kalimat topic : 1) diawal paragraf 2) diakhir paragraf 3)
diawal dan akhir paragraf 4) diseluruh paragraf cara – cara membaca paragraf / kalimat topic :
1) dengan cara skimming dan skaning 2) informasi focus – mencari ide pokok (paragraf) –
mencari kata kunci (kalimat ) Kalimat Penjelas / jabaran : kalimat yang mengandung isi dari
jabaran pikiran pokok tsb. Kalimat penjelas dapat berupa : – uraian – rician syarat – starat
pragraf : a) kesatuan b) koherensi c) penghubung paragraf metode pengembangan paragraph :
1. umum – khusus 2. khusus – umum 3. klimaks 4. anti klimaks 5. perbandingan 6. analogi 7.
sebab akibat 8. sudut pandang 9. definisi 10. klasifikasi 11. contoh 12. proses
8. MEMBACA ARTIKEL : Artikel bisa berupa opini Bisa berupa hal yang baru
diperbincangkan / hedline news / berupa Argumentasi. A. Pendahuluan – latarbelakang dan


alas an mengapa artikel itu dibuat B. Batang tubuh – isi dari artikel C. Penutup – berupa
rangkuman apa – apa yang dikemuakan, disamping itu juga memuat kesimpulan umum
beserta aplikasi / prediksi yang berkenaan dengan kesimpulan itu. Memahami Artikel 1.
menemukan pkiran pokok dengan : – membaca judul dan pendahuluan dengan telitih – cari
pikiran pokok yang diuraikan dalam batang tubuh artikel. Membaca paragraph Sama dengan
membaca artikel yang menggunakan kegiatan membaca kritis. 1. memahami maksud penulis /
pengarang – meyakinkan – Mengajak persuasif – menghibur – memberitahukan 2. memahami
organisasi tulisn – pendahuluan – batang tubuh – penutup 3. menulis / menanggapi penyajian
pengarang yang ditanggapi , yaitu penyajiannya dari segi : – informasi – informasi tu releven
dengan judul / tidak . – segi logika – segi bahasa – segi sumber informasi 4. menerapkan
prinsip – prinsip berpikir kritis dari bacaan sehari – hari.
9. Membaca surat kabar : Secara umum isi surat kabar dapat dibagi menjadi : – berita – opini
– iklan – pemberitahuan – fiksi Berita ialah : laporan yang benar dan tepat pada waktunya,
yang berisi tentang pendapat / pikiran baru tentang suatu peristiwa yang terjadi dimasyarakat .
/ tentang apa saja yang merupakan fakta. Serta menarik dan perlu bagi pembaca pada
umumnya. Cirri berita : – factual : nyata – objektif : tidak tercampur – menarik – tidak basi
( masih hangat ) – perlu dan berguna bagi umum. Opini Pandangan / pendapat dari redaktur /
penulis tentang suatu peristiwa, pikiran, atau pandangan yang terjadi dan hidup dalam
masyarakat. Opini dari redaktur : opini yang merupakan pendapat dari redaktur ( surat kabar )
dan disajikan dalam bentuk tajuk rencana., komentar, pojok , dan karikatur. Opini dari penulis

: disajikan dalam betuk karangan khusus / feature, surat pebaca / kolom / dan artikel. Beda
berita dan opini Kalau berita : Sedang opini : hasil analisis dari surat kabar / penulisnya. Iklan
Ialah : informasi yang bersifat komersial / berhubungan dengan uang. Pemberitahuan Ialah :
pengumuman tentang suatu peristiwa / hal. Seperti perkawinan pengantin, lelang / yang lain.
Fiksi Dalam surat kabar biasanya cerpen, novel / cerita komik yang umumya disajikan secara
bersambung. Struktur isi yang paling menarik di surat kabar ialah : STRUKTUR BERITA
Karena dalam berita memiliki aspek tertentu yang tidak bisa / tidak ada dalam karangan –
karangan lain. Aspek – aspek penting adalah : 1. paragraph pendahuluan ¤ dalam berita
merupakan bagian terpenting / isi pokok dari berita itu . jika pendahuluan ini terdiri dari
beberapa paragraph isi pokok . kadang – kadang sudah ada dalam 2 paragraf. Dan paragraph
lain menjadi penjelas. ¤ pada umumnya dapat menjawab secara umum pertanyaan 5 W + 1 H.
berita juga diberi judul, dan judul ini juga memberikan gambaran umum mengenai isi berita .
Paragraph pendahuluan / pembuka biasa disebut ( lead )/ teras berita / mahkota berita. 2. isi
►seorang pembaca yang baik harus mengetahui tempat isi surat kabar yang dilangganinya.
Dan bagian isi ini biasa menjelaskan 3. penutup memberikan penyelesaian / ringkasan /
kejelasan dari isi . METODE MEMBACA SURAT KABAR Untuk membaca surat kabar secara
efisien dan efektif , pembaca perlu terlebih dahulu mengetahui jenis isi pengetahuan perlu.
Tanpa itu pembaca tidak akan dapat menentukan informasi focus dengan tepat. Setelah
mengetahui jenis isi , pembaca harus mengetahui halaman isi. Setelah mengetahui semua ,
maupun pengaturan penyambungan isi, maka pembacanya. Yaitu jika anda membaca halaman

1 bersambung ke halaman 15 . maka baca dulu semua berita di halaman 1. baru pindah ke
halaman 15 agar tidak bolak – balik.
10. MEMBACA FIKSI : Membaca buku non fiksi dengan cara : S Q 3 R – Survey – Question –
Read – Recite – Review Membaca fiksi biasa pada karya sastra. Seperti : • Cerpen, Novel,
Drama • Informasi Fokus Dengan mengetahui unsure intrinsic dan unsure Ekstrinsik . Unsure
intrinsic : alur ( plot )Þ – perkenalan – konflik – penyelesaian penokohan / karakterisasiÞ –
fisik – sifat – sikap seting / latarÞ – tempat – waktu – kejadian tema / amanatÞ gayaÞ sudut
pandangÞ unsure Ekstrinsik : • sosial • budaya • pendidikan.

1.

Model Membaca
Model membaca



Cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang
merupakan sistem grafis




Cara kerja spikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan.



Model membaca adalah : gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam
membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang
terdapat di otak yaitu memahami atau mengkritisi bacaan.

2.

Pendekatan dalam model membaca
Munculnya aberbagai model membaca di latar belakangi oleh pendekatan yaitu pendekatan
taksonomik, psikologis lingustik, psikomotorik dan proses informasi.
Pendekatan taksonomik
Dikembangkan oleh Gray. Berpendapat dalam proses membaca diperlukan empat ketrampilan
yaitu :
a.

Mengenal kata


b.

Komprehensif

c.

Reaksi

d.

Asimilasi

Pendekatan Psikologis
Terdiri dari 2 yaitu :
a.

Pendekatan behavioral dipelopori skinner th 1957. berpendapat : keterampilan
membaca merupakan hasil proses membaca yang diperoleh dari hubungan antara
rangsangan dan reaksi. Dikenal dengan sebutan S – R, yaitu dengan stimulus dan

respons. Untuk dapat terampil membaca, seseorang pembaca (siswa) haruslah dibiasakan
untuk membaca. Tugas guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
sesering mungkin sesuai dengan kemampuan siswa.

b.

Pendekatan kognitif dipelopori piaget. Berpendapat : tingkah laku manusia adalah
proses aktivitas integratif yang terjadi dalam otak. Manusia merupakan makhluk
pengumpul, pemilik dan pemakai informasi yang berpusat diotak. Menurut pandangan

kognitif, membaca tidaklah sekedar memperoleh rangsangan simbol-simbol tertulis
melalui mata, tetapi yang lebih penting adalah memproses rangsangan tersebut di dalam
otak.
Pendekatan Proses Informasi
Tokoh yang dikenal dalam pendekatan proses informasi adalah Smith. Ia menyatakan
bahwa keterampilan membaca merupakan suatu proses informasi. Pendekatan ini berprinsip
bahwa membaca adalah aktivitas komunikasi yang memungkinkan informasi di
transformasikan dari penulis kepada pembaca.
Dalam proses membaca terjadi komunikasi yang tidak langsung antara penulis dan
pembaca. Pesan penulis disampaikan dalam bentuk tulisan dengan beragam wujud.

Pendekatan Psikomotorik
Pendekatan ini dikembangkan oleh Holmes dan Singer. Penerapan pendekatan ini
dalam membaca digunakan untuk mengukur tingkat kenyaringan dan kecepatan baca yang
dilakukan pembaca. Kenyaringan dan kecepatan baca diukur secara statistik dengan
menggunakan analisis substrata.
Pendekatan Linguistik.
Dikembangkan dalam dua periode.
a.

Periode pertama oleh bloomfield, fires, Lefevre.
Mengatakan bersama bahwa pengertian membaca adalah aktivitas bolak-balik
rangsangan berupa tulisan yang kembali ke ujaran.

b.

Periode ke dua oleh Chomsley, Halle, Goodman dan Ruddell.
Pengamat teori ini mempunyai keyakinan bahwa siswa lahir telah memiliki
sejumlah potensi yang memungkinkansiswa mengembangkan pola-pola bahasanya
apabila kemungkinan untuk itu telah tiba. Terkait dengan itu tugas guru adalah melack
atau mengkoordinasikan potensi yang telah dimiliki siswa agar berkembang dengan baik.

3.

Model Membaca
Model membaca yang terlahirkan ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca
dapat diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca bawah atas, model membaac atas
bahwa, dan model, membaca timbal balik (Harjasujana dan Mulyati 1997 : 28)
Model Membaca Bawah Atas
Model Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-up merupakan model membaca
yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam

kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkanstruktur pengetahuan yang
dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peransampingan (sekunder). Pembaca
bergantung sekali pada bacaan. Dalam bacaan, pembaca melakukan penyandian kembali
simbol-simbol tertulis sehingga mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandian
kembali dikirim ke otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena
sistem atau cara kerja berawal dan bergantung pada baaan yang berada di bawah dan baru
dikirimkan ke otak yang berada di atas, sistem membaca seperti itu dinamakan model
membaca bawah atas.
Apabila dibagankan modelmembaca bawah atas adalah berikut :
Bagan 3
Model Membaca Bawah Atas
Tokoh yang menjadi pencetus MMBA adalah Flesch, gagne, Gough, Fries, La burge, dan
Samuel.
Bagan 4
Model Membaca Nyaring
Model membaca Bawah Atas  Model membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa
yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan membaca Tokoh yang menjadi
pencetus MMBA adalah Flesch, gagne, Gough, Fries, La burge, dan Samuel.
Model Membaca Atas Bawah
Jika pada MMBA struktur dalam teks (bacaan) sebagai unsur primer dan pengetahuan
sebagai unsur sekunder, MMAB berpandangan yang sebaliknya, yaitu pengetahuan
merupakan unsur primer dan struktur bacaaan merupakan unsur sekunder. Pembaca hanya
melihat stimulus yang berupa isyarat simbol grafis seperlunya saja, selebihnya pembaca
menggunakan isyarat kompetensi kognitif dankompetensi bahasa yang telah dimilikinya.
Karena kompetensi kognitif dankompetensi bahasa berada di otak pembaca dan otak
pembaca berada di atas bacaan, model membaca ini disebut model membaca atas bawah.
MMAB dapat dibagankan berikut :
Bagan 7
Model Membaca Atas Bawah
Proses membaca berdasarkan bagan 7 adalah berikut ini.

1.

Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang
penafsiran grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.

2.

Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh
syaraf mata ke otak.

3.

Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan
kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.

Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall.
Model Membaca Timbal Balik
MMTB merupakan cara kerja pembaca yang berlangsung secara simultan membaca
tidak lagi merupakan proses yang linier dan berurut-lanjut, melainkan proses timbal balik
yang bersifat simultan. Pembaca menggunakan MMBA dan MMAB secara bergantian. Suatu
saat MMBA yang berperan dan suatu saat MMAB yang berperan.
Bagan 9
Model Membaca Timbal Balik
Tokoh yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977.
Di pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai keunggulan.
Keunggulan yang pertama adalah model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi
pembelajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya.
Keunggulan yang kedua adalah model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk
pembelajaran membaca pada tingkat sekolah menengah, baik menengah pertama (SMP)
maupun menengah atas (SMA).
“Tidak ada gading yang tak retak” demikianlah pepatah yang berlaku juga pada
model Rumelhart. . Ada dua keretakan (kelemahan) dari model tersebut. Keretakan yang
pertama adalah model Rumelhart tidak menyinggung aploikasi dan tidak menyinggung
masalah pada pra membaca, yaitu kondisi sebelum seorang pembaca membaca bacaan.
Kedua adalah model tersebut tidak menarik karena tidak ada hal yang baru, terutama bagi
guru.
BAB III
METODE MEMBACA
Metode membaca (reading method) merupakan tingkat penerapan teori-teori membaca yanga
da pada tingkat model membaca. Penerapan metode membaca dilakukan dengan cara melakukan
pemilihan kemahiran khusus yang akan digunakan untukmembaca, yaitu kemahiran memanfaatkan

informasi visuola dan nonvisual. Dari berbagai ragvam metode membaca dapat diklasifikasi menjadi
tiga, yaitu metode dasar, metode menengah, dan metode lanjutan.
Metode Dasar
Metode dasar merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca
semula. Pembaca pemula adalah pembaca yang baru kali pertama membaca atau belajar
membaca.
Menurut Wiryodijoyo (1989:35) dan Akhadiah (1992:32), metode membaca dasar
(permulaan) ada lima, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai suku kata, kata lembaga, global,
dan struktur analisis dan sintesis (SAS).
3.1.1.

Metode Abjad dan Metode Bunyi
Metode abjad merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan

untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan
prosedur huruf dibaca dalam wujud abjad.
Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, be, ce, de, dan seterusnya.
Metode bunyi merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan
untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan cara
huruf dibaca di dalam wujud bunyi.
Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, eb, ec, ed, dan seterusnya.
3.1.2.

Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga.
Metode kupas rangkai suku kata merupakan metode membaca yang digunakan

atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai suku kata
yang dibaca. Bacaan yang dibaca dalam bentuk suku kata, misalnya : suku kata bo – la,
bu – sa, dan bu – ku.
Suku kata-suku kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1.

Tiap suku kata diurai atau dibaca huruf demi huruf.

2.

Huruf demi huruf dirangkai atau dibaca menjadi suku kata.

Contohnya adalah :
bo – la
b–o–l–a
bo – la
bu – sa
b–u–s–a
bu – sa
bu – ku

b–u–k–u
bu – ku
Metode kata lembaga adalah metode membaca yang digunakan atau
diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai kata lembaga
yang dibaca.
Bacaan yang dibaca tidak dalam bentuk suku kata, namun dalam bentuk kata.
Misalnya kata topi, mata, dan sapu.
Kata-kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1.

Kata dibaca (diuraikan) menjadi suku kata-suku kata,

2.

Suku kata dibaca (diurai) menjadi huruf demi huruf,

3.

Huruf demi huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata,

4.

Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi kata.

Contohnya adalah :
topi
to – pi
t–o–p–i
to – pi
topi
mata
ma – ta
m–a–t–a
ma – ta
mata
sapu
sa – pu
s–a–p–u
sa – pu
sapu
Persamaan kedua metode itu adalah menggunakan prosedur yang sama, yaitu
mengurai dan merangkai suku kata mengurai suku kata menjadi huruf demi huruf dan
merangkai huruf demi huruf menjadi suku kata, sedangkan metode kata lembaga

mengurai kata menjadi suku kata – suku kata, mengurai suku kata menjadi huruf-huruf,
merangkai huruf-huruf menjadi suku kata merangkai suku kata – suku kata menjadi kata.
3.1.3.

Metode Global
Metode global merupakan yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula

dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya kalimat), membaca
bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh kembali. Prosedur
penerapan metode ini adalah berikut ini.
1.

Pembaca membaca beberapa kalimat.

2.

Salah satu kalimat dipilih untuk dibaca lebih lanjut.

3.

Kalimat yang terpilih dibaca (diurai) kata demi kata.

4.

Kata-kata tersebut dibaca (diurai) suku kata demi suku kata.

5.

Suku kata-suku kata itu dibaca (diurai) huruf demi huruf.

6.

Huruf dan huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.

7.

Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.

8.

Kata-kata dibaca (dirangkai) menjadi kalimat.

Penerapan metode ini adalah :
a.

Membaca beberapa kalimat, misalnya :
Ini bola saya
Ini bola dia
Ini bola adik

b.

Kalimat yang dipilih dibaca dengan cara diurai dan dirangkai, misalnya kalimat “ini
bola saya”
Ini bola saya
Ini

bola

saya

I – ni

bo – la

sa – ya

I–n–i

b–o–l–a

s–a–y–a

I – ni

bo – la

sa – ya

Ini

bola

saya

Ini bola saya
3.1.4.

Metode SAS
Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) merupakan metode membaca permulaan

yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu membaca secara struktur, analisis, dan sistaksis.
Dalam penerapannya, metode SAS dibagi menjadi dua jenis, yaitu metode SAS tanpa
buku dan dengan buku (Zuchdi 1997:55)

3.1.4.1.

Merekam Bahasa Siswa
Kalimat yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai
dengan tingkat baca siswa sehingga bahasa hasil rekaman dipilih terlebih
dahulu, tidak semua bahasa hasil rekaman dipakai sebagai bahan bacaan.

3.1.4.2.

Menampilkan Gambar Sambil Cerita
Guru menampilkan gambar kepada siswa sambil bercerita. Gambar
yang diperlihatkan adalah gambar yang sederhana, mudah dilihat, dan dikenal
siswa.

3.1.4.3.

Membaca Gambar
Membaca gambar caranya sama dengan menampilkan gambar sambil
cerita, yaitu guru memperlihatkan sebuah gambar. Setelah menampilkan
gambar, guru mengucapkan sebuah kalimat gambar tersebut. Kalimat
berikutnya tidak dari guru, melainkan dari siswa.

3.1.4.4.

Membaca Gambar dengan Kartu Kalimat
Kali pertama yang dilakukan guru dalam membaca gambar dengan
kartu kalimat adalah memperlihatkan gambar pada siswa.

3.1.4.5.

Membaca secara Struktural
Membaca secara struktural (s) adalah membaca bacaan yang berupa kalimatkalimat secara struktural, yaitu membaca kata demi kata yang menyusun
kalimat yang dibacanya.

3.1.4.6.

Membaca secara Analisis
Membaca secara analisis merupakan membaca dengan cara
menganalisis (mengurai) unsur bacaan yang besar, kalimat yang dibaca
menjadi kata-kata, kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan suku kata
menjadi huruf-huruf.

3.1.4.7.

Membaca secara Sintesis
Membaca secara sintesis adalah membaca dengan cara mensintesis
(merangkai) unsur pembentuk bacaan yang kecil menjadi yang lebih besar,
yaitu merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata-suku kata menjadi
kata, dan kata-kata menjadi kalimat.

Metode Menengah
Metode menengah merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk
pembaca yang sudah mahir membaca permulaan. Kemahiran yang didapat dengan metode ini
adalah tidak hanya penyandian kembali simbol-simbol grafis tersebut.
Metode Kata
Metode kata merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan.
Penerapan metode ini didasarkan atas pandangan (asumsi) bahwa bacaan merupakan
susunan atas kata-kata yang mengandung makna.
Metode Frase
Metode frase merupakan cara membaca unsur bacaan yang berbentuk frase.
Pembaca menggerakkan matanya dari frase ke frase dan memahami atas frase-frase yang
dibacanya. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-ide dan
perasaannya bukan dalam bentuk kata, melainkan dalam bentuk frase (Hardjasujana dan
Mulyati 1997:177).
Metode Kalimat
Metode kalimat merupakan cara membaca dengan menelaah kalimat demi kalimat
yang adaal dalam bacaan. Metode ini diterapkan dengan asumsi bahwa penulis
menyampaikan ide-idenya atau gagasannya dalam bentuk kalimat.
Dengan menerapkan metode ini pembaca akan dapat membaca lebih efisien dan
efektif. Keefektifan metode ini adalah pembaca akan lebih mudah memahami bacaan
karena pembaca dapat menangkap ide demi ide yang dituangkan dalam bentuk kalimat.
Metode Paragraf
Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah paragraf demi
paragraf.
Metode Lanjutan
Metode lanjutan merupakan cara yang diterapkan dalam membaca oleh pembaca yang
sudah menguasai metode menengah untuk mengembangkan dan meningkatkan kemahiran
membaca. Cara membaca yang dimaksud adalah bagaimana pembac dapat membaca seefisien
dan seefektif mungkin. Pembaca dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat membaca
sebanyak-banyaknya dan dapat memahami bacaan yang dibaca dengan baik.

Metode S – D4
Metode S – D4 adalah metode membaca yang dilaksanakan dengan tahap survai
dan decide dengan empat alternatif. (Gordon 2004:80)
Pembahasan mengenai metode S – D4 adalah berikut ini.
1.

Survai adalah kegiatan pembaca dalam melakukan aktivitas membaca secara
sepintas lalu untuk mengidentifikasi struktur dan pokok-pokok pikiran utama bacaan.
Survai dilakukan pembaca secara cepat.

2.

Decide adalah proses pembaca memutuskan untuk melakukan salah satu empat
pilihan berikut ini.
a.

Skip. Artinya adalah mengabaikan atau sama sekali tidak membca.

b.

Membcaca sepintas. Pilihan ini dilakukan apabila pembaca merasa perlu
membaca lagi bacaan yang telah disurvai.

c.

Membaca dengan kecepatan wajar. Pilihan ini dipilih apabila pembaca
pembaca belum tahu tentang bacaan yang telah disurvai sehingga pembaca
merasa perlu membacanya dengan kecepatan yang normal.

d.

Mempelajari materi bacaan. Pada pilihan ini, pembaca membaca dengan
sungguh-sungguh, teliti, dan hati-hati sehingga kecepatan bacanya relatif pelan.

Metode P2R
Metode P2R merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read,
dan review yang biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien.(Gordon
2006: 79). Penjelasan ketiga tahap dalam metode ini adalah sebagai berikut.
1.

Preview adalah membaca sepintas lalu untuk mengetahui struktur bacaan, pokokpokok pikiran, relevansi, dan sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan
pengenalan terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok pengenalan terhadap
bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat Iuran.

2.

Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dan sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuan umum membaca adalah mencari
informasi yang ada dalam bacaan.

3.

Review adalah membaca sepintas lalu untuk memastikan tidak ada yang
terlewatkan dan atau untuk memperkuat igatan terhadap pokok-pokok pikiran yang
telah didapat dari tahap read. Pada tahap ini, pembaca membaca bacaan seperlunya
saja seperti pada preview. Yang berbeda adalah tujuannya; jika preview untuk
mengenal bacaan, sedangkan review untuk memantapkan kembali apa yang telah
dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan sudah dibaca sesuai tujuan.

Metode S2QR

Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca tabel,
grafik atau diagram yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan reading.
Pembaca yang sedang studi membaca membaca tabel dengan tahap survai, seek,
question, dan reading.
1.

Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel.

2.

Seek adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom dan informasi
tambahan yang ada diluar kolom tabel.

3.

Question adalah kegiatan pembaca membaut pertanyaan tentang isi tabel atau
tujuan membaca tabel.

4.

Reading adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga
diperoleh informasi-informasi yang dicari. Pembaca dalam melakukan tahap ini
berpedoman pada tahap question.

Metode GPID
Metode GPID diusulkan oleh Merrit. Menurutnya, metode GPID merupakan
metode membaca yang terdiri atas empat tahap yaitu, goall, plans, implementation, dan
develoment (yap 1978:114-115)
Penjabaran metode tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud atau apa tujuan membaca. Tahap awal
metode ini adalah menentukan tujuan membaca.

2.

Plans adalah rencana untuk mencapai tujuan. Tujuan yang sudah dirumuskan
diusahakan untuk dicapai. Pada tahap ini, pembaca menyusun strategi untuk
mencapai tujuan pembaca.

3.

Implementasi adalah pelaksanaan membaca. Pada tahap ini pembaca melakukan
kegiatan membaca dengan memperhatikantujuan yang ingin dicapai dan rencana
yang sudah disusun untuk mencapai tujuan tersebut.

4.

Development adalah proses evaluasi dan proses mengambil simpulan. Yang
dievaluasi pada tahap ini adalah apakah tujuan membaca telah ditercapai, apakah
rencana telah berjalan sesuai yang direncakan, dan apakah kegiatan secara
keseluruhan telah tercapai.

Metode PACER
Metode PACER merupakan metode membaca yang terdiri atas lima tahap, yaitu
preview, assess, chosse, expedite, dan review (Goordon 2006:80).
Penjelasan metode ini adalah berikut ini :
1.

Preview atau meninjau merupakan kegiatan membaca bacaan secar sepintas lalu
untuk mengenali hal-hal yang bersifat iuran.

2.

Access atau menaksir merupakan kegiatan membaca untuk menentukan tujuan
membaca dan materi baca.

3.

Choose atau memilih merupakan kegiatan membaca yang berkaitan dengan
memilih dan melakukan membaca dengan teknik yang tepat.

4.

Expedite atau mempercepat merupakan kegiatan membaca untuk mempercepat
kecepatan baca.

5.

Review atau meninjau pembaca untuk membaca kembali secara sepintas.

Metode SQ3R
Metode SQ3R merupakan metode membca yang ditujukan untuk kepentingan
studi yang terdiri atas lima tahap, yaitu survey, question reading, recite dan review
(Tarigan 1990:54).

Metode PQ3R
Metode PQ3R merupakan membca untuk studi yang meliputi tahap prepare (tahap
mula), question, reading, recite, dan review (Nurhadi 2005:129).
Metode PQRST
PQRST adalah metode membaca buku untuk keperluan studi yang meliputi lima
tahap. Summerize merupakan tahap keempat dari metode PQRST yang berupa kegiatan
pembaca untuk membuat ringkasan informasi yang telah diperoleh dari buku yang
dibacanya.
Metode SUPER SIX Re
Metode SUPER SIX Re merupakan metode membaca buku untuk keperluann studi
yang meliputi enam tahap, yaitu reconnoiter, rad, recite, record, review, dan reflect.
Metode OK5R
Metode OK5R merupakan metode membaca buku untuk kepentingan studi yang
terdiri atas tahap overview, key ideas, rad, record, recite, review, dan reflect. Tahap yang
sama adalah tahap read, recite, review, dan overview (menyelidiki) sama dengan survai.
Tahap yang tidak sama adalah key ideas, record, dan reflect. Key ideas (ide-ide kunci)
merupakan tanap kedua dari metode ini yang berupa kegiatan membaca untuk memisahmisahkan ide-ide atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-iden penjelas.