ALAT ANALISIS POTENSI DAERAH kota
UJIAN AKHIR SEMESTER
“ALAT ANALISIS POTENSI DAERAH”
Tugas ini di susun untuk mata kuliah : Ekonomi Regional
Dosenpengampu : Fafurida S.E, M.Sc.
DisusunOleh :
Ridho Windi Atmojo
7111413069
Novia Khunun Nisa’
7111413100
Fathista Vistarani Dwi Octaviani
7111413104
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
EKONOMI REGIONAL
EKONOMI REGIONAL
Ridho Windi Atmojo (7111413069)
Novia Khusnun Nisa’ (7111413100)
Fathista V. D. O.
(7111413104)
Ekonomi Pembangunan B 2013
LETAK GEOGRAFIS
Secara Astronomi Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7º12’ – 7º31’ Lintang Selatan
dan 109º20’ – 109º45’ Bujur Timur
ANALISIS SHIFT-SHARE
Untuk mengetahui sektor-sektor yang berkembang di suatuwilayah (kabupaten)
dibandingkan dengan perkembangan ekonomi di wilayah yang lebihbesar (propinsi).digunakan
teknik analisis shift-share. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.
Analisis Klasik
Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di wilayah kabupaten dengan
laju pertumbuhan perekonomian di wilayah propinsi serta sektor-sektornya, dan mengamati
penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan tersebut. Sehingga, dapat
diketahui adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian kabupaten jika kabupaten
tersebut memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian propinsi.
Jika penyimpangannya positif, maka menunjukkan adanya keunggulan kompetitif dari suatu
sektor dalam wilayah kabupaten tersebut.
Teknik analisis shift-share membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel di
wilayah kabupaten seperti kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama
kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh: pertumbuhan propinsi (N), bauran industri
(M) dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh pertumbuhan propinsi disebut pengaruh pangsa
(share), pengaruh bauran industri disebut proportional shift atau bauran komposisi, dan
Page
2
EKONOMI REGIONAL
pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan differential shift atau regional share.
Untuk industri atau sektor i di kabupaten j:
(1) Dij = Nij + Mij + Cij
Bila analisis tersebut di atas diterapkan kepada kesempatan kerja (employment), E, maka
(2) Dij = E*ij - Eij
(3) Nij = Eij. rn
(4) Mij = Eij (rin - rn)
(5) Cij = Eij (rij - rin)
di mana:
rij , rin dan rn mewakili laju pertumbuhan wilayah kabupaten dan propinsi yang masingmasing didefinisikan sebagai berikut:
(6)
rij = (E*ij - Eij) / Eij
(7)
rin = (E*in - Ein) / Ein
(8)
rn= (E*n – En) / En
sedangkan Eij = kesempatan kerja di sektor i di wilayah kabupaten j, E in = kesempatan
kerja di sektor i di wilayah propinsi, dan E n = kesempatan kerja di wilayah propinsi, semuanya
diukur pada suatu tahun dasar. Superscript* menunjukkan kesempatan kerja pada tahun analisis.
Untuk suatu wilayah kabupaten, pertumbuhan propinsi (3), bauran industri (4) dan
keunggulan kompetitif (5) dapat ditentukan untuk sektor i atau dijumlah untuk semua sektor
dalam keseluruhan wilayah kabupaten.
Persamaan shift-share untuk sektor i di kabupaten j adalah:
(9) Dij = Eij. rn + Eij (rin - rn) + Eij (rij - rin)
Persamaan shift-share ini membebankan tiap sektor wilayah kabupaten dengan laju
pertumbuhan yang setara dengan laju yang dicapai oleh perekonomian propinsi selama kurun
waktu analisis. Ini tercermin pada persamaan (3), yang menunjukkan bahwa sektor-sektor di
wilayah kabupaten hendaknya paling sedikit tumbuh sebesar laju pertumbuhan propinsi yaitu rn.
Setelah ditentukan besarnya pertumbuhan wilayah propinsi, pertumbuhan suatu variabel
wilayah kabupaten yang tersisa merupakan suatu net gain atau net loss (atau shift) bagi wilayah
kabupaten yang bersangkutan. Dengan kata lain, perbedaan antar perubahan nyata kesempatan
kerja (sebagai variabel wilayah kabupaten) dan pengaruh pertumbuhan wilayah propinsi
(persamaan 3) disebut net shift sektor i di kabupaten j. Net shift ini juga sama dengan total dari
pengaruh bauran industri (persamaan 4) dan pengaruh keunggulan kompetitif (persamaan 5).
Page
3
EKONOMI REGIONAL
Pengaruh bauran industri untuk sektor i akan positif di semua wilayah kabupaten jika
kesempatan kerja di sektor i tumbuh lebih cepat daripada kesempatan kerja keseluruhan di
wilayah propinsi (rin> rn). Demikian pula, pengaruh bauran industri menjadi nol jika (r in = rn),
atau negatif jika (rin< rn). Selanjutnya, keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten j dapat
positif jika pertumbuhan kesempatan kerja sektor tersebut di wilayah kabupaten lebih cepat dari
pertumbuhan di sektor yang sama di wilayah propinsi (r ij> rin), nol jika (rij = rin) , atau negatif
jika (rij< rin). Suatu keunggulan kompetitif yang positif (negatif) mempunyai implikasi bahwa
share suatu wilayah kabupaten atas kesempatan kerja wilayah propinsi di suatu sektor tertentu,
naik (turun) selama kurun waktu analisa.
Jika tiap komponen (pengaruh) shift-share dijumlahkan untuk semua sektor, maka tanda
hasil penjumlahan tersebut menunjukkan arah perubahan dalam pangsa wilayah kabupaten
dalam kesempatan kerja wilayah propinsi. Pengaruh bauran industri total akan positif (negatif)
di kabupaten-kabupaten dengan proporsi kesempatan kerja di atas rata-rata di sektor-sektor
dengan pertumbuhan yang cepat (statis atau menurun) di tingkat propinsi. Demikian juga,
pengaruh keunggulan kompetitif total akan positif (negatif) di kabupaten-kabupaten di mana
kesempatan kerja berkembang lebih cepat (lebih lambat) daripada struktur bauran industri atau
kesempatan kerja.
Modifkasi Estaban-Marquillas
Teknik analisis ini mengandung suatu unsur baru yaitu homothetic employment di sektor i
di kabupaten j, diberi notasi E’ij, dan dirumuskan sebagai berikut:
(10) E’ij = Ej (Ein/En)
E’ij adalah employment atau kesempatan kerja yang dicapai sektor i di kabupaten j jika
struktur kesempatan kerja di kabupaten tersebut sama dengan struktur propinsi. Dengan
mengganti kesempatan kerja nyata (Eij) dengan kesempatan kerja homothetic (E’ij), persamaan
(5) diubah menjadi:
(11)
C’ij = E’ij (rij - rin)
C’ij mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif di sektor i di perekonomian
suatu wilayah kabupaten.
Untuk sektor i di kabupaten j, pengaruh alokasi (Aij) dirumuskan sebagai berikut:
(12)
Aij = (Eij-E’ij)( rij - rin)
Aij adalah bagian dari pengaruh (keunggulan) kompetitif tradisional (klasik) yang
menunjukkan adanya tingkat spesialisasi di sektor i di kabupaten j. Dengan kata lain, A ij adalah
Page
4
EKONOMI REGIONAL
perbedaan antara kesempatan kerja nyata di sektor i di kabupaten j dan kesempatan kerja di
sektor wilayah tersebut (rij) jika struktur kesempatan kerja wilayah kabupaten tersebut sama
dengan struktur kesempatan kerja di wilayah propinsi dan nilai perbedaan tersebut dikalikan
dengan perbedaan antara laju pertumbuhan sektor di wilayah kabupaten tersebut (r ij) dan laju
pertumbuhan sektor di wilayah propinsi (rin).
Lebih jelasnya persamaan (12) menunjukkan bahwa jika suatu wilayah kabupaten
mempunyai spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektoritu juga menikmati
keunggulan kompetitif yang lebih baik.
Modifikasi Estaban-Marquillas terhadap analisis shift-share adalah:
(13)
Dij = Eij(rn) + Eij(rij - rn)
+ E’ij (rij - rin) + (Eij-E’ij)( rij - rin)
Modifkasi Arcelus terhadap Analisis Shift-Share
Modifikasi ini memasukkan sebuah komponen yang merupakan dampak pertumbuhan
intern suatu wilayah atas perubahan (kesempatan kerja) wilayah. Modifikasi ini mengganti Cij
dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh pertumbuhan wilayah dan sebuah komponen
bauran industri regional sebagai sisanya. Arcelus menekankan komponen kedua yang
mencerminkan adanya agglomeration economies (penghematan biaya per satuan karena
kebersamaan lokasi satuan-satuan usaha). Sedangkan
regional growth effect (pengaruh
pertumbuhan wilayah) merupakan prestasi ekonomi dari sektor i di wilayah kabupaten j
(dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor tersebut di wilayah propinsi) dikalikan dengan
selisih antara laju pertumbuhan wilayah kabupaten di semua sektor (r j) dan laju pertumbuhan
semua sektor di wilayah propinsi (rn).
Pengaruh pertumbuhan wilayah kabupaten (Rij) dirumuskan sebagai berikut:
(14)
Rij = E’ij (rj - rn) + (Eij-E’ij)( rj - rn)
di mana:
E’ij = homothetic employment sektor i di kabupaten j
Eij = employment sektor i di kabupaten j
rj
= laju pertumbuhan kabupaten j
rn = laju pertumbuhan propinsi
Komponen bauran industry regional menurut Arcelus dirumuskan sebagi berikut:
(15)
RIij = E’ij {(rij – rj) - (rin - rn)} + (Eij-E’ij){(rij – rj) - (rin - rn)}
Input Analsis Shift-Share
Page
5
EKONOMI REGIONAL
Gambar 1.1 Input Data Analisis Shift-Share Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Hasil Analisis Shift-Share
Page
6
EKONOMI REGIONAL
Gambar 1.2 Hasil Analisis Shift-Share Klasik Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Gambar 1.3 Hasil Analisis Shift-Share Esteban-Marquillas (E-M) Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Gambar 1.4 Hasil Analisis Shift-Share Arcelus Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Interpretasi Analisis Shift-Share
Daritabel diatas menunjukan bahwa sektor yang memiliki keunggulan kompetitif di
Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011-2013 adalah sektor bangunan, pengangkutan dan
komunikasi, dan jasa-jasa. Artinya bahwa ketiga sektor tersebut mampu
bersaing dengan
komoditas yang sama dengan daerah lain. Untuk bangunan, seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, sarana ekonomi, dan sarana sosial maka jumlah bangunan juga terus
bertambah. Demikian pula dengan pengangkutan dan komunikasi. Sektor jasa juga terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
ANALISIS LOCATION QUOTIENT
Analisis ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperluas analisis shift
share. Teknik ini membantu untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan
derajat self-sufficiency suatu sektor.
Page
7
EKONOMI REGIONAL
Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a) kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang
bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic. Nilai LQ lebih besar dari satu.
b) kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis ini dinamakan
industry non basic atau industri lokal. Nilai LQ kurang dari satu.
c) Koefisien LQ
di mana:
yi = pendapatan sector ekonom ikabupaten
yt = pendapatan daerah kabupaten
Yi = pendapatan sector ekonomi propinsi
Yt = pendapatan daerah propinsi
Input Analisis Location Quotient
Page
8
EKONOMI REGIONAL
Gambar 2.1 Input Analisis Location Quotient Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Hasil Analisis Location Quotient
Gambar 2.2 Hasil Analisis Location Quotient Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Interpretasi Location Quotient
Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran yang paling terkenal dari
model basis ekonomi untuk menentukan sektor basis atau non basis. LQ merupakan suatu alat
untuk mengetahui apakah sektor lapangan usaha mempunyai keunggulan komperatif atau tidak.
Adapun yang dimaksud keunggulan komperatif adalah melihat potensi suatu daerah mengenai
kemampuan daerah untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan masih mempunyai sisa
untuk memenuhi kebutuhan daerah lain. Apabila hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1,
berarti merupakan sektor basis dan berpotensi untuk ekspor,sedangkan LQ < 1, berarti bukan
sektor basis (sektor lokal/impor).
Dari Gambar 2.2. Diatas menunjukan bahwa sektor yang memiliki keunggulan komparatif
di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011-2013 adalah sektor pertanian, Bangunan , dan
Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan. Sektor pertanian di Banjarnegara menjadi sektor
yang diandalkan untuk menunjang kegiatan ekonomi wilayah. Sektor ini juga menduduki urutan
pertama dalam memberikan sumbangan/ kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara.
Sektor Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Banjarnegara juga mengalami
peningkatan dari tahun 2011-2013 tetapi hanya sedikit.
ANALISIS KLASSEN TYPOLOGI
Klassen Typologi digunakan untuk melihat gambaran tentang pola dan struktur
pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi, dalam hal ini dianalisis dengan menggunakan
Page
9
EKONOMI REGIONAL
Klassen Typologi sebagai dasar analisis. Melalui analisis ini dapat diperoleh 4 klasifikasi sektorsektor ekonomi yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu sektor maju
dan tumbuh cepat, sektor maju tetapi tertekan, sektor berkembang cepat dan sektor relatif
tertinggal.
Klasifikasi sektor ekonomi menurut Klassen Typologi
yi > y
yi < y
ri > r
sektor maju dan tumbuh cepat
sektor berkembang cepat
ri < r
sektor maju tetapi tertinggal
sektor relatif tertinggal
ri = laju pertumbuhan sektor i,
r = laju pertumbuhan PDRB
yi = kontribusi sektor i terhadap PDRB
y = kontribusi rata-rata sektor PDRB
Input Analisis Klassen Typologi
Gambar 3.1 Input Analisis Klassen Typology Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Hasil Analisis Klassen Typologi
Page
10
EKONOMI REGIONAL
Gambar 3.2 Hasil Analisis Klassen Typology Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Page
11
EKONOMI REGIONAL
Interpretasi Analisis Klassen Typologi
SS
LQ >1
LQ
SS
(+)
(I)
LQ
“ALAT ANALISIS POTENSI DAERAH”
Tugas ini di susun untuk mata kuliah : Ekonomi Regional
Dosenpengampu : Fafurida S.E, M.Sc.
DisusunOleh :
Ridho Windi Atmojo
7111413069
Novia Khunun Nisa’
7111413100
Fathista Vistarani Dwi Octaviani
7111413104
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
EKONOMI REGIONAL
EKONOMI REGIONAL
Ridho Windi Atmojo (7111413069)
Novia Khusnun Nisa’ (7111413100)
Fathista V. D. O.
(7111413104)
Ekonomi Pembangunan B 2013
LETAK GEOGRAFIS
Secara Astronomi Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7º12’ – 7º31’ Lintang Selatan
dan 109º20’ – 109º45’ Bujur Timur
ANALISIS SHIFT-SHARE
Untuk mengetahui sektor-sektor yang berkembang di suatuwilayah (kabupaten)
dibandingkan dengan perkembangan ekonomi di wilayah yang lebihbesar (propinsi).digunakan
teknik analisis shift-share. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.
Analisis Klasik
Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di wilayah kabupaten dengan
laju pertumbuhan perekonomian di wilayah propinsi serta sektor-sektornya, dan mengamati
penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan tersebut. Sehingga, dapat
diketahui adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian kabupaten jika kabupaten
tersebut memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian propinsi.
Jika penyimpangannya positif, maka menunjukkan adanya keunggulan kompetitif dari suatu
sektor dalam wilayah kabupaten tersebut.
Teknik analisis shift-share membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel di
wilayah kabupaten seperti kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama
kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh: pertumbuhan propinsi (N), bauran industri
(M) dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh pertumbuhan propinsi disebut pengaruh pangsa
(share), pengaruh bauran industri disebut proportional shift atau bauran komposisi, dan
Page
2
EKONOMI REGIONAL
pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan differential shift atau regional share.
Untuk industri atau sektor i di kabupaten j:
(1) Dij = Nij + Mij + Cij
Bila analisis tersebut di atas diterapkan kepada kesempatan kerja (employment), E, maka
(2) Dij = E*ij - Eij
(3) Nij = Eij. rn
(4) Mij = Eij (rin - rn)
(5) Cij = Eij (rij - rin)
di mana:
rij , rin dan rn mewakili laju pertumbuhan wilayah kabupaten dan propinsi yang masingmasing didefinisikan sebagai berikut:
(6)
rij = (E*ij - Eij) / Eij
(7)
rin = (E*in - Ein) / Ein
(8)
rn= (E*n – En) / En
sedangkan Eij = kesempatan kerja di sektor i di wilayah kabupaten j, E in = kesempatan
kerja di sektor i di wilayah propinsi, dan E n = kesempatan kerja di wilayah propinsi, semuanya
diukur pada suatu tahun dasar. Superscript* menunjukkan kesempatan kerja pada tahun analisis.
Untuk suatu wilayah kabupaten, pertumbuhan propinsi (3), bauran industri (4) dan
keunggulan kompetitif (5) dapat ditentukan untuk sektor i atau dijumlah untuk semua sektor
dalam keseluruhan wilayah kabupaten.
Persamaan shift-share untuk sektor i di kabupaten j adalah:
(9) Dij = Eij. rn + Eij (rin - rn) + Eij (rij - rin)
Persamaan shift-share ini membebankan tiap sektor wilayah kabupaten dengan laju
pertumbuhan yang setara dengan laju yang dicapai oleh perekonomian propinsi selama kurun
waktu analisis. Ini tercermin pada persamaan (3), yang menunjukkan bahwa sektor-sektor di
wilayah kabupaten hendaknya paling sedikit tumbuh sebesar laju pertumbuhan propinsi yaitu rn.
Setelah ditentukan besarnya pertumbuhan wilayah propinsi, pertumbuhan suatu variabel
wilayah kabupaten yang tersisa merupakan suatu net gain atau net loss (atau shift) bagi wilayah
kabupaten yang bersangkutan. Dengan kata lain, perbedaan antar perubahan nyata kesempatan
kerja (sebagai variabel wilayah kabupaten) dan pengaruh pertumbuhan wilayah propinsi
(persamaan 3) disebut net shift sektor i di kabupaten j. Net shift ini juga sama dengan total dari
pengaruh bauran industri (persamaan 4) dan pengaruh keunggulan kompetitif (persamaan 5).
Page
3
EKONOMI REGIONAL
Pengaruh bauran industri untuk sektor i akan positif di semua wilayah kabupaten jika
kesempatan kerja di sektor i tumbuh lebih cepat daripada kesempatan kerja keseluruhan di
wilayah propinsi (rin> rn). Demikian pula, pengaruh bauran industri menjadi nol jika (r in = rn),
atau negatif jika (rin< rn). Selanjutnya, keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten j dapat
positif jika pertumbuhan kesempatan kerja sektor tersebut di wilayah kabupaten lebih cepat dari
pertumbuhan di sektor yang sama di wilayah propinsi (r ij> rin), nol jika (rij = rin) , atau negatif
jika (rij< rin). Suatu keunggulan kompetitif yang positif (negatif) mempunyai implikasi bahwa
share suatu wilayah kabupaten atas kesempatan kerja wilayah propinsi di suatu sektor tertentu,
naik (turun) selama kurun waktu analisa.
Jika tiap komponen (pengaruh) shift-share dijumlahkan untuk semua sektor, maka tanda
hasil penjumlahan tersebut menunjukkan arah perubahan dalam pangsa wilayah kabupaten
dalam kesempatan kerja wilayah propinsi. Pengaruh bauran industri total akan positif (negatif)
di kabupaten-kabupaten dengan proporsi kesempatan kerja di atas rata-rata di sektor-sektor
dengan pertumbuhan yang cepat (statis atau menurun) di tingkat propinsi. Demikian juga,
pengaruh keunggulan kompetitif total akan positif (negatif) di kabupaten-kabupaten di mana
kesempatan kerja berkembang lebih cepat (lebih lambat) daripada struktur bauran industri atau
kesempatan kerja.
Modifkasi Estaban-Marquillas
Teknik analisis ini mengandung suatu unsur baru yaitu homothetic employment di sektor i
di kabupaten j, diberi notasi E’ij, dan dirumuskan sebagai berikut:
(10) E’ij = Ej (Ein/En)
E’ij adalah employment atau kesempatan kerja yang dicapai sektor i di kabupaten j jika
struktur kesempatan kerja di kabupaten tersebut sama dengan struktur propinsi. Dengan
mengganti kesempatan kerja nyata (Eij) dengan kesempatan kerja homothetic (E’ij), persamaan
(5) diubah menjadi:
(11)
C’ij = E’ij (rij - rin)
C’ij mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif di sektor i di perekonomian
suatu wilayah kabupaten.
Untuk sektor i di kabupaten j, pengaruh alokasi (Aij) dirumuskan sebagai berikut:
(12)
Aij = (Eij-E’ij)( rij - rin)
Aij adalah bagian dari pengaruh (keunggulan) kompetitif tradisional (klasik) yang
menunjukkan adanya tingkat spesialisasi di sektor i di kabupaten j. Dengan kata lain, A ij adalah
Page
4
EKONOMI REGIONAL
perbedaan antara kesempatan kerja nyata di sektor i di kabupaten j dan kesempatan kerja di
sektor wilayah tersebut (rij) jika struktur kesempatan kerja wilayah kabupaten tersebut sama
dengan struktur kesempatan kerja di wilayah propinsi dan nilai perbedaan tersebut dikalikan
dengan perbedaan antara laju pertumbuhan sektor di wilayah kabupaten tersebut (r ij) dan laju
pertumbuhan sektor di wilayah propinsi (rin).
Lebih jelasnya persamaan (12) menunjukkan bahwa jika suatu wilayah kabupaten
mempunyai spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektoritu juga menikmati
keunggulan kompetitif yang lebih baik.
Modifikasi Estaban-Marquillas terhadap analisis shift-share adalah:
(13)
Dij = Eij(rn) + Eij(rij - rn)
+ E’ij (rij - rin) + (Eij-E’ij)( rij - rin)
Modifkasi Arcelus terhadap Analisis Shift-Share
Modifikasi ini memasukkan sebuah komponen yang merupakan dampak pertumbuhan
intern suatu wilayah atas perubahan (kesempatan kerja) wilayah. Modifikasi ini mengganti Cij
dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh pertumbuhan wilayah dan sebuah komponen
bauran industri regional sebagai sisanya. Arcelus menekankan komponen kedua yang
mencerminkan adanya agglomeration economies (penghematan biaya per satuan karena
kebersamaan lokasi satuan-satuan usaha). Sedangkan
regional growth effect (pengaruh
pertumbuhan wilayah) merupakan prestasi ekonomi dari sektor i di wilayah kabupaten j
(dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor tersebut di wilayah propinsi) dikalikan dengan
selisih antara laju pertumbuhan wilayah kabupaten di semua sektor (r j) dan laju pertumbuhan
semua sektor di wilayah propinsi (rn).
Pengaruh pertumbuhan wilayah kabupaten (Rij) dirumuskan sebagai berikut:
(14)
Rij = E’ij (rj - rn) + (Eij-E’ij)( rj - rn)
di mana:
E’ij = homothetic employment sektor i di kabupaten j
Eij = employment sektor i di kabupaten j
rj
= laju pertumbuhan kabupaten j
rn = laju pertumbuhan propinsi
Komponen bauran industry regional menurut Arcelus dirumuskan sebagi berikut:
(15)
RIij = E’ij {(rij – rj) - (rin - rn)} + (Eij-E’ij){(rij – rj) - (rin - rn)}
Input Analsis Shift-Share
Page
5
EKONOMI REGIONAL
Gambar 1.1 Input Data Analisis Shift-Share Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Hasil Analisis Shift-Share
Page
6
EKONOMI REGIONAL
Gambar 1.2 Hasil Analisis Shift-Share Klasik Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Gambar 1.3 Hasil Analisis Shift-Share Esteban-Marquillas (E-M) Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Gambar 1.4 Hasil Analisis Shift-Share Arcelus Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Interpretasi Analisis Shift-Share
Daritabel diatas menunjukan bahwa sektor yang memiliki keunggulan kompetitif di
Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011-2013 adalah sektor bangunan, pengangkutan dan
komunikasi, dan jasa-jasa. Artinya bahwa ketiga sektor tersebut mampu
bersaing dengan
komoditas yang sama dengan daerah lain. Untuk bangunan, seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, sarana ekonomi, dan sarana sosial maka jumlah bangunan juga terus
bertambah. Demikian pula dengan pengangkutan dan komunikasi. Sektor jasa juga terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
ANALISIS LOCATION QUOTIENT
Analisis ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperluas analisis shift
share. Teknik ini membantu untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan
derajat self-sufficiency suatu sektor.
Page
7
EKONOMI REGIONAL
Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a) kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang
bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic. Nilai LQ lebih besar dari satu.
b) kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis ini dinamakan
industry non basic atau industri lokal. Nilai LQ kurang dari satu.
c) Koefisien LQ
di mana:
yi = pendapatan sector ekonom ikabupaten
yt = pendapatan daerah kabupaten
Yi = pendapatan sector ekonomi propinsi
Yt = pendapatan daerah propinsi
Input Analisis Location Quotient
Page
8
EKONOMI REGIONAL
Gambar 2.1 Input Analisis Location Quotient Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Hasil Analisis Location Quotient
Gambar 2.2 Hasil Analisis Location Quotient Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Interpretasi Location Quotient
Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran yang paling terkenal dari
model basis ekonomi untuk menentukan sektor basis atau non basis. LQ merupakan suatu alat
untuk mengetahui apakah sektor lapangan usaha mempunyai keunggulan komperatif atau tidak.
Adapun yang dimaksud keunggulan komperatif adalah melihat potensi suatu daerah mengenai
kemampuan daerah untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan masih mempunyai sisa
untuk memenuhi kebutuhan daerah lain. Apabila hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1,
berarti merupakan sektor basis dan berpotensi untuk ekspor,sedangkan LQ < 1, berarti bukan
sektor basis (sektor lokal/impor).
Dari Gambar 2.2. Diatas menunjukan bahwa sektor yang memiliki keunggulan komparatif
di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011-2013 adalah sektor pertanian, Bangunan , dan
Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan. Sektor pertanian di Banjarnegara menjadi sektor
yang diandalkan untuk menunjang kegiatan ekonomi wilayah. Sektor ini juga menduduki urutan
pertama dalam memberikan sumbangan/ kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara.
Sektor Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Banjarnegara juga mengalami
peningkatan dari tahun 2011-2013 tetapi hanya sedikit.
ANALISIS KLASSEN TYPOLOGI
Klassen Typologi digunakan untuk melihat gambaran tentang pola dan struktur
pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi, dalam hal ini dianalisis dengan menggunakan
Page
9
EKONOMI REGIONAL
Klassen Typologi sebagai dasar analisis. Melalui analisis ini dapat diperoleh 4 klasifikasi sektorsektor ekonomi yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu sektor maju
dan tumbuh cepat, sektor maju tetapi tertekan, sektor berkembang cepat dan sektor relatif
tertinggal.
Klasifikasi sektor ekonomi menurut Klassen Typologi
yi > y
yi < y
ri > r
sektor maju dan tumbuh cepat
sektor berkembang cepat
ri < r
sektor maju tetapi tertinggal
sektor relatif tertinggal
ri = laju pertumbuhan sektor i,
r = laju pertumbuhan PDRB
yi = kontribusi sektor i terhadap PDRB
y = kontribusi rata-rata sektor PDRB
Input Analisis Klassen Typologi
Gambar 3.1 Input Analisis Klassen Typology Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Hasil Analisis Klassen Typologi
Page
10
EKONOMI REGIONAL
Gambar 3.2 Hasil Analisis Klassen Typology Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Page
11
EKONOMI REGIONAL
Interpretasi Analisis Klassen Typologi
SS
LQ >1
LQ
SS
(+)
(I)
LQ