Pengambilan keputusan dalam keluarga minangkabau (7)

1. A.

Latar Belakang

Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi (Salusu, 1996: 47). Proses ini untuk
menemukan dan menyeleseikan masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa
mengambil keputusan memerlukan satu seri tindakan, memerlukan beberapa langkah.
Dapat saja langkah-langkah tersebut terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus
mengajaknya berfikir sistematis. Dalam dunia manajemen proses atau seri tindakan itu
lebih banyak tampak dalam kegiatan diskusi.
Kehidupan sehari-hari seorang eksekutif, manajer, kepala, ketua, direktur, rektor, bupati,
gubernur, menteri, panglima, presiden, atau pejabat apapun, sesungguhnya adalah
kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Sering kali ia merasa hampa apabila
dalam satu hari tidak mengmbil suatu keputusan. Tidak menjadi soal apakah keputusan
itu benar atau mengandung kelemahan. Oleh sebab itu banyak manajer yang berpendapat
bahwa lebih baik membuat enam kesalahan dari sepuluh keputusan yang ia buat daripada
sama sekali tidak membuat keputusan. Bagi pejabat tersebut yang paling penting timbul
rasa kepuasan karena dapat mengmbil keputusan hari itu.
Ilustrasi itu menggambarkan bahwa pengambilan keputusan adalah aspek yang paling
penting dalam aspek manajemen. Keputusan merupakan kegiatan sentral dari

manajemen, merupakan kunci kepemimpinan, atau inti kepemimpinan (Siagian, 1988),
sebagai suatu karakteristik yang fundamental, sebagai jantung kegiatan administrasi
(Mitchell, 1978), suatu saat kritis bagi tindakan administrasi (Robins, 1978). Bahkan
Higgins (1979) melanjutkan bahwa pengambilan keputusan adalah kegiatan yang paling
penting dari semua kegiatan karena di dalamnya manajer terlibat.

1
Pada akhirnya, Robin Hughes dalam prakatanya pada Decision Making berkesimpulan
bahwa karena pengambilan keputusan terjadi di semua bidang dan tingkat kegiatan serta
pemikiran manusia, maka tidaklah mengherankan apabila begitu banyak disiplin yang
berusaha mengabalisis dan membuat sistematika dari seluruh proses keputusan.
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi,
terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan
keputusan sekarang. Pentinya pengambilan keputusan dilihat dari segi kekuasaan untuk
membuat keputusan, yaitu mengikuti pola desentralisasi atau pola sentralisasi. Berbeda
dengan hal tersebut, beberapa ahli memberi perhatian pada pengambilan keputusan dari

sudut kehadirannya, yaitu adanya teori pengambilan keputusan administrasi, kita dapat
meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga kita dapat menyempurnakan
efektifitas manajemen.

1. B.

Rumusan Masalah

2. Apakah pengertian pengambilan keputusan.
3. Bagaimana fungsi dan apakah tujuan pengambilan keputusan.
4. Apakah dasar-dasar pengambilan keputusan.
5. Bagaimana proses pengambilan keputusan.
6. Apakah permasalahan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan.

1. C. Tujuan
2. Mengetahui pengertian pengambilan keputusan
3. Mengetahui fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
4. Mengetahui dasar- dasar pengambilan keputusan
5. Mengetahui proses pengambilan keputusan
6. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan

BAB II
PEMBAHASAN
1. A.


Pengertian Pengambilan Keputusan

Sebelum mulai dengan mengemukakan definisi pengambilan keputusan, maka
perlu disampaikan lebih dulu tentang apa pengertian keputusan itu.
1.

Menurut Ralp C. Davis

Keputusan adalah hasil pemecahan yang dihadapinya dengan tegas. Suatu
keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus
dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat
menyimpang dari rencana semula.
2.

Menurut Mary Follet

Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila suatu fakta dapat
diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati

hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang
tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
3.

Menurut James A.F.Stoner

Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif- alternatif
1. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
2. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
3. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan
tersebut.
4.

Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH

Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu
masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna
mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.Dari
pengertian- pengertian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan
merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan


melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif (Hasan, 2002: 9)Setelah
mengetahui definisi dari keputusan maka selanjutnya akan dikemukakan definisi dari
pengambilan keputusan.
1.

Menurut George R. Terry

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada.
2.

Menurut S.P. Siagian

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
perhitungan alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat
3.

Menurut Jemes A.F Stoner


Pengambilan Keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.
4.

Menurut Ibnu Syamsi

Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui satu diantara
alternatif- alternatif yang memungkinkan.Selain beberapa pengertian di atas,
pengambilan keputusan itu juga berarti proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi (Salusu, 1996: 47). Proses ini untuk
menemukan dan menyeleseikan masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa
mengambil keputusan memerlukan satu seri tindakan, memerlukan beberapa langkah.
Dapat saja langkah-langkah tersebut terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus
mengajaknya berfikir sistematis. Dalam dunia manajemen proses atau seri tindakan itu
lebih banyak tampak dalam kegiatan diskusi.Dari pengertian- pengertian pengambilan
keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu
proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk
ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.Persoalan

pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dipilah yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan
harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik (Wahab, 2008: 163).
Penyusunan model keputusan adalah salah satu cara untuk mengembangkan hubunganhubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis,
yang mencerminkan hubungan yang terjadi di antara faktor- faktor yang terlibat. Apapun

dan bagaimana pun prosesnya, satu tahapan yang paling sulit dihadapi pengambilan
keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini perlu meyakinkan semua orang
yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya
akan merasa terlibat dan terikat pada keputusan tersebut. Hal ini, adalah proses tersulit.
Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap,
sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikut sertakan
semua pihak, maka usaha tersebut dapat memberikan hasil yang terbaik.
B.

Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah
memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang
sadar dan terarah, baik secara individual maupun secar kelompok, baik secara

institusionalnya maupun secara organisasional. Selain itu pengambilan keputusan juga
merupakan sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,
masa yang akan datang, di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasinya. Yang diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancar dan
tujuan dapat tercapai dengan mudah dan efisien. Namun kerap kali terjadi hambatanhambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus diselesaikan
oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan
masalah tersebut. Kerap kali pengambilan keputusan itu hanya merupakan satu segi saja,
misalnya hanya menyangkut segi keungan saja dan kalau dipecahkan tidak menimbulkan
efek sampingan atau akibat lain. Tetapi ada kemungkinan dapat saja terjadi masalah yang
pemecahannya menghendaki dua hal kontradiksi terpecahkan sekaligus (Syamsi, 2000:
5).
Oleh karena itu tujuan pengambilan keputusan itu dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan
yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak
akan ada kaitannya dengan masalah lain.
Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan

yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan

yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat
kontradiktif atau yang tidak bersifat kontradiktif.
C.

Dasar- Dasar Pengambilan Keputusan

Dasar pengambilan keputusan itu bermacam- macam tergantung dari
permasalahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata- mata, dapat
pula keputusan dibuat berdasarkan rasio. Tetapi tidak mustahil, bahkan banyak terjadi
terutama dalam lingkungan instansi pemerintah maupun di perusahaan, keputusan
diambil berdasarkan wewenang yang dimilikinya.
Oleh George R. Terry, disebutkan dasar- dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku
adalah sebagai berikut.
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat
subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
ini mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kebaikannya antara lain sebagai berikut.

1. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
2. Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memeberikan
kepuasan pada umumnya.
3. Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dari itu
perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
2. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
3. Dasar- dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan.
4. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan

sesuatu, dapat memperhitungkan untung dan ruginya, baik- buruknya keputusan yang
akan dihasilkan. Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun
hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
2. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan dengan rela dan

lapang dada.
3. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang
yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya antara lain sebagai berikut.
1. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara
sukarela ataukah secara terpaksa.
2. Keputusan dapat bertahan dalam jangkia waktu yang cukup lama.
3. Memiliki otentisitan (otentik).
Kelemahannya antara lain adalah sebagai berikut
1. Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
2. Mengasosiasikan dengan praktek diktatorial.
3. Sering melewati permasalahan yang sehatusnya dipecahkan sehim\ngga dapat
menimbulkan kekaburan.
4. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasar pada rasional, keputusan yang
dihasilkan bersifat obyektif, logis, lebih trasparan, konsisten untuk memaksimumkan
hasil atau nilai dalam batas kendala terentu, sehingga dapat dikatakan mendekati

kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara
rasional ini terdapat beberapa hal, sebagai berikut.
1. Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
2. Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
3. Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
4. Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
5. Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal.
Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang
ideal.
D.

Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan merupakan tahap- tahap yang harus dilalui atau
digunakan untuk membuat keputusan. Tahap- tahap ini merupakan kerangka dasar,
sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut
langkah) yang lebih khusus/ spesifik dan lebih operasional
(Hasan, 2002: 22).
Secara garis besarnya proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap yaitu sebagai
berikut.
Penemuan masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana masalah harus didefinisikan dengan jelas
sehingga perbadaan antara masalah satu dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi jelas.
Pemecahan masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana masalah yang sudah ada atau sudah jelas itu
kemudian diselesaikan. Langkah- langkah yang diambil adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi alternatif- alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.

2. Perhitungan mengenai faktor- faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau diluar
jangkauan manusia, identifikasi peristiwa- peristiwa di masa datang (state of nature).
3. Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk
tabel hasil (pay of table).
4. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.
5. Pengambilan keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang
ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti dan kondisi konflik.
Banyak para ahli yang berpendapat mengenai proses pengambilan suatu keputusan,
namun pada intinya proses pengambilan keputusan dapat disimpulkan sebagai berikut.
Mengidentifikasi masalah
Suatu organisasi apabila menghadapi permasalahan lebih dulu harus dibuat jelas
apakah itu memang masalah (problem) atau sekedar isu (issue) belaka. Yang dimaksud
dengan masalah disini adalah persoalan yang harus dipecahkan sedangkan isu adalah
persoalan yang perlu dibicarakan (tidak harus dipecahkan)
Menganalisis masalah
Untuk mengetahui penyebab timbulnya masalah, lebih dahulu harus diperoleh
data dan informasinya. Dengan kata lain, lebih dulu harus didapat datanya. Data tersebut
kemudian diolah menjadi informasi tentang penyebab timbulnya masalah. Disini fungsi
unit pengolah data sangat penting sebab kemungkinan juga akan ada informasi yang
masuk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Membuat beberapa alternatif pemecahan masalah
Untuk dapat membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah, maka lebih dahulu
harus diketahui penyebab timbulnya masalah. Selanjutnya dibuatlah beberapa alternative
pemecahannya. Dalam pembuatan beberapa alternative, maka masing-masing alternatif
harus ditunjukkan kekurangan dan kelebihannya.
Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap
masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang

terbaik. Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang
ditentukan, apakah dapat memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik
adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu
statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif
yang telah dikembangkan.
Melaksanakan keputusan
Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut
kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali
keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan
benar. Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan sematamata tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk
melaksanakannya juga memegang peranan yang penting.
Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga
mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun baiknya
suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak ada
artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal
dan hanya sedikit mempertimbangkan penerapan operasionalnya.
Evaluasi dan Pengendalian
Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja
menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian
dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat
terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang
bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai
keberhasilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, di mana
permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan
kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses pengambilan
keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk dalam penetapan sasaran
tujuan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah
digariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama
saja dengan proses kebijakan.
Diakui oleh banyak pihak, bahwa pengambilan keputusan yang benar- benar tepat itu
memeng sulit. Namun sekedar pedoman umum cara pengambilan keputusan
E.

Permasalahan yang dihadapi dalam Pengambilan Keputusan

Kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi itu diharapkan dapat berjalan
dengan lancar, tanpa mengalami suatu hambatan apapun. Tetapi dalam prakteknya selalu
ada saja masalah atau kendala yang dihadapi sehingga tujuan tidak selalu dapat dicapai
dengan mulus.Oleh karena itu yang pertama-tama dilakukan dalam proses pengambilan
keputusan adalah mengadakan identifikasi masalahnya lebih dahulu. Masalah adalah
sesuatu yang perlu dipecahkan, yang kerap kali membutuhkan beberapa alternatif untuk
kemudian dipilih satu yang sekiranya paling tepat untuk masalah tersebut. Apabila
dihubungkan dengan kebijakan dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
maka masalah yang dihadapi itu merupakan nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan yang belum
sempat terealisasi namun apabila dapat diidentifikasikan akan dapat dilaksanakan dengan
baik melalui tindakan pengambil keputusan.Dalam menghadapi masalah, hendaknya
merici terlebih dahulu permasalahannya dengan cermat. Dari masalah yang dirinci
kemudian disusun manalah yang bulat dan menyeluruh. Dunn memberikan memberikan
pendapat bahwa penyusunan masalah secara bulat melalui tiga tahap. Pertama,
mengadakan konseptualisasi permasalahannya. Kedua, mengadakan spesifikasi
permasalahan dan ketiga berusaha memehami permasalahan secara keseluruhan.
1. Quade mengemukakan langkah-langkah apa yang sekiranya perlu dilakukan dalam
menangani masalah: (1) mengusahakan keterangan dan penjelasan yang lebih lanjut
tentang masalah itu sendiri; (2) identifikasi sasaran dan tujuan kegiatan yang akan
dilakukan; (3) mengukur tingkat keberhasilannya; (4) menentukan kriteria keberhasilan
pencapaian tujuan; (5) memperhatikan sektor lingkungan; (6) meneliti satu per satu
alternatif pemecahan masalah sehingga masing-masing dikrtahui kelemahan dan
keunggulannya; (7) merumuskan model mana saja yang dimungkinkan untuk pemecahan
masalah; (8) mengumpulkan data untuk pengukuran dan pemilihan alternatif yang paling
tepat untuk pemecahan masalah; (9) mengadakan perbandingan antara model yang satu
dengan model yang lain; (10) mengetes hasil analisis untuk lebih meyakinkan; (11)
mempertimbangkan juga apakah terdapat juga segi-segi ketidakefisienan yang terjadi,
dan (12) mengadakan ringkasan bilamana perlu menyertakan juga saran-sarannya.
BAB III
PENUTUP

1. A.

Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah. Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara

pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua
aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secar kelompok,
baik secara institusionalnya maupun secara organisasional. Dasar pengambilan keputusan
itu bermacam- macam tergantung dari permasalahannya. Secara garis besarnya proses
pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap yaitu penemuan masalah, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan. Dalam menghadapi masalah, hendaknya merici
terlebih dahulu permasalahannya dengan cermat. Dari masalah yang dirinci kemudian
disusun manalah yang bulat dan menyeluruh. Dunn memberikan memberikan pendapat
bahwa penyusunan masalah secara bulat melalui tiga tahap. Pertama, mengadakan
konseptualisasi permasalahannya. Kedua, mengadakan spesifikasi permasalahan dan
ketiga berusaha memehami permasalahan secara keseluruhan.