KONFERENSI PIMPINAN WILAYAH (KONPIWIL) IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) SE-INDONESIA TAHUN 2011

TANFIDZ KONFERENSI PIMPINAN WILAYAH (KONPIWIL)

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)

SE-INDONESIA TAHUN 2011

Ternate, 27 – 30 Oktober 2011

PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE 2010-2012

Tim Materi

Agus Suroyo Dzulfikar Ahmad Tawalla Danik Eka R. Indra Jaya Sikumbang

Sampul & Layout : Tim gramasurya

Penerbit

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jl. KHA. Dahlan No. 103 Yogyakarta Telp./Fax. 0274-411293 Jl. Menteng Raya No. 62 Jakarta Telp./Fax. 021-3103940 email. sekretariat@ipm.or.id web. www.ipm.or.id

Dicetak oleh gramasurya Jl. Pendidikan No. 88 Sonosewu Yogyakarta Telp/Faks : 0274 - 413 364 Email: gramasurya_jogja@yahoo.com

ii

PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

KATA PENGANTAR KETUA UMUM PP IPM

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Ketua Umum PP IPM __ iii Daftar Isi __ V

Keputusan Induk Konpiwil IPM Se-Indonesia Tahun 2011 1 Tanfidz Konpiwil Ikatan IPM Se-Indonesia Tahun 2011 __ 5

 Kreatif (Sebuah Strategi Pembumian Gkt) __ 6 Kriteria Calon Ketua Umum, Formatur, dan Anggota PP IPM

Periode Muktamar XVIII __ 11  Kriteria Calon Ketua Umum PP IPM Periode Muktamar XVIII __ 12  Kriteria Calon Formatur PP IPM Periode Muktamar XVIII __ 15  Kriteria PP IPM Periode Muktamar XVIII __ 17

Tata Tertib Pemilihan Formatur PP IPM Periode Muktamar XVIII __ 19

 Tata Tertib Pemilihan Formatur PP IPM Periode

Muktamar XVIII __ 20 Tabulasi Kajian AD/ART IPM __ 31 Anggaran Rumah Tangga IPM Konpiwil 2011 __ 37

 Anggaran Rumah Tangga IPM __ 38

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

Rekomendasi IPM Konpiwil 2011 __ 75  Rekomendasi Konpiwil Ipm 2011 __ 76  Daftar Tim Muktamar __ 79

Berita-Berita IPM Konpiwil 2011 __ 81  IPM Jadi OKP Terbaik Nasional

 Jadi Arena Konpiwil, Ipm Ternate Lakukan Bersih

84  Walikota Lepas Pawai Taaruf Konpiwil IPM di Ternate __ 86  Pawai Taaruf Konpiwil IPM Berlangsung Meriah

Kota Bersama Dinas Pemerintah

88  Dahlan Rais: “IPM, Saya Bangga Padamu”

 Konpiwil Ikatan Pelajar Muhammadiyah Dibuka

Walikota Ternate

 Bersama IPM, Ketua KPK Tanda Tangani Gerakan

Maluku Utara Bersih 94 Update Nama dan Nomor Kontak Wilayah IPM Se-Indonesia

vi

PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Keputusan Induk Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (Ipm) Se-Indonesia Tahun 2011 Ternate, 27 – 30 Oktober 2011 No. 06/Konpiwil/2011

Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil) Ikatan Pelajar Muhammadiyah Se-Indonesia Tahun 2011 Setelah:

Menimbang : Tema Konpiwil “Menciptakan Pelajar Kreatif, Ipm Untuk Indonesia” Memperhatikan : 1. Amanat

Ketua Pimpinan Pusat

Muhammadiyah

Drs. H. Dahlan Rais M. Hum

2. Sambutan Staff Khusus Menteri Kehutanan R.I

H. Ali Taher Parasong, S.H, Mh

3. Sambutan Walikota Ternate

H. Burhan Abdurrahman, Sh, Mm

4. Pidato Iftitah Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

(Ipmawan Slamet Nur Achmad Effendy)

5. Usul Dan Saran Dari Peserta Sidang

Mengingat

: 1. Anggaran Dasar Ipm Pasal 29

2. Anggaran Rumah Tangga Ipm Pasal 32

Memutuskan

Menetapkan

Pertama : Mengesahkan Laporan Kebijakan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Periode 2010 – 2012

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

Kedua : Mengesahkan Laporan Perkembangan Pimpinan

Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Se-Indonesia Beserta Tanggapan Atas Laporan Kebijakan Pp Ipm Periode 2010 – 2012

Ketiga : Mengesahkan Hasil Pembahasan Sidang Komisi Komisi A : Pengkajian Ad/Art Ipm Komisi B : Kriteria Calon Ketua Umum,

Formatur, Dan Pimpinan Pp Ipm Periode Muktamar Xviii, Tata Tertib Pemilihan, Serta Pemilihan Tim Materi, Panlihpus, Dan Tim Verifikasi

Komisi C : Strategi Kreatif Dan Rekomendasi Keempat

: Mengesahkan Tim Pendukung Muktamar

Ipm Xviii Sebagai Berikut:

Tim Materi :

1. Pp Ipm

2. Pp Ipm

3. Pw Ipm Riau

4. Pw Ipm Papua

5. Pw Ipm Diy

Tim Panlih :

1. Pp Ipm

2. Pp Ipm

3. Pw Ipm Lampung

4. Pw Ipm Maluku

5. Pw Ipm Banten

Tim Verifikasi :

1. Pw Ipm Kepulauan Riau

2. Pw Ipm Kalimantan Timur

3. Pw Ipm Jawa Timur Kedua

: Keputusan Ini Berlaku Sejak Ditetapkan

2 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Ditetapkan Di Auala Hotel Bukit Pelangi Ternate Tanggal 29 Oktober 2011 Pukul__________________

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

4 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

TANFIDZ KONFERENSI PIMPINAN WILAYAH (KONPIWIL) IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)

SE-INDONESIA TAHUN 2011 Ternate, 27 – 30 Oktober 2011

KREATIF (Sebuah Strategi Pembumian GKT)

Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) merupakan sebuah gerakan yang lahir pada muktamar IPM ke XVII di Jogjakarta tahun 2010 silam. Gerakan ini sempat ramai dibicarakan terhitung sejak lahirnya gerakan ini sempat menjadi kontroversi dikalangan elit IPM. Kontroversi ini muncul dikarenakan konsep Gerakan Pelajar Kreatif tidak didesain dengan konsepsi yang jelas sehingga menimbulkan ambiguitas makna dan kebingungan dikalangan elit IPM. Disamping itu sering kali GPK menjadi bermasalah ketika disandingkan dengan GKT (Gerakan Kritis Transformatif) yang menjadi paradigma gerakan IPM sejak muktamar XIV di Bandar Lampung. Permasalahan itu muncul terkait dengan posisi GPK terhadap GKT. Apakah GPK merupakan pengganti GKT yang dengan demikian GPK menjadi paradigma gerakan baru IPM atau GPK hanya sekedar upaya untuk mengimplementasikan GKT agar lebih mudah dipahami ditataran grass root. Perdebatan ini dapat dipahami mengingat dalam konsep GPK hasil muktamar tidak memperjelas posisi GPK tersebut sekalipun di dalam konsepsi tersebut juga dipertegas bahwa GPK merupakan upaya untuk mengimplementasikan GKT dalam tataran real.

Dengan melihat realitas tersebut maka kita perlu memperjelas posisi Gerakan Pelajar Kreatif terhadap Gerakan Kritis Transformatif. Gerakan Pelajar Kreatif merupakan bentuk strategi perjuangan IPM sedangkan Gerakan Kritis Transformatif merupakan paradigm gerakan IPM. Oleh karena itu jelaslah perbedaan keduanya bahwa Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) adalah strategi gerakan IPM dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh IPM saat ini. Mengingat fungsi GPK sebagai strategi, maka istilah “GERAKAN” menjadi tidak tepat digunakan.

6 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Oleh karenanya, mulai Konpiwil ini GPK dipertegas dengan Istilah Strategi Kreatif Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Penghilangan istilah “GERAKAN” ini selain tidak tepat juga menimbulkan kerancuan dengan GKT (Gerakan Kritis Transformatif)

Dengan adanya strategi perjuangan ini sebenarnya akan memperjelas posisi IPM sebagai gerakan Islam dikalangan pelajar bahwa IPM tidak memperjuangkan nilai-nilai keislaman dengan cara atau strategi radikal dan tidak pula IPM memperjuangkan nilai-nilai Islam dengan jalan politik. Strategi perjuangan IPM adalah strategi Kreatif bukan politis apalagi radikal. Dengan demikian Gerakan Pelajar Kreatif merupakan sebuah gerakan untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam yang diperjuangkan IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah dikalangan Pelajar dengan menempatkan kreativitas sebagai sebuah strategi.

Strategi kreatif ini dianggap sebagai sebuah strategi yang tepat dalam rangka menanamkan dan memperjuangkan nilai-nilai yang dibawa IPM, mengingat realitas pelajar saat ini hidup ditengah gencarnya arus globalisasi dengan segala bentuk kemajuan zaman yang ada, persaingan yang kompetitif dan pemanfaatan teknologi yang serba canggih menuntut pelajar untuk dapat bersaing di Era globalisasi. Perjuangan nilai- nilai pun juga demikian saat ini perjuangan menyebarkan ide pragmatisme dan hedonisme diperjuangkan dengan cara-cara yang kreatif dan terbukti cara-cara tersebut sangat efektif dalam menyemai ide-ide pragmatisme dan hedonisme bahkan ide-ide tersebut tumbuh menjadi budaya. Penyebaran ide pragmatisme maupun hedonisme tidak disampaikan dalam bentuk seminar- seminar atau kajian-kajian tetapi melalui media kreatif yang ternyata secara efektif dapat membentuk orang-orang berpola piker dan berperilaku pragmatis dan hedonis tanpa sadar. Dengan melihat kenyataan itulah maka strategi kreatif dapat dipandang sebagai strategi yang sangat tepat dibandingkan dengan strategi lain dalam rangka menanamkan nilai-nilai Islam yang diperjuangkan IPM.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

Definisi Kreatif

Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi terhadap hal-hal yang sudah ada. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam bentuk atau susunan yang baru.

Dari pemahaman di atas maka Strategi Kreatif IPM adalah sebuah strategi gerakan untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi terhadap hal-hal yang sudah ada dalam rangka memperjuangkan nilai-nilai yang diperjuangkan IPM di kalangan pelajar.

Komponen Strategi Kreatif

a. Person Sosialisasi dan penanaman nilai – nilai perlu ditunjang dengan person (individu) yang kreatif. Indikator person (individu) kreatif adalah sebagai berikut:

1) Keterbukaan kepada pengalaman

2) Kemampuan untuk memberikan penilaian secara internal sesuai dengan kehendak pribadinya.

3) Kemampuan bereksplorasi secara spontan dengan konsep-konsep.

4) Berpikir Out of Box (diluar kebiasaan) dan kombinatif (kemampuan

menggabungkan pengalaman- pengalaman dan ide-ide). Person atau individu kreatif diarahkan pada kemampuan individu untuk menangkap nilai-nilai ketauhidan, keilmuan, kekaderan, kemandirian, dan keadilan dalam dirinya kemudian menuangkan nilai-nilai tersebut dalam bentuk gagasan atau karya yang kreatif sehingga nilai- nilai tersebut dapat dipahami dan diinternalisasikan dikalangan pelajar.

8 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH 8 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

1) Mengembangkan kreativitas personal melalui pemberian kesempatan menyibukkan diri secara kreatif.

2) Memberikan kebebasan kepada individu untuk mengekspresikan diri secara kreatif.

3) Menghargai kreativitas individu

4) Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan konstruktif yang diminati individu.

c. Produk Strategi Kreatif harus ditunjang dengan produk baik berupa pemikiran atau hasil karya kreatif yang merupakan bentuk kreativitas dari personal dan organisasi yang kreatif. Produk yang kreatif merupakan buah dari adanya pembentukan person kreatif melalui proses dan press (dorongan) kreatif. Dengan produk ini maka individu dan organisasi dapat lebih mudah menyebarluaskan nilai-nilai perjuangan IPM di kalangan pelajar. Indikator produk yang kreatif meliputi : 1) merupakan sesuatu yang baru, 2) merupakan sesuatu yang orisinal, 3) merupakan sesuatu yang bermakna, dan 4) merupakan sesuatu yang menarik.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

10 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

KRITERIA CALON KETUA UMUM, FORMATUR, DAN ANGGOTA PIMPINAN PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE MUKTAMAR XVIII

KRITERIA CALON KETUA UMUM PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE MUKTAMAR XVIII

PASAL 1 : IDEOLOGI

1. Taat mengamalkan ajaran agama Islam berdasar Al

Qur’an dan As-Sunnah

2. Taat pada prinsip-prinsip dasar persyarikatan

3. Setia pada tujuan, perjuangan dan garis kebijakan IPM

4. Mempunyai kemauan dan kemampuan berkidmat pada IPM dengan sungguh-sungguh dengan menjadikan IPM sebagai prioritas pilihan gerakan dan perjuangan dalam ber Islam

PASAL 2 : INTELEKTUALITAS

1. Memiliki pengetahuan yang luas dan wawasan keilmuan yang mendalam.

2. Memiliki visi kepemimpinan di tingkat nasional.

3. Menguasai bahasa asing (Bahasa Inggris atau Arab aktif).

4. Memiliki karya tulis yang telah dipublikasikan baik di media massa maupun penerbitan dibuktikan dengan foto copy tulisan minimal 2 judul

PASAL 3 : PERSONALITAS

1. Siap berkidmat menjalankan amanah dengan

profesional dan penuh tanggung jawab.

2. Mempunyai

interpersonalitas, komunikasi

kemampuan

kebangsaan yang berwawasan multikultural.

keummatan,

12 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

3. Mempunyai jaringan yang luas dan mempunyai kemampuan melakukan relasi sosial.

4. Mampu membaca dan memahami Al Qur’an

dengan fasih.

5. Memiliki kemampuan bekerja dan membangun team work.

6. Hafal Al-Qur’an minimal 1 Juz.

7. Memahami pola perkaderan IPM dan pernah

mengikuti pelatihan dan atau pertemuan tingkat nasional dan wilayah.

PASAL 4 : ADMINISTRASI

1. Telah menjadi anggota IPM/IRM minimal 7 tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan IPM di mana yang bersangkutan aktif.

2. Memiliki Kartu Tanda Anggota IPM (KTA IPM)

3. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Pusat atau Wilayah minimal setengah periode dibuktikan dengan SK atau surat keterangan.

4. Telah mengikuti perkaderan Tingkat Paripurna/

Taruna Melati Utama dibuktikan dengan syahadah atau surat keterangan dari penyelenggara.

5. Pada

muktamar yang bersangkutan berusia maksimal 24 tahun 11 bulan

saat

berlangsung

29 hari dibuktikan dengan fotocopy akte kelahiran.

6. Tidak merangkap kepengurusan di OKP yang bidang

garapnya sama dengan IPM dibuktikan dengan surat pernyataan di atas materai 6000.

7. Bersedia berdomisili di tempat kedudukan PP IPM (Yogyakarta/Jakarta) yang dibuktikan dengan pernyataan di atas materai 6000.

8. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik baik pada saat dipilih maupun sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM (dibuktikan dengan pernyataan

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011 TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

9. Telah menjadi anggota Muhammadiyah dibuktikan

dengan kepemilikan Nomor Baku Muhammadiyah (NBM).

10. Warga Negara Indonesia asli dibuktikan dengan

fotocopy KTP.

14 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

KRITERIA CALON FORMATUR PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE MUKTAMAR XVIII

PASAL 1 : IDEOLOGI

1. Taat mengamalkan ajaran agama Islam berdasar Al

Qur’an dan As-Sunnah

2. Taat pada prinsip-prinsip dasar persyarikatan

3. Setia pada tujuan, perjuangan dan garis kebijakan IPM

4. Mempunyai kemauan dan kemampuan berkidmat pada IPM dengan sungguh-sungguh dengan menjadikan IPM sebagai prioritas pilihan gerakan dan perjuangan dalam ber Islam

PASAL 2 : INTELEKTUALITAS

1. Memiliki pengetahuan yang luas dan wawasan keilmuan yang mendalam.

2. Memiliki visi kepemimpinan di tingkat nasional

3. Memiliki karya atau prestasi ilmiah dan atau non ilmiah.

4. Menguasai bahasa asing (Bahasa Inggris atau Arab aktif).

PASAL 3 : PERSONALITAS

1. Siap berkidmat menjalankan amanah dengan

profesional dan penuh tanggung jawab.

2. Mempunyai

interpersonalitas, komunikasi

kemampuan

kebangsaan yang berwawasan multikultural.

keummatan,

3. Mempunyai jaringan yang luas dan mempunyai

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011 TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

4. Mampu membaca dan memahami Al Qur’an

dengan fasih.

5. Memiliki kemampuan bekerja dan membangun team work.

6. Memahami pola perkaderan IPM dan pernah mengikuti pelatihan dan atau pertemuan tingkat nasional dan wilayah.

PASAL IV : ADMINISTRASI

1. Telah menjadi anggota IPM/IRM minimal 6 tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan IPM di mana yang bersangkutan aktif.

2. Memiliki Kartu Tanda Anggota IPM (KTA IPM)

3. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Pusat atau Wilayah minimal setengah periode dibuktikan dengan SK atau surat keterangan.

4. Minimal telah mengikuti perkaderan Tingkat Madya/

Taruna Melati III dibuktikan dengan syahadah atau surat keterangan dari penyelenggara.

5. Pada saat berlansung muktamar yang bersangkutan berusia 24 tahun 11 bulan 29 hari.

6. Tidak merangkap kepengurusan di OKP yang bidang garapnya sama dengan IPM dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai 6000.

7. Bersedia berdomisili di tempat kedudukan PP IPM (Yogyakarta/ Jakarta) yang dibuktikan dengan pernyataan di atas materai 6000.

8. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik baik pada saat dipilih maupun sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM (dibuktikan dengan pernyataan bermaterai 6000).

9. Telah menjadi anggota Muhammadiyah ditunjukkan dengan kepemilikan Nomor Baku Muhammadiyah (NBA).

16 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

KRITERIA PIMPINAN PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE MUKTAMAR XVIII

PASAL 1 : IDEOLOGI

1. Taat mengamalkan ajaran agama Islam berdasar Al

Qur’an dan As-Sunnah

2. Taat pada prinsip-prinsip dasar persyarikatan

3. Setia pada tujuan, perjuangan dan garis kebijakan IPM

4. Mempunyai kemauan dan kemampuan berkidmat pada IPM dengan sungguh-sungguh dengan menjadikan IPM sebagai prioritas pilihan gerakan dan perjuangan dalam ber Islam

PASAL 2 : INTELEKTUALITAS

1. Memiliki pengetahuan yang luas dan wawasan keilmuan yang mendalam.

2. Memiliki visi kepemimpinan di tingkat nasional dan berpengalaman dalam kepemimpinan di IPM/IRM minimal 5 tahun.

3. Menguasai bahasa asing Bahasa Inggris atau Arab (pasif).

PASAL 3 : PERSONALITAS

1. Siap berkidmat menjalankan amanah dengan

profesional dan penuh tanggung jawab.

2. Mempunyai

interpersonalitas, komunikasi

kemampuan

kebangsaan yang berwawasan multikultural.

keummatan,

3. Mempunyai kemampuan melakukan relasi sosial.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

4. Mampu membaca dan memahami Al Qur’an dengan fasih.

5. Memiliki kemampuan bekerja dalam team work

PASAL IV : ADMINISTRASI

1. Telah menjadi anggota IPM/IRM minimal 5 tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan IPM di mana yang bersangkutan aktif.

2. Memiliki Kartu Tanda Anggota IPM (KTA IPM)

3. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Pusat atau Wilayah minimal setengah periode dibuktikan dengan SK atau surat keterangan.

4. Minimal telah mengikuti perkaderan Tingkat Madya/ Taruna Melati III.

5. Pada saat berlansung muktamar yang bersangkutan berusia 24 tahun 11 bulan 29 hari.

6. Tidak merangkap kepengurusan di OKP yang bidang garapnya sama dengan IPM dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai 6000.

7. Bersedia berdomisili di tempat kedudukan PP IPM (Yogyakarta/ Jakarta) yang dibuktikan dengan pernyataan di atas materai 6000.

8. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik baik pada saat dipilih maupun sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM (dibuktikan dengan pernyataan bermaterai).

9. Telah menjadi anggota Muhammadiyah ditunjukkan dengan kepemilikan Nomor Baku Muhammadiyah (NBA).

18 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

TATA TERTIB PEMILIHAN FORMATUR PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE MUKTAMAR XVIII

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

TATA TERTIB PEMILIHAN FORMATUR PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PERIODE MUKTAMAR XVIII

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengaturan

Tata tertib Pemilihan Formatur Pimpinan Pusat IPM adalah seperangkat ketentuan, sistem, dan tata cara pemilihan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode Muktamar XVIII.

Pasal 2 Penyelenggara Ayat 1

Penyelenggara Pemilihan Formatur dilakukan oleh Panitia Pemilihan Pusat (Panlihpus) Muktamar XVIII.

Ayat 2

Panitia Pemilihan Pusat (Panlihpus) adalah Panitia Pemilihan Formatur Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Periode Muktamar XVIII sejumlah 7 orang, terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5 (lima) orang anggota. Mereka terdiri dari 3 (tiga) orang dari Pimpinan Pusat IPM ditambah 4 (empat) orang anggota dari Pimpinan Wilayah yang ditetapkan oleh Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil) pada tanggal 27 s.d. 30 Oktober 2011 di Ternate, Maluku Utara.

Ayat 3

Susunan Panitia Pemilihan Pusat (Panlihpus) adalah sebagai berikut:

20 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Hak dan wewenang Panitia Pemilihan Pusat (Panlihpus) Muktamar XVIII antara lain:

1. Mendapat fasilitas dan anggaran dari Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

2. Melakukan verifikasi dan menetapkan uji kelayakan kepada semua calon Formatur

3. Melakukan prosesi pemilihan Formatur PP IPM periode Muktamar XVIII

4. Memutuskan sanksi bagi para kandidat dan pemilih bila diketahui menyalahi ketentuan yang sudah diatur

5. Seluruh susunan Panlihpus tidak masuk daftar calon tetap formatur

BAB II PENCALONAN ANGGOTA FORMATUR Pasal 3 Calon Formatur Ayat 1

Calon sementara adalah calon formatur PP IPM Periode Muktamar XVIII yang dicalonkan oleh PP IPM dan atau PW IPM dengan ketentuan jumlah sebagai berikut :

a. PP IPM mencalonkan maksimal 8 orang calon formatur

b. PW IPM mencalonkan maksimal 7 orang calon formatur

Ayat 2

Calon tetap adalah calon sementara yang menyatakan kesediannya dan telah memenuhi syarat/ kriteria calon Formatur PP IPM Periode Muktamar XVIII.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

Ayat 3

Hak dan kewajiban calon formatur:

1. Mendapat perlakuan yang sama oleh Panlihpus dan berhak mengikuti seluruh rangkaian acara Muktamar XVIII sebagai peninjau

2. Berkewajiban memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan oleh Panlihpus

3. Menjunjung tinggi tata tertib dan hasil pemilihan

BAB III PEMILIH DAN SAKSI

Pasal 4 Pemilih Ayat 1

Pemilih adalah peserta Muktamar XVIII yang terdiri dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Daerah yang sah berdasarkan AD/ART IPM dan yang dimandatkan oleh institusinya menjadi peserta muktamar.

Ayat 2

Peserta yang mewakili Pimpinan Daerah atau Pimpinan Wilayah sebagai peserta aktif dalam Muktamar, sedangkan Pimpinan Daerah tersebut belum di SK kan dan juga belum terdaftar secara sah di Pimpinan Pusat IPM, maka dari itu kepesertaanya dianggap gugur.

Ayat 3

Tiap pemilih memiliki satu hak suara (one man one vote)

Ayat 4

Keanggotaan calon pemilih tercatat dalam daftar pemilih dan

tidak bisa diwakilkan kepada orang lain

22 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Ayat 5 Daftar Pemilih Tetap ditetapkan Panlihpus 1 hari sebelum pemilihan

Pasal 5 Saksi Ayat 1

Saksi adalah perwakilan yang diutus untuk menyaksikan dan memantau jalannya proses pemungutan suara

Ayat 2

Saksi yang ditetapkan adalah perwakilan 2 orang per regional

meliputi regional Sumatera, Jawa, dan KTI dan disampaikan kepada Panlihpus

BAB IV PEMILIH DAN PROSESI PENCALONAN FORMATUR Pasal 6 Prosesi Pencalonan Ayat 1

1. Panlihpus menyurati kepada PP IPM dan seluruh PW IPM untuk mengirim usulan calon formatur sementara melalui surat tertulis yang pengirimannya dilakukan secara langsung atau melalui pos, email, dan Faksimili.

2. Surat sebagaimana poin di atas dilengkapi dengan klausul batasan tanggal pengembalian berkas usulan yang penetapannya ditetapkan oleh panlihpus.

3. Setiap Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Pusat berhak menggunakan haknya dan berkewajiban menyerahkan blanko pencalonan yang ditetapkan oleh Panlihpus

4. Setiap anggota IPM yang dicalonkan, setelah mendapat pemberitahuan oleh panitia pemilihan tentang pencalonan dirinya, berhak menerima dan menolak pencalonan

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011 TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

5. Pengembalian pernyataan kesediaan apabila melebihi batas yang telah ditentukan dinyatakan tidak diterima atau ditolak.

6. Calon formatur yang memenuhi syarat akan ditetapkan pada saat konpiwil pra muktamar.

Ayat 2

Jika ada kecurangan ditemukan dalam proses pemilihan, calon formatur dapat menyampaikan keberatannya kepada Panlihpus disertai dengan bukti kecurangan dan berita acara, dan Panlihpus akan memproses kecurangan ini maksimal waktu 24 jam setelah pungutan suara.

BAB V SISTEM DAN TATA CARA PEMILIHAN Pasal 7 Proses Pemilihan

Proses pemilihan berlangsung dalam agenda Muktamar XVIII yang diikuti oleh seluruh peserta yang sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Pasal 8 Tata Cara Pemilihan Formatur Ayat 1

Jumlah anggota formatur yang akan dipilih berjumlah 9 (sembilan) orang

Ayat 2

Sistem pemilihan Anggota Formatur PP IPM periode Muktamar XVIII dilakukan dalam 1 tahap pemilihan Anggota dengan tidak memandang jumlah calon Formatur yang ada.

24 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Ayat 3

Apabila hanya terdapat 9 (Sembilan) orang orang yang memenuhi syarat sebagai calon anggota formatur maka secara otomatis akan menjadi anggota formatur periode Muktamar XVIII.

Ayat 4

Apabila tidak ada calon formatur yang memenuhi syarat sebagai formatur atau calon yang memenuhi syarat kurang dari 9 (Sembilan) maka panlihpus akan meminta pertimbangan kepada PP IPM

Ayat 5

Proses pemilihan Formatur adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pemilihan dilaksanakan secara LUBER dan JURDIL

b. Tiap pemilih memilih 9 (sembilan) calon anggota Formatur dengan cara mencontreng nama atau nomor urut kandidat pada waktu pemilihan yang telah diberi tanda tangan ketua dan sekretaris Panlihpus serta stampel Panlihpus kemudian dimasukkan ke dalam kotak suara yang telah disediakan.

c. Surat suara dinyatakan batal, jika tidak sesuai dengan ketentuan pasal 7 ayat 5 poin b sebagaimana tersebut di atas.

d. Penghitungan suara dilakukan oleh Panlihpus dengan disaksikan oleh saksi

e. Apabila dalam proses pemungutan suara terdapat

jumlah suara yang sama yang melebihi kuota formatur maka untuk menentukan Formatur PP IPM dilakukan pemungutan suara ulang bagi calon yang memiliki jumlah suara yang sama.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

Ayat 6

Apabila ada Formatur Terpilih mengundurkan diri sebelum penetapan rapat pleno formatur, maka suara terbanyak urutan

dibawahnya (urutan ke-10 dan seterusnya) secara otomatis akan ditetapkan menjadi anggota formatur

Pasal 9 Tugas dan Wewenang Formatur

Ayat 1

Formatur terpilih melakukan pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Jendral dan penyusunan PP IPM Periode Muktamar XVIII

Ayat 2

Pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Jendral dan penyusunan PP IPM Periode XVIII dilakukan dengan aturan sebagai berikut :

a. Pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Jendral, dan Penyusunan PP IPM Periode XVIII dilakukan dengan musyawarah mufakat.

b. Pemilihan Ketua Umum, Sekretaris Jendral, dan Penyusunan PP IPM Periode XVIII berpedoman dengan kriteria pimpinan PP IPM.

c. Penyusunan dihadiri oleh seluruh anggota Tim Formatur dan dipimpin oleh Ketua Tim Formatur.

d. Ketua Tim Formatur adalah formatur yang memiliki

jumlah suara terbanyak

e. Ketua dan Sekretaris tim formatur melaporkan hasil rapat formatur kepada Sidang Pleno Muktamar XVIII, minimal sudah menentukan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PP IPM serta melengkapinya paling lambat satu bulan setelah berakhirnya Muktamar XVIII.

f. Apabila setelah lewat satu bulan Tim Formatur belum berhasil melengkapi penyusunan, maka Tim Formatur, Panitia Pemilihan, dan PP IPM periode Muktamar

26 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH 26 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

BAB VI SANKSI PANLIHPUS, PEMILIH, CALON FORMATUR, SAKSI

Pasal 10 Sanksi Panlihpus Ayat 1

Jika terdapat anggota Panlih terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu calon Formatur maka

keanggotaannya sebagai panlihpus dicabut oleh PP IPM.

Ayat 2

Keanggotaan panlihpus yang telah dicabut oleh PP IPM, maka hak dan wewenang yang melekat pada dirinya dinyatakan gugur.

Ayat 3

Mengingat keanggotaan panlihpus bersifat institusi (keterwakilan PP dan PW) maka PP IPM akan meminta kepada institusi yang bersangkutan untuk mengganti anggota Panlihpus dengan usulan nama yang baru sesuai dengan anggota Panlihpus

Pasal 11 Sanksi Calon Formatur Ayat 1

Jika terdapat calon formatur terbukti melakukan kecurangan sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu calon formatur maka haknya sebagai calon formatur dicabut oleh Panlihpus

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

Ayat 2

Calon Formatur yang telah dicabut haknya oleh Panlihpus maka PW IPM atau PP IPM yang mencalonkannya tidak dapat mengganti dengan nama baru

Pasal 12 Sanksi Pemilih Ayat 1

Jika terdapat calon pemilih yang terbukti melakukan kecurangan sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu calon formatur maka haknya sebagai pemilih dicabut oleh Panlihpus.

Ayat 2

Calon Pemilih yang telah dicabut haknya oleh Panlihpus maka PP, PW atau PD IPM yang memberi mandat sebagai peserta tidak dapat mengganti dengan nama baru

Pasal 13 Sanksi Saksi Ayat 1

Jika terdapat saksi yang terbukti melakukan kecurangan sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu calon formatur maka haknya sebagai saksi dicabut oleh Panlihpus.

Ayat 2

Saksi yang telah dicabut haknya oleh Panlihpus, maka hak dan wewenang yang melekat pada dirinya dinyatakan gugur.

Ayat 3

Panlihpus meminta kepada regional yang bersangkutan untuk mengganti saksi dengan usulan nama yang baru sesuai dengan syarat saksi.

28 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

BAB VII ATURAN TAMBAHAN

Pasal 14 Aturan Tambahan

Hal-hal teknis yang belum diatur dalam tata tertib proses pemilhan ini menjadi hak dan wewenang bagi Panlihpus untuk

mengaturnya

Ditetapkan di Ternate Pada tanggal, 29 Oktober 2011

Pimpinan Sidang

Ketua Sidang Sekretaris ttd

ttd (Susanna)

(Afdal)

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

30 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

TABULASI KAJIAN AD/ART IPM

TABULASI KAJIAN AD/ART IPM

Tanfidz Muktamar XVII Yogyakarta

PIMPIN

AN PUSA

(Hasil KONPIWIL di Ternate)

T IKA

No Pasal

TAN PELAJ 1. AD Pasal 23 ayat 1

1. Penambahan periodesasi (periodesasi)

Dengan periodesasi yang

Banyak ranting-ranting yang

2. Periodesasi tetap efektifitas AR MUHAMMADIY

singkat, sosialisasi tidak bisa

masih menggunakan kebijakan

massif hingga ke ranting.

sebelumnya, karena kebijakan yang

di tambah

Disebabkan oleh :

baru masih belum sampai atau

3. Periode PW sampe PC IPM

1) Sosialisasi jenjang struktur

tersosialisasikan dengan baik.

mengikuti tahun periodesasi

yang sangat panjang

Kebijakan tidak bisa dipahami

Pimpinan di atasnya

AH 2) Masa periodesasi hanya

secara mendalam, hal ini

sekedar untuk sosialisasi

bertentangan dengan ART

kebijakan, atau mengejar

pasal 18-20 dimana kebijakan

target program.

yang dihasilkan oleh tingkat

3) Tidak ada range masa aksi

kepemimpinan tertentu harus

organisasi yang matang

berdasarkan kebijakan garis kepemimpinan di atasnya.

Harus ada pengaturan pada BAB - tidak ada adanya poin yang

IX : Permusyawaratan.

jelas mengatur tentang

Pasal 17 ayat 1 (menentukan

selambat-lambatnya waktu

kebijakan berdasarkan muktamar

pelaksanaan permusyawaratan

dan konpiwil) tentunya juga akan

setelah permusyawaratan

melahirkan kebijakan-kebijkan

diatasnya dilaksanakan,

instant karena deadline masa

menjadi salah satu penyebab

yang cepat. Tidak ada proses

periodesasi dan kebijakan yang

pemantapan kebijakan, pilot

tidak sejalan terstruktur. Dan

project dan evaluasi. Yang ada

inilah awal mula massifikasi

N TA

hanya membuat-menetapkan-

gerakan IPM sulit terwujud

FID hingga ke basis gerakan ZK

evaluasi-membuat, begitulah

Butuh ketegasan tentang W IL

2. AD Pasal 24 ayat 1

Security organisasi tidak bisa

Banyak terjadi di wilayah-wilayah

rangkap untuk jabatan (reward M IP

(rangkap jabatan di

berjalan dengan baik, karena ada dalam struktur pimpinannya juga

dan punishmennya) E-I S

struktur IPM)

dualisme jabatan.

merangkap jabatan di daerah, dan

Tidak ada pemihakan terhadap

seterusnya...

institusi kepemimpinan.

ES IA 3. AD Pasal 41 (sumber Kebijakan yang hanya menjadi

Tidak berjalan, adapun sangat

H TA keuangan)

pepesan kosong

sedikit sekali. Bahkan di beberapa

U N 2 ART Pasal 44

wilayah penarikan IA/UP dianggapan

sebagai pungutan liar.

34 4. AD Pasal 23 :

Laporan progress report

Tidak berjalan. Karena tidak ada

Laporan

rutin (berkala) ke pimpinan di

mekanisme yang mengatur, serta

ART Pasal 43

atasnya sebagai sebuah alat

tidak ada sanksi tindakan (reward

PIMPIN ART Pasal 5 ayat

ukur progressifitas dan tindakan and punnishment ).

AN PUSA 2 (laporan tentang

prefentif.

perkembangan T IKA

keanggotaan yang diserahkan kepada

TAN PELAJ PW oleh PD) 5. BAB XV : Perubahan

AD Tidak tersosialisasikan

Perubahan-perubahan yang

AR MUHAMMADIY

AD karena masa yang terlalu cepat, terjadi atas dasar kepentingan

AD Pasal 46 ayat 1

hal ini merupakan irisan masalah (pragmatisme gerakan). dari periodesasi Muktamar yang Event Muktamar pembahasan memiliki kewenangan dalam

AD selalu tidak matang karena

AH merubah AD sangat singkat.

ketertarikan agenda lebih banyak ke

Sehingga hampir tiap muktamar arah suksesi pimpinan. terjadi perubahan AD tanpa memiliki efek yang massif untuk IPM hingga ke ranting.

6. ART Pasal 12

Syarat daerah didirikan minimal

Tidak disebutkan

memiliki berapa cabang?

7. ART Pasal 30-39

Konsekuensi LPJ ditolak atau

Reward and punnishment tidak ada Diperjelas reward dan

diterima tidak ada, sehingga

punishmennya jika LPJ ditolak

LPJ hanya sekedar formalitas semata. Apabila ada tanggapan pun hanya berhenti pada dinamika forum.

8. Redaksional ART

Dua, seharusnya Dua kali

Pasal 10

Lain-lain yang belum diatur dalam AD/ART No.

1. Pimpinan diatasnya

1. Pimpinan diatasnya kurang memiliki

Pimpinan diatasnya yang hadir

tidak memiliki pengaruh peran pada

pada permusyawaratan tingkat

aktif dalam proses permusyawaratan di undangan atau peninjau yang

di bawahnya hanya sekedar

permusyawaratan. tingkat pimpinan di

Jika berlebih bisa menjadi sebuah bawahnya

tidak memilik hak suara dan

pengambilan wewenang

bentuk intervensi struktural

apabila terjadi hal-hal yang

N TA

tidak diharapkan dalam

FID

permsyawaratan. Misalnya :

ZK O

agenda permusyawaratan tidak

N W PI

dipenuhi, kampanye tidak sehat,

IL

M IP S

ikut serta dalam voting, dll.

1. Wilayah kepemimpinan yang D N

2. Quota peserta

Para event permusyawaratan

E-I permusyawaratan

memiliki banyak struktur N O

banyak lahir institusi struktural

ES kepemimpinan di bawahnya IA progressifitas gerakan yang jelas, SK yang jelas. Inilah

berdasarkan

baru yang tidak ada kualifikasi

belum tentu bisa mengirim H U TA dan kaderisasi

yang menyebabkan IPM besar

banyak jumlah peserta

N 2 secara struktural namun miskin

apabila tidak memiliki raport

01 1 gerakan. Karena kelahiran

prograssifitas gerakan dan

institusi struktural tersebut

kaderisasi.

35 hanya berbasis kepentingan

2. Begitupula sebaliknya

suksesi saja, apakah ide atau kepemimpinan.

Catatan tambahan :

1. Pasal tentang permusyawaratan perlu dipertegas.

2. Adanya pasal khusus tentang sanksi organisasi

3. Penyesuaian/harmonisasi periodesasi antar pimpinan di bawahnya pasca Muktamar, secara otomatis seluruh pimpinan wilayah harus menlaksanakan Muswil berlaku seterusnya hingga struktur paling bawah.

36 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KONPIWIL 2011

ANGGARAN RUMAH TANGGA Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Pasal 1 Keberadaan Organisasi

Ikatan Pelajar Muhammadiyah berdiri pada tanggal 5 Shafar 1381 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 Miladiyah dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta. Pernah mengalami perubahan menjadi IRM pada tanggal 22 Jumadilula 1413 Hijriyah yang bertepatan pada tanggal 18 November 1992 Miladiyah dan kini kembali lagi menjadi IPM pada tanggal 28 Syawal 1429 Hijriyah yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober 2008 pada Muktamar di Surakarta.

Pasal 2 Kedudukan Pimpinan Pusat

Pimpinan Pusat IPM berkedudukan di Yogyakarta. Sedangkan penyelenggaraan aktivitasnya berada di dua kantor yaitu di Yogyakarta dan Jakarta.

Pasal 3 Lambang

1. Lambang Ikatan Pelajar Muhamadiyah sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar adalah sebagai berikut :

38 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

2. Makna Lambang IPM adalah:

a. Bentuk segi lima perisai, runcing dibawah merupakan deformasi bentuk pena.

b. Warna kuning berarti keagungan dan ketuhanan; putih berarti kesucian; merah berarti keberanian, Warna hijau menunjukan agar ilmu yang didapatkan dapat mempertebal iman.

c. Gambar matahari yang berwarna kuning yang menunjukan bahwa IPM adalah keluarga besar Muhammadiyah.

d. Di tengah bulatan matahari terdapat gambar buku berarti pengetahuan. Atau bisa juga berarti Al-Qur’an yang suci (putih).

e. Di bawah bulatan matahari terdapat tulisan ayat Al- quran, surat Al Qalam ayat 1 yang berbunyi “Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun” (dalam tulisan arab). Artinya: Nuun, Demi pena dan apa yang dituliskannya.

f. Tulisan Al-Quran tersebut ditulis dengan menggunakan huruf Arab, warna hitam dan merupakan semboyan IPM. Huruf IPM berwarna merah dengan kontur hitam. Merah berarti berani serta aktif menyampaikan dakwah Islam karena IPM mengemban tugas sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.

Pasal 4 Bendera

1. Bendera Ikatan Pelajar Muhamadiyah berbentuk persegi panjang berukuran panjang berbanding lebarnya dua berbanding tiga berwarna dasar kuning, di bagian tengah bergambar lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah dengan tulisan IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH font Arial berwarna merah di bawahnya, seperti berikut :

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

2. Warna kuning dalam dasar bendera berarti keagungan dan ketuhanan yang menggambarkan kejayaan dan keluhuran budi

3. Ketentuan lain tentang lambang dan bendera ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 5 Pengajuan Menjadi Anggota

1. Pengajuan menjadi anggota diajukan secara tertulis kepada Pimpinan Ranting atau cabang atau Daerah.

2. Pimpinan Daerah selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sekali melaporkan tentang keanggotaan di daerah Kepada Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Pusat.

3. Bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan menjadi anggota, berhak mendapatkan kartu anggota.

4. Ketentuan pelaksanaan dan pembuatan KTA diatur oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 6 Kewajiban dan Hak Anggota

1. Setiap anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah wajib untuk:

a. Setia pada perjuangan IPM.

b. Taat pada keputusan dan peraturan IPM.

c. Menjaga nama baik IPM, dan menjadi teladan utama sebagai pelajar muslim.

d. Turut mendukung kebijakan dan amal perjuangan IPM. 40 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH d. Turut mendukung kebijakan dan amal perjuangan IPM. 40 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

2. Hak Anggota:

a. Memiliki kartu tanda anggota IPM.

b. Memberikan saran dan menyatakan pendapat demi kebaikan organisasi.

c. Mendapatkan pengkaderan dari IPM.

d. Berhak memilih dan dipilih dalam permusyawaratan pada level pimpinannya

Pasal 7 Kewajiban dan Hak Kader

1. Kewajiban Kader:

a. Setia pada perjuangan IPM.

b. Taat pada keputusan dan peraturan IPM.

c. Menegakkan dan menjunjung nama baik IPM dan Muhammadiyah.

d. Menjadi teladan yang utama sebagai pelajar muslim.

e. Turut mendukung dan melaksanakan kebijakan dan amal perjuangan IPM.

f. Menjadi penggerak dalam melaksanakan kebijakan dan amal perjuangan IPM.

2. Hak Kader:

a. Menyatakan pendapat didalam dan di luar permusyawaratan.

b. Memilih dan dipilih didalam permusyawaratan pada level kepemimpinannya

c. Mendapatkan pembinaan secara terus menerus dari IPM.

Pasal 8 Pemberhentian Anggota

1. Anggota berhenti karena:

a. Meninggal Dunia.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011 TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

c. Diberhentikan atas persetujuan Pimpinan di atasnya

d. Menurut pasal 10 ayat 2 AD, yang sudah habis masa keanggotaannya.

2. Bagi anggota yang usianya lebih dari 24 tahun tetapi masih aktif menjabat sebagai pimpinan IPM dapat melangsungkan kepemimpinannya hingga akhir masa jabatannya.

3. Anggota diberhentikan oleh Pimpinan karena:

a. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan prinsip- prinsip dasar perjuangan IPM.

b. Melakukan tindakan yang merugikan dan merusak nama baik organisasi.

c. Melakukan tindak pidana dan terbukti kesalahannya di depan pengadilan.

4. Anggota yang diberhentikan berhak mengajukan keberatan kepada struktur yang memberhentikan. Apabila struktur yang bersangkutan menolak maka anggota yang diberhentikan berhak naik banding kepada struktur di atasnya.

5. Putusan pemberhentian anggota harus diumumkan.

Pasal 9 Susunan Organisasi

Susunan Organisasi terdiri dari:

Pasal 10 Ranting

1. Ranting adalah kesatuan anggota di sekolah atau madrasah atau pondok pesantren atau masjid/mushalla atau panti asuhan atau desa atau kelurahan yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota.

42 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

2. Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya dua dalam sebulan

b. Pengajian umum secara rutin sekurang-kurangnya dua dalam sebulan

c. Memiliki sekolah atau masjid/mushalla sebagai pusat kegiatan

d. Pimpnan ranting terdiri atas sekurang-kurangnya 10 orang

3. Pengesahan pendirian Ranting dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah dengan surat keputusan.

4. Pembina IPM di sekolah Muhammadiyah tingkat SMP/ sederajat dan atau SMU/sederajat adalah Kepala Sekolah atau orang yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah.

5. Pembina IPM di ranting non sekolah adalah Pimpinan Ranting Muhammadiyah/Ketua Panti Asuhan.

6. Syarat Pembina IPM Ranting adalah alumni IPM dan atau Angkatan Muda Muhammadiyah.

Pasal 11 Cabang

1. Cabang didirikan atas rekomendasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan atau Musyawarah Cabang IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan Wilayah IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada PD, dan PP IPM serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat.

3. Cabang adalah kesatuan ranting atas sekurang-kurangnya 2 (dua) ranting yang berfungsi:

a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi ranting

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011 TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

c. Perencanaan program dan kegiatan

4. Syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai:

a. 2 (dua ) Pimpinan Ranting

b. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya dua kali dalam sebulan

c. Pengajian umum secara rutin tingkat Cabang sekurang- kurangnya dua dalam sebulan

d. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam

e. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Cabang

5. Cabang membawahi Ranting.

Pasal 12 Daerah

1. Daerah didirikan atas rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan atau Musyawarah Daerah IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada PW IPM, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) setempat.

3. Daerah adalah kesatuan Cabang di tingkat Kabupaten/Kota yang berfungsi:

a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi Cabang dan atau ranting

b. Perencanaan program dan kegiatan

4. Syarat pendirian Daerah sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya dua kali dalam sebulan

b. Pengajian umum secara rutin tingkat Daerah sekurang- kurangnya sekali dalam sebulan

44 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH 44 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

d. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Daerah

5. Daerah membawahi Cabang dan Ranting.

Pasal 13 Wilayah

1. Wilayah didirikan atas rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan atau Musyawarah Wilayah IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 diterbitkan oleh PP IPM, dan ditembuskan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) setempat, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

3. Wilayah adalah kesatuan daerah di tingkat provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) Daerah yang berfungsi

a. Membina dan berkoordinasi dengan Daerah

b. Marencanakan program dan kegiatan

4. Syarat pendirian Wilayah sekurang-kurangnya mempunyai:

a. 3 (tiga) Pimpinan Daerah

b. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya dua kali dalam sebulan

c. Pengajian umum secara rutin tingkat Daerah sekurang- kurangnya sekali dalam sebulan

d. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam

e. Pelatihan kader pimpinan tingkat Wilayah

5. Wilayah membawahi Daerah, Cabang, dan Ranting.

Pasal 14 Pusat

1. Pusat ditetapkan berdasarkan Keputusan Muktamar.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

2. Pusat membawahi Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting.

Pasal 15 Sifat Kepemimpinan

Kepemimpinan IPM bersifat kolektif-kolegial. Artinya, dalam melaksanakan dan memutuskan segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama dengan penuh pertimbangan.

Pasal 16 Susunan Pimpinan

Susunan Pimpinan terdiri dari :

1. Pimpinan Pusat

2. Pimpinan Wilayah

3. Pimpinan Daerah

4. Pimpinan Cabang

5. Pimpinan Ranting

Pasal 17 Pimpinan Pusat

1. Pimpinan Pusat menentukan kebijakan IPM berdasarkan keputusan Muktamar dan Konferensi Pimpinan Wilayah serta pedoman atau petunjuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

2. Pimpinan pusat mentanfidzkan permusyawaratan tingkat pusat, memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan IPM.

3. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Pusat membuat pedoman kerja dan pembagian tugas serta wewenang antar anggota Pimpinan Pusat.

4. Dalam melaksanakan kebijakan ekstern yang menyangkut masalah penting, Pimpinan Pusat berkewajiban konsultasi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

5. Pimpinan Pusat dapat membentuk perwakilan yang wewenang dan kedudukannya ditentukan dalam rapat pleno PP atas dasar ketentuan Muktamar.

46 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

6. Personal pimpinan Pusat harus berdomisili di Yogyakarta dan atau Jakarta

Pasal 18 Pimpinan Wilayah

1. Pimpinan Wilayah menentukan kebijakan IPM dalam wilayahnya berdasarkan garis kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan permusyawaratan wilayah.

2. Pimpinan Wilayah mentanfidzkan keputusan-keputusan permusyawaratan wilayah, memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakannya.

3. Pimpinan Wilayah memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan atau instruksi Pimpinan Pusat di wilayahnya.

4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Wilayah membuat pedoman kerja dan pembagian tugas serta wewenang antar personil Pimpinan Wilayah atas dasar pedoman kerja yang dibuat oleh PP IPM.

5. Pimpinan Wilayah membimbing dan meningkatkan kegiatan daerah dalam wilayahnya.

6. Dalam melaksanakan kebijaksanaan ekstern yang menyangkut masalah penting, Pimpinan Wilayah berkewajiban berkonsultasi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

7. Pimpinan Wilayah dapat membentuk Perwakilan Pimpinan Wilayah sesuai dengan keputusan Musyawarah Wilayah.

8. Personal Pimpinan Wilayah berdomisili di tempat kedudukan Pimpinan Wilayah, dan apabila tidak demikian maka harus mendapatkan persetujuan dalam permusyawaratan tingkat Wilayah.

Pasal 19 Pimpinan Daerah

1. Pimpinan Daerah menentukan kebijakan IPM dalam daerahnya berdasarkan garis kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan permusyawaratan daerah.

TANFIDZ KONPIWIL IPM SE-INDONESIA TAHUN 2011

2. Pimpinan Daerah mentanfidzkan keputusan-keputusan permusyawaratan daerah, memimpin, dan mengawasi pelaksanaan kebijakannya.

3. Pimpinan Daerah memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan atau instruksi Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah.

4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Daerah membuat pedoman kerja dan pembagian tugas serta wewenang antar personal Pimpinan Daerah atas dasar pedoman kerja yang dibuat oleh PP IPM.

5. Pimpinan Daerah membimbing dan meningkatkan amal usaha atau kegiatan cabang dan atau ranting dalam daerahnya.

6. Dalam melaksanakan kebijaksanaan ekstern yang menyangkut masalah penting, Pimpinan Daerah berkewajiban berkonsultasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah.

7. Personal Pimpinan Daerah berdomisili di tempat kedudukan Pimpinan Daerah, dan apabila tidak demikian maka harus mendapatkan persetujuan dalam permusyawaratan tingkat Daerah.

Pasal 20 Pimpinan Cabang

1. Pimpinan Cabang menentukan kebijakan IPM dalam cabangnya berdasarkan garis kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan permusyawaratan cabang.

2. Pimpinan Cabang mentanfidzkan keputusan-keputusan permusyawaratan cabang, memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakannya.

3. Pimpinan Cabang memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan/instruksi Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah.

4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pimpinan Cabang membuat pedoman kerja dan pembagian tugas

48 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH 48 PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

5. Pimpinan Cabang membimbing dan meningkatkan amal usaha/kegiatan ranting-ranting dalam cabangnya.