PEMERIKSAAN urine personel DARAH docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
(cairan) dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit (keping-keping
darah), leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah).
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel jaringan
tubuh dan mengangkut karbondioksida dari sel jaringan tubuh ke paru-paru. Hemoglobin
adalah protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan
laboratorium yang baik. Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering digunakan
adalah pemeriksaan hemoglobin.
Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal
dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.
Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin) dapat
diperoleh dari darah vena ataupun darah kapiler.
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke
dalam jantung. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini
terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung
tanpa jatuh kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel

jaringan, oleh karena itu secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya
yang tipis maka plasma dan zat makanan merembes kecairan jaringan antar sel.
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna
lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan.
Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan warnanya karena terjadinya
pertukaran gas.

1

1

Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus
dilakukan pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap pra
analitik: persiapan pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel, penyimpanan
sampel, persiapan kertas kerja. Tahap analitik:persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan
sampel, interpretasi hasil. Tahap pasca analitik: pencatatan hasil dan pelaporan.
Internasional Commite for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan
pemeriksaan hemoglobin melalui metode cyanmethehemoglobin. Cara ini mudah
dilakukan karena mempunyai standart yang stabil dan dapat mengukur semua jenis

hemoglobin kecuali sulf hemoglobin.

2

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain adalah:
a.

Pengertian pemeriksaan laboratorium darah.

b.

Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah.

c.

Indikasi yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium darah.

d.


Kontraindikasi yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium darah.

e.

Persiapan pasien pada pemeriksaan laboratorium darah.

f.

Persiapan alat.

g.

Prosedur kerja.

h.

Manfaat pada pemeriksaan laboratorium darah.

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, persiapan

pasien, persiapan alat, prosedur kerja dan manfaat dalam pemeriksaan laboratorium
darah.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian laboratorium darah
·

Darah

a.

Sel : Ruang lingkup hematologi

-

Eritrosit / RBC


-

Lekosit / WBC

-

Trombosit / PLT (platelet)

b.

Plasma : Laju Endap Darah / LED (imunokimia)

Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang diminta
oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di
antaranya adalah sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan
atau respon terapi
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah trombosit,
jumlah leukosit, dan hematokrit (perbandingan antara sel darah merah dan jumlah
plasma darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan hitung jenis

leukosit.
·

Hasil DL yang normal adalah :

a.

Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl

b.

Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl

c.

Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl

d.

Hematokrit : 35 – 45 %


e.

LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam (wanita)

Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb
turun menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin
menandakan terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi
infeksi virus, dan lain sebagainya.

4

4

Bagaimana cara pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan dispo
(suntik) sekitar 2 cc, dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan (EDTA
atau sitrat), kemudian dibawa ke laboratorium.
B. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah
a.


Hematologi Rutin

Nama

: Hematologi Rutin

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

: Darah EDTA
: flow cytometry


Persiapan Pasien :
Keterangan

-

-

: Pemeriksaan untuk mengetahui adanya anemia, infeksi dan perubahan

jumlah trombosit darah.
b.

Hematologi Lengkap

Nama

: Hematologi Lengkap

Kelompok


: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

: Darah EDTA
: flow cytometry

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

-

: Pemeriksaan yang lebih lengkap yang memberikan informasi tambahan


tentang jenis anemia dan hitung jenis lekosit selain yang tercantum pada pemeriksaan
hematologi rutin.
c.

LED (Laju Endapan Darah)

Nama

: LED (Laju Endapan Darah)

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Darah EDTA
: Westergren
5

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: Pemeriksaan LED memberikan informasi adanya penyakit, infeksi dan

adanya peradangan yang telah berlangsung lama (kronis) yang tidak spesifik.
d.

Eosinofil Total

Nama

: Eosinofil Total

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Darah EDTA
: N /A

Persiapan Pasien :
Keterangan
e.

:

-

Retikulosit

Nama

: Retikulosit

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

: Darah EDTA
: Pengecatan

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

-

: Pemeriksaan ini di lakukan untuk menghitung jumlah Retikulosit (sel

darah merah muda). Peningkatan jumlah Retikulosit memberi arti terjadi peningkatan
respons sum-sum tulang terhadap kondisi tubuh yang memerlukan lebih banyak sel
darah merah. Seperti yang terjadi pada penderita anemia.
f.

Golongan darah ABO+ Rhesus

Nama

: Golongan darah ABO+ Rhesus

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Darah EDTA
: aglutinasi

Persiapan Pasien :

6

Keterangan

: Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO dan Rhesus. Tujuan

utama pemeriksaan kedua golongan darah ini untuk mencegah terjadinya reaksi yang
tidak diinginkan atau bahkan akibat fatal pada saat transfusi.
g.

Morfologi Darah Tepi

Nama

: Morfologi Darah Tepi

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Darah EDTA
: Pengecatan

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: Pemeriksaan ini brtujuan untuk menilai adanya Kelainan morfologi

ataupun kelaianan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit darah.
h.

Limfosit Plasma Biru

Nama

: Limfosit Plasma Biru

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Darah EDTA
: Pengecatan

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: Pemeriksaan ini untuk melihat reaksi Limfosit Akibat adanya infeksi

dalam tubuh.
i.

Serum Iron

Nama

: Serum Iron

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: serum
: N /A

Persiapan Pasien :

-

7

Keterangan

: Serum Iron (SI) atau pemeriksaan kadar besi dalam darah. Pemeriksaan

ini dilakukan untuk membedakan anemia akibat menurunnya kadar besi dengan anemia
lainnya.
j.

TIBC

Nama

: TIBC

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: serum
: N /A

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: Pemeriksaan TIBC dilakukan untuk mengetahui jumlah transferin yang

berbeda dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total transferin dalam tubuh.
k.

Ferritin

Nama

: Ferritin

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: serum
: N /A

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: Pemeriksaan Ferritin dilakukan untuk mengukur cadangan besi yang

ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi persediaan zat besi total
dalam tubuh.
i.

Transferin

Nama

: Transferin

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: serum
:

Persiapan Pasien :

8

Keterangan

: Pemeriksaan Transferin dilakukan untuk menilai kadar b globin

(pengikat dan pengangkut zat besi) dalam tubuh.
j.

G6PD

Nama

: G6PD

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Darah EDTA
: Enzimatik kolorimetri

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: G6PD merupakan suatu enzim yang berperan dalam proses

pembentukkan dan perombakkan sel darah merah dan berfungsi untuk mencegah agar sel
darah merah tidak mudah pecah. Kelainan enzim G6PD menyebabkan proses
pembentukkan dan perombakkan sel darah merah menjadi tidak normal dan mudah
pecah.
k.

HB Elektroforesis

Nama

: HB Elektroforesis

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Darah EDTA
: Elektroforesis

Persiapan Pasien :
Keterangan
beberapa

-

: Analisa HB Elektroforesis merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi
jenis

Hb/hemoglobin baik

secara

kualitatif

ataupun

semi-kuantitatif.

Pemeriksaan ini juga mampu mendeteksi kadar HbA dan HbA2.
l.

HbA2 Column

Nama

: HbA2 Column

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel

-

: Darah EDTA
9

Metoda

: High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: Analisa Hb HPLC merupakan pemeriksaan yang bersifat kuantitatif

untuk HbA2 dan HbF (%), serta pemeriksaan untuk mendeteksi jenis hemoglobin lainnya
(HbS,HbD dan HbC).
l.

Vitamin B12

Nama

: Vitamin B12

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

-

: Serum, Plasma K3 EDTA, Heparin
: Chemiluminescence

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: pemeriksaan Vitamin B12 digunakan untuk mengetahui kadar Vitamin

B12 dalam darah.
m. Asam Folat
Nama

: Asam Folat

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel

-

: Serum, Plasma Heparin (Plasma EDTA tidak boleh

digunakan)
Metoda

: Chemiluminescence

Persiapan Pasien : Puasa 12 jam
Keterangan

: Pemeriksaan Asam Folat digunakan untuk mengetahui kadar asam folat

dalam darah.
n.

Sel LE

Nama

: Sel LE

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel

-

: Darah EDTA
10

Metoda

: N /A

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

: Pemeriksaan sel LE ditujukkan untuk mendeteksi adanya sel LE dalam

darah.
o.

Paket Hapusan Darah

Nama

: Paket Hapusan Darah

Kelompok

: Hematologi

Subkelompok

:

Jenis Sampel
Metoda

: Darah EDTA
: flow cytometry dan Pengecatan

Persiapan Pasien :
Keterangan

-

-

: Gabungan pemeriksaan Hematologi dan morfologi

darah tepi.
C. Indikasi pemeriksaan laboratorium darah
Indikasi pemeriksaan hematologi:
a.

Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi

luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor
koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan
aktivasi jalur koagulasi.
b.

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis

infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,
memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi
(hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
c.

faal ginjal

d.

faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab

hati menerima darah baik dari sirkulasi system dan juga dari system porta.
e.

Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama

energi di dalam tubuh
11

f.

HbA1C merupakan hemaglobin yang terikat dengan glukosa (terglikolasi).

g.

profil lipid adalah gambaran lipid- lipid didalam darah.

Indikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur
dengan penyakit paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.
D. Kontraindikasi pemeriksaan laboratorium darah
Kontraindikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit perdarahan
seperti hemofilia dan trombosit rendah.
E. Persiapan pasien
a.

Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan
volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang.
Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan
dalam plasma dan jumlah sel / µl darah.
b.

Obat

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam
folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah
eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian
transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan
morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau
heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
c.

Waktu pengambilan

Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien
rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi
hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan
indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat
kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito.
12

Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum
menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan.
Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan
selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam
hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
d.

Posisi pengambilan

Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula
sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan
memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga
membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.
F. Persiapan Alat
a.

Pengambilan darah vena

Persiapan alat:
o Bak instrument
o Spuit 3 atau 5 cc
o Bengkok
o Sarung tangan steril
o Kapas alcohol dalam tempatnya
o Plester dan gunting plester
o Karet pembendung vena/ tourniquet
o Perlak/ kain pengalas
o Botol bertutup yg bersih& kering tempat bahan pemeriksaan/ specimen
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:

13

Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan
untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
b.

Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)

Persiapan alat:
o Lancet
o Kapas alcohol
o Kapas kering
o Sarung tangan
o Larutan klorin 0,5 %
o Pengalas
o Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB (HB Sahli),dll.tergantung
jenis pemeriksaan.
o Bengkok
Lokasi Pengambilan darah:
o ujung jari tangan / anak daun telinga ( dewasa )
o tumit / ibu jari kaki ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
golongan darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi.
c.

Pengambilan darah EDTA

Persiapan alat:
o kapas alkohol
o diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o Tabung reaksi pyrex 10 cc/tabung EDTA
o kapas steril
o plester
Reagensia : EDTA 10%

14

Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah EDTAbyang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
morfologi sel darah tepi dan hitung jumlah trombosit.
d.

Pengambilan darah SITRAT

Persiapan alat:
o kapas alkohol
o diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o Tabung reaksi pyrex 10 cc
o kapas steril
o plester
Reagensia : Natrium sitrat 3.8%
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
laju endapan darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik.
G. Prosedur Kerja
a.

Pengambilan darah vena

Pelaksanaan
·

Cuci tangan

·

Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan diambil darahnya

·

Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan karet

pembendung/tourniquet, pasien dianjurkan mengepalkan tangannya.
15

·

Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol secara sirkuler

·

Tegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan/tangan kiri

·

Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan, lalu aspirasi apakah jarum

sudah masuk vena
·

Buka karet pembendung ,lepaskan kepalan tanganya kemudian hisap sesuai

kebutuhan.
·

Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan dengan kapas alcohol dan

diplester
·

Masukkan darah dalam spuit kedalam botol yang tersedia (memasukkan

agak miring dan tidak terlalu keras saat menyemprotkannya)
·

Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan

·

Setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan diletakkan kedalam bengkok

·

Cuci tangan.

b.

Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)

Pelaksanaan:
·

Cuci tangan

·

Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering

kembali
·

Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar

rasa nyeri berkurang
·

Tusuk dengan cepat memakai lancet steril, Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan

garis sidik jari
·

Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan pada sisinya

tusukan harus cukup dalam
·

Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah

berikutnya dipakai untuk Pemeriksaan.
·

Tekan bekas tusukan dengan kapas kering

·

Bereskan alat, buang alat suntik dengan benar.

·

Cuci tangan
16

c.

Pengambilan darah EDTA

Pelaksanaan:
·

Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena

·

Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%

·

Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

d.

Pengambilan darah SITRAT

Pelaksanaan:
·

Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena

·

Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung yang telah

berisi natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4 ml
·

Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

H. Manfaat Pemeriksaan
Kegunaan pemeriksaan hematologis:
a)

Menetapkan diagnosis suatu penyakit

b) Membantu diagnosis suatu penyakit
c)

Untuk follow up sesuatu penyakit

d) Menetapkan terapi suatu penyakit
e)

Untuk menetapkan prognose dari suatu penyakit

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dimana dapat berupa urine, darah,
sputum(dahak) dll. Yang mana, pemeriksaan laboratorium berfungsi untuk uji saring
adanya penyakit subklinis, Konfirmasi pasti diagnosis, Menemukan kemungkinan
diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis, Membantu pemantauan pengobatan,
Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, Memantau perkembangan
penyakit, Mengetahui ada tidaknya kelainan serta Memberi ketenangan baik pada pasien
maupun klinisi karena tidak didapati penyakit. Dalam pemeriksaan laboratorium terdapat
beberapa tahap yakni: Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.
Adapun pemeriksaan laboratorium khususnya dalam kasus neurobehaviour yakni: pada
kasus meningitis pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan
CSF, pemeriksaan darah dan pemeriksaan serum elektrolit dan glukosa. dan pada kasus
epilepsi dilakukam pemeriksaan laboratorium glukosa,pemeriksaan kadar elektrolit dan
pemeriksaan kalsium dan magnesium. Sedangkan pada kasus ensefalitis pemeriksaan
laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaaan CSF dan pemeriksaan darah
lengkap.
B. Saran
Bagi siswa keperawatan diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah
pengetahuan

tentang

pemeriksaan

laboratorium

khususnya

pada

pemeriksaan

laboratorium darah yang berguna bagi profesi dan orang disekitar kita. Serta mengetahui
pemeriksaan khusus guna mengetahui penyakit yang diderita.

18
18

DAFTAR PUSTAKA
http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/164-hematologi
http://vivanaliz.wordpress.com/2009/04/10/pengambilan-sampel-darah-untukpemeriksaan-hematologi-kimia-klinik-dan-imunoserologi/
http://electiveposting.fk.ui.ac.id/?
page=elective_posting.download_syllabus_process&id=31.
http://laboratorium-analisys-rafsan.blogspot.com/2012/07/homeostatis.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html
http://alfakowombon.blogspot.com/2010/11/faal-hati.html
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/hemoglobin-hba1c.html
http://kamuskesehatan.com/arti/profil-lipid/
http://ambartwins.wordpress.com/

19

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM BASAH (WET OXIDANT RELEASE THERAPY) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SEHAT DOMPET DHUAFA, BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

2 31 29

PERAN PERAWAT DALAM IMPLEMENTASI KOLABORATIF PEMBERIAN TERAPI INSULIN SEBAGAI TINDAKAN DALAM PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERGLIKEMI DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN TAHUN 2012

1 55 23

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLUB SENAM SASANA SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

34 239 24

EFEKTIVITAS TERAPI JUS LABU SIAM (SECHIUM EDULE) DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA TAMPO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

21 130 25

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKANHORTICULTURAL THERAPY DI RAAL(RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA) GRIYA ASIH LAWANG

4 49 33

PENGARUH PEMBERIAN BUAH PEPINO (Solanum muricatum) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI DENGAN ALOKSAN

4 52 23

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM BERITA ACARA PEMERIKSAAN DI POLRES JEMBER DICTIONS AND LANGUAGE STYLES IN POLICE INVESTIGATION REPORT AT DISTRICT POLICE OF JEMBER

0 10 14

GAMBARAN PEMERIKSAAN IgM ANTI-HAV PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI JALAN KALIMANTAN KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 14 19

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI LEMAK, NATRIUM DAN KADAR KOLESTEROL LDL DALAM DARAH TERHADAP HIPERTENSI (Studi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Daerah dr. Haryoto 8 Lumajang)

1 23 23

PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT DAN TEMULAWAK MELALUI AIR MINUM TERHADAP GAMBARAN DARAH PADA BROILER

12 105 39