BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH daftar

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan Achmad Yani Timur Nomor 37 Telp./Fax. (0355) 321706 - 325456
TULUNGAGUNG - 66217

NOTA DINAS
Kepad : Yth. Bapak Kepala Bappeda Kab. Tulungagung
a
Dari
Nomor
Tangga
l
Sifat
Lampir
an
Perihal

: Kabid Perencanaan Ekonomi Bappeda
: 005/
/201/2011

:
November 2011
: Penting
: : Laporan hasil rapat koordinasi Pengembangan
Agropolitan Propinsi Jawa Timur Tahun 2011

Kawasan

Bersama ini dilaporkan dengan hormat laporan hasil
rapat koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Propinsi
Jawa Timur Tahun 2011 sebagai berikut :
1. Rapat diselenggarakan pada tanggal 19 dan 20 Mei 2011
bertempat di Hotel Cendana Surabaya yang dibuka
langsung oleh Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan
Pembangunan Provinsi Jawa Timur Bpk. Ir. JUMADI, M.MT;
2. Peserta rapat terdiri dari Dinas PU Cipta Karya dan Tata
Ruang (Pimpro APBN), Dinas PU. Bina Marga Prov. Jatim,
Dinas PU Pengairan Prov. Jatim, Dinas Koperasi dan UMKM
Prov Jatim, Dinas Perkebunan Prov Jatim, Dinas Perikanan
dan Kelautan Prov Jatim, Dinas Peternakan Prov Jatim,

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim, Badan
Ketahanan Pangan Prov. Jatim, Kepala Biro Administrasi
Sumber Daya Alam Setda. Prov. Jatim, dan Bappeda se
Kabupaten/Kota Jawa Timur;
3. Narasumber berasal dari Konsultan IT, General Manajer
Puspa Agro Jawa Timur, PT. Syafrida Snack Surabaya,
Bappeda Bondowoso, Bappeda Kabupaten Malang, Dinas
Pertanian Prov. Jatim, Dinas Perikanan dan Kelautan Prov.
Jatim, Departemen PU Cipta Karya dan Tata Ruang Prov.
Jatim, Dinas Perkebunan Prov. Jatim, Dinas Koperasi &
UMKM Prov. Jatim dan Konsultan Manajemen PKA Prov.
dengan materi bahasan sebagai berikut :
HARI I



Presentasi Kebijakan Nasional Pengembangan Kawasan
Agropolitan yang disampaikan oleh Ibu Yurmi dari
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta
Karya ,Direktorat Pengembangan Permukiman dngan

hasil sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan agropolitan merupakan
alternatif konsep pengembangan perdesaan yang
mendukung sistem ruang permukiman perdesaan
dan kegiatan agribisnisnya;
2. Dukungan infrastruktur pada kawasan agropolitan
meliputi :
 Infrastruktur yang mendukung sistem agrobisnis,
yaitu
Infrastruktur
yang
dibangun
untuk
meningkatkan Kualitas Produksi, Pengolahan Hasil,
dan Pemasaran Hasil.
 Infrastruktur
yang
mendukung
sistem
permukiman, yaitu Infrastruktur yang dibangun

untuk memenuhi standar minimal kawasan layak
huni, antara lain jalan poros kawasan, jaringan air
minum, air limbah, persampahan, dan sanitasi.
 Pendampingan dan bimbingan teknis dan fasilitasi
untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan
infrastruktur yang telah dibangun.
3. Kriteria dukungan infrastruktur pada kawasan
agropolitan antara lain:
 Memenuhi kebutuhan infrastruktur sesuai dengan
yang sudah ditetapkan dalam RPIJM kawasan.
 Infrastruktur yang akan cepat memberikan
manfaat
bagi
sebagian besar
masyarakat
terutama kelompok bidang pertanian .
 Berorientasi
pada
pengembangan
kawasan

perdesaan.
 Tersedianya
lahan
untuk
pembangunan/peningkatan infrastruktur
 Dapat dilaksanakan, berfungsi dan bermanfaat.
 Memberikan kesempatan kerja kepada tenaga
kerja
lokal
dan
menggunakan
sebanyakbanyaknya material setempat.
 Menggunakan teknologi sederhana yang dapat
dilaksanakan oleh masyarakat atau teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan setempat.
 Terjaminnya kesinambungan fungsi dan manfaat
infrastruktur yang dibangunbangi pengembangan
kawasan perdesaan
 Tidak
menimbulkan

dampak
negatif
bagi
lingkungan, sosial dan budaya
4. Untuk tahun anggaran 2011, Pemerintah Kabupaten
Tulungagung mendapat bantuan dana dari Direktorat

Jendral Cipta Karya , Direktorat Pengembangan
Permukiman sebesar Rp. 719.190.000 (Tujuh ratus
sembilan belas juta seratus sembilan puluh ribu
rupiah) yang dipergunakan untuk jalan porors desa
sepanjang 2.244 M¹ dan Talud sepanjang 13 M¹.


Presentasi
Kebijakan
Pengembangan
Kawasan
Minapolitan sebagai langkah DKP dalam mendukung
pengembangan wilayah yang disampaikan oleh Bapak

Ferrianto Setiawan Djais dari Departemen Kelautan dan
Perikanan Direktorat Prasarana Budaya Direktorat
Jendral Perikanan Budidaya dengan
hasil sebagai
berikut :
1. Program Kawasan minapolitan merupakan program
baru di Propinsi Jawa Timur, dan yang menjadi
rintisan kawasan yaitu di Kabupaten Malang di
wilayah Sendang Biru;
2. Pengertian Minapolitan yaitu ;
 Merupakan kawasan dimana “Core Activity” nya
adalah kegiatan perikanan baik tangkap maupun
budidaya;
 Bagian dari pusat pertumbuhan/pengembangan
wilayah;
 Simpul ekonomi yang dapat meningkatkan :Value
Added” Kesempatan Kerja dan Pendapatan;
 Memiliki keterkaitan mata rantai ekonomi –
backwash dan forwards economic linkages;
 Sebagai basis dalam mengembangkan sarana &

prasarana
3. Tahapan penetapan suatu kawasan Minapolitan
adalah sebagai berikut :
 Sosialisasi program di tingkat Pusat, Propinsi,
Kabupaten dan Kawasan;
 Pemilihan dan penetapan lokasi oleh Bupati,
Gubernur dan Menteri;
 Penyusunan
Kelompok
Kerja
Minapolitan
Kabupaten;
 Penyusunan Master Plan/RPJM Minapolitan;
 Penyusunan Detail Enginering Desaign;
 Pelaksanaan Pembangunan Minapolitan yang
pendanaannya secara lintas sector dengan
stimulant dari sub sector Cipta Karya – DPU;
 Monitoring dan Evaluasi oleh Tim Kelompok Kerja
Minapolitan Pusat, Propinsi dan Kabupaten;
 Pengembangan Minapolitan Pasca 3 tahun

fasilitasiyang akan menuju Minapolitan Mandiri

oleh masyarakat dengan fasilitasi Pemerintah
Kabupaten.
HARI II
 Presentasi dari Tim Kelompok Kerja Kawasan Agropolitan
Propinsi Jawa Timur yang meliputi : Dinas Pertanian,
Dinas Koperasi, Dinas Perikanan, Dinas Perkebunan,
Dinas PU-Cipta Karya dengan hasil sebagai berikut :
1. Pada tahun 2010 diharapkan setiap Kabupaten/Kota
di Jawa Timur sudah ada ataupun terbentuk suatu
Kawasan Agropolitan, sedangkan perkembangan
kawasan agropolitan sampai dengan tahun 2011 di
Jawa Timur baru terbentuk di 20 Kabupaten/Kota;
2. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan keragaman
pengembangan
Agropolitan
di
Jawa
Timur,

Pemerintah Kabupaten Tulungagung mendapatkan
score 4, 56 yang masuk kategori CUKUP MEMENUHI
untuk dikembangkan;
3. Untuk Tahun 2011, anggaran dari Propinsi Jawa Timur
yang
diperuntukan
pengembangan
kawasan
agropolitan di Kabupaten Tulungagung meliputi :

DINAS PERTANIAN
a. Penguatan kelembagaan;
b. Demplot
 DINAS PERKEBUNAN
a. Bantuan berupa bibit Nilam sebanyak 10.000
buah dan bibit cengkeh sebanyak 7.500 buah;
b. Bantuan alat penyulingan minyak atsiri
sebanyak 1 buah;
c. Bantuan pompa air sebanyak 1 buah.


Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dan dalam
rangka penyamaan persepsi tentang rencana pengembangan
Kawasan Agropolitan di Kabupaten Tulungagung serta rencana
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kawasan Agropolitan Kabupaten Tulungagung Tahun 2010
-2014, kami akan segera melakukan koordinasi dengan dinas
terkait serta stake holder lainnya.
Demikian untuk menjadikan periksa dan mohon
petunjuk lebih lanjut.
Mengetahui
Kepala Bidang Perencanaan
Ekonomi
Bappeda Kabupaten Tulungagung

Kasubid Sumber Daya Lahan dan
Kelautan
Bappeda Kabupaten Tulungagung

Ir. SUTRISNO
Penata Tk.I
NIP. 19630416 199303 1 005

SLAMET SUNARTO, SE, M.Si
Penata Tk.I
NIP. 19670609 199602 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan Achmad Yani Timur Nomor 37 Telp./Fax. (0355) 321706 - 325456

TULUNGAGUNG - 66217

NOTA DINAS
Kepad : Yth. Bapak Kepala Bappeda Kab. Tulungagung
a
Dari
Nomor
Tangga
l
Sifat
Lampir
an
Perihal

: Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda
: 005/
/201/2011
:
Nopember 2011
: Penting
: : Laporan hasil rapat Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan
Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011
Bersama ini dilaporkan dengan hormat Laporan hasil
rapat
Evaluasi
Pelaksanaan
Pengembangan
Kawasan
Agropolitan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 sebagai berikut :
1. Rapat diselenggarakan pada tanggal 9 dan 10 Nopember
2011 bertempat di Hotel Cendana Surabaya yang dibuka
langsung oleh Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan
Pembangunan Provinsi Jawa Timur Bpk. Ir. JUMADI, MMT;
2. Peserta rapat terdiri dari Dinas PU Cipta Karya dan Tata
Ruang (Pimpro APBN), Dinas PU. Bina Marga Prov. Jatim,
Dinas PU Pengairan Prov. Jatim, Dinas Koperasi dan UMKM
Prov Jatim, Dinas Perkebunan Prov Jatim, Dinas Perikanan
dan Kelautan Prov Jatim, Dinas Peternakan Prov Jatim,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim, Badan
Ketahanan Pangan Prov. Jatim, Kepala Biro Administrasi
Sumber Daya Alam Setda. Prov. Jatim, dan Bappeda se
Kabupaten/Kota Jawa Timur;
3. Materi rapat berupa pemaparan dari Bappeda Provinsi
Bidang Ekonomi dan SKPD Provinsi Jawa Timur yang terdiri
dari Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas PU Cipta
Karya dan Tata Ruang (Pimpro APBN), Dinas Koperasi dan
UMKM, Dinas Perkebunan, Dinas Perikanan dan Kelautan,
General Manajer Puspa Agro Jawa Timur, PT. Syafrida
Snack, Bappeda Bondowoso, Bappeda Kab. Malang,
Konsultan Manajemen PKA Provinsi Jawa Timur.
HARI I
I. Presentasi Bappeprov. Jawa Timur:

Pengarahan yang disampaikan oleh Kepala Bidang Ekonomi
Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Timur,
adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan Kawasan Agropolitan pada tahun 2011
telah mempunyai Sistem Informasi Agropolitan yang
dapat diakses melalui internet dengan nama websitenya
(agropolitan-jatim.net)
yang
mampu
memberikan
perkembangan data dinamis mengenai Pengembangan
Kawasan Agropolitan di Jawa Timur.
b) Pada Tahun 2012 akan diadakan penilaian kinerja Agribis
dari masing-masing Kabupaten/Kota yang melaksanakan
program Pengembangan Kawasan Agropolitan sehingga
perkembangan dari pelaksanaan program hendaknya
diinformasikan melalui website sistem informasi
agropolitan.
II.

Presentasi dari Konsultan Manajemen PKA Provinsi Jawa
Timur
- Keberhasilan
Gerakan
Pengembangan
Kawasan
Agropolitan (PKA) sangat ditentukan oleh kemampuan
Pemerintah Daerah dalam mengkoordinasikan dan
mensinergikan berbagai program dan potensi yang
dimiliki.
- Arah Pengembangan Kawasan Agropolitan :
a. Pemberdayaan
masyarakat
pelaku
agribisnis,
sehingga Mampu Memanfaatkan Potensi/Peluang
ekonomi yang ada di perdesaan;
b. Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi
muda;
c. Pengembangan
percobaan/pengkajian
teknologi
tepat guna yang sesuai Lokalita.
d. Meningkatkan agribisnis Komoditi Unggulan Lokalita,
yang saling mendukung & menguatkan;
e. Peningkatan
perdagangan/pemasaran
termasuk
Pengembangan Terminal/Sub Terminal Agribisnis dan
Pusat Lelang Hasil Pertanian;
f. Menjamin
tersedianya
sarana
produksi
dan
permodalan pertanian dengan enam tepat (jumlah,
kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi);
g. Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra
pembelajaran dan pengembangan agribisnis;
h. Pengembangan kelembagaan keuangan termasuk
lembaga keuangan mikro;
i. Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian
menjadi balai penyuluhan pembangunan terpadu;
j. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis
dan industri pertanian secara lokalita;
k. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana umum yang bersifat strategis.

HARI II
 Presentasi Bappeda Kabupaten Malang :
a. Kawasan Agropolitan di Kabupaten Malang terletak di
Kecamatan Pocokusumo dengan komoditas utama
Apel dan sapi potong
b. Pengembangan Kawasan Agropolitan di wilayah Kab.
Malang tetap memperhatikan aspek keterkaitan
wilayah di sekitarnya (urban linkage), yaitu Kota
Malang,
Kab.
Pasuruan,Kab.
Probolinggo,Kab.
Lumajang serta Kab. Blitar.
c. Strategi kebijakan perencanaan pengembangan
agropolitan yang dilakukan Pemerintah Kab. Malang :
1. Tidak boleh dikembangkannya industri yang
bersifat polutif pada zona agropolitan.
2. Alokasi sentra-sentra produksi pertanian.
3. Pengaturan (rute) transportasi sebagai akses
pendukung kawasan Agropolitan.
4. Perlu adanya sistem tarif.
5. Litbang / Research Development
6. Tata Air (pengolahan terhadap sumberdaya air
yang berkelanjutan).
7. Perlu menarik investor/ investor besar.
8. Insentif dan disentif Kultural.
9. Perlu adanya dukungan atas inisiatif/rintisanrintisan ekonomi pertanianPresentasi Kabupaten
Malang


Presentasi PKA kabupaten Bondowoso
a. Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso
terletak di Kecamatan Sumberweringin, Tlogosari dan
Sempol dengan komoditas utama Tanaman Kopi
b. Rencana Jangka Panjang Pengembangan Klaster Kopi
dikelompokan menjadi 3 (tiga) fase, yaitu:
- Fase Inisiasi (Thn. 2011 - 2015)
- Fase Penumbuhan (Thn. 2016 – 2020)
- Fase Pemantapan (Thn. 2020 – 2025)



Presentasi General Manajer Puspa Agro Jawa Timur:
a. Permasalahan Umum yang dihadapi dalam
pelaksanaan PKA adalah masalah pemasaran produk
Agro dari Kawasan, dimana sebagian besar produk
agro masih dipasarkan di Pasar Tradisional yang kita
tahu manajemen pengelolaan pasarnya belum
profesional.
b. Permasalahan yang dihadapi petani agro antara lain
adalah :
1. Disparitas harga sangat tinggi

2. Kelebihan produk tertentu saat panen raya
3. Ketimpangan antara
permintaan terhadap
ketersediaan produk
4. Mutu produk masih perlu ditingkatkan
5. Penanganan produksi yang masih konvensional
6. Sinergi Jaringan
7. Alur Distribusi
c.Peran PUSPA AGRO sebagai pusat tata kelola terpadu
bersama sta melakukan fungsi-fungsi tata kelola:
• Fungsi pemasaran
• Fungsi penyimpanan
• Fungsi fasilitas pengangkutan
• Fungsi fasilitas keamanan pangan
• Fungsi pendapatan dan pembayaran
• Fungsi fasilitasi pertanggungan
• Fungsi penyediaan informasi pasar
• Fungsi penelitian pasar
• Fungsi pasar lelang agribisnis
• Fungsi pemilihan dan pengemasan


Presentasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Jawa Timur:
a.
Dalam
usaha
pemerataan
dan
percepatan
pembangunan
serta
pertumbuhan
ekonomi
khususnya bidang Perikanan dan Kelautan di Jawa
Timur telah ditetapkan 11 lokasi Minapolitan melalui
SK menKP No. 32/Men/2010 tanggal 14 Mei 2010
tentang penetapan Kawasan Minapolitan, yaitu:
1. Tuban
7. Sidoarjo
2 . Blitar
8. Malang
3 . Trenggalek
9. Banyuwangi
4 . Lamongan
10. Kota Probolinggo
5 . Sumenep
11. Pacitan
6 . Gresik



Presentasi dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi
Jawa Timur :
Bentuk-bentuk
Dukungan
Infrastruktur
pada
pengembangan Kawasan Agropolitan di Provinsi Jawa
Timur :
1. Dukungan dalam peningkatan produksi, antara lain:
penyediaan air baku, peningkatan Jalan Usaha
Tani/produksi, Penyediaan Halte Agribisnis dsb;
2. Dukungan dalam pengolahan hasil, antara lain:
sarana
air
bersih,sarana
penjemuran,gudang
penyimpanan hasil, packing house dsb;

3. Dukungan dalam pemasaran hasil, antara lain:
pembangunan pasar, kios dan los tradisional dsb;
4. Penyediaan Jasa Penunjang, antara lain: jaringan air
bersih untuk konsumsi rumah tangga, sanitasi,
persampahan dan drainase; sarana kelembagaan.


Presentasi dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur:
Sasaran Pengembangan Kawasan Agropolitan :
1. Pengembangan Komoditas unggulan perkebunan
melalui bantuan bibit dan bantuan benih komoditas
perkebunan;
2. Pengembangan kelembagaan petani di kawasan
agropolitan;
3. Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkebunan
Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan:
1. Peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya
saing produk perkebunan
2. Pembagian wilayah komoditas sesuai dengan
potensinya;
3. Pengembangan kelembagaan kelompok tani kearah
kelembagaan ekonomi/koperasi.
Fasilitasi Kawasan Agropolitan dari Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Tulungagung telah
dilaksanakan sejak tahun 2006, yaitu:
1. Bantuan Bibit Kelapa Genjah sebanyak 10.000
batang (Th. 2006);
2. Bantuan Alat penyuling Nilam sebanyak 1 unit (Th.
2008);
3. Bantuan Bibit Nilam sebanyak 10.000 batang dan
bibit cengkeh sebanyak 7.500 batang (Th. 2009);
4. Bantuan Bibit Kelapa Dalam sebanyak 1.000 batang
(Th. 2010)
5. Bantuan Benih Kakao (50 ha) 40.000 butir, Polybag
40.000 lbr, Pupuk organik 4.000 kg, pengisian
polybag s/d salur 400 HOK, Bibit kelapa dalam
sebanyak 2.000 batang.



Presentasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa
Timur:
Peran Koperasi adalah mendukung kegiatan pembiayaan
budidaya agribisnis, saprodi, sapi potong, sapi perah,
sarana perikanan, sarana persusuan, budidaya kambing



Dukungan perkuatan kepada koperasi berasal dari APBD
Provinsi Jatim dan APBN Kementerian Koperasi dan
UMKM RI di Kawasan Agropolitan sebesar Rp. 23,732
Milyar terdiri dari:
- APBD Provinsi Jawa Timur
sebesar Rp. 5,600
milyar diberikan kepada 26 Koperasi di 15
Kabupaten yang melaksanakan PKA;
- APBD Kemeneg KUKM RI sebesar 18,132 milyar
diberikan kepada 22 koperasi di 18 Kabupaten
yang telah melaksanakan PKA.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kami akan
segera melakukan koordinasi dengan dinas terkait, khususnya
yang menangani pengembangan kawasan Agropolitan. .
Demikian untuk menjadikan periksa dan mohon
petunjuk lebih lanjut.
Mengetahui
Kepala Bidang Perencanaan
Ekonomi
Bappeda Kabupaten Tulungagung

Ir. SUTRISNO
Pembina
NIP. 19630416 199303 1 005

Kasubid Sumber Daya Lahan dan
Kelautan
Bappeda Kabupaten Tulungagung

SLAMET SUNARTO, SE, M.Si
Penata Tk.I
NIP. 19670609 199602 1 001