Studi Petrografi Batuan Volkanik sebagai (2)

BULETIN

GEOLOGI
Departemen Teknik Geologi
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Studi Petrografi Batuan Volkanik sebagai Agregat Bahan Baku Beton
I G.B. EDDY SUCIPTA dan IMAM A. SADISUN
Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Telp./Fax. (022) 2502197, E-mail : sucipta@gc.itb.ac.id ; imam@gc.itb.ac.id
(Naskah diterima pada tanggal 23 Desember 2000)

Sari - Dalam studi ini, bahan baku agregat yang dianalisis dapat dikelompokkan menjadi basalt/basalt olivin,
andesit piroksen, andesit hornblenda, dan tuf andesitik. Beberapa jenis mineral utama pada agregat tersebut
meliputi plagioklas, gelas volkanik, piroksen/augit, olivin, hornblenda, dan kuarsa, dengan tekstur umumnya
hipokristalin porfiritik untuk jenis agregat basalt/basalt olivin, andesit piroksen, dan andesit hornblenda, serta
tekstur klastik (vitroklastik) untuk jenis agregat tuf andesitik, dalam derajat ubahan berkisar dari lemah
sampai kuat.
Karakteristik petrografi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat fisik-mekanik agregat. Perbedaan komposisi mineralogi dan tekstur agregat secara nyata berpengaruh terhadap kekasaran permukaan, daya serap air,
kekuatan, dan potensi reaksi alkali-agregat. Pada kekasaran permukaan agregat terlihat bahwa semakin banyak persentase kahadiran fenokris/butiran terhadap masadasar/matrik maka permukaan agregat cenderung
semakin kasar. Kehadiran gelas volkanik sangat berpengaruh terhadap sifat daya serap air dan reaktivitas

agregat. Semakin banyak kehadiran prosentase gelas volkanik mengakibatkan semakin tinggi daya serap air
dan reaktivitasnya. Disamping itu, pada tekstur yang bersifat klastik, daya serap air cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan agregat yang bersifat kristalin. Pada aspek kekuatan agregat; tekstur, komposisi
mineralogi, dan kahadiran vesikuler merupakan faktor petrografi yang cukup dominan yang mempengaruhi
kekuatan agregat tersebut. Dan sifat reaktivitas agregat sangat dipangaruhi oleh tekstur terutama oleh
kehadiran masadasar/matriks yaitu berupa bahan kristalin berukuran halus sampai mikrokristalin maupun
berupa tekstur amorf dari gelas volkanik.
Abstract - In this study, materials for aggregates can be classified in to basalt/olivine basalt, pyroxene andesite, hornblende andesite, and andesitic tuff. Some silicate minerals in these aggregates composed are plagioclase, volcanic glass, pyroxene/augite, olivine, hornblende, and quartz, with the hypocristalline porphyritic textures for basalt/olivine basalt, pyroxene andesite, hornblende andesite types aggregates, and clastic
(vitroclastic) for andesitic tuff aggregate.
Petrographic characteristics of aggregates most influence for mechanical-physical characteristics of aggregate. The changes on mineralogical composition of aggregates will influence for surface roughness, water
absorption, strength, and alkali-reaction potential of aggregates. In surface roughness, increasingly of percentages of phenocrysts/grains will be increased roughness of aggregates. Presence of volcanic glass will be
increased water absorption and alkali-reaction potential aggregates. Aggregates with clastic textures will be
more absorb water than aggregates with crystalline textures. In strength of aggregate aspec; texture, mineralogical composition, and presence of vesicular are dominant petrographic factor will be influenced for
strength of aggregate. The changes on some textural aspects also will influence reactivity of aggregate,
especially based on the occurrences of groundmass or matrix either in the form of fine-crystalline materials
to microcrystalline or amorphous textures from volcanic glass.

PENDAHULUAN

Karakteristik material batuan, terutama dari

jenis batu pecah (crused stone), cukup memegang peranan sangat penting dalam
BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000

penggunaannya sebagai agregat beton.
Hampir 75% dari volume beton terdiri atas
agregat. Dengan demikian maka sifat-sifat
dan perilaku agregat akan sangat berpengaruh terhadap kondisi alami dan perilaku
145

keteknikan beton (Bell, 1980; Talbot, 1982
op cit Clutterbuck, et.al., 1982). Kenampakan fisik suatu agregat tidak boleh memperlihatkan adanya gejala deteriorasi yang
umumnya merupakan akibat dari adanya
suatu proses pelapukan batuan.

beton (Wigun, 1995). Adanya retakan pada
beton akan mengakibatkan hilangnya
kekuatan beton tersebut dan hal ini sangat
membahayakan dalam penggunaannya,
terutama untuk konstruksi beton pada
bangunan-bangunan sipil.


Kekuatan beton secara umum sangat dipengaruhi oleh kekuatan dari agregat yang
digunakan (Hudec, 1984; Ramsey, et.al,
1974). Kekuatan pecah batuan untuk agregat beton umumnya berkisar antara 700 dan
3000 kg/m2. Kekuatan beton juga dikontrol
oleh efektivitas ikatan antara agregat
dengan semen. Pada kondisi kering, semen
dapat mengalami penyusutan (shrinkage).
Jika agregat yang digunakan memiliki
kekuatan yang tinggi, gejala penyusutan
pada semen dapat diminimasi dan antara
semen-agregat bisa terikat dengan baik.
Disamping itu, kekuatan ikatan antara
semen-agregat juga dipengaruhi oleh
tekstur permukaan agregat. Permukaan
yang kasar pada suatu agregat akan
menghasilkan ikatan yang lebih kuat
daripada agregat dengan permukaan yang
halus (Malewski, 1984).


Setiap jenis batuan akan memiliki perilaku
dan karakteristik keteknikan yang spesifik.
Dalam rangka optimalisasi pemakaian batuan sebagai agregat beton maka dibutuhkan suatu kajian yang cukup detil untuk
mengetahui berbagai kendala dalam penggunaannya. Salah satu metode yang cukup
handal dan umumnya dilakukan dalam
tahap evaluasi awal suatu agregat yaitu
melalui studi petrografi (Hudec, 1984).
Dengan demikian maka studi petrografi
pada agregat beton sangat penting dilakukan guna menunjang efektivitas pemilihan
bahan baku beton yang baik dan memiliki
kualitas yang tinggi.

Beberapa agregat memiliki potensi reaksi
alkali, baik dari jenis batuan beku, sedimen
maupun metamorf. Reaksi alkali-agregat
akan lebih mudah terjadi pada batuan yang
kaya akan material silikaan (siliceous materials), yang antara lain hadir sebagai mineral-mineral silikat (silicate minerals). Secara umum, jenis batuan yang cukup banyak
digunakan sebagai agregat dan memiliki
potensi reaksi alkali cukup tinggi antara
lain yaitu batuan beku yang berkomposisi

asam hingga intermedier (McConnell, et.al.,
1950 op cit Bell, 1990, Clutterbuck, et.al.,
1982), seperti granit, riolit, syenit, diorit,
dasit, dan andesit. Mineral-mineral silikat
hadir cukup dominan pada batuan ini.
Adanya reaksi alkali antara agregat dengan
semen menye-babkan terjadinya proses
pengembangan (expansion) yang ditandai
oleh hadirnya jel silika dan umumnya
diikuti oleh adanya retakan (cracking) pada

146

Pada penelitian ini, pengujian atau analisis
petrografi terutama dilakukan pada bahan
baku agregat dari batuan beku ekstrusif
(lava), serta beberapa contoh batuan beku
intrusif dan batuan piroklastik (walded tuff).
Bahan baku agregat (batuan) diambil dari
sekitar daerah Bandung yaitu dari

Cicalengka, Majalaya, Baleendah, Soreang,
dan Cimahi. Dari batuan bahan baku
agregat tersebut dipilih sebanyak 20 contoh
guna pengujian petrografi di Laboratorium
Geologi Teknik, serta di Laboratorium
Petrologi
dan
Geologi
Ekonomi,
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Ilmu
Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut
Teknologi Bandung.

ANALISIS PETROGRAFI AGREGAT

Berdasarkan komposisi mineralogi dan
tekstur maka bahan baku agregat dari 20
contoh yang dipakai dalam studi ini dapat
digolongkan dalam kelompok basalt/basalt
olivin, andesit piroksen, andesit hornblende, dan tuf andesitik.


BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000

Mineralogi
Dari analisis petrografi bahan baku agregat,
dijumpai beberapa mineral silikat seperti
mineral plagioklas [(Na,Ca)AlSi3O8], gelas
volkanik [SiO2,Al2O3,Fe2O,FeO,MgO,CaO,
Na2O,K2O,H2O], piroksen/augit [(Ca,Na)
(Mg,Fe,Al) (Si,Al)2O6], olivin [(Mg,Fe)2
SiO4], hornblenda [[Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2
[(Si,Al)4 O11]2], kuarsa [SiO2].
Bahan baku agregat dari kelompok basalt/
basalt olivin mempunyai prosentase mineral
silikat plagioklas (± 40% - 65%), gelas volkanik (± 5% - 35%), piroksen (± 5% - 25%),
olivin (± 0% - 8%), dan hornblenda (± 0% 1%). Bahan baku agregat dari kelompok
andesit piroksen mempunyai prosentase
mineral silikat plagioklas (± 40% - 45%),
gelas volkanik (± 35% - 45%), dan piroksen
(± 5% - 10%). Bahan baku agregat dari

kelompok andesit hornblenda mempunyai
prosentase mineral silikat plagioklas (±
40% - 65%), gelas volkanik (± 0% - 30%),
piroksen (± 3% - 8%), hornblenda (± 5% 25%), dan kuarsa (± 0% - 3%). Bahan baku
agregat dari kelompok tuf andesitik
mempunyai prosentase mineral silikat
plagioklas (± 15% - 40%), gelas volkanik
(± 40% - 70%), dan piroksen (± 5%).
Prosentase kehadiran mineral silikat dari
setiap contoh agregat dapat dilihat dalam
Tabel 1.
Tekstur
Bahan baku agregat dari kelompok basalt/
basalt olivin memperlihatkan tekstur hipokristalin porfiritik, dengan fenokris (± 3% 40%), berukuran 0,4 - 2,5 mm, berbentuk
subhedral - anhedral, terdiri dari mineral
silikat plagioklas, piroksen, olivin, dan
setempat hornblenda, tertanam dalam masa
dasar bahan kristalin (± 60% - 97%), berukuran halus (ada yang mencapai ukuran
0,3 mm), memperlihatkan tekstur intergranular - intersertal, yang terdiri dari mineral
silikat plagioklas, piroksen, sedikit olivin,

dengan gelas volkanik (± 5% - 35%).
BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000

Bahan baku agregat dari kelompok andesit
piroksen memperlihatkan tekstur hipokristalin porfiritik, dengan fenokris (± 5% 20%), berukuran 0,5 - 2,0 mm, berbentuk
subhedral - anhedral, terdiri dari mineral
silikat plagioklas, piroksen, dan sedikit
fragmen batuan basalt (xenolith), tertanam
dalam masa dasar bahan kristalin (± 80% 95%), berukuran halus - sangat halus, memperlihatkan tekstur aliran (trakhitik), yang
terdiri dari mineral silikat plagioklas berbentuk mikrolit, sedikit piroksen, dengan
gelas volkanik (± 35% - 45%).
Bahan baku agregat dari kelompok andesit
hornblenda memperlihatkan tekstur hipokristalin porfiritik, setempat memperlihatkan tekstur holokristalin porfiritik (merupakan intrusi yang lebih dalam) dengan fenokris (± 3% - 10%), berukuran 0,4 - 2,5 mm,
berbentuk subhedral - anhedral, terdiri dari
mineral silikat plagioklas, hornblenda, piroksen, dan sedikit kuarsa, tertanam dalam
masa dasar bahan kristalin (± 90% - 97%),
berukuran halus – sedang (0,1 – 0,3 mm),
memperlihatkan tekstur trakhitik, terdiri
dari mineral silikat plagioklas berbentuk
mikrolit, sedikit piroksen, hornblenda, dan

kuarsa, dengan gelas volkanik (± 0% 30%).
Bahan baku agregat dari kelompok tuf andesitik memperlihatkan tekstur klastik (vitroklastik), dengan butiran (± 20% - 25%),
berukuran 0,8 - 2,0 mm, berbentuk
menyudut - membundar tanggung (anhedral
- subhedral), terdiri dari mineral silikat plagioklas, piroksen, dan fragmen batuan basalt, tertanam dalam matrik (± 75% - 80%),
yang terdiri dari gelas volkanik (± 40% 70%), berbentuk amorf, dan sedikit kristalkristal plagioklas berukuran sangat halus
(berbentuk mikrolit-mikrolit), serta mineral
opak.
Kenampakan aspek-aspek tekstur mineral
silikat dari setiap contoh agregat dapat dilihat dalam Tabel 2.
147

Derajat Ubahan
Dalam panelitian ini, telah dilakukan karakterisasi kualitatif derajat ubahan pada agregat (Tabel 1) yaitu berkisar dari lemah
hingga kuat. Dari data tersebut terlihat
bahwa pada bahan agregat basalt/basalt olivin yang banyak mengandung gelas volkanik (B-9C) memperlihatkan proses ubahan
yang kuat. Demikian pula halnya dengan
bahan agregat andesit hornblenda yang

mempunyai prosentase mineral hornblenda

yang lebih banyak (B-12C, B-13A) memperlihatkan derajat ubahan sedang – kuat.
Dan pada penelitian untuk kajian aspek
petrografi terhadap kualitas agregat yang
meliputi sifat fisik agregat, kekuatan agregat, dan potensi reaksi alkali agregat, akan
lebih digunakan bahan agregat yang mempunyai derajat ubahan yang lemah.

Tabel 1. Jenis dan prosentase mineral utama pada agregat.
Jenis batuan, No. contoh, dan Prosentase Jenis Mineral Silikat
Jenis Mineral Silikat

Basalt / Basalt Olivin
B - 1B

B - 5B

B - 6A

B - 8B

B - 9A

B - 9C

B - 10B B - 11B B - 11C B - 14A

Plagioklas

50

55

50

50

60

40

60

65

60

45

Gelas volkanik

10

7

33

20

20

35

5

5

6

30

Piroksen

25

15

5

15

7

7

15

15

20

10

Olivin

0

7

3

3

1

0

1

3

8

0

Hornblenda

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

Kuarsa

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Jumlah :

85

85

91

88

88

82

81

88

94

85

15

12

7

10

12

8

4

12

5

0

Hal lain :
- Mineral opak
- Fragmen batuan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

- Vesikuler

0

3

2

2

0

10

15

0

1

15

lemah

sedang

lemah

sedang

lemah

kuat

kuat

lemah

lemah

kuat

- Ubahan

Jenis batuan, No. contoh, dan Prosentase Jenis Mineral Silikat
Jenis Mineral Silikat

Andesit Piroksen
B - 3A

B - 3B

B - 4A

Andesit Hornblenda

Tuf Andesitik

B - 4C B - 12A B - 12C B - 13A B - 13B B - 2A

B - 7C

Plagioklas

40

45

45

40

40

50

65

65

15

40

Gelas volkanik

45

35

40

40

30

0

15

20

70

40

Piroksen

5

8

10

5

8

7

3

3

5

5

Olivin

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Hornblenda

0

0

0

0

6

25

7

5

0

0

Kuarsa

0

0

0

0

1

3

0

0

0

0

Jumlah :

90

88

95

85

85

85

90

93

90

85

9

12

5

15

15

15

10

7

3

14

Hal lain :
- Mineral opak
- Fragmen batuan

0

0

0

0

0

0

0

0

2

1

- Vesikuler

1

0

0

0

0

0

0

0

5

0

lemah

sedang

lemah

lemah

sedang

sedang

kuat

lemah

lemah

lemah

- Ubahan

148

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000

KAJIAN ASPEK PETROGRAFI TERHADAP
KUALITAS AGREGAT

jenisnya, didasarkan atas analisis petrografi
pada tahap sebelumnya.

Guna mengetahui kualitas bahan baku agregat, dalam penelitian ini telah dilakukan beberapa pengujian parameter fisik-mekanik,
seperti analisis kekasaran permukaan agregat, analisis daya serap air, analisis kekuatan agregat, dan analisis potensi reaksi alkali-agregat. Analisis hanya dilakukan terhadap beberapa contoh agregat yang secara
representatif dapat mewakili kelompok

Kekasaran Permukaan
Dalam analisis petrografi, makro-tekstur
analog dengan orde pertama kekasaran
agregat dan mikro-tekstur berhubungan
dengan orde kedua kekasaran agregat. Kenampakan tekstural agregat dapat diilustrasikan seperti tampak dalam Gambar 1.

Tabel 2. Kenampakan aspek-aspek tekstur pada agregat.
Kelompok batuan, No. contoh, dan Aspek Tekstur Mineral Silikat
Aspek-Aspek
Tekstur Mineral
Silikat

Basalt / Basalt Olivin
B - 1B

B - 5B

B - 6A

B - 8B

B - 9A

B - 9C

40%

20%

15%

20%

20%

3%

5%

15%

10%

10%

- plagioklas

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

- piroksen

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

- olivin

tidak ada

ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

ada

tidak ada

- hornblenda

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

- kuarsa

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

- fragmen batuan

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

Ukuran

0,8 - 2,5 mm

0,5 - 1,5 mm

1,0 - 2,5 mm

0,4 - 1,5 mm

0,4 - 1,8 mm

0,8 - 2,0 mm

0,4 - 1,5 mm

1,0 - 2,5 mm

0,5 - 2,0 mm

0,7 - 1,5 mm

Bentuk

sub-anhedral

an-subhedral

subhedral

sub-anhedral

sub-anhedral

sub-anhedral

an-subhedral

sub-anhedral

an-euhedral

sub-anhedral

60%

80%

80%

97%

80%

97%

95%

85%

90%

90%

halus (0,1 mm)

halus (0,1 mm)

halus (0,1 mm)

halus (0,1 mm)

halus (0,1 mm)

halus (0,3 mm)

ada (10%)

ada (7%)

ada (35%)

ada (20%)

ada (20%)

ada (35%)

ada (5%)

ada (5%)

ada (7%)

ada (30%)

- plagioklas

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

- piroksen

ada

ada

ada

tidak ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

- olivin

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

- hornblenda

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

- kuarsa

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

intergranular

intergranular

intergranular

-

intergranular

intersertal

intergranular

intergranular

-

-

Fenokris

B - 10B B - 11B B - 11C B - 14A

(Butiran)
Jenis Mineral :

Massadasar
(Matriks)
Ukuran

halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm)

Jenis mineral :
- gelas volkanik

Tekstur khas

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000

149

Lanjutan Tabel 2. Kenampakan aspek-aspek tekstur pada agregat.
Kelompok batuan, No. contoh, dan Aspek Tekstur Mineral Silikat
Aspek-Aspek
Tekstur Mineral
Silikat

Fenokris

Andesit Piroksen

Andesit Hornblenda

B - 3A

B - 3B

B - 4A

B - 4C

B - 12A

B - 12C

5%

20%

10%

15%

10%

3%

Tuf Andesitik

B - 13A B - 13B
10%

B - 2A

B - 7C

25%

20%

7%

(Butiran)
Jenis Mineral :
- plagioklas

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

- piroksen

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

- olivin

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

- hornblenda

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

- kuarsa

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

Ukuran

0,5 - 1,5 mm

0,5 - 1,5 mm

0,6 - 2,0 mm

0,5 - 2,0 mm

0,4 - 1,2 mm

1,5 - 2,5 mm

0,2 - 1,5 mm

1,5 - 3,0 mm

1,0 - 2,0 mm

0.8 - 2.0 mm

Bentuk

sub-anhedral

sub-anhedral

sub-anhedral

sub-anhedral

sub-anhedral

sub-anhedral

an-subhedral

sub-anbhedral

anhedral

an-subhedral

95%

80%

90%

85%

90%

97%

90%

93%
75%

80%

amorf

amorf

- fragmen batuan

Massadasar
(Matriks)
Ukuran

halus (0,1 mm)

halus (0,3 mm) halus(

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88