cermati Butuh Bantuan 021 29408660 Mengu
cermati
Butuh Bantuan? 021 29408660
Kartu Kredit
Pinjaman
Simpanan
Artikel
Pusat Pengetahuan
Aplikasi Saya | Masuk
Mengupas Perbedaan Bank Umum dan BPR
Beranda
Artikel dan Tips
Tabungan
Mengupas Perbedaan Bank Umum dan BPR
oleh Petrus Andre
7 December 2015
Tabungan
Perbankan Indonesia memang memiliki peranan yang sangat penting di negeri ini, karena
pentingnya peranan yang strategis ini maka dalam menjalankan fungsinya, perbankan akan
menjalankan asas dan prinsip dengan hati-hati. Fungsi utama perbankan Indonesia sendiri adalah
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Selain itu perbankan Indonesia juga
menjalankan fungsinya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional, serta peningkatan taraf hidup rakyat yang lebih baik.
Dalam dunia perbankan di tanah air ini kita akan mengenal dua jenis bank yaitu bank umum dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Meski dua jenis bank ini sudah ada sejak lama, sayangnya
masih banyak orang yang belum mengerti dan memahami arti dan perbedaan antara bank umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Maka untuk Anda yang masih bingung dan tidak
memahami arti dan perbedaan antara bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat ini, Anda bisa
menyimak pembahasan berikut ini.
Definisi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1
Contoh Bank Umum via wordpress.com
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Usaha bank umum salah satunya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, tabungan deposito, tabungan berjangka, sertifikat deposito, tabungan
biasa, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha BPR menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
Perbedaan Bank Umum dan BPR Berdasarkan UU No. 10
Tahun 1998 Pasal 1
Contoh Bak Perkreditan Rakyat via bprnusamba-pecangaan.co.id
Dari dua definisi atau arti dari UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ini maka bisa didapatkan
perbedaan kedua jenis bank ini dalam kegiatannya. Bank umum sendiri kegiatannya adalah
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti kliring dan jual beli valuta asing
sedangkan pada kegiatan BPR tidak. Karena kegiatan BPR ini tidak melayani pemberian jasa
dalam lalu lintas pembayaran maka BPR tidak terlibat dalam kliring dan kegiatan usaha valuta
asing.
Perbedaan berikutnya dari kedua jenis bank ini bisa ditinjau dari bentuk simpanan dana yang
dihimpun dari masyarakat. Jika Bank umum menghimpun dananya dalam bentuk giro dan
sertifikat deposito, maka BPR tidak menghimpun dananya dalam bentuk giro dan sertifikat
deposito, namun BPR hanya menerima dalam bentuk tabungan dan deposito. Dari sini maka
dapat disimpulkan bahwa BPR tidak dapat melakukan transaksi giral, namun bank umum dapat
melakukan transaksi giral. Adapun kesamaan dari kedua jenis bank ini adalah adanya larangan
untuk melakukan penyertaan modal dan melakukan usaha perasuransian.
Baca Juga: 7 Layanan E Banking yang Perlu Anda Ketahui
Perbedaan Bank Umum dan BPR secara Lebih Detail
PerbedaanBank
Umum dan BPR via forbes.com
Dalam pembahasan lebih lanjut, antara bank umum dan bank perkreditan rakyat ini terdapat
perbedaan yang lebih mendetail yaitu :
1. Tugas Bank Umum
Pemberian kredit
Menghimpun dana yang berasal dari masyarakat berbentuk simpanan • Menerbitkan surat
atas pengakuan hutang
Menjual, membeli dan juga menjamin risiko sendiri berdasarkan kepentingan nasabah
maupun perintah dari nasabahnya itu sendiri, meliputi surat pengakuan hutang, suratsurat wesel, sertifikat Bank Indonesia, kertas perbendaharaan negara, obligasi, surat
dagang yang berjangka, beserta surat berharga yang lainnya.
Meminjamkan dana, meminjam atau menempatkan dana, entah itu memakai sarana
telekomunikasi, memakai surat atau wesel.
Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga
Menyediakan tempat penyimpanan surat berharga dan barang
Melakukan utang piutang
Melakukan kegiatan valuta asing
Melakukan kegiatan dalam hal penyertaan modal bank maupun perusahaan lain
Bertindak sebagai pengurus dan pendiri dana pensiun berdasarkan peraturan undangundang.
2. Tugas Bank Pengkreditan Rakyat
Memberikan kredit
Menghimpun dana masyarakat berupa tabungan, deposito berjangka ataupun lainnya
yang serupa.
Menawarkan penempatan dana dan pembiayaan melalui prinsip syariah, berdasarkan
ketetapan dari Bank Indonesia.
Menempatkan dananya berbentuk Sertifikat Bank Indonesia, sertifikat deposito, tabungan
bank lain, dan deposito berjangka.
3. Larangan Bank Pengkreditan Rakyat
Melaksanakan usaha asuransi
Melaksanakan penyertaan modal
Melaksanakan aktivitas usaha berbentuk valuta asing
Menerima simpanan berbentuk giro
Ikut serta menjalankan lalu lintas pembayaran
4. Hal yang Harus Diperhatikan oleh Bank Perkreditan Rakyat
Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan
kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
Dalam memberikan kredit, BPR juga wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang
serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam
yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama
dengan BPR tersebut. Batas maksimum dalam hal tersebut sendiri tidak melebihi 30%
dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang
dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10%
atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi
(dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya
terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau
lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan
keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal
yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Baca Juga: Biaya Transfer Antar Bank, Berapa yang Mesti Dibayar?
Semoga Lebih Bijak Dalam Memilih Bank
Demikianlah beberapa informasi terkait definisi dan perbedaan antara bank umum dan bank
perkreditan rakyat (BPR). Dari sini mudah-mudahan Anda sekarang lebih mengerti dan
memahami perbedaan antara kedua jenis bank tersebut. Dan semoga dengan informasi ini Anda
lebih bijak dan mengerti jalan yang akan Anda tuju untuk solusi kegiatan finansial yang akan
Anda lakukan.
Butuh Bantuan? 021 29408660
Kartu Kredit
Pinjaman
Simpanan
Artikel
Pusat Pengetahuan
Aplikasi Saya | Masuk
Mengupas Perbedaan Bank Umum dan BPR
Beranda
Artikel dan Tips
Tabungan
Mengupas Perbedaan Bank Umum dan BPR
oleh Petrus Andre
7 December 2015
Tabungan
Perbankan Indonesia memang memiliki peranan yang sangat penting di negeri ini, karena
pentingnya peranan yang strategis ini maka dalam menjalankan fungsinya, perbankan akan
menjalankan asas dan prinsip dengan hati-hati. Fungsi utama perbankan Indonesia sendiri adalah
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Selain itu perbankan Indonesia juga
menjalankan fungsinya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional, serta peningkatan taraf hidup rakyat yang lebih baik.
Dalam dunia perbankan di tanah air ini kita akan mengenal dua jenis bank yaitu bank umum dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Meski dua jenis bank ini sudah ada sejak lama, sayangnya
masih banyak orang yang belum mengerti dan memahami arti dan perbedaan antara bank umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Maka untuk Anda yang masih bingung dan tidak
memahami arti dan perbedaan antara bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat ini, Anda bisa
menyimak pembahasan berikut ini.
Definisi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1
Contoh Bank Umum via wordpress.com
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Usaha bank umum salah satunya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, tabungan deposito, tabungan berjangka, sertifikat deposito, tabungan
biasa, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha BPR menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
Perbedaan Bank Umum dan BPR Berdasarkan UU No. 10
Tahun 1998 Pasal 1
Contoh Bak Perkreditan Rakyat via bprnusamba-pecangaan.co.id
Dari dua definisi atau arti dari UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ini maka bisa didapatkan
perbedaan kedua jenis bank ini dalam kegiatannya. Bank umum sendiri kegiatannya adalah
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti kliring dan jual beli valuta asing
sedangkan pada kegiatan BPR tidak. Karena kegiatan BPR ini tidak melayani pemberian jasa
dalam lalu lintas pembayaran maka BPR tidak terlibat dalam kliring dan kegiatan usaha valuta
asing.
Perbedaan berikutnya dari kedua jenis bank ini bisa ditinjau dari bentuk simpanan dana yang
dihimpun dari masyarakat. Jika Bank umum menghimpun dananya dalam bentuk giro dan
sertifikat deposito, maka BPR tidak menghimpun dananya dalam bentuk giro dan sertifikat
deposito, namun BPR hanya menerima dalam bentuk tabungan dan deposito. Dari sini maka
dapat disimpulkan bahwa BPR tidak dapat melakukan transaksi giral, namun bank umum dapat
melakukan transaksi giral. Adapun kesamaan dari kedua jenis bank ini adalah adanya larangan
untuk melakukan penyertaan modal dan melakukan usaha perasuransian.
Baca Juga: 7 Layanan E Banking yang Perlu Anda Ketahui
Perbedaan Bank Umum dan BPR secara Lebih Detail
PerbedaanBank
Umum dan BPR via forbes.com
Dalam pembahasan lebih lanjut, antara bank umum dan bank perkreditan rakyat ini terdapat
perbedaan yang lebih mendetail yaitu :
1. Tugas Bank Umum
Pemberian kredit
Menghimpun dana yang berasal dari masyarakat berbentuk simpanan • Menerbitkan surat
atas pengakuan hutang
Menjual, membeli dan juga menjamin risiko sendiri berdasarkan kepentingan nasabah
maupun perintah dari nasabahnya itu sendiri, meliputi surat pengakuan hutang, suratsurat wesel, sertifikat Bank Indonesia, kertas perbendaharaan negara, obligasi, surat
dagang yang berjangka, beserta surat berharga yang lainnya.
Meminjamkan dana, meminjam atau menempatkan dana, entah itu memakai sarana
telekomunikasi, memakai surat atau wesel.
Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga
Menyediakan tempat penyimpanan surat berharga dan barang
Melakukan utang piutang
Melakukan kegiatan valuta asing
Melakukan kegiatan dalam hal penyertaan modal bank maupun perusahaan lain
Bertindak sebagai pengurus dan pendiri dana pensiun berdasarkan peraturan undangundang.
2. Tugas Bank Pengkreditan Rakyat
Memberikan kredit
Menghimpun dana masyarakat berupa tabungan, deposito berjangka ataupun lainnya
yang serupa.
Menawarkan penempatan dana dan pembiayaan melalui prinsip syariah, berdasarkan
ketetapan dari Bank Indonesia.
Menempatkan dananya berbentuk Sertifikat Bank Indonesia, sertifikat deposito, tabungan
bank lain, dan deposito berjangka.
3. Larangan Bank Pengkreditan Rakyat
Melaksanakan usaha asuransi
Melaksanakan penyertaan modal
Melaksanakan aktivitas usaha berbentuk valuta asing
Menerima simpanan berbentuk giro
Ikut serta menjalankan lalu lintas pembayaran
4. Hal yang Harus Diperhatikan oleh Bank Perkreditan Rakyat
Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan
kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
Dalam memberikan kredit, BPR juga wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang
serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam
yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama
dengan BPR tersebut. Batas maksimum dalam hal tersebut sendiri tidak melebihi 30%
dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang
dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10%
atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi
(dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya
terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau
lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan
keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal
yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Baca Juga: Biaya Transfer Antar Bank, Berapa yang Mesti Dibayar?
Semoga Lebih Bijak Dalam Memilih Bank
Demikianlah beberapa informasi terkait definisi dan perbedaan antara bank umum dan bank
perkreditan rakyat (BPR). Dari sini mudah-mudahan Anda sekarang lebih mengerti dan
memahami perbedaan antara kedua jenis bank tersebut. Dan semoga dengan informasi ini Anda
lebih bijak dan mengerti jalan yang akan Anda tuju untuk solusi kegiatan finansial yang akan
Anda lakukan.