Bantuan kemanusiaan amerika serikat dalam kasus perang sipil di suriah 2011-2014

(1)

(2)

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS PERANG SIPIL DI SURIAH (2011-2014)

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Maret 2015


(3)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Bayu Aji Bagus Prasetiyo

NIM : 1110114000039

Program Studi : Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS PERANG SIPIL DI SURIAH (2011-2014)

dan telah memenuhi syarat untuk diuji.

Jakarta, 2 Maret 2015

Mengetahui, Menyetujui, Ketua Program Studi Pembimbing


(4)

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI

BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS PERANG SIPIL DI SURIAH

Oleh

Bayu Aji Bagus Prasetiyo 1110114000039

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Srajana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.

Ketua Sidang,

Debbie Affianty, MA.

Penguji 1, Penguji 2,

Ahmad Alfajri, MA. Irfan Hutagalung, LLM.

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 2 Maret 2015.

Ketua Program Studi,

Ilmu Hubungan Internasional.


(5)

iv

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa tentang motivasi bantuan kemanusiaan Amerika Serikat yang diberikan untuk Suriah pada perang sipil 2011-2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor apa saja yang membuat Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada krisis yang terjadi di Suriah. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam skripsi

ini adalah Kosmopolitanism dan Human Rights.Penelitian ini dilakukan dengan

metode studi pustaka dan interpretasi data-data yang relevan terkait topik yang diusung dalam skripsi ini. Dari hasil peneilitian Skripsi ini melihat bahwa kebijakan Amerika Serikat untuk memberikan bantuan pada krisis di Suriah ini merupakan upaya untuk meringankan para korban perang sipil.

Banyaknya pelanggaran HAM dan kejahatan perang di Suriah ini memicu respon Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Pemberian bantuan kemanusiaan ini merupakan bentuk dari rasa bertanggung jawab Amerika Serikat terhadap kejahatan dan pelanggaran yang terjadi. Faktor pertama yang membuat Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan adalah faktor kemanusiaan, dimana Suriah sebagai negara tidak bisa lagi melindungi kedaulatan masyarakatnya. Terjadinya pembunuhan terhadap rakyat sipil dan kejahatan perang dalam penggunaan senjata kimi merupakan bukti bahwa Suriah tidak bisa menjaga nilai-nilai HAM.

Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat memberikan

bantuan adalah Human Rights. Amerika Serikat memiliki misi untuk

menyebarkan ideologinya (demokrasi) dimana didalamnya menaganut

penaegakan HAM. Kediktatoran rezim Bashar Al-Assad ini yang memicu Amerika Serikat untuk ikut membantu krisis yang terjadi. Amerika Serikat mengupayakan transisi politik dari Rezim Bashar Al-Assad ke kelompok oposisi yang menginginkan demokrasi. Upaya yang dilakukan adalah menggalang dukungan internasional untuk mendukung kelompok oposisi yang pro-demokrasi. Dalam memberikan bantuan kemanusiaan ini Amerika Serikat melalui USAID dibantu oleh para mitranya. Bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui USAID dan mitranya ini setidaknya dapat meringankan beban para korban baik yang berada di dalam Suriah maupun yang berada di tempat pengungsian negara tetangga.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin., puji syukur kehadirat Allah Suhnahanu Wata’ala atas segala limpahan rahmat yang tidak pernah terputus kepada penulis

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa Shalawat dan Salaam

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu dirindukan.

Skripsi ini ditulis sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata satu. Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan ucapan terimakasih

sebesar-besarnya to my beloved parents, Apa Ipong Rozak dan Mamah Ade

Solihatul yang selalu memberikan dukungan baik finansial, semangat serta doanya. Berkat Apa dan Mamah anakmu bisa meraih gelar sarjana. Ucapan terimaksih selanjutya untuk kedua adik saya Bagas Putro Aji Sanjoyo dan Nadila Dyah Pitaloka yang selalu memberikan semangat agar saya menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pada sosok tercinta dan tidak tergantikan papah (Alm) Surhayo,

akhirnya keinginan papah terkabul, semoga papah tenang di Surga. Amiin, miss

you pah.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih pada keluarga besar tercinta pada Kakek H. Ikna Sukari dan Nenek Oyoh selaku orang yang selalu mendukung dan meberikan nasihat serta doa, terimakasih mamang Asep Sahrul (Ablay) “you’re the best uncle ever! Serta kepada seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.

Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada pak A.Fuad Fanani, MA sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, waktu, saran dan ilmunya dengan sabar, sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini. You are great lecture, thanks to inspiring me. Tidak lupa ucapan

terimakasih kepada seluruh Staff pengajar dan T.U FISIP yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di FISIP UIN Jakarta. Kepada Bu Debbie Affianty, MA selaku pembimbing akademik yang selalu mendukung dan membantu dari mulai birokrasi hingga penyusunan proposal, terimakasih Bu.

Special thanks are also for my best friends ever ; Fikri Fahrul Faiz, Trivantiko Rezki Budiyono, Fahmi Imam Fauzy, Andre Abdurrahiem, Handi

Rizky Wijaya, Muhammad Farhan, Hilman Hidayat, Ferdi (Bolang) thanks for

being my friend, you guys are so great.! Thanks for always supporting me.

Terimakasih juga untuk IR inter 2010 yang telah saya anggap sebagai keluarga, Volunteer Europe on Screen 2014 terimakasih atas pengalaman serunya.


(7)

vi

pengalaman yang tidak terlupakan yaitu, Nabila, Clara, Pipit, Merry, Dhani, Bang Andri, Bang Amar, Bang Adit, Acit, Abib, Desica, Mahar, Annisa, Tara dan

semua anggota ISC. Terimakasih sudah menjadi bagian dari keluarga saya, keep

solid guys!

Terakhir penulis ucapkan terimakasih pada semua teman yang telah mendukung dan membantu namun tidak bisa saya tuliskan namanya satu persatu. Skripsi ini saya tulis dengan penuh semangat dan usaha, sebagai persembahan terbaik untuk keluarga tercinta, dosen, teman serta semua yang mendukung hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi seluruh disiplin ilmu.

Jakarta, Februari, 2015


(8)

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

ABSTRAKSI ...iv

KATA PENGANTAR ... v

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. PERNYATAAN MASALAH ... 1

B. PERTANYAAN PENELITIAN ... 7

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 7

D. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

E. KERANGKA TEORITIS ... 10

F. METODELOGI PENELITIAN ... 14

G. SISTEMATIKA PENULISAN ... 16

BAB IIKONFLIK DI SURIAH... 18

A. Sejarah Perang Sipil di Suriah ... 18

B. Kelompok Oposisi Suriah ... 21

C. Pelanggaran HAM ... 25

1. Rezim Bashar Al-Assad. ... 26

2. Penggunaan Senjata Kimia. ... 29

3. Penduduk Sipil Menjadi Korban Perang. ... 31

BAB IIIRESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL SURIAH. ... 35

A. Posisi Amerika Serikat Terhadap Perang Sipil di Suriah. ... 35

B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat Kepada Korban Perang Sipil Suriah. ... 39

1. Bantuan Makanan dan Kesehatan. ... 43

2. Bantuan Untuk Pengungsi Suriah. ... 48

BAB IVMOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH ... 52

A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di Suriah. ... 52


(9)

viii

B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberi bantuan. ... 60

C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah dengan Masyarakat Dunia. ... 62

D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan. ... 64

E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat untuk terlibat memberikan bantuan kemanusiaan. ... 69

BAB V KESIMPULAN ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(10)

ix

Daftar Singkatan

FAO Food And Agriculture Organization.

FFP Office of Food For Peace.

FSA The Free Syrian Army.

HAM Hak Asasi Manusia.

IFRC International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies.

IOM The International Organization for Migration.

ISIS Islamic States of Iraq and Syria.

NGO Non-Governmental Organization.

OCHA Office for the Coordination of Humanitarian Affairs.

ODNI Office director of National Intelligence.

OFDA Office of U.S Foreign Disaster Assistance.

OPCW Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons.

PBB Perserikatan Bangsa Bangsa

RPM U.S Department of State‟s Bureau of Population, Refugees, and

Migration.

SOC Syrian Opposition Coalition.

U.N United Nations.

UNDSS United Nations Department of Safety and Security.

UNFPA United Nations Population Fund.

UNHCR United Nations High Commissioner for Refugees.

UNICEF United Nations Children's Rights and Emergency Relief

Organization.

UNRWA United Nations Relief and Works Agency.

USAID United States Agency for International Development.

WFP World Food Program.


(11)

x Daftar Tabel

Tabel.III.B.1. Dana Kemanusiaan untuk Suriah 2012-2014 ... 41

Tabel.III.B.2. Penyebaran Bantuan Pengungsi di negara lain... 42

Tabel.III.B.4. Bantuan USAID (OFDA) ... 47

Tabel III.B.5. Bantuan USAID (FPP) ... 50 Tabel.IV.C.1. Polling Masyarakat Amerika Serikat terhadap Suriah .70


(12)

xi Daftar Gambar

Gambar.II.C.1. Korban Anak di Suriah ... 33 Gambar III.B.3.Map kerja USAID ... 43


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. PERNYATAAN MASALAH

Amerika Serikat telah memberikan bantuan lebih dari $ 2,9 miliar dalam kurun waktu 2011-2014 untuk bantuan kemanusiaan di Suriah. Bantuan Kemanusiaan meliputi tindakan memberikan barang dan jasa yang esensial untuk keselamatan para pihak yang terkena dampak bencana yang diakibatkan manusia,

termasuk juga konflik bersenjata.1 Bantuan ini bertujuan untuk membantu para

korban yang terkena dampak konflik di wilayah Suriah dan sekitarnya. Amerika Serikat lebih memilih memberikan bantuaan kemanusiaan dibanding melakukan intervensi militer sebagai bentuk kebijakan luar negerinya terhadap krisis di Suriah. Selain bantuan kemanusiaan, Amerika Serikat juga telah berkomitmen untuk memberikan bantuan melalui diplomatik, seperti di PBB dan di forum internasional lainnya untuk mendukung masa transisi tanpa melalui pertumpahan darah.2

Bantuan ini diberikan untuk seluruh korban perang di Suriah. Bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat ini berupa makanan, kesehatan dan pengungsian korban perang yang berada di dalam maupun di negara tetangga

1

Spieker, "The Right to Give and Receive Humanitarian Assistance," Dalam International Law and Humanitarian Assistance: A Crosscut Throught Legal Issues Pertaining to Humanitariansm (Springer: 2011) h.8.

2

U.S. Government Assistance to Syria,” U.S state Government 7 September, 2013 [database on-line]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; di akses 9 maret 2014.


(14)

2

Suriah.3 Tujuan dari bantuan ini adalah untuk mengurangi penderitaan rakyat

Suriah dari dampak perang.

Perang sipil di Suriah ini sudah terjadi sejak tahun 2011 dan masih berlangsung hingga tahun 2014. Perang saudara di Suriah adalah bagian dari gelombang Arab Spring. Tragedi ini dimulai dengan unjuk rasa warga Suriah untuk menuntut penegakan demokrasi dan penegakan Hak Asasi Manusia yang

terjadi pada pemerintahan Bashar Al Assad.4 Protes perlawanan terhadap rezim

keluarga Bashar sudah terjadi pada pemerintahan ayahnya yaitu Hafez Assad. Protes pada saat itu adalah untuk melawan kekuatan dinasti keluarga Assad yang sudah memimpin terlalu lama. Hafez Assad telah memimpin sejak 1970, paska

terjadinya Coup d’etat.5 Hafez Assad berhasil meredam gejolak yang disebabkan

persatuan muslim di awal tahun 1980 dengan menggunakan strategi militer6

dengan tiga cara, pertama memilih dengan sangat teliti pasukan yang di percaya, kedua meningkatkan jumlah tentara yang pro pada regime, yang terakhir Menggunakan kekuatan untuk melawan pemberontak dari kota dengan cara mengeluarkan dan menahan mereka dengan pasukan yang sangat kuat.

Hafez Assad telah memimpin Suriah selama 30 tahun dari tahun 1970 hingga 2000. Pada masa itu banyak terjadi perlawanan terhadap dinasti Assad

3 Ibid.

4“Syrian protests in Damascus and Aleppo,”

BBC news, 15 maret 2011[media on-line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-12749674; diakses pada 9 Maret 2014

5

Coup d'etat atau Coup merupakan penggulingan kekuasan terhadap rezim berkuasa. Biasanya dipicu oleh sekelompok orang yang ingin mengganti kekuasan lama dengan pemerintahan yang baru. Coup ini bisa terjadi jika unsur-unsur militer dikuasai oleh kelompok yang menginginkan Coup de‟etat. Monty G. Marshall and Donna Ramsey Marshall, "Coup d‟état Events, 1946-2013 Codebook" Center for Systemic Peace, 28 Maret 2014. h.1.

6

David Pryce-Jones “Syria next? The Horrible Assad Regime Faces its People,”National review, Vol LXIII no.9 (16 Mei 2011) h.18.


(15)

3

yang terkenal diktaktor. Tidak berhenti pada pemerintahan Hafez, munculnya gelombang unjuk rasa dan perlawanan terhadap pemerintah kembali terjadi pada masa Bashar Al Assad dimana terjadinya protes besar besaran pada tahun 2011. Unjuk rasa dan protes ini ditujukan untuk menunutut mundurnya Bashar al Asaad dari jabatan Presidennya karena Bashar dianggap tidak pro- demokrasi sama

seperti Hafez Assad.7

Unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Suriah ini berlanjut hingga terjadinya kekarasan antara pihak militan Bashar dengan pihak pengunjuk rasa. Para militan Bashar memusatkan kekuatan militernya di kota Damaskus dan Homs. Strategi ini digunakan oleh rezim Bashar untuk memukul mundur

demonstran, khususnya dari tempat-tempat strategis pemerintahan.8

Cara yang dilakukan oleh rezim Bashar untuk menekan gerak dan kekuatan para demonstran ini sama seperti cara yang digunakan oleh ayahnya Hafedz Assad pada masa pergolakan pemerintah pada tahun 1970an ketika

terjadinya Coup d’etat . Bashar Al-Assad merekrut para pejuang rezimnya dengan

sangat teliti dan juga dari para kelompok Alawi yang sejalan dengan rezimnya agar para tentaranya ini tidak berhianat pada rezim dan bisa dipercaya untuk meredam dan melawan kekuatan para oposisi yang menginginkan rezim Bashar

turun dan digantikan.9

7

Ibid. h.19.

8Joseph Holliday “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”

, Middle East Security Report (8 Maret 2013) : h.7

9


(16)

4

Puncak ketegangan konflik di Suriah ini terjadi pada musim panas tahun 2012. Pada awalnya Bashar al-Assad meminta mundur para demonstran untuk tidak melakukan demo besar, akan tetapi usaha itu tidak membuahkan hasil yang baik. Tidak hanya sampai pada kekerasan namun dampak dari unjuk rasa ini menyebabkan banyaknya korban yang berjatuhan serta menimbulkan konflik

saudara di Suriah.10

Perang sipil di Suriah menjadi perhatian khusus Amerika Serikat. Hanya dengan kurun waktu 2011-2014, insiden ini telah memakan korban hingga lebih

dari 191.000 orang tewas.11 Jumlah ini belum termasuk 10.8 juta korban yang

membutuhkan bantuan akibat konflik yang terberlangsung.12

Amerika Serikat turut membantu memberikan bantuan pada korban perang sipil di Suriah melalui USAID. Hal ini merupakan salah satu upaya bagi Amerika Serikat untuk menaruh pengaruhnya di Timur Tengah dengan melalui bantuan

kemanusian di negara yang sedang mengalami krisis demokrasi seperti Suriah.13

Dalam merespon kasus ini Amerika Serikat harus mengeluarkan dana hingga 2,9 milliar dollar untuk misi kemanusiaan di Suriah. Respon Amerika Serikat yang memberikan bantuan kemanusiaan pada Suriah ini berbeda dengan respon ke Libia. Amerika Serikat melakukan intervensi kemanusiaan ke Libia yang kasusnya sama seperti krisis kemanusiaan di Suriah. Namun untuk krisis

10

Ibid. h.8.

11“Corporate report: Syria

- Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-country-of-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.

12“Syria

- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, h.1. 13

"Democracy, Human Rights and Governance" USAID [database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/democracy-human-rights-and-governance; Internet; diakses pada 3 Februari 2015.


(17)

5

kemanusiaan di Suriah Amerika Serikat hanya memberikan bantuan kemanusiaan. Ini menjadi ironi dimana Libia dan Suriah memiliki kesamaan kasus serta lokasi yang berada di kawasan Timur Tengah. Jumlah korban di Suriah selama terjadi

konflik ini juga lebih banyak dari konflik di Libia.14 Dalam kasus di Suriah ini

Amerika Serikat membantu dengan memberikan bantuan kemanusiaan dibanding memberikan bantuan militer

Amerika Serikat melalui lembaga USAID memberikan bantuan setiap

tahunnya mulai dari 2011-2014. Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Amerika Serikat melalui program kemanusiaan USAID ini dirasa cukup membantu masyarakat Suriah dalam membangun kembali kehidupan pada saat perang saudara ini. Amerika Serikat menyediakan makanan, air bersih, tempat penampungan pengungsi, dan pasokan bantuan lainnya yang di tujukan kepada 4,2 juta orang di wilayah Suriah. Amerika Serikat tetap menjadi kontributor

tunggal terbesar untuk bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah.15 PBB

memperkirakan bahwa sedikitnya 3 juta anak putus sekolah sejak awal terjadinya

krisis.16 Bantuan Amerika Serikat terhadap Suriah semata bertujuan untuk

membantu korban perang saudara.

Selanjutnya, Amerika Serikat menyediakan perawatan darurat, alat-alat kesehatan, tenaga medis serta perlindungan bagi mereka yang terkena dampak krisis di Suriah dan negara-negara tetangganya. Amerika Serikat tidak hanya

14

15

FACT SHEET: U.S. Humanitarian Assistance in Response to the Syrian Crisis [database on-line]; tersedia http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/24/fact-sheet-us-humanitarian-assistance-response-syrian-crisis; Internet: di akses pada 10 Maret 2014

16 Ibid.


(18)

6

menanggapi penggunaan senjata kimia saja. Disisi lain Amerika Serikat juga ikut konsen untuk menanggapi kekerasan yang berbasis gender, dengan mendirikan pusat-pusat kesehatan wanita dan dukungan psiko-sosial bagi perempuan dan

anak-anak di Suriah melalui USAID.17

Berdasarkan pemaparan di atas, bantuan Amerika Serikat ini sangat membantu korban perang saudara di Suriah, karena dapat meringankan beban mereka baik secara psikologis, keuangan dan pelayanan publik. Studi kasus yang diambil dalam penelitian ini adalah motivasi bantuan kemanusiaan Amerika

Serikat dalam kasus perang sipil di Suriah. Permasalahan yang menarik untuk

diteliti adalah ketika Amerika Serikat merespon krisis di Libia dengan melakukan intervensi kemanusiaan melalui NATO. Disisi lain krisis yamg terjadi di Suriah ini memiliki motif yang sama seperti Libia, namun Amerika Serikat hanya

menggunakan soft power approach untuk Suriah. Hal ini menjadi menarik untuk

di teliti karena Amerika Serikat tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan di Libia padahal jumlah korbannya lebih banyak.

Keterlibatan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan di Suriah ini mengindikasikan bahwa Amerika Serikat memiliki kepentingan terhadap konflik ini. Terlihat dari kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat

yang lebih memilih soft power approach terhadap Suriah dibandingkan melalui

hard power approach. Berbanding terbalik dengan keterlibatan Amerika Serikat pada konflik-konflik sebelumnya yang terjadi di Timur Tengah, yang mengedepankan intervensi militer.

17

U.S. Government Assistance to Syria,” U.S Government, 7 September 2013 [database]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; diakses pada 9 Maret 2014.


(19)

7

Pada kasus ini Amerika Serikat justru fokus untuk menggunakan soft

power approach dengan memberikan bantuan yang nilainya terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini yang menjadi sebuah kajian menarik untuk dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini akan fokus pada rentang waktu 2011 hingga 2014. Pemilihan rentang waktu tersebut dikarenakan konflik ini memakan jumlah korban yang terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Selain itu ditemukan juga peningkatan jumlah bantuan yang diberikan Amerika Serikat pada Suriah yang jumlahnya meningkat tajam dari tahun ke tahunnya.

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan pernyataan masalah yang di paparkan sebelumnya, Skripsi ini

akan menjawab pertanyaan masalah terkait “Apa yang memotivasi Amerika

Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah ?”

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang apa yang memotivasi Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah, skripsi ini akan mempunyai beberapa tujuan penelitian, yaitu:

1. Tujuan proposal skripsi ini untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang

latar belakang Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban perang saudara di Suriah.

2. Menjelaskan peranan Amerika Serikat dalam pembangunan demokrasi

dan penegakan HAM di Suriah. Amerika Serikat memiliki peranan di dunia Internasional yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan


(20)

8

demokrasi dan Penegakan HAM di dunia dan ini menjadi hal yang akan di jelaskan dalam kasus Suriah, bagaimana Amerika Serikat memberikan pengaruhnya.

3. Skripsi ini akan menggunakan penerpan ilmu disiplin Hubungan

Internasional untuk menjelaskan latar belakang Amerika Serikat memberikan bantuan.

4. Menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana.

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian.

2. Mengetahui apa yang terjadi di Suriah dan peranan Amerika Serikat

dalam memberi bantuan.

3. Mengetahui bentuk bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat

kepada Suriah.

4. Memberikan informasi kepada orang lain, yang ingin meneliti tentang

perang saudara di Suriah.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi ini akan menggunakan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai pembanding. Penelitian pertama dilakukan oleh Jeremy Sharp dan Christopher M. Blanchard, Spesialis dalam Kajian Timur Tengah, dengan artikel mereka yang

berjudul“Armed Conflict in Syria: U.S. and International Response” dari the

Journal of Congressional Research Service released in 22 April 2013, artikel ini membahas tentang respon dari AS dalam perang saudara di Suriah. Mereka


(21)

9

mengatakan pemberontakan bersenjata di Suriah telah memasuki tahun ketiga, dan tampaknya akan berlanjut, dan pemerintahaan yang kacau ini akan menimbulkan perjuangan yang berdarah antara masyarkat dan pemerintahan. Para pejabat Amerika Serikat dan banyak analis percaya bahwa Assad dan para pendukungnya akhirnya akan dipaksa turun dari kekuasaan.

Berbeda dengan artikel yang pertama, artikel kedua ini berjudul “The

Arab Spring and Climate Change A Climate and Security Correlations Series”

oleh Caitlin E. Werrell dan Francesco Femia Preface byAnne-Marie Slaughter

from American progress institution, released February 28, 2013. Artikel ini

membahas tentang Arab Spring yang terjadi di wilayah Arab dan bagaimana

terjadi revolusi di Suriah. Mereka mengatakan "The Arab Spring and Climate

Change" menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan revolusi yang telah mengguncang dunia Arab selama dua tahun terakhir. Dan ini yang dapat memicu dan mendasari penyebab revolusi Arab.

Berbeda dengan artikel yang kedua, referensi skripsi yang ketiga ini yang berjudul “Pelanggaran HAM Berat Pada Konflik Bersenjata di Suriah Ditinjau Bahasa Dari Hukum Internasional" oleh Jesaya Brahmana. Skripsi yang diterbitkan oleh Universitas Sumatera Utara ini dirilis 25 April 2013, skripsi ini berisi diskusi mengenai konflik telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan telah menyebabkan banyak kematian dan banyak yang melarikan diri ke negara-negara tetangga Suriah seperti Turki, Lebanon, Yordania, dan Irak. Skripsi ini menunjukkan kekhawatiran tentang bentuk pelanggaran HAM berat di bawah


(22)

10

hukum internasional, hubungan antara perang melawan pelanggaran hak asasi manusia, serta upaya PBB dan komunitas internasional.

Berbeda dengan literatur yang disebutkan di atas, penelitian ini akan fokus pada mengapa Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban perang saudara di Suriah, dan faktor apa saja yang melatar belakanginya. Penulis akan menjelaskan tentang kebijakan Amerika Serikat dalam memberikan bantuaan kemanusiaan pada Suriah. Penulis juga akan merujuk pada situs resmi pemerintah Amerika Serikat untuk memahami politik luar negeri, dan program bantuan Amerika Serikat melalui USAID sebagai instrumen kebijakan luar negeri dari Amerika Serikat.

E. KERANGKA TEORITIS

Kosmopolitanisme

Asumsi kosmopolitanisme pada awalnya muncul karena kompleksitas pemerintahan global. Di dalam luas dan intensitasnya keterkaitan dunia di era

globalisasi, kemudian berpengaruh pada terbentuknya Global Governance dimana

terdapat multi aktor yang berpartisipasi dalam perkembangan kebijakan global. Implementasi dari kebijakan global ini dapat dilihat dari kesatuan hubungan antarpemerintah seperti dalam Financial Action Task Force (FATF), hubungan trisektoral mencakup publik, perusahaan, dan NGOs, dan hubungan

transnasional.18 Konsep kosmopolitanisme ini relevan untuk menganalisis kasus

18


(23)

11

tentang keikutsertaan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan pada korban perang di Suriah.

Terdapat tiga pemikiran besar terkait Kosmopolitanisme :

1. Stoics

Dalam pemikirannya menyebutkan bahwa setiap manusia harus hidup dalam harmoni. Stoics melahirkan pemikiran dasar kosmopolitanisme klasik yang menyatakan bahwa setiap manusa adalah warga dari dunia dan maka dari itu memiliki kewajiban/tanggung jawab atas umat manusia di seluruh dunia. ( each person is a citizen of the world and owes a duty, above all, to the worldwide

community if human beings).19 Poin terjelas dari pemikiran Stoics : “that they

were, in the first instance, human beings living in a world of human beings and only incidentaly members of polities.”

2. Kant

Kant membuat inovasi ide kosmopolitanisme dengan konsep yang ia sebut sebagai „the public use of reason‟. Yang dimaksud dengan „the public od reason‟ adalah mengindahkan segala bentuk dogma dan menghilangkan segala hambatan

untuk alasan kepentingan umum. “But people are also, if only potentially,

members of a „cosmopolitan society‟, and as members of this society they can enjoy a right to the free and unrestricted public use of their reason. “20

19 Martha C.Nussbaum. “Kant and Stoic Cosmopolitanism.”

Journal of Political Philosophy. Maret 1997. h 6.

20


(24)

12

3. Beitz, Pogge dan Barry

Konsep kosmopolitanisme kontemporer ini mencakup 3 elemen utama. Pertama adalah elemen yang disebut sebagai egalitarian individualisme. Manusia memiliki hak moral tunggal untuk dianggap sama, patut dihormati dan patut

dipertimbangkan. Elemen kedua, disebut juga sebagai reciprocal recognition

yaitu status nilai kesetaraan harus diakui oleh setiap orang. Hal itu merupakan sebuah atribut di hidup setiap orang, termasuk merupakan dasar setiap orang dalam membangun hubungan dengan sesama. Elemen ketiga, kosmopolitanisme pada akhirnya merupakan kerangka moral acuan untuk menentukan aturan dan

prinsip prinsip universal.21

Berdasarkan tiga pemikiran besar diatas, didapat 8 prinsip utama kosmopolitanisme :

1. Equal worth and dignity

2. Active agency

3. Personal responsibility and accountability

4. Consent

5. Collective decision-making

6. Inclusiveness and subsidiary

7. Avoidance of serious harm

8. Sustainability 22

21

Garret Wallace Brown. Grounding Cosmopolitanism : From Kant to The Idea of A Cosmopolitan Constitution. (Edinburgh : Edinburgh University Press, Ltd., 2009), h.10.

22


(25)

13

HUMAN RIGHTS

Pemikiran tentang konsep Human Rights sebenarnya telah lama muncul sejak zaman Yunani Kuno, seperti yang disebutkan oleh Aristotele dan Cicero. Dalam pernyataannya, mereka menjelaskan tentang hak-hak natural yang

kemudian juga disebut sebagai power yang dimiliki tiap individu. Awal

pengimplementasian dari konsep ini dapat dilihat dalam Magna Carta Libertatum pada tahun 1215 yang diadopsi oleh raja Inggris.

Seiring penemuan akademik, salah satu pemikiran yang berkontribusi terhadap konsep Human Rights adalah pemikiran Immanuel Kant. Menurut Kant, setiap individu memiliki 3 hak utama atas dirinya sendiri. Pertama, setiap individu memiliki kemampuan untuk berpikir dan memilih sendiri tindakan apa yang harus diambil, tujuan apa yang harus dicapai, dan lain sebagainya. Kedua, setiap

individu memiliki autonomy, yaitu setiap individu berhak menentukan hukum

untuk dirinya sendiri. Ketiga, setiap individu memiliki nilai intrinsik dan nilai instrumental. Nilai instrinsik yaitu dimana setiap individu berhak dan layak untuk dihargai. Sedangkan nilai instrumental yaitu setiap individu dapat melakukan hal

yang sama untuk menghargai dan membantu sesama (there is nothing more

sacred in the wide world than the rights of other).23

Dalam kasus ini penggunaan konsep Human Rights menjadi sebuah acuan

terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yan terjadi di Suriah. Dimana banyaknya pelanggaran terhadap hak masyarkat di Suriah yang diabaikan oleh

23

Immanuel Kant. Grounding for The Metaphysics of Morals : translated by James E. Wellington. (Indiana Polis : Hackett Publishing Co., 1993) h.36.


(26)

14

rezim Bashar Al-Assad. Setiap manusia memiliki hak yang setara (equal) untuk

dipenuhi oleh negara, diantaranya adalah “hak untuk hidup (untuk sarana

subsistensi dan keamanan); atas kebebasan (kebebasan dari perbudakan, perhambaan, dan pendudukan paksa, dan untuk ukuran yang cukup kebebasan hati nurani untuk menjamin kebebasan beragama dan berpikir); ke properti (milik pribadi); dan kesetaraan resmi ".24

Kutipan dari Jhon Rawls di atas dijadikan acuan untuk kewajiban negara untuk menghormati hak asasi manusia. Namun pada kenyataannya Pemerintah Suriah tidak menghormati hak asasi manusia karena menyerangan warga sipil dengan senjata kimia, sedangkan senjata kimia itu dilarang untuk digunakan

dalam Customary International Humanitarian Law.

F. METODELOGI PENELITIAN

Pada penelitian skrispi ini, metode penelitian yang dirgunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, dimana tipe penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan atau keadaan sebagaimana adanya. Tujuannya adalah membuat deskripsi gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki.25

Penelitian ini bersumber pada satu sumber, yaitu sumber sekunder.

Sumber sekunder merupakan sumber yang berasal dari buku, jurnal, internet, serta

24Annette Förster “Decent Peace, Stability and Justice, John Rawls‟s International Theory

Applied,” PhD thesis, Department of International Relations of the London School of Economics, April 2012. h.5.

25Afifudin, dan Beni, “Metodologi Penelitian Kualitatif,”

CV Pustaka Setia, Bandung 2009. h.56-58.


(27)

15

media massa yang membahas mengenai permasalah keikutsertaan Amerika Serikat dalam memberikan bantuaan kemanusiaan kepada Suriah.

Untuk dapat memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan (library research) yang

dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari buku-buku, surat kabar, jurnal-jurnal, majalah maupun internet yang memfokuskan pada masalah yang akan dibahas. Model penelitian dalam penelitian ini adalah model penelitian studi kasus dengan menggunakan teori untuk menganalisa dan menjawab permasalahan yang ada pada pertanyaan masalah. Data yang diambil kemudiaan diklasifikasikan sesuai dengan topik pembahasan yang dibutuhkan, agar bisa dipahami dan ditampilkan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan sederhana yang bisa digunakan untuk menjelaskan analisa yang ada pada skripsi ini.


(28)

16

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Teoritis F. Metodelogi Penelitian G. Sistematika Penulisan

BAB II : KONFLIK DI SURIAH (2011-2014)

A. Sejarah Perang Sipildi Suriah

B. Kelompok Oposisi Suriah C. Pelanggaran HAM

1 Rezim Bashar Al Assad

2. Isu penggunaan Senjata Kimia

3. Penduduk sipil menjadi korban perang

BAB III : RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL di SURIAH

A. Posisi Amerika Serikat terhadap Perang Saudara di Suriah B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat kepada Suriah

1. Kesehatan dan Ketahanan Pangan 2. Kebutuhan Pengungsian Korban Perang


(29)

17

BAB IV: MOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN KEBIJAKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH.

A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di

Suriah.

B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberikan Bantuan.

C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah Dengan Masyarakat Dunia. D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan.

E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat Untuk Terlibat Memberikan Bantuan.


(30)

18

BAB II

KONFLIK DI SURIAH

A. Sejarah Perang Sipil di Suriah

Suriah merupakan negara yang terletak di Asia barat yang berbatasan langsung dengan negara Libanon di barat, Turki di utara, Iraq di timur, dan Yordania di selatan. Negara Suriah berdiri dari mandat Perancis di liga bangsa paska Perang Dunia pertama, Suriah merdeka dari tangan Perancis pada 17 April 1946. Mayoritas penduduk Suriah adalah bangsa arab, dan para penduduknya menganut beberapa ajaran kepercayaan, seperti Alawit, Druze, Sunni dan Kristen. Ada juga beberapa kelompok etnis seperti; Armenia, Assyria, Kurdi, dan Turki Yezidi. Ajaran Sunni merupakan ajaran yang banyak dianut oleh penduduk di

Suriah.26

Perang sipil di Suriah menjadi perang yang memakan banyak korban jiwa

yakni rakyat sipil. Perang sipil tersebut berlangsung lebih dari 1000 hari.

Kekerasan yang terjadi di Suriah menyebabkan banyaknya warga Suriah pergi

meninggalkan negara yang dalam keadaan tidak kondusif.27 Kekerasan yang

terjadi di Suriah ini menjadi perhatian dunia internasional dimana banyak

pelanggaran HAM yang terjadi akibat perang sipil tersebut.28

26“The World Factbook,”

CIA Factbook [database on-line]; tersedia di

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html ; Internet; diakses pada 9 September 2014.

27

Major Lars Cramer-Larsen and Professor Bertel Heurlin, “Syria: Civil-military relations during Civil War,” Contemporary Conflicts Issue 01, Volume 02, (2014): h. 1.

28


(31)

19

Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Suriah, tercatat setidaknya ada empat kali kudeta yang terjadi di negara itu. Kudeta pertama dilakukan oleh Hunsi Zaim atas pemerintahan presiden Shukri Al-Quwatly pada 30 Maret 1949. Kemudian Dilanjutkan dengan kudeta oleh Kolonel Sami Hinnawi pada 14 Agustus 1949 yang berhasil mengangkat Hashim Al-Atassi menjadi presiden sementara. Dan pada akhir desember 1949 Letnan Kolonel Adib Shishakli melakukan kudeta lagi dan berhasil mengangkat seorang sipil, Khalid Al-Azeem,

menjadi presiden29.

Kejadiaan yang serupa pernah tejadi pada naiknya masa pemerintahan

Hafedz Al-Assadd, Coup d’etat terjadi pada tahun 1971 dan pada waktu itu

Menteri Pertahanan Suriah, Hafez Al-Assad, naik ke tampuk kekuasaan sebagai Perdana Menteri. Di tahun berikutnya, perwira Angkatan Udara Suriah ini diangkat menjadi Presiden Suriah. Pada masa transisi ini juga mulai banyak demonstrasi menentang rezim al Assad dan ketika itu banyak korban meninggal berjatuhan akibat perlawanan terhadap rezim Hafedz yaitu ayah dari Bashar Al Assad yang sekarang menjadi presiden Suriah.

Aksi protes yang terjadi di Suriah, merupakan aksi demonstrasi besar yang pertama, sejak 41 tahun berlangsung aksi "revolusi menentang" rezim Hafez Al-Assad ayah dari Bashar Al-Al-Assad yang pada rezim sebelumnya mengendalikan

kekuasaan dengan tangan besi.30

29George Lenczowski, “Timur Tengah Di Kancah Dunia,”

Sinar Biru Algesindo, Bandung: , 1993, h. 198-209

30

David Pryce-Jones “Syria next ? The Horrible Assad Regime Faces its People,” National review, Vol LXIII no.9 (16 mei 2011) h.18.


(32)

20

Pada waktu Hafez Al-Asaad memimpin, partai Baath adalah partai yang kuat dan juga berkuasa di Suriah. Pada masa rezim Hafez Al-Asaad sudah ditemukan benih-benih perlawanan masyarakat yang berpaham Sunni yang menentang rezim ini. Namun pada tahun 1970an ketika gelombang demonstrasi terjadi rezim ini mampu menghadapi beberapa tantangan rakyatnya yang melakukan aksi protes. Tetapi, semua gerakan yang muncul ditumpas dengan

menggunakan kekerasan militer.31 Sehingga, rakyat tidak berani melakukan aksi

menentang rezim Partai Baath yang berkuasa di Suriah dibawah pimpinan Hafez Al-Assad.

Kejadian perang sipil ini tidak hanya terjadi pada pemerintahan Bashar Al-Assad, pada awal tahun 1982 terjadi keadaan yang serupa dimana pada saat Presiden Hafez Al-Assad memerintahkan pasukannya untuk menghabisi

demonstrasi yang digalang oleh kelompok Muslim Brotherhood (ikhwanul

muslim). Kelompok ini berkembang pada tahun 1970-an di Hama sebagai cabang

dari Muslim Brotherhood di Mesir.

Muslim Brotherhood menghendaki reformasi politik, termasuk diberikannya hak-hak sipil warga negara, pengakhiran penyiksaan yang biasa dilakukan oleh rezim berkuasa terhadap siapa saja yang dianggap melawan pada Hafedz, dan

penegakan rule of the law.32

Pada bulan Februari 1982, Muslim Brotherhood menyerang unit militer

Suriah yang sedang mencari anggota oposisi di Hama dan mengambil alih dan

31 Ibid.

32Humphrey Wangke “Krisis Politik dan Konflik Kepentingan di Suriah.”

Info Singkat Hubungan Internasional, Vol. IV, No. 03/I/P3DI (Februari 2012) h.6.


(33)

21

menguasai Kota Hama. Presiden Hafez Al-Assad menjawab aksi itu dengan

mengirim 12.000 tentara yang pro-pemerintahan.33 Operasi penumpasan

pemberontakan oleh tentara Hafez ini diperintahkan untuk menyerang

tempat-tempat yang di kuasai oleh kelompok Muslim Brotherhood dan menghancurkan

kekuatan para pemberontak pemerintahan.

Misi penumpasan pemberontakan di Hama berlangsung selama 3 minggu. Hama dikepung tentara yang diperkuat kendaraan lapis baja dan tank dari rezim Hafez Al-Assad. Helikopter-helikopter militer Hafez Al-Assad terus menerus

menerjunkan pasukan dan menghancurkan wilayah pemukiman penduduk.34

Situasi pertempuran di Hama ini pada akhirnya berubah menjadi perang sipil yang memakan korban. Para pasukan militer Hafez Al-Assad yang berasal

dari daerah itu membelot dan berbalik melawan pasukan pemerintah.35 Jumlah

korban tewas dalam pertempuran ini setidaknya 10.000 orang tewas ketika presiden Hafez Al-Assad mengirimkan militer untuk menghancurkan

pemberontakan Islam di sana pada tahun 1982.36

B. Kelompok Oposisi Suriah

Unjuk rasa yang terjadi akibat rezim Bashar Al-Assad atas perilaku rezim yang otoriter ini menimbulkan pro dan kontra masyarakat Suriah akan kesewenang-wenangan Bashar Al-Assad dalam memimpin negara Suriah. Akibat

33 Ibid. 34

Ibid. 35

Ibid.

36“Profile: Syrian city of Hama,”

BBC news 27 April 2012[media on-line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-17868325; Internet: di akses pada 21 September 2014.


(34)

22

kepemimpinan Bashar Al-Assad yang dianggap tangan besi ini menimbulkan perpecahan didalam negara Suriah sehingga memicu timbulnya kelompok oposisi yang ingin menggulingkan rezim Bashar Al-Assad.

Karena gejolak unjuk rasa yang terus menerus di Suriah ini menjadikan rakyat Suriah, semua fraksi oposisi politik telah bersatu dengan tujuan menggulingkan rezim Bashar Al-Assad, mengakhiri penderitaan rakyat Suriah, dan untuk membuat transisi menuju negara yang bebas dan demokratis. Koalisi terdiri dari kepemimpinan yang akan memobilisasi upaya untuk mendukung dan memperkuat pejuang pro demokrasi Suriah dan mewakili tujuan dari revolusi yang dilakuakan masyarakat Suriah. Koalisi ini akan melakukan segala daya untuk mencapai tujuan menggulingkan rezim Assad dan membawa kemenangan

untuk revolusi baik di dalam dan di luar Suriah.37

Oleh karena kesatuan dan keinginan untuk menggulingkan pemerintahan Bashar Al-Assad rakyat Suriah yang mengingikan demokrasi mendirikan Koalisi

Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi (National Coalition for

Syrian Revolutionary and Opposition Forces) yang selanjutnya dikenal sebagai

SOC.

Koalisi Suriah ini dibentuk pada November 2012 bertujuan untuk menyatukan kelompok oposisi Suriah dan berkomitmen untuk mengakhiri konflik Suriah dan membantu transisi demokrasi Suriah. Koalisi ini terdiri keragaman etnis dan agama yang merupakan bagian mendasar dari warisan negara Suriah.

37

Mission Statement and Goals, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition

Forces”[media-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses pada 23 September 2014.


(35)

23

Anggota-anggota yang termasuk dalam koalisi ini adalah Syiah dan Muslim

Sunni, Alawi, Kristen, Kurdi, Druze, Armenia, Assyria, dan Circassians.38 Markas

koalisi Suriah ini berbasis di Kairo, Mesir, dan juga berkantor pusat di Perancis, Jerman, Qatar, Turki, Inggris dan Amerika Serikat . Tujuan dari dibentuknya Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi akan bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menyatukan dukungan untuk kepemimpinan bersama dewan

militer, dewan revolusioner, dan FSA (The Free Syrian Army)

2. Untuk menghasilkan dana untuk mendukung rakyat Suriah melalui

koordinasi internasional.

3. Untuk membuat Komite Hukum Nasional Suriah.

4. Untuk membentuk pemerintahan transisi setelah menerima

pengakuan dunia internasional.39

Misi Koalisi Suriah ini didirikan nuntuk mendukung rakyat Suriah yang berjuang untuk mengubah negara mereka menjadi negara yang aman dan juga demokratis, inklusif dan pluralistik. Untuk memenuhi misi koalisi Suriah ini dalam mencapai tujuannya koalisi ini mendeklarasikan lima tujuannya;

1. Untuk mengakhiri semua kekerasan di Suriah;

38

Fact Sheet “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces” [database-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/fact-sheet.html; Internet : diakses pada 23 Septermber 2014.

39

Mission Statement and Goals, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition

Forces”[database-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses pada 23 September 2014.


(36)

24

2. Untuk memastikan transisi politik yang sah, inklusif dan

demokratis;

3. Untuk mempertahankan kelangsungan dan kelestarian lembaga

negara fungsional dan struktur dalam demokrasi dan aturan dari pemahaman mematuhi hukum negara;

4. Untuk menjamin persatuan rakyat Suriah dan integritas teritorial

dan kedaulatan negara Suriah;

5. Untuk membawa dan mengadili semua yang bertanggung jawab

atas kejahatan perang, dan menghukum sesuai dengan hukum

internasional.40

Koalisi ini terdiri dari 114 anggota Majelis Parlemen dipimpin oleh Presiden Hadi Al Bahra, Wakil Presiden Abdulhakim Bashar, Noura Al-Amir dan

Mohammad Qaddah, serta Sekretaris Nasr al-Hariri. 41

Anggota Koalisi Parliamentary Assembly ini terdiri dari semua kelompok

besar dan individu yang berkomitmen untuk menciptakan demokratisasi, inklusif, dan pluralistik Suriah, seperti

“(The Supreme Military Council representing the Free Syrian Army, Syrian National Council, the Democratic Bloc, the Revolutionary Movement, Syrian Revolution General Commission, Local Coordination Committees of Syria, and the Local Administrative Councils of Syria)”42

40 Ibid.

41“Syirian Opposition Coalition elects new President in win for Jabra”,

Al-Monitor, 15 Maret 2014 ,[media-online] tersedia di http://www.al-monitor.com/pulse/politics/2014/07/syria-national-coalition-opposition-shift-new-president.html#; Internet; diakses pada 24 September 2014.

42“Fact Sheet, “

National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces [database-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/fact-sheet.html; Internet: diakses pada 23 Septermber 2014.


(37)

25

Kami menyambut semua orang yang berkomitmen untuk mewujudkan Suriah yang demokratis. Koalisi ini diakui sebagai wakil sah rakyat Suriah oleh 120 negara dan organisasi. Termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Liga Arab, dan

Dewan Kerjasama Teluk.43

Pada konflik yang terjadi di Suriah ini tidak hanya ada SOC yang menginginkan demokrasi. Adanya kelompok baru yang muncul pada Maret tahun 2013 di Suriah seperti ISIS (Islamic State Iraq and Syria) ini memumculkan dinamika permasalah baru yang muncul dan membuat kasus ini semakin kompleks. Kelompok ISIS ini berbeda dengan SOC yang menginginkan demokrasi. Kelompok ISIS ini merupakan gerakan terorrisme yang menginginkan

berdirinya negara Islam.44 Kelompok ini terdiri dari para jihadist Al-Qaeda yang

kemudian menggalang dukungan untuk membentuk kelompok baru.

C. Pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM di Suriah ini sudah terjadi sejak negara Suriah dipimpin oleh Hafez Al-Assad yang menggunakan kekerasan dalam menjaga kekuasaanya seperti yang terjadi di Hama ketika dia memerintahkan tentaranya untuk memukul

mundur Muslim Brotherhood.45Cara yang serupa juga digunakan Bashar Al-Assad

untuk membubarkan perlawanan terhadap rezimnya dengan menggunakan cara yang digunakan ayahnya dengan menggunakan kekerasan, penggunaan senjata kimia dan pelanggaran tentang HAM (tidak adanya kebebasan bagi masyarakat

43 Ibid. 44

"Syria Iraq: The Islamic State militant group," BBC news, 2 Agustus 2014[media-online]; dapat diaskes di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24179084; Internet: diakses pada 1 Februari 2015.

45Joseph Holliday “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”

, Middle East Security Report8 (Maret 2013) h. 7.


(38)

26

untuk menyuarakan haknya), selama tiga tahun perang sipil Suriah terjadi setidaknya telah menewaskan 191.000 orang, hampir sepertiga dari korban adalah

warga sipil.46

Bashar Al-Assad telah memimpin Suriah sejak tahun 2000 dan ia menggantikan posisi Hafez Al-Assad, rezim Assad yang di teruskan oleh anak dari Hafez ini memicu timbulnya perlawanan untuk menolak rezim Assad di Suriah. Beberapa laporan media berulang kali menyampaikan bahwa para demonstran berpikir bahwa Bashar Al-Assad telah memerintah Suriah sudah

terlalu lama.47

1. Rezim Bashar Al-Assad.

Rezim Bashar Al-Assad telah memimpin Suriah selama 14 tahun sejak

tahun 2000 setelah menggantikan ayahnya Hafez Al-Assad.48 Protes terhadap

rezim Bashar Al-Assad ini diawali pada 16 Maret 2011, 50 demonstran yang terdiri dari aktivis HAM dan keluarga tahanan politik yang melakukan aksi protes

secara damai di Damaskus.49 Para demonstran menuntut pemerintah Suriah

melepaskan keluarga mereka yang menjadi tahanan politik. Sejak presiden Bashar

46“Corporate report: Syria

- Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-country-of-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.

47

Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah : Membongkar Persekongkolan Multinasional, (Jakarta : Pustaka Ilman, 2013) h. 15.

48

Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah: Membongkar Persekongkolan Multinasional. h.15

49“Political Prisoners in Syria: An Urgent Crisis Now!,”

Cageprisoners 25 Maret 2011 [database on-line]; tersedia di http://www.cageprisoners.com/our-work/opinion-editorial/item/1349-political-prisoners-insyria-an-urgent-crisis-now; Internet: diakses 29 September 2014


(39)

27

Al-Assad berkuasa setidaknya lebih dari 45.000 orang ditahan tanpa adanya

proses pengadilan yang terbuka dan sah.50

Pada saat itu juga seluruh demonstran ditangkap dengan alasan aksi provokasi menyerang reputasi negara. Hingga pada akhirnya keputusan pengadilan melepaskan delapan orang dan dinyatakan tidak bersalah, sedangkan sisanya tetap ditahan. Tidak hanya itu, penangkapan sipil oleh aparat di kota Aleppo, Banias, Damaskus, Dera„a, Douma, Hama, Homs, Latakia, Ma„aratan Nu„man dan al-Malkiyah juga terjadi pada tanggal 8-23 Maret 2011.51 Dengan dimulainya perlawanan melalui demontrasi ini rezim Bashar Al-Assad mengambil respon akibat gelombang demonstrasi yang terjadi dengan mengeluarkan dekrit presiden yang menyatakan bahwa Undang-undang Darurat 1962 tidak lagi diberlakukan di Suriah. Selama ini UU Darurat 1962 tidak memberikan kesempatan bagi individu untuk mengkritik pemerintah dengan pembenaran

menjaga stabilitas nasional.52Namun Bashar Al-Assad tidak hanya merespon

dengan ini akan tetapi ia memerintahkan tentaranya untuk membubarkan demonstrasi yang berjalan. Dilaporkan 72 warga sipil ditembak mati saat

melakukan aksi protes damai.53Tidak hanya sampai disini pelanggaran HAM yang

dilakukan oleh rezim Bashar Al-Assad.

Presiden Bashar Al-assad juga merekrut para pejuang rezimnya dengan sangat teliti dan juga dari para kelompok alawi yang sejalan dengan rezimnya agar para tentaranya ini tidak berhianat pada rezim dan bisa dipercaya untuk meredam

50 Ibid. 51

Ibid. 52

Ibid. 53


(40)

28

dan melawan kekuatan para oposisi yang menginginkan rezim Bashar Al-Assad turun. Rezim Bashar Al-Assad sangat teliti dalam merekrut pasukannya, karena ia tidak mau mengulangi kesalahan yang dilakukan ayahnya pada saat perang di Hama, sehingga para tentaranya berbelot pada oposisi.

Bashar Al-Assad memiliki strategi khusus untuk merekrut para pasukannya dengan menerapkan tiga srategi yang digunakan ayahnya ketika terjadi perlawanan terhadap rezimnya, pertama memilih dengan sangat teliti pasukan yang di percaya, kedua meningkatkan jumlah tentara yang pro pada rezim, terakhir menggunakan kekuatan untuk melawan pemberontak dari kota dengan cara mengeluarkan dan menahan mereka dengan pasukan yang sangat

kuat.54Rezim Bashar Al-Assad menggunakan cara kekerasan dalam memukul

mundur dan membubarkan para demonstran dan juga pemberontak dan ini dianggap melanggar HAM oleh dunia internasional.

Rezim Bashar Al-Assad telah mengirimkan artileri, kekuatan udara, buldoser, dan melakukan pembantaian sektarian, dan rudal balistik untuk menyerang pemberontak Suriah untuk keluar dari Suriah dan untuk memusnahkan

para pemberontak.55 Strategi ini digunakan oleh Rezim Bashar Al-Assad agar

ketika pemberontak menguasai kota maka para pemberontak akan kekurangan pasukan karena telah dihancurkan oleh persenjataan rezim Bashar Al-Assad. Rezim Bashar Al-Assad juga menyisakan senjata kimia di gudang persenjataan mereka untuk penyerangan yang lebih basar lagi karena dampak dari senjata kimia

54Joseph Holliday “The Assad Regime” Maret 2013.h .7. 55


(41)

29

ini akan membantu Bashar Al-Assad dalam menghancurkan para pemberontak

dengan skala yang lebih besar.56

2. Penggunaan Senjata Kimia.

Konflik yang terjadi di Suriah semakin meningkat tepatnya pada tanggal 21 Agustus 2013 saat rezim Bashar Al-Assad menggunakan beberapa senjata kimia untuk melawan pemberontak. Serangan kimia terjadi tepatnya di EinTarma,

sekitar 6 km (3,7 mil) timur dari pusat Damaskus, dan di Zamalka.57Menurut

intelligent Perancis, rezim Bashar menggunakan roket untuk meluncurkan senjata

kimia ini agar tepat pada sasaran yang dituju.58 Serangan ini diperkirakan

menewaskan sedikitnya 281 orang dan 1500 orang terkena dampak mematikan

dari penggunaan senjata kimia ini.59

Penggunaan senjata kimia ini sangat dikecam oleh dunia internasional karena dampaknya menyeluruh kepada siapa saja yang ada disekitar tempat digunakannya senjata ini.

“Chemical weapons are strongly prohibited in many international law treaties. It is being explained in the Geneva Protocol of 1925 that prohibits the use of Asphyxiating, Poisonous, or other gases or and of bacterial methods in war.”60 Senjata kimia sangat dilarang di banyak perjanjian hukum internasional. Hal ini di jelaskan dalam Protokol Jenewa 1925 yang melarang penggunaan asphyxiating, beracun, atau gas lain dan metode penyebaran bakteri dalam perang.

56 Ibid. 57

Mary Beth, Paul Kerr, “Syria Chemical Weapons : Issues for Congress.” Congressional Research Service. (30 September 2013) h. 15

58 Ibid. 59

Ibid. 60

Jean-Marie Henckaerts and Louis DoswaldBeck, “Customary International Humanitarian


(42)

30

Rezim Bashar telah membuat program senjata kimia yang kuat selama beberapa dekade, rezim Bashar memiliki stok lima senjata kimia utama, tercatat dari yang terendah hingga tertinggi toksisitasnya seperti: gas klor, gas mustard,

sianida gas, sarin agen saraf, dan VX agen saraf.61

Beberapa senjata kimia yang dimiliki Bashar seperti gas klor (hanya sedikit beracun) yang menghilang dengan cepat, Gas mustard cukup beracun, dan efeknya sampai 24 jam. Tidak hanya itu Bashar juga memiliki Gas Sianida sangat beracun, tetapi cepat menghilang, Sarin sangat beracun, dan menghilang dengan cepat, meskipun tidak secepat sianida. VX adalah bahan kimia yang paling beracun dan menghilang sangat lambat.

Bahan kimia Sarin dan VX, sangat berbahaya karena menyerang saraf, dan sangat mematikan dalam dosis menit. Baik dihirup dalam bentuk gas atau melalui kontak kulit hanya beberapa tetes kimia ini sangat mematikan dan berbahaya untuk masyarakat dan anak-anak. Kimia ini sangat dilarang penggunaannya karena jika terhirup ataupun kontak langsung karena akan

mengakibatkan kematian. 62.

Rezim Bashar ini memiliki sejumlah kecil fasilitas untuk memproduksi senjata kimia serta sejumlah tempat penyimpanan. Lokasi penyimpanan dan pembuatan ini diidentifikasi di seluruh Suriah. Berpusat di selatan dan tengah

61Joseph Holliday “The Assad Regime” Maret 2013. h. 59. 62


(43)

31

Suriah, sekitar Damaskus, dan setidaknya ada tempat telah diidentifikasi sebagai

tempat senjata kimia yaitu di pangkalan militer Mazzeh dan Qassioun.63

Penggunaan senjata kimia ini menjadi perhatian dunia internasional karena dianggap rezim Bashar ini melanggar Hak Asasi Manusia dan banyak negara mengecam aksi rezim Bashar ini seperti Amerika serikat yang mengecam penyerangan ini. Setelah serangan pada 21 Agustus 2013, Amerika Serikat secara aktif menyuarakan keprihatinannya tentang tindakan yang seharusnya tidak terjadi. Pada tanggal 30 Agustus 2013, Amerika Serikat secara resmi menilai bahwa tindakan penyerangan menggunakan senjata kimia ini diakukan oleh rezim

Bashar.64

3. Penduduk Sipil Menjadi Korban Perang.

Perang sipil yang terjadi dari awal tahun 2011 ini telah banyak memakan korban masyarakat sipil setidaknya tercatat hingga bulan September 2014, dengan korban tewas lebih dari 191.000 jiwa, hampir 12,4 juta orang telah diungsikan

untuk meninggalkan rumah mereka karena situasi yang tidak aman di Suriah.65

korban terbanyak berada di tiga kota, yaitu Homs, Aleppo dan Damaskus. Jumlah korban terbanyak selama perang terjadi berada di Damaskus, dimana tercatat lebih dari 40.000 orang tewas. Sedangkan di Allepo 32.000 dan di Homs tercatat

63 Ibid.

64U.S Government Assessment of the Syrian Government‟s Use of Chemical Weapons on August

21, 2013.” 2013.The White House, Office of the Press Secretary[database-online] tersedia di http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/08/30/government-assessment-syrian-government-s-use-chemical-weapons-august-21; Internet: di akses pada 24 September 2014

65“Corporate report: Syria

- Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-country-of-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.


(44)

32

sebanyak 28.000 orang.66 Kebanyakan yang menjadi korban adalah laki-laki ada

sekitar 85 persen dan perempuan sekitar 9 persen. Anak-anak juga menjadi korban

dari perang sipilini dan mereka harus diungsikan bersama para ibu.67

Perang sipil di Suriah ini menghasilkan jutaan pengungsi dan juga

menghabiskan miliaran dollar. Tidak hanya kerugian uang yang menimpa korban. Tragedi ini juga mencatat lebih dari 8.803 anak terbunuh akibat konflik ini, data

ini diambil berdasarkan data dari PBB.68 Sejak terjadinya perang sipil di Suriah

anak-anak adalah korban dari konflik. Mereka harus kehilangan orang tua mereka akibat serangan yang dilancarkan oleh rezim Bashar. Serangan ini menghancurkan 3456 sekolah yang berada di Suriah. Akibatnya tercatat lebih dari 3 juta anak

putus sekolah karena perang sipil ini.69

Tidak hanya putus sekolah saja yang dirasakan oleh anak anak di Suriah. Anak-anak juga menjadi korban ketika orang tua mereka terkena peluru ataupun bom dari pasukan Bashar. Mereka harus tetap bertahan hidup tanpa orang tuanya. Oleh sebab itu anak-anak juga harus dilindungi dari segala bahaya yang ditimbulkan oleh perang sipil, mereka dan wanita adalah korban sipil dari dampak

perang ini. Wanita dan anak-anak korban Suriah ini banyak yang meninggalkan

66

Laura Smith,"With more than 191.000 dead in Syria, U.N. rights chief slams global 'paralysis' ", CNN 22 Agustus 2014,[Media-online] dapat diakses di

http://www.cnn.com/2014/08/22/world/meast/syria-conflict/; Internet; diakses pada 29 Januari 2014.

67 Ibid. 68

Ibid. 69

Tabatha Kinder,"Syria Civil War: Three Million Children Drop Out of School", International Business Times, 18 September 2014 [Media-online] dapat diakses di

http://www.ibtimes.co.uk/syria-civil-war-three-million-children-drop-out-school-1466022; Internet; diakses pada 29 Januari 2015.


(45)

33

Suriah dan mencari penggungsian ke negara-negara tetangga tercatat setidaknya

setiap hari sekitar 200 sampai 500 orang pengungsi tiba di Jordania.70

Gambar II.C.1. Korban Anak di Suriah.

Anak-anak Suriah menjadi korban yang sangat menderita dari perang sipil Suriah, 12 anak rata-rata telah tewas per hari, karena itu, tercatat setidaknya setiap jam 174 anak dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka, dan setidaknya

12000 anak tewas dalam tragedi ini.71Banyak wanita hamil dan tidak berdaya

akibat dari konflik di Suriah ini, anak-anak kehilangan waktu mereka untuk bermain dan juga untuk menuntut ilmu. Semenjak terjadinya perlawanan terhadap rezim Bashar Al-Assad korban sipil seperti anak-anak dan wanita harus

kehilangan hak mereka untuk hidup, melahirkan, menuntut ilmu, hidup tenang.72

Rezim Bashar Al-Assad dianggap tidak bisa menjaga hak-hak para warga

70“DOUBLE CATASTROPHE voice from a war on childhood,”

warchild. 2013. h. 3.

71 Ibid. 72


(46)

34

negaranya sehingga ini menjadi perhatian dunia luas terutama Amerika Serikat yang peduli terhadap HAM (Hak Asasi Manusia) warga dunia.


(47)

35

BAB III

RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL SURIAH.

A. Posisi Amerika Serikat Terhadap Perang Sipil di Suriah.

Amerika Serikat memulai hubungan diplomatiknya dengan Suriah dimulai sejak tahun 1944 setelah Suriah dinyatakan merdeka dari Perancis. Pada tahun 1967 ketika dimulainya perang Arab-Israel, Suriah memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Suriah kembali menjalin hubungan

diplomatik dengan Amerika Serikat pada tahun 1974.73 Dalam kurun waktu 1990

sampai 2001, Amerika Serikat dan Suriah bekerjasama di tingkat isu regional, hubungan Amerika Serikat dan Suriah semakin memburuk dari tahun 2003

sampai awal 2009.74

Isu kegagalan pemerintah Suriah untuk mencegah Suriah menjadi tempat transit utama bagi para pejuang asing Irak serta sikap Suriah untuk menolak mendeportasi unsur rezim Saddam Hussein yang mendalangi pemberontakan di Irak ini menjadi keprihatianan bagi Amerika Serikat. Tidak berhenti disini masalah yang ditimbulkan, pemerintahan Suriah juga ikut campur tangan dalam

kasus kelompok rejeksionis Palestina di Damaskus.75

Pemerintah Suriah juga memiliki beberapa catatan hak asasi manusia yang dilanggar dalam kasus pembantaian di Hama. Faktor inilah yang membuat hubungan antara Amerika Serikat dan Suriah memburuk. Namun pada awal tahun

73“ U.S Relations With Syria U.S DEPARTEMENT of STATE”, 20 Maret 2014, [database

-online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm ; Internet: diakses pada 14 Oktober 2014.

74 Ibid. 75


(48)

36

2009 Amerika Serikat mengkaji kembali kebijakannya yang mengarah dengan tujuan untuk terlibat dengan Suriah. Kebijakan yang dikaji ini bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama serta, mengurangi ketegangan regional, dan

mempromosikan perdamaian di Timur Tengah.76

Hubungan Amerika Serikat terus berlanjut dengan Suriah, seperti yang terjadi pada bulan Maret 2011 ketika terjadi pergolakan demonstrasi di Suriah. Demonstrasi yang terjadi tahun 2011 itu berujung pada konflik antara pemerintah Suriah dan warga Suriah. Dimana masyarakat menginginkan Bashar Al-Asaad untuk turun. Kasus ini menjadi perhatian Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat telah berulang kali menyerukan kepada presiden Bashar Al-Assad untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Amerika Serikat juga telah memimpin upaya masyarakat internasional untuk mencari solusi negosiasi politik pada konflik yang

terjadi di Suriah.77

Perang sipil di Suriah menjadi perhatian dunia dan Amerika Serikat. Berdasarkan laporan dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) ada sekitar 191.000 penduduk Suriah meninggal dunia, dan lebih dari satu juta orang pergi meninggalkan Suriah. Kasus ini menjadi perhatian dunia internasional karena

perang sipil ini tidak kunjung terselesaikan.78

Dalam kasus perang sipil di Suriah, Amerika Serikat mengambil sikap untuk membantu krisis yang terjadi karena konflik yang ditimbulkan oleh perang

76 Ibid. 77

Ibid.

78“Corporate report: Syria

- Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-country-of-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.


(49)

37

sipil ini. Amerika Serikat menanggapi kasus ini sebagai pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) dimana ditemukan pelanggaran yaitu penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar Al-Assad kepada para oposisi yang menginginkan rezim

Bashar Al-Assad turun pada perang sipil yang terjadi.79 Berdasarkan data dari

Office Director of National Intelligence (ODNI) Suriah telah melakukan program

pengembangan senjata kimia sejak lama80, dan informasi ini berdasarkan laporan

Congress Covering 2011.

Dalam kasus perang sipil di Suriah ini Amerika Serikat mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh rezim Bashar Al-Assad yang menggunakan senjata kimia. Amerika Serikat mendukung untuk menjatuhkan rezim Bashar Al-Assad yang dianggap telah melanggar HAM yang sudah berlangsung lama ini. Amerika Serikat juga mendukung oposisi untuk menjatuhkan rezim ini dengan cara

mengakui SOC (Syrian Opposition Coalition) sebagai pihak oposisi yang

memiliki kekuatan legitimasi. SOC ini dipimpin oleh Hadi Bahra yang naik menjadi presiden oposisi, SOC juga berpartisipasi dalam Geneva II atau yang lebih dikenal sebagai pertemuan damai timur tengah, pertemuan ini bertujuan untuk menggalang dukungan internasional terkait konflik di Suriah melalui solusi politik. Pertemuan yang dilaksanakan pada Januari 2014 ini membicarakan

tentang pemerintahan Bashar Al-Assad.81

79Christoper M, Carla E, dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and U.S

Response,”Congressional Research Service, 17 September 2014, h.5.

80

Unclassified Report to Congress on the Acquisition of Technology Relating to Weapons of Mass Destruction and Advanced Conventional Munitions, Covering 1 Januari sampai 31 Desember 2011.

81Christoper M, Carla E, dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and U.S


(50)

38

Amerika Serikat merespon dengan cara membantu SOC dengan

memberikan bantuan yang berupa, bantuan kemanusian. Bantuan kemanusiaan yang diberikan ini bertujuan untuk mendukung penuh aksi penurunan rezim

Bashar Al-Assad.82Amerika Serikat mendukung perjuangan rakyat Suriah untuk

menciptakan Suriah yang demokrasi.

Amerika Serikat menganggap bahwa rezim Bashar Al Assad yang otoriter ini melakukan pelanggaran HAM. Banyak rakyat Suriah tidak bisa mendapatkan kebebasanya dalam bermasyarakat yang semestinya di berikan oleh negara. Amerika Serikat mengangap kebebasan berpendapat setiap warga negara

merupakan nilai dari demokrasi. 83Oleh karena itu Amerika Serikat memberikan

respon untuk membantu masyarakat Suriah untuk mengakhiri krisis yang terjadi.

Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan senilai $ 2.9 Miliar untuk program bantuan kemanusaiaan dalam merespon krisis yang berlangsung di Suriah, baik melalu program USAID dan juga kepada lembaga U.N, NGOs dan bantuan ini terus bertambah seiring berjalannya konflik. Amerika Serikat juga

merupakan salah satu pendonor terbesar dalam krisis di Suriah.84

Amerika Serikat juga mendukung Suriah melalui solusi Diplomatic

Support . Amerika Serikat terus berusaha untuk memajukan transisi politik di Suriah. Amerika Serikat dan Inggris memprakarsai pertemuan "London 11" yang

82Syrian Opposition Coalition, “Obama‟s Remarks Cast Greater Responsibility on his

Administration,” 24 Juni, 2014.

83“The Syrian Crisis :U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Department of State,

Office of the Spokesperson, 17 Maret 2014,[database-online]; dapat diakses di

http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/03/223955.htm ; Internet: diakses pada 22 Oktober 2014.

84 Ibid.


(51)

39

terdiri dari Amerika Serikat dan negara kemitraan Suriah serta negara negara

lain.85Tujuannya ingin mencarikan solusi politik atau negosiasi dalam konflik

Suriah agar oposisi mau mengikuti Geneva II. Solusi ini bertujuan agar konflik ini

kunjung terselesaikan dan berakhir damai.86

Amerika Serikat juga mendukung untuk memusnahkan senjata kimia yang digunakan Bashar Al-Assad dalam krisis di Suriah. Amerika Serikat mendukung pemusnahan senjata kinia seperti yang dituangkan di Resolusi Dewan Keamanan PBB 2118, masyarakat internasional bekerja sama untuk menghapus dan menghancurkan stok senjata kimia di Suriah. Amerika Serikat menyumbang puluhan juta dolar dalam bantuan kepada Joint Mission (Organisasi Pelarangan Senjata Kimia) OPCW-PBB, termasuk perlengkapan kapal Amerika Serikat yang didukung dengan teknologi hidrolisis untuk menetralisir senjata kimia dilaut serta

senjata kimia lainnya yang berbahaya.87

B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat Kepada Korban Perang Sipil Suriah.

Perang sipil Suriah menjadi krisis yang sangat menjadi perhatian komunitas internasional dimana konflik ini menjadi berkepanjangan dan menelan

banyak korban.Lebih dari 70.000 warga Suriah telah tewas sejak awal terjadinya

konflik dan jumlah ini meningkat seiring tidak kunjung selesainya konflik. Lebih dari satu juta orang telah meninggalkan rumah mereka di Suriah untuk mencari

85

"London 11 Final Communiqué,"[database-online]; tersedia di

https://www.gov.uk/government/publications/london-11-final-communique; Internet ; diakses pada 12 Desember 2014.

86 Ibid.

87“The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”,

U.S Departement of State, Office of the Spokesperson, 29 September,2014 [database-online]; tersedia di


(52)

40

perlindungan di negara-negara tetangga.88Banyak dari para korban ini harus

menjadi pengungsi ke negara-negara dekat Suriah untuk mendapatkan perlindungan.

Para warga Suriah yang menjadi korban perang sipil ini harus tetap diungsikan ke tempat yang dinyatakan aman seperti ke negara-negara tetangga Suriah. Amerika Serikat sebagai negara yang menjadi salah satu pendonor bantuan untuk korban perang sipil Suriah ini terus memberikan bantuan kemanusiaan guna untuk meringankan para korban. Bantuan Amerika Serikat ini disalurkan melalui lembaga khusus bantuan miliknya yaitu USAID.

USAID adalah badan Pemerintah Amerika Serikat yang bekerja untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim global, memberdayakan masyarakat, serta bertujuan untuk menyadarkan potensi yang dimiliki masyarakat agar menjadi

masyarakat yang demokratis.89 Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID

memberikan bantuan kemanuasiaan pada korban perang sipil di Suriah dan juga para imigran asal Suriah di negara-negara tetangga.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Jhon F. Kerry memberitahukan bahwa Amerika Serikat menyediakan $500 juta pada tahun 2014 untuk program bantuan kemanusiaan yang akan dialokasikan untuk krisis di Suriah. Dalam merespon krisis di Suriah, Amerika Serikat telah memberikan bantuan sebesar 2,9

88

Crisis in Syria: the U.S. Response." States News Service, 20 Maret 2013[jurnal on-line]; tersedia di .Academic OneFile

http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA323041509&v=2.1&u=wash89460&it=r&p=AO NE&sw=w&asid=ebfb05b6f8d98aaa4ee674faa82dffae; internet; diunduh pada 1 November 2014. h. 1.

89“USAID, WHO WE ARE,” [database

-online; tersedia di http://www.usaid.gov/who-we-are;internet; diunduh pada 1 November 2014.


(53)

41

$ Milliar, jumlah ini tercatat hingga September 2014.90 Selama krisis berlangsung

pemerintah Amerika Serikat telah membantu lebih dari 5 juta orang di dalam Suriah, dan juga pengungsi di kawasan Suriah.

Tabel III. B.1. Dana kemanusiaan untuk Suriah 2012-2014. HUMANITARIAN FUNDING TO SYRIA HUMANITARIAN RESPONSE FY 2012 - 2014*

USAID/OFDA $570,037,037

USAID/FFP $971,715,017

State/PRM $1,359,865,086

Total U.S. Government (USG) Assistance to the Syria

Humanitarian Response $2,901,617,140

OFDA= Office of U.S Foreign Disaster Assistance. FFP= Office of Food for Peace.

PRM= U.S Department of State’s Bureau of Population, refugees, and migration.

Sumber: *These figures are current as of October 24, 2014 Database from http://www.usaid.gov/what-we-do/working-crises-and-conflict/responding-times-crisis/where-we-work/syria?nc=PVXZ9NyZ

Pemerintah Amerika Serikat juga telah memberikan lebih dari $1.4 milliar

untuk membantu para pengungsi dan masyarakat yang terkena dampak krisis ini.91

Bantuan $1.4 milliar ini didistribusikan ke 14 daerah didalam Suriah. Bantuan Amerika Serikat juga tidak hanya menjangkau korban yang berada di dalam Suriah, bantuan ini juga di distribusikan pada pengungsi korban krisis Suriah yang berada di Lebanon, Yordania, Turki, Iraq, Mesir. Bantuan ini meliputi program

90“Syria

- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, [laporan on-line]; tersedia di http://www.usaid.gov/crisis/syria; internet; diunduh pada 28 September 2014. h 1.

91 Ibid.


(54)

42

bantuan kemanusiaan yang USAID miliki, seperti program kesehatan, ketahanan pangan.

Tabel III.B.2. Penyebaran Bantuan Pengungsi di Negara lain.

Country New Funding Total – Since FY 2012

Suriah $241.5 juta $ 1.4 milliar

Libanon $103.8 juta $588.8 juta

Yordania $56.7 juta $444.8 juta

Turki $47.4 juta $209.3 juta

Irak $29.7 juta $142.9 juta

Mesir $15 juta $60.2 juta

Sumber : Fact Sheet Office of the Spokesperson Washington, DC September 12, 2014 diakses di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/231552.htm pada 13

November 2014.

Bantuan Amerika Serikat ini memiliki misi untuk membantu para korban perang sipil di Suriah baik mereka yang berada di wilayah Suriah ataupun yang

berada di perbatasan negara tetangga.92 USAID juga bekerja sama dengan U.N

World Food Program, NGOs (Non-govermental organizations) dalam

menyalurkan bantuannya pada para korban perang sipil di Suriah.93

Dalam memberikan bantuannya, USAID sebagai lembaga dari kelanjutan kebijakan luar negeri Amerika Serikat melaksanakan beberapa program kemanusian dalam merespon krisis yang terjadi di Suriah. Dalam skripsi ini penulis mencoba menjelaskan program dari USAID mengenai beberapa program bantuan kemanusiaan yang USAID miliki, seperti program kesehatan, ketahanan

92“U.S. to provide $100 million in new Syria aid, but not to arm rebels,"

Cbsnews, 8 Mei

2013[media-online]; tersedia di http://www.cbsnews.com/news/us-to-provide-100-million-in-new-syria-aid-but-not-to-arm-rebels/; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.

93 Ibid.


(55)

43

pangan,94 serta bantuan untuk para pengungsi dari tahun 2012 sampai dengan

September 2014. Bantuan kemanusiaan ini didistribusikan kebeberapa daerah di Suriah:

Gambar III.B.3. Map Kerja USAID

Sumber: USAID.gov

Peta diatas merupakan kinerja USAID dalam memberikan bantuan kemanusiaanya kepada korban di Suriah yang meliputi beberapa daerah yang menjadi tempat para korban dari perang sipil di Suriah.

1. Bantuan Makanan dan Kesehatan.

Amerika Serikat merupakan negara yang konsen untuk membantu krisis di

Suriah.95 Amerika Serikat juga tidak hanya konsen pada korban di Suriah akan

94 Ibid.


(56)

44

tetapi Amerika Serikat juga membagikan donasinya untuk korban yang ada di perbatasan Suriah dengan negara lain.

USAID sebagai alat kebijakan luar negeri ini memberikan bantuan pangan darurat kepada masyarakat yang terkena dampak bencana alam seperti kekeringan dan banjir, dan juga sebagai respon terhadap konflik. Alat respon meliputi makanan yang dibeli Amerika Serikat (dalam bentuk bantuan pangan) atau makanan yang dibeli di negara atau wilayah yang terkena dampak. Bantuan USAID ini juga bisa berupa kupon sehingga mereka dapat langsung mengakses

makanan di pasar lokal mereka.96 Banyak cara yang digunakan USAID ini untuk

menyalurkan bantuan untuk para korban.

Dana bantuan kemanusiaan pemerintah Amerika Serikat melalui USAID mencangkup beberapa program kesehatan dan ketahanan pangan bertujuan untuk meringankan dampak dari perang sipil ini. Bantuan kemanusian dan ketahanan pangan dirasa sangat dibutuhkan bagi para korban perang ataupun bagi masyarakat yang menjadi korban perang sipil. USAID melalui WFP sampai Agustus 2014 telah membantu 4.1 juta warga Suriah yang berada didalam Suriah

dan ini merupakan jumlah terbanyak selama krisis berlangsung.97WFP telah

menyediakan jatah makan lebih dari 50,000, yang dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan 250,000 orang lebih yang didistribusikan kepada wilayah oposisi di

95

Ron Nixon,"Provision Could Limit U.S. Food Aid," NewYorkTimes.com, 24 April 2014[media-online] tersedia di http://www.nytimes.com/2014/04/25/us/politics/provision-could-limit-us-food-aid.html?_r=0;Internet; diakses pada 12 Januari 2015.

96“Types of Emergency Food Assistance,”[database

-online]; tersedia di

http://www.usaid.gov/what-we-do/agriculture-and-food-security/food-assistance/programs/emergency-programs/types-emergency; internet;diunduh pada 12 November 2014.

97


(57)

45

Idlib Governorate, termasuk tempat pengungsian. Pemerintah Amerika Serikat

menargetkan 83,000 orang di wilayah oposisi timur dan juga barat Aleppo

tersentuh oleh bantuan ini.98

Bantuan dari USAID ini tidak hanya menyentuh korban perang sipil di Suriah saja akan tetapi menjangkau perbatasan Suriah. Target dari bantuan USAID ini diperuntukan bagi para imigran asal Suriah yang berada di

negara-negara tetangga99 seperti Turki, Libanon, Yordania, Irak, Mesir yang berada di

kamp pengungsian. Bantuan yang diberikan kepada para korban yang berada di dalam maupun di luar Suriah ini berupa bantuan perawatan medis dan obat-obatan (termasuk program imunisasi), makanan, air, tempat tinggal, dan lainnya dan

barang-barang non-makanan seperti selimut dan pakaian.100 Bantuan Amerika

Serikat ini juga berupa program-program yang berfokus pada psikososial, rehabilitasi pengungsi dan pencegahan kekerasan berbasis gender.

Bantuan makanan yang disalurkan USAID dan mitra WFP ini berbentuk

kupon makanan elektronik.101 Kupon adalah cara yang dapat diandalkan, tepat

waktu, dan aman untuk memberikan bantuan kepada individu yang rentan, dan juga memungkinkan keluarga untuk menyesuaikan bantuan makanan untuk

kebutuhan masing-masing korban102 yang berada di wilayah pengungsian.

98

Ibid.h. 2. 99

Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional Research Service 30(Mei 2014) h. 1.

100

Ibid.h. 3. 101

David Loyn, "How should the US deliver food aid?," BBC.com, 5 Agustus 2013 [media-online]; tersedia di http://www.bbc.com/news/magazine-23537149; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.

102“Types of Emergency Food Assistance,”[database

-online]; tersedia di


(1)

83

“The Security Situation In Syria: Implications for U.S. National Security and Policy Options,” Stimson.org, 17 Juli 2013[database-online]; tersedia di

http://www.stimson.org/spotlight/the-security-situation-in-syria-implications-for-us-national-security-and-policy-options/; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.

“The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Department of State, Office of the Spokesperson, 17 Maret

2014,[database-online]; dapat diakses di

http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/03/223955.htm ; Internet: diakses pada 22 Oktober 2014.

“The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Departement of State, Office of the Spokesperson, 29 September,2014 [database-online]; tersedia di

http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/232266.htm; Internet: diakses pada 29 Oktober 2014.

“The World Factbook,” CIA Factbook [database on-line]; tersedia di

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html ; Internet; diakses pada 9 September 2014.

“U.S Government Assessment of the Syrian Government‟s Use of Chemical Weapons on August 21, 2013.” 2013.The White House, Office of the Press Secretary[database-online] tersedia di http://www.whitehouse.gov/the- press-office/2013/08/30/government-assessment-syrian-government-s-use-chemical-weapons-august-21; Internet: di akses pada 24 September 2014. “U.S Relations With Syria U.S DEPARTEMENT of STATE”, 20 Maret 2014,

[database-online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm ; Internet: diakses pada 14 Oktober 2014.

“U.S. Government Assistance to Syria.” U.S state Government 7 September, 2013. [database on-line]; tersedia di

http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; di akses 9 maret 2014.

“U.S. to provide $100 million in new Syria aid, but not to arm rebels," Cbsnews, 8 Mei 2013[media-online]; tersedia di http://www.cbsnews.com/news/us-to-provide-100-million-in-new-syria-aid-but-not-to-arm-rebels/; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.

“US to provide further $500m aid to Syria war victims," BBC.com, 12 September 2014[media-online], tersedia di

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29182752; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.


(2)

84

“USAID, WHO WE ARE,” [database-online]; tersedia di

http://www.usaid.gov/who-we-are; Internet; diakses pada 1 November 2014.


(3)

(4)

(5)

(6)