Dampak Lokasi Pasar Terhadap Perubahan T

DAMPAK LOKASI PASAR TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENDAPATAN
PEDAGANG (STUDI PADA RELOKASI PASAR DINOYO MENJADI PASAR
MERJOSARI KOTA MALANG)
Puspa Ratnaningrum Suwarduki, Ainur Rochmah, Wahyu Satrio Aulia, Ahmad Fakhrudin, Afif Mahardika
Setiawan, Anita Wijayanti, Bildiosta Sappar.
ABSTRACT
PERMENDAG of 2008 confirms that the market is an area where the sale and purchase of goods by the
seller over a number of well known as shopping malls , traditional markets , shops , plaza , center of
commerce and other designations . A trader not only receive the benefit of the other party received the
goods , but there is a social need which creates a reciprocal relationship and emotional personal relations .
Relocation markets will certainly bring out the pros and cons of the parties involved. This is because tra ders
refuse relocation to reason there will be a traffic jam due to the narrowness of the roads in the area
Merjosari . In addition , difficult road toward Merjosari which can result in a lonely visitors so the impact
on revenue decreases traders changed . This study will explain how much influence the amount of
population support , accessibility of distance , completeness facilities to the level of market income
Merjosari
Keyword : Market, Merchant, Market Relocation
ABSTRAK
PERMENDAG tahun 2008 menegaskan bahwa pasar adalah area tempat jual beli barang dengan
jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya . Seorang pedagang tidak hanya menerima keuntungan

dari pihak lain yang menerima barang, tetapi terdapat kebutuhan sosial yang menciptakan hubungan timbal
balik dan terjalinnya hubungan personal secara emosional. Relokasi pasar dapat dipastikan akan
menghasilkan pro dan kontra dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, hal ini dikarenaka n para
pedagang menolak adanya relokasi dengan alasan nantinya akan terjadi kemacetan ka rena sempitnya jalan
di daerah Merjosari. Selain itu, sulitnya jalan menuju ke arah Merjosari yang dapat berakibat pada sepinya
pengunjung, sehingga berdampak pada pendapatan pedagang yang berubah menurun. Penelitian ini akan
menjelaskan seberapa besar pengaruh jumlah penduduk pendukung, aksesibilitas, jarak, kelengkapan
fasilitas terhadap tingkat pendapatan pasar Merjosari.
Kata kunci: Pasar, Pedagang, Relokasi Pasar

PENDAHULUAN
Peranan pasar sangatlah penting dalam
kegiatan perekonomian yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencapai
kepuasan dalam proses transaksi ekonomi berupa
barang dan jasa. Pasar adalah suatu wilayah tertentu
yang menghubungkan antara produsen dan
konsumen untuk melakukan transaksi jual beli. Jenis
pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar
modern. Pasar memiliki berbagai fungsi dan peran,

salah satunya adalah sebagai tempat berkumpul atau
interaksi sosial dan berkreasi (Nuswantoro, 1993:
40). Pola pengelolaan lokasi pasar dilakukan dengan
banyak cara, antara lain adalah pemugaran,
stabilitas/pengaturan, dan relokasi/pemindahan.
Adapun upaya pemindahan lokasi pasar sering kali
terdapat kendala, yaitu rancangan bangunan yang
tidak sesuai dan faktor finansial yang terkait dengan
tarif sewa ruang di dalam pasar. Sehingga apabila

dilakukan upaya memindahkan pasar, maka
pertimbangannya adalah rancangan bangunan pasar
yang sesuai dan akomodatif, tingkat harga sewa yang
memadai, rencana yang terperinci dan jarak lokasi
berjualan dari tempat lokasi berjualan semula.
Pemilihan lokasi pasar haruslah tepat karena
menjadi pemacu biaya yang signifikan dan memiliki
kekuatan untuk membuat strategi dalam bisnis.
Menurut Diana (dalam Indah, 2013:16) faktor-faktor
penentu berkembangnya lokasi perdagangan

meliputi: jumlah penduduk, aksesibilitas, jarak dan
kelengkapan fasilitas perdagangan. Pemindahan
lokasi pasar tentunya akan mempengaruhi jumlah
pendapatan yang diperoleh pedagang. Menurut
Bintari dan Suprihatin (dalam Agung, 2011:37)
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
meliputi: kesempatan kerja yang tersedia, kecakapan
dan keahlian, motivasi, keuletan bekerja, dan banyak
sedikitnya modal yang digunakan.
Penilitian ini ditujukan untuk mengetahui
pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat pendapatan
pedagang di Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari serta

rumus Malhorta yaitu minimal minimal 4 atau 5
dikalikan jumlah indikator atau jumlah pertanyaan
yang ada (Widayat dalam Skripsi Hendro Eko
Efendy, 2012:49). Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan atau
Pendapatan
Dampak lokasi Pasar

kuesioner dalam proses penggumpulan data. Analisis
yang digunakan dalam adalah uji validitas dan
Sumber: Olahan Penulis, 2013
reliabilitas, analisis statistik deskriptif, uji asumsi
Gambar 1. Model Konseptual
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian klasik, dan analisis linear berganda.
ini adalah sebagai berikut:
Lokasi Perdagangan (X)
HASIL
Lokasi penelitian yang dipilih adalah pasar
Merjosari, Pasar Merjosari merupakan salah satu
Penduduk
pasar tradisional yang terletak di kawasan
Pendukung (X1)
persawahan di Kecamatan Lowokwaru. Pasar
Merjosari
merupakan
Pasar
Penampungan
Aksesibilitas

Sementara (PPS) dari Pasar Dinoyo. Secara teknis
(X2)
Pendapatan
pengelolaan pasar ini diserahkan sepenuhnya oleh
(Y)
Persatuan Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang
Jarak (X3)
(P3DKM) dibawah naungan Dinas Pasar Kota
Malang. Daerah ini merupakan salah satu tempat
Kelengkapan
yang dianggap kurang strategis oleh sebagian
Fasilitas (X4)
pedagang.
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan
kepada responden yaitu sejumlah 60 pedagang Pasar
Sumber: olahan penulis
Merjosari yang sebelumnya merupakan pedagang
dari Pasar Dinoyo Kota Malang maka gambaran
Gambar 2. Model Hipotesis
karekteristik responden yang diteliti meliputi jenis

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kelamin, umur, pendapatan dan jenis dagangan
ini adalah pendekatan kuantitatif (Sugiono, sebagai berikut :
2008:13). Adapun penelitian ini menggunakan
Tabel 1. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
metode
eksplanatori.
Singarimbun
dalam
Laki-laki
32
53,3
Singarimbun dan Effendi (Ed, 2008: 5) menyebutkan
Perempuan
28
46,7
bahwa penelitian eksplanatori digunakan apabila

Jumlah
60
100
peneliti menjelaskann hubungan kausal antara
Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013
variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Tabel 2. Umur Responden
Peneliti melakukan penelitian mengenai
Umur (tahun)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
dampak lokasi pasar terhadap perubahan tingkat
17 s/d 24
5
8.3
pendapatan pedagang yang ada pada pasar relokasi
25 s/d 32
10
16.7
sementara dari Pasar Dinoyo yang terletak di

33 s/d 40
14
23.3
lingkungan Kelurahan Merjosari, Kecamatan
Lowokwaru. Variabel yang digunakan dalam
41 s/d 48
13
21.7
penelitan ini adalah varibel independen dan
49 s/d 56
12
20.0
dependen yang meliputi penduduk pendukung,
5
8.3
57 s/d 64
aksesibilitas, jarak, kelengkapan fasilitas dan tingkat
1
1.7
pendapatan dengan menggunakan skala likert

65 s/d 72
sebagai skala pengukurannya. Menurut Sugiyono
60
100
Jumlah
(2011:93) skala Likert digunakan untuk mengukur
Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
Tabel 3. Pendapatan Responden
sekelompok orang tentang fenomena sosial dalam
Pendapatan
Jumlah (orang) Persentase (%)
penelitian.
Penelitian
ini
menggunakan
Rp 0,- s/d Rp
7
11,7
nonprobability sampling dengan metode sampling

500.000,purposive. Jumlah populasi dalam penelitian tidak
Rp 500.000,- s/d Rp
15
25
1.000.000,dapat diketahui oleh peneliti, sehingga penentuan
Rp 1.000.000,- s/d
11
18,3
jumlah sampel dapat dicari dengan menggunakan
mengetahui dampak lokasi pasar terhadap perubahan
tingkap pendapatan pedagang. Model konseptual
yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Rp 1.500.000,-

Rp 1.500.000,- s/d
Rp 2.000.000,> Rp 2.000.000,Jumlah

4


6,7

23
60

38,3
100

Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013
Tabel 4. Jenis Dagangan
Jenis Dagangan
Sepatu/sandal
Pakaian
Buah
Kue
Kosmetik
Warung
Sayuran
Pecah belah
Emas
Lain-lain
Jumlah

Jumlah (orang)
6
16
4
3
2
3
6
2
5
13
60

Persentase (%)
10
26,7
6,7
5
3,3
5
10
3,3
8,3
21,7
100

Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013
Statistik deskriptif juga digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai jawaban responden
atas variabel-variabel penelitian. Distribusi frekuensi
variabel penduduk pendukung Pasar Dinoyo (X1)
menunjukkan bahwa sebanyak 46,7% tanggap
responden menyatakan jumlah penduduk pendukung
sangat tinggi, 38,3% jawaban responden menyatakan
penduduk pendukung tinggi, 6,7% jawaban
responden menyatakan penduduk pendukung
sedang,
8,3% jawaban responden menyatakan
penduduk pendukung rendah, 0% jawaban
responden menyatakan sangat rendah.
Distribusi frekuensi variabel aksesibilitas
Pasar Dinoyo (X2) menunjukkan bahwa sebanyak
58,4% jawaban responden menyatakan aksebilitas
sangat tinggi, 32.2% jawaban responden menyatakan
aksesbilitas tinggi, 3,37% jawaban responnden
menyatakan aksesbilitas sedang, 8,3% jawaban
responden menyatakan aksesbilitas rendah, 0,6%
jawaban responden menyatakan sangat rendah.
Distribusi variabel jarak Pasar Dinoyo (X3)
menunjukkan bahwa sebanyak 43,3% tanggap
responden menyatakan jarak tinggi, 48,3% jawaban
responden menyatakan jarak sangat tinggi, 6,7%
jawaban responnden menyatakan jarak sedang 1,7%
jawaban responden menyatakan jarak rendah, 0%
jawaban responden menyatakan sangat rendah.

35,425% tanggap responden menyatakan tingkat
pendapatan sangat tinggi, 44,375% jawaban
responden menyatakan tingkat pendapatan tinggi,
13,342% jawaban responden menyatakan tingkat
pendapatan sedang 60,583 % jawaban responden
menyatakan tingkat pendapatan rendah, 0,825%
jawaban responden menyatakan sangat rendah.
Berikut ini adalah distribusi frekuensi untuk
Pasar Merjosari:
Distribusi frekuensi penduduk pendukung
Pasar Merjosari (X1) menunjukkan bahwa sebanyak
33,9% tanggap responden menyatakan aksebilitas
sangat tinggi, 23,9% jawaban responden menyatakan
aksesbilitas tinggi, 16,633% jawaban responnden
menyatakan aksesbilitas sedang, 12,767% jawaban
responden menyatakan aksesbilitas rendah, 12,8%
jawaban responden menyatakan sangat rendah.
Jawaban responden atas aksesibilitas juga
tergambarkan dalam distribusi frekuensi variabel
aksesiblitas Pasar Merjosari (X2) yang menunjukkan
bahwa sebanyak 33,9% tanggap responden
menyatakan aksebilitas sangat tinggi, 23,9%
menyatakan
aksesbilitas
tinggi,
16,633%
12,767%
menyatakan
aksesbilitas
sedang,
menyatakan aksesbilitas rendah, 12,8% menyatakan
sangat rendah.
Jawaban responden atas variabel jarak
tergambar dalam distribusi frekuensi varibel jarak
Pasar Merjosari (X3) yang menunjukkan bahwa
sebanyak 28,8% tanggap responden menyatakan
jarak sangat tinggi, 25,4% menyatakan jarak tinggi,
22% jarak sedang 13,6% menyatakan jarak rendah,
10,2% menyatakan sangat rendah. Distribusi
frekuensi variabel kelengkapan fasilitas perdagangan
Pasar Merjosari (X4) menunjukkan bahwa sebanyak
28,3% tanggap responden menyatakan kelengkapan
fasilitas tinggi, 20% kelengkapan fasilitas sangat
tinggi, 20% menyatakan kelengkapan fasilitas
sedang 18,3% jawaban responden menyatakan
kelengkapan fasilitas rendah, 13,3% jawaban
responden menyatakan sangat rendah.
Jawaban responden atas variabel tingkat
pendapatan tergambar dalam distribusi frekuensi
variabel tingkat pendapatan Pasar Merjosari yang
menunjukkan bahwa sebanyak 38,911% tanggap
responden menyatakan tingkat pendapatan sangat
tinggi, 20,022% menyatakan tingkat pendapatan
tinggi, 15,278% menyatakan tingkat pendapatan
sedang 14,7 % menyatakan tingkat pendapatan
rendah, 11,089% menyatakan sangat rendah.

Distribusi frekuensi variabel kelengkapan
fasilitas Pasar Dinoyo (X4) menunjukkan bahwa
sebanyak 35% tanggap responden menyatakan
kelengkapan fasilitas sangat tinggi, 25% jawaban
responden menyatakan kelengkapan fasilitas tinggi,
21,7%
jawaban
responnden
menyatakan
kelengkapan fasilitas sedang 13% jawaban
responden menyatakan kelengkapan fasilitas rendah,
5% jawaban responden menyatakan sangat rendah.
Hasil penelitan yang valid bila terdapat
Distribusi frekuensi variabel tingkat pendapatan persamaan atatara data yang terkumpul dengan data
Pasar Dinoyo menunjukkan bahwa sebanyak

yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki
Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,60 atau
dengan membandingkan rhitung dengan rtabel (dengan n lebih, untuk uji reabilitas sebagai berikut:
sebesar 60 didapatkan rtabel sebesar 0,2542). Apabila
Tabel 7. Reability Statistics Pasar Dinoyo
rhitung > rtabel dan apabila nilai signifikansi lebih kecil
dari pada 0,05 maka dapat dinyatakan item
Cronbach’s Alpha
N of item
pertanyaan tersebut valid dan sebaliknya. Berikut
0,642
12
adalah hasil uji validitas dari kedua pasar:
Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi
pasar Pasar Dinoyo
Variabel
1
Lokasi Pasar

Item
rhitung Sig.
2
3
4
X1.1
.676
000
X2.1
.556
000
X2.2
.563
000
X2.3
.351
006
X3.1
.574
000
X4.1
.355
005
Pendapatan
Y1.1
.530
000
Y1.2
.583
000
Y1.3
.391
002
Y1.3.1
.510
000
Y1.4
.502
000
Y1.4.1
.444
000
Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013

Keterangan
5
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 8. Reability Statistics Pasar Merjosari
Cronbach’s Alpha
N of item
0,910
12
Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013

Berdasarkan data tabel diatas dapat ketahui
bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,642 dan 0,910
dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 12. Suatu
kuesioner dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach’s Alpha reliabel > 0,60. Disimpulkan
bahwa kuesioner tersebut dikatakan reliable karena
memiliki koefisien keandalan reliabilitas > 0,60.

Model regresi yang baik merupakan model
regresi yang memiliki sebaran jawaban variabel
bebas dan variabel terikat yang normal atau bila
digambarkan dalam diagram P-P Plot membentuk
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi garis lurus diagonal. Semakin pola sebaran
menyerupai garis maka semakin bagus model regresi
pasar Pasar Merjosari
untuk dilakukan pengujian, dan mengurangi resiko
tidak adanya signifikansi pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Pengujian asumsi ini,
Variabel
Item
rhitung
Sig.
Keterangan
1
2
3
4
5
dapat digunakan metode Kalmogorov-Sminorv.
Lokasi Pasar
X1.1
.791
000
Valid
Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Sminorov,
X2.1
.689
000
Valid
didapatkan nilai signifikan sebesar 0,871 untuk
X2.2
.767
000
Valid
Pasar Dinoyo dan didapatkan nilai signifikan
sebesar 0,996 untuk Pasar Merjosari, nilai tersebut
X2.3
.635
000
Valid
lebih besar daripada a = 0,05. Dikarenakan nilai
X3.1
.709
000
Valid
signifikansi lebih besar daripada a =0,05, maka
X4.1
.703
000
Valid
dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas
Pendapatan
Y1.1
.808
000
Valid
Y1.2
.720
000
Valid
residual telah terpenuhi atau juga dapat dikatakan
Y1.3
.713
000
Valid
populasi berdistribusi normal.
Y1.3.1
Y1.4
Y1.4.1

.781
.660
.533

000
000
000

Valid
Valid
Valid

Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rhitung
lebih besar dari rtabel sehingga kuesioner dapat
dikatakan valid karena lebih dari 0,254.
Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Pengujian reabilitas tiap item pernyataan dari
variabel, digunakan alpha cronbach’s. Instrumen

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
multikolinearitas. Ada tidaknya multikolinearitas
dapat dilihat dari variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai VIF > 10 maka menunjukkan adanya
multikolinearitas. Sebaliknya, multikolinearitas VIF
< 10 maka menunjukkan tidak adanya
multikolinearitas. Hasil perhitungan diatas untuk
Pasar Dinoyo didapatkan nilai VIF variabel
penduduk pendukung (X1), variabel aksesibilitas
(X2), variabel jarak (X3), variabel kelengkapan
fasilitas (X4) secara berturut-turut adalah 1,543;
1,439; 1,481; 1,070, nilai tersebut menujukkan
bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10, yang artinya
tidak
terjadi
multikolinearitas.
Sedangkan

didapatkan nilai Toleransi variabel penduduk
pendukung (X1), variabel aksesibilitas (X2), variabel
jarak (X3), variabel kelengkapan fasilitas (X4)
secara berturut-turut adalah 0,648; 0,695; 0,675;
0,935, nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai
Toleransi lebih dari 0,10 yang artinya tidak terjadi
multikolonieritas.
Sedangkan hasil perhitungan untuk Pasar
Merjosari didapatkan nilai VIF variabel penduduk
pendukung (X1), variabel aksesibilitas (X2), variabel
jarak (X3), variabel kelengkapan fasilitas (X4)
secara berturut-turut adalah 1,879; 2,481;
1,904;1,523, nilai tersebut menujukkan bahwa nilai
VIF lebih kecil dari 10, yang artinya tidak terjadi
multikolinearitas. Sedangkan didapatkan nilai
Gambar 4. Grafik Scatterplot Pasar Merjosari
Toleransi variabel penduduk pendukung (X1), Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013
variabel aksesibilitas (X2), variabel jarak (X3),
variabel kelengkapan fasilitas (X4) secara berturutUji autokorelasi bertujuan menguji ada
turut adalah 0,532; 0,403; 0525; 0657, nilai tersebut
tidaknya
korelasi antara kesalahan pengganggu pada
menunjukkan bahwa nilai Toleransi lebih dari 0,10
periode t dengan kesalahan pengganggu pada
yang artinya tidak terjadi multikolonieritas.
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi juga disebut
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk Independent
Errors.
Regresi
Berganda
melihat model regresi yang akan diuji terdapat mengasumsikan residu observasi seharusnya tidak
ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik berkorelasi (atau bebas). Asumsi ini bisa diuji
adalah dimana terdapat kesamaan varian pada model dengan teknik statistik Durbin-Watson, yang
regresi yang ditandai dengan pola menyebebar pada menyelidiki korelasi berlanjut antar error
grafik Scatterplot. Berdasarkan grafik Scatterplot, (kesalahan). Durbin-Watson menguji residual yang
baik pada grafik Scatterplot Pasar Dinoyo maupun berdekatan saling berkorelasi. Statistik pengujian
pada grafik Scatterplot Pasar Merjosari terlihat bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar mengindikasikan residu tidak berkorelasi. Nilai > 2
baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu mengindikasikan korelasi negatif antar residu, nilai <
Y. Dapat disimpulkan dari pengujian yang dilakukan 2 mengindikasikan korelasi positif.
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
Berdasarkan uji autokorelasi Pasar Dinoyo
regresi.
diperoleh nilai DW=1,804. Sementara nilai dL=
1,444 dan dU= 1,727. Sehingga DW berada diantara
dU dan 4-dU, yaitu 1,7270.05 sehingga H0 diterima, hal
ini berarti secara parsial tidak ada pengaruh
secara signifikan antara variabel kelengkapan
kasilitas (X4) terhadap variabel tingkat
pendapatan (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan uji parsial uji
(t) pada Pasar Dinoyo maka dapat dijelaskan
hasilnya sebagai berikut:
a. Penduduk pendukung (X1) mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0.003 dan alpha (α) sebesar
0.05 maka 0.0032-dL (0,556), yang berarti dari kedua tabel
autokorelasi menunjukan terjadi autokorelasi negatif.
Dilanjutkan dengan penggunaan analisis regresi
linear berganda dengan menggunakan tabel
Coeficients, terdiri juga atas uji parsial (uji T)
menggunakan tabel Coeficients dan uji simultas (uji
F) menggunakan tabel ANOVA. Berdasarkan
penggunaan analisis regresi linier berganda diketahui
tingkat pendapatan Pasar Dinoyo akan semakin
meningkat apabila terjadi peningkatan penduduk/
pembeli pasar dan aksesbilitas. Hal ini ditunjukkan,
koefisien variabel penduduk pendukung 0, 889 (X1),
variabel aksesibilitas 0. 375 (X2), dan variabel jarak
0.175 (X3) sama-sama memiliki nilai positif.
Sedangkan variabel kelengkapan fasilitas -0.165
(X4) memiliki nilai minus yang hal ini akan
menghambat perkembangan pedagang pasar dalam
mengembangkan usahanya. Diperoleh hasil dari
perhitungan uji simultan untuk Pasar Dinoyo
menunjukkan bahwa signifikansi hasil penelitian
variabel penduduk pendukung (X1), aksesibilitas
(X2), jarak (X3), dan kelengkapan fasilitas (X4)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
pendapatan (Y) sebesar 0.028 dan alpha (α) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga
signifikansi 0.0280.05 (X2), 0.796>0.05 (X3), 0.608>0.05 (X4)
H0 diterima sehingga, tidak ada pengaruh secara
signifikan antara variabel jarak terhadap variabel
tingkat pendapatan (Y). Pengujian ini jika
dibandingkan dengan dengan Pasar Merjosari dapat
dijelaskan secara parsial ada pengaruh secara
signifikan antara variabel penduduk pendukung
0.003

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Dukungan Venezuela Kepada Fuerzas Armadas Revolucionaries De Colombia (FARC) Terhadap Hubungan Bilateral Venezuela-Kolombia

5 236 136

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46