Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Akru

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Akrual
Solusi e-Government untuk Tata Kelola Keuangan
Daerah
Yudhi Kurniawan1, Yuswanto2
1

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Machung
2
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Ma Chung
Email: 1yudhi.kurniawan@machung.ac.id, 2yuswanto@machung.ac.id

Abstrak
Pengelolaan Keuangan Daerah menjadi dasar keberhasilan dari pemeriksaan dan audit yang
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang dilakukan setiap awal tahun dengan tujuan
memeriksa proses dan mekanisme pelaporan dan penatausahaan keuangan daerah yang nantinya
akan memberikan predikat ke masing-masing daerah terkait hasil audit semisal Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) predikat inilah yang dinantikan oleh setiap daerah atau juga Wajar Dengan
Pengecualian (WDP). Integrasi kegiatan perencanaan, penatausahaan sampai dengan pelaporan
realisasi belanja daerah menjadi isu strategis dalam mensukseskan kegiatan pengelolaan barnag

daerah, dimana sesuai dengan aturan yang ada proses akuntansi dan pencatatan berbasis akrual.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengimplementasikan pengelolaan keuangan daerah kedalam
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang terintegrasi dalam satu sistem
dan basis data untuk seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Daerah.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengelolaan Keuangan Daerah, Audit, Predikat, Integrasi
Sistem
Abstract
Financial Management is the basis of success of inspection and audit conducted by the Supreme
Audit Agency conducted beginning of each year with the purpose of examining the processes and
mechanisms for reporting and financial administration area that will give a title to each of the
relevant areas of audit results such as unqualified ( WTP) predicate is awaited by each region
or also Fair With Exceptions (WDP). Integration planning activities, administration
expenditures to reporting area become a strategic issue in the success of management activities
barnag area, which according to the existing rules and the accounting process of recording the
accrual basis. This study was conducted to implement financial management into the Financial
Management Information System (SIPKD) are integrated in a single system and database for the
entire working units (SKPD) in the Local Government.
Keyword: Information Systems, Financial Management, Audit, Predicate, System
Integration


1.

PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, pasal 4 ayat (1) menegaskan bahwa Pemerintah menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual [1]. SAP berbasis akrual merupakan
standar akuntansi yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan

1

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam APBN/APBD. Oleh karena itu Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan
keuangan yang terdiri Laporan Pelaksanaan Anggaran dan Laporan Finansial.
Pelaksanaan Anggaran meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Perubahan SAL, sementara itu Laporan financial terdiri dariNeraca, Laporan
Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus Kas. Disamping itu

SKPD harus menyusun Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) [2].
Satuan Kerja Perangkat Daerah harus menyusun LRA yaitu laporan yang menyajikan
informasi mengenai pendapatan dan belanja baik anggaran maupun realisasinya yang
pengakuannya menggunakan dasar pengakuan sesuai dokumen anggaran. Selain itu
Satuan Kerja Perangkat Daerah juga diwajibkan membuat LO yaitu laporan yang
menyajikan pendapatan dan beban yang pengakuannya berdasarkan dasar akrual.
Adanya dua laporan tersebut menimbulkan persoalan teknis dalam pencatatannya, yaitu
bagaimana membuat catatan akuntansi yang menjadi dasar dalam dalam penyusunan
laporan keuangan pelaksanaan anggaran dan laporan finansial[3].
Permasalahan yang timbul adalah masih banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
belum menerapkan SAP. Bahkan setelah dikeluarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang
SAP sebagai pengganti dari PP Nomor 24 Tahun 2015[4], penerapan basis akrual pada
akuntansi pemerintahan belum bisa dilaksanakan. Hal ini dikarenakan adanya kendala
yang dihadapi dalam penerapan SAP [5].
Dari hasil kajian tentang penerapan akuntansi berbasis akrual diperoleh bahwa
umumnya bentuk pelaporannya menerapkan dual system, yaitu sistem akuntansi
berbasis akrual dan penganggaran barbasis kas. Penerapan seperti ini dikenal dengan
nama akuntansi berbasis kas menuju basis akrual [6]. Perubahan seperti ini merupakan
reformasi di bidang keuangan negara dan harus dilakukan secara bertahap seperti yang
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2013.

Kesulitan dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual tersebut perlu diimbangi
dengan pemakaian teknologi informasi dalam pembuatan pelaporannya. Keberadaan
teknologi informasi dapat dengan mudah mengubah lingkungan akuntansi khususnya
dari sisi kecepatan dan keakuratan dalam perhitungan data-data akuntansi[7].
Sebuah lembaga di Amerika yang bernama American Institute of Certified Public
(AICPA) telah membuat sertifikat baru dengan nama Certified Information Technology
Profesional (CITP), mendokumentasikan keahlian sistem para akuntan yaitu akuntan
yang memiliki pengetahuan luas di bidang teknologi dan yang memahami bagaimana
teknologi informasi dapat digunakan dalam berbagai bidang organisasi. Hal ini
mencerminkan pengakuan AICPA atas pentingnya teknologi informasi dan
hubungannya dengan akuntansi [8].
Seiring dengan kebutuhan Sistem Informasi Akuntansi pada penerapan aktivitas dan
kegiatan akuntansi berbasis akrual dibutuhkan teknologi informasi guna mempermudah
proses pencatatan akuntansinya. Pencatatan hingga pelaporan akuntansi berbasis akrual
tersebut bertujuan untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang relevan dan
bermanfaat dalam menilai kinerja pemerintah daerah sehingga dapat diukur kapasitas

2

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016


pemerintah yang sebenarnya yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
dapat dijaga kerahasiaan dan kebenaran data, keutuhan dan integritas data yang
terintegrasi dengan lebih maksimal.
2. METODE
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan sistem informasi yaitu melakukan
implementasi metodologi pada studi kasus nyata di lapangan, dengan tujuan untuk
menghasilkan sebuah sistem lengkap dengan sub sistem dan fungsi yang sesuai dalam
Sistem Informasi Akuntansi di Pemerintahan. Metodologi pengembangan sistem ini
menggunakan Agile Development Methods dengan tujuan menghasilkan kualitas dari
perangkat lunak yang bagus dan seimbang antara kebutuhan pengguna dengan
pengembang sistem yang dapat digambarkan alur pengerjaan dan tahapan penelitian
seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka kerja pengembangan sistem
Adapun tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem dalam setiap iterasinya dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Perencanaan Sistem (Brainstorm)
Pada langkah ini pengembang dan klien membuat rencana tentang kebutuhan dari
yang akan dibuat, dalam rencana kebutuhan melibatkan beberapa aktivitas dalam

tahapan requirement yang dimulai pada tahapan Requirement Engineering Process,
Requirement Elicitation, Requirement Analysis, dan menghasilkan Software
Requirement Specifications[9] dari setiap tahapan iterasi yang akan di jalankan.
2. Implementasi (Design & Development)
Bagian dari proses ini dimana prorgrammer melakukan pengkodean sistem
informasi akuntansi dalam bentuk desain dan code aplikasi, dalam desain dimulai
dengan define software, design basic concepts, software architecture, software
design quality analysis and evaluation, software design notations, dan
menghasilkan software design description. Setelah tahapan desain selesai
dilakukan, tahapan selanjutanya dalam fase yang sama memasuki software
contruction dengan pilihan Method Linguistic Construction Methods, Formal
Contruction Methods And Visual Construction Methods[10]. Dalam tahapan ini
pengujian beta dilakukan oleh pengembang dan keikutsertaan secara aktif dari

3

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

responden dalam demo sistem dan memberikan feedback menjadi penentu untuk
status closing dari fase pengembangan sistem.

3. Tes Perangkat Lunak (Identify defects & Resolve bugs)
Disini perangkat lunak yang telah dibuat di tes oleh bagian control kualitas agar bug
yang ditemukan bisa segera diperbaiki rules dalam testing dipilih menggunakan
black box testing concepts dalam Basic Concepts And Definitions, dengan
memperhatikan Test Levels dan Test Techniques dan diakhiri dengan melakukan
Test Related Measures.
4. Dokumentasi
Setelah dilakukan langkah selanjutnya yaitu proses dokumentasi perangkat lunak
untuk mempermudah tahapan maintenance dan sebagai dokumentasi untuk
melangkah pada iterasi berikutnya.
5. Deployment (Production & Technical Support)
Proses yang dilakukan oleh penjamin kualitas untuk menguji kualitas sistem sudah
dilaksanakan sesuai prosedur dan setelah sistem memenuhi syarat maka perangkat
lunak siap di deployment and delivery to client dengan mempersiapkan Technical
Support dalam bentuk helpdesk atau supporting system[11] yang mendampingi
SKPD contoh dalam satu Pemerintah Daerah.
6. Maintenance
Langkah terakhir dari fase pengembangan sistem yaitu pemeliharaan, pemeliharan
ini adalah pemeliharaan rutin yang terdiri dari backup dan restore yang bersifat
operasional bukan penambahan fungsi akibat perubahan bisnis proses pada

organisasi yang menjalankan.
Iterasi yang dilakukan adalah iterasi dari setiap proses bisnis utama yaitu
Penganggaran, Penatausahaan Dan Pelaporan Keuangan Daerah.
3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil tahapan dan iterasi yang dijalankan maka dihasilkan sebuah teknologi tepat
guna di bidang Teknlogi Informasi dalam bentuk Sistem Informasi yaitu Sistem
Informasi Akuntansi berbasis Akrual untuk Pengelolaan Keuangan Daerah yang terdiri
dari:
A. Master Data Management
Modul ini adalah modul yang digunakan untuk melakukan mastering data dan
manajemen data master yang ada pada Sistem Informasi Akuntansi berbasis
Akrual seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Master data management
Dalam modul master data management ini terdapat beberapa menu dan fungsi seperti
ditunjukkan pada Table 1 yaitu:


4

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

Tabel 1. Menu dan fungsi master data management
Fungsi Dan Kegunaan
Digunakan untk melakukan manajemen data pengguna dari Sistem
terkait dengan user akses, username dan kata kunci untuk login
pada sistem
Master
Digunakan untuk melakukan manajemen data terkait fungsi dan
Fungsi Dan organisasi yang dimiliki oleh masing-masing SKPD yang ada,
Organisasi
pada setiap SKPD memiliki fungsi dan organisasi yang berbedabeda yang nantinya digunakan untuk modul penganggaran. Fungsi
dan organisasi meliputi:
• Fungsi SKPD
• Urusan Pemerintahan
• Urusan SKPD
• Urusan Unit Kerja
• Urusan Unit

Kode Dan Digunakan untuk melakukan manajemen data terkait kode dan
Rekening
rekening yang digunakan untuk penatausahaan keuangan daerah
sampai dengan pelaporan keuangan daerah. Yang meliputi akan:
• Kode Rekening
• Standard harga
• Kode Organisasi Pelaksana
• Kode Barang
Nama Menu
Master
Pengguna

Salah satu contoh dari Master Fungsi dan juga cari kode fungsi seperti ditunjukkan
pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Form master fungsi skpd

5

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016


Gambar 4. Cari data Fungsi Urusan Pemerintahan
B. Penganggaran
Pada modul ini digunakan sebagai modul awal dari aktifitas pengeloaan keuangan
daerah dari Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Akrual, yang diawali dengan
aktivitas penganggaran yang dilakukan oleh masing-masing SKPD pada satu
pemerintah daerah seperti ditunjukkan pad Gambar 5.

Gambar 5. Formulir program dan kegiatan skpd.
Dari aktivitas yang sudah diinputkan pada master program maka skpd lebih lanjut
melakukan input detail kegiatan dari masing – masing program dan kegiatan yang
sudah dibuat seperti ditunjukkan pada Gambar 6 dan Gambar 7:

Gambar 6. Formulir isian kegiatan skpd.

Gambar 7. Formulir isian lembar kerja skpd.
Dari proses penganggaran ini nantinya akan didapatkan laporan dalam beberapa
bentuk yang diantaranya ditunjukkan pada Gambar 8.

6

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

Gambar 8. laporan RKA (Rencana Kerja Anggaran) SKPD.
Ada beberapa laporan yang dihasilkan dari aktivitas ini diantaranya adalah:
• Laporan Plafond Dan Prioritas
• Proyeksi PPA
• RKA SKPD
• RKA SKPK PAK
• DPA SKPD
• DPA SKPD PAK
• Kontrol Termin
• Kontrol Isi Data
C. Penatausahaan
Modul ini digunakan untuk melakukan proses penganggaran rencana belanja dan
pemeliharaan daerah yang juga sekaligus rencana pendapatan, yang dilakukan oleh
masing – masing SKPD yang nantinya seluruh data terintergasi pada satu basis data
yang terpusat pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah sebagai
instansi/skpd penanggung jawab pengelolaan keuangan daerah. Pada modul
penatausahaan menu dan fungsi yang ada dan penggunaannya ditunjukkan dalam
Tabel 2
Tabel 2 : menu dan fungsi modul penganggaran
Nama Menu Fungsi Dan Kegunaan
Bendahara
Digunakan untuk melakukan penyimpanan data bendahara dan
informasi rekening dari masing-masing SKPD unit pelaksana
tugas pengelolaan keuangan daerah.
Rekanan
Digunakan untuk mendata seluruh data rekanan yang akan
digunakan pada proses perencanaan anggaran, penatausahaan
khusunya pencairan SP2D dari proses pembuatan Surat
Permintaan pembayaran(SPP), Surat Perintah Membayar (SPM)
dan Surat Persediaan Dana (SPD)
Buat
SPP Digunakan membuat Surat Permintaan Pembayaran atas suatu
Dan
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan
sesuai
dengan
Lampirannya Rencana/Penganggaran yang sudah dibuat
Data SPM
Digunakan untuk membuat Surat Perintah Membayar sesuai
dengan SPP yang sudah dibuat dan divalidasi oleh bagian yang
berhak.
Data
Digunakan untuk membuat data ketetapan pendapatan atau
SKP/SKR
penerimaan dalam bentuk Surat Ketetapan Pajak/Surat Ketetapan

7

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

Jurnal

Retribusi yang sesuai dengan peraturan dan data persetujuan dari
SKPD terkait.
Digunakan untuk melakukan input jurnal dari proses sebelumnya
sesuai dengan alur dan kebijakan akuntansi pada Pemerintah
Daerah, jurnal yang ada adalah sebagai berikut :
• Jurnal Penerimaan Kas
• Jurnal Penerimaan LO
• Jurnal Pengeluaran Kas LS
• Jurnal Pengisian Kas
• Jurnal Pengeluaran PFK
• Jurnal Kas Umum
• Laporan Buku Kas
• Laporan Realisasi SP2D

Jurnal yang digunakan menyesuaikan dengan Kebijakan Akuntansi yang ada pada
masing – masing Pemerintah Daerah yang sudah diatur pada keputusan
bupati/walikota. Berikut beberapa contoh jurnal yang digunakan dalam Sistem
Informasi Akuntansi Berbasis Akrual ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 9. Jurnal/form penerimaan kas.

Gambar 10. Jurnal/form penerimaan lo.
D. Pelaporan Keuangan
Modul ini digunakan untuk menampilkan hasil dari seluruh proses penatausahaan
dan pembukuan yang sudah berjalan dengan basis akrual, seluruh transaksi yang
sudah diinputkan dan divalidasi akan tampil sesuai dengan menu dan fungsi serta

8

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

kegunaannya, menu dan fungsi yang ada pada pelaporan keuangan ditunjukkan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Menu dan fungsi modul pelaporan keuangan
Nama Menu Fungsi Dan Kegunaan
Realisasi
Digunakan menampilkan laporan Realisasi Kas (realisasi
Kas
anggaran yang sudah dibuat yang berpengaruh pada akun kas)
dengan detail laporan yang disajikan adalah:
• Realisasi Tanggal
• Realisasi Belanja Modal
• Realisasi Belanja
• Realisasi Triwulan
• Realisasi Rekap
• Matriks Penyerapan
Realisasi
Digunakan untuk menampilkan laporan realisasi dari anggaran
Anggaran
yang sudah dibuat pada tahun semester yang meliputi:
• LRA APBD
• LRA Semester
• LRA Per SKPD
• Realisasi SPBD
• Laporan Semester 1
Arus Kas
Digunakan untuk menyajika laporan Arus Kas (ketersediaan Kas
yang ada di masing-masing bendahara)
Anggaran
Digunakan untuk menampilkan laporan anggaran yang sudah
Dan
dibuat dan realisasi atau penggunaan berdasarkan Sumber Dana
Penggunaan dan Rekapitulasi per Sumber Dana.
Jurnal
Digunakan untuk menampilkan laporan penjurnalan yang meliputi
• Jurnal Umum
• Jurnal Kas Umum
• Jurnal Penerimaan Kas
• Jurnal Pengeluaran Kas
Neraca
Digunakan untuk menampilkan laporan Neraca dalam bentuk
Neraca Saldo Dan Neraca
Laporan
Digunakan untuk menyajikan laporan keuangan yang sesuai
Akhir Tahun dengan aturan di Pemerintah Daerah dengan detail laporan adalah:
• Laporan Perda Lampiran I-1
• Laporan Perda Lampiran I-2
• Laporan Perda Lampiran I-3
• Laporan Perda Lampiran I-4
• Perbup Lampiram I
• Perbup Lampiran II
• Laporan Statistik
Seluruh sistem ini terintegrasi baik dari sisi penggunaan, basis data dan juga proses
dengan menggunakan single sign on berupa username/nama pengguna sesuai masingmasing Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada pada satu Pemerintah Daerah.
4.

SIMPULAN

9

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016

Dari hasil analisa kebutuhan dan blueprint pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Berbasis Akrual secara modular sistem dikelompokan menjadi Master Data
Management, Transaksional (penganggaran dan penatausahaan) Dan Pelaporan. Proses
dan Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Dimulai dari Anggaran, Penatausahaan Dan
Pelaporan Keuangan sesuai dengan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Akrual.
Pengembangan Sistem Informasi Eksekutif terkait pengelolaan keuangan khususnya
pada laporan yang bersifat manajerial dalam bentuk dashboarding sistem semisal
keterserapan anggaran dan realisasi anggaran serta beberapa informasi eksekutif
lainnya. Integrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah yang menjadi
Bridging Sistem untuk Menghasilkan pelaporan akuntansi akrual yang lebih realtime
dengan perhitungan penyusutan dan belanja modal.
5.

REFERENSI

[1]

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2006. Memorandum Pembahasan
Penerapan Basis Akrual dalam Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Bahan
Bahasan untuk Limited Hearing, Jakarta.
[2] Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55
Tahun 2008 tentang Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
[3] Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). 2005. Peraturan Pemerintah
Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. KSAP, Jakarta
[4] Margono, Akuntansi Berbasis Akrual bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah,
Warta Finance. http://www.wartafinance.com/wiki/keuangan-berbasis-akrual, di
akses tanggal 11 Agustus 2015.
[5] Yafie, M, D. 2013. Penerapan Basis Akrual pada Standar Akuntansi Pemerintahan
Indonesia. Ejournal.unesa.ac.id. Volume 2(1) : 14-18
[6] Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ke
3. BPFE, Yogyakarta.
[7] Simanjuntak, Binsar H.2010. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Sektor
Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Kongres XI IAI.
[8] Widjajarso, Bambang. 2010. Penerapan Basis Akrual pada Akuntansi
Pemerintahan Indonesia: Sebuah Kajian Pendahuluan. Disampaikan dalam
seminar “Strategi Menuju Penerapan Akuntansi Akrual pada Instansi
Pemerintahan” Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran & Perbendaharaan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. BPPK, Yogyakarta.
[9] IEEE, 830-1998. IEEE Recommended Practice for Software Requirements
Specifications, California.
[10] IEEE, 2004. Software Engineering Body Of Knowledge (SWEBOK). Computer
Society, California.
[11] Kendal, K dan Kendall, J. 2005. Systems Analysis and Design 6th Edition. Pearson
International Edition. Prentice Hall.

10