Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan

Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesia
(Impact of Tax Amnesty Against Development in Indonesia)
Benny Agus Setiono
Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran,
Universitas Hang Tuah Surabaya
Abstrak: Dana Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditanamkan di luar negeri cukup besar. Melalui kebijakan
tax amnesty diharapkan dana-dana tersebut dapat kembali ke tanah air (dana repatriasi). Jika dana ini bisa
masuk ke Indonesia, dana tersebut dapat ditanamkan pada instrumen-instrumen seperti saham, obligasi, dan
derivatif (turunan dari saham dan/atau obligasi seperti opsi, warrant, dan danareksa). Untuk mendorong para
pemilik dana tersebut mau memulangkan dananya ke Indonesia, selain kebijakan tax amnesty juga perlu
didukung oleh perekonomian nasional yang kondusif seperti faktor kemudahan bisnis, kepastian hukum,
stabilitas politik, produktivitas tenaga kerja, dan kesiapan infrastruktur. Dana repatriasi ini diperkirakan akan
menghasilkan efek multiplier yang besar terhadap sektor-sektor ekonomi. Oleh karena itu Undang-Undang
(UU) Tax Amnesty menjadi penting sehingga DPR RI melalui fungsi legislasinya perlu segera menyelesaikan
pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tax Amnesty tersebut.
Kata Kunci: Tax Amnesty
Abstract: Funds invested Indonesian citizen abroad is quite large. Through the policy of tax amnesty expected
these funds can be returned to their homeland (fund repatriation). If these funds can go to Indonesia, the fund
can be invested in instruments such as stocks, bonds, and derivatives (derivatives of stocks and/or bonds such
as options, warrants, and mutual funds). To encourage the owners of these funds would repatriate funds to
Indonesia, in addition to tax amnesty policy also needs to be supported by a conducive national economy such

as the ease of business, the rule of law, political stability, labor productivity, and infrastructure readiness.
Repatriation of funds is expected to generate a large multiplier effect on economic sectors. Therefore the Tax
Amnesty Law becomes important so that the House of Representatives of the Republic of Indonesia through the
legislative function should soon complete discussion of the draft Law of the Tax Amnesty.
Keywords: Tax Amnesty
Alamat korespondensi:
Benny Agus Setiono, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan A. R. Hakim 150, Surabaya. email: jurnal_pdp@yahoo.co.id

PENDAHULUAN
Pemerintahan Presiden dan Wakil
Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla
melalui
Nawa
Cita-nya
begitu
mengedepankan pembangunan, khususnya
infrastruktur
dengan
pertimbangan,
pembangunan infrastruktur yang baik akan

memberikan multiplier effect yang besar
dan berkelanjutan terhadap perekonomian
nasional. Selain itu, pembangunan
infrastruktur juga diharapkan menjadi
pemicu
percepatan
pemerataan
pembangunan
di
seluruh
wilayah
Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari
kesungguhan pemerintah yang aktif
menggalakkan pembangunan infrastruktur

di berbagai bidang, baik infrastruktur
darat, laut maupun udara seperti
pelabuhan, bandar udara, jalan tol, jalan
trans, jembatan, dan lain-lain.
Gencarnya

pembangunan
infrastruktur tersebut tentu membutuhkan
dana yang sangat besar. Pada tahun 2016,
anggaran infrastruktur dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Tahun 2016 mencapai Rp313,5 triliun.
Angka ini naik signifkan dibandingkan
APBN-Perubahan (APBN-P) Tahun 2015
yang hanya sebesar Rp290,3 triliun. Hal
ini menjadi masalah karena sumber
penerimaan negara sekitar 75 persen
berasal dari sektor pajak dan saat
41

42

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 7, Nomor 1, September 2016

bersamaan realisasinya tidak pernah
tercapai, kecuali tahun 2011, bahkan

kecenderungannya mengalami penurunan
(lihat grafik pada Gambar 1).

Gambar 1. Grafik Target dan Realisasi
Penerimaan Pajak Tahun 2009 – 2016
Sumber: APBN dan LKPP 2009 – 2016

Tren penurunan realisasi penerimaan
pajak tersebut tidak lepas dari akibat
kondisi perpajakan Indonesia yang
mengalami banyak persoalan. Salah
satunya adalah sulitnya otoritas pajak
mengakses data dan informasi ke sektor
perbankan dan sektor keuangan akibat
adanya Undang-Undang (UU) tentang
Kerahasiaan Bank. Padahal, otoritas pajak
dengan data dan informasi yang lengkap
dan akurat dapat mengetahui potensi
perpajakan di Indonesia, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.

Permasalahan
Permasalahan
perpajakan
juga
menyebabkan banyak aset-aset orang
Indonesia (pengusaha dan pejabat) yang
dilarikan
ke
negara-negara
yang
mempunyai tarif pajak rendah atau bebas
pajak (tax haven country). Tax haven
country yang menjadi favorit pelarian asetaset orang Indonesia adalah Kepulauan
Virgin Britania Raya, Cook Island,
Delaware (Texas), dan Singapura, seperti
yang dilaporkan dalam Panama Papers.

Aset-aset
tersebut
tentunya

tidak
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Pajak Tahunan (SPT).
Pemerintah, khususnya direktorat
jenderal pajak, perlu menyikapi hal
tersebut dengan membuat terobosan baru.
Hal ini dimaksudkan agar aset-aset yang
dilaporkan dalam Panama Papers dapat
kembali ke tanah air (dana repatriasi) dan
menjadi
modal
untuk
membiayai
pembangunan di Indonesia. Salah satunya
dengan
mengeluarkan
kebijakan
pengampunan pajak (tax amnesty). Selain
untuk meningkatkan pendapatan negara
dalam jangka pendek, tax amnesty juga

bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak sehingga meningkatkan
pendapatan dalam jangka menengah
(Muttaqin, 2013: 31).
Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)
Pajak, Menurut UU No. 28 Tahun
2007, pajak adalah kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang – undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara
langsung. Menurut UU Tax Amnesty No
11 tahun 2016 Pengampunan Pajak (Tax
Amnesty) adalah pengampunan atau
pengurangan pajak terhadap property yang
dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk
penghapusan pajak terutang, penghapusan
sanksi pajak terutang, penghapusan sanksi
pidana tertentu yang harus diharuskan
membayar

dengan
uang
tebusan.
Pengampunan pajak ini bukan hanya
properti yang disimpan di luar negeri
tetapi juga berasal dari dalam negeri yang
laporannya tidak diberikan secara benar.
Wajib Pajak
Menurut UU Tax Amnesty No 11
tahun 2016 wajib pajak adalah Wajib
Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan

Benny A. S.: Dampak Tax AmnestyTerhadap Pembangunan di Indonesia

43
peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan. Secara umum, setiap wajib
pajak yang belum menunaikan kewajiban

perpajakannya
diperbolehkan
untuk
berpartisipasi dalam program tax amnesty.
Artinya, program tax amnesty ini
ditujukan kepada wajib pajak yang telah
berada
dalam
sistem
administrasi
perpajakan dan wajib pajak yang belum
masuk
dalam
sistem
administrasi
perpajakan.
Perlakuan
yang
berbeda
dimungkinkan ketika wajib pajak yang

hendak berpartisipasi dalam program tax
amnesty telah diperiksa atau sedang dalam
proses pemeriksaan. Dalam hal ini, wajib
pajak yang telah diperiksa atau sedang
dalam proses pemeriksaan tersebut tidak
diperbolehkan
berpartisipasi
dalam
program tax amnesty, karena jumlah
tunggakan pajaknya telah diketahui oleh
otoritas pajak. Wajib pajak juga dapat
diberikan pengampunan, jika ketentuan
peraturan
perundang-undangan
menyatakan
wajib
pajak
yang
mengungkapkan kewajiban perpajakan
atau harta kekayaannya secara sukarela

berhak mendapatkan penurunan atau
penghapusan sanksi administrasi.
Pembangunan
Pembangunan (development) adalah
proses perubahan yang mencakup seluruh
sistem sosial, seperti politik, ekonomi,
infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan
teknologi, kelembagaan, dan budaya
(Alexander, 1994).
PEMBAHASAN
Potensi Dana Repatriasi Melalui
Kebijakan Tax Amnesty
Dana warga negara Indonesia (WNI)
yang ditanamkan di tax haven country
berdasarkan data dalam Panama Papers
cukup besar. Menurut Ken Dwijugiasteadi,
Direktur Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan, ada sekitar 2.040 dari 2.580

WNI yang menyimpan dananya di tax
haven country. Jika melihat data dalam
Panama Papers, jumlah uang WNI di tax
haven country mencapai Rp11.500 triliun.
Informasi
tersebut
diperkuat
oleh
pernyataan Bambang P.S. Brodjonegoro,
Menteri Keuangan RI, dan Sigit Pramono,
Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum
Nasional
(Perbanas).
Mereka
menyebutkan bahwa potensi uang WNI di
luar negeri paling sedikit Rp11.000 triliun
atau lebih besar dari produk domestik
bruto (PDB) Indonesia 2015 (Rp11.400
triliun).
Melihat besarnya potensi dana WNI
di luar negeri, diharapkan kebijakan tax
amnesty mampu menarik kembali dana
tersebut ke tanah air. Melalui kebijakan
ini, WNI yang memiliki dana-dana di luar
negeri tidak perlu membayar denda pajak
atas dananya tersebut. Namun demikian,
kebijakan tax amnesty ini tidak mungkin
dapat menarik seluruh dana tersebut
kembali ke Indonesia. Hal ini karena
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
faktor kemudahan bisnis, kepastian
hukum, stabilitas politik, produktivitas
tenaga kerja, dan kesiapan infrastruktur di
Indonesia. Selain itu, karena sebagian dari
dana-dana WNI tersebut mungkin sudah
digunakan untuk membeli aset-aset tidak
bergerak di luar negeri seperti properti dan
tanah.
Menurut
Yustinus
Prastowo,
Direktur Eksekutif Center for Indonesia
Taxation Analysis (CITA), dan Ken
Dwijugiasteadi, kebijakan tax amnesty
mungkin hanya bisa menarik dana sekitar
Rp500 triliun saja.
Jika masuk ke Indonesia dana-dana
tersebut dapat ditempatkan di berbagai
macam
instrumen.
Salah
satunya
instrumen-instrumen di pasar modal
seperti saham, obligasi, dan derivatif
(turunan dari saham dan/atau obligasi

44

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 7, Nomor 1, September 2016

seperti opsi, warrant, danareksa). Namun,
dalam kondisi saat ini industri yang
pertama kali mungkin menyerap dana
tersebut adalah bank melalui depositonya.
Namun, jumlahnya relatif kecil
karena bunga deposito di Indonesia cukup
rendah. Selain itu, pilihan lainnya adalah
produk danareksa dan surat utang negara
(SUN). Kedua instrumen tersebut menjadi
pilihan untuk dana repatriasi karena
instrumen-instrumen tersebut memiliki
tingkat
keamanan
yang
tinggi
dibandingkan
instrumen-instrumen
lainnya.
Selain instrumen-instrumen di pasar
modal, dana repatriasi juga bisa
ditanamkan di sektor infrastruktur dan
turunannya. Hal ini karena pemerintahan
saat ini begitu gencar melakukan
pembangunan infrastruktur di berbagai
bidang. Kondisi ini menyebabkan investasi
di sektor infrastruktur memiliki peluang
bisnis yang bagus. Selain itu, dana
repatriasi juga bisa ditempatkan dalam
bentuk
investasi
langsung
seperti
pembangunan jalan dan rumah sakit.
Kebijakan tax amnesty akan sukses
melakukan repatriasi modal, jika Indonesia
melakukan langkah lanjutan setelah
menerapkan kebijakan ini. Menurut
Darussalam, Pengamat Pajak dari Danny
Darussalam Tax Center, salah satu langkah
lanjutan
tersebut
adalah
kesiapan
administrasi
pajak
terkait
dengan
pengelolaan data informasi atas tax
amnesty. Selain administrasi pajak,
Indonesia juga perlu menyiapkan regulasi
dan mekanisme terhadap dana repatriasi
tersebut serta sumber daya manusia yang
memadai.
Agar kebijakan tax amnesty sukses
melakukan repatriasi modal, Yustinus
Prastowo menyatakan bahwa Indonesia
perlu belajar dari pengalaman India,
Afrika Selatan, dan Italia. Afrika Selatan

dan India merupakan negara yang mirip
dengan Indonesia karena kedua negara
tersebut merupakan negara berkembang
dan sedang terjadi transisi pemerintahan.
Selain itu, kedua negara tersebut
juga memiliki orang-orang kaya dalam
jumlah besar. Indonesia juga perlu belajar
dari Italia karena Italia memiliki ekonomi
informal dan aset-aset di luar negeri yang
cukup besar seperti Indonesia. Hal lainnya,
Indonesia juga perlu belajar dari Filipina
yang mengalami kegagalan dalam
menerapkan kebijakan tax amnesty.
Kegagalan tersebut karena Filipina tidak
melakukan langkah lanjutan setelah
mengeluarkan kebijakan tax amnesty.
Efek Multiplier Dana Repatriasi
Terhadap Pembangunan di Indonesia
Penerapan kebijakan tax amnesty
yang diikuti oleh repatriasi modal,
menurut Darussalam akan berdampak
terhadap pembangunan di Indonesia
melalui tiga jalur. Pertama, dana yang
masuk ke Indonesia tersebut dapat
digunakan
untuk
menggerakkan
perekonomian di tanah air. Kedua, dana
tebusan yang dihasilkan oleh tax amnesty
bisa digunakan secara langsung bagi
pembangunan yang pro-rakyat seperti di
bidang pendidikan, kesehatan, perumahan,
dan penciptaan lapangan kerja bagi
kalangan buruh. Ketiga, dalam jangka
panjang akan menjamin penerimaan secara
berkelanjutan.
Menurut Maruarar Sirait, Anggota
Komisi XI DPR, dan Ken Dwijugiasteadi,
repatriasi modal akibat kebijakan tax
amnesty akan menambah likuiditas di
pasar keuangan dan perbankan dalam
negeri. Meningkatnya likuiditas akan
mendorong naiknya dana di pasar dana
pinjaman yang berakibat menurunnya
tingkat suku bunga pinjaman. Kondisi ini
akhirnya mendorong Bank Indonesia (BI)
untuk menurunkan BI rate. Turunnya suku

Benny A. S.: Dampak Tax AmnestyTerhadap Pembangunan di Indonesia

45
bunga merupakan sinyal bagus untuk
investasi karena mendorong para investor
untuk melakukan investasi.
Selain itu, repatriasi modal juga
(dalam bentuk valuta asing) akan
mendorong penguatan terhadap nilai
rupiah atau apresiasi. Penguatan nilai
rupiah akan mendorong harga-harga
makanan pokok di dalam negeri turun,
sehingga akhirnya daya beli masyarakat
baik masyarakat miskin maupun non
miskin dapat ditingkatkan.
Peningkatan daya beli masyarakat
juga dapat disebabkan oleh meningkatnya
penciptaan lapangan kerja oleh investasiinvestasi baru akibat dana repatriasi.
Menurut Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM), adanya repatriasi modal
mungkin akan menyerap tenaga kerja
sebesar 2 – 2,5 juta orang. Angka ini lebih
besar dibandingkan value added dari
realisasi investasi baik dalam negeri
maupun luar negeri tahun 2015 yang
hanya mampu menyerap tenaga kerja
sebesar 1,4 juta orang.
Penutup
Dana repatriasi yang bisa masuk ke
Indonesia akibat kebijakan tax amnesty
cukup besar. Pemanfaatan yang efisien
terhadap dana repatriasi akan berdampak
positif terhadap perekonomian nasional
seperti tingkat kesempatan kerja, tingkat
pengangguran, daya beli masyarakat, dan
lain-lain. Selain karena kebijakan tax
amnesty, dana repatriasi dapat kembali ke
tanah air juga perlu dukungan dari kondisi
perekenomian
dalam
negeri
yang
kondusif. Seperti faktor kemudahan bisnis,
kepastian hukum, stabilitas politik,
produktivitas tenaga kerja tinggi, kesiapan
infrastruktur,
dan
regulasi-regulasi
pendukung lainnya, diantaranya UU Lintas
Devisa dan UU Repatriasi Modal. UU
Lintas Devisa dimaksudkan untuk
mengendalikan devisa dari dan ke luar

negeri atau sistem pengendalian devisa.
UU Repatriasi Modal bertujuan agar
mampu menarik kembali modal WNI di
luar negeri.
Selain itu, UU Repatriasi Modal juga
akan
menciptakan
transisi
sistem
perpajakan yang lebih kuat dan adil serta
menonjolkan
rekonsiliasi
perpajakan
nasional. Mengingat pentingnya UU Tax
Amnesty sebagai pionir untuk menarik
kembali dana WNI di luar negeri, DPR RI
melalui fungsi legislasinya perlu segera
menyelesaikan pembahasan RUU Tax
Amnesty tersebut. Selain UU Tax
Amnesty, UU Lintas Devisa dan UU
Repatriasi Modal juga diperlukan untuk
menarik kembali dana WNI di luar negeri.
KESIMPULAN
Tax Amnesty atau pengampunan
pajak merupakan pengampunan atau
pengurangan pajak terhadap property yang
dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk
penghapusan pajak terutang, penghapusan
sanksi pajak terutang, penghapusan sanksi
pidana
tertentu
yang
diharuskan
membayar dengan uang tebusan. Amnesti
pajak sebelumnya pernah diterapkan pada
tahun 1984 serta tahun 2004, namun pada
saat itu gagal. Pada tax amnesty kali ini
terdapat kebijakan amnesti yang berbeda
yaitu dibagi dalam 3 periode.
Adapun kelebihan Tax Amnesty
yaitu, sumber daya yang dimiliki pada
instansi aparatur pajak saat ini sudah
memadai
yang
dapat
mendukung
diberlakukannya penerapan tax amnesty.
Kedua, menciptakan kerelaan masyarakat
untuk mendaftarkan diri dan menunaikan
kewajiban
perpajakannya.
Ketiga,
pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen
dapat menjamin pemberlakuan tax
amnesty. Keempat, meningkatkan dana
masuk ke Indonesia yang cukup banyak
disimpan di luar negeri. Kelima,

46

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 7, Nomor 1, September 2016

berpengaruh positif bagi pasar uang pada
bursa efek Indonesia. Kekurangan Tax
Amnesty, yaitu tidak mempunyai payung
hukum yang dapat menjadi landasan
hukum implementasi tax amnesty,
dianggap mencederai asas keadilan.
Dikhawatirkan tidak akan berjalan secara
konsisten, dan yang terakhir ialah tax
amnesty hanya beri celah bagi Koruptor.
DAFTAR PUSTAKA
Bertemu Pimpinan DPR, Presiden Bahas
Roadmap Tax Amnesty, Suara
Pembaruan, 15 April 2016.
Dana Repatriasi Mengincar Infrastruktur,
Kompas, 18 April 2016.
Indonesia Bisa Tiru 3 Negara Ini Agar Tax
Amnesty
Sukses.
(https://bisnis.tempo.co/read/news/2
016/04/02/090759181/indonesiabisa-tiru-3-negara-ini-agartaxamnesty-sukses, diakses 20 April
2016).
Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun 2010 –
2016.
Pasar Modal Paling Siap Tampung Dana
Tax Amnesty, Suara Pembaruan, 14
April 2016.
Realistis, Repatriasi Rp500 Triliun, Media
Indonesia, 20 April 2016.
Repatriasi Butuh Persiapan, Kompas, 19
April 2016.
Sulitnya Akses Perbankan, Salah Satu
Permasalahan
Perpajakan
di
Indonesia.
(http://www.kemenkeu.go.id/Berita/
sulitnya-akses-perbankan-salahsatupermasalahan-perpajakan-diindonesia, diakses 23 April 2016).
Transformasi Perpajakan, Kompas, 18
April 2016.
Tax Amnesty Ciptakan Jutaan Lapangan
Pekerjaan, Suara Pembaruan, 18
April 2016.

Zainal Muttaqin. (2013). Tax Amnesty di
Indonesia.
Bandung:
Refika
Aditama.

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Dukungan Venezuela Kepada Fuerzas Armadas Revolucionaries De Colombia (FARC) Terhadap Hubungan Bilateral Venezuela-Kolombia

5 236 136

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46