Membangun Daerah Perbatasan Dengan Rumpu

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Kalimantan Timur

Ameriza M. Moesa

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Prov. Kalimantan Timur

Teguh Setiadi

Manajer Unit Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Kalimantan Timur

Sunarso

Asisten Manajer

Tauik Ariesta Ardhiawan

Konsultan Pengembang UMKM Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Prov. Kalimantan Timur

Yusuf Arif Setiawan

ISBN 978-602-96071-9-2

Cetakan 1, Oktober 2013

Hak cipta © 2013

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Jl. Gajah Mada No. 1 Samarinda

Buku ini kami dedikasikan untuk pengembangan, pemberdayaan dan kemajuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penyusunan buku ini dapat selesai tepat waktu sesuai rencana. Buku yang diberi judul “Membangun Daerah Perbatasan Dengan Rumput Laut” ini menceritakan dan mendokumentasikan proses pelaksanaan program pengembangan rumput laut di Kabupaten Nunukan, yang merupakan hasil kolaborasi yang sangat apik berbagai pemangku kepentingan khu­ susnya antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Nunukan dan kelompok usaha nelayan rumput laut. Keterlibatan Bank Indonesia (BI) dalam program pengem­ bangan rumput laut tersebut sejalan dengan salah satu tugas pokok BI khususnya yang terkait dengan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Penulisan buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan ber­ bagi informasi mengenai proses dan kisah sukses dari upaya pemberda­ yaan sebuah kelompok nelayan rumput laut di Kabupaten Nunukan, yang berbatasan dengan Sabah, Malaysia. Melalui penerbitan buku ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan refe­ rensi bagi pemangku kepentingan dalam rangka pemberdayaan ma­ syarakat pada umumnya dan kelompok usaha budidaya rumput laut pada khususnya.

Cakupan dalam buku ini antara lain meliputi proses perjalanan budi­ daya rumput laut oleh sekelompok masyarakat di Kabupaten Nunukan yang dimulai sejak inisiasi program, tantangan yang dihadapi, kiprah dan peran local champion, peran pemerintah daerah dan kolaborasi Bank Indonesia dengan stakeholders, serta strategi pemberdayaannya. Se­ lain itu, kisah petani rumput laut dalam meningkatkan posisi tawar dan peran penyuluh/LSM lokal sebagai pembina sentra rumput laut turut Cakupan dalam buku ini antara lain meliputi proses perjalanan budi­ daya rumput laut oleh sekelompok masyarakat di Kabupaten Nunukan yang dimulai sejak inisiasi program, tantangan yang dihadapi, kiprah dan peran local champion, peran pemerintah daerah dan kolaborasi Bank Indonesia dengan stakeholders, serta strategi pemberdayaannya. Se­ lain itu, kisah petani rumput laut dalam meningkatkan posisi tawar dan peran penyuluh/LSM lokal sebagai pembina sentra rumput laut turut

Keberhasilan budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan meru­ pakan prestasi yang patut dibanggakan. Pada saat ini Kabupaten Nunu­ kan telah menjelma menjadi kabupaten penghasil rumput laut terbesar di Indonesia, walaupun pengembangannya baru dimulai sejak tiga tahun terakhir dan secara teoritis karakteristik perairannya tidak cocok untuk budidaya rumput laut. Kunci sukses program tersebut terutama berkat ada nya kesadaran petani rumput laut, penerapan pola pendampingan dan pelatihan yang tepat sasaran, terbentuknya sinergisitas dari berbagai pemangku kepentingan, serta diterapkannya strategi penguatan value chain yang lebih berorientasi pasar.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak­ pihak yang membantu dan mendukung terlaksananya program tersebut, terutama Bupati Nunukan beserta jajarannya, Dinas Kelautan dan Per­ ikanan Kabupaten Nunukan, Badan Ketahanan Pangan dan Petugas Pe­ nyuluh Lapangan, IPKANI dan Gapokan (Gabungan Kelompok Per ikanan) Harapan Mandiri, dan pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bisnis Indonesia yang telah membantu proses penulisan dan penerbitan buku ini. Secara khu­ sus, terima kasih dan apresiasi juga kami sampaikan kepada Gubernur Kalimantan Timur yang telah memberikan dukungan dan bimbingan­ nya kepada kami khususnya dalam pelaksanaan program pemberdayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Timur, termasuk di Kabupaten Nunukan yang saat ini berada dalam Provinsi Kalimantan Utara.

Samarinda, Oktober 2013

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur

Ameriza M. Moesa

Kepala Perwakilan

Sambutan Bupati Nunukan

S ekonomi dan keunggulan kompetitif melalui Gerakan Pembangunan

esuai dengan salah satu Misi, Visi dan Tujuan Pembangunan Kabupaten Nunukan tahun 2011­2016 adalah meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis

Ekonomi Mandiri Aman dan Sejahtera (GERBANG EMAS). Hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian Kabupaten Nunukan sebagai salah satu kabupaten produsen rumput laut kering terbesar di Indonesia yang merupakan perwujudan dari pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis komoditas unggulan daerah dan menjadi daerah perbatasan yang maju serta mandiri seperti yang dicita­citakan. Keberhasilan ini tentunya merupakan hasil kerja keras dan kerjasama antara Pemkab Nunukan, SKPD terkait, PPL, LSM dan pihak­pihak yang concern terhadap pengembangan ekonomi, terutama atas dukungan yang luar biasa dari Bank Indonesia dalam melakukan pendampingan para petani rumput laut. Bila dibandingkan dengan daerah lain yang telah lama mengembangkan rumput laut, Nunukan baru 3 tahun berjalan, tentunya kemajuan ini patut kita syukuri.

Buku berjudul: “Membangun Daerah Perbatasan dengan Rumput Laut”, ini saya kira merupakan salah satu dokumentasi dan potret sinergitas yang nyata antara Pemkab. Nunukan dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim dalam mengembangkan komoditas rumput laut secara utuh. Pemaparan gambaran umum Nunukan, potensi rumput laut, bentuk sinergitas antar lembaga, peran PPL, maupun respon pembudidaya rumput laut dalam buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada pembaca. Sinergisitas yang sangat solid tersebut, harapannya dapat dijadikan model­model kerjasama dimasa mendatang.

Kerjasama pengembangan rumput laut di Kabupaten Nunukan antara Pemkab Nunukan dan Bank Indonesia telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan, oleh karena itu harapan kami, kerjasama yang telah terjalin tidak berhenti disini, dan sinergisitas ini dapat dan semakin ditingkatkan baik dimasa kini maupun dimasa mendatang. Semoga Bank Indonesia dapat senantiasa berkiprah dalam mendukung kemajuan dan berkembangnya sektor riil dan UMKM untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Nunukan, Oktober 2013

SUASANA disepanjang pesisir pantai Nunukan terlihat sibuk dengan aktivitas para nelayan. Kali ini mereka tidak sedang menangkap ikan. Nelayan di Nunukan lebih banyak yang membudidayakan rumput laut (Euchema Cottoni). Mereka memasang bibit rumput laut dengan perahu yang tidak jauh dari pantai. Setelah 45 hari, tibalah waktu memanen. Rumput laut yang siap untuk dipanen dibawa dengan perahu ke tepian untuk dijemur terlebih dahulu, kemudian membungkusnya dengan karung. Sesudah dirapikan, rumput laut yang telah siap dipasarkan itu akan dijual. Begitulah kesibukan sehari­hari di Nunukan.

Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan tahun 2011, budidaya rumput laut dimulai dari Pulau Sebatik tepatnya di Desa Setabu sekitar tahun 2008. Selanjutnya tahun 2009 menyebar ke daerah pesisir pulau Nunukan dan pulau Sebatik, melibatkan 1.401 rumah tangga perikanan. Potensi perairan yang dapat ditanami rumput

Suasana Pemasangan Bibit Rumput Laut oleh ibu-ibu nelayan di Desa Mamolo Tanjung Harapan

laut seluas 20.000 ha. Namun yang baru termanfaatkan sekitar 700 Ha. Hal ini menjadi peluang tersendiri bagi bisnis rumput laut di Nunukan.

Budidaya rumput laut di Nunukan tidak terlepas dari prospek ekonomi yang secara perlahan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir Nunukan. Menurut Heru, koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kabupaten Nunukan, “harga rumput laut itu memberikan dampak signiikan bagi perekonomian masyarakat”.

Menurut Pak Eddy Afrios, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang menjadi pembina nelayan di Kampung Tanjung Harapan, Nunukan, “dengan adanya rumput laut, masyarakat mendapatkan penghasilan yang bertambah”. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang sudah bisa membeli barang mewah seperti motor, laptop, tablet, atau kamera digital. Dengan nilai jual rumput laut yang tinggi di pasar, masyarakat

Perairan diperbatasan Negara. Perairan Nunukan Sebatik disore hari.

dapat terus memproduksi agar dapat meningkatkan taraf ekonomi mereka. Boleh dibilang, saat itu masyarakat Nunukan boleh berbangga hati dengan adanya rumput laut. Pak Eddy bilang “ini merupakan berkah bagi Nunukan!”.

Keberhasilan budidaya rumput laut di Nunukan tidak terlepas dari peran Bank Indonesia (BI). Pada 8 September 2011, BI secara resmi ikut berpartisipasi mem bangun rumput laut Nunukan, me lalui penandatanganan kerjasama Pengembangan Rumput Laut di Kabupaten Nunukan dengan Pemkab. Nunukan. Nota kesepahaman itu bernomor 13/3A/DKBU/ Smr dan No. 180/15/523.36/HK/VIII/ 2011, ditandatangani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Bapak

Selama rentang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013,

BI bekerjasama dengan DKP Nunukan dan stakeholders terkait setempat telah memberikan pelatihan berupa know how maupun soft skill kepada pembudidaya dan UMKM terkait.

Androecia Darwis dengan Bupati Nunukan Bapak Drs. H. Basri. Untuk memperkuat pelaksanaan dilapangan selanjutnya Bank Indonesia dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan menandatangani Perjanjian Kerja Sama bernomor 14/7/DKBU/BPBU/Smr dalam rangka Program Pengembangan Klaster Rumput Laut di Kabupaten Nunukan.

BI sebenarnya telah sering melakukan kegiatan pemberian bantuan teknis kepada UMKM di Kabupaten Nunukan. Sedangkan kegiatan pengembangan rumput laut di Nunukan oleh Bank Indonesia, telah dimulai pada awal tahun 2011 dengan melakukan pre-eliminary study terhadap potensi budidaya rumput laut.

Hasil panen salah satu anggota kelompok perikanan.

Pada Desember 2011, rumput laut Nunukan telah menjadi representase rumput laut di Kalimantan Timur mengalahkan daerah lain yang terbilang lebih dulu mengembangkannya. Pangsa produksi 84,29% rumput laut Kalimantan Timur berasal dari Kabupaten Nunukan. Bila dibandingkan dengan wilayah lain yang sudah lebih lama mengembangkan budidaya rumput laut, kenaikan dan dominasi pangsa produksi menjadi prestasi bagi Nunukan sebagai penghasil rumput laut. Hal itu disebabkan karena terdapat peningkatan cukup menggembirakan dimana produksi tahun 2010 adalah 55.098,95 ton, dan meningkat menjadi 116.731 ton di tahun 2011 atau meningkat 112%.

Selama rentang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, BI bekerjasa­ ma dengan DKP Nunukan dan stakeholders terkait setempat telah mem­ berikan pelatihan berupa know how maupun soft skill kepada pembudi­ daya dan UMKM terkait. Bupati Nunukan, Basri, mengatakan bahwa “ini

“Gapokan harus melakukan sebuah kontrol agar tidak terjadi lagi permainan harga. Buat para petani, kestabilan harga merupakan persoalan penting, karena memberikan kepastian berusaha bagi mereka

dimasa selanjutnya.”

suatu potensi yang luar biasa. Kita mengharapkan dari kita semua bisa bahu­membahu, membina kelembagaannya, mem bina keterampilannya, ju­

ga meningkatkan mutunya”. Kesuksesan membudidayakan rumput laut tidak terlepas dari keberhasilan membina pelaku usaha secara terorganisir. Waktu itu, masalah yang dihadapi oleh banyak petani adalah rendah­ nya tingkat keuntungan (harga jual) yang diperoleh diban­ dingkan tingginya keuntungan yang diperoleh para tengkulak.

Melalui inisiatif stakeholders di Nunukan, didirikanlah Ga­ pok an (Gabungan Kelompok Perikanan) bernama Harapan

Mandiri pada bulan Juni 2012 yang menjadi langkah awal

kemandirian pembudida­ ya rumput laut. Gapok an

Harap an Mandiri ini me­ rupakan Gapokan yang pertama ada di Kalimantan

Timur. Dampak yang secara langsung dapat dirasakan

atas pendirian Gapokan adalah harga rumput laut langsung mening­ kat dan menjadi stabil. Pada masa bulan Ramadhan tahun 2012, para pembudidaya dapat menikmati harga rumput laut yang stabil. Sebelum Gapokan terbentuk, harga rumput laut pada bulan ramadhan selalu terjun bebas.

Akhirnya, harga rumput laut perlahan membaik. Keberadaan Gapokan juga mampu membuka akses pasar baru bagi petani rumput laut. Awalnya petani rumput laut hanya menjual rumput laut kering kepada pengepul setempat. Adanya Gapokan membuat mereka mampu menjual secara langsung ke eksportir di Surabaya, Makasar dan ke Pabrik Pengolahan semi keragenan di Merak Banten.

Dampaknya porsi keuntungan dapat lebih banyak dinikmati, karena tidak perlu melewati jalur distribusi yang panjang.

Setelah semua berjalan baik, Habir, ketua Gapokan Harapan Mandiri, mengatakan bahwa “gapokan harus melakukan sebuah kontrol agar tidak terjadi lagi permainan harga. Buat para petani, kestabilan harga merupakan persoalan penting, karena memberikan kepastian berusaha bagi mereka dimasa selanjutnya.”

Habis Gapokan terbitlah koperasi, itulah yang terpikir untuk membenahi aspek lanjutan dari masalah modal dan pasar bagi para petani. Habir mengatakan “Kecenderungannya, masyarakat kalau sudah jual rumput itu langsung setor ke bank. Kadang sisanya itu untuk keperluan dapur. Jadi pas mau turun ke laut, di mana lagi ini. Akhirnya lari ke tengkulak, ke pengepul. Jadi dia terikat lagi. Kalau seandainya ada koperasi, siapa saja anggota yang butuh, silakan. Nanti setelah barangnya terjual, potong, habis. Simpan pinjam, begitu.”

Keberadaan koperasi sangat membantu dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat. Asas kekeluargaan yang diterapkan dalam koperasi menggantikan tengkulak yang biasa menjerat masyarakat dengan harga rendah. Melalui koperasi produksi, pembudidaya rumput laut di Nunukan bisa memasarkan produknya lebih luas, menentukan harga jual agar tidak rendah, dan mengakses Keberadaan koperasi sangat membantu dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat. Asas kekeluargaan yang diterapkan dalam koperasi menggantikan tengkulak yang biasa menjerat masyarakat dengan harga rendah. Melalui koperasi produksi, pembudidaya rumput laut di Nunukan bisa memasarkan produknya lebih luas, menentukan harga jual agar tidak rendah, dan mengakses

Sunarso, Manajer Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM Bank Indonesia Prov. Kaltim, mengatakan “kelembagaan yang sederhana, namun secara legal sangat kuat dan mudah dibentuk adalah koperasi. Dengan kelembagaan yang legal, transformasi Gapokan menjadi koperasi meningkatkan bargaining position yang tinggi bagi pembudidaya rumput laut Nunukan. Sehingga dimasa depan pengelolaan yang profesional dapat meningkatkan pengembangan rumput laut yang lebih maju di Nunukan. Beliau menjelaskan “pada mulanya Gapokan memfasilitasi tumbuhnya pembudidaya rumput laut, namun itu saja belum cukup, ketika ingin berkembang, masyarakat membutuhkan koperasi” ujarnya.

Peran koperasi pada dasarnya membantu kelompok masyarakat budidaya rumput laut untuk mengakses modal ke lembaga pembiayaan, karena tidak mungkin kelompok masyarakat mendapatkan akses jika tidak difasilitasi oleh badan usaha yang resmi dan dikelola dengan manajemen yang rapi. Koperasi dapat mewakili kebutuhan dana bagi kelompok masyarakat yang sedang memerlukan modal usaha. Dari aspek pemasaran, koperasi juga membantu membuka jalur pemasaran rumput laut sehingga peran koperasi dianggap menjadi model lembaga yang cocok dengan ekonomi kerakyatan.

Kelompok masyarakat yang masuk ke dalam anggota koperasi akan mendapatkan sisa hasil usaha (SHU). Bagi anggota koperasi ada iuran wajib dan iuran sukarela untuk pengembangan keuangan koperasi. Realisasi koperasi mengakomodasi kelompok masyarakat budidaya rumput laut se­Nunukan, seperti dikatakan Sunarso “tidak menutup kemungkinan bila layanan koperasi itu nantinya dapat menjangkau wilayah Sebatik”. Sehingga Nunukan bisa jadi contoh pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan.

Kabupaten Nunukan terletak di wilayah perbatasan Indonesia­ Malaysia, tepatnya negara bagian Sabah. Masalah ketertinggalan ekonomi dan lemahnya infrastruktur merupakan problematika lama di wilayah perbatasan. Padahal di wilayah perbatasan inilah gambaran dari kondisi negara pertama kali dicitrakan oleh negara tetangga. Kualitas pembangunan ekonomi dikatakan berhasil bila pemerataan berjalan sampai ke seluruh wilayah. Pembangunan ekonomi harus mengikutsertakan banyak rakyat. Dengan begitu pembangunan menemukan jalan untuk mensejahterakan rakyat. Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu jalan untuk mencapai pemerataan, hanya pada dasarnya semua harus berangkat pada keunggulan lokalitas. Nunukan memiliki sumber daya laut yang cocok untuk pembudidayaan rumput laut.

AWAL mula keberadaan rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, menurut kebanyakan petani di sana, pertama kali dibawa oleh seseorang dari Sulawesi Selatan. Peristiwa itu terjadi beberapa tahun lalu dengan tujuan untuk mencoba mengembangkan rumput laut. Niat awal seorang nelayan tersebut hanyalah coba­coba. Namun hasilnya ternyata malah berkembang pesat. Banyak warga pesisir, yang sebelumnya merupakan nelayan tangkap ikan, kemudian tertarik ikut membudidayakan rumput laut. Bahkan, kini selain menangkap ikan juga sekaligus menjadi pembudidaya rumput laut.

Contohnya Habir yang sudah 20 tahun tinggal di Nunukan, selama itu pula ia menjadi nelayan tangkap ikan. Namun sejak di Nunukan mulai gencar dilakukan budidaya rumput laut, Habir pun juga menjadi petani Contohnya Habir yang sudah 20 tahun tinggal di Nunukan, selama itu pula ia menjadi nelayan tangkap ikan. Namun sejak di Nunukan mulai gencar dilakukan budidaya rumput laut, Habir pun juga menjadi petani

Secara teori, kondisi laut di Nu­ nukan sebenarnya kurang cocok untuk tempat budidaya rumput laut. Rumput laut biasanya dibudi­ dayakan di laut dengan karakteris­

Pendampingan langsung meli- batkan berbagai unsur, Dinas Kelautan, BI, militer, PPL, LSM, profesional, dan konsultan ahli.

Kondisi Geograis Kabupaten Nunukan Letak

Lintang Utara

3 o 15'00" ­ 4 0 24'55"

Bujur Timur

Malaysia Timur ­ Sabah Timur

Selat Makassar dan Laut Sulawesi Selatan

Kabupaten Bulungan dan Malinau Barat

Malaysia Timur ­ Serawak

Luas Wilayah

Krayan

1834,74 Km2

Krayan Selatan

Lumbis Ogong

3357,01 Km2

Sembakung : 2042,66 Km2 Nunukan

564,50 Km2

Sei Menggaris

850,48 Km2

Nunukan Selatan

181,77 Km2

Sebuku : 1608,48 Km2 Tulin Onsoi : 1513,36 Km2 Sebatik

51,07 Km2

Sebatik Timur

39,17 Km2

Sebatik Tengah

47,71 Km2

Sebatik Utara

15,39 Km2

Sebatik Barat

93,27 Km2

Jumlah/Total

: 14247,50 Km2

Sumber: Statistik Kabupaten Nunukan 2012

tik air yang jernih dan arus air yang tidak terlalu kuat. Sedangkan, kondi­ si laut di Nunukan bertolak belakang dengan karakteristik idealnya. Air laut di Nunukan cenderung keruh, dan arusnya cenderung kuat.

Rumput laut yang dihasilkan di Nunukan tersebut justru memiliki karakteristik tersendiri yang unik. Budidaya rumput laut dalam awal perkembangannya baru sebatas menjadi usaha sampingan masyarakat setempat.

Dari sudut pandang ekonomi, sisi penawaran dan permintaan rumput laut dapat dipertimbangkan untuk mengetahui potensi pengembangan budidayanya. Kondisi yang dihadapi yaitu tingginya permintaan terhadap rumput laut sementara penawarannya relatif rendah. Karena itu, penawaran dari para produsen rumput laut di Indonesia belum dapat memenuhi seluruh permintaannya. Dengan kata lain, masuknya produsen baru tanpa merugikan produsen yang sudah ada masih dimungkinkan terjadi. Peluang inilah yang ditangkap oleh pembudidaya di Nunukan.

“Rumput laut lebih menjanjikan secara ekonomi!”

Limpahan rezeki rumput laut, uang saku sekolah pun bisa diperoleh dari memasang bibit rumput laut.

Rendahnya penawaran ini terutama dikarenakan kondisi area budidaya rumput laut. Tidak semua perairan di Indonesia cocok untuk ditanami rumput laut. Keberhasilan perintisan budidaya rumput laut di Nunukan lalu menjadi alasan bahwa masyarakat tidak seharusnya mudah menyerah pada kondisi yang dihadapi. Trial and error perlu dicoba terlebih dahulu, seperti yang telah dilakukan di Nunukan.

Sementara itu, permintaan rumput laut terus meningkat karena perkembangan pemanfaatan rumput laut untuk industri olahan. Rumput laut berkembang dari bahan baku untuk produksi makanan hingga produk tekstil, farmasi, bahkan pengental cat. Dalam industri farmasi, rumput laut digunakan untuk bahan baku cangkang kapsul.

Di Eropa, rumput laut bahkan digunakan untuk membuat pakaian. Rumput laut dapat menyesuaikan diri dengan suhu udara. Dalam suhu panas, rumput laut akan mencair. Dalam kondisi dingin, rumput laut bisa kering. Semakin kering rumput laut, wujudnya akan semakin keras. Karena penggunaannya yang beragam tersebut, permintaan rumput laut diharapkan dapat terus berkembang dalam jangka panjang.

Secara umum, keberhasilan budidaya rumput laut setidaknya dipe­ ngaruhi oleh lima kondisi: lahan budidaya, kejernihan air, kandungan

oksigen, kandungan garam, dan intensitas cahaya. Lahan budidaya yang dimaksud yaitu laut tempat menanam rumput laut. Dalam lahan bu­ didaya itu, kualitas arus dan ombak sangat menentukan. Ombak berada di atas per­ mukaan air, sementara arus berada di dalamnya. Laut dengan ombak yang besar belum tentu memiliki arus yang juga besar. Kondisi arus yang baik untuk menanam rumput laut secara teori min­ imal 20 cm per detik. Ombak yang baik bagi rumput laut adalah ombak yang tenang. Jika ombak besar, konstruksi

Umumnya, jenis rumput budidaya rumput laut bisa laut yang dibudidayakan hancur.

di Indonesia yaitu Kondisi di Nunukan, kondi­

si ombak relatif tenang, se­

cottoni, spinosum, dan mentara arusnya kuat. Pa­ gracilaria. Dari tiga sang surut air laut relatif lebih jenis varietas rumput banyak terjadi di Nunukan laut tersebut, euchema dibandingkan daerah lain. cottoni yang paling Selain itu, kondisi kejernih­

cocok dibudidayakan di an air laut Nunukan terbi­

lang keruh. Air yang keruh ini

Nunukan.

dapat mengurangi intensitas cahaya matahari yang ma­ dapat mengurangi intensitas cahaya matahari yang ma­

Kekurangan dari faktor demograi Nunukan justru memberikan keuntungan tersendiri bagi rumput laut hasil produksi Nunukan. Selain kondisi lingkungannya tersebut, bibit juga menentukan keberhasilan budidaya rumput laut. Bibit yang baik tentu akan menghasilkan rumput laut yang baik juga, begitu juga sebaliknya. Untuk memastikan kualitas tersebut, perawatan rumput laut menjadi hal yang penting. Secara berkala hendaknya pembudidaya membersihkan rumput lautnya dari menempelnya jamur, lumut atau lumpur. Hal ini dilakukan agar proses tumbuh dan fotosintesisnya tidak mengalami gangguan.

Umumnya, jenis rumput laut yang dibudidayakan di Indonesia yaitu cottoni, spinosum, dan gracilaria. Dari tiga jenis varietas rumput laut tersebut, euchema cottoni yang paling cocok dibudidayakan di Nunukan. Selain itu untuk harga dan permintaannya pun relatif lebih tinggi dibandingkan dua jenis lainnya.

Provinsi Kalimantan Timur termasuk salah satu penghasil rumput laut yang cukup dipandang. Kenaikan produksi rumput laut di Kalimantan Timur terjadi terutama dalam periode tahun 2005­2006. Menurut data Statistik Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Ekspor­Impor di

Rapat diwaktu malam pun tetap harus dijalankan. Rakor Gapokan (Gabungan Kelompok Perikanan), BI, PPL, IPKANI dalam mengeva- luasi permasalahan pengembangan rumput laut terkini.

Tingkat Produksi Rumput Laut di Kalimantan Timur Tahun 2011

No. Kabupaten Produksi (ton) %

2,58% 5 Kutai Timur

0,91% 7 Kutai Kartanegara

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kalimantan Timur

Indonesia yang dipublikasikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi rumput laut Kalimantan Timur tahun 2004 hanya sebesar tujuh ton. Sedangkan pada tahun 2006, produksi melonjak menjadi 1.547 ton. Bahkan produksi rumput laut tahun 2007 meningkat lebih besar lagi, yaitu menjadi 17.562 ton, meskipun setelah itu menurun ke angka 5.000­an. Tapi pada tahun 2010, produksi rumput laut kembali meningkat signiikan ke angka 40.126 ton.

Meskipun belum masuk kelompok sepuluh besar provinsi produsen rumput laut, pertumbuhan yang terjadi di Kalimantan Timur dapat dikatakan luar biasa. Tahun 2011, produksi rumput laut Kalimantan Timur sudah mengungguli Banten. Produksi Banten saat itu sebesar 55.420 ton, sementara Kalimantan Timur sudah mencapai 83.093 ton. Jika Kalimantan Timur dapat konsisten mengembangkan produksi rumput lautnya, bukan tidak mungkin provinsi tersebut dapat menjadi yang terbesar sebagai sentra produksi budidaya rumput laut di Indonesia.

Meningkatnya produksi, meningkat pula volume ekspornya. Pasar rumput laut tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri.

Hal ini dapat dipahami mengingat kegunaan rumput laut yang sangat luas

Jika Kalimantan

dalam industri pengolahan. Banyaknya

Timur dapat

lokasi budidaya di Indonesia juga dapat

konsisten

menjadi keunggulan tersendiri sebagai

mengembangkan

eksportir. Pada tahun 2010, nilai ekspor

produksi rumput

rumput laut dari Kalimantan Timur sebesar US$63.000. Sedangkan pada

lautnya, bukan

tidak mungkin

tahun berikutnya, ekspor rumput

laut dari daerah tersebut meningkat

provinsi tersebut

signiikan menjadi US$231.000. Dengan

dapat menjadi

kata lain, peningkatan nilai ekspor

yang terbesar

tersebut menjadi sebesar 265,17%.

sebagai sentra

Tingginya produksi rumput laut di

produksi

Kalimantan Timur, utamanya ber asal

budidaya rumput

dari Kabupaten Nunukan. Se belum

laut di Indonesia.

Kalimantan Utara terbentuk, Nunukan masih menjadi bagian dari Provinsi

Rumput Laut melimpah mengundang investor dari Jakarta untuk datang langsung. Ki-ka, Eddy Afrios PPL Desa Tanjung Harapan, Rangga Buwana Purchasing Manager PT. Gumindo Perkasa Industri, M. Yacub, Ketua IPKANI Kab. Nunukan.

Kalimantan Timur. Sebagai contoh, data tahun 2011 yang ditunjukkan pada tabel di atas menyatakan dengan jelas bahwa Nunukan merupakan daerah penghasil utama rumput laut di Kalimantan Timur. Dari total produksi rumput laut sebesar 138.489 ton pada tahun 2011 di provinsi tersebut, Nunukan memberikan kontribusi lebih dari 84% atau sebesar 116.731 ton. Sementara itu, di urutan kedua, yaitu Kabupaten Paser, produksinya hanya sebesar 9.019 ton atau 6,51% dari total produksi rumput laut di Kalimantan Timur.

Dibandingkan tahun­tahun sebelumnya, produksi rumput laut di Nunukan menunjukan tren peningkatan. Pada tahun 2010, produksi rumput laut Nunukan sebesar 56.542 ton. Jadi peningkatan produksi dari tahun 2010 ke 2011 lebih dari 100%. Sejalan dengan itu, luas lahan budidaya juga meningkat. Dari sebelumnya 712 Ha pada 2010, luas lahan meningkat menjadi 1.297 Ha pada tahun 2011. Sementara itu, potensi lahan yang masih dapat digarap sekitar 20.000 Ha. Jika dapat dibangun dengan serius, rumput laut di Nunukan memiliki prospek yang cerah.

Januari 2013, Basri, Bupati Nunukan, menyatakan bahwa Nunukan telah menjadi penghasil rumput laut kering terbesar di Indonesia. Pada bulan itu, produksi rumput laut Nunukan telah mencapai angka 750 ton. Angka ini meningkat tajam dibandingkan pencapaian tahun 2011. Secara rata­rata, pada tahun 2011, produksi rumput laut Nunukan sebesar 500 ton per bulan. Pada tahun itu saja Nunukan telah memberikan kontribusi 84% lebih dari total rumput laut kering yang diproduksi di Kalimantan Timur.

Keberhasilan awal budidaya rumput laut di Nunukan membuat banyak pihak terheran­heran. Daerah yang sebelumnya dianggap tidak memungkinkan justru menghasilkan komoditas yang berlimpah, bertolak belakang dengan penilaian awal. Karena itu, beberapa pihak menganggap rumput laut merupakan anugerah bagi Nunukan. Daerah tersebut seolah sudah diberkahi untuk menjadi daerah budidaya rumput laut. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan,

Suprianto, dalam gurauannya pernah mengatakan bahwa rumput laut di Nunukan mungkin dapat dijadikan salah satu keajaiban dunia.

Umumnya yang menggeluti sektor budidaya rumput laut adalah masyarakat pesisir. Namun tidak jarang, ada diantara pembudidaya yang memiliki latar belakang birokrat. Komoditas ini dianggap cukup menjanjikan dalam menopang perekonomian dan menambah penghasilan masyarakat.

Banyak kalangan petani yang semula sudah “gantung tali” kembali menggeluti usaha rumput laut karena menguatnya harga rumput laut di pasaran. Bahkan banyak juga pembudidaya baru yang bermunculan. Tentunya hal ini tidak dapat disalahkan dari keputusannya alih profesi. Rekan­rekannya yang telah lebih dahulu menggeluti usaha budidaya rumput laut dilihat lebih berhasil. Penghasilan yang diperoleh sebagai pembudidaya rumput laut ternyata lebih tinggi daripada nelayan.

Keunggulan relatif usaha budidaya rumput laut dibandingkan usaha lainnya diakui oleh banyak pihak. Sejumlah penduduk yang telah menjalani usaha budidaya rumput laut menyatakan kebanggaannya terhadap usaha barunya tersebut. Hasil usaha rumput laut secara nyata telah menambah pundi­pundi keuangan keluarga pembudidaya.

Mereka menyukai usaha barunya karena panen sudah dapat di la­

Dalam beberapa kukan minimal 45 hari setelah tahun perjalanannya, menanam. Karena itu, merogoh

budidaya rumput kocek untuk modal awal dianggap

setimpal oleh pembudidaya karena

laut telah memberi pengembaliannya dapat diperoleh manfaat nyata dengan cepat.

bagi kesejahteraan

Biasanya modal awal diperlukan

masyarakat. Hal ini untuk membeli tali, membuat dapat dilihat salah fondasi di laut lepas, dan biaya

satunya dari belanja pengikatan bibit. Secara umum,

para pembudidaya mengeluarkan

masyarakat setempat.

modal awal sekitar Rp10 juta. Dari nilai tersebut, pembudidaya dapat memasang bentangan sebanyak 100 utas tali. Jika mekanisme modal awal sekitar Rp10 juta. Dari nilai tersebut, pembudidaya dapat memasang bentangan sebanyak 100 utas tali. Jika mekanisme

10 kilogram per bentang tali. Dalam beberapa tahun perjalanannya, budidaya rumput laut telah, secara kasat mata, memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dilihat, salah satunya, dari belanja masyarakat. Konsumsi barang­barang kebutuhan sekunder, bahkan tersier, sudah semakin terpenuhi. Sepeda motor, misalnya, kendaraan ini dahulu merupakan barang yang jarang ditemui di jalan­jalan daerah Nunukan. Setelah ada budidaya rumput laut, jalan­jalan di Nunukan terlihat makin padat dengan kendaraan tersebut. Begitu juga dengan barang­barang elektronik. Laptop dan kamera digital, misalnya, bukan lagi barang yang asing bagi masyarakat Nunukan.

Tidak hanya kepala keluarga, manfaat budidaya rumput laut juga dinikmati oleh anggota keluarga lainnya seperti ibu dan anak. Mereka turut memperoleh tambahan penghasilan dari rumput laut. Sejak tahun 2008, mudah ditemui pemandangan sejumlah ibu­ibu beramai­ramai memasang bibit rumput laut. Saat itu, pemasangan satu bentang tali dihargai Rp5.000. Selain ibu­ibu, anak­anak juga dapat ikut berpartisipasi.

Dengan demikian, hal ini tentu dapat meningkatkan penghasilan keluarga. Sementara bapak­bapak bekerja di bidang lain dan anak­ anak sekolah, ibu­ibu dapat mencari penghasilan tambahan di sektor budidaya rumput laut. Bahkan anak­anak dapat ikut memasang bentang tanpa mengganggu kegiatan belajarnya. Pemasangan bentang tali itu tidak memakan banyak waktu. Sepulang sekolah, mereka dapat memasang bentang tali sesaat lalu pulang dan melakukan kegiatan belajarnya di rumah. Jadi kegiatan itu juga bisa menjadi tambahan uang saku bagi anak­anak. Bukan tidak mungkin, kebutuhan uang saku anak dapat dipenuhi sendiri melalui pekerjaan membentangkan tali budidaya rumput laut.

Budidaya rumput laut tidak hanya menguntungkan bagi pembudidaya, tetapi juga nelayan tangkap. Keberadaan budidaya itu membuat ikan­ikan berkumpul di sekitar rumput laut. Sering terjadi, ketika pembudidaya memukat rumput laut, ikan­ikan juga terangkat. Selain ikan, udang juga ikut berlindung di bawah rumput laut. Nelayan penangkap udang mengakui, sebelum ada budidaya rumput laut, mereka hanya mendapat sekitar 10­20 kg dalam sekali tangkap. Setelah ada rumput laut, udang yang diangkat bisa mencapai 30 kg.

Tapi beberapa jenis ikan dapat menjadi ancaman bagi budidaya rumput laut, misalnya ikan baronang. Selain itu, kura­kura dan penyu juga menjadi ancaman budidaya rumput laut. Karena itu, beberapa lahan budidaya rumput laut dikelilingi pukat. Ini dipasang untuk menghalangi ikan atau hewan laut lainnya yang berusaha memakan rumput laut. Selain oleh predator, rumput laut juga terancam oleh keberadaan hama parasit. Hama itu menempel di batang rumput laut sehingga menghambat pertumbuhan rumput laut. Tapi menariknya, rumput laut di Nunukan relatif tidak mudah terserang hama.

Budidaya rumput laut di Nunukan tidak banyak dipengaruhi cuaca. Hal ini karena Nunukan beriklim non zona musim, jadi hujan turun merata sepanjang tahun. Kondisi ini di satu sisi menguntungkan, tapi di sisi lain menjadi tantangan tersendiri bagi pembudidaya. Pasalnya, batas kandungan rumput laut yang sempurna agak sulit dicapai. Di Jawa atau Sulawesi, penjemuran rumput laut dapat mencapai hasil yang maksimal saat musim kemarau. Saat kemarau, penjemuran rumput laut pun dapat ditinggal tanpa takut hujan turun. Sedangkan di Nunukan, pembudidaya harus terus­menerus mengawasi rum put lautnya. Hujan dapat tiba­tiba turun di Nunukan meskipun cuaca terlihat cerah.

Air hujan juga ikut mempengaruhi kualitas rumput laut. Hujan akan mengalir ke laut, sementara air hujan tersebut merupakan air tawar. Para pembudidaya biasanya menanam rumput laut agak dalam untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Sehingga jika ada tambahan air tawar dari atas, rumput laut masih berada di bawah permukaan air.

Sambutan disampaikan Bapak Ameriza M Moesa, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur di Nunukan, Desa Mamolo Tanjung Harapan.

Hal yang juga menarik mengenai budidaya rumput laut di Nunukan adalah karakter daerahnya. Rumput laut di Nunukan dibudidayakan di lautan lepas. Di daerah lain, lokasi budidaya rumput laut diusahakan terhindar dari arus kuat. Arus yang kuat dinilai dapat merontokkan rumput laut. Tapi di Nunukan, kuatnya arus justru memberikan manfaat bagi budidaya rumput laut. Rumput laut yang dihasilkan diklaim semakin bagus saat arus kuat. Karena kondisi awal lokasi budidaya dan bibit yang digunakan sudah bagus. Kalau dari awal sudah ditanam di arus yang kuat, kondisi rumput laut akan semakin bagus. Tapi di daerah lain, kondisi lokasi dan bibit mungkin tidak sebagus di Nunukan, sehingga tidak tahan terhadap kuatnya arus air.

Kemampuan menghadapi persoalan teknis ditambah dengan kondisi alam Nunukan dalam pengembangan rumput laut, justru menimbulkan Kemampuan menghadapi persoalan teknis ditambah dengan kondisi alam Nunukan dalam pengembangan rumput laut, justru menimbulkan

Saat ini, hasil budidaya rumput laut di Nunukan sudah sampai ke tahap barang jadi. Artinya barang itu sudah dapat langsung dinikmati konsumen. Produk olahan rumput laut di Nunukan dapat ditemui dalam bentuk makanan. Produk ini dijajakan di “pintu gerbang” daerah tersebut, yaitu bandar udara dan pelabuhan. Selain itu, hasil produksi olahan rumput laut juga bisa ditemui di UKM Center di Nunukan. Rumput laut diklaim kaya akan serat sehingga sehat untuk dikonsumsi.

Pemasaran produk olahan tersebut menjadi salah satu tantangan. Selain terjual di bandara, pelabuhan, dan UKM Center, rumput laut juga seharusnya dapat dipasarkan di luar daerah. Bahkan rumput laut juga seharusnya dapat dipasarkan hingga ke luar negeri. Sejumlah pameran UKM menjadi salah satu sasaran produsen pengolahan rumput laut dari Nunukan. Begitu ada informasi akan digelarnya sebuah pameran, pengusaha produk olahan rumput laut ini segera merespon. Pameran di berbagai kota dipandang sebagai strategi efektif pemasaran merek dan produk rumput laut Nunukan.

PERAHU berjejer rapi di pinggir perairan Nunukan. Saat itu para nelayan tangkap baru saja menambatkan perahunya selepas bekerja. Ikan­ ikan lalu dibawa untuk segera diuangkan. Biasanya, ikan­ikan dijual ke negara sebelah, yaitu Malaysia. Uang hasil keringatnya bisa berbentuk rupiah ataupun ringgit.

Tapi setelah beberapa orang melakukan budidaya rumput laut, lirikan mata para nelayan terus tertuju pada pembudidaya itu. Apalagi hasil budidaya rumput laut terlihat lebih menjanjikan daripada tangkapan ikan. Mereka lalu mulai mencari tahu teknik budidaya rumput laut dan mencoba mempraktikannya.

Habir, salah satu nelayan tangkap yang beralih menjadi pembudidaya, menyatakan usaha budidaya rumput laut sangat menjanjikan. “Selama saya di Nunukan, mungkin hampir 20 tahun, pekerjaan inilah yang sangat menjanjikan bagi ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Selama di Nunukan, Habir telah mencoba berbagai bidang usaha. Dia awalnya menjalankan usaha pengupasan kepiting. Setelah itu dia beralih ke usaha penangkapan ikan. Dia biayai orang­orang untuk menangkap ikan. Tapi perkembangan usahanya dirasakan begitu­begitu saja. Hampir tidak ada kemajuan. Baru setelah ada rumput laut, Habir merasakan potensi besar dari usaha budidaya itu.

Namun hasil yang besar butuh pengorbanan besar. Habir dan rekan­ rekannya sesama pembudidaya harus menghadapi tengkulak. Mereka berhadapan dengan harga yang dikuasai tengkulak. Harga rumput laut hanya dihargai Rp5.000. Jika itu terus berlangsung, para pembudidaya bisa merugi.

Habir dan pembudidaya lain awalnya hanya mengetahui teknik budidaya rumput laut. Hal­hal lain seperti manajemen kelompok Habir dan pembudidaya lain awalnya hanya mengetahui teknik budidaya rumput laut. Hal­hal lain seperti manajemen kelompok

Padahal, jumlah pembudidaya lebih banyak dibandingkan pengepul. Hanya karena pembudidaya berjalan sendiri­sendiri, pengepul menjadi lebih berkuasa atas pembentukan harga. Ditambah lagi, pembudidaya juga tidak mendapatkan informasi yang simetris tentang harga. Jadi meskipun harga yang dibayar perusahaan pengolahan meningkat, pembudidaya tetap mendapatkan harga lama yang rendah dari pengepul.

Untuk meningkatkan produktivitas petani, adalah dengan men­ sejahterakan terlebih dahulu pembudidayanya. Agar pembudidaya

Kegiatan Bantuan Teknis dari Bank Indonesia dalam memperkuat kelembagaan

Inisiasi ini muncul

Pembudidaya Rumput Laut Nunukan rutin dilaksanakan

dari pelatihan yang

dalam tiga tahun terakhir.

diadakan selama seminggu oleh Bank Indonesia, dengan dibidani oleh petugas DKP dan penyuluh lapangan.

Perairan yang keruh, hasil panen pun perlu special treatment agar produk rumput laut tetap berkualitas tinggi.

dapat sejahtera, maka hasil produksi harus dibeli dengan harga yang menguntungkan dari sisi petani. Agar dapat ter­ kompensasikan baik dari segi waktu, biaya serta usaha yang telah dikorbankan para pe­ tani. Untuk itu agar pe tani kon­ sentrasi dalam mening katkan produksinya, pe tani diharapkan

Habir, Leader dari Desa Mamolo Tanjung Harapan Nunukan.

tidak perlu memikirkan proses pemasar­ an dan proses pasca panen.

“Mungkin ini Karena itu, muncul inisiasi agar tidak

selamanya bergantung kepada tengku­

sudah diatur

lak. Mereka lalu mendirikan Gapokan

‘Yang di atas’

bernama “Harapan Mandiri”. Inisiasi ini

bahwa nanti akan

muncul dari pelatihan yang diadakan

didatangkan

selama seminggu oleh Bank Indonesia,

seperti ini,” ujar dengan dibidani oleh petugas DKP dan

penyuluh lapangan. Pelatihan dinamika

Habir.

kelompok, baris berbaris dengan mili­ ter, outbond, dan brainstorming. Hal itu ternyata menyadarkan sebagian pembu­ didaya bahwa dengan bersatu itu lebih

baik. Dengan kekuat an bersama, mereka merasa lebih kuat mengha­ dapi para tengkulak dan permasalahan internal sendiri.

Kehadiran Gapokan lantas mem berikan daya tawar yang lebih besar bagi pembudidaya. Para pengepul tidak lagi menguasai harga. Habir dan rekan­rekannya kini bisa mendapatkan harga jual yang lebih tinggi. Habir pun diangkat menjadi Ketua Gapokan.

Tapi masalah tidak sepenuhnya selesai. Habir dan anggota Gapokan lainnya harus bisa menjaga kualitas hasil budidayanya. Ketidakcocokan

“Selama saya di Nunukan, mungkin hampir 20 tahun, pekerjaan inilah yang sangat menjanjikan untuk ekonomi masyarakat,” ujar Habir.

antara harga dengan kualitas ini menjadi salah satu kekhawatiran Habir. “Antara harga dengan kualitas ini kurang sejalan,” tutur Habir.

Habir mengakui para pembudidaya tidak berpikir jangka panjang dalam menjual hasil usahanya. Dengan kualitas yang rendah, penjualan rumput laut dari Nunukan ke depan bisa jatuh. Mereka hanya memikirkan bagaimana agar hasil budidayanya cepat terjual.

Karena itu, Habir menginginkan adanya kontrol kualitas sebelum rumput laut keluar dari Nunukan. Kontrol itu dapat menjadi Karena itu, Habir menginginkan adanya kontrol kualitas sebelum rumput laut keluar dari Nunukan. Kontrol itu dapat menjadi

Ternyata hasil jerih payah Habir tidak sia­sia. Hasil budidaya rumput laut Nunukan mendapat acungan jempol dari daerah­daerah lain. Cara kerja pembudidaya rumput laut Nunukan juga ikut mendapat apresiasi.

Menurut Habir, faktor sumber daya manusia menjadi salah satu yang dominan mempengaruhi kesuksesan budidaya rumput laut. Selain itu, kesuksesan rumput laut juga diakuinya sebagai rahmat dari Tuhan. “Mungkin ini sudah diatur ‘Yang di atas’ bahwa nanti akan didatangkan seperti ini,” ujar Habir.

Kini kesuksesan Habir juga menjadi kesuksesan pembudidaya lainnya. Usaha budidaya rumput laut di Nunukan makin menunjukkan gairahnya. Berbagai pihak juga ikut serta meningkatkan budidaya ini. Investor menanamkan modalnya, penyuluh menyampaikan ilmu dan pengetahuannya, pemerintah mengeluarkan regulasinya. Lebih jauh lagi, keberhasilan budidaya rumput laut di Nunukan juga menjadi kemajuan bagi perekonomian daerah itu secara umum.

PERHATIAN pemerintah daerah untuk pengembangan produksi rumput laut di Nunukan salah satunya adalah dengan mengalokasikan anggaran melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sambil melakukan negosiasi dengan lembaga keuangan, seperti

Kunjungan Wakil Bupati Nunukan, Hj. Asmah Gani ke tempat budidaya rumput laut.

Pembukaan Pelatih an Rumput Laut secara Integratif bekerjasama de ngan Pemkab Nunukan dibuka oleh Kepala Perwakilan BI Kaltim (2009-2012), Androecia Darwis.

perbankan untuk bantuan mo­ dal.

Langkah tersebut berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan secara tidak lang­ sung juga dapat meningkatkan pendapatan pembudidaya rum­ put laut itu sendiri.

Pemerintah Daerah Kabupa­ ten Nunukan mengharapkan semua pihak dapat bahu­mem­ bahu mengembangkan budi­ daya rumput laut, baik dari ke terampilannya, kelembagaan­ nya, hingga kualitas rumput laut­ nya.

Selain itu, pemerintah dae­ rah juga berusaha membuat iklim usaha yang kondusif bagi investasi. Para investor diharap­ kan tidak ragu menanamkan investasinya di sektor budidaya Selain itu, pemerintah dae­ rah juga berusaha membuat iklim usaha yang kondusif bagi investasi. Para investor diharap­ kan tidak ragu menanamkan investasinya di sektor budidaya

Pemerintah daerah tidak meng khu suskan target kedatangan investor dari daerah atau negara tertentu. Investor dari manapun dipersilakan datang dan berinvestasi di Nunukan, termasuk dari Malaysia.

Meskipun ada sentimen negatif dari beberapa pihak mengenai Ma­ laysia, namun pihak pemerintah daerah menyatakan hubungannya

Pemerintah daerah yakin bahwa kondisi budidaya rumput laut di Nunukan memberikan peluang besar bagi investor untuk meraup keuntungan.

Setelah 1 minggu Outbond dan Dinamika Kelompok Training, semakin menguatkan tali per­ saudaraan antar anggota kelompok perikanan.

Bupati Nunukan Drs. H. Basri menunjuk- kan peran Nunukan sebagai pintu gerbang perbatasan negara.

dengan Malaysia sejauh ini terbilang baik. Sentimen ter ­ sebut dinilai pe ­ merintah daerah ter lalu dibumbui.

Pemerintah daerah meman­ faatkan ber bagai media promosi untuk menarik investor, mulai dari mulut ke mulut hingga media elektronik. Peme rintah mengharapkan investor datang langsung ke Nunukan dan melihat sen­ diri bagaimana kondisi budidaya rumput lautnya.

Pemberian bantuan mesin press rumput laut disampaikan oleh Bapak Teguh Setiadi Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltim.

Keterlibatan

Pemerintah daerah yakin bahwa

pemerintah daerah kondisi budidaya rumput laut di

Nunukan memberikan peluang

sangat dibutuhkan,

besar bagi investor untuk meraup

khususnya dalam hal keuntungan. Sektor rumput laut ini untuk mencari investor diyakini akan benar­benar menjadi atau pembeli. Sesuai sektor unggulan Nunukan.

data Dinas Kelautan

Bagaimana pemerintah daerah

dan Perikanan menghadapi sepak terjang para

tengkulak di Nunukan? Kebijakan

Kabupaten Nunukan

Pemerintah Daerah Nunukan saat

tahun 2013, jumlah ini masih dalam taraf sekedar mem­ produksi rumput laut berikan himbauan saja.

mencapai 800 ton

Jika masyarakat menyadari

setiap bulan. bahwa tengkulak tidak lagi meng­

untungkan, tentu masya rakat de­ ngan sendirinya akan menjauhi. Tapi ma salahnya, tengkulak ma ­

Pemerintah daerah telah melakukan kerja sama dengan dua perusahaan besar (eksportir) di Jakarta yang selama ini menjadi mitra nelayan rumput laut di daerahnya.

Suprianto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan

kin ketat mengikat para pembudidaya. Tidak hanya di sisi hilir, tengkulak juga mengikat pembudi­ daya dari sisi hulu.

Artinya tengku­ lak juga melakukan pembinaan dari awal memulai usa­

ha. Permodalan di­ berikan, begitu juga alat­alat operasional budidaya. Hal inilah yang menjadi salah satu tantang an pemerintah jika ingin agar tengkulak tidak bisa mempermainkan harga.

“Saat ini belum sampai tingkat yang parah. Saya rasa masyarakat berurusan dengan tengkulak juga karena tidak ada saluran lain. Mungkin tindakan konkrit baru bisa kita ambil setelah ada infrastruktur dan kemudahan­kemudahan,” papar Bupati Nunukan, Basri.

Kawasan budidaya rumput laut terfokus pada lokasi masyarakat nelayan Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan, Kampung Nelayan

Diskusi pengembangan rumput laut di Kabupaten Nunukan. Ki-ka, Sunarso Manager Akses Keuangan dan UMKM BI Kaltim, Argo Galih Managing Redaktur Bisnis Indone- sia, Bupati Nunukan H. Basri, Yusuf Arif Konsultan Pengembang UMKM BI Kaltim.

Kelurahan Mansapa, Sedadap Kelurahan Nunukan Selatan, kawasan Pelabuhan Tunon Taka Kelurahan Nunukan Timur, dan Jalan Tanjung Kelurahan Nunukan Barat.

Tidak banyak orang tahu, sejumlah hasil penelitian mengatakan bahwa kualitas produksi rumput laut di daerah Nunukan merupakan yang terbaik di Pulau Kalimantan.

Saat ini, masyarakat pesisir di Kabupaten Nunukan telah memfokuskan untuk menjadi pembudidaya dengan menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan, seperti penjemuran karena terbukti hasilnya mampu mengangkat perekonomiannya.

Namun harga penjualannya masih relatif sangat luktuatif karena adanya permainan dari para tengkulak. Tetapi hal itu tidak pernah disesali oleh para petani rumput laut, karena hanya melalui tengkulak, hasil produksi rumput laut mereka dapat terjual.

Keterlibatan pemerintah daerah sangat dibutuhkan, khususnya dalam hal untuk mencari investor atau pembeli. Sesuai data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan tahun 2013, jumlah Keterlibatan pemerintah daerah sangat dibutuhkan, khususnya dalam hal untuk mencari investor atau pembeli. Sesuai data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan tahun 2013, jumlah

Semakin me­ ningkatnya hasil produksi dari wak­ tu ke waktu, maka pemerintah dae­ rah harus terus mencari jalan un­ tuk dapat meng­ akomodasi seluruh produksi rumput laut di daerahnya, serta menstabilkan harga dengan menjalin kerjasama dan kemitraan de­ ngan pengusaha berskala besar.

Pemerintah Kabupaten Nunukan mengikuti dengan seksama proses budidaya rumput laut. Oleh karena itu, bantuan yang diberikannya pun sesuai dengan proses budidaya tersebut. Pemerintah berusaha agar pembudidaya dapat terbantu, mulai dari pemilihan bibit hingga pasca panennya.

Dalam pembibitan, pemerintah menyediakan penangkaran. Bibit rumput laut didatangkan dari luar Nunukan. Daerah Kebun Bibit seperti dari Takalar, Sulawesi Selatan menjadi salah satu sumber bibit. Dengan banyaknya alternatif penyedia bibit dari luar, penangkar bibit dapat membandingkan kualitas antar bibit.

Setelah didatangkan, bibit ditangkarkan. Penangkar bibit dilakukan oleh masing­masing kelompok perikanan. Bibit yang telah ditangkarkan ini nantinya akan dibeli oleh para anggotanya (pembudidaya). Jadi pembudidaya tidak perlu repot mencari bibit unggul bagi calon tanamannya. Penangkar bibit juga harus dapat menjaga kualitas bibitnya agar tidak mengecewakan pembudidaya.

Dengan begitu, biaya yang dikeluarkan diharapkan menjadi lebih efisien. Bantuan untuk benih rumput laut diberikan setiap Dengan begitu, biaya yang dikeluarkan diharapkan menjadi lebih efisien. Bantuan untuk benih rumput laut diberikan setiap

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan, Suprianto, menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah me­ lakukan kerja sama dengan dua perusahaan besar (eksportir) di Jakarta yang selama ini menjadi mitra nelayan rumput laut di daerahnya.

Suprianto juga menambahkan bahwa potensi rumput laut di Kabupaten Nunukan yang produksinya sudah sangat luar biasa setiap bulannya itu, telah membuat perusahaan raksasa asal Sulawesi Selatan, Bosowa, tertarik masuk ke Nunukan.

Rumput laut sebe narnya merupakan ko moditas yang relatif mudah dibudidayakan. Bahkan cukup me naruh nya di laut, rumput laut dapat tumbuh hidup dengan sendirinya.

Akibatnya banyak masyarakat memandang remeh budidaya rumput laut. Usaha budidaya ini bahkan hanya dianggap menjadi pekerjaan

Seminar Kewirausahaan Rumput Laut oleh Ujang Koswara dari Greenlinecare (Ketua Kadin Jawa Barat).

sambilan bagi sekelompok orang. Bahkan ketika panen tiba, tidak sedikit pembudidaya yang mengabaikannya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Strategi Pemasaran;'Customer Delivered Value' Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren Dalam Membangun Kepuasan Kepuasan Nasabah

9 90 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96

Sistem Informasi Absensi Karyawan Di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung

38 158 129

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Prosedur Verifikasi Internal Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

2 110 1

Penerapan Data Mining Untuk Memprediksi Fluktuasi Harga Saham Menggunakan Metode Classification Dengan Teknik Decision Tree

20 110 145