PEMETAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KE (1)

PEMETAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK),
TINGKAT KESEMPATAN KERJA DAN TINGKAT PENGANGGURAN
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015-2020
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sistem Informasi Geografi Terapan Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan
yang di bina Oleh : Purwanto, S.Pd, M.Si

PROPOSAL

=

Disusun Oleh :
Nama
NIM
Off/Minat

: Al Istiqomah
: 130722607356
: H/ Minat 2

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
April 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia kini telah meningkatkan berbagai aspek kehidupan
penduduk. Aspek sosial misalnya, dapat ditunjukkan adanya peningkatan pendidikan
masyarakat pada umumnya, kependudukan, angka harapan hidup meningkat seiring
dengan menurunnya angka kematian bayi dan fertilitas yang cenderung menurun
terus. Sebagai akibat keberhasilannya program Keluarga Berencana dan masih
banyak lagi. Namun sejak tahun 1997, Indonesia dan juga kawasan Asia dilanda
bencana

krisis

moneter

yang


mengakibatkan

terjadinya

krisis

ekonomi.

(Pitartono,2012)
Pengalaman pada awal-awal terjadinya krisis ekonomi karena kondisi yang
tidak memungkinkan banyak pekerja dan pengusaha yang kehilangan pekerjaan. Hal
ini disebabkan karena usahanya yang semakin menciut atau bahkan gulung tikar.
Kemudian banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang harus dihadapi
oleh negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia. Jumlah penduduk yang
terus meningkat tanpa diikuti pertambahan lapangan pekerjaan selalu menjadi pemicu
menjamurnya pengangguran.
Tingginya tingkat pengangguran dalam suatu negara dapat membawa dampak
negatif terhadap perekonomian negara tersebut. Dimana, pengangguran akan menjadi

beban tersendiri, tidak hanya bagi pemerintah, namun juga berdampak terhadap
keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya. Selain itu, tingginya tingkat pengangguran
di suatu negara, dapat pula meningkatkan jumlah kriminilatias, menambah keresahan
sosial, serta meningkatkan kemiskinan di dalam suatu Negara.
Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada tahun 2013 menunjukkan
adanya perubahan yang di gambarkan dengan adanya penurunan kelompok penduduk
yang bekerja,dan peningkatan pengangguran. Jumlah angkatan kerja mencapai 16,99
juta orang berkurang sebesar 4 ribu orang dibandingkan tahun 2012. Sementara
jumlah pengangguran mengalami peningkatan sebesar 61 ribu orang jika

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

|2

dibandingkan tahun 2012. (BPS Jawa Tengah, 2013). Jika tingkat pertumbuhan
angkatan kerja lambat dan pertumbuhan lapangan kerja juga lambat, maka akan
menyebabkan masalah pengangguran di Jawa Tengah.
Perencanaan ketenagakerjaan dalam beberapa tahun kedepan penting.
Perencanaan mengenai TPAK,tingkat kesempatan kerja serta tingkat pengangguran

perlu dilakukan, karena berhubungan dengan kebijakan yang akan diambil dan
dengan mengetahui tingkat pengangguran di suatu wilayah, maka pemerintah dapat
mengambil

kebijakan

yang

akan

diterapkan

untuk

mengurani

masalah

ketenagakerjaan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana TPAK,tingkat kesempatan
kerja serta tingkat pengangguran beberapa tahun kedepan perlu adanya proyeksi

ketenagakerjaan

kedepan.

Selanjutnya

dijadikan

kebijakan

dalam

bidang

ketenagakerjaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka kali ini peneliti akan mengkaji mengenai
tingkat pengangguran di Jawa Tengah, dengan menghubungkan antara kesempatan
kerja dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Jawa Tengah pada tahun
2014. Selain itu juga memproyeksikan ketenagakerjaan di Jawa Tengah untuk
mengetahui jumlah pengangguran, TPAK dan kesempatan kerja pada tahun 20152020.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1.2.1 Bagaimanakah persebaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di
Jawa Tengah tahun 2015-2020?
1.2.2 Bagaimanakah persebaran kesempatan kerja di Jawa Tengah tahun 20152020?
1.2.3 Bagaimanakah persebaran pengangguran di Jawa Tengah tahun 2015-2020?
1.2.4 Bagaimanakah hubungan antara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK),kesemptan kerja dan tingkat pengangguran di Jawa Tengah tahun
2015-2020?

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

|3

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut,tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui persebaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di

Jawa Tengah tahun 2015-2020
1.3.2 Untuk mengetahui persebaran kesempatan kerja di Jawa Tengah tahun 20152020
1.3.3 Untuk mengetahui persebaran pengangguran di Jawa Tengah tahun 20152020
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan antara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK),kesemptan kerja dan tingkat pengangguran di Jawa Tengah tahun
2015-2020.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut, maka manfaat penelitian ini adalah:
1.4.1 Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk berlatih dalam
melakukan penelitian serta peka terhadap permasalahan-permasalahan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),kesemptan kerja dan tingkat
pengangguran di Jawa Tengah tahun 2015-2020.
1.4.2 Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),kesemptan kerja dan tingkat
pengangguran di Jawa Tengah tahun 2015-2020.
1.4.3 Bagi pemerintah, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi
mengenai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),kesemptan kerja dan
tingkat pengangguran di Jawa Tengah tahun 2015-2020
1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:
1.5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Jawa Tengah yang diketahui dari
perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja pada tahun
2015-2020

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

|4

1.5.2 Kesempatan kerja di Jawa Tengah, yang diketahui dari selisih antara jumlah
angkatan kerja dengan jumlah pengangguran di Jawa Tengah pada tahun
2015-2020
1.5.3 Tingkat pengangguran, yang diketahui dari perbandingan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah pada tahun
2015-2020

1.6 Definisi Operasional
Definisi Operasional pada penelitian ini adalah:
1.6.1 Pemetaan

Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan
dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi,
pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap
sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang
tepat. (Soekidjo,1994 dalam Sugito, 2013)
1.6.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah perbandingan antara jumlah
angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja. Yang dimaksud dengan
penduduk usia kerja adalah penduduk yang telah berusia 15-64 tahun yang
berpotensi memproduksi barang dan jasa.
1.6.3 Kesempatan kerja
Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau
orang yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang yang bekerja
semakin luas kesempatan kerja. (Esmara,1986 dalam Putu,2008)
1.6.4 Pengangguran
Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi merekabelum dapat
memperoleh pekerjaan tersebut (Sadono Sukirno, 1994).

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan

Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

|5

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pemetaan
Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan
dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan,
sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang
memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat. (Soekidjo,1994 dalam
Sugito, 2013).
Pengertian lain tentang pemetaan yaitu sebuah tahapan yang harus dilakukan
dalam pembuatan peta. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan data,
dilanjutkan dengan pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta (Juhadi
dan Liesnoor, 2001 dalam Sugito, 2013)
Jadi, dari dua definisi diatas dan disesuaikan dengan penelitian ini maka pemetaan
merupakan proses pengumpulan data untuk dijadikan sebagai langkah awal dalam
pembuatan peta, dengan menggambarkan penyebaran kondisi alamiah tertentu secara
meruang, memindahkan keadaan sesungguhnya kedalam peta dasar, yang dinyatakan

dengan penggunaan skala peta.
Proses pemetaan
Proses pemetaan yaitu tahapan yang harus dilakukandengan perancangan
sebuah peta. Menurut Intan Pernanasari (2007) dalam Sugito 2013, mengemukakan
bahwa: ada 3 tahap proses dalam pemetaan yang harus dilakukan:
a. Tahap pengumpulan data
`

Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data. Data

merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan data
sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi
tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer
atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial,
artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu
wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

|6

dikelompokkan dahulu menurut jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau
data kuantitatif.
Pengenalan sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau penentuan
dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol tersebut akan mudah dibaca dan
dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam tabel–tabel, sebelum diolah
ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat
menggunakan

simbol

batang,

lingkaran,

arsir

bertingkat

dan

sebagainya,

melakukan perhitungan-perhitungan untuk memperoleh bentuk simbol yang
sesuai.
b. Tahap penyajian data
Langkah pemetaan kedua berupa panyajian data. Tahap ini merupakan upaya
melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut
menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data
pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan
dapat tercapai.
c. Tahap pengumpulan data
Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan
keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat
digunakan/dibaca

dengan

mudah.

Peta

merupakan

alat

untuk

melakukan

komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map
maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat merancang
peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis
oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh
gambaran informasi sebenarnya dilapangan (real world).

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG)
Secara umum Sistem Informasi Geografis adalah suatu

komponen

yang

terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya
manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan,
memperbaiki,

memperbaharui, mengelola,

memanipulasi,

mengintegrasikan,

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

|7

menganalisa,

dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.

(Sugandi,2009)
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya
memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti:
lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan
SIG dari sistem informasi lainnya. Dilihat dari definisinya, SIG adalah suatu
sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang tidak dapat berdiri sendirisendiri. (Sugandi,2009)
Jadi secara umum, SIG merupakan suatu sistem komputer yang memiliki
empat kemampuan utama dalam menangani data, yakni :
a. memasukan data (Input Data).
b. mengeluarkan data / informasi.
c. Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data).
d. Analisis dan manipulasi data.
Komponen Utama
Komponen utama SIG terdiri atas :
1. Hardware
Hardware SIG teridiri dari komputer, GPS, Printer, Plotter, dan lain-lain.
Dimana

perangkat

keras

ini

berfungsi

sebagai

media

dalam

pengolahan/pengerjaan SIG. Mulai dari tahap pengambilan data hingga ke produk
akhir baik itu peta cetak, CD, danlain-lain.
2. Software
Software SIG merupakan sekumpulan program applikasi yang dapat
memudahkan

kita

dalam

melakukan

berbagai

macam

pengolahan data,

penyimpanan, editing, hingga layout, ataupun analisis keruangan.
3. Brainware
Brainware atau dalam istilah indonesia disebut sebagai sumbedaya manusia
merupakan

manusia

yang

mengoprasikan

Hardware

dan Software

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

untuk

|8

mengolah berbagai macam data keruangan (data spasial) untuk suatu tujuan
tertentu.
4. Data Spasial
Data dan Informasi spasial atau keruangan merupakan bahan dasar dalam
SIG. Data ataupun realitas di dunia/alam akandiolah menjadi suatu informasi yang
terangkum dalam suatu sistem berbasis keruangan dengan tujuan-tujuan tertentu.
Tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan SIG dengan tujuan apapun itu sangat
bergantung dari interaksi ke empat faktor ini. Jika salah satunya pincang maka
hasilnyapun tidak akan ada gunanya. (Sugandi,2009)
Data Spasial
Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari
data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi
lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh
lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi
misalnya adalah Kode Pos.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa
mempunyai beberapa

atribut

atau

properti

yang berkaitan

dengannya ;

contohnya jenis bencana, kependudukan, pendapatan per tahun,dan lain-lain.
Model Aplikasi SIG
Aplikasi SIG sudah hampir menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan,
terutama dalam bidang perencanaan pembangunan, kesehatan, pertanian, militer,
sosial budaya, hingga politik. (Sugandi,2009). Dibawah ini disajikan beberapa
contoh model aplikasi SIG saat ini:
Bidang Kebencanaan
Penggunaan teknologi SIG dalam bidang kebencanaan paling umum adalah
untuk memetakan kawasan-kawasan rawan atau beresiko bencana,

peta jalur

evakuasi, peta rencana kontigensi, dll.

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

|9

Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan juga telah menggunakan teknologi GIS dalam membantu
efektifitas pengambilan kebijakan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
ataupun dalam rangka menanggulangi wabah penyakit tertentu.

Memetakan

sebaran pusat-pusat pelayan kesehatan masyarakat (Rumah sakit, puskesmas,
hingga posyandu atau pustu), sebaran kepadatan penduduk, sebaran pemukiman
kumuh, dan lain sebagainya.
Bidang Perencanaan Pembangunan
Sektor inilah yang paling giat dalam menggunakan teknologi SIG, dimana hal
ini sangat memudahkan para perencana dalam mengelola data dan informasi yang
sedemikian

banyak

dan

berseri.

Sehingga

membantu mereka

dalam

mengefisienkan biaya, waktu dan tenaga serta memudahkan dalam mengambilk
kebijakan-kebijakan yang efektif untuk diterapkan di lingkungan atau daerah
perencanaannya. Umumnya mereka

menggunakan tenolgi sig untuk membuat

peta-peta kondisi eksisting, kemudian peta-peta kesesuaian lahan baik untuk
pertanian, penempatan fasilitas tertentu, industri, ataupun perencanaan jaringan
jalan.

2.3 Kelas Interval
Penentuan kelas Interval didahului oleh penentuan jumlah kelas yang
digunakan untuk mengelompokkan data.

Oleh karena itu, penentuan jumlah

kelasadalah satu hal yang penting dalam pemetaan. Jumlah kelas dapat ditentukan,
antaralain dengan menggunakan rumus Sturges, yaitu :
K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
K = jumlah kelas yang dicari
n = jumlah set data

(Bos E.S., 1979)

Jumlah kelas yang terlalu sedikit (kurang dari 5 kelas) akan menghasilkan

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 10

peta yang kurang mencerminkan persebaran data asli, karena banyak data yang
tergeneralisasi. Sebaliknya bila kelas terlalu banyak (lebih dari 15 kelas) maka akan
terjadi beberapa kelas yang sama sekali tidak mengandung frekuensi. (Rahman,
2011).

2.4 Pengangguran
Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika dalam kegiatan
produktif yaitu menghasilkan barang dan jasa. Angkatan kerja ini terdiri dari
golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur. Golongan yang bekerja
(employed persons) merupakan sebagian masyarakat yang sudah aktif dalam kegiatan
yang menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan sebagian masyarakat lainnya yang
tergolong siap bekerja dan mencari pekerjaan termasuk dalam golongan menganggur.
Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja
maupun mencari pekerjaan, atau bisa dikatakan sebagai bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya tidak terlibat atau tidak berusaha terlibat dalam kegiatan produksi.
Kelompok bukan angkatan kerja ini terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan
yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain yang menerima pendapatan. Pekerja
tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu usaha untuk memperoleh
penghasilan/keuntungan yang dilakukan oleh salah seorang rumah tangga atau bukan
anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji seseorang tidak memiliki pekerjaan
tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir
untuk mencari pekerjaan (Kaufman dan Hotchkiss,1999).
Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi merekabelum dapat
memperoleh pekerjaan tersebut (Sadono Sukirno, 1994). Pengangguran dapat terjadi
disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang
diminta. Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 11

tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara
aktif mencari pekerjaan tidak tergolongsebagai penganggur.
Faktor

utama

yang menimbulkan pengangguran

adalah

kekurangan

pengeluaran agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud
untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan diperoleh apabila para
pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar
permintaan, semakin besar pula barang dan jasa yang akan mereka wujudkan.
Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaaan tenaga kerja.
Dengan demikian, terdapat hubungan yang erat diantara tingkat pendapatan nasional
yang dicapai (GDP) dengan penggunaan tenga kerja yang dilakukan; semakin tinggi
pendapatan nasional (GDP), semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam
perekonomian. (Alghofari,2008).

2.5 TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)
Menurut Sadono (2004:18), angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang
terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Angkatan kerja terdiri
atas golongan yang bekerja, dan golongan yang menganggur yang sedang mencari
pekerjaan, Sedangkan yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah mereka
yang masih sekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain-lain
atau penerima pendapatan. Sedangkan, Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia
kerja.
Yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah penduduk yang telah berusia 1564 tahun yang berpotensi memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000,
Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas untuk
kategori usia kerja (lihat hasil Sensus Penduduk 1971, 1980 dan 1990). Namun sejak
Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, penduduk usia
kerja adalah yang telah berusia 15 tahun atau lebih.
TPAK merupakan ukuran tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan kerja
yang dapat memberikan gambaran yang jelas sampai seberapa jauh sebenarnya

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 12

penduduk yang termasuk usia kerja ( sepuluh tahun keatas) benar-benar aktif didalam
bekerja dan tidak aktif bekerja. Jadi TPAK perbandingan antara angkatan kerja
penduduk dalam usia kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja akan
menyebabkan semakin besarnya angkatan kerja. Untuk menghitung tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
TPAK =



� � � �

� �







%

Semakin besar tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan dampak dari
semakin besar jumlah angkatan kerja. Begitupun sebaliknya, semakin besar jumlah
penduduk yang bukan angkatan kerja (masih bersekolah dan mengurus rumah tangga)
semakin kecil jumlah angkatan kerja, yang membuat persentase TPAK juga
mengecil.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian, sehingga semakin
banyak masyarakat yang produktif, maka akan menghasilkan output yang tinggi pula
yang mempengaruhi PDB. Begitu pun pada pendapatan per kapita. meningkatnya
TPAK suatu daerah, berarti meningkat pula pendapatan perkapita dan tingkat
konsumsi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. (Rasydi,2010)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya TPAK meliputi :
a. Jumlah penduduk bersekolah dan mengurus rumah tangga hubungan antara TPAK
dan jumlah penduduk yang masih berekolah adalah semakin besar jumlah
penduduk yang bersekolah, semakin kecil junlah angkatan kerja yang berarti
semakin kecil TPAK.Tingkat umur Umur berkaitan dengan TPAK, dengan adanya
kenyataan bahwa penduduk berumur muda umumnya mempunyai tanggung jawab
yang tidak begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga dan mereka
umumnya bersekolah.
b. Tingkat upah
Kaitan antara tingkat upah TPAK adalah melalui kenyataan bahwa semakin tinggi
tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak anggota keluarga yang tertarik
masuk pasar kerja atau dengan kata lain semakin tinggi TPAK.

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 13

c. Tinggi pendidikan
Tingkat pendidikan berhubungan dengan TPAK karena semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja.

2.6 Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja secara umum diartikan sebagai suatu keadaan yang
mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut serta
aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun
keatas yang bekera atau disebut pekerja.
Menurut Esmara (1986) dalam Putu,2008, kesempatan kerja dapat diartikan
sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan,
semakin banyak orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja. Sedangkan Sagir
(1994:52) dalam Putu,2008, memberi pengertian kesempatan kerja sebagai lapangan
usaha atau kesempatan kerja yang sudah tersedia untuk bekerja akibat dari suatu
kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan
yang sudah diisi dan kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai partisipasi dalam
pembangunan.
Sukirno (2000:68) dalam Putu,2008, memberikan pengertian kesempatan kerja
sebagai suatu keadaan dimana semua pekerja yang ingin bekerja pada suatu tingkat
upah tertentu akan dengan mudah mendapat pekerjaan.Berdasarkan definisi di atas
penulis dapat menyimpulkan bahwa kesempatan kerja adalah penduduk yang berusia
produktif yang sedang memiliki pekerjaan atau tidak memiliki pekerjaan atau sedang
mencari pekerjaan.

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 14

BAB III
METODE

3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang
pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu pengukuran yang cermat terhadap fenomena
sosial tersetu. Penggunaan rancangan pendekatan ini diharapkan dapat mengetahui
variable-variabel terhadap fenomena yang akan diteliti secara mendalam. Berikut
adalah diagram alur dari penelitian ini:
Tenaga
kerja Jawa
Tengah
2014

PUK
Jawa
Tengah
2014

TPAK

Jumlah
Angkatan
kerja
Jawa
Tengah
2014

Jumlah
pengangg
uran
Jawa
Tengah
2014

Angkatan
Kerja
Jawa
Tengah
2014

Kesempatan
Kerja

Penganggu
ran Jawa
Tengah
2014

Peta
Administ
rasi Jawa
Tengah

Tingkat
Pengangguran

Pengolahan data :
Spektrum

Sistem Kelas Interval

Input data ke Arc Map

Peta Persebaran
TPAK Jawa
Tengah Skala
1: 100.000

Peta Persebaran
Kesempatan Kerja
Jawa Tengah Skala
1: 100.000

Peta Persebaran
Pengangguran Jawa
Tengah Skala
1: 100.000

Analisis Data : Hubungan antara TPAK,
Kesempatan kerja dengan Tingkat Pengangguran

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 15

3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, yang memiliki 35 Kabupaten.
No

No

1

Kabupaten
Kab Cilacap

Kabupaten

19

Kab Kudus

2

Kab Banyumas

20

Kab Jepara

3

Kab Purbalingga

21

Kab Demak

4

Kab Banjarnegara

22

Kab Semarang

5

Kab Kebumen

23

Kab Temanggung

6

Kab Purworejo

24

Kab Kendal

7

Kab Wonosobo

25

Kab Batang

8

Kab Magelang

26

Kab Pekalongan

9

Kab Boyolali

27

Kab Pemalang

10

Kab Klaten

28

Kab Tegal

11

Kab Sukoharjo

29

Kab Brebes

12

Kab Wonogiri

30

Kota Magelang

13

Kab Karanganyar

31

Kota Surakarta

14

Kab Sragen

32

Kota Salatiga

15

Kab Grobogan

33

Kota Semarang

16

Kab Blora

34

Kota Pekalongan

17

Kab Rembang

35

Kota Tegal

18

Kab Pati

Sumber: BPS Jawa Tengah

3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
3.3.1 Alat
1. Laptop
2. Software ArcGIS
3. Microsoft Office
4. Software Spectrum
5. Kertas Hvs
3.3.2 Bahan
1. Data Jumlah Angkatan Kerja Prov. Jawa Tengah tahun 2014
2. Data jumlah pengangguran Prov. Jawa Tengah tahun 2014
3. Data hasil perhitungan presentase tingkat pengangguran Prov. Jawa Tengah
tahun 2014

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 16

4. Data jumlah tenaga kerja Prov. Jawa Tengah tahun 2014
5. Data penduduk usia kerja Prov. Jawa Tengah tahun 2014
6. Data hasil perhitungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Prov.
Jawa Tengah tahun 2014
7. Data hasil perhitungan kesempatan kerja Prov. Jawa Tengah tahun 2014
8. Data hasil proyeksi TPAK,Kesempatan kerja dan tingkat pengangguran di
Jawa Tengah tahun 2015-2020

3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang
dikumpulkan berupa angka-angka yang berhubungan dengan permasalahan yang
dibahas. Misalkan, jumlah angkatan kerja, jumlah tenaga kerja, dan lain-lain.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder,yaitu data
yang diperoleh bukan dari pihak pertama melainkan dari pihak-pihak tertentu
yang terkait dengan penelitian ini. data berupa dokumentasi terkait dengan peta
Jawa Tengah serta data yang berasal dari instansi pemerintah provinsi jawa
tengah,yaitu berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi/kepustakaan, yaitu teknik
memperoleh data dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.
Teknik pengumpulan data dilakukan karena data yang di peroleh berasal dari
dokumen-dokumen yang merupakan data sekunder. Data ini diperoleh dari data BPS
Provinsi Jawa Tengah tahun 2014.
3.6 Teknik Analisis Data
Pada kerangka penelitian, analisis data merupakan pengolahan data dan
interpretasi data untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan untuk menarik suatu

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 17

kesimpulan dalam penelitian yang telah dilakukan. Analisis data yang digunakan
dalam pembuatan Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat
Kesempatan Kerja Dan Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 20152020 adalah menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
3.6.1 Rumus menghitung tingkat pengangguran adalah sebagai berikut :
�ℎ �

Tingkat Pengangguran :

�� ��

�ℎ � � � �







%

3.6.2 Rumus menghitung Tingkat Partisiapasi Angkatan Kerja:
TPAK =



� � � �

� �







%

3.6.3 Rumus menghitung Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja = Jumlah Angkatan Kerja −

(Rusli, Said. 1989)

Jumlah Pengangguran

3.6.4 Proyeksi dengan menggunakan Software Spektrum
3.6.5 Menghitung kelas interval
Dengan menggunakan rumus Sturges, yaitu :
K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
K = jumlah kelas yang dicari
n = jumlah set data

(Bos E.S., 1979)

3.6.6 Pemetaan menggunakan ArcMap
Setelah semua data diperoleh, kemudian dipetakan menggunakan ArcMap.
Setelah dipetakan maka dapat diketahui persebaran Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja Dan Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2015-2020,yang kemudian nantinya dianalisis hasil dari pemetaan
tersebut.
Hasil output peta adalah peta persebaran TTingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK), peta persebaran kesempatan kerja, serta peta tingkat pengangguran, yang
masing-masing peta memiliki skala 1: 100.000.

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 18

DATAR RUJUKAN

Pitartono,Ronny.2012.Analisis Tingkat Pengangguran Di Jawa Tengah Tahun 19972012. Semarang: Universitas Diponegoro
Alghofari,Farid.2008. Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 19802007. Semarang:Undip
Rasydi,Anwar. 2010. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (Tpak) Terhadap Kemiskinan Di Indonesia.
Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah
Zuardi, Khoirullah. 2015. Proyeksi Kesempatan Kerja Di Kota Medan Pada Tahun
2011-2015. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Rusli, Said. 1989. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES
Sugito, Nanin. 2013. Survey dan Pemetaan. Jakarta: Universitas Pendidikan Inonesia.
Rahman, Abdur. 2011. Inderaja Dan Sistim Informasi Geografis Perairan
(Gmkb604). Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Putu, Ayu. 2008. Analisis Kesempatan Kerja Sektoral Di Kabupaten Bangli dengan
Pendekatan Pertumbuhan Berbasis Ekspor. Piramida Vol V No. 1. Bali:
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
BKKBN. 2011. Aplikasi Program Specktrum. Jakarta
Badan Pusat Statistik, 2008. Jawa Tengah Dalam Angka 2014. Semarang
Sugandi.2009. Sistem Infomasi Geografis. Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas
Ilmu Pendidikan.

Pemetaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja dan
Tingkat Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2020. Istiqomah

| 19