SAFARI RAMADHAN 2015 SEBAGAI SALAH SATU

SAFARI RAMADHAN 2015 SEBAGAI SALAH SATU BENTUK MEDIA RELATIONS DEPARTEMEN CORPORATE COMMUNICATIONS PT. SRIWIJAYA AIR LAPORAN JOB TRAINING

(Diajukan untuk menempuh ujian sidang job training Ilmu Hubungan Masyarakat)

Disusun Oleh: Nadya Ariesta Komala Dewi 210110120392

UNIVERSITAS PADJAJARAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT JATINANGOR 2015

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL: “ Safari Ramadhan 2015 Sebagai Salah Satu Bentuk Media Relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air ”

NAMA:

Nadya Ariesta Komala Dewi

NPM:

PROGRAM STUDI: Hubungan Masyarakat

NAMA INSTANSI: PT. Sriwijaya Air

ALAMAT INSTANSI: Jl. Marsekal Surya Darma, M1

Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan,

Lilis Puspitasari, S.Sos., M.IKOM Agus Soedjono NIP. 19740323200312201

NIP. 1100005632

ABSTRAK

Nadya Ariesta Komala Dewi, 210110120392, Program Studi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, melakukan

penelitian dengan judul “Safari Ramadhan 2015 Sebagai Salah Satu Kegiatan

Media Relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air”. Penelitian ini dibawah bimbingan Lilis Puspitasari, S.Sos., M.IKOM sebagai dosen pembimbing dan Agus Soedjono sebagai pembimbing lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan Safari Ramadahan 2015 sebagai salah satu kegiatan media relations Departemen Corporate Communications (Dept. Corcomm) PT. Sriwijaya Air. Konsep dalam penelitian ini adalah media relations dan media gathering.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data secara observasi dan wawancara. Observasi dilakukan di Kantor Pusat PT. Sriwijaya Air selama dua bulan serta wawancara dilakukan kepada Senior Manager dan Staff Dept. Corcomm PT. Sriwijaya Air. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Safari Ramadhan 2015 adalah kegiatan media gathering yang juga sebagai salah satu kegiatan media relations, dilakukan oleh Dept. Corcomm PT. Sriwijaya Air melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam melakukan tahapan perencanaan sudah cukup baik, namun masih terdapat kekurangan seperti pada tahapan perencanaan yaitu kurangnya perencanaan untuk mengadakan hiburan pada media gathering yang dapat semakin mengakrabkan suasana. Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga sudah cukup baik, namun terdapat kekurangan yaitu ketidakhadiran beberapa BOD mengurangi keakraban yang terjalin serta informasi yang bisa didapatkan wartawan. Adapula pada tahap evaluasi yang dilakukan masih kurang baik, terdapat kekurangan yaitu media monitoring yang dilakukan masih sebatas pada media cetak, belum juga dilakukan media monitoring pada media online.

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebaiknya merencanakan kegiatan media gathering dengan lebih cermat, dengan menambahkan hiburan serta pada pelaksanaannya, mengusahakan kehadiran BOD yang lengkap agar informasi yang disampaikan dapat lebih luas, lalu melakukan media monitoring yang tidak sebatas pada media cetak.

Kata Kunci: media relations, media gathering

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb Puji serta Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa memberi

penulis nikmat dan anugrah tak terbatas. Shalawat serta salam pun penulis lantunkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita umat manusia ke zaman yang cemerlang. Alhamdulillah wa syukurillah, dengan izin Allah SWT, akhirnya laporan job training penulis dapat diselesaikan dengan baik. Meskipun jauh dari sempurna dan beribu hambatan dilalui, nikmat dan anugerah yang Allah berikan senantiasa menyelesaikan laporan job training ini.

Sebagai kata pengantar, tentunya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu penluis menyelesaikan laporan job training ini. Hal tersebut perlu dituliskan karena penulis merasa penulis bukanlah apa-apa tanpa bantuan disekitar penulis untuk membantu menyelesaikan laporan job training ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Lilis Puspitasari, S.Sos., M.IKOM selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, dukungan serta masukan kepada penulis perihal kesempurnaan dalam menyusun laporan job training.

2. Agus Soedjono, selaku Pembimbing Lapangan yang memberikan arahan , dukungan dan masukan dalam melakukan kegiatan selama job training

3. Seluruh staff Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air atas segala ilmu dan pemberian kesempatan bagi penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan job training.

4. Teman-teman penulis yang telah banyak membantu penulis dalam hal support maupun bantuan lainnya dalam penyelesaian laporan job training ini.

Demikian kata pengantar ini penulis buat. Dalam penyusunan laporan job training ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap agar laporan job training ini dapat membawa manfaat, baik bagi diri penulis sendiri, maupun bermanfaat bagi orang lain. Aamiin yaa Rabbal ‘Alamin.

Wabillahi Taufiq wal Hidayah, Wassalamualaikum Wr Wb.

Penulis

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pemberitaan Pesan Media Gathering Sriwijaya Air (2014)Error! Bookmark not defined. Tabel 2 Daftar Media Massa yang di Undang pada Media Gathering Sriwijaya Air (2015)Error! Bookmark no Tabel 3 Daftar Media yang Hadir pada Media Gathering Sriwijaya Air (2015)Error! Bookmark not defined. Tabel 4 Pemberitaan Sriwijaya di Media Massa tanggal 7 Juli 2015Error! Bookmark not defined. Tabel 5 Pemberitaan Sriwijaya Air di Media Cetak tanggal 8 Juli 2015Error! Bookmark not defined. Tabel 6 Pemberitaan Sriwijaya Air di Media Online tanggal 8 Juli 2015Error! Bookmark not defined. Tabel 7 Pemberitaan Sriwijaya AIr di Media Cetak tanggal 9 Juli 2015Error! Bookmark not defined. Tabel 8 Pemberitaan Sriwijaya Air di Media Online tanggal 9 Juli 2015Error! Bookmark not defined. Tabel 9 Pemberitaan Sriwijaya Air di Media Massa tanggal 10 Juli 2015Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Rute Penerbangan Sriwijaya Air ............................. Error! Bookmark not defined. Gambar 2 Logo Sriwijaya Air .................................................. Error! Bookmark not defined. Gambar 3 Foto Rumah Santap Kayu Air Ancol ...................... Error! Bookmark not defined. Gambar 4 Dalam Pesawat di Rumah Santap Kayu Air Ancol . Error! Bookmark not defined. Gambar 5 Keakraban Wartawan dan Manajemen Sriwijaya Air pada Buka Puasa BersamaError! Bookmark no Gambar 6 Presentasi BOD/ BC Sriwijaya Air (2015) ............. Error! Bookmark not defined. Gambar 7 Kehadiran CEO pada Media Gathering Sriwijaya Air (2015)Error! Bookmark not defined. Gambar 8 Contoh Berita PT. Sriwijaya Air dari Media Online Okezone.com 2015Error! Bookmark not defined. Gambar 9 Contoh Berita PT. Sriwijaya Air dari Media Online (Merdeka.com) 2015Error! Bookmark not defined. Gambar 10 Contoh Berita PT. Sriwijaya Air dari Media Cetak (Bisnis Indonesia) 2015Error! Bookmark not d Gambar 11 Contoh Berita PT. Sriwijaya Air dari Media Cetak (Sinar Harapan) 2015Error! Bookmark not defin

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Dokumentasi Kegiatan Job Training .................................... Error! Bookmark not defined. 2. Absensi Kegiatan Dan Pelaksanaan Job Training ................ Error! Bookmark not defined. 3. Surat Pengantar Job Training dari Fakultas ......................... Error! Bookmark not defined. 4. Surat Pengesahaan Lulus Job Training dari Sriwijaya Air .. Error! Bookmark not defined. 5. Surat Keterangan Penilaian .................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Hal ini juga bisa terlihat dari data IATA (International Air Transport Association ) yang memperkirakan jumlah penumpang udara di Indonesia tahun 2014 mencapai 86 juta penumpang (domestik dan internasional) dan akan naik menembus angka 270 juta penumpang pada 2034, atau dalam 20 tahun ke depan naik 200 persen atau 3 kali lipat. Menteri Perindustrian RI pun memberikan pernyataan bahwa diperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada tahun 2020, bahkan akan menjadi 5 besar dunia pada

2034. 1 (www.bisnis.liputan6.com, diakses 11 Juli 2015). Pertumbuhan industri penerbangan Indonesia ini tidak terlepas dari

perkembangan maskapai penerbangan yang ada. Salah satu maskapai yang mengalami perkembangan yang bagus adalah Sriwijaya Air. Perusahaan penerbangan, Sriwijaya Air, berhasil meraih delapan penghargaan dalam Penganugerahan Pelayanan Prima pada Sektor Transportasi Tahun 2014 dari

1 Nurmayanti, Industri Penerbangan RI akan Tumbuh Paling Cepat di Dunia, diakses dari http://bisnis.liputan6.com/ pada tanggal 11 Juli 2015, pukul 15.15

Kementerian Perhubungan, pada dua kategori yaitu Prima Madya dan Prima Pratama. 2 (www.koran-jakarta.com, diakses 11 Juli 2015).

Sriwijaya Air adalah salah satu maskapai terbesar di Indonesia yang menerbangkan lebih dari 800.000 penumpang setiap bulannya. Merambah 43 destinasi termasuk tiga negara di tingkat regional dan daerah-daerah tujuan wisata populer lainnya di seluruh Indonesia. Sriwijaya Air berkonsentrasi pada bisnis penerbangan penumpang dan layanan pengiriman barang, dengan jangkauan nasional maupun regional.

Sejak berdiri pada 10 November 2003, Sriwijaya air berhasil mencapai target-target yang dikemas dalam misi dan visinya, seperti: mengedepankan layanan berkualitas, menjadi maskapai penerbangan yang mampu bersaing secara nasional maupun regional, siap berekspansi bisnis pada level dunia, mengadopsi tekonologi terkini dan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien, mengundang turis domestik dan internasional ke berbagai destinasi, serta untung secara bisnis.

Dengan moto Sriwijaya Air adalah menjadikan semua pihak rekan saat terbang. Sriwijaya pun membawa terbang pelanggan-pelanggannya dengan kebanggaan serta reputasi tinggi yang terimplementasi dalam layanan berkualitas dalam proses pra-penerbangan, di dalam pesawat maupun paska-penerbangan.

2 _____________, Sriwijaya Air Raih 8 Penghargaan, diakses dari http://www.koran-jakarta.com/ ,

pada tanggal 11 Juli 2015 pukul 15.20

Peningkatan kualitas yang diberikan oleh Sriwijaya Air diantaranya adalah peningkatan OTP (On Time Performance), peningkatan jumlah armada pesawat dan peningkatan dalam penambahan rute penerbangan. Berkenaan dengan peningkatan kualitas yang diberikan oleh Sriwijaya Air tersebut, Senior Manager Departemen Sriwijaya Air, mengatakan sebagai berikut:

Pada tahun 2015 ini, Sriwijaya Air mencapai peningkatan OTP sebesar 85% dan NAM Air sebesar 94%. Kinerja ini sangat membanggakan karena terjadi kenaikan sekitar 2-3% dari tahun sebelumnya. Tahun 2015 ini juga Sriwijaya

Air menambahkan pesawat baru yaitu 2 Boeing 737-900 ER. Pesawatnya datang 10 Agustus 2015 nanti. Biasanya kalau ada penambahan armada,

dilanjutkan penambahan rute penerbangan. Tapi belum tau, rute mana yang 3 akan ditambah. Kemungkinan pembukaan lagi PKU-CGK ”

Hal-hal tersebut tentunya merupakan berita positif bagi para pengguna jasa penerbangan, dan perlu untuk diberitahukan kepada mereka. Oleh karena itu, pihak Sriwijaya Air melalui Departemen Corporate Communication berusaha agar dapat memberitakan dengan baik tentang peningkatan PT. Sriwijaya Air kepada para penumpangnya melalui media massa, seperti media cetak, media elektronik dan media online. Untuk memberitakan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan hubungan langsung dengan para media massa, diantaranya dengan melakukan kegiatan media gathering oleh Departemen Corporate Communications.

Departemen Corporate Communications adalah Departemen dalam struktur organisasi Sriwijaya Air yang berperan sebagai Public Relations. Departemen ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu internal communication, promotion dan media relation. Departemen Corporate Communications memiliki tugas dan wewenang terhadap media relations. Tugas dan wewenang tersebut adalah menjalin hubungan yang baik dengan media massa, sebagai media informasi dan komunikasi perusahaan. Berkenaan dengan media relations, Senior Manager Departemen Corporate Communications mengatakan bahwa “Menjalin hubungan baik dengan media massa yang dilakukan oleh Departemen Corporate Communications dilakukan dalam berbagai cara, seperti membuat press release untuk disebarkan kepada media massa, mengadakan media visit, serta

mengadakan media gathering. 4 ” Diantara cara-cara yang dilakukan ini, yang paling menarik dan dapat berhubungan langsung dengan media adalah media

gathering. Media Gathering adalah bentuk media relations yang dilakukan Sriwijaya Air, khususnya Departemen Corporarte Communications, yang ditunjukkan rekan-rekan media massa dilakukan secara spesial. Media gathering ini dilakukan hanya sekali dalam setahun dan dalam suasana informal serta eksklusif. Pada media gathering ini, manajemen Sriwijaya Air dan para jurnalis dapat saling mengakrabkan diri . Tidak adanya sekat antara manajemen dan jurnalis saat acara ini menjadikan acara ini sebuah momen penting bagi kedua belah pihak. Media Gathering ini memberikan kesempatan kepada manajemen Sriwijaya Air untuik gathering. Media Gathering adalah bentuk media relations yang dilakukan Sriwijaya Air, khususnya Departemen Corporarte Communications, yang ditunjukkan rekan-rekan media massa dilakukan secara spesial. Media gathering ini dilakukan hanya sekali dalam setahun dan dalam suasana informal serta eksklusif. Pada media gathering ini, manajemen Sriwijaya Air dan para jurnalis dapat saling mengakrabkan diri . Tidak adanya sekat antara manajemen dan jurnalis saat acara ini menjadikan acara ini sebuah momen penting bagi kedua belah pihak. Media Gathering ini memberikan kesempatan kepada manajemen Sriwijaya Air untuik

Kegiatan media gathering yang dilakukan oleh Sriwijaya Air sebagai salah satu bentuk media relations, sejalan dengan konsep media relations dari Frank Jefkins. Pengertian media relations menurut Frank Jefkins adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan (Jefkins, 2000 : 98). Jefkins menjelaskan mengenai target media relations adalah pencapaian publikasi atau penyiaran maksimal atas informasi organisasi.

Kegiatan media gathering yang dilakukan secara spesial oleh Departemen corporate communication Sriwijaya Air ini merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji bagi penulis. Penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen corporate communication PT. Sriwijaya Air melalui berbagai tahapan proses PR sebagai masalah yang difokuskan dalam laporan pelaksanaan job training ini.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses perencanaan Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air

b. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air

c. Untuk mengetahui proses evaluasi Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air

1.3 Kegunaan Penelitian

1.3.1 Kegunaan Teoritis

Penulisan laporan ini nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk ilmu komunikasi khususnya untuk kajian Public Relations, dan aktivitas Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air

1.3.2 Kegunaan Praktis

Penulisan laporan ini nantinya diharapkan dapat membantu memberi masukan kepada pihak Corporate Communication yang melaksanakan aktivitas Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air agar dapat lebih meningkatkan kualitas dari program yang dilaksanakan.

1.4 Metode Pendekatan Penulisan

Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan metode studi deskriptif. Menurut Nazir (1988 : 54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Pemilihan metode deskriptif dalam penelitian ini juga karena penulis ingin menggambarkan kegiatan Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations yang telah berlangsung di PT. Sriwijaya Air oleh Departemen Corporate Communications .

1.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Observasi yang dilakukan secara langsung kepada seluruh staff Corporate Communication PT. Sriwijaya Air

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2000 : 186) Wawancara mendalam dilakukan terhadap seluruh yang terlibat pada permasalahan yang diteliti. Apabila individu yang terlibat cukup banyak maka dapat diambil perwakilan dari tiap pihak dengan landasan yang logis. Wawancara bersifat semi terstruktur (menggunakan pedoman wawancara namun pada proses pelaksanaan, pertanyaan dapat dikembangkan sesuai latar wawancara). Penulis melakukan kegiatan wawancara antara lain dengan Agus Soedjono (Senior Manager Departemen Corporate Communication) dan Adi Willy (Head of Internal yang merangkap untuk sermentara juga sebagai Head of Media relations)

c. Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. (Nazir, 1988 : 111) Penulis mempelajari, meneliti serta menyeleksi buku catatan maupun pustaka yang berhubungan dengan penulisan laporan yang dilakukan oleh penulis, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh dasar-dasar teoritis penulisan. Objek pustaka yang menjadi bahan penulisan antara lain Company Profile, dan arsip-arsip milik Departemen Corporate Communication PT. Sriwijaya Air.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : PT. Sriwijaya Air Jl. Marsekal Surya Darma, M1 - Tangerang Waktu :

6 Juli 2015 – 31 Agustus 2015 Senin-Jumat, Pukul 08.00 – 17.00 WIB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Public Relations

2.1.1 Definisi Public Relations

Istilah “Public” secara universal berarti sekelompok orang yangmempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal.

Istilah“relations” dalam bahasa Indonesia berarti “hubungan-hubungan” dalam arti menyangkut banyak hubungan.

Definisi Public Relations dari Howard Bonham adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik secara lebih baik, sehingga dapat memperdalamkepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu organisasi / badan. Definisi menurut Frank Jefkins, Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Dalam buku Dasar-Dasar Public Relations, Menurut Rumanti (2005:7-8) Public Relations adalah kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatanya melalui empat tahap, yaitu:

a) penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan sebagainya; a) penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan sebagainya;

c) pelaksanaan yang tepat;

d) evaluasi, auditoran setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.

Definisi Public Relations menurut International Public Relations Association (IPRA) (dalam Rumanti 2005: 11), PR merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

2.2.2 Tugas Public Relations

Menurut Maria Rumanti (2002 : 39) lima pokok tugas Public Relations adalah:

a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan

c. Memperbaiki citra organisasi

d. Tanggung jawab sosial dimana Public Relations merupakan instrument untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.

e. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus Yaitu komunikasi timbal balik dalam fungsinya komunikasi itu sentral.

2.1.3 Fungsi Pablic Relations

Menurut Cutlip Center (dalam Kusumastuti 2004: 23), fungsi Public Relations meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi

b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.

c. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum

d. Membina hubungan secara harmonis antar organisasi dan publik , baik internalmaupun eksternal

2.1.4 Ruang Lingkup Publik Relations

Menurut Cutlip Center (dalam Morrisan 2008: 12-13), ruang lingkup pekerjaan Public Relations dapat dibagi menjadi enam bagian pekerjaan yaitu :

a. Publisitas

berita mengenai seseorang,organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain publisitas adalahupaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa. Publisitasbidang khususan Public Relations yang disebut dengan mediarelations. Media relations mengkhususkan khalayaknya pada wartawan (pers) danmedia massa pada umumnya.

b. Pemasaran, dalam prakteknya bagian pemasaran meliputi antara lainmelakukan auditoran, mendesain produk, mengemas produk (packaging),menentukan harga (pricing), melakukan promosi dan distribusi produk. Tujuanpemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan (customer)dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan.Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa bagi produknyadan karenanya pemasaran membutuhkan fungsi Public Relations untukmelaksanakan hal ini karna biasanya orang Public Relations lebih mengertibagaimana menulis untuk media massa. Pemasaran melahirkan bidang kekhususan yang disebut dengan marketing relations (disebut juga marketingcommunications) dan b. Pemasaran, dalam prakteknya bagian pemasaran meliputi antara lainmelakukan auditoran, mendesain produk, mengemas produk (packaging),menentukan harga (pricing), melakukan promosi dan distribusi produk. Tujuanpemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan (customer)dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan.Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa bagi produknyadan karenanya pemasaran membutuhkan fungsi Public Relations untukmelaksanakan hal ini karna biasanya orang Public Relations lebih mengertibagaimana menulis untuk media massa. Pemasaran melahirkan bidang kekhususan yang disebut dengan marketing relations (disebut juga marketingcommunications) dan

c. Public affairs ialah bidang khusus Public Relations yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal agardapat mempengaruhi kebijakan publik.

d. Manajemen isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untukmelihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat dalam upaya organisasi atau perusahaan untuk memberikan tanggapan atau responyang sebaik-baiknya.Manajemen isu melahirkan bidang khusus yaitu riset Public Relations yangbertujuan untuk mengetahui pandangan dan opini khalayak terhadap organisasiuntuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak terhadap produk atau jasa yangdihasilkan perusahaan.

e. Lobi adalah bidang khusus Public Relations yang membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya untuk tujuan mempengaruhiperaaturan dan perundang-undangan.

f. Hubungan investor adalah bidang khusus dari Public Relations korporat yang membangun danmempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemegang sahamdan pihak lainya dalam masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.

2.1.5 Kegiatan Public Relations

Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk publiknya. Berdasarkan jenis publiknya kegiatan Public Relations terbagi menjadi dua yaitu :

1) Eksternal Public Relations

Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya.

Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.

Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external Public Relations meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion leader, memelihara hubungan baik dengan publik dan para Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external Public Relations meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion leader, memelihara hubungan baik dengan publik dan para

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan external Public Relations seperti :

o Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan pimpinan perusahaan dalam menggerakkan pegawainya

dan menerapkan metodenya o Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutama

kegiatan yang mendapat sorotan atau kritikan publik o Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur

dan objektif agar publik tetap memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan

o Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki formasi staf ke arah yang efektif

o Mengadakan penyelidikan atau auditoran tentang kebutuhan, kepentingan dan selera publik akan barang-barang yang dihasilkan

perusahaan. Kegiatan Eksternal Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing dan lain sebagainya

Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan. Dengan begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara organisasi/ perusahaan dengan publik eksternalnya, sehingga dapat menimbulkan citra baik atas perusahaan dimata publiknya.

Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officer , yaitu:

a. Hubungan dengan komunitas (community relations)

Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan disekitar perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai tanda terima kasih perusahaan kepada komunitas. Dengan begitu menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya sekedar mengambil keuntungan dari mereka, melainkan ikut peduli dan mau berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang merupakan milik bersama. Hubungan dengan komunitas ini seringkali diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility.

b. Hubungan dengan pelanggan (costumer relations)

Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan perusahaan itu sendiri. Costumer relations dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain plant tour, iklan, film, pameran, publisitas, brosur, danspecial events.

c. Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)

Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk hubungan melalui kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering).

d. Hubungan dengan pemerintah (government relations)

Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan- kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum.

2) Internal Public Relations

Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya

Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak- pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar.

Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officers, yaitu

a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)

Seorang PR harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki (sense of Seorang PR harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki (sense of

b. Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)

Seorang PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang saham, serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam organisasi/perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap perusahaan.

2.2 Media relations

2.2.1 Definisi Media relations

Media relations atau yang awalnya lebih populer dengan istilah press relations merujuk pada relasi suatu organisasi dengan media cetak sehingga cenderung memiliki cakupan arti yang lebih terbatas. Dari limitasi ini kemudian berkembang menjadi media relations yang mencakup berbagai jenis dan karekteristik media. Dari yang bersifat cetak, elektronik, bahkan interaktif-maya (cyber) dengan kehadiran PR on-line via internet.

Dalam konteks Indonesia, istilah media relations mulai memasyarakat. Pada berbagai organisasi formal, terutama yang beraktivitas dalam dunia bisnis, Dalam konteks Indonesia, istilah media relations mulai memasyarakat. Pada berbagai organisasi formal, terutama yang beraktivitas dalam dunia bisnis,

Menurut Frank Jefkins (1995: 98) “fungsi media relations atau press relations adalah menyiarkan atau mempublikasikan seluas-luasnya informasi PR guna menciptakan pengetahuan dan memberi pengertian bagi publiknya.”

Sementara itu, menurut Yosal Iriantara (2005:32) “media relation merupakan bagian dari public relation eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan public untuk mencapai tujuan organisasi. ”

Pentingnya media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari “kekuatan” media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada

banyak khalayak, namun lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya

memengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur, memobilisasi, dsb. Dari sinilah media memiliki potensi strategis untuk memberi pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat, dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar Lembaga.

memiliki

fungsi mendidik,

Institusi melakukan hubungan dengan media karena:

 Media memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk berbicara

dengan publik, sehingga publik dapat mengetahui aktivitas institusi.

 Media dapat membantu institusi dalam menosialisasikan kebijakan kepada masyarakat luas.  Media dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif institusi di mata publik.  Media dapat digunakan sebagai alat promosi institusi.

 Institusi dapat lebih dikenal (menjadi terkenal) di mata publik jika diberitakan oleh media.

Namun demikian bukan berarti media relations officer melihat media massa sebagai alat. Keberadaan alat hanyalah ketika ia dibutuhkan, padahal bagi lembaga, media adalah mitra kerja. Demikian pula bagi media, lembaga adalah sumber informasi berita yang tidak pernah kering untuk dieksplorasi. Dengan kata lain, ada simbiosis mutualisme yang terbangun di antara keduanya. MRO dapat menjalankan tugasnya karena ada media, sementara media pun memperoleh informasi yang diperlukan karena ada MRO yang memasok kebutuhan informasi tersebut (Iriantara, 2005).

2.2.2 Membina Hubungan dengan Pers

Menurut Frank Jefkins (1995: 94-95) terdapat beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan dengan pers:

a. By servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerja sama dan hubungan timbal balik.

b. By establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya.

c. By suuppliying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.

d. By cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan bahan informasi.

e. By providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.

f. By building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara personal dengan media.Hal ini mendasari keterbukaan dan saling menghormati profesi masing-masing.

2.2.3 Bentuk Program Media relations

Program media relations yang dapat dilakukan oleh lembaga meliputi dua jenis kegiatan utama, yaitu kegiatan penulisan dan nonpenulisan.

1) Kegiatan Penulisan dalam Media relations  Penulisan Press Release, yaitu informasi tertulis yang dikeluarkan oleh

suatu lembaga atau organisasi untuk dipublikasikan di media massa. Dengan pemuatan siaran pers, lembaga memperoleh publisitas sehubungan dengan event yang diselenggaran atau isu yang diangkat.

 Penulisan Feature, yaitu penulisan karangan khas/tuturan/berita kisah yang diperoleh dari hasil reportase sendiri atau interpretasi data yang sudah tersedia. Publikasi kadang tidak cukup hanya disampaikan dalam bentuk  Penulisan Feature, yaitu penulisan karangan khas/tuturan/berita kisah yang diperoleh dari hasil reportase sendiri atau interpretasi data yang sudah tersedia. Publikasi kadang tidak cukup hanya disampaikan dalam bentuk

 Penulisan Artikel, yaitu mengirim segala bentuk tulisan di media massa,

baik opini, esai, kolom dll yang isinya sesuai dengan misi lembaga.  Penulisan Advertorial (pariwara), yaitu penulisan iklan tentang lembaga atau aktivitasnya dalam bentuk seperti berita. Biasanya organisasi yang

ingin advertorialnya dimuat membeli space (halaman/durasi) dengan sejumlah nominal tertentu.

 Penulisan Surat Pembaca, yaitu kegiatan untuk menginformasikan segala sesuatu lewat forum pembaca yang disediakan ruangnya oleh media cetak, baik informasi itu berasal dari inisiatif lembaga, ataupun sebagai umpan balik (jawaban) bagi publik yang menulis tentang lembaga, aktivitas, atau misi lembaga kita. Jawaban surat pembaca yang baik ditulis dengan kalimat-kalimat simpatik dan tidak emosional.

 Penulisan Annual Report, yaitu penulisan laporan tahunan tentang aktivitas lembaga yang penting diketahui oleh stakeholder lembaga.

Pengiriman laporan tahunan ke media lebih ditujuakn sebagai upaya membangun kepercayaan, pertanggungjawaban, dan relasi dengan media. Tidak ditujukan untuk dimuat. Jika ditujukan untuk pemuatan, diperlukan resume/ringkasan dalam bentuk press release.

2) Kegiatan Nonpenulisan

 Media Gathering, yaitu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog, dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh penyelenggara,

sedangkan sasaran pertemuan itu adalah pemuatan informasi di media massa dengan perantara wartawan yang diundang.

 Press Briefing/jumpa pers rutin. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-infor-masi mengenai kegiatan Lembaga kepada pers, juga diadakan tanggapan atau pertanyaan wartawan. Berdanya dengan Media Gathering, press briefing dilakukan secara rutin, bahkan dilakukan untuk hal-hal kecil, sepanjang memiliki nilai berita.

 Special Event, yang menyelenggrakan kegaiatn khusus yang melibatkan media, misalnya menjadi sponsor lomba penulisan jurnalistik, menyelengngarakan pertandingan olahraga antarwartawan, dsb.

 Wawancara, yaitu bertemuanya wartawan dan narasumber dari suatu lembaga untuk menggali informasi atau mengklarifikasi berbagai

persoalan, baik menyangkut organisasi, misi, maupun aktivitas kelembagaan

 Kunjungan ke Kantor Pers, yaitu melakukan kunjungan ke kantor media dengan tujuan untuk menjalin hubungan kerjasama, mengetahui seluk- berluk kerja media, atau untuk menginformasikan segala sesuatu tentang organisasi, isu yang kita angkat, dan aktivitas yang telah/akan kita lakukan.

 Undangan Peliputan, yaitu mengundang wartawan untuk melakukan reportase/meliput acara yang kita selenggarakan. Wartawan diharapkan  Undangan Peliputan, yaitu mengundang wartawan untuk melakukan reportase/meliput acara yang kita selenggarakan. Wartawan diharapkan

 Press Luncheon, yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa/wartawan, sehingga pada kesempatan ini pihak

pers bisa bertemu dengan top manajemen lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan/lembaga tersebut.

 Press Tour, yaitu meng-ajak kalangan wartawan berkunjung ke suatu lokasi, baik yang berada di lingkungannya, maupun ke tempat atau lokasi

yang memiliki kaitan dengan kiprah lembaga tersebut, misalnya desa binaan Lembaga dsb (Iwan Awaluddin 2011, diakses 10 Oktober 2015)

2.2.4 Tahapan Media relations

Tahapan-tahapan dalam proses Media relations yang mencakup:

1. Perencanaan

2. Implementasi (Pelaksanaan)

3. Evaluasi

2.3 Media Gathering

2.3.1 Pengertian Media Gathering

Media gathering adalah istilah baru konperensi pers dalam dunia pers. Dan istilah baru ini sekarang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam usaha mengumpulkan pihak media. Menurut media relations RCTI, kegiatan media gathering adalah suatu kegiatan press relations, yang menggabungkan konsep press conference dengan press receptions, dalam hal ini disiapkan juga suatu segmen acara penghargaan kepada beberapa wartawan karena telah banyak membantu perusahaan dalam mempromosikan suatu tayangan dan liputan kegiatan.

Media Gathering merupakan pertemuan pers secara informal, khususnya hubungan (good relationship) antara pihak praktisi Public Relations dan wartawan media massa dalam suatu acara sosial keagamaan dan aktivitas olahraga. Bentuk kontak ini lebih menekankan pendekatan pribadi ke pribadi (personal to personal approach) sebagai upaya lebih dekat mengenal satu sama lain (Ruslan 2007).

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan, media gathering merupakan salah satu upaya untuk melakukan pengenalan lebih dekat terhadap wartawan secara personal. Pendekatan ini dilakukan dengan maksud menciptakan keakraban, saling pengertian, saling mengenal, saling mendukung dan saling menghormati profesi satu sama lin sebagai mitra kerja yang positif. Acara media gathering ini sangat disukai kalangan pers ditengah kepentan kerja rutin sehari- hari.

Media Gathering atau Press Gathering adalah suatu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog, dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh

PR, sedangkan sasaran pertemuan itu diharapkan dapat dimuat media massa dari wartawan yang di undang.

2.3.2 Tujuan Media Gathering

Menurut Iriantara (2003:135) Tujuan Konferensi Pres atau Media gathering antara lain:

1. Menyebarkan informasi positif kepada publik (masyarakat luas) tentang perusahaan, seperti penandatangan kerjasama, ekspor perdana, pergantian direksi, publik ekspose (go public-nya perusahaan dan lainnya)

2. Menetralisir atau membantah berita yang tidak benar atau negatif tentang perusahaan, manajemen, karyawan, produk/jasa dan lainnya.

3. Meningkatkan image (citra) yang dapat menunjang pemasaran dan penjualan suatu produk/jasa seperti perkenalan produk baru, ekspansi ekspor, produksi, prestasi perusahaan (masuk 10 besar pembayar pajak) dan lainnya.

4. Membina hubungan secara langsung dengan pers. Sementara itu, Frank Jefkins menjelaskan, syarat – syarat yang perlu

diperhatikan dalam penyelenggaraan Konferensi Pers atau Media Gathering adalah:

1. Tujuan, harus ada alasan mengapa acara tersebut diadakan.

2. Tanggal pelaksanaan, memilih tanggal yang tepat

3. Tempat penyelenggaran, memilih tempat yang menarik agar peserta tertarik dan bersemangat menghadirinya.

4. Daftar tamu, mengidentifikasi siapa pihak – pihak yang di undang, mengecek dan mengecek ulang datang tidaknya undangan melalui telepon.

5. Undangan, undangan tidak ditujukan pada nama suatu lembaga pers, tetapi langsung kepada wartawannya (hal ini terjadi di Inggris, tetapi di Indonesia sebaiknya kepada lembaga pers itu sendiri-pen).

6. Identitas tamu, jika diperlukan membuatkan tanda pengenal bagi undangan yang hadir.

7. Paket pers, menyediakan segala informasi yang akan disampaikan dalam bentuk paket.

8. Katering/konsumsi, jenisnya jangan membuat para undangan repot untuk memakannya.

9. Kenang-kenangan, bila yang dibicarakan tentang produk baru, maka para undangan diberi sampelnya.

10. Pengelolaan acara, acara harus dimulai tepat pada waktunya. Adapun ada hal-hal khusus yang penting dan harus diperhatikan dalam

menyelenggarakan kegiatan media gathering atau press gathering, hal- hal tersebut antara lain adalah :

1. Siapkan acara dengan matang dan terencana.

2. Tentukan waktu, harus disesuaikan dengan waktu kerja wartawan yang sangat padat.

3. Tentukan media yang diundang, dalam hal ini bisa wartawan media partner.

4. Siapakan press release

5. Siapkan hiburan

6. Siapkan penghargaan kepada beberapa wartawan yang telah banyak membantu perusahaan dalam hal peliputan kegiatan dan promosi suatu produk (Iriantara 1995)

2.3.3 Manfaat Media Gathering

Manfaat melaksanakan Media Gathering di bagi menjadi 2 yaitu :

1) Bagi Public Relations  Meningkatkan citra perusahaan

 Hubungan baik  Pemberitaan gratis  Menumbuhkan kepercayan pers terhadap perusahaan  Menjadi “kepanjangan” mata dan pikiran

2) Bagi Pers  Refreshing

 Hubungan baik  Memahami rencana kerja perusahaan  Memperoleh informasi yang lengkap (Erni Purnawati 2010, diakses 30

2.4 Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu program termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak pelaksanaannya. Melalui evaluasi, PR akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan suatu program, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya dilakukan (Silih Agung Wasesa 2006). Salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan adalah media monitoring.

2.5 Media Monitoring

Michaelson dan Griffin. 2005, dalam tesisnya “A New Model for Media Content Analysis ”, Institute for Public Relations, tujuan aktivitas media monitoring adalah menemukenali (to dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to detter ). Monitoring dilakukan secara terus menerus dengan cara merekam/mencatat temuan secara terstruktur. Motif sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian, apakah menyangkut subjek, alasan kejadian, sumberdaya apa saja yang berkaitan, kebijakan hingga kemungkinan dampak yang timbul.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0