244085335 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAH DENGAN MOTIVASI KERJA DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL SEBAGAI V

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAH DENGAN MOTIVASI KERJA DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada SKPD Pemerintah Daerah Kota Padang)

Oleh :

SILMILIAN 2008/02168

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda Periode Maret 2013

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAH DENGAN MOTIVASI KERJA DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada SKPD Pemerintah Daerah Kota Padang)

Silmilian

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email: lian_silmi@yahoo.co.id

ABSTRACT

Managerial performance is one factor that can be used to improve organizational effectiveness. In order for these objectives to be achieved effectively it is necessary to pay attention to participation in budgeting and greater motivation and internal locus of control in relation to decisions related to the budget. This study aimed to examine the effect of participation in budget preparation on managerial performance of government apparatus with motivation and internal locus of control as a moderating

variable. The population in this study was Unit (SKPD)Padang. This study used total sampling techniques sampling. Testing this hypothesis, the author used primary data that collected by spreading the questionnaire. Data were analyzed, using Moderated Regresion Analyisis (MRA). The

result of statistical test provided that: one hypothesis (H 1 ) was accepted and two hypotheses (H 2 ,

H 3 ) were rejected. It is recommended that the government apparatus further enhance closer cooperation in the preparation of the budget. For further research, preferably using data collection method by field surveys and interviews to assess the extent of influence between variables and are advised to consider the use of motivation and internal locus of control variable as variables moderate the relationship of participation in budget preparation on managerial performance of government apparatus.

Keywords: managerial performance of government apparatus, participation in budget preparation, motivation, and internal locus of control.

ABSTRAK

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif maka perlu memperhatikan partisipasi dalam penyusunan anggaran serta adanya motivasi kerja yang tinggi dan internal locus of control dalam hubungan keputusan yang berkaitan dengan anggaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur pemeritah dengan motivasi kerja dan internal locus of control sebagai variabel moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Padang. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling . Untuk menguji hipotesis ini penulis menggunakan data primer dengan cara menyebar kuesioner. Setelah data dianalisis, yang

menggunakan analisis Moderated Regresion Analyisis (MRA) ditemukan satu hipotesis diterima dan dua hipotesis ditolak. Untuk itu disarankan agar aparatur pemerintah lebih meningkatkan kerjasama yang lebih erat dalam penyusunan anggaran. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan metode pengumpulan data dengan cara survei lapangan dan wawancara untuk menilai sejauhmana pengaruh antar variabel serta disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan variabel motivasi kerja dan internal locus of control sebagai variabel yang memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah.

Kata kunci: kinerja manajerial aparatur pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran,

I. PENDAHULUAN

supervises, pengaturan staf, negosiasi dan Organisasi pemerintah daerah merupakan

representasi (Mahoney et al, 1963 dalam lembaga yang menjalankan roda pemerintah

Sumarno, 2005). Sistem pengukuran kinerja yang sumber legitimasinya berasal dari

diharapkan dapat mempengaruhi hasil kerja dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang

pemimpin organisasi yang dalam hal ini adalah diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara

kinerja manajerial. Seseorang yang memegang pemerintah harus diimbangi dengan kinerja yang

diharapkan mampu baik, sehingga pelayanan dapat ditingkatkan

posisi

manajerial

menghasilkan suatu kinerja manajerial yang secara efektif dan menyentuh pada masyarakat.

tinggi.

Hal ini semakin diperkuat dengan adanya Salah satu alat yang digunakan pemberlakuan sistem desentralisasi pada tata

manajemen dalam melakukan perencanaan dan pemerintahan dalam era otonomi daerah.

pengendalian jangka pendek dalam organisasi Kebijakan otonomi daerah pada dasarnya

Anggaran merupakan diarahkan untuk mendorong peningkatan

adalah

anggaran.

pernyataan mengenai estimasi kinerja yang kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan

hendak dicapai selama periode waktu tertentu pelayanan kepada masyarakat secara lebih efektif

yang dinyatakan dalam ukuran finansial, dan efisien. Kedekatan organisasi pemerintah

sedangkan penganggaran adalah proses atau pada level daerah diharapkan lebih mampu

metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. menerima aspirasi riil masyarakat tentang

Penganggaran dalam organisasi sektor publik pelayanan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu,

merupakan tahapan yang cukup rumit dan diharapkan ada input yang diperoleh dalam

mengandung nuansa politik yang tinggi. rangka perencanaan pembangunan sehingga

Mardiasmo (2002:61), tidak ada kesenjangan antara perencanaan

Menurut

penganggaran sektor publik terkait dengan proses pembangunan yang dilaksanakan pemerintah

penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap baik program dan anggaran dengan kebutuhan

program dan aktivitas dalam satuan moneter. riil masyarakat. Dan menurut Indra (2006:163), sistem

Menurut Indra (2006) kinerja adalah penganggaran berfungsi sebagai alat untuk gambaran pencapaian pelaksanaan

mengalokasikan sumber daya dalam bentuk kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam

suatu

barang dan jasa yang ada ke dalam masyarakat. mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

Pada organisasi sektor publik, anggaran dapat organisasi. Secara umum, kinerja merupakan

digunakan untuk menilai kinerja para pimpinan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam

anggaran mampu periode tertentu. Ukuran kinerja suatu organisasi

SKPD,

sehingga

mempengaruhi perilaku dan kinerja manajerial. sangat penting, guna evaluasi dan perencanaan

Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya masa depan. Beberapa jenis informasi yang

dan menentukan bidang-bidang masalah dalam digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam

organisasi dengan membandingkan hasil kinerja rangka menjamin bahwa pekerjaan yang

manajerial yang telah di anggarkan secara dilakukan telah dilakukan secara efektif dan

periodik.

efisien. Dengan demikian mengukur kinerja tidak Agar suatu anggaran tepat sasaran dan hanya informasi finansial tetapi juga informasi

sesuai dengan tujuan maka diperlukan kerjasama nonfinansial.

yang baik antara bawahan dan atasan dalam Kinerja manajerial adalah kecakapan

Karena proses manajer atau pemimpin suatu organisasi dalam

penyusunan

anggaran.

penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial

penting dan kompleks, adanya kemungkinan antara lain perencanaan, investigasi, koordinaasi,

akan menimbulkan dampak fungsional dan akan menimbulkan dampak fungsional dan

keterlibatan manajer atau individu suatu mencegah dampak disfungsional anggaran

organisasi dalam proses penyusunan anggaran tersebut, kontribusi terbesar dari kegiatan

tidak dapat dipisahkan dari sikap terhadap situasi penganggaran terjadi jika semua pihak

kerja dan perilaku individu khususnya manajer diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam

atau pemimpin yang ditampilkan melalui sikap penyusunan anggaran. Partisipasi adalah suatu

dan keyakinan di dalam visi mereka dalam proses pengambilan keputusan bersama oleh dua

organisasi.

bagian atau lebih dimana keputusan tersebut Motivasi menurut Robbins (2007) adalah akan memiliki dampak masa depan. Partisipasi

proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara

laku manusia berdasarkan pengetahuan apa yang pihak eksekutif yaitu pemerintah daerah,

membuat orang bergerak. Salah satu fungsi legislatif yaitu DPRD, dan masyarakat bekerja

anggaran adalah sebagai alat untuk memotivasi sama dalam pembuatan anggaran. Namun dalam

para pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada

atau mencapai tujuan. Dan dalam konteks partisipasi yang dilakukan oleh pemerintah

partisipasi penyusunan anggaran sebagai suatu daerah dan pengaruhnya terhadap kinerja

mekanisme dalam pertukaran informasi, dapat manajerial aparatur pemerintah itu sendiri.

memungkinkan karyawan dan pimpinan untuk Masalah-masalah yang berkaitan dengan

memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan

pekerjaan mereka. Sehingga hal itu akan sangat kinerja

membantu para karyawan dan pimpinan yang merupakan masalah yang banyak diperdebatkan,

memiliki motivasi tinggi untuk memperbaiki bukti empiris memberikan hasil yang bervariasi

kinerja, sebaliknya karyawan dan pimpinan yang dan tidak konsisten. Dalam beberapa kasus pada

memiliki motivasi yang kurang tidak akan organisasi pemerintah menunjukkan hasil

memperbaiki kinerja mereka. penelitian terdapat pengaruh positif dan

Selain motivasi kerja, Locus Of Control signifikan mengenai partisipasi penyusunan

diduga dapat menjadi variabel pemoderasi di anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur

dalam penelitian ini dikarenakan pada dasarnya pemerintah, sebagai contoh Brownell (1982),

kinerja seorang manajerial ditentukan oleh Indriantoro (1993) dalam Sumarno (2005), dan

kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari Arifah (2007) dalam Septi (2010) yang

dalam individu yang disebut dengan faktor menemukan bahwa terdapat hubungan positif

individual dan kondisi yang berasal dari luar dan signifikan antara partisipasi dalam

individu yang disebut faktor situasional. Dan di penyusunan anggaran dan kinerja aparatur

dalam salah satu faktor individual tersebut pemerintah. Sedangkan Kenis (1979) dalam

terdapat locus of control (Alter 1992 dalam Reza Sumarno (2005) menemukan bahwa partisipasi

2008). Locus of control adalah keyakinan bahwa penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara

seorang individu dapat atau tidak dapat signifikan terhadap kinerja manajerial.

mengendalikan kejadian yang mempengaruhi Ketidakkonsistenan hasil penelitian antar

mereka. Locus of control di bagi menjadi dua peneliti ditengahi dengan digunakannya teori

yaitu eksternal locus of control dan internal kontingensi. Faktor kontingensi yang akan

locus of control . Dalam internal locus of control , digunakan adalah motivasi kerja dan internal

individu meyakini bahwa mereka memegang locus of control. Kedua faktor tersebut diukur

kendali atas peristiwa-peristiwa atau segala mampu berperan sebagai variabel moderating

sesuatu yang terjadi pada mereka. Seseorang dalam hubungan antara partisipasi penyusunan

dengan internal locus of control akan menjadi dengan internal locus of control akan menjadi

II. LANDASAN TEORITIS DAN

dia butuhkan. Dengan kemampuannya sendiri dia

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

dapat membuat keputusan dan bertanggung

A. Kajian Teori

jawab atas keputusan tersebut, apakah itu baik

1. Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah

atau buruk. Dalam hal yang berkaitan dengan Kinerja adalah gambaran pencapaian tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

kegiatan/ program/ yang dapat meningkatkan keefektivan hubungan

pelaksanaan

suatu

kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, antara partisipasi penyusunan anggaran dan

tujuan, misi dan visi organisasi. Dalam situasi kinerja

partisipatif, seseorang akan meningkatkan kinerja kontingensi, maka penulis tertarik untuk fokus

bila berada pada posisi yang lebih tinggi (Milani, pada variabel moderating yang hanya akan

1975 dalam Mila, 2005). Menurut Mahoney et memberikan pengaruh dalam hal memperkuat

al, 1963 dalam Sumarno, 2005, kinerja hubungan antara

manajerial adalah kecakapan manajer atau anggaran dan kinerja manajerial, untuk itu

partisipasi

penyusunan

pemimpin suatu organisasi dalam melaksanakan penulis memilih untuk mengobservasi internal

kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaan, locus of control saja tanpa mempertimbangkan

investigasi, koordinaasi, supervises, pengaturan eksternal locus of control karena menurut

staf, negosiasi dan representasi. Kinerja sektor penelitian-penelitian sebelumnya, internal locus

publik bersifat multidimensional, sehingga tidak of control lah yang dapat memperkuat hubungan

ada indikator tunggal yang dapat digunakan antara kedua variabel tersebut.

untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Penelitian ini akan memodifikasi dan

Berbeda dengan sektor swasta, karena sifat menindak lanjuti penelitian Septi (2010) dengan

output yang dihasilkan sektor publik lebih menambahkan internal locus of control sebagai

banyak bersifat intangible output , maka ukuran variabel moderating . Penelitian ini akan menguji

finansial saja tidak cukup untuk mengukur pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran

kinerja sektor publik. Oleh karena itu perlu terhadap kinerja manajerial dengan motivasi

dikembangkan ukuran kinerja nonfinansial

kerja dan internal locus of control sebagai

(Mardiasmo, 2009).

variabel moderating. Sehingga penelitian ini Menurut Indra (2006) indikator pengukuran

akan diberi judul “Pengaruh Partisipasi

kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif

Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja

yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu

Manajerial Aparatur Pemerintah dengan

sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, 5 Motivasi Kerja dan Internal Locus of Control komponen yang ada di dalam indikator

sebagai Variabel Moderating ”.

pengukuran kinerja dalam hal ini kinerja pimpinan dalam pelaksanaan program di SKPD,

Tujuan Penelitian

yaitu:

Untuk mengetahui bukti secara empiris

1. Masukan ( inputs ) adalah segala sesuatu yang mengenai:

dibutuhkan agar palaksanaan kegiatan dapat

1. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran berjalan untuk menghasilkan keluaran. terhadap kinerja manajerial.

2. Keluaran ( outputs ) adalah sesuatu yang

2. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran diharapkan langsung dicapai dari suatu terhadap kinerja manajerial dengan motivasi

kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau kerja sebagai variabel moderating.

nonfisik.

3. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran

3. Hasil ( outcomes ) adalah segala sesuatu yang terhadap kinerja manajerial dengan internal

berfungsinya keluaran locus of control sebagai variabel moderating.

mencerminkan mencerminkan

kinerja yang baik (efektif, efisien dan

4. Manfaat ( benefit ) adalah sesuatu yang terkait

ekonomi).

dengan tujuan akhir dari pelaksanaan

pelaksanaan dan kegiatan.

Penyusunan,

pertanggungjawaban anggaran daerah harus

5. Dampak ( impacts ) adalah pengaruh yang dilakukan berdasarkan prinsip transparansi ditimbulkan baik positif maupun negatif

dengan memberikan akses yang seluas-luaasnya terhadap

kepada masyarakat untuk memperoleh informasi berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

yang berkaitan dengan anggaran pendapatan dan Menurut Mardiasmo (2009), value for

belanja daerah (APBD).

money (ekonomis, efisien, dan efektifitas) merupakan inti pengukuran kinerja pada

2. Partisisipasi Penyusunan Anggaran

organisasi pemerintah. Untuk lebih jelasnya, Anggaran merupakan kata benda, yaitu Dedi (2008:22) mengemukakan ekonomi,

hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas efisiensi dan efektifitas sebagai berikut:

perencanaan, yang menunjukkan suatu proses,

1. Economy (Spending Less ) sejak dari tahap persiapan yang diperlukan, Ekonomi umumnya mengacu pada kegiatan

penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data yang bersumber dari kegiatan pengadaan

dan informasi yang perlu dan akhirnya tahap sumber daya dalam jumlah dan mutu yang

pengawasan (Adisaputro, 2003). Anggaran tepat, pada waktu yang tepat dengan biaya

memiliki fungsi yang sama dengan tujuan serendah mungkin.

organisasi

yaitu

sebagai perencanaan,

2. Efficiency (Spending Well )

sebagai fungsi Indikator efisiensi menggambarkan hubungan

pengkoordinasian

dan

pengendalian. Untuk itu anggaran dapat antara masukan sumber daya oleh suatu unit

mengontrol aktivitas unit kerja organisasi sesuai kerja seperti staf, upah, biaya administrasi

dengan apa yang dianggarakan. dengan pelayanan.

Menurut Freeman (2003) dalam Dedi

3. Effectiveness (Spending Wisely) (2008), anggaran adalah sebuah proses yang Efektivitas merupakan hubungan antara

dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk

mengalokasikan sumber daya yang dimiliki pada dikatakan bahwa pengertian efektivitas

outcomes dengan outputs. Dapat juga

kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas ( the mengarah pada hubungan antara output

process of allocating resources to unlimited dengan tujuan yang ditetapkan. Efektivitas

demands ). Anthony dan Govindarajan (2005) dapat diartikan pula sebagai keberhasilan

mengemukakan bahwa anggaran merupakan alat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

penting untuk perencanaan dan pengendalian sebelumnya.

jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Mardiasmo (2009), pengukuran kinerja

Dengan adanya gambaran kondisi satu unit sebagai sarana untuk dapat memenuhi tuntutan

kerja organisasi, manajemen dapat memikirkan dan akuntabilitas publik, maka diperlukan

langkah apa yang hendak dilakukannya dalam adanya paradigma baru dalam manajemen

menyusun anggaran agar terwujud visi dan misi keuangan daerah, sebagai berikut:

organisasi.Menurut Dedi (2008:43), subproses

1) Anggaran pendapatan dan belanja daerah dalam penyusunan anggaran pendapatan dan (APBD) harus berorientasi pada kepentingan

belanja daerah (APBD) sebagai berikut: dan kesejahteraan publik.

1) Penyusunan kebijakan umum APBD.

2) Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) merupakan dana publik yang

Proses penyusunan kebijakan umum APBD organisasi dalam mencapai tujuan dan kerjasama merupakan bagian yang tidak terpisahkan

untuk menentukan satu rencana. Partisipasi dari proses perencanaan.

anggaran sektor publik menunjukkan pada

2) Penyusunan prioritas dan plafon anggaran luasnya partisipasi bagi aparat pemerintah daerah sementara.

dalam memahami anggaran yang diusulkan oleh PPAS merupakan dokumen yang berisi

pengaruh pusat seluruh program kerja yang akan dijalankan

anggaran mereka. tiap urusan pada tahun anggaran, dimana

pertanggungjawaban

Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi program kerja tersebut diberi prioritas sesuai

ketika antara pihak eksekutif, legislatif, dan dengan visi, misi, dan strategi pemda.

masyarakat bekerja sama dalam pembuatan

3) Penyiapan surat edaran kepala daerah tentang anggaran. Anggaran dibuat oleh kepala daerah pedoman penyusunan RKA SKPD.

melalui usulan dari unit-unit kerja yang Surat edaran tentang pedoman penyusunan

disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan RKA SKPD merupakan dokumen yang

kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama- sangat penting bagi SKPD sebelum

sama DPRD menetapkan anggaran yang dibuat menyusun RKA.

sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku.

4) Penyusunan rencana kerja dan anggaran Proses anggaran daerah disusun berdasarkan SKPD.

pendekatan kinerja dalam Permendagri memuat RKA SKPD adalah dokumen perencanaan

Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dan penganggaran yang berisi rencana

dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif pendapatan, rencana belanja program dan

bersama-sama unit organisasi perangkat daerah kegiatan SKPD, serta rencana pembiayaan

(unit kerja).

sebagai dasar penyusunan APBD. Dengan adanya partisipasi anggaran

5) Penyiapan rancangan peraturan daerah diharapkan kinerja para aparatur pemerintah APBD.

dapat meningkat. Hal ini didasarkan pada Dokumen sumber utama dalam penyiapan

pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar Raperda APBD adalah RKA SKPD.

yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka

6) Evaluasi rancangan peraturan daerah APBD. para pimpinan organisasi pemerintahan akan Kepala daerah menyampaikan Raperda

bersungguh-sungguh dalam tujuan atau standar tentang APBD yang telah disetujui bersama

yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung DPRD dan rancangan peraturan Kepala

jawab pribadi untuk mencapainya karena ikut daerah tentang penjabaran APBD kepada

serta terlibat dalam penyusunannya (Milani, Gubernur untuk dievaluasi.

1997 dalam Darlis 2002).

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua atau lebih yang

3. Motivasi Kerja

mempunyai dampak masa depan bagi pihak yang Motivasi menurut Winardi (2004:1) membuat keputusan tersebut, Mulyadi (2001)

berasal dari bahasa latin, yakni movere yang dalam Nanda (2010). Partisipasi pimpinan dalam

berarti “menggerakkan” ( to move ). Selanjutnya proses penyusunan anggaran merupakan proses

Winardi (2001:1) mengungkapkan motivasi dimana pimpinan dinilai kinerjanya, serta

adalah hasil dari sejumlah proses yang bersifat keterlibatan pimpinan dalam mengkondisikan

internal atau eksternal bagi seorang individu, anggotanya.

yang menyebabakan timbulnya sikap entusiasme Dapat disimpulkan bahwa partisipasi

dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan penyusunan anggaran sebagai suatu proses dalam

tertentu.

organisasi yang melibatkan para anggota

4. Kebutuhan perasaan untuk maju dan tidak diartikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan

Menurut Robbins (1996:198) motivasi

gagal.

tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan

5. Kebutuhan ikut serta.

organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan

6. Tersedianya prasarana, iklim organisasi atau untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

iklim kerja atau suasana kerja yang baik, Sedangkan Hasibuan (2006:143) dalam Sri

adanya kesempatan untuk promosi dan (2009) mengartikan motivasi adalah pemberian

penempatan, pembinaan dari fungsi daya penggerak yang menciptakan gairah kerja

pimpinan.

seseorang agar mereka mau bekerja sama, Kemudian ditambahkan lagi oleh Poter dan bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala

Miles dalam Wahjosumidjo (1994:193) di mana daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Dari

faktor utama yang mempengaruhi motivasi beberapa teori tersebut di atas, maka dapat

adalah:

disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan

1. Ciri-ciri pribadi seseorang. pendorong semangat seseorang untuk mau

2. Tingkat dan jenis pekerjaan. melakukan

3. Lingkungan kerja.

kemampuan yang ada pada dirinya guna Wahjosamidjo (1998:44) mengemukakan pencapaian tujuan dari organisasi yang

bahwa tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

dapat dilihat dari indikator-indikator di bawah Dari definisi di atas dapat dilihat motivasi

ini:

dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri

halnya dengan pribadi seseorang, ditandai dengan timbulnya

1. Ketekunan,

sama

kesungguhan dalam bekerja bahwa setiap perasaan yang mengarah tingkah laku dan

individu dalam bekerja hendaknya dapat adanya reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

melaksanakan tugas dan tanggungjawab Menurut Danim (2004:14) banyak faktor

dengan baik.

yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang di

2. Kegairahan kerja, adalah kemauan dan antaranya iklim kerja, kepemimpinan, insentif

kesenangan yang mendalam terhadap dan persaingan positif. Beberapa faktor yang

pekerjaan. Kegairahan kerja dapat dirasakan mempengaruhi motivasi kerja menurut Danim

apabila didukung oleh kondisi-kondisi kerja (2004:15), yaitu:

yang menyenangkan.

1. Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh

3. Semangat kerja, adalah sikap individu dan seorang pemimpin dalam memberikan arahan

kelompok terhadap situasi pekerjaan dan dan dorongan kepada bawahannya.

kerelaan bekerjasama.

4. Disiplin kerja, suatu kepatuhan terhadap pegawai tersebut dalam bekerja.

2. Sikap kerja pegawai yang terlihat dari cara

aturan-aturan, norma-norma, hukum, tata

3. Iklim kerja atau suasana kerja yang ada

tertib, dan lainnya.

dalam sebuah organisasi.

adalah kesanggupan Sedangkan menurut Mc. Clellend dalam

5. Tanggungjawab,

karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya Hasibuan (2001:99) dalam Sri (2009) bahwa ada

dengan baik dan tepat waktu. beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembentukan motivasi seseorang, yaitu:

4. Internal Locus Of Control

1. Adanya kesempatan untuk berprestasi Menurut Robbins (2007:136) tempat tinggi.

kendali ( locus of control ) adalah suatu sifat

2. Perasaan diterima oleh orang lain di kepribadian yang mengukur derajat sampai lingkungan kerja.

seberapa yakin bahwa mereka mampu

3. Kebutuhan perasaan dihormati. mengendalikan nasib mereka sendiri. Locus of 3. Kebutuhan perasaan dihormati. mengendalikan nasib mereka sendiri. Locus of

menampakkan keyakinan yang lebih besar kejadian yang mempengaruhi mereka.

mereka untuk Dalam hal pembelajaran sosial, Rotter

terhadap

kemampuan

mempengaruhi lingkungan, lebih mampu dalam (1966) dalam Nanda (2010) menyatakan bahwa

menghadapi situasi yang penuh tekanan, lebih individu menerima kekuatan yang berbeda pada

banyak mengandalkan cara pemberian pengaruh beberapa kondisi . Sifat-sifat locus of control

yang terbuka dan supportif, menekankan strategi terdiri dari: organisasi yang lebih beresiko dan inovatif serta

a) Bersifat internal, di mana orang-orang menghasilkan kinerja kelompok dan organisasi berpendapat bahwa mereka mengendalikan

yang lebih tinggi daripada yang dilakukan nasib mereka sendiri.

pimpinan yang berorientasi eksternal (Anderson,

b) Bersifat eksternal, di mana orang-orang

1997 dalam Nanda, 2010).

Menurut Robbins (2007), elemen yang dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar.

yakin bahwa

kehidupan

mereka

dapat dijadikan indikator untuk internal locus of Hyatt dan Prawitt (2001) telah memberikan

control adalah sebagai berikut : beberapa bukti bahwa internal locus of control 1) Kepercayaan diri

berhubungan dengan peningkatan kinerja. Jika karyawan tidak percaya pada kemampuan Internal locus of control memiliki tingkatan yang

dirinya sendiri maka karyawan tersebut lebih tinggi dibanding eksternal locus of control memiliki external locus of control , dan

dalam sebuah lingkungan organisasi dalam sebaliknya jika karyawan percaya akan memberikan kinerja yang lebih memuaskan.

kemampuan diri sendiri maka karyawan Dalam internal locus of control , individu

tersebut memiliki internal locus of control.

meyakini bahwa mereka memegang kendali atas

2) Usaha/kerja keras

peristiwa-peristiwa atau segala sesuatu yang Jika karyawan tidak bekerja dengan sekuat terjadi pada mereka. Fisher (1996) menyatakan

tenaga, maka karyawan tersebut memiliki bahwa internal locus of control ditentukan

external locus of control , dan jika mereka dengan pandangan peristiwa baik atau buruk

bekerja dengan sekuat tenaga maka karyawan yang terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang,

tersebut memiliki internal locus of control. oleh karena itu terjadinya suatu peristiwa berada

3) Kepercayaan akan adanya takdir dalam kendali seseorang.

Jika karyawan memiliki kepercyaan akan Dengan

adanya takdir yang menentukan dan

aktivitasnya, maka tingkat keyakinan yang lebih kuat. Seseorang

mempunyai internal locus of control memiliki

mengiringi setiap

karyawan tersebut memiliki external locus of

control , dan jika mereka tidak memiliki lebih aktif dan mampu memilih informasi yang

dengan internal locus of control akan menjadi

kepercayaan bahwa takdir dapat menentukan dia butuhkan. Dengan kemampuannya sendiri dia semua aktivitasnya maka karyawan tersebut

dapat membuat keputusan dan bertanggung memiliki internal locus of control. jawab atas keputusan tersebut, apakah itu baik atau buruk. Individu dengan internal locus of

B. Pengembangan Hipotesis

control yang tinggi, memiliki pengendalian diri

1. Hubungan

Partisipasi Penyusunan

yang lebih baik, cenderung lebih menunjukkan

Anggaran dan Kinerja Manajerial

perilaku politik,

Aparatur Pemerintah.

kemungkinan untuk mencoba mempengaruhi Penyusunan anggaran dimaksudkan bukan orang lain dibandingkan dengan individu dengan

hanya untuk menyajikan informasi mengenai external locus of control.

rencana keuangan yang berisi tentang biaya- rencana keuangan yang berisi tentang biaya-

untuk

pusat

2. Hubungan Motivasi Kerja , Partisipasi

pertanggungjawaban di dalam suatu organisasi

Penyusunan Anggaran dan Kinerja

bisnis, tetapi juga merupakan suatu alat

Manajerial Aparatur Pemerintah.

pengendalian, komunikasi dan evaluasi kerja, Teori cognitive dissonance dikemukakan Kenis (1979) dalam Dian (2006). Partisipasi

oleh Festinger (1957) dalam Zitri (2004) dalam penyusunan anggaran

menyatakan bahwa karyawan yang memiliki keterlibatan antara atasan dan bawahan dalam

merupakan

motivasi lebih baik (tinggi) akan memperbaiki menentukan proses penggunaan sumber daya

kesalahan atau rasa kekhawatiran psikologinya pada kegiatan dan operasi perusahaan (Eker,

jika kinerjanya rendah (di bawah tingkat 2007 dalam Arisha, 2011).

pengharapan). Untuk mengurangi kekhawatiran Menurut Brownell (1982) dalam Nanda

tersebut, mereka mencoba secara sukarela 2010, partisipasi penyusunan anggaran adalah

dengan memperbaiki kinerja mereka. tingkat keterlibatan dan pengaruh seseorang

Penelitian Dian (2006), menjelaskan dalam proses penyusunan anggaran. Adanya

bahwa motivasi seseorang berbeda-beda. partisipasi anggaran, akan meningkatkan

Motivasi yang berbeda mencerminkan kinerja tanggungjawab serta kinerja dari atasan level

yang berbeda. Motivasi eksternal secara umum bawah dan menengah. Bawahan dapat

berkinerja lebih baik ketika pengendalian menyampaikan ide-ide kreatif yang dimilikinya

dipaksakan atas mereka. Menurut Amstrong kepada pimpinan/atasan, yang mana ide tersebut

(1990) dalam Nanda (2010), partisipasi adalah mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan

keterlibatan pemimpin dan pekerja secara organisasi. Dari adanya keikutsertaaan para

bersama-sama dalam membuat keputusan karyawan dalam penentuan anggaran, maka akan

mengenai hal-hal yang menyangkut kepentingan didapatkan keputusan yang lebih realistis

bersama.

sehingga tercipta kesesuaian tujuan oganisasi Sehingga dalam konteks partisipasi yang lebih besar (Nor dalam Octavia, 2009).

penyusunan anggaran sebagai suatu mekanisme Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

pertukaran informasi dalam proses kerja sama menduga bahwa dengan adanya partisipasi

tersebut, dapat memungkinkan karyawan dan penyusunan anggaran, kinerja manajerial

pimpinan untuk memperoleh pengertian yang khususnya pada organisasi publik akan

lebih jelas tentang pekerjaan mereka masing- meningkat karena komunikasi antara bawahan

masing, di mana hal itu akan sangat membantu dengan atasan dalam membuat keputusan

para karyawan dan pimpinan yang memiliki bersama menimbulkan motivasi dalam bekerja.

motivasi tinggi untuk memperbaiki kinerja, Serta dengan adanya partisipasi tersebut, para

sebaliknya karyawan dan pimpinan yang manajer publik akan memiliki komitmen yang

memiliki motivasi yang kurang tidak akan lebih untuk bertanggungjawab atas setiap

memperbaiki kinerja mereka. Karyawan dan keputusan yang telah ditetapkan secara

pimpinan yang memiliki motivasi yang rendah partisipatif. Sehingga manajer publik akan

kurang menyukai memperbaiki kinerja mereka termotivasi untuk meningkatkan kinerja. Maka

melalui partisipasi penyusunan anggaran. diusulkan hipotesis sebagai berikut:

Dalam meningkatkan kinerja manajerial

H 1 : Partisipasi

Penyusunan

Anggaran

aparatur pemerintah dan pengaruhnya terhadap

berpengaruh signifikan positif terhadap

partisipasi penyusunan anggaran tersebut akan

lebih diperkuat oleh motivasi. Berdasarkan

Pemerintah.

penjelasan di atas, maka diusulkan hipotesis sebagai berikut:

H 2 : Partisipasi Penyusunan Anggaran Pemerintah, pengaruh tersebut akan berpengaruh

signifikan

positif

semakin kuat ketika Locus Of Control

terhadap Kinerja Manajerial Aparatur

bersifat Internal.

Pemerintah, pengaruh tersebut akan semakin kuat ketika Motivasi Kerja

Kerangka Pemikiran

tinggi.

Kerangka konseptual dimaksud sebagai

3. Hubungan Internal Locus Of Control, konsep untuk menjelaskan, mengungkapkan dan

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan

menunjukan keterkaitan antar variabel yang akan

Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah.

diteliti yaitu pengaruh partisipasi penyusunan Locus of control juga diidentifikasi

anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur sebagai faktor penguat dalam hubungan antara

pemerintah dengan motivasi kerja dan internal partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan

locus of control sebagai variabel moderating. kinerja manajerial. Partisipasi dalam penyusunan

Partisipasi anggaran melibatkan semua pihak anggaran dihubungkan dengan sumber control

dalam proses karena pada saat muncul, partisipasi dalam

yang

berkepentingan

penyusunannya, sehingga mereka termotivasi penyusunan anggaran mengizinkan pemimpin

untuk mencapai kinerja sesuai dengan kriteria mempengaruhi penyusunan tujuan kinerja, dan

anggaran yang ditetapkan dalam anggaran. itulah yang menciptakan internal locus of

Agar organisasi sektor publik dapat control .

sistem manajemen Menurut Howell dan Avolio (1993)

mengoptimalkan

keuangannya, maka diperlukan adanya perbaikan dalam Nanda (2010) yang mendapati bahwa

kinerja khususnya kinerja manajerial aparatur internal locus of control secara signifikan dan

pemerintah. Motivasi mencerminkan kinerja positif mempengaruhi kinerja, dimungkinkan

karyawan dan pemimpin pada khususnya dalam bahwa

organisasi publik. Manajer yang memiliki transformasional

internal locus of control menunjukkan manajerial adalah dengan menekankan strategi

meningkatkan

kinerja

pemahaman yang lebih baik dan memanfaatkan yang kreatif dan menyertakan resiko. Brownell

informasi dengan lebih baik dalam situasi (1981, 1982) dalam Nanda (2010) menjelaskan

pengambilan keputusan yang kompleks. bahwa manajer dengan orientasi internal bekerja

Dengan internal locus of control yang lebih baik dengan adanya partisipasi dalam

tinggi, dimungkinkan seorang pimpinan atau penyusunan anggaran tetapi manajer dengan

manajer akan meningkatkan kinerja manajerial orientasi external bekerja lebih baik tanpa

dengan strategi yang kreatif dan menyertakan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran.

resiko. Maka partisipasi anggaran akan sangat Pengaruh moderating locus of control

berfungsi dengan baik apabila pemimpin dalam kinerja dan partisipasi penyusunan

memiliki internal locus of control yang tinggi anggaran diteliti oleh Kren pada tahun 1992

sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi terhadap

Untuk lebih mengindikasikan bahwa locus of control

menyederhanakan kerangka pemikiran tersebut, menghubungkan

maka dibuatlah kerangka konseptual seperti yang mempengaruhi partisipasi dalam penyusunan

kinerja

manajerial

terlihat pada gambar:

anggaran. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Partisipasi Penyusunan Anggaran

berpengaruh signifikan positif

terhadap Kinerja Manajerial Aparatur

Gambar 1

dianggap mampu untuk menggambarkan kinerja

Kerangka Konseptual

manajerial dari tiap instansi secara keseluruhan, di mana menurut Pasal 1 Angka 5 Perpres No. 54

Internal Locus Of

Tahun 2010 yang dimaksud sebagai pengguna

Control (X 3 )

anggaran

merupakan

pejabat pemegang

kewenangan

penggunaan anggaran

kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat

Partisipasi

Kinerja Manajerial

daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi lain pengguna APBN/APBD.

Penyusunan

Anggaran Aparatur Pemerintah

(X 1 ) (Y)

Kuasa pengguna anggaran/barang dipegang

oleh pejabat struktural tertinggi dalam SKPD Motivasi Kerja yang memegang jabatan tertinggi yang secara

(X 2 )

tegas ada dalam struktur organisasi di mana salah

satunya dipegang oleh kepala SKPD dan kepala bidang sehingga bertanggung jawab dalam

III. METODE PENELITIAN

mengambil kebijakan-kebijakan pada unit

A. Jenis Penelitian

kerjanya masing-masing.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Data yang digunakan dalam penelitian ini kausatif. Penelitian kausatif merupakan tipe

adalah data primer yang diperoleh secara penelitian dengan karakteristik masalah berupa

langsung dari instansi pemerintah daerah dengan hubungan sebab akibat dengan dua variabel atau

menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk lebih. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

kuesioner. Teknik analisis yang digunakan melihat pengaruh suatu variabel terhadap

adalah Moderated Regresion Analisys (MRA). variabel lain. Dalam hal ini menjelaskan dan

menggambarkan serta memperlihatkan pengaruh

C. Uji Asumsi Klasik

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

1. Uji Normalitas

manajerial aparatur pemerintah dengan motivasi Pengujian ini dimaksudkan untuk kerja dan internal locus of control sebagai

memeriksa apakah data residual terdistribusi variabel moderating.

normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan metode Kalmogrof-smirnov dengan kriteria

pengujian a 0,05 sebagai berikut : Populasi adalah keseluruhan subjek

B. Populasi dan Sampel

Jika sig ≥ a berarti data sampel yang diambil penelitian ketika seseorang ingin meneliti semua

terdistribusi normal

elemen yang ada dalam wilayah penelitiannya Jika sig ≤ a berarti data sampel yang diambil (Arikuntoro, 2002). Populasi dalam penelitian ini

tidak terdistribusi normal

adalah seluruh SKPD yang ada di Kota Padang

2. Uji Multikolinearitas

yaitu terdapat 45 SKPD. Asumsi ini menyatakan bahwa antara Menurut Arikuntoro (2002), sampel adalah

variabel independen terjadi gejala korelasi atau sebagian atau perwakilan populasi yang diteliti

memiliki hubungan yang signifikan. Pengujian dengan menggunakan cara tertentu. Penelitian ini

Multikolinearitas akan menggunakan Variance menggunakan

Inflation factor (VIF) dengan kriteria yaitu: dikarenakan populasinya kurang dari 100 subjek.

1) Jika angka tolerance diatas 0,10 dan VIF > Responden penelitian ini adalah kepala SKPD

10 dikatakan terdapat gejala multikolinearitas dan manajer level menengah SKPD, yaitu kepala

bidang selaku kuasa pengguna anggaran pada 45 SKPD di Pemerintah Daerah Kota Padang yang

2) Jika angka tolerance diatas angka 0,10 dan

t-Test

VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala

Uji Heterokedastisitas Koefisien Regresi Uji heterokedastisitas bertujuan unutk

Standar error atas koefisien menguji apakah dalam suatu model regresi

Sβi =

regresi varibel terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari

Dengan kriteria pengujian:

1) Jika t hitung > t tabel, atau tingkat pengamatan

suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam

signifikansi < α = 0,05 atau tingkat digunakan adalah Glejser-Test. signifikansi > α = 0,05 dan koefisien regresi

(β) positif maka hipotesis diterima.

2) Jika t hitung < t tabel atau tingkat signifikansi Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk

D. Teknik Analisis Data

> α = 0,05 dan koefisien regresi (β) negatif mengukur seberapa jauh kemampuan model

maka hipotesis ditolak.

dalam menerangkan variasi variabel independen.

Dalam penelitian ini alat uji yang digunakan

IV. HASIL PENELITIAN DAN adalah Moderated Regresion Analysis ( MRA ). PEMBAHASAN

Pengujian ini berguna untuk mengetahui Jumlah populasi penelitian ini adalah 45 pengaruh variabel independen terhadap variabel

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dependen. Persamaan analisis berganda adalah:

terdiri dari Dinas, Kantor, Badan, Kecamatan dan Inspektorat Daerah. Setiap sampel masing-

KM =  +β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 1 .X 3 +β 5 masing terdiri dari beberapa responden yang

X 2 .X + e 3 jumlahnya tergantung kepada struktur organisasi di masing-masing SKPD di mana responden

Keterangan: untuk penelitian ini terdiri dari kepala SKPD Y = Kinerja

dan manajer level menengah SKPD, yaitu kepala Pemerintah

Manajerial

Aparatur

bidang selaku kuasa pengguna anggaran pada 45

1 = Partisipasi Penyusunan Anggaran Sebagian besar SKPD memiliki kabid sejumlah 5

X SKPD di Pemerintah Daerah Kota Padang.

X = Motivasi Kerja

orang, sehingga jumlah responden secara total

X = Internal Locus Of Control 3 mencapai 270 orang. =

Dari kuesioner yang dibagikan, ada 8

X 1 .X 3 Interaksi antara Partisipasi Penyusunan SKPD yang menolak untuk menerima kuesioner,

Anggaran dengan Motivasi Kerja sehingga kuesioner yang tersebar sebanyak 37

X 2 = .X 3 Interaksi antara Partisipasi Penyusunan SKPD atau 222 responden. SKPD yang menolak Anggaran dengan Internal Locus Of

diberikan kuesioner yaitu Dinas Pendidikan, Control Dinas Kesehatan, Kantor Ketahanan Pangan,

e = Standar Error Kecamatan Koto Tangah, Sekretariat DPRD, β 1 β 2 β 3 β 4 β 5 = Koefisien Regresi

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, RSUD, dan Badan Pertanahan. Satuan Kerja Perangkat

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh dari Daerah (SKPD) tersebut menolak diberikan masing-masing variabel secara individu ( parsial )

kuesioner dengan alasan memiliki banyak terhadap variabel tidak bebas. Untuk melihat

responden yang nilai signifikansi masing-masing parameter yang

kesibukan.

Jumlah

mengembalikan kuesioner adalah 181 responden diestimasi, maka digunakan t-Test dengan rumus:

dan semuanya mengisi dengan lengkap.

Kuesioner diantarkan langsung kepada masing-

Uji Validitas dan Reliabilitas

masing responden. Rentang waktu penyebaran Untuk melihat validitas dari masing- dan pengumpulan kuesioner adalah tanggal 14

masing item kuesioner, digunakan Corrected Juni 2012 s/d 6 Juli 2012. Gambaran penyebaran

Item-Total Colleration. Berdasarkan hasil dan pengembalian kuesioner dapat dilihat dalam

pengolahan data didapatkan bahwa nilai Tabel 1 berikut:

Corrected Item-Total Colleration untuk masing-

Tabel 1

masing item variabel X 1 ,X 2, X 3 semuanya di atas

Tingkat Pengembalian Kuesioner

r tabel , dimana r tabel untuk N = 181 adalah 0,1226,

Keterangan

Jumlah

maka dapat dikatakan bahwa semua item

Jumlah kuesioner

kuesioner dapat dinyatakan valid. Berikut adalah

Jumlah kuesioner

hasil pengujiannya:

Jumlah kuesioner

Tabel 3

Respon rate

Nilai Corrected Item-Total Correlation Terkecil

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Nilai Corrected Item-

Berdasarkan data yang diisi oleh

Instrumen Variabel

Total Correlation terkecil

responden yang terdapat pada kuesioner

penelitian, 0,306 dapat diketahui karakteristik Pemerintah (Y)

Kinerja Manajerial Aparatur

responden SKPD Kota Padang yang mengisi

Partisipasi

Penyusunan

Anggaran (X 1 )

kuesioner penelitian. Adapun karakteristik

responden yang disajikan yaitu jenis kelamin, 0,222 tingkat pendidikan, dan lama bekerja.

Motivasi Kerja (X 2 )

Internal Locus Of Control (X 3 ) 0,268

Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16 (2012)

Statistik Deskriptif

Sebelum dilakukan pengujian data secara Untuk uji reliabilitas instrumen, semakin statistik dengan lebih lanjut, terlebih dahulu

dekat koefisien keandalan, maka akan semakin dilakukan pendeskripsian terhadap variabel

baik. Keandalan konsistensi antar item atau penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi

koefisien dapat dilihat pada tabel Cronbach’s variabel

Alpha. Data ini menunjukkan nilai yang berada penyusunan anggaran. Motivasi kerja dan

pada kisaran di atas 0,6. Dengan demikian semua internal locus of control sebagai variabel

instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel. moderating. Sedangkan variabel dependen adalah

Maka dengan demikian penelitian ini dapat kinerja manajerial aparatur pemerintah. Dapat

dilanjutkan. Untuk hasilnya dapat dilihat dalam dilihat pada tabel berikut:

tabel di bawah ini:

Tabel 2:

Tabel 4

Descriptive Statistics

Nilai Cronbach’s Alpha

Instrumen Variabel

Nilai Cronbach’s

N Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Alpha Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah

KM_Y 181

Partisipasi Penyusunan Anggaran (X 1 ) 0,637

PA_X1 181

Motivasi Kerja (X )

MK_X2 181

Internal Locus Of Control (X 3 )

LC_X3 181

0,756 Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16 (2012)

Valid N (listwise) 181

Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16 (2012)

Hasil Uji Asumsi Klasik

Tabel 6:

Uji Normalitas

Uji Multikoleniaritas

Dari hasil olahan data pada tabel 5 berikut, hasil uji normalitas menunjukkan level signifikan Collinearity Statistics

masing- masing variabel lebih besar dari α (α =

0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan data

1 (Constant) dari ke empat variabel penelitian terdistribusi

normal sehingga layak dipakai untuk moderated

PA_X1

regresion analysis (MRA) .

MK_X2

Tabel 5

LC_X3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

a. Dependent

Unstandardized

Variable: KM_Y

Residual

Uji Heteroskedastisitas

adanya gejala

Normal Parameters a Mean

heterokedastisitas digunakan uji Glejser . Apabila

Std.

nilai sig > 0,05 maka data tersebut bebas dari

heterokedastisitas. Variabel kinerja manajerial SKPD, partisipasi dalam penyusunan anggaran,

Deviation

Most Extreme Differences

Absolute

kejelasan sasaran anggaran, dan desentralisasi

Positive

memiliki nilai sig > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari gejala heterokedastisitas dan layak digunakan

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z

dalam moderated regresion analysis . Hasil

Asymp. Sig. (2-tailed)

pengolahannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

a. Test distribution is Normal.

Tabel 7

Coefficients a

Uji Multikolinearitas Model regresi yang dinyatakan bebas dari

Unstandardized

Standardized

multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan

Coefficients

Coefficients

Tolerance > 0,10. Berdasarkan pengolahan data, dapat dilihat hasil perhitungan nilai VIF dan

Model

B Std. Error

Beta

T Sig.

Tolerance . Masing-masing variabel bebas

tersebut memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,10 sehingga dapat disimpulkan

PA_X1

bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas

MK_X2

antar variabel bebas dan model ini layak digunakan dalam moderated regresion analysis ,

LC_X3

di mana hal ini ditunjukkan dalam tabel berikut:

a. Dependent Variable:AbsUt

Uji F (F test)

Tabel 9

Uji F dilakukan untuk menguji apakah a Coefficients

secara serentak variabel independen mampu

menjelaskan variabel dependen secara baik atau Standardized untuk menguji apakah model yang digunakan

telah fix atau tidak. Berdasarkan tabel 8 nilai sig

Model

B Std. Error

Beta

t Sig.

0,000 menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan

variasi variabel dependen, berarti model fix PA_X1

digunakan untuk uji t statistik yang menguji variabel independen secara parsial terhadap

MK_X2

variabel dependen.

LC_X3

Nilai F tabel pada level signifikansi 0,05 adalah

menunjukkan nilai F hitung = 8,466 yang signifikan

pada level 0,000. Jadi F .151

hitung >F tabel yaitu 8,466