BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan - Fungsi Ruang Terbuka Dalam Tata Ruang Kota Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pemerintah Kota Medan)

  BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya dan

  tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota Medan menyangkut kondisi geografis dan demografis, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Pemahaman terhadap kondisi Kota Medan tersebut menjadi dasar dalam perencanaan khususnya dalam rangka merumuskan strategi dan arah kebijakan serta program pembangunan Kota Medan.

  Berdasarkan data Pemko Medan, kota Medan sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di provinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peran Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka dibagian Utara, sehingga relative dekat dengan kota-kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang atau jasa yang relative besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relative besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.

1. Letak Geografis dan Demografi Kota Medan

  Kota Madya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subuh di wilayah dataran yang rendah timur dari provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter dibawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

  Secara geologis, Kota Medan terletak pada 3,30º - 3,43º LU dan 98,35º - 98,44º BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Kota Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestic maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000 – 2500 mm pertahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4º C dan minimum 24º C.

  Kota Medan sebagai salah satu pusat perekonomian regional terpenting di pulau Sumatera dan salah satu dari tiga kota metropolitan baru di Indonesia, memiliki kedudukan, fungsi dan peran strategis sebagai pintu gerbang utama bagi kegiatan jasa perdagangan dan keuangan secara regional/internasional di kawasan barat Indonesia.

  Kota Medan secara administratif pemerintahan saat ini terdiri dari 21 Kecamatan dengan 151 Kelurahan, yang terbagi atas 2.001 lingkungan. Berdasarkan batas wilayah administratif, Kota Medan relative kecil dibanding kota lainnya, tetapi posisi secara ekonomi regional Kota Medan sangat penting karena berada dalam wilayah hinterland dengan basis ekonomi sumber daya alam yang relative besar dan beragam, serta dukungan ke pelabuhan.

  Di banding kota besar lainnya, Kota Medan memiliki keterbatasan ruang sebagai akibat bentuk wilayah administratif yang ramping ditengah. Dengan keterbatasan ruang tersebut, daya dukung lingkungan perkotaan menjadi kurang optimal terutama hambatan alamiah dalam pengembangan wilayah utara Kota Medan, khususnya dalam penyediaan prasarana dan sarana perkotaan. Kondisi tersebut juga menyebabkan cenderung kurang seimbangnya dan kurang terpadunya penataan ruang kota di bagian utara dan bagian selatan.

B. Struktur Organisasi

  Organisasi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintah, kewenangan desentralisasi serta membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Kepala Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Unit Pelaksana Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.

1. Sekretariat Daerah

  Sekretariat Daerah dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 28 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Medan dan Sekretariat DPRD Kota Medan. Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam menyelenggarakan tugas pemerintah, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.

  Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup : a. pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah b. penyelenggaraan administrasi pemerintahan c. pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasaranan dan sarana

  Pemerintah Daerah serta d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan fungsinya

  Berdasarkan data Pemko Medan susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 1 (satu) orang Sekretaris Daerah, 4 (empat) orang Asisten dan 11 (sebelas) orang Kepala Bagian, 1 (satu) Sekretaris Dewan dan 3 Bagian.

2. Dinas Daerah

  Dinas Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 35 tahun 2002 tentang Perubahan atas Perda Kota Medan Nomor 4 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas Daerah di lingkungan Pemko Medan yang terdiri dari 21 Dinas. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, pariwisata dan kebudayaan, kesehatan, perhubungan, informasi, telekomunikasi dan pengolahan data elektronik, pertanian dan lain-lain.

  3. Lembaga Teknis Daerah

  Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintah daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 36 tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Medan yang terdiri dari 8 (delapan) Badan dan 5 (lima) Kantor. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintahan Kota Medan antara lain Badan Pengawas, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Kantor Polisi Pamong Praja dan Kantor Penanaman Modal Daerah dan lain-lain.

  4. Unit Pelaksana Daerah

  Unit Pelaksana Daerah berkedudukan sebagai pelaksana daerah yang membantu Walikota di bidang tertentu, dipimpin oleh Kepala Unit yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

5. Kecamatan

  Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretaris kecamatan dan 5 seksi. Pemerintah Kota Medan dibantu oleh 21 Kecamatan, 151 Kelurahan dan 105 Seksi.

C. Sarana dan Prasarana

  Sasaran dan prasarana perhubungan di kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Disamping itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri Medan.

  

BAB III

FUNGSI RUANG TERBUKA HIJAU DALAM TATA RUANG KOTA A. Pengertian Ruang Terbuka Hijau Menurut Pasal 1 butir 31 UU Penataan Ruang ruang terbuka hijau adalah

  area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Pelaksanaan pengembangan ruang terbuka hijau dilakukan dengan pengisian hijau tumbuhan secara alami ataupun dengan tanaman budi daya, seperti tanaman komoditas usaha pertanian dalam arti luas (dalam hal ini penekanan pada nilai produktivitasnya, termasuk perkebunan, perhutanan/hutan kota, maupun peternakan dan usaha perikanan), hijau pertamanan dan olahraga (biasanya lebih ditekankan pada nilai rekreatifnya baik pasif maupun aktif, serta

   keindahannya), dan seterusnya .

  Menurut Pasal 1 butir 2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05/Prt/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan sususan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

   pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi .

  Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 15

  1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, Ruang 16 Pasal 1 butir 31 Undang-Undang Penataan Ruang (dalam Hasni, 2008, hal.229) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/Prt/M/2008 tentang Pedoman Dan

  Pemanfaatan Ruang Terbuka HIjau Di Kawasan Perkotaan

Dokumen yang terkait

Prosedur Pemberian Izin Usaha Peternakan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2004 Ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Pemerintah Kota Medan)

6 115 84

Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Dalam Pemerintahan Kota Menurut Hukum Administrasi Negara (Studi Pemerintah Kota Medan)

11 128 93

Fungsi Ruang Terbuka Dalam Tata Ruang Kota Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pemerintah Kota Medan)

3 73 96

Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan

12 166 151

Realisasi Pengutipan Retribusi Perparkiran Di Kota Medan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

2 35 67

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 53 81

Implementasi Ketentuan Ruang Terbuka Hijau Oleh Pemerintah Kota Surakarta

0 0 71

BAB II TINJAUAN UMUM PEMERINTAHAN DAERAH - Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Dalam Pemerintahan Kota Menurut Hukum Administrasi Negara (Studi Pemerintah Kota Medan)

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Dalam Pemerintahan Kota Menurut Hukum Administrasi Negara (Studi Pemerintah Kota Medan)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - Fungsi Ruang Terbuka Dalam Tata Ruang Kota Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pemerintah Kota Medan)

0 0 30