BAB I PENDAHULUAN - 11 makalah ppd aliran perkembangan empirisme nativisme dan konvergensi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

  Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan grafik kehidupan jasmaniah maupun rohaniah ataupun kejiwaan manusia dari semenjak lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga tua, dimana pada setiap fase memiliki ciri khas tersendiri.

  Berbicara mengenai perkembangan, tentu sangat erat kaitannya dengan proses pendidikan. Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga masyarakat.

  Telah bertahun-tahun para ahli didik, ahli biologi dan ahli psikologi memikirkan dan berusaha mencari jawaban tentang perkembangan manusia sebenarnya bergantung kepada pembawaan atau lingkungan.

  Untuk dapat mendidik dan mengembangkan pendidikan pada individu, maka kita perlu memahami aliran-aliran perkembangan, diantaranya aliran empirisme, nativisme dan konvergensi. Aliran-alira itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang perkembangan, mulai dari yang pesimis sampai dengan yang paling optimis. Dalam hal ini penulis akan memaparkan tentang perkembangan dalam perspektif aliran empirisme, nativisme dan konvergensi.

  2. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana perkembangan dalam perspektif aliran empirisme?

  2. Bagaimana perkembangan dalam perspektif aliran nativisme?

  3. Tujuan Pembahasan 1. Menjelaskan bagaimana perkembangan dalam perspektif aliran empirisme.

  2. Menjelaskan bagaimana perkembangan dalam perspektif aliran nativisme.

  3. Menjelaskan bagaimana perkembangan dalam aliran konvergensi.

BAB II PEMBAHASAN

1. Perkembangan dalam perspektif aliran Empirisme Empirisme secara bahasa berasal dari kata empiri yaitu pengalaman.

  Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa Fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Aliran empirisme berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang baik atau ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis.

  Tokoh perintis aliran empirisme adalah filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yaitu anak yang lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empiris yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian, maka dapat kita simpulkan bahwa pendidik memiliki peranan yang sangat penting bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar. Karena menurut aliran ini, lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses perkembangan.

  Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum empiris itu. Sebagai contoh kami kemukakan kata-kata Waston, seorang filosof tuln dari Amerika “Berikan saya sejumlah anak yang baik keadaan badannya dan situasi yang saya butuhkan, dan dari setiap orang anak, entah yang mana, dapat saya jadikan dokter, seorang pedagang, seorang ahli hukum, atau jika memang dikehendaki, menjadi seorang pengemis atau pencuri.”

  Contoh tersebut tidak perlu kami beri komentar lagi, betapa ekstremnya pendapat tersebut. Umumya, orang sekarang mengakui adanya pengaruh dari keduanya; yaitu pengaruh pembawaan dan ligkungan. Satu pembawaan tidak dapat mencapai perkembangannya jika tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

  Di samping itu, orang sependapat pula bahwa dalam batas-batas yang batas yang tertentu karena sepanjang pengetahuan, kita tahu bahwa intelegensi dapat dikembangkan. Firman Allah SWT. dalam surat An-Nahl 78, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu tidaklah kamu mengetahui sesuatu apapun dan Ia mejadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati”.(An-Nahl 78).

  Firman Allah di atas menjadi petunjuk bahwa kita harus melakukan usaha pendidikan, sebab dengan potensi pendengaran, penglihatan dan batin manusia bisa dididik. Manusia tanpa melalui belajar, maka tidak akan mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.

  Sehingga Fitrah sebagai faktor pembawa sejak lahir manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan dari luar dirinya, bahkan ia tak akan dapat berkembang sama sekali jika tanpa adanya pengaruh dari lingkungan itu.

a. Kelebihan Aliran Empirisme

  Kelebihan Aliran ini adalah pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena faham empiris mengedepankan fakta

  • fakta yang terjadi di lapangan. Kelebihan yang lain adalah dapat membimbing keluarga atau lingkungan anak untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak sehingga perkembangan anak dapat berjalan dengan baik.

b. Kelemahan Aliran Empirisme Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman.

  Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.

2. Pendidikan dalam Perspektif Aliran Nativisme

  Nativisme adalah pandangan bahwa keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah tertanam sejak lahir. bahwa otak hanya mempunyai sedikit kemampuan bawaan dan hampir segala sesuatu dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan.

  Fitrah atau potensi dasar yang dimiliki individu sejak kelahirannya tidak dapat diubah oleh siapapun atau lingkungan apapun, karena fitrah itu merupakan ciptaan Allah yang tidak akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya.

  Aliran ini merupakan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidika dan perkembangan anak. Tokoh utama aliran ini adalah Schopenhauer, Ia mempertahankan kebenaran konsepsi kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya. Misalnya jika sang ayah ahli musik maka kemungkinan besarnya adalah sang anak juga akan menjadi ahli musik, dengan kata lain keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki orang tua juga akan dimiliki oleh sang anak.

  Schopenhauer (filsuf Jerman (1788-1860)) berpendapat bahwa bayi lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir dari perkembangan ditentukan oleh anak itu sendiri. Ditentukan bahwa “yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik”. Istilah nativisme yang brasal dari kata natie yang artinya adalah terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki pembawaan jahat maka ia akan menjadi jahat, sebaliknya jika anak memliki pembawaan baik maka ia akan menjadi baik. Pembawaan baik dan buruk tidak dapat diubah oleh kekuatan luar.

  a. Kelebihan Aliran Nativisme

  Seseorang bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini terhadap kemajuan dirinya.

  b. Kelemahan Aliran Nativisme

  Kelemahan Aliran ini adalah menitik beratkan pada bakat bawaan dan tidak ada pengaruhnya dengan lingkungan. Menurut saya lingkungan sangat berpengaruh, karena bakat seseorang tidak akan berkembang apabila tidak didorong oleh factor lingkunganyang mendukung.

3. Pendidikan dalam Perspektif Aliran Konvergensi

  Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu baik dasar (bakat keturunan) maupun lingkungan, keduanya memiliki peranan penting. Tokoh dari aliran konvergensi adalah William Stern, seorang ahli pendidikan bangsa Jerman (1871-1939). Ia berpendapat bahwa anak dilahirkan ke dunia itu dengan pembawaan baik maupun buruk. Menurutnya aliran empirisme dan aliran nativisme masing-masing terlalu berat sebelah atau terlalu ekstrem. Kedua-duanya mendukung kebenaran dan juga ketidakbenaran.

  Aliran konvergensi merupakan aliran yang menjembatani antara aliran empirisme yang memandang hanya lingkunganlah yang berpengaruh terhadap proses perkembangan dengan aliran nativisme yang memandang bahwa sifat bawaan lahirlah yang mempengaruhi proses perkembangan individu.

  Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu jadi kenyataan. Akan tetapi, bakat tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan

  Konsepsi Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa setiap manusia diberi kecenderungan nafsu untuk menjadikannya kafir yang ingkar terhadap Tuhannya, adalah firman Allah dalam surat Asy-Syam ayat 7-10 yang artinya “Demi jiwa yang salah dan jalan yang benar. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya, dan sesungguhnya rugilah orang yang mengotorkannya”. Firman Allah tersebut dapat dijadikan sumber pandangan bahwa usaha mempengaruhi jiwa manusia melalui pendidikan dapat berperan positif untuk mengarahkan perkembangannya kearah yang benar. Dengan tanpa melalui pendidikan, manusia akan terjerumus ke jalan yang salah atau sesat.

  Atas dasar ayat tersebut di atas, kita dapat menginterpretasikannya bahwa dalam Fitrahnya, manusia diberi kemampuan untuk memilih jalan yang benar. Kemampuan memilih tersebut, mendapatkan pengarahan dalam proses perkembangan yang mempengaruhinya. Jelaslah bahwa faktor kemampuan memilih yang terdapat dalam fitrah manusia berpusat pada kemampuan berpikir sehat, karena akal sehat mampu membedakan hal-hal yang benar dari yang salah. Sedangkan seseorang yang menjatuhkan pilihan yang benar secara tepat hanyalah orang yang berpendidikan sehat. Dengan demikian berpikir benar sehat adalah merupakan kemampuan fitrah yang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan latihan.

  Sejalan dengan interpretasi tersebut, maka kita dapat mengatakan bahwa pengaruh faktor lingkungan yang disengaja yaitu pendidikan dan latihan berproses secara interaktif dengan kemampuan fitrah manusia. Sejauh ini, aliran konvergensi inilah yang diterima oleh masyarakat hingga saat ini, karena memang pendapat dari aliran inilah yang paling relefan dengan proses perkembangan yang sebenarnya.

  a. Kelebihan Aliran Konvergensi

  Kelebihan dari Aliran ini adalah menggabungkan antara aliran empirisme,dan nativisme, dimana pada keduanya pengalaman serta lingkungan

  b. Kelemahan Aliran Konvergensi

  Kelemahan aliran ini adalah anak tidak dapat berkembang karena mereka akan terpaku pada bakat bawaan mereka, sehingga anak tersebut tidak bisa mengeksplor bakat mereka .

BAB III PENUTUP Dari pemparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga aliran yang

  dibahas memliki pendapat yang berbeda-beda. Aliran empirisme mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan individu tergantung pada lingkungan, sedangkan sifat pembawaan tidak dipentingkan. Sebagai contoh, seorang anak yang pandai membuat beraneka macam benda tidak langsung bisa tanpa adanya pengalaman-pengalaman pengajaran yang pernah ia peroleh contoh lainnya, seorang anak teknokrat tidak selamanya bisa menjadi seorang teknokrat seperti orangtuanya tanpa melakukan pengenalan dengan pengalaman-pengalaman

  Aliran nativisme menganggap bahwa semua keberhasilan seseorang tergantung pada dirinya sendiri yang asli didapat sejak lahir, nativisme berpendapat jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, maka ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya, jika anak memiliki bakat baik dari lahir, maka ia akan menjadi baik. Sebagai contoh, jika sang ayah ahli musik maka kemungkinan besarnya adalah sang anak juga akan menjadi ahli musik, dengan kata lain keistimewaan- keistimewaan yang dimiliki orang tua juga akan dimiliki oleh sang anak.

  Aliran konvergensi pada umumnya adalah aliran yang paling diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia, karena aliran ini memandang bahwa sifat bawaan (fitrah) dan faktor lingkungan, kedua-duanya merupakan faktor yang sama pentingnya dalam proses perkembangan individu. Sebagai contohnya yaitu ada seorang anak mempunyai bakat bernyanyi lagu pop tetapi dia diminta untuk menyanyi lagu dangdut. Dalam prosesnya anak tersebut akan mengalami kesulitan karena bukan bakat bawaan sianak tersebut.

  SARAN

  Demikianlah makalah ini kami susun secara sederhana. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan mohon dimaklumi. Dengan makalah ini semoga kami membimbing dan menjalin hubungan baik dalam masyarakat dan di lembaga pendidikan dalam rangka menjamin kestabilan peserta didik dengan melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

  Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Cipta. Adriana, lulu. 2003. Teori Belajar. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016.

  Nasirah, sitti. 2013. Anak Didik Perspektif Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016.

  

ALIRAN PERKEMBANGAN EMPIRISME,

NATIVISME DAN KONVERGENSI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan

Peserta Didik

  

Dosen Pengampu: Iyan Sofyan, M.Pd

Disusun oleh :

  1. Nur Rahmawati 1400007031

  2. Sela Arista P. 1400007050

  3. Eka Widya 1400007053

  4. Hindaresmi 1400007055

  5. M. Azar Mirwan 1400007084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA