BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah di SD Negeri 2 Jampiroso Temanggung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan pada penelitian ini adalah penelitian
pengembangan. Sugiyono (2014) menyatakan bahwa
penelitian pengembangan (Research and Development)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut, tetapi dalam penelitian ini dibatasi
hanya
sampai
menghasilkan
rencana
strategis
peningkatan mutu SD Negeri 2 Jampiroso.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah Stakeholder
yang saling berkesinambungan dalam penyelenggaraan
dan pengelolaan pendidikan yang ada di SD Negeri 2
Jampiroso terdiri dari:
3.2.1 Kepala sekolah
Kepala sekoah adalah yang sangat penting dalam
penelitian
ini,
karena
kepala
sekolah
peranannya
sebagai pemimpin tunggal yang menentukan kemajuan
sekolah dalam peningkatan mutu sekolah. Disamping
itu kepala sekolah dianggap paling mengetahui kualitas
dan profesionalisme yang dimiliki oleh guru .
3.2.2 Tenaga
pendidik
Kependidikan
Guru dan tenaga
Pustakawan)
dapat
(guru)
dan
kependidikan
memberikan
Tenaga
(TU
penilaian
dan
obyektif
41
tentang
penilaian
kepala
sekolah
serta
penilaian
terhadap pesrta didik
3.2.3 Siswa
Dalam hal ini siswa juga dapat memberikan
informasi yang obyektif tentang kepemimpinan kepala
sekolah dan kebijakan-kebijakannya, serta kinerja guru
di sekolahnya.
3.2.4 Komite sekolah
Komite sekolah menjadi komponen yang menjadi
penghubung antara pihak sekolah dengan orang tua
siswa,
masyarakat, serta dunia usaha dan dunia
industri. Sekolah merupakan salah satu unit penting
yang
keberadaannya
tidak
bisa
dilepaskan
masyarakat. Keberadaan komite sekolah
dari
menjadi
kekuatan dan faktor pendorong terbentuknya sekolah
yang bermutu.Peran dan fungsi komite sekolah adalah
sebagai pertimbangan dalam penentuan pelaksanaan
kebijakan, pendukung baik yang berwujud finansial,
pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan
di
sekolah.
Pengontrol
dalam
rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan mutu
pendidikan, serta mediator antara pemerintah dengan
masyarakat.
3.3 Tahapan Penelitian.
Tahapan
yang
digunakan
dalam
penelitian
ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi SDN 2 Jampiroso, yaitu
sampai pada tahap revisi desain.
42
Potensi
dan
Masalah
Pengum
pulan
data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Ujicoba
Produk
Revisi
Desain
Gambar 3.1
Tahap Penelitian R&D (Sugiyono, 2014)
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tebel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data
NO
Data
1
Profil SD,
kurikulum
Strategi yang
telah
dilaksanakan
dalam
peningkatan
mutu
SWOT
2
3
4
Sarana dan
prasarana
Sumber Data
Data
Data
Primer
Sekunder
Data
Dokumen
Kepala
Data
sekolah,
Dokumen
guru
Teknik
Pengumpul
an Data
Studi
dokumen
Studi
Dokumen
dan
wawancara
Stake
holder
FGD
-
Bukti fisik
- Observasi
- Lembar
Observasi
Instrumen
Pedoman
Wawan
Cara
Pedoman
FGD
Lembar
Observasi
43
3.4.1 Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk penelitian ini
meliputi hal-hal berikut
1. Survei Awal
Peneliti melakukan survei awal untuk melihat
situasi dan kondisi tempat penelitian. Survei awal
dilakukan dengan wawancara singkat dengan kepala
sekolah tentang, visi, misi, dan tujuan SDN 2
Jampiroso .
2. Membuat instrumen penelitian.
a. Sebelum melakukan wawancara
peneliti
membuat
beberapa
pedoman
wawancara yaitu untuk kepala sekolah, guru, siswa
dan komite sekolah. Pedoman itu sebagai acuan agar
data
yang
diinginkan
dapat
terpenuhi
melalui
pertanyaan yang disertakan.
b. Membuat lembar observasi.
Peneliti
membuat
lembar
observasi
yang
digunakan untuk mengumpulkan data dilapangan
agar lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, sehingga akan menambah
wawasan yang holistik atau menyeluruh.
c. Membuat
Instrumen
Analisis
SWOT
dan
Panduan FGD
Berdasarkan wawancara singkat pada survei
awal tentang SDN 2 Jampiroso, data dianalisis dan
diolah sebagai dasar pembuatan instrumen analisis
SWOT,
juga
sebagai
bahan
panduan
dalam
pelaksanaan FGD. Data dikelompokkan berdasarkan
44
kekuatan
dan
kelemahan,
serta
peluang
dan
ancaman.
Draf instrumen analisis SWOT yang telah
tersusun
untuk
dikonsultasikan
dengan
kepala
sekolah untuk mendapatkan masukan perbaikan.
Selanjutnya setelah mendapat masukan dari kepala
sekolah, instrumen dipilah lagi berdasarkan input,
proses, dan output
Disamping
itu,
peneliti
juga
menyiapkan
panduan FGD, agar pelaksanaan FGD terlaksana
sesuai harapan.
3.4.2 Tahap pelaksanaan
1. Menyusun rancangan penelitian
Peneliti dalam pengumpulan data tehnik yang
digunakan untuk mendapatkan strategi peningkatan
mutu di SD Negeri 2 Jampiroso dengan dokumentasi,
wawancara, obsevasi , instrumen analisis SWOT dan
panduan FGD
2. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti dapat dikatakan tahap
pelaksanaan dan pengamatan. Pengumpulan data
dilakukan dengan:
a. Studi dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu, yang dapat berbentuk tulisan, gambar,
atau
karya-karya
seseorang.
Dokumen
yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
45
Data
dokumentasi
yang
berkaitan
dengan
penelitian ini adalah profil sekolah, strategi yang telah
dilaksanakan dalam peningkatan mutu sekolah, data
prestasi siswa baik akademis maupun non akademis,
sarana
prasarana
yang
mendukung
proses
pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai tehnik
dalam pengumpulan data. Dengan wawancara, maka
peneliti
akan
mendalam
mengetahui
hal-hal
tentang
menginterprestasikan
yang
lebih
persiapan
situasi
dan
dalam
fenomena
yang
terjadi tentang strategi peningkatan mutu sekolah.
c. Observasi
Observasi adalah tehnik pengumpulan data
melalui
pengamatan.
Dalam
observasi
peneliti
mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran di
kelas saat guru mengajar dan bagaimana situasi
kelas, mengamati kegitan ekstrakurikuler yang diikuti
oleh siswa.
d. Focus Group Discussion (FGG).
Focus Group Discussion (FGD) adalah metode yang
akan digunakan untuk mendapatkan data pokok/
primer untuk menidentifikasi masalah, analisis dan
penyebab
masalah,
dan
menentukan
cara-cara
penyelesaian masalah, dan mengusulkan berbagai
alternatif pemecahan masalah dengan pertimbangan
sumberdaya yang tersedia. FGD dilakukan untuk
46
mendapatkan data tentang faktor-faktor kekuatan,
kelemahan,
peluang,
ancaman
dalam
rangka
peningkatan mutu sekolah di SDN 2 Jampiroso yang
didasarkan pada aspek input, proses, dan output.
FGD ini akan melibatkan komite sekolah, unusur
pimpinan
sekolah
(kepala
sekolah,
wakil
kepala
sekolah), 2 orang guru, 1 orang komite, 1 orang
bagian tata usaha. Dalam FDG ini terjadilah proses
curah
pendapat
(brainstroming)
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan
eksternal. Setelah mendapatkan kesimpulan tentang
kekuatan, kelemahan, peluang, dan acaman langkah
selanjutnya
akan
membuat
rangkuman
kedalam
aspek input, proses, dan output. Dalam pertemuan
selanjutnya akan membahas dan menyepakati untuk
bobot dan skor dari masing-masing faktor yang sudah
ada. Setelah itu tahap selanjutnya adalah melakukan
proses analisis data melalui analisis SWOT.
3. Desain produk
Penelitian
ini
akan
menghasilkan
rencana
strategis yang belum teruji oleh pakar sehingga belum
diketahui
kelemahannya.
Maka,
pada
tahan
selanjutnya dibutuhkan pengujian oleh pakar atau
ahli. Peneliti akan menguji rancangan renstra dengan
pakar yang menguasai bidang rencana strategis.
4. Validasi Desain
Data yang sudah diperoleh akan diuji oleh pakar
untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, yang
selanjutnya
akan
diperbaiki
dengan
mengurangi
kelemahan-kelemahan tersebut. Masukkna dari pakar
akan lebih menyempurnakan draft renstra yang telah
47
disusun oleh penulis. Penulis melakukan uji pakar
dengan seorang profesor dan seorang doktor serta dari
ketua komite SDN Jampiroso 2 yang menghuasai
bidang rencana strategis. Kedua ahli tersebut adalah
Prof.Dr Slameto dan Dr Bambang Suteng Sulasmono,
M.Si yang saat ini masih aktif mengajar di UKSW
Salatiga.
5. Perbaikan desain
Dari
hasil
perbaikan
dari
pakar
maka
akan
didapatkan rencana strategis yang lebih baik dan bisa
dipertanggung
jawabkan.
Selanjutnya
rencana
strategis tersebut akan diserahkan kepada kepala
sekolah sebagai alternatif peningkatan mutu melalui
serah terima antara penulis dengna pihak sekolah
yang diwakili oleh kepala sekolah.
3.5. Analisis Data
3.5.1 Analisa data hasil wawancara, Observasi, dan
Studi Dokumen
Data yang diperoleh dari berbagai sumber dan
menggunakan
tehnik
bermacam-macam
pengumpulan
secara
terus
data
menerus
yang
sampai
datanya jenuh. Bogdan dalam Sugiyono (2014),
Analisis
data
adalah
proses
mencari
dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan
cara
mengorganisasikan
data
ke
dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang dipelajari dan membuat kesimpulan
48
sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun orang
lain.
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan
pada saat wawancara berlangsung. Bila jawaban yang
diwawancarai
setelah
dianalisis
terasa
belum
memuaskan maka peneliti melakukan pertanyaan lagi
sampai tahap tertentu. Semakin lama peneliti ke
lapangan,
komplek
dirangkum
maka
dan
rumit.
dan
memfokuskan
jumlah
data
Data
memilah
pada
semakin
banyak,
yang
masuk
hal-hal
yang
hal-hal
yang
perlu
pokok,
penting
dan
kemudian dicari tema dan polanya.
3.5.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai
faktor secara sistematis yang didasarkan pada logika
yang memaksimalkan kekuatan (Strengh) dan peluang
(Opportunities),
namun
meminimalkan
secara
kelemahan
bersamaan
dapat
(Weaknesses)
dan
ancaman (Threats). menurut Rangkuti (2014), model
yang dipakai pada tahap ini adalah matrik faktor
strategi eksternal (EFAS) dan matrik faktor strategi
internal (IFAS) dan matrik profil komparasi.
Matrik
IFAS
menggambarkan
lingkungan
internal yang memberikan informasi tentang kekuatan
yang
harus
digunakan
secara
maksimal
dan
kelemahan yang harus diminimalkan. Matrik EFAS
menggambarkan
lingkungan
eksternal
yang
memberikan informasi tentang peluang yang harus
dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari
atau dicegah.
49
Langkah-langkah dalam menyusun analisis SWOT
1. Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh SDN 2 Jampiroso.
2. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh SDN 2 Jampiroso untuk meningkatkan mutu.
3. Menentukan bobot relatif masing-masing faktor
berdasarkan
tingkat
kepentingannya
sebagai
penentu keberhasilan upaya perbaikan mutu di
SDN 2 Jampiroso.
4. Menentukan rating atau skor (1 sampai dengan 5)
dari masing-masing faktor yang menggambarkan
kondisi internal dan eksternal SDN 2 Jampiroso.
5.
Menghitung total skor dengan mengalikan bobot
dan rating untuk masing-masing faktor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.
6. Menghitung
total
skor
(kekuatan-kelemahan)
akhir
dan
faktor
faktor
internal
eksternal
(peluang-ancaman).
7.
Menentukan posisi strategis dari faktor internal
dan faktor eksternal SDN 2 Jampiroso.
8. Menentukan rencana strategis berdasarkan posisi
dari hasil analisis SWOT untuk meningkatkan
mutu SDN 2 Jampiroso.
50
TABEL 3.2 EFAS
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI INTERNAL
KEKUATAN
Tulis 5-10 kekuatan
KELEMAHAN
Tulis 5-10 kelemahan
Total
BOBOT
RATING
BOBOT
X
RATING
KOMENT
AR
1,0
Sumber: Rangkuti,F.(2014)
Matrik strategi Internal
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 kekuatan
dan kelemahan)
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2,
mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0
(tidak penting)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masingmasing faktor dengan memberikan skala mulai
dari
4
(outstanding)
sampai
dengan
1(poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi sekolah. Pemberian nilai rating untuk
faktor
peluang
bersifat
semakin diberi rating
positif
(peluang
yang
4, tetapi jika peluangnya
kecil, diberi rating 1). Pemberian rating ancaman
adalah kebalikannya.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada
kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan
dalam kolom 4. lihat tabel EFAS
51
TABEL 3.3 EFAS
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI
EKSTERNAL
PELUANG
Tulis 5-10 peluang
Ancaman
Tulis 5-10 ancaman
Total
BOBOT
RATING
BOBOT
X
RATING
KOMEN
TAR
1,0
Sumber: Rangkuti,F.(2014)
Besarnya skor ditentukan dalam FGD (Fokus
Group Discussion) antara peneliti, guru dan kepala
sekolah dengan kesepakatan, masing-masing peserta
menilai
bobot
dan
rating
untuk
masing-masing
indikator. Kriteri yang digunakan untuk menentukan
besarnya
skor
adalah
bagaimana
posisi
SDN
2
Jampiroso dibandingkan SD lain yang sederajat di
Kecamatan Temanggung. Skor berkisar 1-5, untuk
kekuatan
dan
peluang,
semakin
baik
posisinya
semakin tinggi angkanya. Tapi untuk kelemahan dan
ancaman, semakin tinggi posisinya dengan SD lain
semakin kecil anggkanya.
Untuk kekuatan dan kelemahan, begitu juga
untuk peluang dan ancaman masing-masing dihitung
total skor penghitungan bobot dikali skornya. Dari
perhitungan tersebut diperoleh total skor kekuatan
dan total skor kelemahan. Untuk mendapatkan totol
skor akhir,hitung skor total kekuatan dikurangi skor
total kelemahan. Dengan cara yang sama diperolah
total skor untuk peluang dan total skor ancaman.
Kemudian hitung total skor akhir dengan cara total
skor peluang dikurangi total skor ancaman.
52
Setelah dihitung total skor akhir dari faktor
internal
dan
total
akhir
faktor
eksternal,
data
dimasukkan ke dalam Tabel 3.4 yaitu matrik SWOT,
sebagai acuan penyususnan strategi.
IFAS
Weakneesses (W)
EFAS
WO
Opportunities
(O)
Threats
SO
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1
-1
-2
-3
-4
WT
-5
1 2
3
4
5
ST
Sumber; Wulaningrum et al.(2006)
Gambar 3.2 Matrik SWOT
Total skor akhir dari faktor internal (IFAS)
digambarkan pada sumbu X pada matrik SWOT, dan
total
skor
akhir
dari
faktor
eksternal
(EFAS)
digambarkan pada sumbu Y. Garis koordinat (X,Y)
menunjukkan hasil analisis SWOT itu terletak di
kuadran mana. Kuadran SO (Strengthd-Opportunities),
Kuadran
ST
(Strengths-Threats),
Kuadran
WT
(Weaknesses-Threaths). Posisi itu menentukan strategi
pengembangan yang dibuat untuk meningkatkan
mutu sekolah di SDN 2 Jampiroso.
53
3.6. Triangulasi (keabsahan ) data
Keabsahan
mengecek
data
dalam
kredibilitas data
penelitian
dengan
dengan berbagai tehnik
pengumpulan data dan berbagai sumber data. Ada
dua cara yang dilakukan yaitu:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi
sumber ini dilakukan untuk
menguji kredibilitas dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh, melalui beberapa sumber. Untuk
mendapatkan data yang valid tentang upaya-upaya
yang dilakukan sekolah dalam rangka peningkatan
mutu,
peneliti
menggunakan
berbagai
sumber.
Sumber-sumber data meliputi kepala sekolah, guru,
komite
dan
siswa.
Dalam
penelitian
ini
untuk
mengumpulkan data melalui FGD.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi
teknik
dilakukan
oleh
peneliti
dengan mengecek sumber data yang sama dengan
dengan teknik berbeda yaitu dengan wawancara,
observasi dan studi dokumen.
54
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan pada penelitian ini adalah penelitian
pengembangan. Sugiyono (2014) menyatakan bahwa
penelitian pengembangan (Research and Development)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut, tetapi dalam penelitian ini dibatasi
hanya
sampai
menghasilkan
rencana
strategis
peningkatan mutu SD Negeri 2 Jampiroso.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah Stakeholder
yang saling berkesinambungan dalam penyelenggaraan
dan pengelolaan pendidikan yang ada di SD Negeri 2
Jampiroso terdiri dari:
3.2.1 Kepala sekolah
Kepala sekoah adalah yang sangat penting dalam
penelitian
ini,
karena
kepala
sekolah
peranannya
sebagai pemimpin tunggal yang menentukan kemajuan
sekolah dalam peningkatan mutu sekolah. Disamping
itu kepala sekolah dianggap paling mengetahui kualitas
dan profesionalisme yang dimiliki oleh guru .
3.2.2 Tenaga
pendidik
Kependidikan
Guru dan tenaga
Pustakawan)
dapat
(guru)
dan
kependidikan
memberikan
Tenaga
(TU
penilaian
dan
obyektif
41
tentang
penilaian
kepala
sekolah
serta
penilaian
terhadap pesrta didik
3.2.3 Siswa
Dalam hal ini siswa juga dapat memberikan
informasi yang obyektif tentang kepemimpinan kepala
sekolah dan kebijakan-kebijakannya, serta kinerja guru
di sekolahnya.
3.2.4 Komite sekolah
Komite sekolah menjadi komponen yang menjadi
penghubung antara pihak sekolah dengan orang tua
siswa,
masyarakat, serta dunia usaha dan dunia
industri. Sekolah merupakan salah satu unit penting
yang
keberadaannya
tidak
bisa
dilepaskan
masyarakat. Keberadaan komite sekolah
dari
menjadi
kekuatan dan faktor pendorong terbentuknya sekolah
yang bermutu.Peran dan fungsi komite sekolah adalah
sebagai pertimbangan dalam penentuan pelaksanaan
kebijakan, pendukung baik yang berwujud finansial,
pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan
di
sekolah.
Pengontrol
dalam
rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan mutu
pendidikan, serta mediator antara pemerintah dengan
masyarakat.
3.3 Tahapan Penelitian.
Tahapan
yang
digunakan
dalam
penelitian
ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi SDN 2 Jampiroso, yaitu
sampai pada tahap revisi desain.
42
Potensi
dan
Masalah
Pengum
pulan
data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Ujicoba
Produk
Revisi
Desain
Gambar 3.1
Tahap Penelitian R&D (Sugiyono, 2014)
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tebel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data
NO
Data
1
Profil SD,
kurikulum
Strategi yang
telah
dilaksanakan
dalam
peningkatan
mutu
SWOT
2
3
4
Sarana dan
prasarana
Sumber Data
Data
Data
Primer
Sekunder
Data
Dokumen
Kepala
Data
sekolah,
Dokumen
guru
Teknik
Pengumpul
an Data
Studi
dokumen
Studi
Dokumen
dan
wawancara
Stake
holder
FGD
-
Bukti fisik
- Observasi
- Lembar
Observasi
Instrumen
Pedoman
Wawan
Cara
Pedoman
FGD
Lembar
Observasi
43
3.4.1 Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk penelitian ini
meliputi hal-hal berikut
1. Survei Awal
Peneliti melakukan survei awal untuk melihat
situasi dan kondisi tempat penelitian. Survei awal
dilakukan dengan wawancara singkat dengan kepala
sekolah tentang, visi, misi, dan tujuan SDN 2
Jampiroso .
2. Membuat instrumen penelitian.
a. Sebelum melakukan wawancara
peneliti
membuat
beberapa
pedoman
wawancara yaitu untuk kepala sekolah, guru, siswa
dan komite sekolah. Pedoman itu sebagai acuan agar
data
yang
diinginkan
dapat
terpenuhi
melalui
pertanyaan yang disertakan.
b. Membuat lembar observasi.
Peneliti
membuat
lembar
observasi
yang
digunakan untuk mengumpulkan data dilapangan
agar lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, sehingga akan menambah
wawasan yang holistik atau menyeluruh.
c. Membuat
Instrumen
Analisis
SWOT
dan
Panduan FGD
Berdasarkan wawancara singkat pada survei
awal tentang SDN 2 Jampiroso, data dianalisis dan
diolah sebagai dasar pembuatan instrumen analisis
SWOT,
juga
sebagai
bahan
panduan
dalam
pelaksanaan FGD. Data dikelompokkan berdasarkan
44
kekuatan
dan
kelemahan,
serta
peluang
dan
ancaman.
Draf instrumen analisis SWOT yang telah
tersusun
untuk
dikonsultasikan
dengan
kepala
sekolah untuk mendapatkan masukan perbaikan.
Selanjutnya setelah mendapat masukan dari kepala
sekolah, instrumen dipilah lagi berdasarkan input,
proses, dan output
Disamping
itu,
peneliti
juga
menyiapkan
panduan FGD, agar pelaksanaan FGD terlaksana
sesuai harapan.
3.4.2 Tahap pelaksanaan
1. Menyusun rancangan penelitian
Peneliti dalam pengumpulan data tehnik yang
digunakan untuk mendapatkan strategi peningkatan
mutu di SD Negeri 2 Jampiroso dengan dokumentasi,
wawancara, obsevasi , instrumen analisis SWOT dan
panduan FGD
2. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti dapat dikatakan tahap
pelaksanaan dan pengamatan. Pengumpulan data
dilakukan dengan:
a. Studi dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu, yang dapat berbentuk tulisan, gambar,
atau
karya-karya
seseorang.
Dokumen
yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
45
Data
dokumentasi
yang
berkaitan
dengan
penelitian ini adalah profil sekolah, strategi yang telah
dilaksanakan dalam peningkatan mutu sekolah, data
prestasi siswa baik akademis maupun non akademis,
sarana
prasarana
yang
mendukung
proses
pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai tehnik
dalam pengumpulan data. Dengan wawancara, maka
peneliti
akan
mendalam
mengetahui
hal-hal
tentang
menginterprestasikan
yang
lebih
persiapan
situasi
dan
dalam
fenomena
yang
terjadi tentang strategi peningkatan mutu sekolah.
c. Observasi
Observasi adalah tehnik pengumpulan data
melalui
pengamatan.
Dalam
observasi
peneliti
mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran di
kelas saat guru mengajar dan bagaimana situasi
kelas, mengamati kegitan ekstrakurikuler yang diikuti
oleh siswa.
d. Focus Group Discussion (FGG).
Focus Group Discussion (FGD) adalah metode yang
akan digunakan untuk mendapatkan data pokok/
primer untuk menidentifikasi masalah, analisis dan
penyebab
masalah,
dan
menentukan
cara-cara
penyelesaian masalah, dan mengusulkan berbagai
alternatif pemecahan masalah dengan pertimbangan
sumberdaya yang tersedia. FGD dilakukan untuk
46
mendapatkan data tentang faktor-faktor kekuatan,
kelemahan,
peluang,
ancaman
dalam
rangka
peningkatan mutu sekolah di SDN 2 Jampiroso yang
didasarkan pada aspek input, proses, dan output.
FGD ini akan melibatkan komite sekolah, unusur
pimpinan
sekolah
(kepala
sekolah,
wakil
kepala
sekolah), 2 orang guru, 1 orang komite, 1 orang
bagian tata usaha. Dalam FDG ini terjadilah proses
curah
pendapat
(brainstroming)
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan
eksternal. Setelah mendapatkan kesimpulan tentang
kekuatan, kelemahan, peluang, dan acaman langkah
selanjutnya
akan
membuat
rangkuman
kedalam
aspek input, proses, dan output. Dalam pertemuan
selanjutnya akan membahas dan menyepakati untuk
bobot dan skor dari masing-masing faktor yang sudah
ada. Setelah itu tahap selanjutnya adalah melakukan
proses analisis data melalui analisis SWOT.
3. Desain produk
Penelitian
ini
akan
menghasilkan
rencana
strategis yang belum teruji oleh pakar sehingga belum
diketahui
kelemahannya.
Maka,
pada
tahan
selanjutnya dibutuhkan pengujian oleh pakar atau
ahli. Peneliti akan menguji rancangan renstra dengan
pakar yang menguasai bidang rencana strategis.
4. Validasi Desain
Data yang sudah diperoleh akan diuji oleh pakar
untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, yang
selanjutnya
akan
diperbaiki
dengan
mengurangi
kelemahan-kelemahan tersebut. Masukkna dari pakar
akan lebih menyempurnakan draft renstra yang telah
47
disusun oleh penulis. Penulis melakukan uji pakar
dengan seorang profesor dan seorang doktor serta dari
ketua komite SDN Jampiroso 2 yang menghuasai
bidang rencana strategis. Kedua ahli tersebut adalah
Prof.Dr Slameto dan Dr Bambang Suteng Sulasmono,
M.Si yang saat ini masih aktif mengajar di UKSW
Salatiga.
5. Perbaikan desain
Dari
hasil
perbaikan
dari
pakar
maka
akan
didapatkan rencana strategis yang lebih baik dan bisa
dipertanggung
jawabkan.
Selanjutnya
rencana
strategis tersebut akan diserahkan kepada kepala
sekolah sebagai alternatif peningkatan mutu melalui
serah terima antara penulis dengna pihak sekolah
yang diwakili oleh kepala sekolah.
3.5. Analisis Data
3.5.1 Analisa data hasil wawancara, Observasi, dan
Studi Dokumen
Data yang diperoleh dari berbagai sumber dan
menggunakan
tehnik
bermacam-macam
pengumpulan
secara
terus
data
menerus
yang
sampai
datanya jenuh. Bogdan dalam Sugiyono (2014),
Analisis
data
adalah
proses
mencari
dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan
cara
mengorganisasikan
data
ke
dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang dipelajari dan membuat kesimpulan
48
sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun orang
lain.
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan
pada saat wawancara berlangsung. Bila jawaban yang
diwawancarai
setelah
dianalisis
terasa
belum
memuaskan maka peneliti melakukan pertanyaan lagi
sampai tahap tertentu. Semakin lama peneliti ke
lapangan,
komplek
dirangkum
maka
dan
rumit.
dan
memfokuskan
jumlah
data
Data
memilah
pada
semakin
banyak,
yang
masuk
hal-hal
yang
hal-hal
yang
perlu
pokok,
penting
dan
kemudian dicari tema dan polanya.
3.5.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai
faktor secara sistematis yang didasarkan pada logika
yang memaksimalkan kekuatan (Strengh) dan peluang
(Opportunities),
namun
meminimalkan
secara
kelemahan
bersamaan
dapat
(Weaknesses)
dan
ancaman (Threats). menurut Rangkuti (2014), model
yang dipakai pada tahap ini adalah matrik faktor
strategi eksternal (EFAS) dan matrik faktor strategi
internal (IFAS) dan matrik profil komparasi.
Matrik
IFAS
menggambarkan
lingkungan
internal yang memberikan informasi tentang kekuatan
yang
harus
digunakan
secara
maksimal
dan
kelemahan yang harus diminimalkan. Matrik EFAS
menggambarkan
lingkungan
eksternal
yang
memberikan informasi tentang peluang yang harus
dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari
atau dicegah.
49
Langkah-langkah dalam menyusun analisis SWOT
1. Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh SDN 2 Jampiroso.
2. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh SDN 2 Jampiroso untuk meningkatkan mutu.
3. Menentukan bobot relatif masing-masing faktor
berdasarkan
tingkat
kepentingannya
sebagai
penentu keberhasilan upaya perbaikan mutu di
SDN 2 Jampiroso.
4. Menentukan rating atau skor (1 sampai dengan 5)
dari masing-masing faktor yang menggambarkan
kondisi internal dan eksternal SDN 2 Jampiroso.
5.
Menghitung total skor dengan mengalikan bobot
dan rating untuk masing-masing faktor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.
6. Menghitung
total
skor
(kekuatan-kelemahan)
akhir
dan
faktor
faktor
internal
eksternal
(peluang-ancaman).
7.
Menentukan posisi strategis dari faktor internal
dan faktor eksternal SDN 2 Jampiroso.
8. Menentukan rencana strategis berdasarkan posisi
dari hasil analisis SWOT untuk meningkatkan
mutu SDN 2 Jampiroso.
50
TABEL 3.2 EFAS
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI INTERNAL
KEKUATAN
Tulis 5-10 kekuatan
KELEMAHAN
Tulis 5-10 kelemahan
Total
BOBOT
RATING
BOBOT
X
RATING
KOMENT
AR
1,0
Sumber: Rangkuti,F.(2014)
Matrik strategi Internal
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 kekuatan
dan kelemahan)
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2,
mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0
(tidak penting)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masingmasing faktor dengan memberikan skala mulai
dari
4
(outstanding)
sampai
dengan
1(poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi sekolah. Pemberian nilai rating untuk
faktor
peluang
bersifat
semakin diberi rating
positif
(peluang
yang
4, tetapi jika peluangnya
kecil, diberi rating 1). Pemberian rating ancaman
adalah kebalikannya.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada
kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan
dalam kolom 4. lihat tabel EFAS
51
TABEL 3.3 EFAS
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI
EKSTERNAL
PELUANG
Tulis 5-10 peluang
Ancaman
Tulis 5-10 ancaman
Total
BOBOT
RATING
BOBOT
X
RATING
KOMEN
TAR
1,0
Sumber: Rangkuti,F.(2014)
Besarnya skor ditentukan dalam FGD (Fokus
Group Discussion) antara peneliti, guru dan kepala
sekolah dengan kesepakatan, masing-masing peserta
menilai
bobot
dan
rating
untuk
masing-masing
indikator. Kriteri yang digunakan untuk menentukan
besarnya
skor
adalah
bagaimana
posisi
SDN
2
Jampiroso dibandingkan SD lain yang sederajat di
Kecamatan Temanggung. Skor berkisar 1-5, untuk
kekuatan
dan
peluang,
semakin
baik
posisinya
semakin tinggi angkanya. Tapi untuk kelemahan dan
ancaman, semakin tinggi posisinya dengan SD lain
semakin kecil anggkanya.
Untuk kekuatan dan kelemahan, begitu juga
untuk peluang dan ancaman masing-masing dihitung
total skor penghitungan bobot dikali skornya. Dari
perhitungan tersebut diperoleh total skor kekuatan
dan total skor kelemahan. Untuk mendapatkan totol
skor akhir,hitung skor total kekuatan dikurangi skor
total kelemahan. Dengan cara yang sama diperolah
total skor untuk peluang dan total skor ancaman.
Kemudian hitung total skor akhir dengan cara total
skor peluang dikurangi total skor ancaman.
52
Setelah dihitung total skor akhir dari faktor
internal
dan
total
akhir
faktor
eksternal,
data
dimasukkan ke dalam Tabel 3.4 yaitu matrik SWOT,
sebagai acuan penyususnan strategi.
IFAS
Weakneesses (W)
EFAS
WO
Opportunities
(O)
Threats
SO
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1
-1
-2
-3
-4
WT
-5
1 2
3
4
5
ST
Sumber; Wulaningrum et al.(2006)
Gambar 3.2 Matrik SWOT
Total skor akhir dari faktor internal (IFAS)
digambarkan pada sumbu X pada matrik SWOT, dan
total
skor
akhir
dari
faktor
eksternal
(EFAS)
digambarkan pada sumbu Y. Garis koordinat (X,Y)
menunjukkan hasil analisis SWOT itu terletak di
kuadran mana. Kuadran SO (Strengthd-Opportunities),
Kuadran
ST
(Strengths-Threats),
Kuadran
WT
(Weaknesses-Threaths). Posisi itu menentukan strategi
pengembangan yang dibuat untuk meningkatkan
mutu sekolah di SDN 2 Jampiroso.
53
3.6. Triangulasi (keabsahan ) data
Keabsahan
mengecek
data
dalam
kredibilitas data
penelitian
dengan
dengan berbagai tehnik
pengumpulan data dan berbagai sumber data. Ada
dua cara yang dilakukan yaitu:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi
sumber ini dilakukan untuk
menguji kredibilitas dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh, melalui beberapa sumber. Untuk
mendapatkan data yang valid tentang upaya-upaya
yang dilakukan sekolah dalam rangka peningkatan
mutu,
peneliti
menggunakan
berbagai
sumber.
Sumber-sumber data meliputi kepala sekolah, guru,
komite
dan
siswa.
Dalam
penelitian
ini
untuk
mengumpulkan data melalui FGD.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi
teknik
dilakukan
oleh
peneliti
dengan mengecek sumber data yang sama dengan
dengan teknik berbeda yaitu dengan wawancara,
observasi dan studi dokumen.
54