Karya Ilmiah Implementasi Sistem Pendidi (1)
Karya Ilmiah
l..MPLEMENTASI SJSTEM PENDIDIKAN BERBASIS zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
TEKNOLOGT INFORMASJ
Olch :
Mahdianta Pandia, S.Kon1., M.Kon1.
SEK OLAH TIN GGI MAN AJEMEN INFORT\1ATI~A K01\1PUTER
KRISTEN NEUMANN fNDONESIA
MEDAN zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
2012
KATAPENGANTAR
Atas Berkat Dan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang senantiasa
melimpahkan karuniaN ya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kary a
Ilmiah ini dengan baik. Karya Ilmiah ini diajukan mudah-mudahan dapat
menarnbah wawasan ilmu pengetahuan penulis. Adapun judul dari Karya
Ilmiah ini adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
"Implementasi Sistem Pendidikan Berbasis Teknologi
Inf ormasi".
Penulis menyadari bahwa penyajian dan isi dari Karya Ilmiah ini
masih membutuhkan penambahan dan perbaikan untuk kesempurnaannya.
Kiranya isi dari Karya Ilmiah memberikan manfaat dan dapat menjadi
masukan dan acuan yang berguna bagi pembaca yang membutuhkannya.
Medan,
Nopember 2012
Penulis,
Mahdianta Pandia, S.Kom. M.Kom.
DAFTAR ISi
Hal am an
KATA PENGANTAR
.
DAFTAR ISI
BA,.B
BAB
I
II
ii zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYX
PENDAHULUAN
.
1.1.
Latar Belakang
.
1.2.
Tujuan Penulisan
4
. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
URAIAN TEORITIS
.
BAB
III
IV
5
2.1.
Pengertian Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi
5
2.2.
Model Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
8
2.3.
Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi ....
2.4.
Komponen Utama Pembelajaran Berbasis Teknologi
:.......
Informasi
BAB
1
PEJ\IBAI-IASAN . .. . . . . . .. . .. . . . . . . . . . .. .. . . . .. . . . . . . . . .. . . . .
.....
....
13
20
3 .1.
Pendidikan di Era Global . . .. . . . . .. . .
3.2.
Pergeseran Paradigma Pendidikan
32
3.3.
Strategi Pengembangan Pendidikan di Era Global
37
3.4.
Strategi Pengembangan Pendidikan berbasis TI
39
PENUTUP
. .. . ... ..
.. . . .. . ..
10
20
46
DAFTAR PUSTAKA
47
11
BABI
PENDAHULUAN
1.1. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Latar Belakaug
Tidak ada yang menyangka perkembangan internet akan memberikan
dampak yang sedemikian dasyat seperti saat ini, Internet merupakan wujud
kemajuan teknologi inforrnasi (Komputer dan Telekomunikasi)
fenomenaJ karena mampu
yang paling
membawa kita pada era globalisasi, suatu era
dimana sekat-sekat geografis suatu daerah, atau negara menjadi pudar. Tidak
hanya geografis, sekat waktu-pun dihilangkan oleh Internet Dimaria dan
kapanpun.
asal kita terhubung
ke internet, maka kita dapat bekerja,
berkomunikasi, berinteraksi, menciptakan dan menyebarkan data, informasi,
dan pengetahuan dengan teramat sangat cepat, ke berbagai belahan dunia.
Kemajuan teknologi informasi kini telah mengubah cara masyarakat
menghabiskan waktu dan cara mengerjakan sesuatu. Spektrum manfaatnya
sangat
begitu luas. Kini muncul bentuk-bentuk perubahan baru dalarn
aktifitas kehidupan masyarakat sebagai dampak dari kemajuan TI. Pada
sistem perdagangan dan ekonomi kini muncul zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
e-commerce, e-business, e-
trading, dan e-sitop. Pada sistem pemerintahan muncul e-government,
kemudian memunculkan bentuk-bentuk baru dalam penyelenggaraan
yang
dan
f
e-adntinistmiicn, e-society, e-healih, e-citizen,
pelayanan pemerintahan, seperti: zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e-seroices, e-demokrasi. dan e-tendering atau e-procuremeni. Pada sistern suratrnenyurat muncu1 e-mail. Bentuk-benluk
perubahan di atas pada dasarnya
merubah aktifitas masyarakat dalam dunia nyata ke dalam aktifitas dunia
may a (aktifitas dalam dunia internet). Banyak lagi bentuk perubahan lainnya
terjadi dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat yang dibawa oleh kemajuan
TI, tidak terkecuali, dalam dunia pendidikan.
Dunia pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dari kemajuan
TI karena memperoleh manfaat yang Iuar biasa. Mulai dari eksplorasi materimateri
pembelajaran
berkualitas
seperti
literatur,
jurnal,
dan
buku,
membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai konsultasi/ diskusi dengan
para pakar di dunia, semua zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
itu dapat dengan mudah dilakukan dan tanpa
mengalami sekat-sekat karena setiap individu dapat melakukannya sendiri.
Dampak yang sedemikian luas tersebut telah memberikan warna atau wajah
baru dalam sistem pendidikan dunia, yang dikenal dengan berbagai istilah elearning, distance learning, online learning, web based learning, computer-based
learning, dan virtual
class room, dimana
semua
terminologi
tersebut
mengacu pada pengertian yang sama yakni pendidikan berbasis teknologi
inforrnasi.
2
Bagi negara-negara maju, pendidikan berbasis TI bukan hal yang baru
lagi. Mereka telah terlebih dulu dan Iebih rnaju dalam menerapkan berbagai
teknik dan model pendidikan berbasis TI. Indonesia masih tergolong pemula
dalam menerapkan sistem ini. Namun tidak jadi masalah, sebagai pemula
tentu
kita
pu.nya
kesempatan
berharga
untuk
belajar
banyak
atas
keberhasilan dan kegagalan mereka sehmgga penerapan pendidikan berbasis
TI di Indonesia menjadi lebih terarah, Sebagai pemula, Pemerintah Indonesia
sudah termasuk cepat dalam
menanggapi
kebutuhan dunia pendidikan
terhadap TI. Sebagai contoh, pada pendidikan tinggi (kampus). ketersediaan
internet kini semakin meluas, mulai tersedia teknologi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFE
video conference, yang
semuanya
itu memberikan
penguatan
pada
proses
belajar
mengajar
dikampus. Demikian juga pada pendidikan dasar, menengah dan kejuruan,
Pemerintah telah membangun situs pembelajaran e-dukasi.net, penyediaan
jardiknas
(meski masih belum menyeluruh) adalah wujud nyata langkah
pemerintah dalam membangun e-educaiion pada dunia pendidikan di tanah
air.
Paparan tulisan berikut ini mencoba untuk memberikan
berbagai
aspek tentang pendidikan berbasis TI, dimulai dari hal yang mendasar yakni
pengertian, kemudian dilanjutkan dengan model pendidikan berbasis TI,
media TI dalam pembelajaran, Komponen utama sistem pendidikan berbasis
3
TI, laboratorium
virtual, strategi penerapan pendidikan berbasis TI, dan
paling akhir akan ditutup dengan suatu simpulan.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui irnplementasi
pendidikan berbasis teknologi informasi.
4
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi
Apa sesungguhnya yang disebut dengan Pendidikan Berbasis TI?
Iawaban berikut atas pertanyaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ini semoga dapat menyamakan persepsi
diantara kita tentang pendidikan berbasis TI.
Pendidikan berbasis TI merupakan suatu sistem pendidikan dimana
proses belajar-mengajar berlangsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi, Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan peserta
(murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti
halnya dalam sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang
teknologi informasi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(internet) dengan memanfaatkan suatu media yang
disebut kornputer. Hal-hal fisik (materi pembelajaran, buku) dalam sistem
pembelajaran konvensional, beru bah menjadi informasi digital pad a sistem
pembelajaran berbasis TI. Karena perubahan tersebut, karena mereka tidak
harus bertatap muka secara fisik. maka cara mengajar pengajar, dan cara
belajar peserta juga harus berubah. Pendidikan berbasis TI akan mengubah
perilaku pengajar dan peserta ajar dalam menyelenggarakan proses belajar
mengajar. Pengajar dan peserta harus sama-sama menguasai instrumen
5
r
teknologi
inforrnasi yang digunakan didalam
pembelajaran
agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung.
Mencermati
difinisi
di
atas,
tantangan
dalam
implementasi
pendidikan berbasis TI memang terasa sangat berat. Disamping karena harus
mengubah cara proses belajar mengajar pengajar dan peserta, investasi yang
besar dalam menyediakan
insfrastruktur TI yang memadai agar proses
pembelajaran dapat berlangsung, juga menjadi masalah tersendiri, Karena
berat tersebut, makanya
selalu ada cerita sukses dan kisah gagal dari
pengalaman-pengalaman
mereka yang sudah terlebih dulu menerapkan
pendidikan berbasis TL
Pendidikan berbasis TI kemudian mengambil bentuk-bentuk
yang
lebih sederhana untuk mengurangi beratnya implementasi secara murni,
seperti menggunakan
jaringan intranet zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tinimnei adalah. [aringan kompuier lokal
yang merupakan beniuk ntiniaiur dari interneii dan menggunakan
ROM.
Proses
karakteristik
pembelajaran
hampir
pada
jaringan
lokal
Intranet
sama dengan proses pembelajaran
media CDmerniliki
pada jaringan
internet hanya saja dilakukan dalam satu ruangan atau dalam satu gedung
atau dalam area yang lebih luas. Pada sistem berbasis CD-ROM, materi
pem belajaran
dibawa
oleh murid dalam zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
berrtuk CD-ROM, kemudian
dipelajari pada komputer masing-masing.
6
Satu hal yang haru.s diingat, bentuk
apapun yang diambil dari
pendidikan berbasis TI, harus tetap mengacu pada tujuan utama yakni
memperbaiki secara signifikan kualitas belajar dan mengajar di kelas dan
ju.ga meningkatkan
literasi teknologi informasi. Jangan mengembangkan
sistem pendidikan berbasis TI sebagai zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
optional atau karena nice to have.
Sebelum melanjutkan pada paparan berikutnya, perkenankan penulis
menyampaikan suatu konsep, yang menurut penulis cukup penting untuk
disampaikan disini, yakni sekolah berbasis TI.
Sekolah berbasis TI memiliki cakupan yang lebih luas dari pendidikan
berbasis TI. Kalau pada pendidikan berbasis TI yang disasar harrya proses
belajar mengajar,
maka pada sekolah
berbasis TI se1ain proses belajar
mengajar, ada hal-hal lain yang juga disentuh dengan TI (lihat gambar
berikut).
SISTEM
INFORMASI
PENDIDIKAN
SISTEM
INFORMASI
ADMINISTRASI
~=====,,,,,,,..('
-~- ----~---
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
~~~~~~~
~~~~~~--,
SEK OLAH
BERBASIS Tl
PENDIDIKAN
BERBASIS TI
SISTEM
MONITORING
BERBAS:{S SMS
7
SISTEM
INFORMASI
PERPUSTAKAAN
Sistem informasi pendidikan adalah sistem untuk mengelola data-data
pendidikan, sistem informasi administrasi mengelola data admirustrasi dan
keuangan sekolah, sistem informasi perpustakaan mengelola data-data buku
dan literatur di perpustakaan, dan sistem monitoring berbasis SMS adalah
sistem untuk memantau jam masuk dan pulang sekolah murid dengan
memadukan teknologi SM.S dan sidik jari, Sistem monitoring sangat berguna
bagi orang tua (keluarga) murid.
Semua sistem tersebut berguna untuk
meningkatkan efektifitas penyelenggaraan sekolah dan sistem pendidikan
berbasis TI.
2.2. Model Sistem Pembelajaran Berbasis TI
Ada 2 model sistem pembelajaran berbasis TI, yaitu pembelajaran
yang tidak sinkron (Asynchronous learning) dan pem belajaran yang sinkron
(Synchronous learning).
a. Pembelajaran Tidak Si11kro11
Pada model tidak sinkron, proses belajar mengajar antara pengajar
dan peserta
pembelajaran
dilakukan pada waktu yang berbeda. Seoran.g
peserta d.apat mengambil materi pembelajaran pada waktu yang berbed.a
dengan pengajar memberikan materi pembelajaran.
8
Untuk saat ini, pembelajaran tidak sinkron lebih banyak digunakan,
karena: pertama, peserta tidak harus terikat dengan waktu, peserta dapat
mengambil materi pembelajaran kapan dan dimana saja. kedua, relatif lebih
mudah dan lebih sederhana dalam
unplementasi, dan terakhir,
dari
kebutuhan sumber daya terutama infrastruktur internet zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
relatif lebih murah.
Kekurangan model pernbelajaran ini adalah interaksi dua arah yang bersifat
real
time
antara
diselenggarakan,
pengajar
dan
peserta pernbelajaran
tidak
dapat
namun demikian, meski tidak bersifat real lime, model
pembelajaran ini dapat dilengkapi dengan fasilitas forum, untuk menjaga
interaktifitas antara peserta clan pengajar, atau antara peserta dengan peserta
lamnya, da1am mendiskusi berbagai topik materi pembelajaran.
b. Pembelajaran Sinkron
Pada model sinkron, proses belajar mengajar dilakukan
bersamaan,
terjadi
interaksi
dua
arah
antara
pengajar
dan
secara
peserta
pembelajaran. Model ini mirip dengan proses pembelajaran konvensional di
kelas, oleh karena itu model pembelajaran sinkron sering disebut zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
virtual
classroom.Interaksi dua arah yang bersifat real time antara pengajar dan
peserta pembelajaran dapat di1akukan
teleconference clan chatting.
9
dengan rnenggunakan teknologi
Sesnngguhnya model pembelajaran
sinkron pada internet adalah
bentuk paling ideal dari pendidikan berbasis TI, karena dengan model ini
seorang pengajar bisa menjelaskan materi pembelajaran dengan peserta yang
tersebar di seluruh dunia. Akan tetapi model ini membutuhkan sumber daya
yang sangat besar. terutama penyediaan mfrastruktur internet dengan
bandwidth berkapasitas tinggi. Untuk saat ini, model sinkron lebih sering
digunakan pada acara-acara khusus seperti seminar.
Meskipun sulit diterapkan pada internet karena keterbatasan sum ber
daya, pembelajaran sinkron dapat dilaksanakan pada satu kelas, sekolah,
atau gedung dengan memanfaatkan jaringan lokal intra net. Saat zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQP
int jaringan
Intranet
dapat dipilih sebagai
solusi
yang tepat untuk
pembelajaran
sinkron di sekolah, karena harnpir
pernbe1ajaran
sinkron pada internet dapat dilaksanakan
menerapkan
semua karakteristik
pada jaringan
intranet, hanya saja dalam area yang lebih sempit,
2.3. Media Pembelajaran Berbasis TI
Beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis
rt
adalah:
Internet
Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TI,
karena perkernbangan internet kemudian muncul model-model zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
e-leaming,
10
distance learning, web base learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya.
Internet
merupakan
mempercepat
jaringan
komputer
akses dan distribusi
global
informasi
yang
memperrnudah,
dan pengetahuan
(materi
pembelajaran) sehingga materi dalam proses belajar mengajar selalu dapat
diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan pendidikan berbasis TI
tersedia akses internet.
Saat tni wilayah Indonesia yang terjangkau jaringan internet sernakin
meluas hal ini sebagai dampak dari perkembangan yang pesat dari jaringan
telekomunikasi. Mulai dari jaringan telpon rumah/kantor, jaringan Speedy
telkom, leased line ISP, sampai dengan komunikasi melalui GPRS, 3G.,
HSDPA dengan memanfaatan
modem GS.M dan CDMA dari provider
seluler adalah sederetan teknologi yang dapat digunakan
untuk akses
internet. Dengan kata lain, saat ini tersedia banyak pilihan teknologi untuk
melakukan koneksi pada jaringan global.
Intranet
Apabila
hambatan,
penyediaan
maka
intranet
infrastruktur
dapat
internet
dijadikan
mengalami
alternatif
sebagai
suatu
media
pendidikan berbasis TI. Karakteristik intranet hampir sama dengan internet,
11
. ....,.
hanya saja untuk area lokal (dalam suatu kelas, sekolah, gedung, alau antar
gedung).
Model-model
pembelajaran
sinkron
dan tidak sinkron
dapat
dengan mudah dan lebih murah dijalankan pada Intranet. Menurut penulis,
pada kondisi-kondisi tertentu intranet juslru dapat menjadi pilihan tepat
dalam menerapkan pendidikan berbasis TI.
Mobile Phone
Pembelajaran berbasis TI juga dapat dilakukan dengan menggunakan
media telpon seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan teknologi
telpon se1uler yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran,
mengikuti
pembelajaran
melalui
telpon
seluler.
Begitu
canggihnya
perkembangan teknologi ini sampai rnemunculkan istilah baru dalam
pern belajaran berbasis TI yang disebut zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
M-leaming (111obile lenming).
CD-ROrvrjFlash Disk
Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan apabila koneksi
jaringan internet/ intra net tidak tersedia. Materi pem belajaran disirnpan
dalarn media tersebut, kemudian dibuka pada suatu. komputer. Pemanfaatan
media CD-ROM/flash
disk merupakan bentuk pernbelajaran
yang paling sederhana dan paling rnurah.
12
berbasis TI
2.4. Komponen Utama dalam Pembelajaran Berbasis TI
Ada 2 komponen utama
dalam pembelajaran
berbasis TI, zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
yaitu
Learning Management System (LMS), dan Learning Content (LC).
1. Learning Management System
Ada suatu ungkapan yang menyatakan
"if learning content is king, then infrastruct ure (LMS) is god".
ungkapan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
di atas untuk menyatakan
Sengaja penulis menyampaikan
betapa pentingnya komponen
merupakan
LMS dalam pembelajaran
berbasis TL UvIS
suatu sistem komputer yang dapat diibaratkan
sebagai staff
adrnirustrasi yang akan mengatur penyelenggaraan proses belajar mengajar.
Berikut adalah beberapa fungsi dari LMS:
a. Mengelola materi pembelajaran
Setiap mata pelajaran
akan memiliki materi pembelajaran.
Setiap
materi pembelajaran akan dikelompokkan berdasarkan kelas (seperti kelas I,
2, 3) dan juga semester. Pada setiap semester, materi pembelajaran akan
dikelompokkan
seterusnya.
berdasarkan
Setiap
materi
pertemuan
pembelajaran
perubahan atas dasar pergantian kurikulum.
13
pertama,
kemudian
kedua,
dapat
ketiga,
dan
mengalami
Kondisi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di atas akan menjadi rumit ketika kita mencoba untuk
menjawab perta.nyaan-pertanyaan berikut ini:
•
Bagaimana kemudian kalau. ada puluhan maia pelajaran dengan raiusmi
tnaieri pembela] aran?
•
Bagaimana caranyn. agar peseria (sisum) iidak salah masuk kelas (iidak salon
mengambil maieri pembelajaran)?
e
Bagaimana kemiuiian kautu pengajar mgu1 utenambah atau meiuperbaiki
mnieri pembelajaran pnda suaiu semester ierientu?
•
Bagaimana carunu« dalam proses belajar 111engajar dapat metnbandingkan
maieri pembeluinran zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dari kurikulum yang berbeda aiau dari meter! tahun
eebelumnva?
,/
Dan banyak pertanyaan lainnya yang dapat membuat keadaan dalam
proses belajar mengajar berbasis TI menjadi Ju wet.
Pertanyaan-pertanyaan ruwet di atas akan menjadi begitu mudah bila
proses pembelajaran memiliki LMS. ln.ilah peran pertama LMS yang mampu
mengelola materi pembelajaran dan memandu pengajar dan peserta dalam
proses belaja.r mengajar,
b. Registrasi dan Persetujuan
LMS dapat melakukan pendaftaran para peserta pembelajaran dan
melakukan hal-hal yang bersifat persetujuan
14
apabila ada kondisi yang
membutuhkan persetujuan dalam pembelajaran. Fungsi ini juga bermanfaat
dalarn membatasi rnereka yang berhak mengikuti pelajaran dengan mereka
yang lidak berhak.
c. Merekam aktifitas belajar mengajar
Peran ketiga dari LMS adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
merekam aktifitas belajar mengajar.
Peran ini akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sepern: berapa
Jama, kapan mulai, kapan berakhir proses belajar mengajar (mengakses
rnateri pembelajaran), siapa saja yang hadir, proses diskusi (tanya jawab)
yang terjadi, dan memberikan peringatan kepada peserta.
d. Melakukan evaluasi
Fungs.i keempat LMS adalah melakukan evaluasi terhadap proses
belajar mengajar menyangkut: mengukur kemajuan peserta antara sebelum
melakukan pembelajaran dengan sesudah pembelajaran, mengukur seberapa
jauh pemahaman
peserta terhadap materi, dan atas dasar hasil evaluasi
kemudian memberikan saran ke peserta untuk mengulang kembali beberapa
materi pembelajaran yang dianggap kurang, Aspek evaluasi lain yang bisa
dilakukan adalah mengukur kepuasan atau persepsi peserta terhadap materi
pembelajaran terutama dalam
hal penyajian materi. Bagaimanapun
15
ada
korelasi yang tinggi antara kemampuan daya serap peserta dengan cara
penyajian materi pembelajaran.
e. Media komunikasi
LMS dapat menjadi media komunikasi, rnenyampaikan pengumuman,
meningkatkan
interaktifitas
antara
pengajar,
peserta,
dan
pihak
administrator.
f. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pelaporan
Muara akhir dari fungsi-fungsi di al-as adalah pembuatan pelaporan
otornatis dan transparan
menyangkut hasil dari proses belajar mengajar.
Pem buatan laporan dapat d.ibuat berdasarkan hak-hak akses dari komponen
sekolah. Sebagai contoh pelaporan untuk pimpinan (pihak atasan), pengajar,
peserta bahkan m ungkin orang tua dapat mengakses dengan fasilitas yang
berbeda-beda,
2. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Learning Content
Learning content adalah m.ateri pembelajaran itu sendiri, yang akan
disajikan kepada peserta pembelajaran. Isi materi harus dibuat oleh mereka
yang
punya
kompetensi
dibidangnya,
tidak
peduli
apakah
mereka
memahami banyak tentang TI atau tidak. Setelah isi materi selesai dibuat
16
baru kemudian dibuatkan versi elektroniknya oleh para pengembang content
tconieni developers) sehingga bisa dimasukkan ke LMS.
Penyajian content harus mengandung
memiliki minat untuk membaca (mempelajari),
daya tarik sehingga
peserta
mengandung OopicD-unsur
animasi, suara, video, interaktif, dan simulasi, namu.n demikian harus tetap
memperhatikan
bandundth dari internet atau Intranet sehingga tidak terlalu
lambat tampil saat dipelajari oleh peserta. Dalam mempelajari materi, peserta
harus merniliki riopicCJ
terhadap penyajian materi, dapat meJompat dari
satu :Jopic ke Oopic yang lainnya.
Fasililas forum, duuiing, dan video
conference dapat digunakan untuk menjaga interaktifitas.
3. Virtual Laboratory
Perkenankan penulis membahas sekilas disini tentang virtual labcrntonj
atau laboratorium
maya, karena zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
virtual lab merupakan salah satu produk
unggulan hasil kemajuan TI dan laboratorium merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pendidikan.
Laboratorium
adalah tempat bagi peserta untuk melakukan praktik-
praktik dari teori yang diberikan di kelas oleh pengajar sehingga memiliki
pemahaman
yang lebih kuat
terhadap materi yang dipelajari,
Nam.un
mungkin karena keterbatasan dana, tidak semua sekolah bisa memiliki lab
17
yang memadai, atau memiliki ruang lab namun alat-alatnya sudah tidak bisa
dipakai, atau memiliki ruangan Iab-nya saja, atau tidak memiliki lab sama
sekali. Bila kondisi seperti ini masih terjadi, mungkin ada baiknya kita
melirik virtual lab.
Virtual lab merupakan salah satu learning content yang berwujud
piranti lunak komputer yang dirancang agar seseorang dapat melakukan
aktifitas-aktifitas experiments seperti halnya mereka melakukan experiments di
laborator:ium sebenarnya. Ada 2 kornponen penting dalam virtual lab, yaitu:
simulasi dan animasi. Simulasi bertujuan rnenggambarkan lingkungan nyata
dalam suatu sistem. Melalui simulasi peserta dapat melakukan percobaan
dengan cara penggantian nilai parameter-parameter,
perilaku
berbeda
berbeda
tersebut
terhadap
seh:ingga menimbulkan
percobaan yang dilakukan.
kemudian
ditampilkan
melalui
Perilaku-perilaku
animasi.
Hasil-hasil
percobaan juga secara otomatis dapat direkam oleh sistem dan pada akhirnya
dapat diambil sebagai pelaporan.
Virtual lab paling ideal dijalankan di internet sehingga peserta dapat
melakukan percobaan darimana dan kapan saja. Namun demikian dapat juga
dijalankan
dalam lingkungan intranet atau kornputer standalone. Dengan
virtual lab gedung maupun alat lab fisik diubah menjadi komputer dan
piranti Junak virtual lab.
18
!r,J :t:c
1,,.·
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ir~;~!~ila! r mh km v ) zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
~~:.,,
OiiaSll,ch:r
(kmi
I, .~:
-
l]Fo6J~ outri;.lx,0}1
CJ
'i L.~ii~~I[~
'
Ste<
I
Conteh virtual lab sederhana, simulasi planet mengelilingi pusatnya
Contoh zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
virtual lab sederhana, structural moleculer 3D dari DNA
19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pendidikan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di Era Global
Era globalisasi yang melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung
sangat cepat yang
menimbulkan
dampak
global pula yang sekaligus
menuntut kemampuan manusia unggul yang mampu mensiasati dan
mengantisiapasi ksmungkinan-kemungkinan
yang sedang dan akan terjadi.
Clobalisasi akan semakin membuka din bangsa dalam menghadapi bangsa-
bangsa lain. Batas-batas politik, ekonomi, sosial budaya antara bangsa
semakin kabur. Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan tak dapat
dihindari, terutma dibidang ekonomi clan IPTEK. Hanya negara yang unggul
da1am bidang ekonomi
dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil
manfaat atau keuntungan yang banyak. Clobalisasi
ditandai dengan
Marrakesh
yang
adanya persetujuan
telah
diratifikasi
di bidang ekonomi
CATT pada putaran Uruguay di
WTO
yang
dilanjutkan
dengan
kesepakatan APEC di Begor tahun 1994 dan di Osaka tahun 1995 yang
mengupayakan terbenluknya kawasan perdagangan
bebas di Asia-Pasifik
pada tahun 2020, dan terbentuknya kawasan perdagasan bebas (AFTA)
ASEAN yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003. Clobalisasi tidak hanya
20
L
terjadi di bidang ekonomi, namun juga terjadi hampir di seluruh bidang
kehidupan manusia, bidang sosial, ekonomi, pendidikan, hankam, budaya.
Bahkan perksmbangan global yang paling cepat adalah bidang teknologi
informasi. Penguasaan teknologi informasi merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki oleh masyarakat yang akan memenangkan
persaingan
di
kornpetisi global. Kondisi tersebut menuntut sumber daya manusia yang
memiliki keunggulan
komperatif dan keunggulan kompetetif. Manusia
globa.l adalah manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa (bermoral), rnampu bersaing, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki jati diri. Salah satu wahana yang sangat strategis
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul adalah
melalui pendidikan
Kemajuan teknologi, ketersediaan modal, barang, sumber daya manusia
(SD1\,1) akan mengalir deras dari berbagai
mungkin dapat dihindari
belahan
dunia yang tidak
oleh negara manapun. Terkait dengan kondisi
tersebut, tuntutan akan reformasi pendidikan ("revo]usi pendidikan") sangat
diperlukan, mengingat model pendekatan pendidikan kita selama zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
ini dinilai
cenderung bersifat indokrinatif dogmatis, gaya bank, dan opresif birokratis,
orientasi pendidikan tidak sesuai dengan jiwa dan semangat refor_masi
pendidikan
yang mendambakan keunggulan
21
individu, masyarakat
dan
bangsa zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di tengah-tengah era otonomi daerah, era demokratisasi,
teknologi Inforrnasi dan kehidupan global. Akibatnya kualitas
dihasilkan
dari lembaga
pendidikan
kita relative
sangat
era
SDM yang
rendah
dan
tertinggal dengan negara-negara tetangga
Sementara kualitas pendidikan yang diandalkan sebagai wahana dalam
menciptakan kualitas sumber daya manusia masih memprihatinkan. Harian
K01t1PAS tanggal 5 September 2001 memberitakan bahwa Abdul Malik Fajar
paa saat itu selaku Mendikbud juga rnengakui kebenaran penilaian bahwa
sistern pendidikan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di Indonesia rnasih terburuk di kawasan Asia. Political and
Economic zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Risk Consultancy (PERC) melakukan survei yang hasilnya dari 12
negara yang disurvei menyebutkan bahwa Indonesia rnenduduki urutan 12,
sedangkan Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul
Singapura,
Jepang,
Taiwan,
India,
Ona
dan
Malaysia.
Sedangkan
berdasarkan hasil survei dari human deoelopment indeks tahun 2002, kualitas
SDM kita berada di peringkat ke 110 dari 173 negara yang disurvai. Secara
kuantitatif masih banyak anak-anak kita yang tidak mendapat layanan
pendidikan secara memadai.
Sebagai gambaran tentang kondisi tersebut adalah:
l) Dari sekitar 16,17 juta anak usia dini (0-6 tahun yang terlayani
pend.idikannya baru 7,16 juta (27,36% ). Apabila dirinci, usia 0-3 tahun
22
dari 1J50 juta, yang terlayani di bina keluarga Balita atau yang
sejenisnya baru 2r53 juta (18,59% ), Usia 4-6 tahun berjumlah 12,67
juta, yang tidak terlayam pendid.ikannya 4,63 ju ta (36,54 % ), yakni: di
TK zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(± t6 juta), di RA (±0,4 juta), di kelompok Bermain (± 4,800 anak),
di Penitipan Anak (± 9,200 anak), dan di SD/MI (±2,6 juta),(EFA
Indonesia, 2001).
2) Buta huruf usia 10-44 tahun ada 5,9 juta (4,8% dari total penduduk
usia 10-44 tahun, dan buta huruf usia 45 tahun ke atas ada 12/7 juta
(3t2% dari total penduduk usia 45 tahun ke atas) (EFA Indonesia,
2001).
Berangkat dari kondisi tersebut, perubahan orientasi pendidikan kita
harus segera dilakukan reformasi ("revolusi'') secara mendasar zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
(mind set zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
pelaku) pada semua komponen
orientasi pendidikan
dalam sistem pendidikan kita. Perubahan
tidak hanya berkutat pada perubahan kurikulum
semata, namun yang terpenting saat ini adalah adanya "revolusi" sikap
mental, pola pikir dan perilaku pelaku pendidikan (aparat, pengelola dan
pengguna pendidikan) secara mendasar. Kebijakan mi dilakukan agaT dapat
mewujudkan pendidikan yang lebih demokratis,
komparatif dan kompetetif, memperhatikan
memiliki keunggulan
kebutuhan daerah, ma_mpu
mengembangkan seluruh potensi lingkungan dan potensi peserta didik serta
23
1ebih
mendorong
pencapaian
peran
aktif
dari
masyarakat,
Untuk
mendukung
kondisi tersebut, pengelola pendidikan hendaknya memiliki
pemahaman konsep pendidikan yang komprehensif,
Sejalan dengan era inforinasi
da]am
dunia global mi, pendidikan
merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistern nilai
yang berkembang dalam kehidupan. Kondisi tersebut lidak dapat dielakkan
bahwa dalam proses pendidikan tidak hanya pengetahuan
dan pemahaman
peserta didik yang perlu dibentuk (Drost/ 2001: 11), namun sikap, perilaku
dan kepribadian
peserta didik perlu mendapat perhatian
yang serius,
mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan kehadiran media cetak
maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta
didik, Tugas pendidik dalarn konteks ini membantu mengkondisikan pesera
didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar, agar mampu
agents of modernization bagi dirinya sendiri, lingkungannya,
menjadi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
masyarakat dan siapa saja yang dijumpai tanpa harus membedakan suku,
agama, ras dan golongan. Pendidikan diarahkan pada upaya memanusiakan
manusia. atau membantu proses hominisasi
dan humanisasi, maksudnya
pelaksanaan dan proses pendidikan harus mampu membantu peserta didik
agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bernilai tinggi (bermoral,
berwatak, bertanggungjawab dan bersosialitas). Para peserta didik perlu
24
dibantu untuk hidup berdasarkan pada nilai moral yang benar, mempunyai
watak yang baik dan bertanggungjawab terhadap aktifitas-aktifitas
yang
dilakukan. Dalam konteks irulah pendidikan budi pekerti sangat diperlukan
dalam kehidupan peserta didik di era globaJisasi ini zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
a. Eondasi Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan
berkesinarnbungan
kemampuannya
membantu
peserta
didik
mengembangkan
secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun
aspek psikomotorik. Aspek kognitif yang berkenaan dengan basil belajar
intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan
dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yakni: penerimaan, jawaban atau
reaksi,
penilaian.
berkenaan
organisasi,
dan
internalisasi.
dengan hasil belajar keterampilan
Aspek
psikomotorik
dan kemam_puan
bertindak
yang terdiri dari enam aspek, yaitu: gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Pengembangan potensi peserta didik merupakan proses yang disengaja
dan sistematis dalam mem biasakari/ mengkondisikan
peserta
didik agar
memiliki kecakapan dan keterampilan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
hidup, Kecakapan dan keterampilan
25
yang
dirnaksud
berarti luas, baik kecakapan personal zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
(personal skill) yang
mencakup; kecakapan mengenaJi diri sendi.ri zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
(self moarenessi dan kecakapan
berpikir rasional (thi11ki11g skill)r
kecakapan sosial (social skill), kecakapan
akadernik (academic skill), maupun kecakapan vokasional (vocational skill).
Kegiatan pendidikan
pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep
pengembangan kemarnpuan motorik peserta didik. Terkait dengan proses
rnelatih ini,
perJu dilakukan pembiasaan dan pengkondisian anak dalam
berpikir se~ara kritis, strategis dan taktis dalam proses pem belajaran. Peserta
dilatih memahami, rncrumuskan,
memilih cara pemecahan dan memahami
t dari kondisi tersebut, maka budayn
proses pemecahan "ntasalah", Berangka zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
instant dalani pembelajaran yang selama ini dibudayakan harus ditinggalkan,
menuju proses pemberdayaan seluruh unsur dalm sistem pembelajaran.
Sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu
sistern pendidikan yang mampu membentuk kepribadian dan ketrarnpilan
peserta didik yang unggul, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat dipercaya,
disiplin,
Untuk
bertanggung jawab dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.
mewujudkan
pendidikan
manusia yang ungguJ perJu diberikan landsan
yang kokoh. Bangsa kita sebenarnya telah memiliki pilar
pendidikan yang sangat fundamental, yang disampaikan oleh Ki Hajar
26
Dewantoro,
Ing Ngarso Sun Tulodho, Ing Madyo Mbangun Kurso, Tut WtJri
Handavani. namun implementasinya dalam pendidikan kita masih rendah.
Konsep ini tidak saya bahas dalam analisis ini, namun pada tataran ini
dipaparkan hasil konferensi tahunan UNESCO di Melbourne Australia
tahun 1998. DaJarn konferensi tersebut dicanangkan empat pilar pendidikan
yang dijadikan fondasi pendidikan pada era informasi dan jaringan global
ini dalam meraih dan merebut pasar internasional. Keempat pilar tersebut
adalah :
b. Learning to Know zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(belajar uniuk tahu)
Pada proses pembelajaran melalui penerapan paradigma ini, peserta
did.ik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan
dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Melalui
proses pendidikan seperti ini mulai sekolah dasar
diharapkan
Iahir generasi
s/ d pendidikan tinggi,
yang merniliki kepercayaan
bahwa manusia
sebagai khalifah Allah di muka bumi untuk m.engelola dan mendayagunakan
alam. Untuk mengkondisikan masyarakat belajar yang efeklif dewasa ini,
diperlukan pemahaman
apa
yang jelas tentang zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
yang perlu diketahui,
11
11
"bagaimana" mendapatkan Ilmu pengetahuan, "mengapa' ilmu pengetahuan
perlu diketahui, "untuk apa" dan "siapa" yang akan menggunaka zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
rlmu
27
--·
pengetahuan
rnereka
itu. Belajar untuk tahu diarahkan pada peserta didik agar
memiliki pengetahuan JJ.eksibel,
adnptable, value added dan siap
rnemakai bukan siap pakai.
c. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Learning to Do zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(Belajar untuk melakukan)
Proses pembelajaran dengan penekanan agar peserta zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
didik menghayati
proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna "Active Learning".
Peserta didik memperoleh
kesempatan belajar dan berlatih untuk dapat
menguasai dan memiliki standar kompetensi dasar yang dipersyaratkan
dalam
dirinya,
Proses
pembelajaran
yang
dilakukan
menggali
dan
menemukan informasi (information searching and zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
exploring)1 mengolah dan
informasi dan mengambil
keputusan
(information processing and decision
making skill), serta memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving
skill). Menurut Dewey bahwa pernbelajaran yang dapat dilakukan dengan: 1).
Belajar peserta didik dengan berpikir kreatif, 2). Keterampilan proses, 3).
Problem, solving approach, 4). Pendekatan inkuiri, 5). Program sekolah yang
harus terpadu dengan kehidupan masyarakat, dan 6). Bimbingan sebagai
bagian dari mengajar. Beberapa bentuk Active Learning ; Kegiatan Active
learning dilakukan dengan kegiatan mandiri, peserta didik membaca sendiri
bahan yang akan dibahas di kelas. Pembahasan ( diskusi) di kelas dengan
diawali penugasan
pembuatan artikel, melakukan problem possing, dan
28
problem
solving, Pada kegiatan pembelajaran
panduan awal
materi
yang aktif ini diberikan
(advance organizer) yang mcngarahkan
pembelajaran,
sebelum
belajar
mandiri
pada pernbahasan
dilaksanakan,
sehingga
mernungkinkan peserta didik aktif baik secara intelektual, motorik maupun
emosional.
Dalam
pemberian
tugas,
peserta
didik
dituntut
mampu
rnerumuskan konsep baru yang di sintesis dari materi yang telah dipelajari.
d. Learning to be zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(Befnjnr uutuk inenjadi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tliri seiuiiri)
Proses pembelajaran yang memungkinkan Iahirnya rnanusia terdidik
dengan sikap mandiri. Kemandirian belajar merupakan kunci terbentuknya
rasa tanggung
jawab
dan kepercayaan
diri untuk berkembang
secara
mandiri. Sikap percaya diri akan lahir dari pemahaman dan pcngenalan diri
secara tepat. Belajar mandiri harus didorong melalui penumbuhan motivasi
diri. Banyak pendekatan pem belajaran yang dapat diterapkan dalam melatih
kemandirian peserta didik, misalnya; pendekaian sinekiik. problem saving,
keterampilan proses, discovery, inquiry, kooperati], dan sebagainya Pendekatan
pembelajaran
tersebut mengutamakan keterlibatan peserta didik secara
efektif. Pendekatan-pendektan pembelajaran ini pada dasarnya suatu proses
sosial, peserta didik dibantu dalam melakukan peran sebagai pengamat yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Meskipun
guru dapat
memberikan situasi masalah, namun dalam penerapannya, peserta didik
29
mencari, menanyakan, memeriksa dan berusaha menemukan sendiri hal-hal
yang dipelajari, Para peserta didik mulai berpikir berdasarkan kemampuan
dan pengalamannya
inkuiri
masing-masing
secara logis. Strategi pem belajaran
merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran
dapa tzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
digunakan dalam proses pernbelajaran. Strategi
keterampilan
proses
lebih
menekankan
pada
yang
pem belajaran
kegiatan-kegiatan
yang
berpusat pada pengembangan kreativitas belajar peserta didik. Penerapan
strategi pembelajaran
rnenyampaikan
keterarnpilan
materi
proses dapat. mernbantu
pembelajaran
dengan
pembelajaran yang bervariasi dalam menurnbuhkan
untuk belajar lebih dalam, mendorong
guru dalam
menciptakan
kondisi
motivasi peserta didik
rasa ingin tahu lebih lanjut dan
rnemotivasi untuk berpikir kreatif.
e. Learning To Live Together zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(Belajar uniuk Hidup Bersama)
Proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menghayati
hubungan
antar
manusia
secara
intensif
dan
terus
menerus
untuk
menghindarkan pertentangan ras/ etnis, agama, suku, keyakinan politik, dan
kepentingan ekonomi. Peningkatan pendidikan nilai kemanusiaan, moral,
dan agama yang melandasi hubungan antar manusia.
Pendekatan
melainkan
dengan
pembelajaran
pendekatan
tidak
semata-mata
pembelajaran
30
yang
bersifat
hafalan
memungkinkan
terintegrasikannya nilai-nilai kemanusiaan dalam kepribadian dan perilaku
selama proses pernbelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan adalah
dengan
pendekatan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
kooperatij-iniegraied.. Pembelajaran
mernpunyai jangkauan tidak hanya rnembantu peserta didik belajar isi
akademik dan ketrampilan sernata, narnun juga melatih peserta didik dalam
meraih
hu.bungan
tujuan-tujuan
pembelajaran
ditandai
dengan
sosial
adanya
dan
kemanusiaan.
struktur
tugas
yang
Model
bersifat
kontekstual, struktur tujuan, dan struktur penghargaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
(reuiurd).
Untuk mewujudkan makna pendidikan
dan fondasi pembelajaran
tersebut diperlukan proses pembelajaran yang efektif. Keefektifan proses
pembelajaran merupakan pencerminan dalam mencapai tuju.an pembelajaran
tepat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Keefektifan proses pembelajaran berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan
strategi
yang digunakan
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran secara
optimal, tepat dan cepat (Nana Sudjana, 1996 : 52). Sekolah tidak hanya
berkewajiban untuk memelihara nilai-nilai masyarakat, namun juga harus
memberikan keaktifan
kepada peserta
menghadapi masalah-masalah sosial,
didik dan secara
dan harus
kritis dalam
mengadakan
usaha
pernecahan masalah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran antara
lain kemampuan guru dalam menggunakan
31
strategi. Penerapan
strategi
-pernbelajaran
dipengaruhi oleh faktor tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas
dan pembelajaran ilu sendiri. Dengan menerapkan metode yang lepat, proses
pembelajaran
akan berlangsung lebih efektif sehingga hasil pembelajaran
akan lebih baik dan mantap.
Salah
satu startegi
pembelajaran
yang
memberikan perhatian pengembangan potensi peserta didik adalah strategi
keterampilan proses (proses pemecahan masalah).
U paya mengem bangkan disiplin
intelektua]
dibutuhkan peserta didik untuk mcmbantu
clan ketrarnpilan
yang
memecahkan masalah dalam
kchidupannya dengan mem berikan pcrtanyaan dan kasus yang mcmperoleh
jawaban alas dasar rasa ingin tahu. Keterlibatan aktif peserta didik secara
mental dalarn kegiatan pembelajaran
akan
membawa
dirinya
kepada
kegiatan belajar yang bermakna. Secara kooperatif akan memperkaya cara zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
,
berpikir
peserta didik dan menolong
mereka
belajar tentang hakekat
timbulnya pengetahuan yang tentatif dan berusaha menghargai penjelasan.
3.2. Pergeseran Paradigma Pendidikan
Perkembangan
ilmu pengelahuan
dan teknologi informasi sangat
menuntut hadirnya perubahan paradigms pendidikan yang berorientasi
pada pasar dan kebutuhan hidup masyarakat. Sayling Wen dalam bukunya
"future
of
education"
menyebu tkan
pendidikan, antara lain:
32
beberapa
pergeseran
paradigma
1.
Pendidikan
yang
berorientasi
pada pengctahuan
bergeser menjadi
pengem bangan ke segala potensi yang seimbang.
Pada
pendidikan
pemindahan
orientasi
informasi
pendidikan
lebih
yang dimiliki kepada
kognitii). Proses pernbelajaran
menekankan
pada
peserta didik (bersifat
yang berkembang zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJI
di negara kita dapat
deskripsikan sebagai berikut peran guru sangat dominan dalam proses
pembclajaran, kesan yang muncul adalah guru mengajar peserta didik
diajar, guru aktif peserta didik pasif zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
guru. pinter peserta didik minder,
guru berkuasa,
berusaha
peserta didik dikuasai. Dalarn kegiatannya
pendidik
memola anak didik sesuai dengan kehendaknya.
Program
pembelajaran,
materi, media, metode dan evaluasi
yang diterapkan
sepenuhnya disiapkan oleh pendidik. Mulai tahun pelajaran 2004/2005
Kurikulum Berbasis Kornpetensi (KBK) mulai diterapkan, implementasi
KBK diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi yang menjadi
sasaran pendidikan secara optimal. Mengingat KBK mengandung prinsip
pernbelajaran
yang menerapkan
pendekatan,
antara lain: 1) student
centered, 2) Integrated Leaming, 3) indioidual learning, 4) mastery learning, 5)
problem solving, 6) Experince based learning, dan 7) peran guru sebagai
fasilitator, pembimbing, konsultan dan sekaligus mitra belajar, Meskipun
33
dalam
pelaksanaannya.
KBK masih
ditem ukan
banyak kelemahan-
kelemahan. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2.
Dari keseragaman
keberagaman
bersama yang sentralistik menjadi
pem belajaran
yang terdesentralisasi
dan terindividulisasikan,
Hal ini
seiring dengan berkembangnya teknologi inforrnasi dimana informasi
dapat diakses secara mudah melalui brbagai macam media pembelajaran
sccara mandiri. misalnya: internet, multimedia pembelajaran, dsb.
3.
Pembelajaran
dengan
model
penjenjangan
yang
terbalas
menjadi
pembelajaran seurnur hidup. Belajar tidak hanya terbatas pada jenjang
pendidikan dasar, menengah dan tinggi, namun belajar dapat dilakukan
sepanjang hayat, yang tidak terbatas pada tempat
usia, waktu, dan
fasilitas.
4.
Dari pengakuan
gelar kearah pengakuan kekuatan-kekuatan
nyata
(profesionalisme)
Dilihat dari kualitas pendidik, secara kuantitatif jenjang pendidikan yang
dimiliki guru-guru SD, SLTP, SMU /SMK cukup menjanjikan, Sebagian
besar sarjana atau D2. Hal ini ditunjukkan dengan gelar yang dimiliki
pada pendidik, namun secara kualitas, sungguh mernprihatinkan. Secara
kualitatif bisa dilihat, motivasi belajar dan motivasi berprestasi dalam
meningkatkan
profesionahsme
di kalangan
34
pendidik sangat rendah.
.,
Sebagian besar guru malas belajar, malas mencari pengetahuan baru, dan
berkarya (baca: tekun rnembaca, mengikuti
pelatihan,
menulis karya
ilmiah). Pola pikir yang berkernbang pada pendidik saat ini lebih Joyal
pada integrasi gaji dari pada loyalitas profesional, dengan nafsu mengejar
pangkat, golongan, posisi dan tunjangan. Di antara pendidik ada yang
melanjutkan kuliahnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (S1, 52
dan 53), bukan untuk meningkatkan kualitas dirt dan profesi, namun
demi "gengsi, posisi
digunakan
dan gaji", kesempatan kuliah
yang seharusnya
untuk meningkatkan kualitas diri dan profesi secara mandiri
mulai menghilang. Kondisi dernikian sungguh mcmprihatinkan.
seiring dengan kemajuan teknologi
Namun
informasi dan persaingan global,
kompetensi dan profesionalisme akan menjadi tolok ukur keberhasilan
seseorang
dalam
memenang
persaingan
hidup.
Prestasi
kerja
menempatkan seseorang pada posisi kerja yang sesungguhnya ("saat ini
muncul image posisi kerja adalah uang") zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
s. Pembelajaran yang berbasis pada pencapaian target kurikulum bergeser
menjadi pernbelajaran
yang berbasis pada kompetensi dan produksi.
Pencapaian target kurikulum bukan satu-satunya indikator keberhasilan
proses
konteks,
pendidikan,
input,
keberhasil
pendidikan
hendaknya
di lihat dari
proses, zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ouipu zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
t dan outcomes, sehingga keberhasilan
35
kemampuan
dan tuntutan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sejak masa
kanak-kanak para peserta didik telah dikondisikan
dengan pencapaian
target kuantitif yang sangat berat. Untuk mengurangi jumlah pengkhayal
dalam
pendidikan,
sebaiknya
dipikirkan menerapkan
pelajaran
Matematika,
pemberdayaan
pada jenjang pendidikan
kurikulum
dasar
Pendidikan
dinikmati
berbasis
pada mata
bahasa, sains, jasmani dengan memperhatikan
sistem nilai yang
berkembang
pembelajaran yang dilakukan dengan
6
yang
dasar mulai
di daerahnya.
Proses
pendekatan kontektual.
sebagai investasi manusia
dengan liiglil cost, yang dapat
oleh kelompok masyarakat menengah ke atas, khususnya
pendidikan linggi.
3.3. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Strategi Pengembangau Pendidikan Di Era Global
Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era
global dalam mewujudkan
kualitas sumber daya manusia yang unggul,
diperlukan strategi pengembangan
] . Mengedepankan
berdasarkan
Partisipasi
model
pendidikan, antara lain:
perencanaan
pendidikan
(partisipatif)
yang
pada zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
need assessment dan karakteristik masyarakat
masyarakat
dalam
perencanaan
tuntutan yang harus dipenuhi.
37
pendidikan
merupakan
2. Peran pemerintah
dalarn
bukan sebagai
pendidikan,
namun
penggerak,
penentu dan penguasa
pcmerintah hendaknya
berperan
sebagai
katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.
3. Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat,
kebutuhan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
stakeholders, kebutuhan
pasar dan tuntutan teman sering.
4. Pemanfaatan sumbcr Iuar zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(out so11rci11g), memanfaatkan berbagai potensi
sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lem baga pcndidikan yang ada,
pranata-pranata kemasyarakatan, perusahaan/ industri, dan lembaga lain
yang sangat peduli pada pendidikan.
5. Memperkuat kolaborasi
dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak.
baik dari instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari
lembaga di dalarn negeri maupun dari luar negeri.
6. Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar
belajar, sebagai masyarakat belajar seumur hidup.
7. Pemanfaatan
teknologi informasi,
yaitu: lembaga-lembaga
pendidikan
baik jalur pendidikan format informal maupun jalur non formal dapat
memanfaatkan
mengembangkan
teknologi informasi dalam mengakses infonnasi dalam
potensi diri dan lingkungannya (misal; penggunaan
internet, multi media pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb)
38
3.4. Strategi Pengembangan Pendidikan Berbasis Tl
Pada bagian ini, penulis mencoba untuk memberikan pandangan
sebagai suatu strategi dalam pengembangan pendidikan berbasis TI
l..MPLEMENTASI SJSTEM PENDIDIKAN BERBASIS zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
TEKNOLOGT INFORMASJ
Olch :
Mahdianta Pandia, S.Kon1., M.Kon1.
SEK OLAH TIN GGI MAN AJEMEN INFORT\1ATI~A K01\1PUTER
KRISTEN NEUMANN fNDONESIA
MEDAN zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
2012
KATAPENGANTAR
Atas Berkat Dan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang senantiasa
melimpahkan karuniaN ya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kary a
Ilmiah ini dengan baik. Karya Ilmiah ini diajukan mudah-mudahan dapat
menarnbah wawasan ilmu pengetahuan penulis. Adapun judul dari Karya
Ilmiah ini adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
"Implementasi Sistem Pendidikan Berbasis Teknologi
Inf ormasi".
Penulis menyadari bahwa penyajian dan isi dari Karya Ilmiah ini
masih membutuhkan penambahan dan perbaikan untuk kesempurnaannya.
Kiranya isi dari Karya Ilmiah memberikan manfaat dan dapat menjadi
masukan dan acuan yang berguna bagi pembaca yang membutuhkannya.
Medan,
Nopember 2012
Penulis,
Mahdianta Pandia, S.Kom. M.Kom.
DAFTAR ISi
Hal am an
KATA PENGANTAR
.
DAFTAR ISI
BA,.B
BAB
I
II
ii zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYX
PENDAHULUAN
.
1.1.
Latar Belakang
.
1.2.
Tujuan Penulisan
4
. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
URAIAN TEORITIS
.
BAB
III
IV
5
2.1.
Pengertian Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi
5
2.2.
Model Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
8
2.3.
Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi ....
2.4.
Komponen Utama Pembelajaran Berbasis Teknologi
:.......
Informasi
BAB
1
PEJ\IBAI-IASAN . .. . . . . . .. . .. . . . . . . . . . .. .. . . . .. . . . . . . . . .. . . . .
.....
....
13
20
3 .1.
Pendidikan di Era Global . . .. . . . . .. . .
3.2.
Pergeseran Paradigma Pendidikan
32
3.3.
Strategi Pengembangan Pendidikan di Era Global
37
3.4.
Strategi Pengembangan Pendidikan berbasis TI
39
PENUTUP
. .. . ... ..
.. . . .. . ..
10
20
46
DAFTAR PUSTAKA
47
11
BABI
PENDAHULUAN
1.1. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Latar Belakaug
Tidak ada yang menyangka perkembangan internet akan memberikan
dampak yang sedemikian dasyat seperti saat ini, Internet merupakan wujud
kemajuan teknologi inforrnasi (Komputer dan Telekomunikasi)
fenomenaJ karena mampu
yang paling
membawa kita pada era globalisasi, suatu era
dimana sekat-sekat geografis suatu daerah, atau negara menjadi pudar. Tidak
hanya geografis, sekat waktu-pun dihilangkan oleh Internet Dimaria dan
kapanpun.
asal kita terhubung
ke internet, maka kita dapat bekerja,
berkomunikasi, berinteraksi, menciptakan dan menyebarkan data, informasi,
dan pengetahuan dengan teramat sangat cepat, ke berbagai belahan dunia.
Kemajuan teknologi informasi kini telah mengubah cara masyarakat
menghabiskan waktu dan cara mengerjakan sesuatu. Spektrum manfaatnya
sangat
begitu luas. Kini muncul bentuk-bentuk perubahan baru dalarn
aktifitas kehidupan masyarakat sebagai dampak dari kemajuan TI. Pada
sistem perdagangan dan ekonomi kini muncul zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
e-commerce, e-business, e-
trading, dan e-sitop. Pada sistem pemerintahan muncul e-government,
kemudian memunculkan bentuk-bentuk baru dalam penyelenggaraan
yang
dan
f
e-adntinistmiicn, e-society, e-healih, e-citizen,
pelayanan pemerintahan, seperti: zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e-seroices, e-demokrasi. dan e-tendering atau e-procuremeni. Pada sistern suratrnenyurat muncu1 e-mail. Bentuk-benluk
perubahan di atas pada dasarnya
merubah aktifitas masyarakat dalam dunia nyata ke dalam aktifitas dunia
may a (aktifitas dalam dunia internet). Banyak lagi bentuk perubahan lainnya
terjadi dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat yang dibawa oleh kemajuan
TI, tidak terkecuali, dalam dunia pendidikan.
Dunia pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dari kemajuan
TI karena memperoleh manfaat yang Iuar biasa. Mulai dari eksplorasi materimateri
pembelajaran
berkualitas
seperti
literatur,
jurnal,
dan
buku,
membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai konsultasi/ diskusi dengan
para pakar di dunia, semua zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
itu dapat dengan mudah dilakukan dan tanpa
mengalami sekat-sekat karena setiap individu dapat melakukannya sendiri.
Dampak yang sedemikian luas tersebut telah memberikan warna atau wajah
baru dalam sistem pendidikan dunia, yang dikenal dengan berbagai istilah elearning, distance learning, online learning, web based learning, computer-based
learning, dan virtual
class room, dimana
semua
terminologi
tersebut
mengacu pada pengertian yang sama yakni pendidikan berbasis teknologi
inforrnasi.
2
Bagi negara-negara maju, pendidikan berbasis TI bukan hal yang baru
lagi. Mereka telah terlebih dulu dan Iebih rnaju dalam menerapkan berbagai
teknik dan model pendidikan berbasis TI. Indonesia masih tergolong pemula
dalam menerapkan sistem ini. Namun tidak jadi masalah, sebagai pemula
tentu
kita
pu.nya
kesempatan
berharga
untuk
belajar
banyak
atas
keberhasilan dan kegagalan mereka sehmgga penerapan pendidikan berbasis
TI di Indonesia menjadi lebih terarah, Sebagai pemula, Pemerintah Indonesia
sudah termasuk cepat dalam
menanggapi
kebutuhan dunia pendidikan
terhadap TI. Sebagai contoh, pada pendidikan tinggi (kampus). ketersediaan
internet kini semakin meluas, mulai tersedia teknologi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFE
video conference, yang
semuanya
itu memberikan
penguatan
pada
proses
belajar
mengajar
dikampus. Demikian juga pada pendidikan dasar, menengah dan kejuruan,
Pemerintah telah membangun situs pembelajaran e-dukasi.net, penyediaan
jardiknas
(meski masih belum menyeluruh) adalah wujud nyata langkah
pemerintah dalam membangun e-educaiion pada dunia pendidikan di tanah
air.
Paparan tulisan berikut ini mencoba untuk memberikan
berbagai
aspek tentang pendidikan berbasis TI, dimulai dari hal yang mendasar yakni
pengertian, kemudian dilanjutkan dengan model pendidikan berbasis TI,
media TI dalam pembelajaran, Komponen utama sistem pendidikan berbasis
3
TI, laboratorium
virtual, strategi penerapan pendidikan berbasis TI, dan
paling akhir akan ditutup dengan suatu simpulan.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui irnplementasi
pendidikan berbasis teknologi informasi.
4
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi
Apa sesungguhnya yang disebut dengan Pendidikan Berbasis TI?
Iawaban berikut atas pertanyaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ini semoga dapat menyamakan persepsi
diantara kita tentang pendidikan berbasis TI.
Pendidikan berbasis TI merupakan suatu sistem pendidikan dimana
proses belajar-mengajar berlangsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi, Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan peserta
(murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti
halnya dalam sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang
teknologi informasi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(internet) dengan memanfaatkan suatu media yang
disebut kornputer. Hal-hal fisik (materi pembelajaran, buku) dalam sistem
pembelajaran konvensional, beru bah menjadi informasi digital pad a sistem
pembelajaran berbasis TI. Karena perubahan tersebut, karena mereka tidak
harus bertatap muka secara fisik. maka cara mengajar pengajar, dan cara
belajar peserta juga harus berubah. Pendidikan berbasis TI akan mengubah
perilaku pengajar dan peserta ajar dalam menyelenggarakan proses belajar
mengajar. Pengajar dan peserta harus sama-sama menguasai instrumen
5
r
teknologi
inforrnasi yang digunakan didalam
pembelajaran
agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung.
Mencermati
difinisi
di
atas,
tantangan
dalam
implementasi
pendidikan berbasis TI memang terasa sangat berat. Disamping karena harus
mengubah cara proses belajar mengajar pengajar dan peserta, investasi yang
besar dalam menyediakan
insfrastruktur TI yang memadai agar proses
pembelajaran dapat berlangsung, juga menjadi masalah tersendiri, Karena
berat tersebut, makanya
selalu ada cerita sukses dan kisah gagal dari
pengalaman-pengalaman
mereka yang sudah terlebih dulu menerapkan
pendidikan berbasis TL
Pendidikan berbasis TI kemudian mengambil bentuk-bentuk
yang
lebih sederhana untuk mengurangi beratnya implementasi secara murni,
seperti menggunakan
jaringan intranet zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tinimnei adalah. [aringan kompuier lokal
yang merupakan beniuk ntiniaiur dari interneii dan menggunakan
ROM.
Proses
karakteristik
pembelajaran
hampir
pada
jaringan
lokal
Intranet
sama dengan proses pembelajaran
media CDmerniliki
pada jaringan
internet hanya saja dilakukan dalam satu ruangan atau dalam satu gedung
atau dalam area yang lebih luas. Pada sistem berbasis CD-ROM, materi
pem belajaran
dibawa
oleh murid dalam zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
berrtuk CD-ROM, kemudian
dipelajari pada komputer masing-masing.
6
Satu hal yang haru.s diingat, bentuk
apapun yang diambil dari
pendidikan berbasis TI, harus tetap mengacu pada tujuan utama yakni
memperbaiki secara signifikan kualitas belajar dan mengajar di kelas dan
ju.ga meningkatkan
literasi teknologi informasi. Jangan mengembangkan
sistem pendidikan berbasis TI sebagai zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
optional atau karena nice to have.
Sebelum melanjutkan pada paparan berikutnya, perkenankan penulis
menyampaikan suatu konsep, yang menurut penulis cukup penting untuk
disampaikan disini, yakni sekolah berbasis TI.
Sekolah berbasis TI memiliki cakupan yang lebih luas dari pendidikan
berbasis TI. Kalau pada pendidikan berbasis TI yang disasar harrya proses
belajar mengajar,
maka pada sekolah
berbasis TI se1ain proses belajar
mengajar, ada hal-hal lain yang juga disentuh dengan TI (lihat gambar
berikut).
SISTEM
INFORMASI
PENDIDIKAN
SISTEM
INFORMASI
ADMINISTRASI
~=====,,,,,,,..('
-~- ----~---
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
~~~~~~~
~~~~~~--,
SEK OLAH
BERBASIS Tl
PENDIDIKAN
BERBASIS TI
SISTEM
MONITORING
BERBAS:{S SMS
7
SISTEM
INFORMASI
PERPUSTAKAAN
Sistem informasi pendidikan adalah sistem untuk mengelola data-data
pendidikan, sistem informasi administrasi mengelola data admirustrasi dan
keuangan sekolah, sistem informasi perpustakaan mengelola data-data buku
dan literatur di perpustakaan, dan sistem monitoring berbasis SMS adalah
sistem untuk memantau jam masuk dan pulang sekolah murid dengan
memadukan teknologi SM.S dan sidik jari, Sistem monitoring sangat berguna
bagi orang tua (keluarga) murid.
Semua sistem tersebut berguna untuk
meningkatkan efektifitas penyelenggaraan sekolah dan sistem pendidikan
berbasis TI.
2.2. Model Sistem Pembelajaran Berbasis TI
Ada 2 model sistem pembelajaran berbasis TI, yaitu pembelajaran
yang tidak sinkron (Asynchronous learning) dan pem belajaran yang sinkron
(Synchronous learning).
a. Pembelajaran Tidak Si11kro11
Pada model tidak sinkron, proses belajar mengajar antara pengajar
dan peserta
pembelajaran
dilakukan pada waktu yang berbeda. Seoran.g
peserta d.apat mengambil materi pembelajaran pada waktu yang berbed.a
dengan pengajar memberikan materi pembelajaran.
8
Untuk saat ini, pembelajaran tidak sinkron lebih banyak digunakan,
karena: pertama, peserta tidak harus terikat dengan waktu, peserta dapat
mengambil materi pembelajaran kapan dan dimana saja. kedua, relatif lebih
mudah dan lebih sederhana dalam
unplementasi, dan terakhir,
dari
kebutuhan sumber daya terutama infrastruktur internet zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
relatif lebih murah.
Kekurangan model pernbelajaran ini adalah interaksi dua arah yang bersifat
real
time
antara
diselenggarakan,
pengajar
dan
peserta pernbelajaran
tidak
dapat
namun demikian, meski tidak bersifat real lime, model
pembelajaran ini dapat dilengkapi dengan fasilitas forum, untuk menjaga
interaktifitas antara peserta clan pengajar, atau antara peserta dengan peserta
lamnya, da1am mendiskusi berbagai topik materi pembelajaran.
b. Pembelajaran Sinkron
Pada model sinkron, proses belajar mengajar dilakukan
bersamaan,
terjadi
interaksi
dua
arah
antara
pengajar
dan
secara
peserta
pembelajaran. Model ini mirip dengan proses pembelajaran konvensional di
kelas, oleh karena itu model pembelajaran sinkron sering disebut zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
virtual
classroom.Interaksi dua arah yang bersifat real time antara pengajar dan
peserta pembelajaran dapat di1akukan
teleconference clan chatting.
9
dengan rnenggunakan teknologi
Sesnngguhnya model pembelajaran
sinkron pada internet adalah
bentuk paling ideal dari pendidikan berbasis TI, karena dengan model ini
seorang pengajar bisa menjelaskan materi pembelajaran dengan peserta yang
tersebar di seluruh dunia. Akan tetapi model ini membutuhkan sumber daya
yang sangat besar. terutama penyediaan mfrastruktur internet dengan
bandwidth berkapasitas tinggi. Untuk saat ini, model sinkron lebih sering
digunakan pada acara-acara khusus seperti seminar.
Meskipun sulit diterapkan pada internet karena keterbatasan sum ber
daya, pembelajaran sinkron dapat dilaksanakan pada satu kelas, sekolah,
atau gedung dengan memanfaatkan jaringan lokal intra net. Saat zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQP
int jaringan
Intranet
dapat dipilih sebagai
solusi
yang tepat untuk
pembelajaran
sinkron di sekolah, karena harnpir
pernbe1ajaran
sinkron pada internet dapat dilaksanakan
menerapkan
semua karakteristik
pada jaringan
intranet, hanya saja dalam area yang lebih sempit,
2.3. Media Pembelajaran Berbasis TI
Beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis
rt
adalah:
Internet
Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TI,
karena perkernbangan internet kemudian muncul model-model zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
e-leaming,
10
distance learning, web base learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya.
Internet
merupakan
mempercepat
jaringan
komputer
akses dan distribusi
global
informasi
yang
memperrnudah,
dan pengetahuan
(materi
pembelajaran) sehingga materi dalam proses belajar mengajar selalu dapat
diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan pendidikan berbasis TI
tersedia akses internet.
Saat tni wilayah Indonesia yang terjangkau jaringan internet sernakin
meluas hal ini sebagai dampak dari perkembangan yang pesat dari jaringan
telekomunikasi. Mulai dari jaringan telpon rumah/kantor, jaringan Speedy
telkom, leased line ISP, sampai dengan komunikasi melalui GPRS, 3G.,
HSDPA dengan memanfaatan
modem GS.M dan CDMA dari provider
seluler adalah sederetan teknologi yang dapat digunakan
untuk akses
internet. Dengan kata lain, saat ini tersedia banyak pilihan teknologi untuk
melakukan koneksi pada jaringan global.
Intranet
Apabila
hambatan,
penyediaan
maka
intranet
infrastruktur
dapat
internet
dijadikan
mengalami
alternatif
sebagai
suatu
media
pendidikan berbasis TI. Karakteristik intranet hampir sama dengan internet,
11
. ....,.
hanya saja untuk area lokal (dalam suatu kelas, sekolah, gedung, alau antar
gedung).
Model-model
pembelajaran
sinkron
dan tidak sinkron
dapat
dengan mudah dan lebih murah dijalankan pada Intranet. Menurut penulis,
pada kondisi-kondisi tertentu intranet juslru dapat menjadi pilihan tepat
dalam menerapkan pendidikan berbasis TI.
Mobile Phone
Pembelajaran berbasis TI juga dapat dilakukan dengan menggunakan
media telpon seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan teknologi
telpon se1uler yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran,
mengikuti
pembelajaran
melalui
telpon
seluler.
Begitu
canggihnya
perkembangan teknologi ini sampai rnemunculkan istilah baru dalam
pern belajaran berbasis TI yang disebut zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
M-leaming (111obile lenming).
CD-ROrvrjFlash Disk
Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan apabila koneksi
jaringan internet/ intra net tidak tersedia. Materi pem belajaran disirnpan
dalarn media tersebut, kemudian dibuka pada suatu. komputer. Pemanfaatan
media CD-ROM/flash
disk merupakan bentuk pernbelajaran
yang paling sederhana dan paling rnurah.
12
berbasis TI
2.4. Komponen Utama dalam Pembelajaran Berbasis TI
Ada 2 komponen utama
dalam pembelajaran
berbasis TI, zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
yaitu
Learning Management System (LMS), dan Learning Content (LC).
1. Learning Management System
Ada suatu ungkapan yang menyatakan
"if learning content is king, then infrastruct ure (LMS) is god".
ungkapan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
di atas untuk menyatakan
Sengaja penulis menyampaikan
betapa pentingnya komponen
merupakan
LMS dalam pembelajaran
berbasis TL UvIS
suatu sistem komputer yang dapat diibaratkan
sebagai staff
adrnirustrasi yang akan mengatur penyelenggaraan proses belajar mengajar.
Berikut adalah beberapa fungsi dari LMS:
a. Mengelola materi pembelajaran
Setiap mata pelajaran
akan memiliki materi pembelajaran.
Setiap
materi pembelajaran akan dikelompokkan berdasarkan kelas (seperti kelas I,
2, 3) dan juga semester. Pada setiap semester, materi pembelajaran akan
dikelompokkan
seterusnya.
berdasarkan
Setiap
materi
pertemuan
pembelajaran
perubahan atas dasar pergantian kurikulum.
13
pertama,
kemudian
kedua,
dapat
ketiga,
dan
mengalami
Kondisi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di atas akan menjadi rumit ketika kita mencoba untuk
menjawab perta.nyaan-pertanyaan berikut ini:
•
Bagaimana kemudian kalau. ada puluhan maia pelajaran dengan raiusmi
tnaieri pembela] aran?
•
Bagaimana caranyn. agar peseria (sisum) iidak salah masuk kelas (iidak salon
mengambil maieri pembelajaran)?
e
Bagaimana kemiuiian kautu pengajar mgu1 utenambah atau meiuperbaiki
mnieri pembelajaran pnda suaiu semester ierientu?
•
Bagaimana carunu« dalam proses belajar 111engajar dapat metnbandingkan
maieri pembeluinran zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dari kurikulum yang berbeda aiau dari meter! tahun
eebelumnva?
,/
Dan banyak pertanyaan lainnya yang dapat membuat keadaan dalam
proses belajar mengajar berbasis TI menjadi Ju wet.
Pertanyaan-pertanyaan ruwet di atas akan menjadi begitu mudah bila
proses pembelajaran memiliki LMS. ln.ilah peran pertama LMS yang mampu
mengelola materi pembelajaran dan memandu pengajar dan peserta dalam
proses belaja.r mengajar,
b. Registrasi dan Persetujuan
LMS dapat melakukan pendaftaran para peserta pembelajaran dan
melakukan hal-hal yang bersifat persetujuan
14
apabila ada kondisi yang
membutuhkan persetujuan dalam pembelajaran. Fungsi ini juga bermanfaat
dalarn membatasi rnereka yang berhak mengikuti pelajaran dengan mereka
yang lidak berhak.
c. Merekam aktifitas belajar mengajar
Peran ketiga dari LMS adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
merekam aktifitas belajar mengajar.
Peran ini akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sepern: berapa
Jama, kapan mulai, kapan berakhir proses belajar mengajar (mengakses
rnateri pembelajaran), siapa saja yang hadir, proses diskusi (tanya jawab)
yang terjadi, dan memberikan peringatan kepada peserta.
d. Melakukan evaluasi
Fungs.i keempat LMS adalah melakukan evaluasi terhadap proses
belajar mengajar menyangkut: mengukur kemajuan peserta antara sebelum
melakukan pembelajaran dengan sesudah pembelajaran, mengukur seberapa
jauh pemahaman
peserta terhadap materi, dan atas dasar hasil evaluasi
kemudian memberikan saran ke peserta untuk mengulang kembali beberapa
materi pembelajaran yang dianggap kurang, Aspek evaluasi lain yang bisa
dilakukan adalah mengukur kepuasan atau persepsi peserta terhadap materi
pembelajaran terutama dalam
hal penyajian materi. Bagaimanapun
15
ada
korelasi yang tinggi antara kemampuan daya serap peserta dengan cara
penyajian materi pembelajaran.
e. Media komunikasi
LMS dapat menjadi media komunikasi, rnenyampaikan pengumuman,
meningkatkan
interaktifitas
antara
pengajar,
peserta,
dan
pihak
administrator.
f. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pelaporan
Muara akhir dari fungsi-fungsi di al-as adalah pembuatan pelaporan
otornatis dan transparan
menyangkut hasil dari proses belajar mengajar.
Pem buatan laporan dapat d.ibuat berdasarkan hak-hak akses dari komponen
sekolah. Sebagai contoh pelaporan untuk pimpinan (pihak atasan), pengajar,
peserta bahkan m ungkin orang tua dapat mengakses dengan fasilitas yang
berbeda-beda,
2. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Learning Content
Learning content adalah m.ateri pembelajaran itu sendiri, yang akan
disajikan kepada peserta pembelajaran. Isi materi harus dibuat oleh mereka
yang
punya
kompetensi
dibidangnya,
tidak
peduli
apakah
mereka
memahami banyak tentang TI atau tidak. Setelah isi materi selesai dibuat
16
baru kemudian dibuatkan versi elektroniknya oleh para pengembang content
tconieni developers) sehingga bisa dimasukkan ke LMS.
Penyajian content harus mengandung
memiliki minat untuk membaca (mempelajari),
daya tarik sehingga
peserta
mengandung OopicD-unsur
animasi, suara, video, interaktif, dan simulasi, namu.n demikian harus tetap
memperhatikan
bandundth dari internet atau Intranet sehingga tidak terlalu
lambat tampil saat dipelajari oleh peserta. Dalam mempelajari materi, peserta
harus merniliki riopicCJ
terhadap penyajian materi, dapat meJompat dari
satu :Jopic ke Oopic yang lainnya.
Fasililas forum, duuiing, dan video
conference dapat digunakan untuk menjaga interaktifitas.
3. Virtual Laboratory
Perkenankan penulis membahas sekilas disini tentang virtual labcrntonj
atau laboratorium
maya, karena zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
virtual lab merupakan salah satu produk
unggulan hasil kemajuan TI dan laboratorium merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pendidikan.
Laboratorium
adalah tempat bagi peserta untuk melakukan praktik-
praktik dari teori yang diberikan di kelas oleh pengajar sehingga memiliki
pemahaman
yang lebih kuat
terhadap materi yang dipelajari,
Nam.un
mungkin karena keterbatasan dana, tidak semua sekolah bisa memiliki lab
17
yang memadai, atau memiliki ruang lab namun alat-alatnya sudah tidak bisa
dipakai, atau memiliki ruangan Iab-nya saja, atau tidak memiliki lab sama
sekali. Bila kondisi seperti ini masih terjadi, mungkin ada baiknya kita
melirik virtual lab.
Virtual lab merupakan salah satu learning content yang berwujud
piranti lunak komputer yang dirancang agar seseorang dapat melakukan
aktifitas-aktifitas experiments seperti halnya mereka melakukan experiments di
laborator:ium sebenarnya. Ada 2 kornponen penting dalam virtual lab, yaitu:
simulasi dan animasi. Simulasi bertujuan rnenggambarkan lingkungan nyata
dalam suatu sistem. Melalui simulasi peserta dapat melakukan percobaan
dengan cara penggantian nilai parameter-parameter,
perilaku
berbeda
berbeda
tersebut
terhadap
seh:ingga menimbulkan
percobaan yang dilakukan.
kemudian
ditampilkan
melalui
Perilaku-perilaku
animasi.
Hasil-hasil
percobaan juga secara otomatis dapat direkam oleh sistem dan pada akhirnya
dapat diambil sebagai pelaporan.
Virtual lab paling ideal dijalankan di internet sehingga peserta dapat
melakukan percobaan darimana dan kapan saja. Namun demikian dapat juga
dijalankan
dalam lingkungan intranet atau kornputer standalone. Dengan
virtual lab gedung maupun alat lab fisik diubah menjadi komputer dan
piranti Junak virtual lab.
18
!r,J :t:c
1,,.·
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ir~;~!~ila! r mh km v ) zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
~~:.,,
OiiaSll,ch:r
(kmi
I, .~:
-
l]Fo6J~ outri;.lx,0}1
CJ
'i L.~ii~~I[~
'
Ste<
I
Conteh virtual lab sederhana, simulasi planet mengelilingi pusatnya
Contoh zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
virtual lab sederhana, structural moleculer 3D dari DNA
19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pendidikan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di Era Global
Era globalisasi yang melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung
sangat cepat yang
menimbulkan
dampak
global pula yang sekaligus
menuntut kemampuan manusia unggul yang mampu mensiasati dan
mengantisiapasi ksmungkinan-kemungkinan
yang sedang dan akan terjadi.
Clobalisasi akan semakin membuka din bangsa dalam menghadapi bangsa-
bangsa lain. Batas-batas politik, ekonomi, sosial budaya antara bangsa
semakin kabur. Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan tak dapat
dihindari, terutma dibidang ekonomi clan IPTEK. Hanya negara yang unggul
da1am bidang ekonomi
dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil
manfaat atau keuntungan yang banyak. Clobalisasi
ditandai dengan
Marrakesh
yang
adanya persetujuan
telah
diratifikasi
di bidang ekonomi
CATT pada putaran Uruguay di
WTO
yang
dilanjutkan
dengan
kesepakatan APEC di Begor tahun 1994 dan di Osaka tahun 1995 yang
mengupayakan terbenluknya kawasan perdagangan
bebas di Asia-Pasifik
pada tahun 2020, dan terbentuknya kawasan perdagasan bebas (AFTA)
ASEAN yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003. Clobalisasi tidak hanya
20
L
terjadi di bidang ekonomi, namun juga terjadi hampir di seluruh bidang
kehidupan manusia, bidang sosial, ekonomi, pendidikan, hankam, budaya.
Bahkan perksmbangan global yang paling cepat adalah bidang teknologi
informasi. Penguasaan teknologi informasi merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki oleh masyarakat yang akan memenangkan
persaingan
di
kornpetisi global. Kondisi tersebut menuntut sumber daya manusia yang
memiliki keunggulan
komperatif dan keunggulan kompetetif. Manusia
globa.l adalah manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa (bermoral), rnampu bersaing, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki jati diri. Salah satu wahana yang sangat strategis
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul adalah
melalui pendidikan
Kemajuan teknologi, ketersediaan modal, barang, sumber daya manusia
(SD1\,1) akan mengalir deras dari berbagai
mungkin dapat dihindari
belahan
dunia yang tidak
oleh negara manapun. Terkait dengan kondisi
tersebut, tuntutan akan reformasi pendidikan ("revo]usi pendidikan") sangat
diperlukan, mengingat model pendekatan pendidikan kita selama zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
ini dinilai
cenderung bersifat indokrinatif dogmatis, gaya bank, dan opresif birokratis,
orientasi pendidikan tidak sesuai dengan jiwa dan semangat refor_masi
pendidikan
yang mendambakan keunggulan
21
individu, masyarakat
dan
bangsa zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di tengah-tengah era otonomi daerah, era demokratisasi,
teknologi Inforrnasi dan kehidupan global. Akibatnya kualitas
dihasilkan
dari lembaga
pendidikan
kita relative
sangat
era
SDM yang
rendah
dan
tertinggal dengan negara-negara tetangga
Sementara kualitas pendidikan yang diandalkan sebagai wahana dalam
menciptakan kualitas sumber daya manusia masih memprihatinkan. Harian
K01t1PAS tanggal 5 September 2001 memberitakan bahwa Abdul Malik Fajar
paa saat itu selaku Mendikbud juga rnengakui kebenaran penilaian bahwa
sistern pendidikan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di Indonesia rnasih terburuk di kawasan Asia. Political and
Economic zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Risk Consultancy (PERC) melakukan survei yang hasilnya dari 12
negara yang disurvei menyebutkan bahwa Indonesia rnenduduki urutan 12,
sedangkan Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul
Singapura,
Jepang,
Taiwan,
India,
Ona
dan
Malaysia.
Sedangkan
berdasarkan hasil survei dari human deoelopment indeks tahun 2002, kualitas
SDM kita berada di peringkat ke 110 dari 173 negara yang disurvai. Secara
kuantitatif masih banyak anak-anak kita yang tidak mendapat layanan
pendidikan secara memadai.
Sebagai gambaran tentang kondisi tersebut adalah:
l) Dari sekitar 16,17 juta anak usia dini (0-6 tahun yang terlayani
pend.idikannya baru 7,16 juta (27,36% ). Apabila dirinci, usia 0-3 tahun
22
dari 1J50 juta, yang terlayani di bina keluarga Balita atau yang
sejenisnya baru 2r53 juta (18,59% ), Usia 4-6 tahun berjumlah 12,67
juta, yang tidak terlayam pendid.ikannya 4,63 ju ta (36,54 % ), yakni: di
TK zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(± t6 juta), di RA (±0,4 juta), di kelompok Bermain (± 4,800 anak),
di Penitipan Anak (± 9,200 anak), dan di SD/MI (±2,6 juta),(EFA
Indonesia, 2001).
2) Buta huruf usia 10-44 tahun ada 5,9 juta (4,8% dari total penduduk
usia 10-44 tahun, dan buta huruf usia 45 tahun ke atas ada 12/7 juta
(3t2% dari total penduduk usia 45 tahun ke atas) (EFA Indonesia,
2001).
Berangkat dari kondisi tersebut, perubahan orientasi pendidikan kita
harus segera dilakukan reformasi ("revolusi'') secara mendasar zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
(mind set zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
pelaku) pada semua komponen
orientasi pendidikan
dalam sistem pendidikan kita. Perubahan
tidak hanya berkutat pada perubahan kurikulum
semata, namun yang terpenting saat ini adalah adanya "revolusi" sikap
mental, pola pikir dan perilaku pelaku pendidikan (aparat, pengelola dan
pengguna pendidikan) secara mendasar. Kebijakan mi dilakukan agaT dapat
mewujudkan pendidikan yang lebih demokratis,
komparatif dan kompetetif, memperhatikan
memiliki keunggulan
kebutuhan daerah, ma_mpu
mengembangkan seluruh potensi lingkungan dan potensi peserta didik serta
23
1ebih
mendorong
pencapaian
peran
aktif
dari
masyarakat,
Untuk
mendukung
kondisi tersebut, pengelola pendidikan hendaknya memiliki
pemahaman konsep pendidikan yang komprehensif,
Sejalan dengan era inforinasi
da]am
dunia global mi, pendidikan
merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistern nilai
yang berkembang dalam kehidupan. Kondisi tersebut lidak dapat dielakkan
bahwa dalam proses pendidikan tidak hanya pengetahuan
dan pemahaman
peserta didik yang perlu dibentuk (Drost/ 2001: 11), namun sikap, perilaku
dan kepribadian
peserta didik perlu mendapat perhatian
yang serius,
mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan kehadiran media cetak
maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta
didik, Tugas pendidik dalarn konteks ini membantu mengkondisikan pesera
didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar, agar mampu
agents of modernization bagi dirinya sendiri, lingkungannya,
menjadi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
masyarakat dan siapa saja yang dijumpai tanpa harus membedakan suku,
agama, ras dan golongan. Pendidikan diarahkan pada upaya memanusiakan
manusia. atau membantu proses hominisasi
dan humanisasi, maksudnya
pelaksanaan dan proses pendidikan harus mampu membantu peserta didik
agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bernilai tinggi (bermoral,
berwatak, bertanggungjawab dan bersosialitas). Para peserta didik perlu
24
dibantu untuk hidup berdasarkan pada nilai moral yang benar, mempunyai
watak yang baik dan bertanggungjawab terhadap aktifitas-aktifitas
yang
dilakukan. Dalam konteks irulah pendidikan budi pekerti sangat diperlukan
dalam kehidupan peserta didik di era globaJisasi ini zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
a. Eondasi Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan
berkesinarnbungan
kemampuannya
membantu
peserta
didik
mengembangkan
secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun
aspek psikomotorik. Aspek kognitif yang berkenaan dengan basil belajar
intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan
dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yakni: penerimaan, jawaban atau
reaksi,
penilaian.
berkenaan
organisasi,
dan
internalisasi.
dengan hasil belajar keterampilan
Aspek
psikomotorik
dan kemam_puan
bertindak
yang terdiri dari enam aspek, yaitu: gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Pengembangan potensi peserta didik merupakan proses yang disengaja
dan sistematis dalam mem biasakari/ mengkondisikan
peserta
didik agar
memiliki kecakapan dan keterampilan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
hidup, Kecakapan dan keterampilan
25
yang
dirnaksud
berarti luas, baik kecakapan personal zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
(personal skill) yang
mencakup; kecakapan mengenaJi diri sendi.ri zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
(self moarenessi dan kecakapan
berpikir rasional (thi11ki11g skill)r
kecakapan sosial (social skill), kecakapan
akadernik (academic skill), maupun kecakapan vokasional (vocational skill).
Kegiatan pendidikan
pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep
pengembangan kemarnpuan motorik peserta didik. Terkait dengan proses
rnelatih ini,
perJu dilakukan pembiasaan dan pengkondisian anak dalam
berpikir se~ara kritis, strategis dan taktis dalam proses pem belajaran. Peserta
dilatih memahami, rncrumuskan,
memilih cara pemecahan dan memahami
t dari kondisi tersebut, maka budayn
proses pemecahan "ntasalah", Berangka zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
instant dalani pembelajaran yang selama ini dibudayakan harus ditinggalkan,
menuju proses pemberdayaan seluruh unsur dalm sistem pembelajaran.
Sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu
sistern pendidikan yang mampu membentuk kepribadian dan ketrarnpilan
peserta didik yang unggul, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat dipercaya,
disiplin,
Untuk
bertanggung jawab dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.
mewujudkan
pendidikan
manusia yang ungguJ perJu diberikan landsan
yang kokoh. Bangsa kita sebenarnya telah memiliki pilar
pendidikan yang sangat fundamental, yang disampaikan oleh Ki Hajar
26
Dewantoro,
Ing Ngarso Sun Tulodho, Ing Madyo Mbangun Kurso, Tut WtJri
Handavani. namun implementasinya dalam pendidikan kita masih rendah.
Konsep ini tidak saya bahas dalam analisis ini, namun pada tataran ini
dipaparkan hasil konferensi tahunan UNESCO di Melbourne Australia
tahun 1998. DaJarn konferensi tersebut dicanangkan empat pilar pendidikan
yang dijadikan fondasi pendidikan pada era informasi dan jaringan global
ini dalam meraih dan merebut pasar internasional. Keempat pilar tersebut
adalah :
b. Learning to Know zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(belajar uniuk tahu)
Pada proses pembelajaran melalui penerapan paradigma ini, peserta
did.ik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan
dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Melalui
proses pendidikan seperti ini mulai sekolah dasar
diharapkan
Iahir generasi
s/ d pendidikan tinggi,
yang merniliki kepercayaan
bahwa manusia
sebagai khalifah Allah di muka bumi untuk m.engelola dan mendayagunakan
alam. Untuk mengkondisikan masyarakat belajar yang efeklif dewasa ini,
diperlukan pemahaman
apa
yang jelas tentang zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
yang perlu diketahui,
11
11
"bagaimana" mendapatkan Ilmu pengetahuan, "mengapa' ilmu pengetahuan
perlu diketahui, "untuk apa" dan "siapa" yang akan menggunaka zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
rlmu
27
--·
pengetahuan
rnereka
itu. Belajar untuk tahu diarahkan pada peserta didik agar
memiliki pengetahuan JJ.eksibel,
adnptable, value added dan siap
rnemakai bukan siap pakai.
c. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Learning to Do zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(Belajar untuk melakukan)
Proses pembelajaran dengan penekanan agar peserta zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
didik menghayati
proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna "Active Learning".
Peserta didik memperoleh
kesempatan belajar dan berlatih untuk dapat
menguasai dan memiliki standar kompetensi dasar yang dipersyaratkan
dalam
dirinya,
Proses
pembelajaran
yang
dilakukan
menggali
dan
menemukan informasi (information searching and zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
exploring)1 mengolah dan
informasi dan mengambil
keputusan
(information processing and decision
making skill), serta memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving
skill). Menurut Dewey bahwa pernbelajaran yang dapat dilakukan dengan: 1).
Belajar peserta didik dengan berpikir kreatif, 2). Keterampilan proses, 3).
Problem, solving approach, 4). Pendekatan inkuiri, 5). Program sekolah yang
harus terpadu dengan kehidupan masyarakat, dan 6). Bimbingan sebagai
bagian dari mengajar. Beberapa bentuk Active Learning ; Kegiatan Active
learning dilakukan dengan kegiatan mandiri, peserta didik membaca sendiri
bahan yang akan dibahas di kelas. Pembahasan ( diskusi) di kelas dengan
diawali penugasan
pembuatan artikel, melakukan problem possing, dan
28
problem
solving, Pada kegiatan pembelajaran
panduan awal
materi
yang aktif ini diberikan
(advance organizer) yang mcngarahkan
pembelajaran,
sebelum
belajar
mandiri
pada pernbahasan
dilaksanakan,
sehingga
mernungkinkan peserta didik aktif baik secara intelektual, motorik maupun
emosional.
Dalam
pemberian
tugas,
peserta
didik
dituntut
mampu
rnerumuskan konsep baru yang di sintesis dari materi yang telah dipelajari.
d. Learning to be zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(Befnjnr uutuk inenjadi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tliri seiuiiri)
Proses pembelajaran yang memungkinkan Iahirnya rnanusia terdidik
dengan sikap mandiri. Kemandirian belajar merupakan kunci terbentuknya
rasa tanggung
jawab
dan kepercayaan
diri untuk berkembang
secara
mandiri. Sikap percaya diri akan lahir dari pemahaman dan pcngenalan diri
secara tepat. Belajar mandiri harus didorong melalui penumbuhan motivasi
diri. Banyak pendekatan pem belajaran yang dapat diterapkan dalam melatih
kemandirian peserta didik, misalnya; pendekaian sinekiik. problem saving,
keterampilan proses, discovery, inquiry, kooperati], dan sebagainya Pendekatan
pembelajaran
tersebut mengutamakan keterlibatan peserta didik secara
efektif. Pendekatan-pendektan pembelajaran ini pada dasarnya suatu proses
sosial, peserta didik dibantu dalam melakukan peran sebagai pengamat yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Meskipun
guru dapat
memberikan situasi masalah, namun dalam penerapannya, peserta didik
29
mencari, menanyakan, memeriksa dan berusaha menemukan sendiri hal-hal
yang dipelajari, Para peserta didik mulai berpikir berdasarkan kemampuan
dan pengalamannya
inkuiri
masing-masing
secara logis. Strategi pem belajaran
merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran
dapa tzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
digunakan dalam proses pernbelajaran. Strategi
keterampilan
proses
lebih
menekankan
pada
yang
pem belajaran
kegiatan-kegiatan
yang
berpusat pada pengembangan kreativitas belajar peserta didik. Penerapan
strategi pembelajaran
rnenyampaikan
keterarnpilan
materi
proses dapat. mernbantu
pembelajaran
dengan
pembelajaran yang bervariasi dalam menurnbuhkan
untuk belajar lebih dalam, mendorong
guru dalam
menciptakan
kondisi
motivasi peserta didik
rasa ingin tahu lebih lanjut dan
rnemotivasi untuk berpikir kreatif.
e. Learning To Live Together zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(Belajar uniuk Hidup Bersama)
Proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menghayati
hubungan
antar
manusia
secara
intensif
dan
terus
menerus
untuk
menghindarkan pertentangan ras/ etnis, agama, suku, keyakinan politik, dan
kepentingan ekonomi. Peningkatan pendidikan nilai kemanusiaan, moral,
dan agama yang melandasi hubungan antar manusia.
Pendekatan
melainkan
dengan
pembelajaran
pendekatan
tidak
semata-mata
pembelajaran
30
yang
bersifat
hafalan
memungkinkan
terintegrasikannya nilai-nilai kemanusiaan dalam kepribadian dan perilaku
selama proses pernbelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan adalah
dengan
pendekatan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
kooperatij-iniegraied.. Pembelajaran
mernpunyai jangkauan tidak hanya rnembantu peserta didik belajar isi
akademik dan ketrampilan sernata, narnun juga melatih peserta didik dalam
meraih
hu.bungan
tujuan-tujuan
pembelajaran
ditandai
dengan
sosial
adanya
dan
kemanusiaan.
struktur
tugas
yang
Model
bersifat
kontekstual, struktur tujuan, dan struktur penghargaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
(reuiurd).
Untuk mewujudkan makna pendidikan
dan fondasi pembelajaran
tersebut diperlukan proses pembelajaran yang efektif. Keefektifan proses
pembelajaran merupakan pencerminan dalam mencapai tuju.an pembelajaran
tepat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Keefektifan proses pembelajaran berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan
strategi
yang digunakan
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran secara
optimal, tepat dan cepat (Nana Sudjana, 1996 : 52). Sekolah tidak hanya
berkewajiban untuk memelihara nilai-nilai masyarakat, namun juga harus
memberikan keaktifan
kepada peserta
menghadapi masalah-masalah sosial,
didik dan secara
dan harus
kritis dalam
mengadakan
usaha
pernecahan masalah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran antara
lain kemampuan guru dalam menggunakan
31
strategi. Penerapan
strategi
-pernbelajaran
dipengaruhi oleh faktor tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas
dan pembelajaran ilu sendiri. Dengan menerapkan metode yang lepat, proses
pembelajaran
akan berlangsung lebih efektif sehingga hasil pembelajaran
akan lebih baik dan mantap.
Salah
satu startegi
pembelajaran
yang
memberikan perhatian pengembangan potensi peserta didik adalah strategi
keterampilan proses (proses pemecahan masalah).
U paya mengem bangkan disiplin
intelektua]
dibutuhkan peserta didik untuk mcmbantu
clan ketrarnpilan
yang
memecahkan masalah dalam
kchidupannya dengan mem berikan pcrtanyaan dan kasus yang mcmperoleh
jawaban alas dasar rasa ingin tahu. Keterlibatan aktif peserta didik secara
mental dalarn kegiatan pembelajaran
akan
membawa
dirinya
kepada
kegiatan belajar yang bermakna. Secara kooperatif akan memperkaya cara zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
,
berpikir
peserta didik dan menolong
mereka
belajar tentang hakekat
timbulnya pengetahuan yang tentatif dan berusaha menghargai penjelasan.
3.2. Pergeseran Paradigma Pendidikan
Perkembangan
ilmu pengelahuan
dan teknologi informasi sangat
menuntut hadirnya perubahan paradigms pendidikan yang berorientasi
pada pasar dan kebutuhan hidup masyarakat. Sayling Wen dalam bukunya
"future
of
education"
menyebu tkan
pendidikan, antara lain:
32
beberapa
pergeseran
paradigma
1.
Pendidikan
yang
berorientasi
pada pengctahuan
bergeser menjadi
pengem bangan ke segala potensi yang seimbang.
Pada
pendidikan
pemindahan
orientasi
informasi
pendidikan
lebih
yang dimiliki kepada
kognitii). Proses pernbelajaran
menekankan
pada
peserta didik (bersifat
yang berkembang zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJI
di negara kita dapat
deskripsikan sebagai berikut peran guru sangat dominan dalam proses
pembclajaran, kesan yang muncul adalah guru mengajar peserta didik
diajar, guru aktif peserta didik pasif zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
guru. pinter peserta didik minder,
guru berkuasa,
berusaha
peserta didik dikuasai. Dalarn kegiatannya
pendidik
memola anak didik sesuai dengan kehendaknya.
Program
pembelajaran,
materi, media, metode dan evaluasi
yang diterapkan
sepenuhnya disiapkan oleh pendidik. Mulai tahun pelajaran 2004/2005
Kurikulum Berbasis Kornpetensi (KBK) mulai diterapkan, implementasi
KBK diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi yang menjadi
sasaran pendidikan secara optimal. Mengingat KBK mengandung prinsip
pernbelajaran
yang menerapkan
pendekatan,
antara lain: 1) student
centered, 2) Integrated Leaming, 3) indioidual learning, 4) mastery learning, 5)
problem solving, 6) Experince based learning, dan 7) peran guru sebagai
fasilitator, pembimbing, konsultan dan sekaligus mitra belajar, Meskipun
33
dalam
pelaksanaannya.
KBK masih
ditem ukan
banyak kelemahan-
kelemahan. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2.
Dari keseragaman
keberagaman
bersama yang sentralistik menjadi
pem belajaran
yang terdesentralisasi
dan terindividulisasikan,
Hal ini
seiring dengan berkembangnya teknologi inforrnasi dimana informasi
dapat diakses secara mudah melalui brbagai macam media pembelajaran
sccara mandiri. misalnya: internet, multimedia pembelajaran, dsb.
3.
Pembelajaran
dengan
model
penjenjangan
yang
terbalas
menjadi
pembelajaran seurnur hidup. Belajar tidak hanya terbatas pada jenjang
pendidikan dasar, menengah dan tinggi, namun belajar dapat dilakukan
sepanjang hayat, yang tidak terbatas pada tempat
usia, waktu, dan
fasilitas.
4.
Dari pengakuan
gelar kearah pengakuan kekuatan-kekuatan
nyata
(profesionalisme)
Dilihat dari kualitas pendidik, secara kuantitatif jenjang pendidikan yang
dimiliki guru-guru SD, SLTP, SMU /SMK cukup menjanjikan, Sebagian
besar sarjana atau D2. Hal ini ditunjukkan dengan gelar yang dimiliki
pada pendidik, namun secara kualitas, sungguh mernprihatinkan. Secara
kualitatif bisa dilihat, motivasi belajar dan motivasi berprestasi dalam
meningkatkan
profesionahsme
di kalangan
34
pendidik sangat rendah.
.,
Sebagian besar guru malas belajar, malas mencari pengetahuan baru, dan
berkarya (baca: tekun rnembaca, mengikuti
pelatihan,
menulis karya
ilmiah). Pola pikir yang berkernbang pada pendidik saat ini lebih Joyal
pada integrasi gaji dari pada loyalitas profesional, dengan nafsu mengejar
pangkat, golongan, posisi dan tunjangan. Di antara pendidik ada yang
melanjutkan kuliahnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (S1, 52
dan 53), bukan untuk meningkatkan kualitas dirt dan profesi, namun
demi "gengsi, posisi
digunakan
dan gaji", kesempatan kuliah
yang seharusnya
untuk meningkatkan kualitas diri dan profesi secara mandiri
mulai menghilang. Kondisi dernikian sungguh mcmprihatinkan.
seiring dengan kemajuan teknologi
Namun
informasi dan persaingan global,
kompetensi dan profesionalisme akan menjadi tolok ukur keberhasilan
seseorang
dalam
memenang
persaingan
hidup.
Prestasi
kerja
menempatkan seseorang pada posisi kerja yang sesungguhnya ("saat ini
muncul image posisi kerja adalah uang") zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
s. Pembelajaran yang berbasis pada pencapaian target kurikulum bergeser
menjadi pernbelajaran
yang berbasis pada kompetensi dan produksi.
Pencapaian target kurikulum bukan satu-satunya indikator keberhasilan
proses
konteks,
pendidikan,
input,
keberhasil
pendidikan
hendaknya
di lihat dari
proses, zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ouipu zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
t dan outcomes, sehingga keberhasilan
35
kemampuan
dan tuntutan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sejak masa
kanak-kanak para peserta didik telah dikondisikan
dengan pencapaian
target kuantitif yang sangat berat. Untuk mengurangi jumlah pengkhayal
dalam
pendidikan,
sebaiknya
dipikirkan menerapkan
pelajaran
Matematika,
pemberdayaan
pada jenjang pendidikan
kurikulum
dasar
Pendidikan
dinikmati
berbasis
pada mata
bahasa, sains, jasmani dengan memperhatikan
sistem nilai yang
berkembang
pembelajaran yang dilakukan dengan
6
yang
dasar mulai
di daerahnya.
Proses
pendekatan kontektual.
sebagai investasi manusia
dengan liiglil cost, yang dapat
oleh kelompok masyarakat menengah ke atas, khususnya
pendidikan linggi.
3.3. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Strategi Pengembangau Pendidikan Di Era Global
Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era
global dalam mewujudkan
kualitas sumber daya manusia yang unggul,
diperlukan strategi pengembangan
] . Mengedepankan
berdasarkan
Partisipasi
model
pendidikan, antara lain:
perencanaan
pendidikan
(partisipatif)
yang
pada zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
need assessment dan karakteristik masyarakat
masyarakat
dalam
perencanaan
tuntutan yang harus dipenuhi.
37
pendidikan
merupakan
2. Peran pemerintah
dalarn
bukan sebagai
pendidikan,
namun
penggerak,
penentu dan penguasa
pcmerintah hendaknya
berperan
sebagai
katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.
3. Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat,
kebutuhan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
stakeholders, kebutuhan
pasar dan tuntutan teman sering.
4. Pemanfaatan sumbcr Iuar zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(out so11rci11g), memanfaatkan berbagai potensi
sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lem baga pcndidikan yang ada,
pranata-pranata kemasyarakatan, perusahaan/ industri, dan lembaga lain
yang sangat peduli pada pendidikan.
5. Memperkuat kolaborasi
dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak.
baik dari instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari
lembaga di dalarn negeri maupun dari luar negeri.
6. Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar
belajar, sebagai masyarakat belajar seumur hidup.
7. Pemanfaatan
teknologi informasi,
yaitu: lembaga-lembaga
pendidikan
baik jalur pendidikan format informal maupun jalur non formal dapat
memanfaatkan
mengembangkan
teknologi informasi dalam mengakses infonnasi dalam
potensi diri dan lingkungannya (misal; penggunaan
internet, multi media pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb)
38
3.4. Strategi Pengembangan Pendidikan Berbasis Tl
Pada bagian ini, penulis mencoba untuk memberikan pandangan
sebagai suatu strategi dalam pengembangan pendidikan berbasis TI