BAB II - Reflecting The Past Atmospheres Within Modern Lifestyle (Arsitektur Kontekstual)

  Analisa yang Mewujudkan Art Deco“

  • – Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap
  • – tahap yang harus dilalui penulis sebelum melakukan sebuah analisa, karena analisa yang baik akan sangat bergantung dengan kelengkapan
  • – data yang telah di peroleh. Data – data yang diperoleh mengenai kondisi eksisting site TYPE OF LAND USE GUNA LAHAN/ WARNA/ - tidak padat Permukiman KUNING COLOR
    • - sangat padat - perkantoran - ruko/retail Komersial - sedang - hotel COKLAT ORANYE UNGU KEMERAHAN ORANYE MERAH MUDA Fasilitas Umum & Sosial - sarana kesehatan - sarana rekreasi

      Industri
    • - ringan - berat HIJAU TUA ABU-ABU TUA ABU-ABU MUDA HIJAU TUA HIJAU TUA Ruang Terbuka Hijau - pertanian/peternakan - gedung pemerintah - sarana peribadatan - sarana pendidikan
    • sarana olahraga HIJAU HIJAU BIRU TUA BIRU LANGIT BIRU - rawa-rawa - kuburan
      • taman HIJAU HIJAU

      Gambar 2.1 Eksistin Kota Medan Lahan Kosong TIDAK DIWARNAI Sumber : Olah Data Primer

        Dapat terlihat bahwa ruko komersil dan perkantoran merupakan generator aktivitas utama pada daerah di sekitar site. Sehingga daerah di sekitar site yang akan di bangun merupakan daerah komersil untuk peruntutan bisnis. Beranjak dari data yang dikumpulkan oleh penulis dalam merancang untuk memenuhi kekurangan akan kebutuhan Hotel Bisnis dan Mall pada daerah tersebut. Hasil dari data yang sudah diperoleh oleh kelompok survey kemudian dilanjutkan ke tahapan proses menganalisa data – data tersebut.

        Dalam menganalisa yang baik penulis melakukan beberapa kelompok urutan - urutan kegiatan agar mendapatkan hasil yang masksimal. Urutan kegitan ini bermula dari melakukan analisa fisik, pada proyek yang akan dibangun ini berlokasi di Jl. Guru Patimpus dan Jl. Tembakau Deli, kecamatan Medan Barat, Medan Sumatera Utara, Indonesia. Pada batas utara site merupakan daerah

      Gambar 2.2 Analisa Data Fisik Sumber : Olah Data Primer

        ruko komersil, pada batas barat merupakan Sungai Deli, pada batas timur yaitu Podomoro Deli Grand City yang dulunya merupakan bangunan Ex. Deli Plaza Medan, batas selatan merupakan daerah pemukiman dan terdapat bangunan bersejarah PTP IX yang dulunya merupakan kantor Deli Maatschaappij. Luas lahan yang akan dibangun kurang lebih berkisar 2,35 ha memiliki garis sempadan Sungai Deli 15 m dan sempadan Jl. Guru Patimpus 8.5 m dengan kontur yang menjorok / menurun ke arah Sungai Deli, iklim pada proyek yang dirancang mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum 23º C hingga maksimum 33.1 º C, memiliki kelembapan udara ( 78

      • – 82 ) %, dengan KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ) 60 % dan KLB ( Koefisien Luas Bangunan ) 4 – 32 lantai.

      Gambar 2.3 Analisa Tata Guna Lahan Sumber : Olah Data Primer

        Selepas dari analisa fisik, penulis kemudian melanjutkan analisa terhadap tata guna lahan, hasil dari pengumpulan data yang dilakukan dengan studi lapangan memperlihatkan fungsi utama di daerah sekitar site yang di dominasi oleh pemukiman, perkantoran, dan ruko komersil. Adapun fungsi perkantoran di sekitar lokasi ini adalah Plasa Telkom, Kantor Pos, Bank Mutiara, TVRI, Showroom Mobil, Kantor Walikota, dan didukung oleh beberapa pusat pemberlanjaan seperti Palladium, Hotel J.W Marriot, serta beberapa ruko komersil. Pusat pemberlanjaan, kantor komersil, dan ruko merupakan generator aktivitas utama pada kawasan ini. Pemukiman pada daerah ini juga sudah tertata dengan menaati peraturan GSB, walaupun terdapat beberapa pemukiman yang masih tidak menaatinya, hal ini lebih banyak terjadi pada daerah kawasan Sungai Deli.

        Hasil dari analisa ini memperjelas pada daerah di sekitar site terbukti banyak terdapat kantor komersil, sehingga daerah ini sangat baik jika digunakan sebagai tempat bisnis, sedangkan minimnya fasilitas Hotel Bisnis di kawasan sekitar site membuat penulis memilih untuk membangun Hotel Bisnis dan Mall sehingga kurangnya persaingan dengan bangunan lainnya. Hotel Bisnis ini akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan pembisnis pada daerah tersebut. Untuk utilitas pada bagian site sudah tersedia dengan baik. Baik jaringan listrik PLN, jaringan air bersih dari PDAM, jaringan gas DTR, dan jaringan drainase. Dikarenakan site terletak pada pusat kota sistim utilitas di daerah sekitar site sangatlah baik dan lengkap.

      Gambar 2.4 Analisa Utilitas dan Pedestrian Sumber : Olah Data Primer

        Analisa pedestrian pada Jl. Guru Patimpus jalur pejalan kaki pada daerah tersebut sangatlah sulit untuk dilalui, dikarenakan selokan jalan dan jalur pejalan kaki memiliki dimensi yang sama besar, ditambah lagi dengan pohon dan tiang

      • – tiang reklame yang berada pada jalur pejalan kaki, sedangkan pedestrian pada Jl. Balai Kota dan Jl. Tembakau Deli sangatlah nyaman untuk dilalui pejalan kaki, dikarenakan jalurnya yang luas dan tidak terganggu oleh tiang dari signage dan pohon. Pusat kebisingan pada daerah di sekitar site terletak pada Jl. Guru Patimpus dan Balai Kota, sedangkan pada daerah di
      sekitar Sungai Deli dan Tembakau Deli memiliki tingkat kebisingan yang rendah karena daerah tersebut di dominasi oleh perumahan atau pemukiman yang kumuh.

      Gambar 2.5 Analisa Transportasi dan Kemacetan Sumber : Olah Data Primer

        Pusat kemacetan paling sering terjadi pada pagi hari dan sore hari, dikarenakan banyaknya sarana transportasi umum maupun pribadi yang berhenti sesuka hati pada persimpangan empat antara Jl. Putri Hijau, Jl. Guru Patimpus, Jl. Balai Kota, dan Jl. Perintis Kemerdekaan. Hal ini membuat penulis berfikir bagaimana caranya untuk mengurangi kemacetan pada daerah tesebut untuk meningkatkan potensi pada daerah yang akan dirancang, jangan karena proyek yang akan dirancang oleh penulis ini pada kemudian hari semakin membebani kemacetan pada kawasan tersebut, sehingga jawaban dari masalah tesebut membuat penulis memberikan usulan untuk membuka sebuah jalan baru pada Jl. Tembakau Deli, karena pada Jl. Tembakau Deli daerah tersebut memiliki tingkat kemacetan yang sangat rendah sehingga dapat mengalihkan daerah rawan kemacetan ke daerah yang kurang dilalui oleh transportasi umum. Ketika penulis dan kelompok survey melakukan analisa megitari daerah eksisting di sekitar site, view

      • – view yang ditawarkan dari lokasi proyek ini memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda
      • – beda, sehingga penulis membagi beberapa view yang bagus untuk perletakan bangunan dan pemandangan dari luar ke dalam site maupun dari dalam melihat keluar site. View utara memperlihatkan >– ruko komersil yang memiliki nilai plus terhadap view dari dalam ke luar site, view timur terdapat bangunan komersil Podomoro Deli Grand City, pada view barat terdapat Sungai Deli yang merupakan view terbaik, tetapi harus ditata atau dirancang kembali, karena vegetasi yang ditumbuhi oleh pohon
      • – pohon dan ru
      • – rumput liar dibagian tepi sungai mengurangi view langsung kearah Sungai Deli, dan pada view selatan terdapat bangunan bersejarah kota Medan yaitu bangunan Deli Maatschappij.

        Dari beberapa analisa di atas terdapat beberapa kaitanya terhadap sejarah kota Medan yang dilihat dari nilai preservasi kawasan tersebut. Sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan kajian khusus terhadap analisa gaya arsitektur kota dan sejarah yang berada di sekitar kawasan Sungai Deli dikarenakan analisa ini akan berkaitan dengan tema dan konsep perancangan gaya arsitketur yang di pilih oleh penulis sebagai solusi penghubung konteks Preservasi, Urban Lifestyle saat ini yang semuanya di labeli dengan kata modern, dan Riverfront sebagai konteks tema utama. Proses ini penulis telusuri bermula dari Jl. Kesawan Medan hingga ke Jl. Putri Hijau Medan, pada daerah di sekitar site sangatlah didominasi oleh beberapa gaya arsitektur yaitu Arsitektur Modern,

      • – Arsitektur Kolonial Belanda ( Indische Empire ), dan Arsitektur Art Deco. Bangunan bangunan yang bergaya arsitektur modern pada kawasan tersebut yaitu, Podomoro Deli Grand City ( PDG ), J.W Marriot, Capital Building, dan Kantor Telkom Speedy yang baru
      • – baru ini selesai di renovasi. Sedangkan bangunan – bangunan yang bergaya kolonial belanda terlihat pada bangunan PTP IX ( Ex. Deli Maatschappij ), Kantor
      Walikota, Hotel Dharma Deli ( Ex Hotel De Boer ), Bank Indonesia, dan lain

      • – lain. Pada masa perkembangan ekonomi kota Medan yang pesat pada bidang perkebunan melandasi munculnya sebuah gaya arsitektur yang terkenal pada masanya sebagai sebuah perpaduan dari gaya peralihan bangunan lama menjadi modern yaitu gaya arsitektur Art Deco. Sehingga pada daerah yang memiliki peradaban ekonomi yang pesat, terdapat bangunan yang mengadopsi gaya arsitektur Art Deco ( Art Decoratif ) pada sepanjang daerah Kesawan hingga Putri Hijau terdapat beberapa bangunan bergaya arsitektur Art Deco yaitu, Bank Danamon ( Ex.Bank of China ), BATA ( Ex. Cornfield Magazjin ), Lonsum ( London Sumatera ), dan gedung AMPI ( Ex. Depnaker ) pada masa Hindia – Belanda bernama Warenhuis yang dulunya merupakan sebuah bangunan supermarket pertama kota Medan yang sangat megah dan indah.