BAB II DESKRIPSI PROYEK - Perpustakaan USU Kwala Bekala (Arsitektur Metafora)

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. TERMINOLOGI JUDUL Judul yang menjadi usulan proyek adalah Perpustakaan USU Kwala Bekala, yang

  memiliki pengertian sebagai berikut:

  Perpustakaan ·

  1) Tempat, gedung, ruang yg disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan

  koleksi buku dsb; 2) Koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yg

  4 disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan.

  · USU

  1) Universitas Sumatera Utara; 2) Salah satu universitas negeri yang berlokasi di Medan.

  · Kwala Bekala 1) Kelurahan di kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

  Berdasarkan pengertian di atas, maka Perpustakaan USU Kwala Bekala adalah tempat menyimpan dan memelihara buku serta bahan kepustakaan lainya yang disimpan untuk dibaca dan dipelajari di Universitas Sumatera Utara Kwala Bekala.

II.2. TINJAUAN UMUM

  Berikut adalah tinjauan umum tentang kasus proyek perpustakaan:

II.2.1. Pengertian Perpustakaan

  5 Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, istilah library berasal dari kata Latin lober atau libri yang artinya buku.

  Dari kata Latin tersebut, terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku.

  4, 5 http://kbbi.web.id/pustaka

  Dalam Oxford Dictionary, “library” berarti sebuah bangunan atau ruangan yang berisi koleksi buku, jurnal, dan beberapa film dan rekaman musik untuk

  6 membaca atau meminjam oleh masyarakat universitas atau umum.

  Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang Kepustakaan dan

  Kepustakawanan (2011), perpustakaan adalah sebuah institusi pengelola koleksi

  karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

  7 rekreasi para pemustaka.

  Dalam (SNP) Standar Nasional Perpustakaan (2011), disebutkan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi. Perpustakaan

  8 perguruan tinggi dapat juga terbuka untuk publik.

  Dari berbagai sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan ialah sebuah atau gedung yang digunakan untuk menyimpan koleksi buku atau koleksi lain bagi pengunjung untuk membaca, meminjam, ataupun merujuk, namun bukan untuk dijual. Pengertian ini menunjukkan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan para pengunjung, bukan untuk kegiatan jual beli.

II.2.2. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan

  Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan di sejarah manusia karena perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia mula- mula tidak menetap sebagai mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain. Kehidupan seperti ini sering disebut kehidupan nomaden. Manusia mencari makan dari alam sekitarnya, sedangkan untuk keperluan ternaknya ia mencari sumber air serta rumput. Manusia mulai berusaha menggarap lahan yang ada disekitarnya, untuk keperluan daging manusia memburu binatang yang ada disekitarnya. Kehidupan berburu ini tidak beranjak jauh dari kehidupan nomaden.

  Dalam pengembarannya serta dari kehidupan bertaninya, manusia memperoleh pengalaman bahwa bila dia member tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda lainnya, ternyata manusia dapat menyampaikan 6 berita ke manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada batu atau pohon atau benda 7 http://oxforddictionaries.com/definition/english/library 8 Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan (2011) Standar Nasional Perpustakaan (SNP) (2011) lainnya. Selama itu manusia berhubungan dengan manusia lain melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang dipahatkan pada pohon ataupun batu ataupun benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan kelompok lain melalui bahasa tulisan.

  Adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia daya ingat manusia kini manusia dapat melihat “catatannya” pada pohon, batu, dan lempengan. Pesan dalam berbagai pahatan itu dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Bila kegiatan memberi tanda pada berbagai benda itu dilakukan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya maupun dari suku satu ke suku lainnya maka banyak dugaan bahwa perpustakaan dalam bentuknya yang sangat sederhana sudah mulai dikenal ketika manusia mulai melakukan kegiatan penulisan pada berbagai benda. Benda itu dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya ataupun dapat dibaca oleh suku lain.

  Berdasarkan bukti arkeologis diketahui bahwa perpustakaan pada awal mulanya tidak lain berupa kumpulan catatan transaksi niaga. Dengan kata lain, perpustakaan purba tidak lain merupakan sebuah kemudahan untuk menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lain menyimpan kegiatan niaga maka ada kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip semula bersumber

  9 pada kegiatan yang sama untuk kemudian terpisah.

  Dari kegiatan itu, ternyata bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan ialah menyimpan produk tulisan masyarakat sekaligus juga perpustakaan merupakan produk masyarakat karena tak ada perpustakaan tanpa ada masyarakat.

  Seiring dengan waktu, manusia juga berusaha menemukan alat tulis yang lebih baik daripada alat tulis periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh media yang digunakan manusia dalam mencatat kegiatannya dengan cara memahatkannya pada kayu, batu, dan lempengan dianggap kurang praktis karena sulit digunakan dan disimpan.

  Pada sekitar tahun 2500 sebelum Masehi, orang Mesir menemukan sebuah bahan tulis yang memiliki pengaruh besar bagi peradaban manusia, yaitu berupa

  papyrus yang dibuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil yang 9 dihaluskan lalu diratakan, kemudian dikeringkan dan digunakan untuk menulis Sejarah Perpustakaan (2011) (hal.1) dengan menggunakan tinta. Dari kata papyrus itu berkembanglah istilah paper,

  10 papiere, papiros yang berarti kertas.

  Hingga sekitar tahun 700-an Masehi, papyrus masih digunakan sebagai bahan tulis, kemudian mulai digunakan bahan lain seperti kulit binatang seperti kulit kambing, domba, biri-biri, sapi, dan binatang lain yang disebut parchmen. Parchmen berasal dari kata “pergamuan” sebuah kota kecil di Asia Kecil tempat parchmen

  11

  pertama kali digunakan. Parchmen digunakan untuk bahan tulis sebelum kertas ditemukan.

  Karena Eropa Barat baru mengenal kertas pada abad ke-12, sedangkan mesin cetak baru dikenal pada abad ke-15 maka pengembangan perpustakaan berjalan lambat. Pengaruhnya bagi perpustakaan terutama perpustakaan di Eropa, hanya menyimpan naskah tulisan tangan lazim yang disebut “manuskrip”. Manuskrip ini umumnya berbentuk gulungan, disebut scroll.

  Di Eropa Barat sekitar tahun 1440, Johann Gutenberg dari kota Mainz, Jerman mencetak buku dengan tipe cetak gerak. Setiap aksara dilebur ke dalam logam, kemudian dipindah ke dasar mesin pres lalu diberi tinta. Kemudian ditaruh

  12

  kertas di atasnya lalu digulung dengan lempeng pemberat. Sejak itu pembuatan manuskrip dapat digandakan dengan mesin cetak.

  Mesin cetak penemuan Gutenberg kemudian dikembangkan lagi sehingga mulai abad ke-16. Pencetakan buku dalam waktu singkat mampu menghasilkan ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya revolusi perpustakaan dan dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan buku cetak. Revolusi yang mirip sama terjadi hampir 400 tahun kemudian ketika buku mulai digantikan bentuk elektronik.

II.2.3. Jenis-jenis Perpustakaan

  Perpustakaan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis koleksi dan sasaran pengunjungnya. Berdasarkan buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991), terdapat beberapa jenis perpustakaan, yaitu:

a. Perpustakaan Internasional

  Perpustakaan yang didirikan oleh dua negara atau lebih atau perpustakaan 10, 11 yang merupakan bagian dari sebuah organisasi internasional. Contohnya : 12 Sejarah Perpustakaan (2011) (hal.2) Sejarah Perpustakaan (2011) (hal.3)

  United Nation (UN) Library, Jenewa; Perpustakaan Dag Hammarsjkuld, New York; dan Perpustakaan Sekretariat ASEAN, Jakarta.

b. Perpustakaan Nasional

  Perpustakaan yang menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan si suatu negara. Contoh : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta; Bibliotheque Nationale, Paris; dan The British Library, London.

  Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang Kepustakaan dan

  Kepustakawanan (2011), terdapat beberapa jenis perpustakaan, yaitu:

  a. Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

  Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten/kota serta melaksakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender.

  b. Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah

  Salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga pemerintah yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan materi perpustakaan/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pencapaian misi instansi induknya.

  c. Perpustakaan Sekolah

  Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

  d. Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Perpustakaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi dapat juga terbuka untuk publik.

II.2.4. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

  · Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. · Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. · Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan. · Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. · Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.

  Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan daripada perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna (mahasiswa) selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan. Agar tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004: 3) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Edukasi

  Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

  b. Fungsi Informasi

  Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

  c. Fungsi Riset

  Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

  d. Fungsi Rekreasi

  Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

  e. Fungsi Publikasi

  Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga erguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.

  f. Fungsi Deposit

  Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

  g. Fungsi Interpretasi

  Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

II.2.5. Sistem Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Perpustakaan sebenarnya juga suatu sistem informasi dan bukan sekedar ruang/gedung atau koleksi yang di dalamya terdapat elemen-elemen yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk mencapai tujuan. Sistem kegiatan itu mencakup pengadaan, pencatatan, katalogisasi, klasifikasi, pelabelan, penyusunan dalam rak, pelayanan, dan lainnya yang dapat dipadukan dengan baik untuk mendukung keberhasilan perpustakaan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait dan saling mendukung. Demikian pula unsur-unsur yang dimiliki perpustakaan, meliputi sumberdaya manusia, koleksi, anggaran, ruangan, dan sarana prasarana, dapat dikoordinasi dengan baik untuk secara bersama-sama menfungsikan diri untuk mencapai keberhasilan perpustakaan.

  Sebagai suatu sistem pengelolaan informasi, perpustakaan memiliki beberapa sistem kegiatan untuk menunjang visi, misi, dan tujuan perpustakaan. Sistem ini berupa serangkaian pedoman atau prosedur kerja yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan kegiatan tertentu. Berikut adalah sistem kegiatan tersebut:

a. Sistem Pengadaan

  Sistem pengadaan ini disebut pula dengan akuisisi, yakni suatu tugas, pekerjaan, bagian, atau seksi di perpustakaan yang memiliki kewenangan dan bertugas untuk mengadakan bahan informasi yang berupa bahan cetak maupun non cetak. Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara :

  · Pembelian Dalam sistem pembelian perlu dipertimbangkan faktor-faktor anggaran, jenis perpustakaan, kebutuhan pemakai, kerjasama dengan penerbit, pengetahuan tentang impor, pengetahuan tentang pemesanan buku, dan lainnya.

  · Sumbangan Perpustakaan dapat memperoleh bahan informasi dari beberapa pihak, misalnya dari para lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan, penerbit, yayasan, departemen, perkumpulan, dan dari perorangan. Untuk itu perpustakaan harus aktif menghubungi lembaga-lembaga terkait.

  · Tukar-menukar Publikasi Tukar menukar dapat dilakukan dengan cara memberikan buku atau majalah yang tidak relevan atau jumlah eksemplarnya terlalu banyak ke perpustakaan lain yang relevan. Cara ini akan meningkatkan kerja sama antar perpustakaan.

  · Membuat Sendiri Koleksi perpustakaan dapat diusahakan oleh lembaga sendiri, misalnya dengan menulis diktat, buku ajar, hand out, kliping, majalah, atau kumpulan karya tulis/dosen

  b. Sistem Pencatatan

  Pada prinsipnya semua bahan informasi yang diterima perpustakaan harus dicatat. Untuk itu perlu direncanakan bentuk catatan, pencatatan terhadap bahan informasi ini dapat berupa buku, kartu, atau software tertentu. Sistem pencatatan dapat menggunakan sistem penomoran terus-menerus atau sistem yang menganti nomor setiap tahunnya.

  c. Sistem Pengkatalogan

  Pengkatalogan adalah salah satu tugas, pekerjaan, unit atau bagian diperpustakaan yang bertugas dan bertanggung jawab atas proses pembuatan daftar koleksi suatu perpustakaan. Perlunya tiap koleksi dibuatkan katalog adalah untuk mencatat koleksi yang dimiliki, mempercepat temu kembali, dan mengembangkan standar bibliografi internasional. Jenis- jenis katalog yang digunakan pada perpustakaan :

  · Katalog Cetak (Printed Catalog) · Katalog Berkas (Sheaf Catalog) · Katalog Kartu (card Catalog) · Katalog yang menggunakan software tertentu (Online Public Access

  Catalog / OPAC)

  d. Sistem Klasifikasi

  Bahan informasi yang telah dicatat perlu dikelompokan agar memudahkan proses temu kembali. Sistem Pengelompokan ini banyak macamnya dan selalu mengalami perubahan. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah sistem pengelompokan ini ada yang didasarkan pada bentuk fisik dan ada pula yang didasarkan pada isi/ subjek.

  e. Sistem Penempatan Lokasi

  Bahan informasi yang terdiri dari kertas ditempatkan sesuai jenisnya, misalnya buku teks, koleksi rujukan, hasil penelitian, makalah seminar, karya akademik, terbitan berkala, dll. Begitu pula bahan informasi yang terdiri dari bahan nonkertas ditempatkan sesuai jenisnya, misalnya film, pita, kaset, CD, piringan hitam, dll. Penempatan koleksi bahan kertas ke dalam rak ini disebut dengan pengerakan (shelving). Sistem penyusunan koleksi (terutama buku) di rak perlu direncanakan dan diatur sedemikian rupa agar rapi dan mudah ditemukan kembali. Cara pengerakan ini adalah :

  · Dimulai dari angka desimal kecil ke angka desimal besar pada sandi pustaka (call number) yang ditempel pada punggung buku. · Disusun dari kiri ke kanan dalam satu kotak lemari dari atas ke bawah. · Diikuti penyusunan urutan huruf, yaitu tiga huruf pertama nama pengarang secara alfabetis. · Kemudian diikuti pengurutan huruf pertama judul pustaka disusun alfabetis, lalu urutan volume, bagian (part), dan eksemplar (copy).

  f. Pemeliharaan Bahan Pustaka

  Pelestarian bahan pustaka adalah sistem pengelolaan dan perlindungan pada bahan pustaka, arsip, maupun bahan informasi lain. Dalam arti luas, pelestarian adalah tugas dan pekerjaan yang mencakup memperbaiki, memugar, melindungi, dan merawat bahan pustaka, dokumen, bahan informasi, serta bangunan perpustakaan.

  g. Sistem Pemanfaatan Koleksi yang dikelola perpustakaan kiranya tidak ada gunanya apabila tidak dimanfaatkan oleh pemakai. Oleh karena itu perlu perencanaan yang tepat agar koleksi yang bernilai itu bermanfaat bagi pembaca. Penentuan sistem pemanfaatan ini disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.

  h. Pelayanan Sirkulasi

  Pelayanan sirkulasi ini sering dikenal dengan bagian peminjaman dan pengembalian. Namun, sebenarnya pengertian sirkulasi ini mencakup pengertian yang lebih luas, yakni semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan pemakaian koleksi dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pemakai jasa perpustakaan. Adapun sistem sirkulasi yang dikenal ada 2 macam yaitu :

  · Sistem Sirkulasi Terbuka (Open Access) Yakni suatu sistem yang memungkinkan pemakai untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang mereka inginkan.

  · Sistem Sirkulasi Tertutup (Closed Access) Yakni suatu sistem peminjaman yang tidak memungkinkan pemakai untuk memilih dan mengambil koleksi sendiri.

i. Pelayanan Referensi

  Pelayanan ini memberikan informasi singkat tentang nama orang, peristiwa, subjek, geografi, ukuran, kata, pustaka, lambang, dan lainya yang terdapat dalam sumber rujukan. Mengingat koleksi ini banyak yang diperlukan sewaktu-waktu, maka pada umumnya tidak boleh dipinjam pulang.

  j. Baca di Tempat

  Dalam hal pelayanan baca ditempat ini, diperlukan ruang yang nyaman, memadai, dan mebeler yang sesuai. Oleh karena itu, dalam pengadaan ruang baca ini perlu memperhatikan kebutuhan manusia, prinsip tata ruang (design principles), dan segi lingkungan (activity component) perlu diperhatikan.

  k. Fotokopi

  Apabila memungkinkan, perpustakaan dapat menyediakan pelayanan fotokopi. Fasilitas ini akan membantu pemakai dan pihak perpustakaan. Pemakai tidak perlu keluar dari perpustakaan apabila ingin memfotokopi suatu buku. Dengan demikian akan dihemat waktu, biaya tenaga, dan mudah dilakukan pengawasan.

  l. Pelayanan Internet

  Pelayanan ini merupakan bentuk penyajian informasi dengan menggunakan media teknologi muktahir (komputer) dengan segala perangkat dan pengembangannya, antara lain internet dengan menyajikan data, fakta, maupun informasi yang tepat.

  m. Pelayanan Khusus

  Pelayanan ini ditujukan kepada kelompok masyarakat yang karena faktor tertentu mereka tidak dapt datang ke perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Faktor ini mungkin kesehatan, status hukum, lokasi, maupun keadaan jasmani.

  n. Penyajian Informasi Baru

  Penyajian informasi baru (Current Awarreness Services) merupakan sistem penyajian informasi dengan menyiagakan informasi segar, dan menyampaikan kepada peminat secepat mungkin.

  o. Bimbingan Pemakai

  Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang juga telah dimanfaatkan dalam sistem perpustakaan, bimbingan pemakai pun diperlukan. Bimbingan pemakai diselengarakan dengan tujuan : · Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia.

  · Mengoptimalkan sarana dan fasilitas. · Mencapai terwujudnya masyarakat informasi. · Ikut berperan dalam proses pendidikan.

  p. Jasa Terjemahan

  Untuk membantu pemakai dalam usaha mereka memahami isi, koleksi, kiranya lebih baik apabila juga disediakan jasa terjemahan pada perpustakaan tertentu.

  q. Meja Informasi

  Yakni suatu meja atau bagian khusus yang siap menerima permintaan informasi dari pemakai.

  r. Pelayanan Audio Visual

  Koleksi pandang dengar ini akan melengkapi koleksi bahan buku. Informasi yang dikandung koleksi ini bernilai tinggi, sehingga perlu penanganan khusus.

  s. Sistem Promosi dan Pemasaran

  Jasa, koleksi, dan fasilitas yang dikelola perpustakaan masih perlu dipromosikan mengingat masyarakat kita belum menpunyai pemikiran yang berorientasi pada perpustakaan. Kemudian dalam hal pemasaran, pustakawan harus mampu mengkomunikasikan pelayanan kepada pemakai dan mempengaruhinya agar tertarik.

II.2.6. Struktur Organisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Pengertian umum organisasi adalah segenap proses kegiatan menata dan membagi pekerjaan yang akan dilakukan, mengelompokkan orang-orang yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar unit-unit dan individu sebagai pelaksana dari pekerjaan itu untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi tersebut.

  Menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, pekerjaan mengorganisasi di Perpustakaan adalah rangkaian kegiatan mengelompokkan pekerjaan serta orang yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing individu dan menetapkan hubungan antara unit-unit kerja yang ada untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi.

  Kepala Perpustakaan Koordinator Koordinator Pengadaan dan Layanan Pengguna Pengolahan Staff Pengadaan Staff Layanan Staff Layanan dan Pengolahan Sirkulasi Umum Koleksi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi

  (Sumber:olah data primer )

II.3. TINJAUAN PROYEK

  Berikut adalah tinjauan mengenai proyek Perpustakaan USU Kwala Bekala:

  II.3.1. Deskripsi Proyek

  Perpustakaan USU Kwala Bekala adalah perpustakaan yang terdapat pada Universitas Sumatera Utara Kwala Bekala dengan tujuan utama membantu mencapai tujuannya dengan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di universitas, dimana selain pengguna dapat menggunakan koleksi pustaka untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, pengguna juga dapat online dengan Perpustakaan Pusat Kampus USU Padang Bulan untuk mencari data atau literatur yang diperlukan dalam kegiatan akademisnya dengan didukung fasilitas- fasilitas pendukung yang baik pula. Perpustakaan ini langsung dikelola oleh Universitas Sumatera Utara.

  II.3.2. Pendekatan Pemilihan Lokasi Tapak

  USU telah merancanakan untuk mengembangkan kawasan universitasnya ke Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, dimana rencananya beberapa fakultas akan dipindahkan ke lokasi ini juga menambah fasilitas pendukung lain seperti perpustakaan.

  Kampus USU Padang Bulan Pengembangan Kampus USU Kwala Bekala

Gambar 2.2. Lokasi Kampus USU Kwala Bekala

  (Sumber: masterplan USU Kwala Bekala)

  Pada dasarnya pengelolaan lahan pada kampus Kuala Bekala telah diatur di dalam master plan, baik itu peletakkan area akademis serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Sehingga perencanaan dalam pemilihan lokasi sudah teratur jelas. Oleh karena adanya pola-pola perencanaan dari masterplan kampus USU di Kuala Bekala, maka Site yang diambil haruslah sesuai kriteria dari konsep masterplan itu sendiri.

  Berikut adalah pembagian zona-zona pada perencanaan masterplan USU Kwala Bekala.

  Zona Komersil dan Pemukiman Zona Akademis Zona Waduk dan Danau Zona Pembenihan Kelapa Sawit Zona Peternakan Zona Hortikultura Zona Hutan Arboretum

Gambar 2.3. Pembagian Zona

  (Sumber: masterplan USU Kwala Bekala

II.3.3 Tinjauan Lokasi

  Lokasi Perpustakaan USU Kwala Bekala ini berada di kawasan kompleks USU Kwala Bekala yang berada di Kabupaten Deli Serdang, sekitar 15 km dari kampus USU yang ada di Padang Bulan. Kawasan ini merupakan pengembangan dari kampus USU padang bulan, dimana beberapa akademik sebagian kampusnya akan drelokasikan kedalam kawasan ini, termasuk usulan bagi fungsi perpustakaan.

  Daerah pengembangan ini beriklim tropis dengan suhu minimum 22° C dan suhu maksimum 34°C. Memiliki site yang bekontur dan memiliki ketinggian paling rendah 85 meter dan paling tinggi 90 meter diatas permukaan laut.

Gambar 2.4. Lokasi Site

  (Sumber: masterplan USU Kwala Bekala)

II.4. STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

  Berikut adalah contoh studi banding proyek sejenis di negara lain dan di Indonesia:

II.4.2. Vilnius University Library, Vilnius, Lithuania

  Perpustakaan ini dirancang oleh Paleko Arch Studija. Bangunan ini berada di pinggiran Vilnius. Sebuah lokasi yang relatif tenang kampus universitas yang akan berubah secara signifikan. Dalam beberapa tahun mendatang, sebuah fasilitas pendidikan baru akan muncul di sini. Perpustakaan ini terletak di dekat hutan pinus, di persimpangan jalan pejalan kaki utama dan jalan akses baru. Lingkungan hutan mengilhami konsep ruang pada perpustakaan - ruang nyaman di dalam yang berhubungan dengan alam.

Gambar 2.5. Fasade Bangunan Perpustakaan

  (Sumber: www.archdaily.com/357038/)

  Sebuah ampiteater-plaza menyambut pengunjung pada area depan bangunan dan berlanjut menuju hall dengan pintu masuk kaca. Sama seperti area luar, hall ini memiliki lantai beton dan fasad terakota. Lantai dasar, berfungsi sebagai ruang sirkulasi sentral, juga termasuk ruang konferensi, kafetaria, ruang baca majalah, dan lainnya dengan teras terbuka.

Gambar 2.7. Interior HallGambar 2.6. Pintu Masuk Hall

  (Sumber: www.archdaily.com/357038/) (Sumber: www.archdaily.com/357038/)

Gambar 2.8. Suasana Interior Ruang Baca

  (Sumber: www.archdaily.com/357038/)

  Selanjutnya terdapat ruang baca yang terletak di beberapa lantai yang dihubungkan oleh atrium yang memfokuskan pandangan ke hutan. Pada siang hari, pohon-pohon yang diterangi matahari menjadi bagian visual dari interior. Di bagian interior, warna putih mendominasi hingga mengekspos buku-buku serta pengunjung.

  Para arsitek bangunan ini percaya bahwa perpustakaan harus memancarkan muatan emosional karena ini adalah tempat kreativitas non-material dan spiritualitas. Oleh karena itu, mereka telah memilih pemandangan ekspresif dan tak terduga berbagai siluet sebagai bahasa arsitektur utama. Ruangan-ruangan bangunan ini menggunakan ventilasi alami melalui bukaan jendela. Partisi-partisi pada sisi selatan melindungi pengunjung dan buku-buku dari panas dan matahari langsung.

Gambar 2.9. Suasana Interior Lobby

  (Sumber: www.archdaily.com/357038/)

II.4.2. The Hunt Library, North Carolina University

Gambar 2.10. Fasade Gedung Perpustakaan

  (Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

  Perpustakaan ini dirancang oleh Snøhetta. Perpustakaan ini sangat berbeda dari perpustakaan pada umumnya. Perpustakaan ini lebih mengarah pada teknologi- teknologi digital. Suasana yang dibangun juga lebih flexible dan dinamis, tidak pada perpustakaan lain yang kaku.

Gambar 2.11. Display Wall

  (Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

  Perpustakaan ini seakan menjawab perkembangan zaman dimana media baca e-book lebih populer daripada media cetak. Perpustakaan serba digital adalah sebuah solusi praktis - sebuah sistem perpustakaan yang melayani penduduk kota dengan baik, tetapi seakan mengabaikan penduduk yang ada di pinggiran kota. Tetapi pada zaman serba digital, solusi ini jauh lebih cepat dan efektif dalam mengumpulkan data, daripada menghabiskan waktu dan sumber daya membangun sebuah persediaan buku fisik. “ini adalah hanya sebuah solusi yang jelas untuk masalah yang berkembang,”

Gambar 2.12. Layout Denah Gambar 2.13. Ruang Simpan Buku

  (Sumber:www.lib.ncsu.edu/huntlibrary) (Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

  Selain memiliki ruang baca konvensional, perpustakaan ini memiliki ruang- ruang diskusi, ruang presentasi, ruang multi-media dengan layar-layar sentuh interaktif, dan banyak lagi. Setiap ruangan ini dilengkapi dengan peralatan serba canggih demi memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dan pengunjung lainnya.

Gambar 2.14. Ruang Baca Tenang

  (Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

Gambar 2.15. Reading Lounge

  (Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

II.4.3. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok

Gambar 2.16. Fasade Gedung Perpustakaan

  (Sumber: www.archdaily.com/221155/)

  Perpustakaan ini dirancang oleh Denton Corker Marshall. Bangunan in Terletak di sebuah site yang sangat lapang di sisi danau kampus, berbentuk melingkar sebagai respon dari bangunan melingkar yang kuat dan jalan raya yang membedakan pola kampus itu sendiri. Dengan tema earth architecture, bangunan ini mengintegrasikan lanskap dan massa bangunan menjadi bentuk lahan tropis yang dapat digunakan.

Gambar 2.17. Siteplan Perpustakaan

  (Sumber: www.archdaily.com/221155/)

Gambar 2.18. Denah Perpustakaan

  (Sumber: www.archdaily.com/221155/)

  Pada bentuk lahan yang terkikis melingkar di tepi danau terdapat sebuah amphiteater dengan pohon-pohon mahoni dewasa yang menghadap ke danau. Serta mengidentifikasi pintu masuk utama, bagian ini memungkinkan cahaya masuk ke dalam interior. Di bawah sebuah penutup tanah isolasi dan atap beton, manuskrip langka, buku dan penelitian / bahan referensi disimpan dalam suhu lingkungan yang stabil dari sinar matahari langsung. Susunan padat cladding batu dan celah sempit kaca mengurangi panas, hingga mengurangi beban AC.

Gambar 2.19. Detail Massa yang Berbentuk Tablet

  (Sumber: www.archdaily.com/221155/)

  Area membaca yang berada di tengah bentuknya bervariasi, tergantung pada masing-masing massa yang bentuk tablet, dari ruang besar terbuka hingga intim ruang baca yang lebih intim. Pada lantai atas terdapat berbagai ruang pertemuan dan seminar yang menghadap danau. Dengan menggantikan fungsi perpustakaan fakultas dan departemen, yang kegiatan mahasiswa yang sebelumnya tersebar, dan menggabungkan fasilitas baru - plaza, food court, bank ritel dan ruang pameran temporer – perpustakaan ini menjadi hub universitas baru mahasiswa, sebuah situs untuk berinteraksi dengan orang lain, serta seperti pengetahuan itu sendiri.

  Sirkulasi internal jelas dipahami, interior terbuka menawarkan garis yang jelas terlihat dan mendorong interaksi. Sirkulasi vertikal didominasi dengan ramp landai, mendorong pembaca untuk berjalan daripada menggunakan lift, dan menikmati kualitas interior.

Gambar 2.20. Suasana Interior Perpustakaan

  (Sumber: www.archdaily.com/221155/)

  Air hujan yang ditangkap, digunakan kembali, air limbah diperlakukan dan didaur ulang dan konsumsi energi diminimalkan. Mempertahankan pohon dewasa yang ada dan vegetasi di situs 2,5 hektar merupakan bagian penting dalam desain yang, bersama dengan atap hijau, memastikan area yang luas dari situs ini dipertahankan sebagai lanskap.

Gambar 2.21. Atap Hijau

  (Sumber: www.archdaily.com/221155/)

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami A.1. Pengertian dukungan - Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 7

BAB II - Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitannya Dengan Bancassurance (Riset : Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Iskandar Muda)

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

0 2 25

BAB II TANGGUNG JAWAB PIHAK BANK TERHADAP KERUGIAN YANG DIALAMI NASABAH JIKA TERJADI KEHILANGAN ATAU KERUSAKAN BARANG YANG DISIMPAN DALAM SAFE DEPOSIT BOX DI PT. BANK PANIN CABANG PEMBANTU TEBING TINGGI - Perlindungan Konsumen Atas Penyimpanan Barang Di S

1 4 31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Konsumen Atas Penyimpanan Barang Di Safe Deposit Box (Studi Pada PT. Bank Panin Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 1 28

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI 2.1 Konsep tradisi martahi karejo - Tradisi Martahi Karejo Masyarakat Angkola: Kajian Semiotik

0 9 27

Doctoral Program of Regional Development University of North Sumatera – Medan - Indonesia Abstract: The research goal is to determine how the intergenerational transfer in the elderly population based on residence (living alone, living with family, living

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Landasan Teori 2.1.1 Remunerasi - Analisis Pengaruh Remunerasi, Mutasi, Whistleblowing System, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja, Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Kantor

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Remunerasi, Mutasi, Whistleblowing System, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja, Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 8