BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Mengenal Kotamadya Pematangsiantar 2.1.1. Sejarah Kota Pematangsiantar - Pola Kaderisasi Partai Golongan Karya Kotamadya Pematangsiantar (Studi Etnografi Antropologi Politik tentang Kekuasaan)

  BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Mengenal Kotamadya Pematangsiantar

2.1.1. Sejarah Kota Pematangsiantar

  Kota Pematangsiantar yang kini menjadi daerah asal yang ditakuti di Indonesia ini, ternyata menyimpan banyak cerita. Kota yang telah dibangun jauh hari sebelum Belanda datang ini, dulunya berbentuk kerajaan, yakni Kerajaan Siantar, yang dipimpin oleh dinasti Damanik, dengan Raja Sangnaualuh sebagai pewaris terakhirnya. Berkedudukan di pulau Holing, kerajaan ini terbagi atas beberapa daerah yang kelaka akan menjadi daerah hukum.

  1. Pulau Holing, pusat dari kerajaan Siantar, kelak berubah menjadi Kampung Pematang.

  2. Siantar Bayu yang kemudian berubah menjadi Kampung Pusat Kota.

  3. Suhi Kahean dibagi menjadi beberapa daerah hukum, yaitu Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame dan Bane.

  4. Suhi Bah Bosar juga menjadi daerah hukum yang terbilang luas, yaitu Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.

  Hingga saat ini, yang menjadi persoalan adalah masalah penetapan hari lahiemerintah kota Pematangsiantar telah sepakat menjadikan tahun lahir Raja Sangnawaluh sebagai hari jadi Siantar, namun bila dikritisi lagi, Siantar telah ada jauh hari sebelum Raja terakhir Siantar tersebut lahir. Bahkan, Siantar telah tergabung di Kerajaan Maropat yang berdiri pada abad 13 Masehi, dan Raja Sangnawaluh adalah Raja Ketujuh Siantar yang kemudian menandatangani Perjanjian Pendek dengan Belanda yang berbuntut pada penguasaan Belanda atas Siantar. Hingga kini, Hari Jadi Siantar diperingati setiap 24 April, terhitung sejak tahun 1871.

  Pematangsiantar telah berulangkali berganti bentuk, dalam artian, beberapa kali mengalami penggantian form. Pada tahun 1907, sejak controleur Belanda dipindahkan ke Siantar dari Perdagangan, Siantar ramai dikunjungi oleh pendatang baru, termasuk orang Cina, yang mendiami Kampung Melayu dan Timbang Galung. Warga Siantar harus berbangga hati, sebab ternyata, sejak 1917, kerajaan ini telah diberikan hak otonom dan mempunyai Dewan, dan berubah menjadi Geemente. Namun kedatangan Jepang ke Siantar, kemudian menghapuskan system Dewan dan mengganti menjadi Siantar Estate. Pasca kemerdekaan, Siantar berubah menjadi Kota Kabupaten Simalungun yang dipimpin rangkap oleh bupati Simalungun.

  Berdasarkan UU No.1/ 1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No.18/ 1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/ 1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas

  29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.

  Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

  • Kecamatan Siantar Barat • Kecamatan Siantar Timur • Kecamatan Siantar Utara • Kecamatan Siantar Selatan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, dimana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km² Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:
  • Kecamatan Siantar Barat • Kecamatan Siantar Timur • Kecamatan Siantar Utara • Kecamatan Siantar Selatan • Kecamatan Siantar Marihat • Kecamatan Siantar Martoba

  Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km². Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu:

   Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan

  Siantar Sitalasari 

  Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Marimbun

   Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan

  Bah Sorma 

  Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung Tongah, Nagapitu dan Tanjung Pinggir

   Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan

  Kelurahan Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar Nauli dan Nagahuta Timur

  Dibangun secara klasik, Siantar, dilihat secara rumus secara geografis, menurut walikota Hulman Sitorus, terbilang sulit untuk membangun industri.

  Namun, hal ini tidak membatasi kota tua ini untuk berkembang dan maju. Kota terbesar kedua setelah Medan di Sumatera Utara ini, memiliki letak strategis, yaitu menjadi transit wisata –untuk mencapai Danau Toba, maka dari Medan harus melalui kota ini.

  Ditinjau dari kenyamanan, kota ini terbilang cukup aman, nyaman dan tertib, melihat masyarakat yang berasal dari berbagai lapisan social dan agama, namun hidup berdampingan dalam damai. Agaknya kerukunan ini sudah diwarisi sejak kota ini masih berbentuk kerajaan, mengingat bahwa Raja Sangnawaluh adalah sosok yang menghargai pluralisme, dan beliau tersebut adalah seorang Muslim pula.

  Kota yang dibangun secara klasik ini, kini telah menjelma menjadi kota yang memiliki banyak kemajuan, yang dipengaruhi oleh populasi yang terdapat di dalamnya yang kian bertambah. Kini, kota sedang mempersiapkan seabrek perbaikan di berbagai struktur, demi kemajuan kota.

2.1.2. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

  Kota Pematangsiantar secara geografis berada di bagian tengah Sumatera Utara, terletak pada garis 2° 53’ 20” Lintang Utara (LU) dan 99° 1’ 00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur (BT) pada peta bumi. (Peta orientasi Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada Peta 2.1.2). Kondisi topografi dan morfologi (kelerengan) yang ada di Kota Pematangsiantar hanya terdiri dari 2 morfologi yaitu datar dan landai sehingga dapat dikatakan relatif datar secara keseluruhan. Curah hujan rata-rata Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 sebesar 269,08 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 173 hari per tahun.

  Berdasarkan kondisi eksisting Kota Pematangsiantar, Wilayah Kota Pematangsiantar dialiri oleh banyak sungai yang merupakan sumber air bagi penduduk untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, seperti sumber air baku, irigasi pertanian, MCK maupun kebutuhan lainnya. Pola aliran sungai di wilayah Kota Pematangsiantar pada umumnya didominasi oleh pola aliran dendritik. Namun demikian, pada beberapa bagian, terutama di bagian selatan wilayah ini tampak pola aliran trelis. Pola aliran ini pada umumnya dikontrol oleh struktur geologi di samping jenis batuan dan topografi permukaan di daerah aliran.

  Tabel 1 Daerah Aliran Sungai (DAS) No Nama Sungai Kecamatan Klasifikasi Lintasan

  seluruh

  1 Bah Bolon Besar Seluruh Kecamatan wilayah Kota Siantar Kec. Siantar Sitalasari dan

  2 Bah Kapul Besar Sitalasari Kec.Martoba

  Bah Sibarang- Siantar Kec.Siantar Selatan,

  3 Besar barang Marimbun Kec.Siantar Marimbun Kec.Siantar Martoba, Kec. Bah Sigulang-

  4 Siantar Utara Besar Siantar Utara, Kec. Siantar gulang Siantar Barat

  Sumber : RTRW Kota Pematangsiantar Tahun 2012-2032 Selain adanya sungai, di dalam suatu wilayah juga terdapat DAS (Daerah

  Aliran Sungai) ataupun WAS (Wilayah Aliran Sungai). DAS (Daerah Aliran Sungai) yang terdapat di Kota Pematangsiantar adalah DAS Bah Bolon. DAS (Daerah Aliran Sungai) ini pada dasarnya tidak hanya terdapat atau melalui Kota Pematangsiantar karena DAS (Daerah Aliran Sungai) ini terdiri dari beberapa sungai yang terdapat di beberapa wilayah kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Sungai Kuala Tanjung, Sungai Suka, Sungai Kiri, dan Sungai Bah Bolon.

  Secara Administratif, Kota Pematangsiantar terletak di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara dan dikelilingi Wilayah Kabupaten Simalungun. Kota Pematangsiantar terbagi atas 8 kecamatan dan 53 kelurahan dimana pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Proklamasi. Luas wilayah administrasi Kota Pematangsiantar adalah 79,971 km2, yang terdiri dari 344RW dan 1.033RT. KecamatanSitalasari merupakan kecamatan terluas dengan luas sekitar 22,723 km

  36,70 6. Parhorasan Nauli 30,40 7.

  Marihat 162,80 4.

  259,60 3. Pematang

  22,52 2. Nagahuta

  Simarimbun 612,04

  2 Siantar Marimbun 18,006 1.

  Mekar Nauli 282,48

  233,52 5. Suka Makmur

  2 atau sekitar 28,41 % luas Kota Pematangsiantar.

  171,00 4. BP. Nauli

  8,10 3. Sukaraja

  9,78 2. Pardamean

  Sukamaju 20,30

  1 Siantar Marihat 7,825 1.

  Tabel 2 Luas Wilayah Per Kecamatan dan Kelurahan No Kecamatan Luas (Km²) Kelurahan Luas (Km²) Persentase (%)

  Tong Marimbun 379,76

  5. Nagahuta Timur 147,40 6.

  36,00 8. Bantan

  91,00 3. Pahlawan

  5,65 2. Tomuan

  Kebun Sayur 37,50

  6 Siantar Timur 4,520 1.

  45,00

  58,00 7. Kahean

  117,00 6. Sigulang-Gulang

  51,00 5. Bane

  25,00 4. Sukadame

  37,00 3. Baru

  4,56 2. Melayu

  Martoba 32,00

  5 Siantar Utara 3,650 1.

  68,00

  42,00 7. Banjar

  Marihat Jaya 239,00

  37,50 6. Simarito

  38,50 5. Timbang Galung

  25,50 4. Proklamasi

  36,00 3. Dwikora

  Sipinggol-pinggol 37,00 4,01 2. Teladan

  4 Siantar Barat 3,205 1.

  26,50

  33,50 6. Simalungun

  28,00 5. Karo

  37,50 4. Toba

  49,50 3. Kristen

  2,53 2. Martimbang

  Aek Nauli 27,00

  3 Siantar Selatan 2,020 1.

  42,00

  4. Siopat Suhu 187,00 5.

  8 Siantar Sitalasari 22,723 1.

  Penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2012 mencapai 234.698 jiwa yang tersebar pada 8 (delapan) kecamatan, dimana Kecamatan Siantar Utara merupakan kawasan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan 46.423 jiwa, sementara Kecamatan Siantar Marimbun merupakan kawasan dengan jumlah penduduk terkecil, yaitu 14.642 jiwa. Adapun kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Siantar Utara diikuti Siantar Barat dan Siantar

  Sumber : Pematangsiantar dalam Angka 2013

  

Jumlah 79,971 100

  411,25

  87,20 5. Bah Sorma

  464,00 4. Bukit Sofa

  953,30 3. Setia Negara

  28,41 2. Gurilla

  Bah Kapul 356,55

  215,40

  Merdeka 23,00 6.

  504,50 7. Tanjung Tongah

  67,25 6. Tanjung Pinggir

  293,90 4. Tambun Nabolon 383,00 5. Nagapitu

  115,55 3. Pondok Sayur

  22,45 2. Nagapita

  Sumber Jaya 222,60

  7 Siantar Martoba 18,022 1.

  Asuhan 46,00

  Pardomuan 25,50 7.

2.1.3. Demografi

  Timur yaitu masing-masing 12.719 jiwa/km2, 10.915 jiwa/km2 serta 8.508 jiwa/km2. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan perdagangan dan jasa terkonsentrasi di ketiga kecamatan tersebut sedangkan di sisi lain kecamatan- kecamatan yang mengalami kepadatan penduduk sedang dan rendah merupakan area yang didominasi oleh permukiman maupun pertanian. Dari segi jenis kelamin, penduduk berjenis kelamin perempuan di Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 berjumlah 120.137 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah 114.561 jiwa (sex ratio sebesar 95,36).Untuk mendapatkan gambaran keadaan wilayah perencanaan pada masa mendatang diperlukan proyeksi jumlah dan kepadatan penduduk sehingga dapat memperkirakan kebutuhan sarana dan prasarana. jumlah penduduk dan kepadatan penduduk (per kecamatan) dalam proyeksi 5 tahun ke depan dapat ditampilkan pada tabel berikut ini

  Tabel 3 Jumlah Penduduk & KepadatanPenduduk Tahun 2012-2017 Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Luas 2 (Jiwa) (Jiwa/km ) No Kecamatan Wilayah

  2 (km ) 2012 2017 2012 2017

  1 Siantar Marihat 7.825 18.797 19.135 2.402 2.445 Siantar

  2 Marimbun 18.006 12.745 12.267 708 681

  3 Siantar Selatan 2.020 20.952 21.653 10.372 10.720

  4 Siantar Barat 3.205 46.525 50.435 14.516 15.736

  1 Batak Toba 46,38 % 50,12 % 38,51 %

  7 Dan Lain-lain 2,19 % 4,08 % 7,67 % Sumber : Kota Madya Pematang Siantar Dalam Angka Tahun 2010

  6 Tionghoa/Cina 10,06 % 14,23 % 13,87 %

  5 Jawa 20,07 % 16, 27 % 27,73 %

  4 Mandailing 5 % 3,15 % 5,03 %

  3 Karo 1,30 % 3,11 % 2,44 %

  2 Simalungun 15 % 9,10 % 5,11 %

  NO SUKU 1990 2000 2010

  5 Siantar Utara 3.650 49.305 53.736 13.508 14.722

  Tabel 4 KOMPOSISI MENURUT ETNIS PENDUDUK

  Sumber : RTRW Kota Pematangsiantar Tahun 2012-2032

  

T o t a l 79.791 239.654 252.003 2.997 3.151

  8 Siantar Sitalasari 22.723 22.127 22.007 974 1.018

  7 Siantar Martoba 18.022 26.948 27.077 1.495 1.580

  6 Siantar Timur 4.520 42.254 45.692 9.348 10.109

  Perbandinagnjumlahpendudukberdasarkanetnismenunjukkanjumlahpendu dukberdasarkan agama berkisar 48% agama Islam dan 49% agama Kristen serta agama lain 3%.

2.1.4 Keuangan dan Perekonomian Daerah

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar 4.163.437,74 juta rupiah dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebesar 34,02 %. Sedangkan sektor yang paling kecil memberikan sumbangan terhadap PDRB adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,02 %.

  PDRB Kota Pematangsiantar atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2010 sebesar 2.038.9241,45 juta rupiah atau naik sekitar 112.625,8 juta rupiah. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 sebesar 17.739.554 rupiah (meningkat sebesar 10,82 % dari tahun 2009).

  Tabel 5 Realisasi APBD Tahun 2009-2011 (Jutaan Rupiah) No Anggaran 2009 2010 2011

  A Pendapatan

  1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  23.591.866.659,- 24.087.112,659 43.648.351.200,-

  2 Dana Perimbangan 374.850.253.516,- 367.202.506,315 428.443.002.065,-

  3 Lain-lain Pendapatan yang sah 72.686.502.473,- 66.646.848,476 108.950.519.508,-

  Jumlah Pendapatan 493.077.194,91 457.936.467,450 581.061.872.773,- B Belanja

  1 Belanja Tidak Langsung

  334.914.333,90

  2 Belanja Langsung 149.482.133,90 Jumlah Belanja 458.837.652,30 484.396.467,50 Surplus/Defisit Anggaran 34.239.542,61 -26.460.000,05

  Sumber : Pematangsiantar dalam Angka 2013

  Tabel 6 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk Tahun 2009 -2011 No Sub Sektor/SKPD 2009 2010 2011

  1 Air Limbah 1,520,531,485 694,404,425.00 750,903,992

  2 Air Bersih 894,297,635 1,133,210,075.00 818,557,212

  3 Sanitasi Lain 915,298,935 3,286,632,996.00 6,972,265,357

  4 Sumber Daya Air 1,676,628,200 2,855,489,214.00 1,381,903,250

  5 Aspek PHBS (Pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan)

  288,220,000 270,000,000.00 -

  6 Lintas Sektor 83,195,635 54,033,575.00 51,251,932

  7 Total Belanja Sanitasi (A-F)

  5,378,171,890 8,293,770,285 9,974,881,743

  8 Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD Murni (bukan pendamping)

  1,966,342,770 5,501,455,785 8,825,671,743

  9 Total Belanja APBD 487,196,000,000 484,336,000,000 606,538,000,000

  10 Proporsi Belanja Modal

  0.40

  1.14

  1.46 Sanitasi terhadap Belanja Total (H/Ix100%)

  11 Jumlah Penduduk 250,997 234,698

  12 Belanja Modal Sanitasi 21,427 35,338 per Penduduk (G/K) Sumber : Pematangsiantar dalam Angka 2013

2.1.5 Tata Ruang Wilayah

  Dalam RTRW Kota Pematangsiantar Tahun 2012-2032 ditetapkan bahwa tujuan penataan ruang Kota Pematangsiantar adalah mewujudkan Kota Pematangsiantar sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa bagi wilayah tengah Propinsi Sumatera Utara dengan didukung sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata dalam ruang kota yang aman, nyaman dan produktif secara berkelanjutan.

  Berdasarkan tujuan penataan ruang tersebut maka dirumuskan kebijakan dan strategi perwujudan tata ruang yang diturunkan ke dalam penetapan hirarkhi pusat pelayanan kota. Semakin tinggi hierarkhi pusat kegiatannya maka semakin kompleks fungsinya sebagai pusat pelayanan dan semakin rendah hierarkhinya maka semakin kecil fungsi pusat pelayanannya.

  Hierarki pusat-pusat kegiatan di Kota Pematangsiantar berdasarkan peran dan fungsinya secara ketataruanganan dapat diperlihatkan pada tabel 7

  Tabel 7 Hierarkhi Kota, Peran dan Fungsinya No Hirarki Pusat Kegiatan Kelurahan Peran dan Fungsi

  • Perdagangan dan jasa skala regional
  • Pelayanan kesehatan skala regional
  • Simpul transportasi regional
  • Perkantoran • Perumahan kepadatan tinggi

  1 Pusat Pelayanan Kota (PPK) Kel. Melayu, Kel.

  Dwikora, Kel. Proklamasi, Kel. Simalungun, Kel. Baru, Kel. Sukadame

  • Pusat perdagangan skala kota,
  • Simpul transportasi regional
  • Pendidikan menengah
  • Pelayanan kesehatan
  • Perumahan kepadatan rendah – sedang

  2 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) Tanjung Pinggir

  Sebagian Kelurahan Tanjung Pinggir dan sebagian Kelurahan Tanjung Tongah

  • Perdagangan dan jasa
  • Pendidikan menengah dan tinggi
  • Pelayanan kesehatan
  • Perumahan kepadatan rendah – sedang
  • Perkantoran

  3 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) Gurilla

  Sebagian Kelurahan Gurila Kecamatan Siantar Sitalasari dan sebagian Kelurahan Tanjung Pinggir

  • Perumahan kepadatan rendah- sedang
  • Pendidikan menengah dan tinggi
  • Perdagangan • Pelayanan kesehatan skala kota

  4 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) Perumahan Tojai

  Sebagian Keurahan Gurila, sebagian Kelurahan Bah Sorma dan sebagian Kelurahan Bah Kapul

  • Perdagangan skala kota
  • Perkantoran • Pendidikan menengah dan tinggi
  • Pelayanan kesehatan
  • Perumahan kepadatan rendah- sedang
  • Perdagangan dan jasa
  • Perkantoran • Pendidikan menengah dan tinggi
  • Pelayanan kesehatan
  • Perumahan kepadatan sedang – tinggi
  • Pendidikan dasar, perdagangan skala kelurahan, pelayanan kesehatan

  • Pendidikan dasar, perdagangan skala kelurahan, pelayanan kesehatan
  • Pendidikan dasar, perdagangan skala kelurahan, pelayanan kesehatan
  • Pendidikan dasar, perdagangan skala kelurahan, pelayanan kesehatan
  • Pendidikan dasar, perdagangan skala kelurahan, pelayanan kesehatan
  • Pendidikan dasar, perdagangan skala kelurahan, pelayanan kesehatan
  • Pendidikan dasar, perdagangan skala kelurahan, pelayanan kesehatan

  13 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 7

  Rindam, sebagian Kelurahan Setia Negara dan sebagian Kelurahan Sipinggol-pinggol

  12 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 6

  Kawasan USI, sebagian Kelurahan Bah Kapul dan sebagian Kelurahan Bukit Sofa

  11 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 5

  Kelurahan Gurilla

  10 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 4

  Sebagian Kelurahan Tanjung Pinggir dan sebagian Kelurahan Pondok Sayur

  9 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 3

  Kelurahan Nagapita

  8 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 2

  Kelurahan Tambun Nabolon

  7 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) 1

  Kelurahan Siopat Suhu

  6 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) Megaland

  Sebagian Kelurahan Nagahuta, sebagian Nagahuta Timur, sebagian Tong Marimbun dan Simarimbun

  5 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) Simpang Dua

  Kelurahan Simarimbun

  Sebagian Kelurahan Pusat Pelayanan Marihat Jaya, sebagian

  • Pendidikan dasar, perdagangan

  14 Lingkungan Kelurahan Pematang skala kelurahan, pelayanan (PPL) 8 Marihat, dan sebagian kesehatan

  Kelurahan Sukaraja Lapangan Bola Atas,

  Pusat Pelayanan sebagian Kel. • Pendidikan dasar, perdagangan

  15 Lingkungan skala kelurahan, pelayanan Pardamean, Kel. (PPL) 9 kesehatan

  Sukamaju, Kel. Toba Sumber : RTRW Kota Pematangsiantar 2012-2032

  Berdasarkan tabel 2.1.5 di atas, secara keseluruhan hierarkhi pusat kegiatan di Kota Pematangsiantar dapat diperlihatkan pada Peta Rencana Struktur Ruang (lampiran) dan Peta Rencana Pola Ruang (lampiran).

2.1.6 Sosial dan Budaya

  Pada tahun 1970-an Kota Pematangsiantar mendapat predikat sebagai kota pendidikan di Propinsi Sumatera Utara. Dari tahun ketahun jumlah sekolah semakin meningkat mulai dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM yang tersedia untuk memajukan Kota Pematangsiantar ke arah yang lebih baik.

  Faktor pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat Kota Pematangsiantar sehingga setiap orang tua mengharapkan anaknya untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Selain ke Perguruan Tinggi di luar kota, minat untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Pematangsiantarpun cukup tinggi. Hal ini terlihat dengan jumlah Perguruan Tinggi yang ada semakin bertambah dari tahun ke tahun.

  Pada tahun 2010 terdapat 17 Perguruan Tinggi yang terdiri dari 2 Universitas, 6 Sekolah Tinggi dan 9 Akademi, dimana jumlah mahasiswanya secara keseluruhan sebanyak 15.379 orang dan Dosen yang mengajar sebanyak 740 orang.

  Tabel 8 Jumlah Perguruan Tinggi (PT) Tahun 2011 Jenis Perguruan Tinggi Jumlah Jumlah No (PT) PT Mahasiswa Dosen

  1 Universitas 2 10.593 262

  2 Sekolah Tinggi 6 1.524 184

  3 Istitut

  4 Akademi 9 3.262 294

  Total 17 15.379 740

  Sumber : Pematangsiantar dalam Angka, 2011

  Universitas Sumatera Utara Dari segi kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kota Pematangsiantar pada tahun 2011 mencapai 29.850 jiwa atau sekitar 11,08 % dari jumlah penduduk yang ada atau setara dengan 7.148 Pra Keluarga Sejahtera. Pembangunan sektor kesehatan di Kota Pematangsiantar telah berhasil menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat. Pada periode tahun 2010 ketersediaan sarana dan

  

prasarana kesehatan di Kota Pematangsiantar terdiri atas 7 (tujuh) buah rumah sakit

dari berbagai kategori dengan jumlah kapasitas keseluruhan 664 tempat tidur (TT).

  Salah satu yang terbesar adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Djasamen Saragih, dengan kapasitas 220 TT, yang dilayani oleh 25 orang dokter umum, 9 orang dokter gigi dan 26 orang dokter spesialis.

  Rumah sakit yang tersebar di berbagai kecamatan tersebut dibantu oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Puskesmas Pembantu (Pustu), Balai Pengobatan Umum (BPU) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

  Berikut tabel sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia di Kota Pematangsiantar :

  Tabel 9 Sarana dan Prasarana Kesehatan, Tahun 2010 Jumlah Jenis Sarana dan Prasarana Kesehatan No (Unit)

  1 Rumah Sakit Umum

  1

  2 Rumah Sakit Swasta

  6

  3 Puskesmas

  17

  4 Puskesmas Pembantu

  10 Universitas Sumatera Utara

  5 BPU (Balai Pengobatan Umum) Swasta

  19

  6 Posyandu 241

  7 Apotek

  29

  8 Klinik Keluarga Berencana

  39 Sumber : Pematangsiantar dalam Angka, 2011

  Kelembagaan Pemerintah Daerah

  Secara institusi dan organisasi pemerintahan Kota Pematangsiantar terdiri atas14 Dinasdan 15Lembaga Teknis daerah. Dasar keberadaan dinas yang ada di Kota Pematangsiantar adalah Peraturan Daerah No 3Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Dinas-Dinas Daerah, dimana didalam Peraturan Daerah ini dinas-dinas yang ada di lingkungan Kota Pematangsiantar adalah: 1.

  Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja; 4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 5. Dinas Bina Marga dan Pengairan; 6. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman; 7. Dinas Koperasi dan Usaha Mikrokecil dan Menengah; 8. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata; 9. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

  Universitas Sumatera Utara

10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 11.

  Dinas Pertanian dan Peternakan; 12. Dinas Pasar; 13. Dinas Kebersihan; 14. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

  Sedangkan berdasar pada Peraturan Daerah No 4 tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, maka Lembaga Teknis Daerah yang ada di Kota Pematangsiantar terdiri dari: a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

  b. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

  c. Badan Lingkungan Hidup

  d. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

  e. Badan Penelitian, Pengembangan dan Keluarga Berencana

  f. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah

  g. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

  h. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan i. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi j. Kantor Satuan Polisi dan Pamong Praja k. Inspektorat l. Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) dr Djasamen Saragih m.

  Kantor Pemadam Kebakar

  Universitas Sumatera Utara