Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian dilaksankan di SD N 2 Simo sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Putri sebagai kelompok kontrol. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik. langkah-langkah kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan oleh peneliti.

  Pada pelaksanaan pembelajaran di kelompok eksperimen langkah yang pertama yaitu Orientasi yaitu guru memberikan sebuah ilustrasi kepada siswa dengan bercerita yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis. Langkah yang kedua melaksanakan kegiatan dalam hal ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mengumpulkan data guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, setiap kelompok mendemontrasikan yang berhubungan dengan sifat-sifat cahaya, menguji hipotesis dalam hal ini bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, guru bersama siswa meluruskan kelasahan pemahaman dan pemberian penguatan. Dalam metode inkuiri langkah yang ketiga merumuskan kesimpulan dalam hal ini guru membuat dua kesimpulan yang pertama kesimpulan khusus yang berisi sifat-sifat cahaya dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalnya masuknya cahaya melalui celah-celah jendela, plastik bening, gelas bening kolam renang kelihatan dangkal, cahaya lilin dapat dilihat di lubang yang lurus dan terlihat oleh mata, yang kedua kesimpulan umum yang berisi sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri, contohnya matahari, lampu, dan api. Cahaya memiliki sifat, diantaranya adalah dapat merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan dapat dibiaskan. Langkah yang terakhir yaitu guru memberikan tugas berupa tes kepada siswa dan guru memberikan evaluasi.

  Pada pelaksanaan pembelajaran dikelompok kontrol langkah yang pertama yaitu guru memberikan motivasi dan apersepsi, hal ini guru mengajak siswa untuk berfikir mengenai fenomena yang timbul karena proses pembiasan untuk melihat kemampuan awal siswa. langkah yang kedua mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, membimbing penyelidikan mandiri/kelompok, mengembangkan dan menyajikan karya dan analisis dan evaluasi dalam hal ini guru memberikan penjelasan secara ringkas mengenai sifat- sifat cahaya, siswa menanyakan materi sifat-sifat cahaya yang belum dimengerti, guru membimbing siswa dalam membentuk kelompok, guru meminta setiap kelompok melakukan kegiatan mengidentifikasi barbagai macam sifat cahaya dengan melakukan berbagai percobaan kemudian guru memberikan kertas identifikasi kepada setiap kelompok. Pada kegiatan pembelajaran terakhir guru bersama siswa menyimpulkan jenis-jenis sifat cahaya, guru melakuakan tes untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai sifat-sifat cahaya.

  Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan kegiatan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri pada kelas eksperimen dan penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah pada kelas kontrol. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi yang didalamnya memuat panduan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah- langkah strategi pembelajaran baik dengan startegi pembelajaran inkuiri ataupun

  

pembelajaran berbasis masalah. Observasi ini digunakan untuk perbedaan hasil

  belajar dari penggunaan strategi poembelajaran inkuiri ataupun pembelajaran berbasis masalah. Obsevasi ini meliputi observasi aktivitas guru.

  Tabel. 4.1 Hasil Observasi Implementasi RPP Untuk Aktivitas Guru pada Kelas

Eksperimen Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri

  No Aspek Skor Rata-rata

  1 Kegiatan Awal Pembelajaran 3,5

  2. Langkah 1 : Orientasi 2,5

  3. Langkah 2 : Melaksanakan Pembelajaran 3,2

  4. Langkah 3 : Merumuskan Kesimpulan

  3

  5. Langkah 4 : Evaluasi dan Penugasan 3,5 Rata – Rata 3,14

  Berdasarkan tebel .4.1 hasil observasi implementasi RPP untuk aktivas guru pada kelas eksperimen dari 16 kegiatan telah terlaksana semua dengan rata- rata nilai aktivas guru 3,14, hal ini berarti guru telah mengimplementasikan RPP dengan sangat baik, bahkan dikatakan sempurna dalam mengajar. Guru juga melaksanakan langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri dengan sangat baik.

  Adapun hasil observasi implementasi RPP untuk aktivitas guru pada kelas kontrol terlihat pada tabel 4.2 sebagi berikut:

  Tabel. 4.2 Hasil Obervasi Implementasi RPP Untuk Aktivitas Guru pada Kelas

Kontrol Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.

No Aspek Skor Rata-rata

  1 Kegiatan Awal Pembelajaran

  3

  2. Langkah 1 : Motivasi dan Apersepsi

  3

  3. Langkah 2 : Mengorientasi siswa pada Masalah 2,86

  4. Langkah 3 : Evaluasi dan Penugasan

  3 Rata – Rata 2,97

  Berdasarkan tabel .. hasil observasi implementasi RPP untuk aktivis guru pada kelas kontrol dari 15 kegiatan telah terlaksana semua dengan rata-rata nilai aktivitas guru 2,97 , hal ini menunjukkan bahwa guru mengimplementasikan RPP dengan baik.

4.2 Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data meliputi data hasil belajar IPA dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji t-test.

4.2.1 Deskripsi Data

  Skor hasil belajar yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen masih berupa data mentah. Apabila diperhatikan data mentah tersebut, sangatlah sulit jika ditarik kesimpulan. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Data skor hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelas kontrol yaitu kelas 5 SD Negeri Putri dan kelas eksperimen yaitu kelas 5 SD Negeri 2 Simo disajikan dan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah dibaca secara lengkap. Tabel destribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram. Sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.

4.2.1.1 Data Hasil Belajar

  Pengolahan data hasil belajar untuk mendapatkan range, kelompok, dan interval menggunakan rumus dari sugiono ( 2011: 34-35 ) yang menggunakan rumus K=1+3,3 log n. Dengan demikian kita akan mendapatkan hasil destribusi baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Adapun rumus untuk menentukan Range, banyak kategori dan interval adalah sebagai berikut : Rumus dalam penentuan interval sebagai berikut: Range / jangkauan = skor maksimal – skor minimal Banyak kategori/ kelompok = 1+3.3 log n Interval =

  a. Kemampuan awal pembelajaran Eksperimen Data kemampuan awal dengan pembelajaran inkuiri diperoleh dari nilai mata pelajaran IPA materi tentang sifat-sifat cahaya pada raport semester sebelumya siswa kelas V SD Negeri 2 Simo.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Awal Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen

  Persentase No Interval Frekuensi (100%)

  1 35 - 45 2 13,33 2 46 - 56 2 13,33 3 57 – 67 2 13,34 4 68 – 78 7 46,66 5 79 – 89 2 13,34 6 90 – 100

  Jumlah 15 100%

  Dari tabel 4.3 dapat diketahui sebagai berikut, siswa yang mendapatkan nilai 35 sampai dengan 45 sebanyak 2 siswa dengan presentase 13,33 %, siswa yang mendapat nilai 46 sampai dengan 56 sebanyak 2 siswa dengan presentase 13,33 %, siswa yang mendapat nilai 57 sampai dengan 67 sebanyak 2 siswa dengan presentase 13,34 %, siswa yang mendapat nilai 68 sampai dngan 78 sebanyak 7 siswa dengan presentase 46,66 %, siswa yang mendapat nilai 79 sampai dengan 89 sebanyak 2 siswa dengan presentase 13,34 %, siswa yang mendapat nilai 90 sampai dngan 100 sebanyak 0 siswa dengan presentase 0 %. Dari tabel distribusi data diatas juga, dapat kita buat grafik batang sebagai berikut:

  

Grafik Hasil Nilai Awal Eksperimen

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1 35-45 46-56 57-67 68-78 79-89 90-100

Gambar 4.1 Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Awal IPA Kelas Eksperimen Tahun Pelajaran 2014/2015

  b. Kemampuan awal pembelajaran Kontrol Data kemampuan awal dengan pembelajaran kontrol diperoleh dari nilai mata pelajaran IPA materi tentang sifat-sifat cahaya pada raport semester sebelumnya siswa kelas V SD Negeri Puteri Simo.

  Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Skor Awal Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol

Persentase

  No Interval Frekuensi (100%)

  1 35 - 45 1 6,66 2 46 - 56 5 33,33 3 57 – 67 5 33,33 4 68 – 78 2 13,33 5 79 – 89 1 6,66 6 90 – 100 1 6,67

  Jumlah 15 100% Dari tabel diatas dapat diketahui sebagai berikut, siswa yang mendapatkan nilai 35 sampai dengan 45 sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,66 %, siswa yang mendapat nilai 46 sampai dengan 56 sebanyak 5 siswa dengan presentase 33,33 %, siswa yang mendapat nilai 57 sampai dengan 67 sebanyak 5 siswa dengan presentase 33,33 %, siswa yang mendapat nilai 68 sampai dngan 78 sebanyak 2 siswa dengan presentase 13,33 %, siswa yang mendapat nilai 79 sampai dengan 89 sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,66 %, siswa yang mendapat nilai 90 sampai dngan 100 sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,66 %. Dari tabel distribusi data diatas juga, dapat kita buat grafik batang sebagai berikut:

  

Grafik Hasil Nilai Awal Kontrol

  6

  5

  4

  3

  2

  1 35-45 46-56 57-67 68-78 79-89 90-100

Gambar 4.2 Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Awal IPA Kelas Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015

  Skor hasil belajar dari hasil posttest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen masih berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Menurut Sugiyono (2011:36), dalam membuat destribusi frekuensi skor yaitu menentukan banyaknya kelas (K), menghitung jangkauannya (Range), dan panjang interval kelasnya (I) dengan rumus seperti di bawah ini: Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n Jangkauan atau Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) + 1 Panjang interval kelas = Dengan demikian kita akan mendapatkan hasil destribusi baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Setelah diketahui banyaknya kelas (K), menentukan jangkauan atau range (R), dan panjang interval kelas (I), kemudan disusun tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri 2 Simo seperti yang terlihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5.

  

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Inkuiri

No Interval Frekuensi Persentase (100%)

  1 57 – 67 2 13,34 2 68 – 78 5 33,33 3 79 – 89 5 33,33 4 90 – 100

  3

  20 Jumlah

  15 100%

  Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui sebagai berikut, siswa yang mendapatkan nilai 57 sampai dengan 67 sebanyak 2 siswa dengan presentase 13,34 %, siswa yang mendapat nilai 68 sampai dengan 78 sebanyak 5 siswa dengan presentase 33,33 %, siswa yang mendapat nilai 79 sampai dengan 89 sebanyak 5 siswa dengan presentase 33,33 %, siswa yang mendapat nilai 90 sampai dngan 100 sebanyak 3 siswa dengan presentase 20 %. Dari tabel distribusi data diatas juga, dapat kita buat grafik batang sebagai berikut

Gambar 4.3. Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas

  Eksperimen Tahun Pelajaran 2014/2015

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Siswa Kelas Pembelajaran Berbasis Masalah No Interval Frekuensi Persentase ( 100% )

  1 57 – 67 5 33,33 2 68 – 78 8 53,34 3 79 – 89 2 13,33 4 90 – 100

  Jumlah 15 100%

  Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa skor hasil belajar IPA kelas kontrol, dari seluruh siswa kelas pembelajaran berbasis masalah siswa yang mendapat skor antara 57 sampai dengan 67 terdiri dari 5 anak dengan presentase 33,33%, siswa yang mendapat skor antara 68 sampai dengan 78 sebanyak 8 anak dengan presentase 53,34%, siswa yang mendapat skor antara 79 sampai dengan 89 sebanyak 2 anak dengan

  1

  2

  3

  4

  5

  6 57 - 67 68 - 78 79 - 89 90 - 100 Ax is T itl e Grafik Kelompok Inkuiri presentase 13,33%, serta siswa yang mendapat skor antara 90 sampai dengan 100 sebanyak 0 anak dengan presentase 0%. Dari tabel distribusi data diatas juga, dapat kita buat grafik batang sebagai berikut

  

Grafik Kelompok Pembelajaran Berbasis

Masalah

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

57-67 68-78 79-89 90-100

Gambar 4.4 Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Pembelajaran Berbasis Masalah Tahun Pelajaran 2014/2015

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Deskriptif

  Setelah dilakukan destribusi frekuensi berupa tabel dan grafik, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik skor hasil belajar IPA dari kelas kontrol yaitu siswa kelas 5 SD Negeri Putri dan kelas eksperimen yaitu siswa kelas 5 SD Negeri 2 Simo, yang akan disajikan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata, dan standar deviasi skor hasil belajar IPA terlihat pada

tabel 4.7 berikut ini:

  Tabel 4.7

Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen Tahun Pelajaran 2014/2015

  Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Kelas

  15 70,0000 7,31925 60,00 85,00 Kontrol Kelas 15 78,6667 8,75595 65,00 90,00 Eksperimen Valid N

  15 (listwise)

  Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 15 mempunyai nilai minimum 60,00 dan nilai maximum 85,00, serta rata-rata atau mean pada kelas kontrol yaitu 70,0 dan

  

standar deviation yaitu 7,31925. Sedangkan hasil belajar IPA kelas eksperimen

  dengan jumlah data (N) sebanyak 15 mempunyai nilai minimum 65,00 dan nilai maximum 90,00, serta rata-rata atau mean pada kelas eksperimen yaitu 78,6667 dan standar deviation yaitu 8,75595

4.3.2 Uji Asumsi atau Uji Prasyarat

  Sebelum dilakukan uji t (Independent Samples T-Test), dilakukan uji prasyarat atau yang sering disebut dengan uji asumsi terlebih dahulu yaitu uji homogenitas dan uji normalitas.

  a. Uji Homogenitas Dalam penelitian ini uji homogenitas varian menggunakan teknik Levene

Test. Data homogen jika diperoleh nilai > 0,05 dan tidak homogen jika < 0,05.

  

Output dari uji homogenitas data hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Putri

  sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas 5 SD Negeri 2 Simo sebagai kelompok eksperimen terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar

  

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran

2014/2015

Levene Statistic df1 df2 Sig.

  1,607

  1 28 ,215

  Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui angka Levene Statistic menunjukkan 1,607 semakin besar nilainya maka semakin kecil homogenitasnya. Kemudian df1 = jumlah kelompok data – 1 atau 2 – 1 = 1 sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data atau 30 – 2 = 28. Dari output tersebut dapat diketahui signifikansi sebesar 0,215. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variansi adalah sama ( varian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol)

  b. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang akan dianalisis. Uji normalitas data menggunakan bantuan aplikasi

  SPSS versi 21.0 yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Langkah-langkah dalam uji normalitas yaitu: data view – variable view – analyze – nonparametric

  tests – legacy dialogs – 1 samples KS – memindahkan data ke test variable list – ok.

  Kriterianya adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti data berdistribusi normal sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 berarti data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

  N

  15

  15 Normal Parameters a,b Mean 70,0000 78,6667 Std. Deviation 7,31925 8,75595 Most Extreme

  Differences Absolute ,167 ,165 Positive ,167 ,129 Negative -,167 -,165

  Kolmogorov-Smirnov Z ,645 ,640 Asymp. Sig. (2-tailed) ,799 ,807 a. Test distribution is Normal.

  b. Calculated from data.

  Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh hasil bahwa data uji normalitas kelas kontrol dan kelas eksperimen yang didapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil signifikansi > 0,05 yaitu kelas kontrol sebesar 0,799 dan kelas eksperimen sebesar 0,807. Jadi dari output tabel hasil uji normalitas dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

  Grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada gambar 4.7 dan gambar 4.8 berikut ini:

Gambar 4.5 Grafik Kurva Distribusi Normal Nilai Posttest Kelas Eksperimen Grafik diatas ( Gambar 4.5 ) menunjukkan bahwa data berdestribusi normal terlihat dari kurva yang berbentuk lonceng simetris. Titik puncak kurva tepat pada rata-rata nilai pada kelas kontrol yaitu sebesar 78,67. Hal ini menunjukkan bahawa data hasil posttest tersebar merata di sekitar titik puncak dan berarti rentang antara nilai siswa dengan nilai rata-rata kelas tidak begitu jauh.

Gambar 4.6 Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol

  Grafik diatas ( Gambar 4.6 ) menunjukkan bahwa data berdestribusi normal terlihat dari kurva yang berbentuk lonceng simetris. Titik puncak kurva tepat pada rata-rata nilai pada kelas kontrol yaitu sebesar 70,00. Hal ini menunjukkan bahawa data hasil posttest tersebar merata di sekitar titik puncak dan berarti rentang antara nilai siswa dengan nilai rata-rata kelas tidak begitu jauh.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis yang akan di uji adalah hipotesis nol ( H ), karena memang tidak diharapkan adanya perbedaan data. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul, yaitu data post test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dta dinyatakan berdistribusi normal dan diketahui kedua varian sama, dilanjutkan uji t ( Independent Sample T-Test). Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak ini berlaku ketentuan, bila harga t hitung pada penerimaan H atau terletak diantara harga tabel, maka H dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t hitung lebih kecil atau sama dengan (  ) dari harga tabel maka H diterima. Sedangkan ketentuan berdasarkan signifikannya yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H diterima dan jika signifikansi < 0,05 mana H ditolah dan Ha diterima. Hipotesisnya yaitu sebagai berikut: H Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara penerapan

  :

  Strategi pembelajaran Inkuiri dengan penerapan pembelajaran berbasis

  masalah pada siswa kelas V SD Negeri Se-gugus Singoprono 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Ha : Ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara penerapan Strategi pembelajaran Inkuiri dengan penerapan pembelajaran berbasis

  masalah pada siswa kelas V SD Negeri Se-gugus Singoprono 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji

  

t-test (Independent Samples T-Test) dengan menggunakan bantuan SPSS for

windows versi 21.0. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

  perbedaan rata-rata skor posttest hasil belajar IPA antara kedua kelas. Berikut ini disajikan tabel 4.8 rata-rata skor hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol:

Tabel 4.10 Rata-rata Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

  

dan Kelompok Kontrol Tahun Ajaran 2014/2015

Group Statistics

Subjek N Mean Std. Deviation Std. Error Mean penelitian EKSPERIMEN

  15 78,6667 8,75595 2,26078 POSTTEST KONTROL 15 70,0000 7,31925 1,88982

  Berdasarkan tabel 4.10 terlihat rata-rata (mean) untuk kelompok eksperimen adalah 78,6667 dan untuk kelas kontrol adalah 70,00, artinya bahwa rata-rata skor post test kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata skor

  

post test kelompok kontrol. Hasil uji t-testdari skor posttest hasil belajar IPA kelas

  kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11 Hasil Uji t Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

  Difference Std. Error Difference 95% Confidence

  Interval of the Difference Lower Upper

  VA R00 001 Equal varian ces assum ed

  1,607 ,215 2,941 28 ,006 8,66667 2,94661 2,63080 14,70253 Equal varian ces not assum ed 2,941 27,146 ,007 8,66667 2,94661 2,62224 14,71110

  Dalam menganalisis uji t-test menggunakan equal variance assumsed (diasumsikan varian sama).Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui nilai t hitung sebesar 2,941 pada derajat kebebasan (df) sebesar 28 dan hasil signifikansi sebesar 0,006. Perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar 8,66667 (78,66667 - 70,0000) dan perbedaan berkisar antara berkisar antara 2,63080 sampai 14,70253 terlihat pada lower dan upper) sedangkan nilai t

  tabel

  adalah 1,999 {nilai t

  tabel

  dicari menggunakan rumus pada Microsoft Excel =tinv(0,05;df)}. Berdasarkan hasil uji t-test (Independent Samples T-Test), nilai t hitung >nilai t

  tabel

  yaitu 2,941 > 1,999 dan hasil signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,006 < 0,05) maka H ditolak dan H a diterima. Itu menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri terdapat perbedaan hasil belajar IPA.

  Dengan demikian, rumusan hipotesis yang menyatakan ada perbedaan hasil belajar IPA antara penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dengan pembelajaran

  

berbasis masalah pada siawa kelas V SD Negeri Se-gugus Singoprono 1 Tahun

Pelajaran 2014/2015.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan disajikan sebelumnya, menunjukkan bahwa strategipembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis

  

Masalah ada perbedaan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus

Singoprono 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Hasil belajar IPA kelas eksperimen dengan jumlah siswa 15 anak mempunyai nilai terendah 65,00 dan nilai tertinggi 90. Sedangkan hasil belajar

  IPA pada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 15 anak, mempunyai nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 85.

  Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara strategi pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis

  

Masalah pada siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 tahun pelajaran

  2014/2015. Terjadinya perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ini dikarenakan adanya penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri.. Strategi pembelajaran Inkuiri sangat tepat karena strategi pembelajaran Inkuiri ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif dan dapat meningkatkan motivasi saat mengikuti pembelajaran, sehingga mengajak siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Dalam pembelajaran menggunakan strategi Inkuiri guru meminta siswa untuk mengelompokkan dan menempelkan gambar didepan kelas, sehingga dapat mendorong keberanian siswa tampil didepan kelas. Dari beberapa hal di atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil belajar siswa setelah menggunakan strategi Inkuiri

  Sudjana (2011: 39) mengemukakan bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  Hasil penelitian ini juga sejalan dengan kajian penelitian relevan yang dilakukan oleh Nuraini ( 2012 ) yang berjudul pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cepit Sewon Bantul tahun ajaran 2011/2012. Nilai rata-rata hasil belajar post-test siswa pada kelas eksperimen adalah 80,73 lebih tinggi dari nilai rata-Rata post - Test kelompok kontrol 72,90. Standar deviasi dan range kelompok ekperimen lebih kecil dibanding kelompok kontrol. Standar deviasi dan range kelompok eksperimen adalah 6,7 dan 23,3, sedangkan standar deviasi dan range untuk kelompok kontrol adalah 9,7 dan 33,4. Berdasarkan nilai rata-rata, standar deviasi, serta range kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Cepit Sewon Bantul tahun ajaran 2011/2012.

  Putri (2014) yang berjudul penerapan model problem based learning untuk

  

peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan

Gebog Kabupaten Kudus . Hasil belajar siswa dapat dilihat dari prasiklus

  diperoleh rata-rata 61,25 dengan persentase sebesar 40% dalam kategori sedang. Pada siklus I diperoleh rata-rata 69,25 dengan persentase sebesar 65% dalam kategori tinggi. Pada siklus II diperoleh rata-rata 81,75 dengan persentase mencapai 95% dalam kategori sangat tinggi sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pre-test sampai dengan siklus II. Begitu juga pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning pada siklus I pertemuan ke 1 memperoleh persentase 46,7% kategori cukup dan pada pertemuan ke 2 memperoleh persentase 57,3% kategori masih cukup. Pada siklus II mengalami peningkatan pertemuan ke 1 memperoleh persentase 69,4% kategori baik dan pada pertemuan ke 2 memperoleh persentase 81,50% kategori sangat baik. Pengelolaan kelas guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning juga mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan ke 1 memperoleh persentase 61% kategori baik, dan pertemuan ke 2 memperoleh persentase 69% kategori baik, pada siklus II pertemuan ke 1 memperoleh persentase 78% kategori sangat baik, dan pertemuan ke 2 memperoleh persentase 91% kategori sangat baik. Disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang kelas V SDN 7 Klumpit Gebog Kudus.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor IPA pada Siswa Kelas V SDN Kutowinangun

0 1 23

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor IPA pada Siswa Kelas V SDN Kutowina

0 0 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor IPA pada Siswa Kelas V

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor IPA pada Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 04 Salatiga Semester II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor IPA pada Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 04 Salatiga Semester II

0 0 101

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 2 SD N

0 0 7

2.1.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajar

0 0 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indones

0 0 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLES MELALUI PERMAINAN TERKA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 2 SD NEGERI KOPENG 02 KABUPATEN SEMARANG

0 0 18