Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus 1

  Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan kompetensi dasar 2.3 mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri yang akan dilakasankan dalam 2 siklus, 1 siklus 2 pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

  Perencanaan

  Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka tahap selanjutnya dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Pada perencanaan ini, tahap yang dilakukan adalah dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai KD 2.3 tentang mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Indikator yang akan digunakan adalah mengenal perkembangan teknologi pengolahan kayu tradisional dan modern, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah dibuat melalui pendekatan inkuiri. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran selesai dibuat selanjutnya menyiapkan sumber belajar seperti dari lingkungan sekitar, tempat pengolahan kayu, internet, buku paket BSE IPS kelas 4, media pembelajaran seperti powerpoint, gambar dan video serta lembar kerja siswa (Lampiran 1), selain itu membuat kisi-kisi penilaian unjuk kerja kreativitas belajar dan lembar observasi kreativitas belajar siswa (disajikan dalam lampiran 1), Lembar observasi pelaksanaan tindakan melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru (Lampiran 3) dan siswa (lampiran 4). Setelah semua rencana telah selesai dilakukan selanjutnya proses pembealajaran yang akan dilaksanakan akan dijelaskan dalam tahap implementasi dan observasi berikut ini.

  Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Dalam tahap ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun (Lampiran 1). RPP yang dibuat dibagi dalam 2 pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu, 4 April 2015 dengan waktu 2 x 35 menit, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 6 April 2015 dengan waktu 3 x 35 menit. Selanjutnya secara bersamaan juga dilaksanakan observasi pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran 4) dan observasi kreativitas belajar pada siswa (Lampiran 1).

  Pertemuan Pertama:

  Seperti yang telah dirancang dalam RPP, rencana pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pertemuan pertama pada awal pembelajaran, siswa mengucapkan salam, berdoa dan guru memeriksa kehadiran siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu tentang “Tukang Kayu” kemudian guru bertanya jawab untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang akan dipelajari. Guru memberikan tujuan pembelajaran tentang mengenal perkembangan alat pengolahan kayu tradisional dan modern dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar siswa mengerti arah tujuan yang ingin dilakukan bersama guru sejak awal pembelajaran..

  Pada pertemuan pertama akan dijelaskan pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran diantaranya, siswa menyimak handout tentang pengolahan kayu tradisional dan modern. Ketika siswa menyimak guru menjelaskan tentang isi bacaan yang terdapat dalam

  

handout . Agar siswa benar-benar memperhatikan isi materi maka guru menyuruh

siswa untuk membaca bacaan tentang pengolahan kayu yang ada di handout.

  Langkah selanjutnya ialah guru menanyangkan gambar tentang alat pengolahan kayu tradisional dan modern. Siswa menyimak gambar pengolahan kayu penjelasan guru tentang cara penggunaan alat maupun kelebihan dan kekurangan. Seluruh siswa terlihat memperhatikan dengan baik karena gambar yang disajikan cukup menarik sehingga memicu pandangan siswa untuk mengarah ke layar LCD.

  Pada saat siswa menyimak gambar, kemudian siswa mengajukan 1 gagasan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern berdasarkan gambar yang telah disimak. Setelah itu siswa membentuk kelompok menjadi 6 kelompok dengan jumlah anggota 4 orang per kelompok. Dalam kelompok tersebut melalui penayangan video tentang pengolahan kayu tradisional dan modern guru menginstruksikan pada siswa untuk membuat pertanyaan rumusan masalah, dengan melihat tayangan video siswa membuat 2 pertanyaan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern. Dalam kegiatan ini nampak siswa masih mengalami kesulitan dikarenakan belum terbiasa membuat pertanyaan. Dari pertanyaan tersebut siswa mencoba membuat jawaban sementara yang nantinya akan dibuktikan pada saat proses pengumpulan data ketika siswa melakukan studi lapang dipertemuan kedua. Langkah terakhir dari pertanyaan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat, siswa menyampaikan hasilnya didepan kelas. Kegiatan penutup dilakukan guru dengan memeberikan penegasan kepada siswa tentang pengolahan kayu tradisional dan modern. Guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang materi yang belum dipahami.

  Kegiatan pelaksaan proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilakukan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Pada saat melakukan pengamatan dari awal sampai akhir pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran 4) melalui pendekatan inkuiri, selain itu kreativitas belajar siswa juga dilakukan pengamatan oleh observer (lampiran 1).

  Pertemuan Kedua:

  Pada pertemuan kedua kegiatan awal siswa mengucapkan salam, berdoa kemudian guru memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan apersepsi dilakukan guru dengan melakukan tanya jawab pada siswa tentang barang jadi dari kayu. Selanjutnya siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

  Kegiatan inti pembelajaran, siswa dan guru mengulas sekilas materi pada pertemuan pertama tentang pengolahan kayu tradisional dan modern. Siswa membentuk 6 kelompok dengan 4 anggota per kelompok. Setelah siswa membentuk kelompok, guru menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika melaksanakan studi lapang ditempat pengolahan kayu. Selanjutnya siswa melakukan studi lapang ketempat pengolahan kayu. Siswa mengamati alat-alat yang digunakan untuk mengolah kayu, alat tradisional maupun alat yang sudah modern. Ketika siswa menemukan alat pengolahan kayu tradisional dan modern siswa memperinci alat yang digunakan untuk mengolah kayu tradisional dan modern. Siswa memperinci dengan menuliskannya dibuku tulis yang telah disediakan. Misalnya siswa menulis alat tradisional tentang alat bor kayu tradisional kemudian siswa memperinci bagian-bagian alat tersebut, mulai dari mata bor, pengencang bor maupun bagian alat pegang dan pemutar bor. Selain menemukan alat siswa juga menemukan cara kerja alat yaitu dengan siswa mengamati tukang kayu yang sedang mengerjakan atau mengolah kayu. Kemudian siswa mencatat cara kerja alat pengolahan kayu tradisional dan modern. Siswa juga melakukan tanya jawab pada tukang kayu jika ada alat atau cara kerja alat yang belum jelas dimengerti oleh siswa. Siswa memperinci cara kerja alat pengolahan kayu tradisional dan modern. Misalnya seperti urut-urutan cara penggunaan alat bor, mulai dari cara meletakan bor secara tegak kemudian bor dipegang bagian pemutar dengan cara memutarkan secara cepat. Setelah siswa menemukan data dengan melakukan studi lapang ketempat pengolahan kayu, siswa kemudian kembali kesekolahan. Dengan berdiskusi kelompok siswa menganalisis hasil penemuan dengan membuat tabel tentang alat pengolahan kayu dan cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern. Setelah siswa membuat tabel selanjutnya siswa mendiskusikan kesimpulan dan menuliskan dilembar kertas. Kegiatan selanjutnya siswa menyampaikan pendapat tantang hasil analisis penemuan pengolahan kayu tradisional dan modern melalui kesimpulan yang telah dibuat. Dalam diskusi kelas ini, siswa saling menanggapi pendapat apabila ada pendapat yang lain dari siswa.

  Kegiatan penutup pada pertemuan ini, guru memberi penegasan tentang alat dan cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern. Guru memberikan tanya jawab pada siswa apabila ada materi yang belum dipahami. Siswa bersama guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan hari ini kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

  Kegiatan pelaksaan proses pembelajaran pada pertemuan kedua dilakukan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Pada saat melakukan observasi dari awal sampai akhir pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran 4) melalui pendekatan inkuiri, selain itu kreativitas belajar siswa juga dilakukan pengamatan (lampiran 1).

  Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Kegiatan refleksi dengan menganalisis hasil observasi maupun catatan yang dilakukan observer. Evaluasi berisi tentang bagaimana pembelajaran IPS menggunakan pendekatan inkuiri dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa. Secara rinci disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I Siklus 1 Pertemuan I Pertemuan II Tindakan

  ∑ P1 + P2 No T TT T TT T TT Kegiatan f % f % f % f % f % f %

  1 Kegiatan Awal 4 21.05 1 5,26 4 21,05 1 5,26 8 21,05 2 5,26 Kegiatan Inti

  2 8 42,11 3 15,79 9 47,37 2 10,53 17 44,74 5 13,16 Inkuiri Kegiatan

  3 2 10,53 1 5,26 2 10,53 1 5,26 4 10,53 2 5,26 Akhir

  Jumlah 14 73,69 5 26,31 15 78,95 4 21,05 29 76,32 9 23,68 Sumber : Data Primer Keterangan: T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = Frekuensi = Jumlah

  Pada saat observasi terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan inkuiri oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 1 yang meliputi observasi kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan pendekatan inkuiri dan kegiatan akhir.

  Pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Namun pada kegiatan awal ini ada 1 kegiatan yang belum dilakukan siswa yaitu dalam menyimak tujuan pembelajaran tidak dilakukan karena guru tidak menyampaikan dikarenakan karena lupa. Kegiatan inti ini terdapat 11 kegiatan yang dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa. 4 kegiatan diantaranya merupakan kegiatan menggunakan pendekatan inkuiri diantaranya adalah siswa menyimak handout tentang pengolahan kayu tradisional dan modern, siswa mengajukan gagasan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern, siswa membuat pertanyaan tentang rumusan masalah cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, siswa merumuskan hipotesis tentang cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern. Dalam kegiatan inti kekurangan-kekurangan yang didapati diantaranya siswa masih kurang percaya diri didalam mengajukan gagasan rumusan masalah, siswa masih merasa malu. Dalam menyimak tersebut siswa sudah baik dalam menyimak handout, namun ada beberapa siswa yang belum dengan baik dalam menyimak. Tercatat terdapat 3 siswa yang masih belum dengan baik pada saat menyimak handout disertai dengan penjelasan guru. Kemudian, dalam mengajukan gagasan dan membuat pertanyaan hampir sebagian besar siswa belum bisa secara cepat melakukannya. Hanya 1 siswa yang berani mengajukan gagasan rumusan masalah. Siswa harus dibantu oleh guru dalam membuat pertanyaan. Siswa masih mengalami kesulitan karena belum terbiasa belajar membuat pertanyaan. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan materi yang disampaiakn oleh guru. Akan tetapi siswa belum melakukan refleksi pembelajaran dikarenakan guru tidak membimbing siswa melakukan refleksi pembelajaran. Namun kelebihan dari pertemuan pertama ini ialah meskipun siswa masih merasa kebingungan dengan langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan akan tetapi siswa mau mencoba untuk membuat pekerjaanya dengan berdiskusi dalam satu kelompok walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama.

  Pertemuan kedua, siswa sudah mulai baik atau sekitar 78,95% kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan siswa. Kelebihan pada pertemuan kedua ini diantaranya adalah, Siswa sudah bisa menemukan data tentang alat pengolahan kayu tradisional dan modern ditempat pengolahan kayu, siswa sudah memperinci hasil penemuan alat, misalnya memperinci bagian- bagian alat pengolahan kayu secara tradisional dan modern. Siswa juga telah memperinci cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern. Ketika menganalisis data dengan membuat tabel juga sebagaian besar siswa bekerja dengan baik. Namun beberapa kekurangan-kekurangan masih nampak pada pertemuan kedua seperti dalam tahap membuat kesimpulan siswa sedikit mengalami kesulitan karena belum terbisas, membutuhkan waktu yang lama sekitar 15 menit dalam membuat karena siswa kurang bisa menuliskan dengan kelas. Siswa masih merasa takut, malu dan kurang percaya diri. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS siswa menngunakan pendekatan inkuiri siklus 1 secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.1 Berikut ini.

18 Ju

  12

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan Inti

  Kegiatan Awal

  m lah Tin d ak an Siklus 1 Terlaksana

  16

  14

Gambar 4.1 Grafik Garis Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri

  

Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten

Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

  8

  6

  4

  2

  Aktivitas kegiatan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru, secara lebih rinci akan disajikan pada tabel 4.2 Distribusi Tindakan Pendekatan Inkuiri berikut ini.

  Dari gambar 4.1 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang dilakukan sebanyak 8 tindakan, tindakan pada kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 17 kegiatan. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan oleh siswa.

  10

Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I Siklus 1 Pertemuan I Pertemuan II Tindakan

  ∑ P1 + P2 No T TT T TT T TT Kegiatan f % f % f % f % f % f %

  1 Kegiatan Awal 4 21.05 1 5,26 4 21,05 1 5,26 8 21,05 2 5,26 Kegiatan Inti

  2 8 42,11 3 15,79 9 47,37 2 10,53 17 44,74 5 13,16 Inkuiri Kegiatan

  3 2 10,53 1 5,26 2 10,53 1 5,26 4 10,53 2 5,26 Akhir

  Jumlah 14 73,69 5 26,31 15 78,95 4 21,05 29 76,32 9 23,68 Sumber: Data Primer Keterangan: T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = Frekuensi = Jumlah

  Dari tabel 4.2 didapatkan hasil bagaimana guru melakukan tindakan inkuiri pertemuan pertama pada siswa. kelebihan-kelebihan pada pertemuan pertama adalah guru sudah memberikan memberikan apersepsi pembelajaran dengan baik, tetapi tujuan pembelajaran belum disampaikan oleh guru. Guru memberikan kesempatan siswa berpendapat dalam mengarahkan pembelajaran. Kekurangn-kekurangan guru pada pertemuan pertama ini diantaranya, guru masih terlalu cepat didalam menjelaskan materi. Kesempatan waktu siswa dalam mengajukan gagasan belum diberikan secara lebih lama oleh guru karena guru terkesan tergesa-gesa dalam menyampaikan materi. Ketika siswa mencoba membuat pertanyaan rumusan masalah, guru kurang memantau perkembangan siswa dalam belajar yang mengakibatkan banyak siswa yang masih tertinggal dalam mengikuti pembelajaran. Penegasan materi pada kegiatan penutup sudah dilakukan oleh guru, tetapi padaa saat refleksi guru tidak melakukannya.

  Pada saat pertemuan kedua, guru sudah mulai baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. Ada beberapa kekurangan yang didapatkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan awal guru tidak menyampaiakn tujuan pemebelajaran. Meskipun guru sudah mempersiapkan siswa untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi namun tujuan belum diberikan oleh guru. Kurangnya pengawasan guru terhadap siswa pada saat melakukan studi lapang ketempat pengolahan kayu yang mengakibatkan siswa kurang terkontrol dengan baik. Sehingga guru harus menggunakan suara yang keras dalam mengatur siswa. Guru kurang memberikan kata pengantar terhadap siswa dalam melakukan studi lapang ditempat pengolahan kayu yang mengakibatkan siswa sedikit kebingungan dengan urut-urutan kegiatan yang akan dilakukan. Kelebihan Pada pertemuan kedua ini diantaranya langkah-langkah pembelajaran sudah disampaikan dengan baik. Kegiatan inti sudah dilakukan dengan baik oleh guru. Guru sudah memberikan penegasan materi dengan menyampaiakan kesimpulan pembelajaran pada pertemuan kedua. Ketika memasuki kegiatan penutup guru masih lupa belum malukan refleksi pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.2 berikut ini.

  18

  16

  14

  12 akan d

  10 n Ti

  8 lah

  Terlaksana m

  6 Ju

  4

  2 Kegiatan Kegiatan Kegiatan

  Awal Inti Akhir

  Siklus 1

Gambar 4.2 Grafik Garis Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri

  

Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamata Kedu Kabupaten

  Dari gambar 4.2 nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang dilakukan sebanyak 8 tindakan, tindakan pada kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 17 kegiatan dilakukan oleh guru. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan oleh guru.

  Hasil Kreativitas Belajar IPS Siklus I

  Hasil jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri diperoleh dari observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 10 indikator pernyataan kreativitas belajar. Kreativitas belajar tersebut diantaranya adalah menyimak masalah pengolahan kayu tradisional dan modern, mengajukan gagasan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern, membuat pertanyaan tentang rumusan masalah cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, merumuskan hipotesis tentang cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, memperinci hasil pengamatan alat pengolahan kayu tradisional dan modern, memperinci hasil pengamatan cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, membuat tabel alat pengolahan kayu tradisional dan modern, membuat tabel cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, menjawab pertanyaan pengolahan kayu tradisional dan modern, bebas menyatakan pendapat tentang pengolahan kayu tradisional dan modern.

  Secara lebih rinci hasil kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri akan disajikan pada tabel 4.3 berikut:

  Tabel 4.3

Distribusi Kriteria Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuri Siswa

Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung

  Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I Kreativitas Siswa No Jumlah Aktivitas Kriteria Frekuensi Persentase Kreativitas

  16

  1 Tinggi 66,7% ≥7

  5

  2 4-6 Sedang 20,8%

  3

  3 Rendah 12,5% ≤3

  Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer Dari data diatas setelah adanya tindakan melalui pendekatan inkuiri dalam pembelajaran diketahui adanya peningkatan kreativitas siswa, yaitu siswa dengan kriteria kreativitas tinggi 66,7% (16 siswa), selanjutnya siswa dengan kriteria kreativitas sedang 20,8% (5 siswa) dan siswa dengan kriteria kreativitas rendah 12,5% (3 siswa). Jadi pembelajaran melalui pendekatan inkuiri dapat mengembangkan kemampuan kreativitas belajar siswa. Namun, karena belum mencapai seperti target yang ditetapkan perlu dilakukan tindakan pada siklus 2. Lebih jelasnya deskripsi jumlah aktivitas kreativitas pada siklus 1 akan ditunjukan melalui gambar 4.3 dibawah ini:

  10

  9 IPS

  8 lajar

  7 Be

  6 itas

  5 eativ

  4 Siklus 1 Kr

  3 itas iv

  2

  1 ∑ Akt

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10 Jumlah Siswa

Gambar 4.3 Grafik Garis Jumlah Aktivitas Kreativitas Belajar IPS Melalui

  

Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02

Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

  Dari gambar 4.3 nampak bahwa siswa yang memiliki jumlah aktivitas kreativitas dari yang terendah dengan jumlah aktivitas kreativitas 2 sebanyank 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 3 sebanyak 2 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 4 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 5 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 6 sebanyak 3 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 7 sebanyak 7 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 8 sebanyak 7 siswa, dan jumlah aktivitas kreativitas 9 sebanyak 2 siswa.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2

  Pelaksanaan siklus 2 dengan kompetensi dasar 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu melalui pendekatan inkuiri dengan rincian sebagai berikut:

  Perencanaan

  Perencanaan dalam siklus 2 dilaksanakan dengan mengidentiikasi masalah guru dan siswa yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 1, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Pada perencanaan ini, tahap yang dilakukan adalah dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai KD 2.3 tentang mengenal permasalahan sosial yang ada di daerahnya. Indikator yang akan digunakan adalah mengenal masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah dibuat melalui pendekatan inkuiri. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran selesai dibuat selanjutnya menyiapkan sumber belajar seperti dari lingkungan sekitar, perpustakaan, internet, buku paket BSE IPS kelas IV, media pembelajaran seperti powerpoint, gambar dan video serta lembar kerja siswa(Lampiran 2), selain itu membuat kisi-kisi unjuk kerja penilaian kreativitas belajar dan instrumen observasi terhadap unjuk kerja kreativitas belajar siswa (disajikan dalam lampiran 2). Lembar observasi pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri untuk guru (Lampiran 3) dan untuk siswa (Lampiran 4) di kelas yang digunakan untuk mengetahui kegiatan pelaksanaan pembelajaran.

  Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun (Lampiran 2). RPP yang dibuat dibagi dalam 2 pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 April 2015 dengan waktu 2 x 35 menit, pertemuan kedua dilaksanakan bersamaan juga dilaksanakan observasi pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri oleh guru (lampiran 3) dan oleh siswa (lampiran 4) dan observasi kreativitas belajar pada siswa (Lampiran 1).

  Pertemuan Pertama:

  Seperti yang telah dirancang dalam RPP, rencana pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pertemuan pertama pada awal pembelajaran, siswa mengucapkan salam, berdoa dan guru memeriksa kehadiran siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu tentang “Buang ditong Sampah” kemudian guru bertanya jawab untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang akan dipelajari. Guru memberikan tujuan pembelajaran tentang mengenal perkembangan alat pengolahan kayu tradisional dan modern dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar siswa mengerti arah tujuan yang ingin dilakukan bersama guru sejak awal pembelajaran..

  Pada pertemuan pertama akan dijelaskan pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti pembeajaran diantaranya, siswa menyimak handout tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Ketika siswa menyimak, guru menjelaskan tentang isi bacaan yang terdapat dalam

  

handout . Agar siswa benar-benar memperhatikan isi materi maka guru menyuruh

siswa untuk membaca bacaan tentang pengolahan kayu yang ada di handout.

  Langkah selanjuntya ialah guru menanyangkan gambar tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Siswa menyimak gambar dampak masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, beberapa macam dampak sampah dengan sedikit penjelasan guru tentang cara penanggulangannya. Seluruh siswa terlihat memperhatikan dengan baik karena gambar yang disajikan cukup menarik sehingga memicu pandangan siswa untuk mengarah ke layar LCD. Pada saat siswa menyimak gambar, kemudian siswa mengajukan 1 gagasan rumusan masalah sampah yang ada dilingkungan msyarakat berdasarkan gambar yang telah jumlah anggota 4 orang per kelompok. Dalam kelompok tersebut melalui penayangan video tentang dampak masalah sampah, selanjutnya guru menginstruksikan pada siswa untuk membuat pertanyaan rumusan masalah, dengan melihat tayangan video siswa membuat 2 pertanyaan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern. Dalam kegiatan ini nampak siswa sudah dengan lancar dalam membuat pertanyaan hal ini terbukti dari 24 siswa seluruh siswa sudah bisa membuat pertanyaan rumusan masalah dengan baik. Meskipun ada 2 anak yang mengalami ketertinggalan dalam membuat pertanyaan akan tetapi dengan segera bisa menyusul teman-teman yang lainnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk merumuskan 2 hipotesis dari pertanyaan yang telah dibuat. Dari pertanyaan tersebut siswa mencoba membuat jawaban sementara yang nantinya akan dibuktikan pada saat proses pengumpulan data ketika siswa melakukan studi lapang dilingkungan masyarakat dipertemuan kedua. Langkah terakhir pada pertemuan pertama dari pertanyaan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat, siswa menyampaiakn hasilnya didepan kelas. Kegiatan penutup dilakukan guru dengan memeberikan penegasan kepada siswa tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang materi yang belum dipahami.

  Kegiatan pelaksaan proses pembelajaran pada pertemuan pertama pada siklus dua ini dilakukan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Pada saat melakukan pengamatan dari awal sampai akhir pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran 4) melalui pendekatan inkuiri, selain itu kreativitas belajar siswa juga dilakukan observasi (lampiran 2).

  Pertemuan Kedua:

  Pada pertemuan kedua kegiatan awal siswa mengucapkan salam, berdoa kemudian guru memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan apersepsi dilakukan guru dengan melakukan tanya jawab pada siswa tentang penanggulangan sampah dan manfaatnya. Selanjutnya siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah

  Kegiatan inti pembelajaran, siswa dan guru mengulas sekilas materi pada pertemuan pertama tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat pada pertemuan pertama. Siswa membentuk 6 kelompok dengan 4 anggota per kelompok. Setelah siswa membentuk kelompok, guru menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika melaksanakan studi lapang ke lingkungan masyarakat dan perpustakaan. Selanjutnya siswa melakukan studi lapang ke lingkungan masyarakat. Siswa mengamati dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, selain dampak siswa juga mengamati jenis-jenis sampah yang ada dilingkungan masyarakat seperti disungai, jalan maupun pekarangan rumah warga. Ketika siswa menemukan dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, siswa memperinci dengan menuliskannya dilembar portofolio yang telah disediakan. Misalnya siswa menulis dampak sampah seperti pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara dan ganggungan estetika. Selain menemukan dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, menemukan jenis-jenis sampah dan cara penanggulangan sampah. Cara penanggulangan sampah tersebut diperoleh melalui informasi dari sumber bacaan yang ada diperpustakaan sekolah. Misalnya jenis sampah organik bisa dijadikan pupuk, sampah botol aqua bisa dijadikan vas bunga dan lain sebagainya. Kemudian siswa mencatat hasil informasi yang diperoleh dilembar portofolio. Selain dari sumber bacaan tersebut siswa juga mengamati tentang barang-barang yang dihasilkan dari daur ulang sampah, hal ini dimaksudkan agar siswa bisa menegrti tentang barang yang sudah jadi dari hasil pengolahan sampah. Setelah siswa menemukan data dengan melakukan studi lapang ke lingkungan masyarakat dan perpustakaan sekolah, siswa kemudian kembali kekelas. Dengan berdiskusi kelompok siswa menganalisis hasil penemuan dengan membuat tabel tentang dampak sampah, sampah-sampah yang bisa didaur ulang dan barang-barang yang dihasilkan dari daur ulang. Setelah siswa membuat tabel selanjutnya siswa mendiskusikan kesimpulan dan menuliskan dilembar portofolio. Kegiatan selanjutnya siswa menyampaikan pendapat tantang hasil analisis penemuan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat melalui kesimpulan yang telah dibuat. Dalam diskusi kelas ini, siswa saling menanggapi pendapat apabila ada pendapat yang lain dari siswa.

  Kegiatan penutup pada pertemuan ini, guru memberi penegasan tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat dan cara penanggulangannya. Guru memberikan tanya jawab pada siswa apabila ada materi yang belum dipahami. Siswa bersama guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan hari ini kemudian menutup pembelajaran dengan salam. Dalam melakukan refleksi guru sudah melaksanakan dengan baik dan memberikan kesimpulan dari seluruh pembelajaran.

  Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Kegiatan refleksi dengan menganalisis hasil observasi maupun catatan yang dilakukan observer. Evaluasi berisi tentang bagaimana pembelajaran IPS Melalui pendekatan inkuiri dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa.

  Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan inkuiri oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 2 yang meliputi pengamatan kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan pendekatan inkuiri dan kegiatan akhir.

  Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa terlihat lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran karena sudah mengetahui tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dijalankan. Kegiatan inti ini terdapat 11 kegiatan yang dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa 4 kegiatan diantaranya merupakan kegiatan menggunakan pendekatan inkuiri diantaranya adalah siswa menyimak handout tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, siswa mengajukan gagasan rumusan tentang rumusan masalah dampak sampah yang ada dilingkungan msyarakat, siswa merumuskan hipotesis tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Dalam kegiatan inti tersebut siswa sudah baik dalam menyimak

  

handout, seluruh siswa sudah menyimak handout tentang masalah sampah yang

  ada dilingkungan masyarakat. Dalam mengajukan gagasan dan membuat pertanyaan 8 siswa sudah berani mengajukan gagasan rumusan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. 24 siswa sudah bisa membuat pertanyaan rumusan masalah dengan baik. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru dan sudah melakukan refleksi pembelajaran bersama guru.

  Pada saat pertemuan kedua, 100 % kegiatan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri sudah sangat baik dilakukan oleh siswa. Siswa sudah bisa menemukan data tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Siswa dengan baik memperinci hasilnya di dalam lembar portofolio. Dalam menemukan data tentang cara penanggulangan masalah sampah dengan mencari buku-buku sumber diperpustakaan seluruh siswa sangat serius dalam mencari sumber informasi tentang cara penanggulangannya. Siswa menyimak dengan serius saat guru memberikan contoh barang daur ulang dari sampah seperti tempat pensi dari koran bekas, vas bungan dari aqua bekas dan kerajinan tangan yang terbuat dari sandal bekas maupun kardus bekas. Dari catatan observer pada siklus 2 ini kreativitas belajar siswa sudah terlihat lebih tinggi dibanding kegiatan pembelajaran pada siklus 1.

  Aktivitas tindakan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru, didapatkan hasil bagaimana guru melakukan tindakan inkuiri pada pertemun pertama siklus 2. Guru sudah dengan baik memberikan memberikan apersepsi pembelajaran dengan baik, tujuan dan langkah-langkah pembelajaran disampaikan oleh guru. Guru memberikan kesempatan siswa berpendapat dalam mengarahkan pembelajaran. Pengawasan guru terhadap siswa sudah dilakukan dengan baik, guru telah memantau perkembangan semua siswa secara menyeluruh.

  Pada saat pertemuan kedua, guru sudah baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. guru melaksanakan pembelajaran secara optimal. Pemantauan terhadap siswa dalam melakukan studi lapang maupun didalam menganailis data sudah dilakukan dengan baik, ditunjukan dengan kegiatan guru yang terus mendampingi siswa pada saat menganalisis data, guru menjelaskan secara berulang-ulang ketika masih ada siswa yang belum jelas dan tertinggal dalam pembelajaran. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini sudah dengan baik dilaksanakan. Tindakan pada kegiatan awal sebanyak 10 kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 22 kegiatan sudah dilakukan dan pada kegiatan akhir 6 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada siklus 2.

  Hasil Kreativitas Belajar IPS Siklus 2

  Hasil jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri diperoleh dari observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 10 indikator pernyataan kreativitas belajar. Kreativitas belajar tersebut diantaranya adalah menyimak masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, mengajukan gagasan rumusan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, membuat pertanyaan tentang rumusan masalah dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, merumuskan hipotesis tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, memperinci hasil pengamatan dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, memperinci hasil pengamatan cara penanggulangan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, membuat tabel tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, membuat tabel penanggulangan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, menjawab pertantaan tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, bebas menyatakan pendapat tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat.

  Secara lebih rinci hasil kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri akan disajikan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Kriteria Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuri Siswa

  

Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 Kreativitas Siswa No Jumlah Aktivitas Kriteria Frekuensi Persentase Kreativitas

  21

  1 Tinggi 87,5% ≥7

  3

  2 4-6 Sedang 12,5%

  Jumlah 24 100 Sumber: Data Primer

  Dari data diatas setelah adanya tindakan melalui pendekatan inkuiri dalam pembelajaran diketahui adanya peningkatan kreativitas siswa, yaitu siswa dengan kriteria kreativitas tinggi 87,5% (21 siswa), siswa dalam kriteria kreativitas sedang 12,5% (3 siswa), Jadi pembelajaran melalui pendekatan inkuiri dapat mengembangkan kemampuan kreativitas belajar siswa. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa setelah adanya tindakan pada siklus 2 melalui pendekatan inkuiri, kreativitas siswa sudah meningkat dan sesuai dengan target dibanding dengan siklus pertama. Lebih jelasnya deskripsi peningkatan jumlah aktivitas kreativitas pada siklus 2 akan ditunjukan melalui gambar 4.6 dibawah ini:

Gambar 4.4 Grafik Garis Jumlah Aktivitas Kreativitas Belajar IPS Melalui

  1

   IPS Jumlah Siswa Siklus 2

  10 Ak tiv ita s Kr eat iv ita s Be lajar

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  10

  

Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02

Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian terhadap kreativitas belajar siswa melalui pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPS, dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siklus 1 dan kompetensi dasar mengenal permasalahan sosial di daerahnya pada siklus 2 bagi siswa kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten

  Dari gambar 4.2 diatas nampak bahwa siswa yang memperoleh jumlah aktivitas kreativitas 4 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 6 sebanyak 2 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 7 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 8 sebanyak 5 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 9 sebanyak 9 siswa, dan jumlah aktivitas kreativitas 10 sebanyak 6 siswa. Dengan demikian pencapaian kreativitas belajar IPS siklus 2, telah mencapai peningkatan 80% dari seluruh siswa yang mencapai jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS tinggi.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.5 Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Tindakan SI SII SI SII SI SII Kegiatan F % F % F % F % F % F %

  Tindakan Inkuiri

  8

  80 10 100 17 77,27 22 100 4 66,67 6 100 Yang Dilakukan

  Tindakan Inkuiri

  2

  20 5 22,73 2 33,33 Yang Belum

  Dilakukan

  Jumlah 10 100 10 100 22 100 22 100 6 100 6 100 Tindakan Sumber : Data Primer Keterangan: S = Siklus f = Frekuensi

  Dari tabel 4.7 diatas nampak bahwa, dalam pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri siswa kelas IV SD Negeri Bandunggede 02 Kedu Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang diberikan, ada peningkatan tindakan yang dilakukan siswa dari siklus 1 ke siklus 2, baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Secara lebih rinci dapat juga disajikan melalui gambar 4.7 yaitu perbandingan grafik tindakan belajar IPS melalui pendekatan Inkuiri siswa kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung siklus 1 dan 2 berikut ini.

Gambar 4.5 Grafik Garis Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui

  

Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan

Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015

Siklus 1 dan Siklus 2

  Dari gambar 4.7 nampak bahwa tindakan kegiatan awal siswa pada siklus 1 hanya 8 tindakan yang dilakukan. Pada siklus 2 seluruh tindakan atau 11 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 17 tindakan yang dilakukan sedangkan pada siklus 2, 22 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. Selanjutnya pada kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan, kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan.

  Adapun aktivitas tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri, ditunjukan melalui tabel 4.8 perbandingan tindakan pendekatan Inkuiri yang dilakukan guru dalam siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.

  2

  4

  6

  8

  10

  12

  14

  16

  18

  20

  22 Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Ju m lah T in d ak an

  Terlaksana

Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Tindakan SI SII SI SII SI SII Kegiatan F % F % F % F % F % F %

  Tindakan Inkuiri

  8

  80 10 100 17 77,27 22 100 4 66,67 6 100 Yang Dilakukan

  Tindakan Inkuiri

  2

  20 5 22,73 2 33,33 Yang Belum

  Dilakukan

  Jumlah 10 100 10 100 22 100 22 100 6 100 6 100 Tindakan Sumber : Data Primer Keterangan: S = Siklus f = Frekuensi

  Dari tabel 4.8 nampak bahwa, dalam kegiatan awal, jumlah tindakan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan melalui pendekatan inkuiri dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan tindakan. Dari kegiatan awal siklus I dari 10 aktivitas tindakan pendekatan inkuiri, yang telah dilaksanakan guru sebanyak 8 aktivitas, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 10 aktivitas. Nampak bahwa dalam kegiatan awal siklus I guru lupa belum menyampaikan tujuan serta langkah-langkah dalam pembelajaran. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki disiklus II. Pada kegiatan inti siklus I dari 22 aktivitas tindakan guru telah melaksanakan aktivitas tindakan pendekatan inkuiri sejumlah 17 aktivitas, kemudian pada siklus II guru telah melaksanakan sejumlah 22 tindakan. Dalam kegiatan akhir siklus 1 dari 6 aktivitas tindakan guru hanya melaksanakan 4 aktivitas tindakan, kemudian pada siklus 2 guru telah melaksanakan seluruh tindakan kegiatan akhir. Secara lebih rinci dapat juga disajikan melalui gambar 4.8 yaitu perbandingan grafik tindakan belajar IPS melalui pendekatan Inkuiri guru kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung siklus 1 dan 2 berikut ini.

  22

  20

  18 an

  16 ak

  14 d

  12 in T

  10 lah

  8 Terlaksana m

  6 Ju

  4

  2 Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

Gambar 4.6 Grafik Garis Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui

  

Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02

Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Dokumen yang terkait

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II

0 0 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

0 0 88

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN Ngampin 01 Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 201

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN Ngampin 01 Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 201

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS IV SDN NGAMPIN 01 AMBARAWA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015

0 2 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN Ngampin 01 Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 201

0 2 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 10