4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umun Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali merupakan SD desa letaknya di kaki gunung merapi tepatnya di

  desa Paras. Suasana Sekolahan Dasar Negeri 1 Sumbung masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbung sebelah Barat berbatasan dengan rumah warga, sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan sayur warga, sebelah Timur berbatasan dengan PAUD, sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan dan rumah warga. Penelitian ini di laksanakan pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Jumlah siswa adalah 20 siswa, dimana siswa laki-laki adalah 14 siswa dan siswa perempuan adalah 6 siswi. Berdasarkan data awal, diketahui bahwa 60% siswa belum lulus KKM pada mata pelajaran IPA, oleh karena itu diperlukan sebuah penelitian tindakan untuk mengubah kondisi tersebut.

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal

  Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi dimana belum diberikan tindakan dengan menggunakan metode Outdoor Study. Pada kondisi sebelum tindakan ini, dalam pembelajaran IPA, metode pembelajaran yang dipakai guru kurang bervariasi, guru cenderung mendominasi pembelajaran dengan kata-kata atau ceramah untuk menjelaskan materi kepada siswa tentang konsep yang diajarkan, guru kurang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Sehingga dari 20 siswa pada kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung, hanya 8 siswa yang lulus kriteria KKM. Sedangkan 12 siswa lainnya belum lulus kriteria KKM. Sehubungan dengan kondisi tersebut peneliti menawarkan alternatif solusi dengan menerapkan metode Outdoor Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal

  Kondisi Awal No Distribusi Nilai Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%)

  1. < 51

  1

  5 Belum tuntas 2. 51- 60

  4

  20 Belum tuntas 3. 61-70

  7

  35 Belum tuntas 4. 71-80

  6

  30 Tuntas 5. 81-90

  2

  10 Tuntas 6. 91-100

  Jumlah 20 100

  Berdasarkan tabel 4.1, nilai hasil belajar kondisi awal nilai ulangan mata

  pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh sisswa pada mata

  pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 71) sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM 71. Sebanyak 12 siswa dari total keseluruhan

  20 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 8 siswa yang tuntas dalam pelajaran IPA. Dari tabel tersebut diketahui bahwa perbandingan antara siswa yang belum tuntas adalah sebesar 60% atau 12 siswa dari 20 siswa; sedangkan siswa yang tuntas adalah sebesar 8 siswa dari 20 siswa. Berikut dipaparkan siswa yang masuk pada kriteria belum tuntas dan tuntas berdasarkan perolehan distribusi nilai berikut; interval nilai < 51 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5%; interval nilai 51-60 sebanyak 4 siswa dengan persentase 20%; interval 61-70 sebanyak 7 siswa dengan persentase 35; interval 71-80 sebanyak 6 siswa dengan persentase 30%, interval 81-90 sebanyak 2 siswa dengan persentase 10%; tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 91-100.

  Rekapitulasi perolehan nilai berdasarkan interval nilai, disajikan dengan diagram batang berikut ini:

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal

  Mengacu pada kriteria ketuntasan minimum = 71, maka persentase ketuntasan belajar siswa baik yang tuntas maupun belum tuntas belajar pada kondisi awal disajikan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal

  

Kondisi Awal

No Nilai Keterangan

  

Jumlah siswa Persentase (%)

  1 < 71

  12

  60 Belum tuntas

  2

  8

  40 Tuntas ≥ 71

  Jumlah

20 100

Rata-rata 67,55

  Nilai tertinggi

  

83

Nilai terendah

  

51 Berdasarkan pada tabel 4.2 diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar kondisi awal adalah 8 siswa dengan persentase 40% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa dengan persentase 60%. Nilai tertinggi 83, nilai terendah 51, serta nilai rata- ratanya yaitu 67,55. Disamping itu, dengan menghitung rata-rata kelas, diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu

  ≥ 71. Pada kondisi awal ini proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengarkan, menunggu ditunjuk guru sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan banyak siswa yang gaduh menggangu teman-temanya yang lain. Mengacu pada hasil belajar dan ketuntasan belajar belajar IPA kondisi awal siswa inilah, direncanakan untuk dilakukan tindakan dalam rangka memperbaiki kondisi tersebut.

4.3. Siklus I 4.3.1. Perencanaan

  Sebelum tindakan, maka ada hal-hal yang perlu direncanakan yaitu sebagai berikut: a.

  Memilih dan memutuskan metode pembelajaran yang perlu digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, dipilihlah metode Outdoor Study sebagai metode pembelajaran.

  b.

  Menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) berikut alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar motivasi belajar untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.

  c.

  Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai metode pembelajaran yang akan digunakan, RPP, alat peraga, lembar kerja siswa, lembar angket motivasi belajar dan lokasi yang akan digunakan dalam pembelajaran, termasuk menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus, dimana masing-masing siklus akan dilakukan 2 pertemuan. d.

  Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP,alat peraga, lembar observasi, lembar angket motivasi belajar, dan lembar kerja siswa yang akan digunakan dalam tindakan nanti.

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan 4.3.2.1.

   Pertemuan 1 a.

   Kegiatan Awal

  Kegiatan awal yang dilakukan seperti yang telah direncanakan dalam RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut: salam pembuka dan doa, mengabsensi dan melakukan apersebsi dengan bertanya kepada siswa : Apa yang kalian rasakan saat berada di lapangan terbuka di siang hari yang cerah? Setelah itu guru menejelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa, guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan belajar di luar kelas di depan halaman sekolah namun sebelumnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

b. Kegiatan Inti

  Selanjutnya guru mengajak siswa untuk keluar kelas menuju tempat pengamatan yang ada di halaman sekolah dan memberikan pengarahan tata tertib selama pembelajaran di luar kelas. Guru mengajak siswa di tempat yang teduh dan menjelaskan materi awal tentang berbagai bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari yang dan menunjukkan energi yang ada disekeliling siswa. Guru menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk mengamati bentuk- bentuk energi (energi panas, energi gerak, dan energi getaran).

  Masing-masing kelompok diminta untuk mencari alat yang digunakan untuk percobaan yang ada di lingkungan sekolah. Setelah mencari alat yang digunakan untuk percobaan seperti batu krikil, kertas, buku, dan kaleng bekas/gelas plastik air mineral siswa melakukan percobaan untuk mengamati bentuk-bentuk energi. Pertama gosokkan kedua buah batu dan menuliskan apa yang diamatinya. Kemudian menggosok-gosokkan kedua telapak tangan selama 3 menit lalu tempelkan kedua telapak tangan pada wajah dan menuliskan apa yang diamati. Kedua, guru meminta siswa melakukan percobaan energi gerak dengan mencari tempat yang lapang dan terdapat angin, siswa diminta memegang 1 lembar kertas, angkat tangan sampai di atas kepala kemudian lepaskan kertas tersebut. Siswa diminta memegang 1 buku kemudian angkat tangan sampai kepala lalu lepaskan buku tersebut. Siswa diminta memegang 1 batu krikil kemudian angkat tangan sampai kepala lalu lepaskan batu kerikil. Dari percobaan tersebut siswa menuliskan apa yang diamati. Ketiga, guru meminta siswa untuk melakukan percobaan energi getaran dengan menyiapkan dua gelas air mineral disiapkan. Lubang diberikan pada bagian bawah gelas dengan menggunakan paku untuk membuat lubang. Kedua gelas tersebut dihubungkan dengan senar sepanjang 1 meter.Senar dimasukkan melalui lubang yang telah dibuat, kemudian diikat. Peganglah masing-masing gelas oleh dua siswa memegang bagian yang lain jarak 1 meter. Bicaralah di muka gelas mineral kemudian siswa menuliskan hasil pengamatan mereka.

  Setelah melakukan ketiga percobaan itu, guru meminta tiap kelompok siswa mendiskusikan hasil pengamatannya di luar kelas. Setelah waktu diskusi kelompok selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas dan mempersilahkan setiap kelompok untuk maju presentasi. Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan pada hasil presentasi kelompok.

c. Kegiatan Akhir

  Setelah presentasi dan tanya jawab selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang berbagai jenis energi yang ada di sekitar kita. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar. Setelah itu guru menutup pelajaran.

4.3.2.2 Pertemuan 2 a.

   Kegiatan awal

  Sama seperti pertemuan pertama pertama, pada pertemuan ke-2 kegiatan awal dilakukan dengan langkah-langkah berikut: guru melakukan kegiatan pembuka yakni salam pembuka, berdoa, dan absensi siswa. Guru melakukan apersebsi yakni “Anak- anak kemarin kalian sudah mengenal berbagai bentuk energi di sekeliling kalian, kira-kira apa ya,pengaruh dan kegunaan sumber energi dalam kehidupan sehari- hari kita ?”. Setelah itu guru menejelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa, guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan belajar di luar kelas di depan halaman sekolah namun sebelumnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

b. Kegiatan Inti

  Selanjutnya guru mengajak siswa untuk keluar kelas menuju tempat pengamatan yang ada di halaman sekolah dan memberikan pengarahan tata tertib selama pembelajaran di luar kelas. Guru mengajak siswa di tempat yang teduh dan menjelaskan materi awal tentang pengaruh, kegunaan, pentingnya sumber energi dalam keidupan sehari

  • –hari. Guru menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk mengamati pengaruh energi panas dalam kehidupan sehari
  • –hari. Guru mengajak siswa untuk keluar kelas menuju tempat pengamatan yang ada di halaman sekolah dan di salah satu rumah warga yang ada di samping sekolah. Disitu guru dan siswa mengamati pengaruh energi panas dalam kehidupan sehari-hari seperti contohnya adalah energi panas dimanfaatkan untuk menjemur pakaian.

  Guru membagikan alat peraga yang terdiri dari dua helai kain berwarna biru dan merah, air, wadah. Setelah dibagikan guru meminta masing-masing kelompok untuk melakukan pengamatan. Pertama, guru meminta siswa masukkan kedua helai kain (warna biru dan merah) ke dalam wadah berisi air. Simpanlah kain berwarna merah di tempat yang panas dan kain berwarna biru di dalam kelas, biarkanlah kira-

  10 menit ambillah kedua kain tersebut, kemudian, amatilah keadaan kain tersebut dan tuliskan hasil pengamatan ke dalam tabel.

  Setelah melakukan percobaan itu, guru meminta tiap kelompok siswa mendiskusikan hasil pengamatannya di luar kelas. Setelah waktu diskusi kelompok selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas dan mempersilahkan setiap kelompok untuk maju presentasi. Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan pada hasil presentasi kelompok.

c. Kegiatan Akhir Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes evaluasi kepada siswa.

  Setelah siswa mengerjakan tes, guru memberikan lembar angket motivasi kepada siswa. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang pengaruh, kegunaan, pentingnya energi yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Guru meminta kesan- kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar dan menutup pelajaran.

4.3.3. Observasi

  Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di luar kelas maupun di dalam kelas. Fokus amatanya adalah bagaimana penerapan metode Outdoor Study dalam pembelajaran IPA materi energi, serta implikasi dari metode Outdoor Study pada hasil belajar IPA.

  Berkenaan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi pengamatan selama proses pembelajaran mengajar berlangsung yaitu :

4.3.3.1. Kinerja Guru a.

   Pertemuan I

  Kinerja guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode Outdoor

  

Study dalam pembelajaran IPA materi energi dalam lembar pengamatan guru. Pada

  hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan 1 adalah sebagai berikut : a.

  Pada kegiatan awal guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  2,8  Membentuk kelompok belajar. 3,0 2.

  Jumlah skor rata-rata

   Menutup pembelajaran 4,0

  2,0 3,0

   Meminta kesan dan pesan proses kegiatan pembelajaran.

  Tindak Lanjut

  3,0 3. Tahap

  2,7  Membimbing kelompok belajar.

   Menyampaikan materi dan tugas yang akan diberikan.

  2,5 2,7

  Tahap pelaksanaan  Menentukan objek yang akan dipelajari dan tata tertib proses pembelajaran.

   Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran 2,7

  b.

  Tahap Persiapan

  No Aspek Indikator Skor Skor Rata-rata 1.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1

  Study terdiri dari 15 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:

  Bardasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I diperoleh hasil observasi dilakukan observer (rekan guru sejawat) dalam penerapan metode Outdoor

  Pada saat kegiatan akhir guru lupa dalam meminta kesan-kesan selama pembelajaran yang siswa dapat saat proses belajar mengajar berlangsung.

  d.

  Guru kurang memberikan penjelasan kepada siswa mengenai lembar kerja siswa.

  c.

  Guru tidak mengintruksikan kepada siswa untuk berjalan dengan rapi dan tertib saat keluar kelas.

  2.8 Dari tabel 4.3 dilihat siklus I pertemuan 1 hasil penilaian observasi yang dilakukan observer (rekan guru sejawat), diilihat pada hasil penilaian observasi tahap persiapan memperoleh skor rata-rata 2,8, tahap pelaksanaan memperoleh skor rata- rata 2,7, dan tahap tindak lanjut memperoleh skor rata-rata 3,0. Pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan 1 penerapan metode Outdoor Study belum mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kriteria baik yakni

  ≥ 3,0. Hasil observasi pada pertemuan 1 akan diperbaiki kelemahan dan kekurangan pada pertemuan 2.

b. Pertemuan II

  Dalam siklus I pertemuan 2 ini kinerja guru sudah mulai mengalami peningkatan dalam menerapkan metode Outdoor Study. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan 2 adalah sebagai berikut: a.

  Pada kegiatan awal guru masih lupa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

  b.

  Guru sudah menjelaskan mengenai lembar kerja siswa yang nantinya akan menuntun siswa dalam melakukan percobaan.

  c.

  Guru sudah sangat baik dalam menuntun siswa pada saat berdiskusi kelompok mengenai hasil perolehan dari masing-masing kelompok.

  e.

  Pada akhir kegiatan pembelajaran guru masih lupa kesan-kesan selama pembelajaran yang siswa dapat saat proses belajar mengajar berlangsung.

  Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (rekan guru sejawat) untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi 15 item untuk mengamati kinerja guru Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi yang dilakukan observer (rekan guru sejawat) terhadap kinerja guru dalam menerapkan metode Outdoor Study dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2

  Skor No Aspek Indikator Skor Rata-rata

   Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan menyampaikan tujuan 3,25 Tahap 1.

  3,6 Persiapan pembelajaran

  4,0  Membentuk kelompok belajar.  Menentukan objek yang akan dipelajari dan tata tertib proses 3,0 pembelajaran.

  Tahap 2.

  3,25 pelaksanaan  Menyampaikan materi dan tugas yang

  3,25 akan diberikan.

  3,5  Membimbing kelompok belajar. Tahap

   Meminta kesan dan pesan proses 2,0 kegiatan pembelajaran.

  3. Tindak 3,0

  Lanjut 4,0

   Menutup pembelajaran Jumlah skor rata-rata 3,3

  Dari tabel 4.4 dilihat siklus I pertemuan 2 hasil penilaian observasi yang dilakukan observer (rekan guru sejawat), dilihat pada hasil penilaian observasi tahap persiapan memperoleh skor rata-rata 3,6, tahap pelaksanaan memperoleh skor rata- rata 3,25, dan tahap tindak lanjut memperoleh skor rata-rata 3,0. Pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan memperoleh skor rata-rata 3,3 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan 2 penerapan metode Outdoor Study sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kriteria baik yakni

  ≥ 3,0. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II.

4.3.3.2. Aktivitas Siswa a.

   Petemuan 1

  Hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I pertemuan 1 adalah sebagai berikut: a.

  Pada kegiatan awal siswa nampak masih kurang memahami materi pembelajaran apa yang akan dicapai siswa.

  b.

  Pada saat keluar kelas untuk menuju tempat pengamatan siswa berebut untuk segera keluar kelas yang mengakibat kegaduhan dan tidak rapi, sehingga mengganggu kelas di sebelahnya.

  c.

  Siswa sudah baik dalam menyimak pengarahan mengenai tata tertib selama belajar di luar kelas.

  d.

  Siswa sudah baik ketika guru sedang menjelaskan materi yang sedang dipelajari.

  e.

  Siswa masih kebingungan dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang akan mereka lakukan nantinya.

  f.

  Siswa masih belum dapat bekerja berkelompok dalam menyusun hasil kerja di antara teman kelompoknya.

  g.

  Siswa masih malu-malu dalam mendiskusikan hasil kerja kelompok di depan kelas, hal tersebut dapat dilihat ada beberapa siswa saling tunjuk menunjuk teman kelompoknya untuk memberikan jawaban hasil diskusinya di depan kelas.

  Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (rekan guru sejawat) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi 16 item untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Outdoor Study.

  Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (rekan guru sejawat) terhadap aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan metode Outdoor Study. Dapat dilahat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

   Menyusun hasil kerja kelompok 3,0

  Dari tabel 4.5 dilihat siklus I pertemuan 1 hasil penilaian observasi aktivitas siswa yang dilakukan observer (rekan guru sejawat), dilihat pada hasil penilaian observasi tahap persiapan memperoleh skor rata-rata 3,0, tahap pelaksanaan memperoleh skor rata-rata 2,8, dan tahap tindak lanjut memperoleh skor rata-rata 2,5. Pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan 1 penerapan metode Outdoor Study belum mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kriteria baik yakni

  Jumlah skor rata-rata 2,8

   Melakukan doa mengakhiri pembelajaran 3,0

  2,0 2,5

  Lanjut  Memberikan kesan dan pesan proses pembelajaran

  Tahap Tindak

   Membahas dan mendiskusikan hasil kerja kelompok 3,0 3.

   Mengerjakan lembar kerja 2,5

  No Aspek Indikator Skor Skor rata-rata 1.

   Menyimak penjelasan materi 3,0

  2.5 2,8

   Menyimak instruksi dan tata tertib proses pembelajaran

  Tahap Pelaksanaan

  3,0 2.

  3,0  Membentuk kelompok belajar

   Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran 3,0

  Tahap Persiapan

  ≥ 3,0. Oleh karena itu berdasarkan lembar hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapakan metode Outdoor

  

Study pada siklus I pertemuan 1 ini dijadikan pedoman untuk memperbaiki pada

siklus I pertmuan 2.

b. Pertemuan 2

  Pada siklus I pertemuan 2 ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II adalah sebagai berikut: a.

  Pada pertemuan ini, siswa sudah melakukan yang guru intruksikan untuk berjalan dengan rapi dan tidak berebut saat keluar kelas sehingga tidak menggannggu kelas di sebelahnya.

  b.

  Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama, terlihat ketika dalam berdiskusi siswa saling bertanya dan membagi tugas yang dalam satu kelompok.

  c.

  Siswa mulai memahami mengenai cara pengerjaan lembar kerja siswa untuk melakukan percobaan dengan bimbingan guru.

  d.

  Siswa masih terlihat malu-malu untuk memberikan kesan-kesan yang diperoleh dari kegitan pembelajaran yang mereka lakukan dengan penerapan metode

  Outdoor Study .

  e.

  Siswa sudah mulai berani dalam mendiskusikan hasil kerja kelompok di depan kelas, hal tersebut dapat dilihat ada beberapa siswa yang mengajukan diri siap untuk memberikan jawaban hasil diskusinya di depan kelas.

  Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (rekan guru sejawat) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi 16 item untuk mengamati aktivitas siswa.

  Analis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi yang dilakukan observer (rekan guru sejawat) terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode Outdoor Study dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2

  3,0  Menyusun hasil kerja kelompok

  Jumlah skor rata-rata 3,1

  4,0

  3,0  Melakukan doa mengakhiri pembelajaran

   Memberikan kesan dan pesan proses pembelajaran 2,0

  Tindak Lanjut

  3,0 3. Tahap

  3,0  Membahas dan mendiskusikan hasil kerja kelompok

  4,0  Mengerjakan lembar kerja

  No Aspek Indikator Skor Skor rata- rata 1.

  3,2  Menyimak penjelasan materi

   Menyimak instruksi dan tata tertib proses pembelajaran 3,0

  Tahap Pelaksanaan

  3,0 2.

  3,1  Membentuk kelompok belajar

   Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran 3,2

  Tahap Persiapan

  Dari tabel 4.6 dilihat siklus I pertemuan 2 hasil penilaian observasi aktivitas siswa yang dilakukan peneliti, diilihat pada hasil penilaian observasi tahap persiapan memperoleh skor rata-rata 3,1, tahap pelaksanaan memperoleh skor rata-rata 3,2, dan tahap tindak lanjut memperoleh skor rata-rata 3,0. Pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan memperoleh skor rata-rata 3,1 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan 2 penerapan metode Outdoor Study sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kriteria baik yakni ≥ 3,0. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II.

4.3.3.3. Hasil Belajar Kognitif Siswa

  Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar, dilakukan tes setelah akhir siklus I. Adapun hasil belajar IPA pada kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus I

  Siklus I No Distribusi Nilai Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%)

  1. < 51

  2

  10 Belum tuntas 2. 51- 60

  3

  15 Belum tuntas 3. 61-70

  3

  15 Belum tuntas 4. 71-80

  7

  35 Tuntas 5. 81-90

  5

  25 Tuntas 6. 91-100

  Jumlah 20 100

  Berdasarkan data tabel 4.7 diketahui ada 2 siswa yang mendapatkan nilai pada interval < 51 dengan persentase 10%; 3 siswa mendapatkan nilai pada interval 51-60 dengan persentase 15%; 3 siswa mendapatkan nilai pada interval 61-70 dengan persentase 15%; 7 siswa mendapatkan nilai pada interval 71-80 dengan persentase 35%, 5 siswa mendapatkan nilai pada interval 81-90 dengan persentase 25%; tidak ada siswa yang mendapat nilai pada interval 91-100.

  Berdasarkan tabel di atas juga diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I. Sebelum tindakan, diketahui bahwa sebanyak 8 siswa atau 40% yang lulus KKM. Hasil ini berubah setelah tindakan pada siklus I, dimana siswa yang lulus KKM menjadi 12 siswa dengan persentase 60%. Sementara itu siswa yang belum tuntas pada kondisi awal sebanyak 12 siswa dengan persentase 60%, berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 8 siswa dengan persentase 40%.

  Hasil perolehan siswa yang mendapatkan nilai masing-masing interval disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus I

  Berikut ini akan disajikan jumlah siswa yag tuntas dan belum tuntas belajar dalam tabel berikut ini : Mengacu pada kriteria ketuntasan minimum = 71, maka persentase ketuntasan belajar siswa baik yang tuntas maupun belum tuntas belajar sebelum tindakan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.8 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I No Nilai

  

Siklus 1

Keterangan

Jumlah siswa Persentase (%)

  1. < 71

  8

  40 Belum tuntas 2. ≥ 71

  12

  60 Tuntas

  Jumlah

20 100

Rata-rata

  

71.75

Nilai tertinggi

  

90

Nilai terendah

  

45 Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas diketahui bahawa siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 12 siswa dengan persentase 60% dan siswa yang belum tuntas adalah 8 siswa dengan persentase 40%.

4.3.3.4. Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kondisi Awal dengan Siklus I

  Berikut ini disajikan dalam tabel nilai yang diperoleh siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan pada siklus I. Adapun perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kondisi Awal Dengan

  

Siklus I

No Kriteria Kondisi Awal Siklus I

  1. Tuntas 8 40% 12 60%

  2. Belum Tuntas 12 60% 8 40% Jumlah 20 100% 20 100%

  Dengan berpatokan pada tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan belajar, yaitu sebesar 20%. Meskipun begitu, peningkatan ini belum memberikan hasil yang ditargetkan yaitu mencapai

  ≥ 70% dari total siswa yang tuntas KKM. Berikut ini disajikan jumlah siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I melalui diagram di bawah ini:

Gambar 4.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I

  Berdasarkan hasil tes pada siklus I terlihat bahwa proses pembelajaran belum tuntas, belum tuntasnya pembelajaran pada siklus I disebabkan karena belum mencapai standart ketuntasan klasikal yaitu minimal 70% siswa yang tuntas KKM. Belum tuntasnya pembelajaran pasa siklus I disebabkan karena proses pembelajaran yang menerapkan metode Outdoor Study belum terlaksana secara maksimal. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan tuntas. Maka dari itu diakhir siklus I dilakukan refleksi untuk mencari permasalahan dan solusinya sehingga dapat melakukan perhatian di siklus II.

4.3.3.5. Hasil Belajar Afektif Siswa

  Selain peningkatan hasil belajar kognitif, penggunaan metode Outdoor Study juga untuk mengukur peningkatan dalam motivasi belajar pada mata pelajaran IPA. Berikut ini adalah tabel 4.10 yaitu mengenai hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I yang disajikan hasil tiap aspek nilai afektif motivasi belajar siswa

Tabel 4.10 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Tiap Aspek Siklus I

  

No Aspek Rata-rata

1.

  3,3 Tanggung jawab pribadi terhadap tugas

  Umpan balik atas perbuatan tugas yang 2.

  2,8 dilakukan

  3.

  3,1 Tugas yang bersifat moderat 4.

  2,6 Tekun dan ulet dalam bekerja 5.

  2,9 Tidak berspekulasi dalam tugas 6.

  3,0 Keberhasilan tugas

  Jumlah 17,7 Rata-rata 2,95 Dari tabel 4.10, pada aspek tanggung jawab pribadi terhadap tugas memperoleh rata-rata 3,3, aspek umpan balik atas perbuatan tugas yang dilakukan memperoleh rata-rata 2,8, tugas yang bersifat moderat memperoleh rata-rata 3,1, aspek tekun dan ulet dalam bekerja memperoleh rata-rata 2,6, aspek tidak berspekulasi dalam tugas memperoleh rata-rata 3,9, aspek keberhasilan tugas memperoleh rata-rata 3,0. Pada siklus I rata-rata perolehan skor dari keseluruhan aspek mencapai nilai < 3,0 yaitu 2,95. Berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan hasil belajar nilai afektif pada siklus I masih dengan kriteria baik yaitu 2,95. Hasil ini akan diperbaiki pada siklus ke II.

4.3.3.6. Hasil Belajar Psikomotor Siswa

  Hasil penilaian unjuk kerja dalam pembelajaran menggunakan metode

  

Outdoor Study dalam pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti didapat hasil sebagai

  berikut :

Tabel 4.11 Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 1

  

No Aspek Rata-rata

  1. Ketrampilan melakukan tahapan percobaan 2,7

  2. Pelaksanaan langkah kerja 3,0

  3. Hasil Kerja 2,9

  Jumlah 8,6 Rata-rata 2,9

  Dari tabel 4.11, pada aspek ketrampilan melakukan tahapan percobaan memperoleh rata-rata 2,7, aspek pelaksanaan langkah kerja memperoleh rata-rata 3,0, aspek hasil kerja memperoleh rata-rata 2,9. Pada siklus I pertemuan 1memperoleh hasil belajar < 3,0 dengan skor rata-rata 2,9. Hasil rata-rata unjuk kerja pada siklus I pertemuan 1 termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil psikomotor dalam bentuk lembar unjuk kerja ini dijadikan pedoman untuk memperbaiki pada pertemuan

  2. Berikut ini merupakan hasil penilaian psikomotor dalam bentuk unjuk kerja siklus I pertemuan 2 yang dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12 Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 2

  

No Aspek Rata-rata

  1. Ketrampilan melakukan tahapan percobaan 3,2

  2. Pelaksanaan langkah kerja 3,06

  3. Hasil Kerja 3,08

  Jumlah 9,34 Rata-rata 3,11

  Dari data tabel 4.12 diketahui ada peningkatan pada siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Pada aspek ketrampilan melakukan tahapan percobaan memperoleh rata-rata 3,2, aspek pelaksanaan langkah kerja memperoleh rata-rata 3,06 dan aspek hasil kerja memperoleh rata-rata 3,08. Untuk rata-rata klasikal sudah mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan 1 memperoleh rata-rata 2,9 sedangkan pada siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan yaitu memperoleh rata- rata 3,11. Sehingga pada pertemuan ini sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis

  ≥ 3,0 yaitu sudah dalam kriteria baik. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II.

4.3.4. Refleksi Siklus I

  Pada tahap ini, hal-hal yang perlu direfleksikan agar menjadi masukan pada tindakan siklus selanjutnya adalah data temuan baik temuan peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun data temuan yang perlu menjadi bahan refleksi adalah sebagai berikut :

  Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, terdapat kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: a.

  Guru sudah baik melaksanakan apersepsi dengan mengajukan fenomena lingkungan mengenai bentuk-bentuk energi dan pemanfaatanya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

  b.

  Guru sudah baik dalam membantu siswa dalam pembagian kelompok.

  c.

  Guru sudah baik dalam memberikan dan menyampaikan pengarahan tentang tata tertib selama pembelajaran berlangsung.

  d.

  Guru sudah baik dalam menjelaskan materi yang disampaikan ke pada siswa.

  e.

  Siswa merespon dengan baik apersepsi yang guru sampaikan dan memberikan tanggapan secara verbal mengenai materi sesuai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

  f.

  Siswa merespon mengenai tata tertib yang guru berikan di awal pembelajaran.

  g.

  Siswa merespon penjelasan guru dengan baik saat guru menjelaskan materi pembelajaran.

  h.

  Siswa dengan guru menyimpulkan pembelajaran dengan baik.

  Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu : a.

  Guru lupa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai, hendaknya guru menjelaskan tujuan pembelajaran agar siswa paham mengenai materi pembelajaran yang akan berlangsung.

  b.

  Guru hendaknya mengintruksikan kepada siswa untuk rapi dan tertib pada saat keluar kelas menuju objek yang akan dipelajari sehingga tidak akan menimbulkan kegaduhan.

  c.

  Guru hendaknya lebih memberikan pengarahan yang tegas dalam membuat kesepakatan dan meminta siswa untuk berkomitmen terhadap peraturan- peraturan-peraturan yang ada memberlakukan sangsi bagi yang melanggar.

  d.

  Guru hendaknya menjelaskan petunjuk pengerjaan dan pengisian LKS, dan memastikan siswa benar-benar mengerti tujuan melakukan percobaan tersebut dan cara mengerjakannya agar pada siklus II siswa lebih memahami maksud dan e.

  Guru hendaknya meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar.

  f.

  Siswa kurang memahami materi yang akan mereka pelajari.

  g.

  Siswa hendaknya bisa tertib saat menuju tempat pengamatanm sehingga tidak terjadi kegaduhan.

  h.

  Siswa hendaknya berpartisipasi dalam pembelajaran agar ikut berperan aktif dalam mengerjakan LKS i.

  Siswa hendaknya berbagi tugas dalam mengerjakan LKS agar semua anggota berperan aktif dan siswa hendaknya maksimal membuat laporan hasil pengamtan dan percobaannya sehingga laporan hasil kerja yang telah dibaut sesuai dengan intruksi dari guru. j.

  Siswa seharusnya menyimak dan memahami penguatan materi yang guru sampaikan.

  Hasil tes yang diperoleh siswa siklus I terlihat masih ada 8 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa, sehingga nilai rata-rata kelas yang diperoleh 71.5 dengan ketuntasan belajar klasikal 60%. Berdasarkan hasil tes siklus I terlihat bahwa proses pebelajaran belum tuntas, karena belum mencapai standart ketuntasan belajar secara klasikal yang telah ditetapkan yakni minimal 70%. Untuk mencapai ketuntasan belajar tersebut, dilaksanakan perbaikan pada proses pembelajaran siklus II dengan cara guru memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I.

  Berdasarkan hasil belajar afektif siklus I memperoleh skor rata-rata keseluruhan aspek 2,95 dimana hasil rata-rata tersebut sudah dalam kriteria baik. Hal yang perlu ditingkatkan kembali yakni aspek umpan balik atas perbuatan tugas yang dilakukan, aspek tekun dan ulet dalam bekerja, aspek tidak berspekulasi dalam tugas, sehingga perlu adanya perbaikan dalam pembelajarannya. Hal tersebut dijadikan pedoman untuk guru agar membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mengerjakan tugas yang guru berikan. Sehingga permasalahan ini dapat diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II nantinya.

  Psikomotor dinilai pada saat proses belajar berlangsung. Penilain psikomotor terdiri dari tiga aspek yakni, aspek ketrampilan melakukan percobaan, aspek pelaksanaan langkah kerja, dan aspek hasil kerja. Berdasarkan analisis hasil belajar psikomotor siklus I ada hal yang perlu adanya perbaikan yakni, sebaiknya guru membimbing siswa dalam pembagian kelompok, membimbing siswa dalam mengambil LKS dan alat peraga dan membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan dengan benar. Sehingga siswa tidak lagi ramai dalam belajar kelompok karena kurang paham dalam mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), dan siswa tidak lagi bekerja secara individual karena tugas tersebut merupakan tugas kelompok. Maka perlu dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya agar proses pembelajaran tercapai seperti yang diharapkan.

4.4. Siklus II 4.4.1. Perencanaan

  Sebelum tindakan, maka ada hal-hal yang perlu direncanakan yaitu sebagai berikut: a.

  Menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) berikut alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar motivasi belajar untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.

  b.

  Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai metode pembelajaran yang akan digunakan, RPP, alat peraga, lembar kerja siswa, lembar angket motivasi belajar dan lokasi yang akan digunakan dalam pembelajaran, dalam siklus II ini akan dilakukan 2 kali pertemuan.

  c.

  Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP,alat peraga, lembar observasi, lembar angket motivasi belajar, dan lembar kerja siswa yang akan digunakan dalam tindakan nanti.

4.4.2. Pelaksanaan 4.4.2.1.

   Pertemuan 1 a.

   Kegiatan Awal

  Dengan memperhatikan refleksi dan rencana perbaikan tindakan yang perlu dilakukan selama proses pembelajaran, maka pada kegiatan awal ini aktivitas yang dilakukan guru, yaitu salam pembuka, doa, dan absensi. Sebelum melakukan apersepsi guru mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru meminta siswa untuk melihat keadaan cuaca yang terjadi pada saat itu dan guru pun bertanya kepada siswa, “coba kalian amati keadaan cuaca diluar, bagaimana keadaan cuaca hari ini ya? Bagaimana keadaan awannya? Apakah berawan, awan terlihat gelap, awan terlihat biru?” Guru memberikan waktu untuk siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa dengan mengamati keadaan cuaca secara langsung diharapkan dapat meramalkan pengaruh keadaan langit pada keadaan cuaca dan dapat menggambarkan simbol keadaan cuaca. Guru memberikan kalimat-kalimat motivasi belajar kepada siswa agar siswa terdorong untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Sebelum melakukan pembelajaran di luar kelas, guru membagi siswa mnjadi 5 kelompok.

b. Kegiatan Inti

  Guru mengajak siswa untuk keluar kelas menuju tempat pengamatan yang ada di halaman sekolah dengan tertib dan rapi. Setelah itu guru memberikan aturan tata tertib yang harus di patuhi siswa selama pembelajaran di luar kelas bahwa selama pembelajaran di luar kelas berlangsung siswa tidak boleh merusak tanaman yang berada di sekeliling halaman, tidak boleh gaduh karena akan mengganggu kelas lainnya. Bagi siswa yang melanggar akan dikenai sangsi tegas sangsi tersebut berlaku apabila sudah mendapat teguran lebih dari dua kali bahwa akan pulang paling akhir dan menggantikan piket kelas temannya. Guru meminta mengamati cuaca yang terjadi p ada saat itu, kemudian guru dmemberi pertanyaan kepada siswa, “ Apa definisi cuaca menurut kalian? Kondisi cuaca apa yang terjadi saat ini yang sedang kalian amati?”. Guru menjelaskan materi tentang pengaruh keadaan langit pada keadaan cuaca. Guru menjelaskan LKS dan tujuan pengamatan, kemudian membagikan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan pengamatan untuk mengetahui perubahan keadaan cuaca. Guru memberikan penugasan pengamatan atau observasi dalam kelompok mengenai perubahan keadaan cuaca. Siswa melakukan pengamatan bersama teman kelompoknya dan guru memberikan pesan kepada siswa hendaknya membagi tugas dalam mengerjakan LKS agar seluruh siswa dapat berperan aktif. Langkah pertama guru meminta siswa untuk mengamati langit. Langkah kedua siswa diminta untuk menentukan kondisi yang terjadi sekatang. Langkah ketiga membuat simbol kondisi cuaca yang sesuai saat itu misalnya, cerah, berawan, cerah dan berawan, hujan dan petir, dan hujan. Siswa diminta mendiskusikan pertanyaan yang ada pada lembar kerja siswa. Setelah waktu diskusi kelompok selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas dan mempersilahkan setiap kelompok untuk maju presentasi. Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan pada hasil presentasi kelompok.

c. Kegiatan Akhir

  Setelah presentasi dan tanya jawab selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang perbedaan cuaca dan iklim, meramalkan keadaan cuaca berdasarkan langit, dan menggambarkan simbol keadaan langit. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa d ari kegiatan belajar, “Apakah pembelajaran di luar kelas ini menyenangkan? Apakah kalian lebih memahami materi apabila kita melihat dan mempelajarinya secara langsung?”. Setelah itu guru menutup pelajaran.

4.4.2.2. Pertemuan 2 a.

   Kegiatan Awal

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV SDN 2 PURWOREJO KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Gugus Gajah Mada Boyolali Tahun Pelajaran 2014-2015

0 0 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Gugus Gajah Mada Boyolali Tahun

0 0 35

3.1.2. Desain Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Gugus Gajah Mada Boyolali Tah

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Gugus Gajah Mada Boyolali Tahun Pelajaran 2014-2015

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Gugus Gajah Mada Boyolali Tahun Pelajaran 2014-2015

0 6 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Gugus Gajah Mada Boyolali Tahun Pelajaran 2014-2015

1 1 99

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten

0 0 17

3.2. Variabel Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran

0 0 21