pancasila sebagai nilai pengembangan ilm

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN
ILMU

Disusun oleh :
(KELOMPOK 8)
ADNAN LASUARDA TIMOR (A1L014026)
THALYA DWI MERDIANTY (A1L014059)
STEFANUS SEPTIAN NUGROHO (A1L014116)
NUNG SITI MUKAROMAH (A1L014146)
DIAN NAFIATUL MAULIDAH (A1L014182)
KATRI ANDIANI (A1L014222)

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat

waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Pancasila Sebagai
Dasar Nilai Pengembangan ilmu ”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita untuk mempelajari dasar negara yang berlaku di Indonesia.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yag telah memberi
kesempatan dan memfasilitasi kepada penulis sehingga makalah ini bisa selesai dengan lancar.
Mamah dan Bapak dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami
sebagai penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Purwokerto, 23 November 2014

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejak dulu, ilmu pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas berpikir

manusia. Istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda makna, ilmu dan
pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi pengetahuan, sedangkan ilmu
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode
tertentu.
Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya,
berbanding

lurus

dengan

perkembangan

pesat

ilmu

pengetahuan.

Namun


dalam

perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal tersebut
disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori maupun materi
menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus
diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang
saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Nilai –nilai Pancasila sesungguhnya telah tertuang secara filosofis-ideologis dan
konstitusional di dalam UUD 1945 baik sebelum amandemen maupun setelah amandemen. Nilai
–nilai Pancasila ini juga telah teruji dalam dinamika kehidupan berbangsa pada berbagai periode
kepemimpinan Indonesia. Hal ini sebenarnya telah menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila
merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia, yaitu kelima
sila yang merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya
harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya saja perlu diakui bahwa meski
telah terjadi amandemen hingga ke-4, namun dalam implementasi Pancasila masih banyak terjadi
distorsi dan kontroversi yang menyebabkan praktek kepemimpinan dan pengelolaan bangsa dan
Negara cukup memprihatinkan.

Bukti-bukti empiris menunjukkan hampir semua inovasi teknologi merupakan hasil dari

suatu kolaborasi, apakah itu kolaborasi antar-pemerintah, antar-universitas, antar-perusahaan,
antar-ilmuwan, atau kombinasi dari semuanya. Aktivitas ini pun relatif belum terfasilitasi dengan
baik dalam beberapa kebijakan pemerintah
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah:


Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pancasila



Memberikan informasi kepada pembaca mengenai Pancasila sebagai dasar nilai

pengembangan ilmu
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut:


Apa yang dimaksud dengan ilmu?




Apa makna nilai- nilai setiap sila Pancasila?



Bagaimana implementasi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?

BAB II
PEMBAHASAN


Pengertian ilmu
. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan

kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu

terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang
bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup
pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan
dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan
bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.


Makna-makna nilai Pancasila

Peran nilai-nilai dalam setiap sila dalam Pancasila adalah sebagai berikut :
1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan
antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam
alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya.

2) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi arah dan mengendalikan ilmu
pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya
untuk kelompok, lapisan tertentu.
3) Sila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang lain,

sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub-sistem. Solidaritas dalam sub-sistem
sangat penting untuk kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu
integrasi.
4)

Sila

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmah

kebijaksanaan

dalam


permusyawaratan/perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan
harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian
sampai penerapan massal.
5) Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menekankan ketiga keadilan Aristoteles:
keadilan distributif, keadilan kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak
boleh terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan
timbulnya kreativitas dan inovasi.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-nilai
Pancasila. Sebaliknya Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari
perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran Pancasila sebagai
paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa fanatisme kaidah
kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanya akan menjebak diri seseorang pada masalahmasalah yang tidak dapat diatasi dengan hanya berpegang pada kaidah ilmu sendiri, khususnya
mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang bersifat mutlak bagi kehidupan
manusia yang berbudaya.




Implementasi Pancasila dalam pengembangan ilmu
Karena pengembangan ilmu dan teknologi hasilnya selalu bermuara pada kehidupan

manusia maka perlu mempertimbangan strategi atau cara-cara, taktik yang tepat, baik dan

benar agar pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat menyejahterakan dan
memartabatkan manusia.
Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif kita meletakkan Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pengertian
dasar nilai menggambarkan Pancasila sebagai suatu sumber orientasi dan arah
pengembangan ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi
ontologis, epistemologis dan aksiologis. Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan sebagai
upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti, atau ”an
unfinished journey”.
Ilmu tampil dalam fenomenanya sebagai masyarakat, proses dan produk. Dimensi
epistemologis, nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau analisis/metode berfikir dan tolok ukur
kebenaran. Dimensi aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif dalam mengembangkan
ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan. Untuk itu ilmuwan dituntut
memahami Pancasila secara utuh, mendasar, dan kritis, maka diperlukan suatu situasi
kondusif baik struktural maupun kultural.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, kiranya dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,

dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia.
2. Pengertian dasar nilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah
pengembangan ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi
ontologis, epistemologis dan aksiologis.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-nilai
Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA


Hasim,


Anis

Lestari.

2014.

Pancasila

Sebagai

Dasar

Pengembangan

Ilmu.

http://anislestarihasim.blogspot.com/2014/01/pancasila-sebagai-dasar-pengembangan.html .
[diakses tanggal 21 November 2014]


PROF.DR.KAELAN, M.S. 2008. PENDIDIKAN PANCASILA. Yogyakarta: Paradigma.



Rachman, Aditia Arif. 2009. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi.

http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/pancasila-sebagai-dasar-

pengembangan.html [diakses tanggal 21 November 2014]


Ziazen,

Alfa.

2012.

Nilai-nilai

Pancasila

dan

Perkembangan

IPTEK.

http://alvaziazien.blogspot.com/2012/08/nilai-nilai-pancasila-perkembangan-iptek.html
[diakses tanggal 22 November 2014]