KEHAMILAN DAN DENGAN DAN HIPERTENSI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah masalah kesehatan yang paling sering ditemui dalam
kehamilan. Hipertensi merupakan komplikasi kehamilan kira-kira 7-10% dari seluruh
kehamilan
Yang dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang telah
ada sebelum kehamilan, apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan edema
maka disebut preeklamsia yang tidak murni atau tidak superimposed pre-eklamsia
Penyakit hipertensi menahun merupakan penyakit yang sudah ada sebelum wanita
hamil dan yang terbanyak disebabkan oleh penyakit pembuluh darah (hipertensi esensial)
dan penyakit ginjal
HDK adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu disamping
perdarahan dan infeksi. Pada HDK juga didapati angka mortalitas dan morbiditas bayi
yang cukup tinggi. Di Indonesia preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab dari 3040% kematian perinatal, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia telah menggeser
perdarahan sebagai penyebab utama kematian maternal. Untuk itu diperlukan perhatian
serta penanganan yang serius tehadap ibu hamil dengan penyakit ini.
Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu, jika tekanan
darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui sulit membedakan antara preeklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian tangani sebagai hipertensi karena
kehamilan.
1.2 Tujuan Penulisan

a.

Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam
dari pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manejemen kebidanan.

b.

Tujuan Khusus
1.

Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada klien

2.

Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah pada klien

3.

Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah potensial pada klien


4.

Mahasiswa diharapkan mampu membantu identifikasi tindakan segera pada klien

5.

Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan
intervensi pada klien
1

6.

Mahasiswa mampu membuat intervensi yang telah ditentukan pada klien

7.

Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien

8.


Mahasiswa diharapkan mampu melakukan dokumentasi asuhan kebidanan
terhadap tindakan yang dilakukan

1.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini penulis menggunakan beberapa
metode, antara lain sebagai berikut:
1.3.1 Wawancara
Mewawancarai pasien secara langsung melalui lisan.
1.3.2 Dokumentasi
Tehnik pencatatan dari data yang sudah dikumpulkan untuk dijadikan bahan
pendukung dalam menganalisa data.
1.3.3 Observasi
Pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan pemeriksaan fisik yang
meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1.3.4 Studi Kepustakaan
Referensi dari berbagai buku maupun internet sebagai bahan acuan.
1.4

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari Asuhan Kebidanan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi teori mengenai kehamilan dan konsep asuhan kebidanan menurut Varney.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pendokumentasian dengan menggunakan 7 langkah Varney.
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi.
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

2

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1

PengertianHipertensi dalam kehamilan (HDK)

PengertianHipertensi dalam kehamilan (HDK) adalah suatu keadaan yang
ditemukan sebagai komplikasi medik pada wanita hamil dan sebagai penyebab
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin. Secara umum HDK dapat didefinisikan
sebagai kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik >
90 mmHg yang diukur paling kurang 6 jam pada saat yang berbeda.

2.2

Etiologi / penyebab Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1.

Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

2.

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama

menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada
sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif
(malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres
cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres
telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal

2.3

Patofisiologi
Selama kehamilan normal terdapat perubahan-perubahan dalam sistem
kardiovaskuler, renal dan endokrin. Perubahan ini akan berbeda dengan respons patologi
yang timbul pada HDK. Pada kehamilan trimester kedua akan terjadi perubahan tekanan
darah, yaitu penurunan tekanan sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan darah diastolik 10

3

mmHg, yang selanjutnya meningkat kembali dan mencapai tekanan darah normal pada
usia kehamilan trimester ketiga. Selama persalinan tekanan darah meningkat, hal ini
terjadi karena respon terhadap rasa sakit dan karena meningkatnya beban awal akibat
ekspulsi darah pada kontraksi uterus. Tekanan darah juga meningkat 4-5 hari post
partum dengan peningkatan rata-rata adalah sistolik 6 mmHg dan diastolik 4 mmHg.
Pada keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam kehamilan. Perubahan
tersebut mulai terjadi pada kehamilan 8 minggu dan mencapai puncak pada usia
kehamilan 20-30 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamilan trimester
pertama. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya aktifitas sistem renin – angiotensin
aldosteron dan juga sistem saraf simpatis.13
Penurunan tahanan perifer total disebabkan oleh menurunnya tonus otot polos
pembuluh darah. Volume darah yang beredar juga meningkat 40% , peningkatan ini
melebihi jumlah sel darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun.
Terjadi penurunan tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan peningkatan
cairan ekstraseluler, sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan
normal
2.4


Manifestasi klinik
Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu:
1.

Hipertensi kronik: hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur
setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang telah didiagnosis
sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia
kehamilan 20 minggu.

2.

Preeklamsia-Eklamsia: peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia
kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang
cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai
protein di dalam air seni (proteinuria). Eklamsia: preeklamsia yang disertai dengan
kejang.

3.

Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik: preeklamsia yang terjadi pada

perempuan hamil yang telah menderita hipertensi sebelum hamil.

4.

Hipertensi gestasional: hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester akhir
kehamilan, namun tanpa disertai gejala dan tanda preeklamsia, bersifat sementara
dan tekanan darah kembali normal setelah melahirkan (postpartum). Hipertensi
gestasional berkaitan dengan timbulnya hipertensi kronik suatu saat di masa yang
akan datang.
4

2.5

2.6

Klasifikasi Stadium Hipertensi
1.

Stadium 1 (Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg


2.

Stadium 2 (Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg

3.

Stadium 3 (Hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg

4.

Stadium 4 (Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

Penatalaksanaan medis
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi Prenatal Dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28
minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu
setiap minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :



Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuantemuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium,
dan pertambahan berat yang pesat.



Berat badan saat masuk



Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari



Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara
tengah malam dan pagi hari



Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim
hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi



Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis
maupun USG



Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap

biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan
sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi
persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria
untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau
memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam
berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
5

 Anti hipertensi
Pada preeklampsia berat anti hipertensi diberikan jika tekanan darah
180/110 mmHg. Tujuan pemberian anti hipertensi adalah untuk mencegah
terjadinya cardiovaskuler atau cerebrovaskuler accident (Zhang J., 2003).
Sebenarnya banyak pilihan anti hipertensi yang dapat diberikan, tetapi pilihan
yang pertama adalah hydralazine. Mekanisme kerja hydralazine adalah dengan
merelaksasi otot pada arteriol sehingga terjadi penurunan tahanan perifer.
Hydralazine dapat diberikan peroral atau parentral. Kerjanya cepat, bila
diberikan intravena sudah dapat dilihat efeknya dalam 5–15 menit. Efek samping
hydralazine adalah sakit kepala, tachycardia, dan perasaan gelisah. Obat anti
hipertensi yang juga banyak digunakan adalah labetalol, obat ini termasuk betabloker, dapat diberikan peroral atau intravena.
Kalau diberi intravena efeknya sudah terlihat dalam 2-5 menit dan
mencapai puncaknya setelah 15 menit. Kerja obat ini dapat berlangsung 4 jam.
Bekerja menurunkan tahanan perifer dan tidak menurunkan aliran darah ke otak,
jantung, dan ginjal. Obat anti hipertensi yang juga banyak digunakan adalah
nifedipine (Brown, 2002). Nifedipine adalah satu-satunya pilihan obat untuk
hipertensi mudah penggunaannya. Nifedipine termasuk calcium channel
antagonist, hanya diberikan peroral dengan dosis 10-20 mg, dapat diulang setiap
30 menit sesuai kebutuhan.
Efek samping obat ini adalah sakit kepala, rasa panas, sesak nafas, dan
sakit di dada. Tidak mengganggu aliran darah utero plasenta. Kalau diberi
peroral, efek kerjanya sudah terlihat dalam 5-10 menit dan mencapai puncaknya
setelah 60 menit dan dapat bekerja sampai 6 jam. Mekanisme kerja nifedipine
adalah dengan vasodilatasi arteriol.
 Kortiko steroid
Pada preeklampsia berat kortiko steroid hanya diberikan pada kehamilan
preterm < 34 minggu dengan tujuan untuk mematangkan paru janin (Magan E.
F., dkk., 1993). Semua kehamilan ≤ 34 minggu yang akan diakhiri diberikan
kortiko steroid dalam bentuk dexamethasone atau betamethasone.
National Institute of Health (NIH, 2000) menganjurkan pemberian
kortikosteroid pada semua wanita dengan usia kehamilan 24-34 minggu yang
berisiko melahirkan preterm, termasuk penderita preeklampsia berat. Pemberian
betamethasone 12 mg intra-muskuler dua dosis dengan interval 24 jam, atau
6

pemberian

dexamethasone

6

mg

intra-vena

empat

dosis

dengan interval 12 jam.
Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan penggunaan obat-obatan
antihipertensi golongan α2-agonis sentral (metildopa), β-bloker (labetalol),
vasodilator (hidralazin), dan diuretik (tiazid). Obat antihipertensi golongan
Angiotensin-Converting Enzym Inhibitor (ACE Inhibitor) dan Angiotensin II
Receptor Blockers (ARBs) mutlak dikontraindikasikan pada ibu hamil dengan
hipertensi. Meskipun ACE Inhibitor dan ARBs memiliki factor resiko kategori C
pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua dan tiga,
namun obat tersebut berpotensi menyebabkan tetatogenik.
Dari beberapa obat yang telah disebutkan diatas, metildopa merupakan
obat pilihan utama untuk hipertensi kronik parah pada kehamilan (tekanan
diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat menstabilkan aliran darah
uteroplasenta dan hemodinamik janin. Obat ini termasuk golongan α2-agonis
sentral yang mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulasi reseptor α2adrenergik di otak.
Nama Dagang: Dopamet (Alpharma) tablet salut selaput 250 mg,
Medopa (Armoxindo) tablet salut selaput 250 mg, Tensipas (Kalbe Farma) tablet
salut selaput 125 mg, 250 mg, Hyperpax (Soho) tablet salut selaput 100 mg.
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran.
Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan
pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat
yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif
atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki
prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

7

2.7 Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau
klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
(Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997)
1.

Pengertian
Proses pemecahan masalah digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.

2.

Langkah-langkah
I.

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.

II.
III.

Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.

IV.

Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

V.

Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

VI.
VII.

Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

*

Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif.
Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.
8

Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan
penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
1. Data Subjektif
a. Biodata atau identitas klien dan suami
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
maksud ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal) klien
Pada penderita dengan Hipertensi Kronis, usia biasanya lanjut atau lebih dari 35 tahun.
b. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien
kemungkinan

yang

ditemui:biasanya

pusing,atau

gangguan

ketidaknyamanan

lainnya,serta gangguan penglihatan pada ibu
Dengan menanyakan gangguan subyektif kepada klien dapat membantu menegakkan
diagnosa
c. Riwayat perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin baru
hamil
d. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah:HPHT,menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid, bau dan
warna darah haid, dismenorrhae, keluhan,
Dengan menanyakan riwayat menstruasi untuk membantuk menegakkan diagnosa (umur
kelahiran) dan tafsiran persalinan,
e. Riwayat obstetri yang lalu
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu, apakah pernah disertai dengan
hipertensi.
Dengan menanyakan riwayat kehamilan, persalinan, nifas, KB yang lalu maka petugas
kesehatan dapat memperkirakan kelainan pada kehamilan maupun persalinan.
f. Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan ini ( keluhan nutrisi, pola eliminasi, aktifitas, pola istirahat/tidur,
seksualitas, imunisasi)
Dengan menanyakan riwayat kehamilan sekarang diharapkan petugas kesehatan
mengetahui keadaan kehamilannya

9

g. Riwayat kesehatan
Yang perlu ditanyakan adalah sakit kepala, gangguan mata, nyeri perut atas, dan apakah
sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20-21 minggu pernah menderita hipertensi .
Riwayat

kesehatan

yang

lalu:kemungkinan

klien

pernah

menderita

penyakit

menderita

penyakit

jantung,hipertensi,DM,dan mengalami operasi dinding rahim.
Riwayat

kesehatan

sekarang:kemungkinan

klien

sedang

jantung ,hipertensi,DM,dan penyakit lainnya.
h. Riwayat kesehatn keluarga
Terdiri dari penyakit keluarga klien, apa ada yang menderita penyakit menular, penyakit
keturunan (asma), diabetes mellitus, haemophili keturunan kembar dan penyakit kronis.
Pada penderita dengan Hipertensi Kronis ditanya pula apakah dari pihak keluarga ada
yang menderita penyakit hipertensi.
Dengan menanyakan penyakit/kesehatan keluarga dapat diketahui penyakit yang
mempengaruhi kehamilan, langsung ataupun tak langsung.
i. Riwayat kontrasepsi
Kemungkinan klien pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak.
j.

Riwayat seksualitas
kemungkinan klien mengalami dispareunia,frigid,apakah aktifitasnya normal atau ada
gangguan.

k. Riwayat sosial,ekonomi,dan budaya
kemungkinan hubungan klien dengan suami,keluarga,dan masyarakat baik,kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi,adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi
kesehatan kehamilan dan persalinannya.
l. Riwayat spiritual
kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik
m. Riwayat psikologis
kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan ini.Kemungkinan klien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan
kehamilan ini atau kemungkinan klien cemas dan gelisah dengan kehamilannya.
Cemas yang berlebihan dapat menyebabkan vasukonstriksi sehingga terjadi vasuspasme
dan akhirnya menambah peningkatan tekanan darah
n. Kebutahan dasar kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi
pemenuhan nutrisi,proses eliminasi,aktifitas sehari-hari,istirahat,personal hygiene dan

10

kebiasaan-kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil saat hamil dan
bersalin.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Secara teoritis kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum klien baik,yang
mencakup kesadaran,tekanan darah,nadi,nafas,suhu,tinggi badan,berat badan dan
keadaan umum.
Keadaan umum meliputi :
Postur tubuh klien (tinggi atau pendek) bentuk perut klien, ekspresi klien (lesu, pucat
atau senang).
Tanda-tanda vital


-

Tekanan darah :
Pada penderita dengan hipertensi didapatkan tekanan darah >140/90 mmHg
sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20-21 minggu.

-

Nadi : dihitung berapa kali dalam 1 menit, menghitung dengan nadi pada
pergelangan tangannya. Normalnya 60-90 x/menit

-

Suhu : suhu badan normalnya 36,50C-37,50C.

-

Respirasi : respirasi dihitung dari keteraturan pernapasan normalnya 18-24
x/menit.



Mengukur berat badan
Berat badan pertambahannya sampai hamil genap bulan lebih kurang 11-11,5 kg
sehingga kenaikan rata-rata berat badan setiap minggu 0.5
Pada penderita Hipertensi yang mengarah kearah superimposed pre eklampsia
didapatkan kenaikan berat badan yang melebihi dari normal.



Mengukur tinggi badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan pada ibu yang pertama kali datang. 145 cm.
(Manuaba. IBG) Tinggi badan tidak boleh



23,5 cm.Mengukur lingkaran lengan atas (LILA) normalnya
Dengan melihat keadaan umum pasien atau klien dapat diketahui keadaannya
normal atau menunjukkan adanya kelainan
Pada wanita hamil yang dikatakan darahnya lebih dari normal perlu mendapat
pengawasan dan nasehat untuk banyak istirahat dan pengaturan denyut pada
penderita yang mengalami kehilangan darah maka frekuensi denyut nadi
pergelangan

tangan

akan

meningkat

dan

denyutnya

lebih

sukar

diraba
11

Pada penderita dengan suhu tubuh lebih dari 38oC menunjukkan orang yang
bersangkutan mengalami demam, kalau suhu tubuh kurang dari 35oC maka orang
tersebut mengalami suhu rendah.
 Dengan menghitung pernapasan dapat kita ketahui apakah pernapasan penderita
terhenti sama sekali atau tidak, sehingga perlu segera diambil tindakan untuk
menyelamatkan penderita.
 Dengan mengukur berat badan dan memantau hasilnya.
Pada kenaikan berat badan yang lebih dari 0,5 tiap minggunya dan disertai adanya
aedema pada trimester III harus diwaspadai
 Dengan mengukur tinggi badan dapat kita ketahui apakah ibu hamil masih belum
katagori resiko tinggi atau resiko rendah
Dengan mengukur LILA dapat diketahui status gizi ibu (apakah mengalami
kekurangan energi kalori atau tidak)
b. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Hal-hal yang diperiksa:
-

Kepala dan muka (muka, mata, hidung, bibir dan gigi), apakah ada oedema dan gangguan
penglihatan.

-

Keadaan leher (kelenjar gondok, linfe, struma, pembesaran vena jogularis)

-

Keadaan buah dada (betuk, warna kelainan, puting susu, coloustrun)

-

Keadaan perut (bentuk perut, pembesaran, striae, linea, luka parut)

-

Keadaan vulva (aedema, tandu chadwik, varisei, fluxus, flour, candi lama)

-

Keadaan tungkai (aedema, varises, luka dari pangkal paha samapai ujung kaki)

-

Dengan melihat kepala dan muka dapat disampaikan keadaan klien sehat, gembira, sakit
atau sedih.

-

Dengan melihat keadaan leher adalah pembesarannya kemungkinan adanya gangguan
kardiokvasikuler.

-

Dengan melihat keadaan buah dada dapat diketahui bentuk puting susu sehingga bila ada
kelainan harus mendapat perawatan atau pemeliharaan yang baik.

-

Dengan melihat perut bila ada luka parut mungkin akan berpengaruh atau mempengaruhi
kehamilan dan persalinan.

-

Dengan melihat keadaan vulva untuk mencegah terjadinya infeksi waktu persalinan
maupun nifas.
12

-

Dengan melihat anggota bagian bawah terutama tungkai dapat dipakai untuk menegakkan
diagnosa.

2. Pemeriksaan Palpasi
Hal-hal yang diperiksa meliputi :
-

Leher meliputi kelenjar thygroid, linfe dan vena jogularis

-

Dada meliputi benjolan, nyeri tekan pada payudara, pengeluaran coloustrum
Abdomen meliputi leopold I, II, III, IV

-

Tungkai
Dengan pemeriksaan palpasi pada leher untuk mengetahui kelainan seacara dini

-

Dengan pemeriksaan dada untuk mengetahui adanya tumor payudara dan pengeluaran
coloustrum

-

Dengan palpasi abdomen maka dapat diketahui usia kehamilan dan posisi janin

-

Dengan palpasi tungkai maka dapat diketahui adanya kelainan yang menyertai kehamilan.

-

Untuk

menentukan

tinggi

fundus

uteri

dan

umur

kehamilan

:

Umur kehamilan
-

Tinggi fundus uteri (jari)

-

Tinggi fundus uteri (cm)

3. Pemeriksaan Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi adalah memeriksa klien dengan mendengarkan denyut jantung
janin,frekuensinya,teratur atau tidak dan posisi punctum maximumnya. untuk menentukan
keadaan janin didalam rahim hidup atau mati.
4. Pemeriksaan Perkusi
Pemeriksaan perkusi adalah memeriksa klien dengan mengetuk lutut bagian depan
menggunakan refleks hammer untuk mengetahui kemungkinnan klien mengalami kekurangan
vitamin B1.
5. Pemeriksaan ukuran panggul
Kemungkinan normal dengan pengukuran jangkal panggul.
6. Pemeriksaan TBBJ
Kemungkinan berat badan janin normal,dengan menggunakan rumus : (TFU dalam cm-13) x
155 + 375 (untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm)

13

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan labotarium (urine /Protein urine, glukosa urine
dan darah) kalau perlu rontgen, ultrasonografi dan Non Stres Test (NST).
*

Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

 Diagnosa
Ibu hamil G..., P..., A..., H...,usia kehamilan...mgg, janin hidup, tunggal, intrauterine, letkep,
puka/puki, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin kurang baik dengan hipertensi karena
kehamilan (PIH).
Dasar : HPHT, adanya gerakan janin, teraba 2 bagian besar, tidak nyeri pada saat dilakukan
palpasi, Leopold I, Leopold II, menurut persalinan yang lalu, dan Hipertensi jika Tekanan
darah arteri melebihi 140/90 mmHg, Tidak terdapat protein dalam urine, Oedema ekstremitas
hanya sedikit atau tidak ada.
Masalah
Adapun masalah-masalah yang timbul pada ibu hamil dengan hypertensi adalah : Gangguan
rasa nyaman, Dasar :
1. Klien mengeluh kadang-kadang kepala pusing, gangguan penglihatan
2. Keadaan umum ibu baik,
3.Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih.
Kebutuhan
Nasehat yang dapat dianjurkan pada ibu hamil dengan hypertensi adalah sebagai berikut :
1.Istirahat (tirah baring)
2.Pemberian obat anti hypertensi
3.Diet nutrisi seimbang
4.Pemantauan kahamilan
5.Pengenalan tanda-tanda persalinan
6.Pengenalan gawat janin

14

*

Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial terhadap kasus hypertensi kronis pada ibu hamil meliputi :
1. Toxemia Gravidarum : 140/90 mmHg,
2. Terdapat protein
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Data pendukung : Non Stres Test (NST)
5. Partus Prematur
6. 37 minggu.Data pendukung : partus usia kehamilan
7. Solusio Placenta
Data pendukung : 1. Keluarnya darah berwarna kehitaman yang disertai rasa nyeri, 2.
Palpasi rahim teraba keras seperti papan, 3. Anemia, 4. Pada toucher teraba ketuban yang
tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah).

*

Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik
lanjutkan pengobatan tersebut
Jika tekanan diaslotik > 110 mmHg atau tekanan sistolik

 160 mmHg berikan anti

hpertensi
Jika terdapat proteinuria, pikirkan suporimpossed preeklamsia
*

Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
15

Berdasarkan diagnosa, masalah, kebutuhan yang ditegakkan, bidan menyusun rencana
tindakan. Rencana tindakan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan dalam melakukan intervensi.
Langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Di dalam tujuan dikemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai.
2.

Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil
tindakan ditentukan untuk mengukur keberhasilan dan pelaksanaan asuhan yang
dilakukan.

3.

Menentukan langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan
dicapai.

Langkah-langkah tindakan mencakup : kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kegiatan
kolaborasi dan rujukan.
Perencanaan yang terdapat pada kehamilan dengan hypertensi kronis adalah sebagai berikut :
-

Jelaskan pada klien tentang kehamilan nya dan hal-hal yang harus diperhatikan

-

Anjurkan pada klien istirahat yang cukup setidakanya 1 jam pada siang hari dan 10 jam
pada tidur malam.

-

Anjurkan pada klien untuk mengkonsumsi diet gizi seimbang.

-

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti hypertensi.

-

Jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan dan anjurkan untuk segera ke rumah sakit bila ada
tanda-tanda itu.

-

Anjurkan pada klien untuk kontrol satu minggu atau sewaktu-waktu bila ada keluhan.

-

Kaji penyebab timbulnya rasa pusing pada klien

-

Jelaskan pada klien tentang cara mengatasi rasa pusing

-

Anjurkan pada klien untuk sering jalan-jalan pagi hari sesuai batas kemampuan

-

Kaji penyebab rasa cemas dan pengaruh rasa cemas dan pengaruh cemas terhadap
kehamilan

-

Berikan dukungan dan juga dari keluarga secara ramah dan tenang terhadap kehamilan
klien

-

Anjurkan untuk kontrol teratur setiap satu minggu sekali

-

Dengan penjelasan yang diberikan diharapkan klien mengerti dan memahami kelainan
pada kehamilannya sehingga termotivasi untuk mengatasi masalah yang timbul
Keuntungan tirah baring dapat meningkatkan perfusi uteroplacenta terutama pada posisi
tidur miring kiri.
16

-

Dengan mengkonsumsi diet gizi seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
metabolisme klien dan pertumbuhan janin didalam rahim.

-

Dengan melakukan kolaborasi, bidan melakukan fungsi dependent untuk membantu
mempertahankan kondisi klien.

-

Dengan mengetahui tanda-tanda berbahaya kehamilan diharapkan klien dapat segera
mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

-

Dengan kontrol teratur diharapkan kesejahteraan ibu dan janin dapat dipantau dengan
baik.

-

Dengan mengetahui penyebab rasa pusing, intervens yang diberikan diharapkan dapat
lebih mengena faktor penyebabnya.

-

Dengan penjelasan alternatif-alternatif cara mengatasi/mengurangi pusing diharapkan
dapat mengurangi masalah klien

-

Dengan jalan-jalan pagi akan menyebabkan relaxasi otot sehingga kehamilan dan
persalinan dapat berlangsung dengan baik, dan yang lebih penting klien akan nampak
selalu segar dan sehat

-

Cemas yang berlebihan dapat menyebabkan vasukonstriksi sehingga terjadi vasuspasme
dan

akhirnya

menambah

peningkatan

tekanan

darah

Dengan pengetahuan diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan klien
-

Dengan dukungan dari orang-orang terdekat, diharapkan dapat mengurangi beban psikis
klien

karena

lingkungan

banyak

yang

peduli

terhadap

klien

Dengan kontrol teratur, dapat dipantau kesejahteraan janin sehingga mengurangi
kecemasan klien terhadap keadaan bayinya
*

Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya.

*

Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana
tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya
17

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” GIII P2002 Ab000 UK 14- 16 MINGGU
DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DI PUSKESMAS SINGOSARI
3.1 PENGKAJIAN
Tgl/Jam Pengkajian

: 9- 5- 2014/ 10.00 WIB

Tempat Pengkajian

: Ruang KIA Puskesmas Singosari

Oleh

: Maya Marisca

A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama Ibu

: Ny. “M”

Nama Suami

: Tn. “M”

Umur

: 38 tahun

Umur

: 45 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

Alamat

: Biru Rt 3/ 01, Gunung Rejo, Singosari.

: SD
: Tani

2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya karena mengeluh kepala sedikit pusing
dan sekalian ingin memeriksakan kehamilanya.
3. RIWAYAT PERNIKAHAN
Menikah

: 1 kali

Jumlah anak

:2

Usia pertama menikah

: 19 tahun

Lama menikah

: tahun

4. RIWAYAT HAID
Menarche

: 13 tahun

Siklus

: Teratur ± 28-30 hari

Lama Haid

: ± 7 hari

Banyaknya

: ± 3 pembalut per hari

Warna dan bau

: Normal

Dysminorrhea

: 2-3 hari

Fluor Albus

: Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

HPHT

: 30- 1- 2013
18

TP

: 6- 11-2014

5.

RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah menderita penyakit seperti batuk menahun,
penyakit kuning, ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti sesak nafas, darah
tinggi, kencing manis, dan ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah operasi.

6. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Ibu mengatakan sekarang dalam keadaan sehat, tidak menderita penyakit menular seperti
batuk yang lama, penyakit kuning, HIV/AIDS, penyakit menurun seperti tekanan darah
tinggi, kencing manis, asma, penyakit menahun seperti penyakit jantung, ginjal maupun
paru-paru atau penyakit lainnya hingga mengganggu kehamilannya.
7. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti batuk yang lama, penyakit kuning, HIV/AIDS, infeksi
menular seksual, penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, sesak
napas, penyakit menahun seperti penyakit jantung, ginjal dan paru-paru serta tidak ada
riwayat keturunan kembar dalam keluarga baik dari ibu maupun suami.
8.

RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, KB YANG LALU
KEHAMILAN
N
o

Sua
mi

ANAK

UK

Ke

Peno
long

Cara

Pen
yulit

JK
La

1

I

I

NIFAS

9
bulan

Dokter

Spo
ntan

-

kila
ki

BB/
PB

H

M

H
umur

grm/

1

II

9
bulan

Bidan

Spo

1

-

12

48 cm

ntan

-

ki-

2800/

la

47

1

Hami
l in

-

-

-

-

-

ASI

Car

La

E

a

ma

T

40

24

Hari bulan

tik
1

1
Tahu
n

bln
Sun
1

0

ki

3

Lama

Sun

3840

La
2

KB
K

Hami
l

PERSALINAN

8
tahun

1
bula
n

2
bulan

tik
1

2tahu
n

bul
an

-

-

-

-

-

-

19

9.

RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Trimester I: Periksa hamil 2 kali ke Bidan

dan selama hamil sampai saat ini ibu

mengatakan tidak pernah ada keluhan. Di berikan tablet tambah darah dan vitamin.
10.

KEADAAN PSIKOSOSIAL BUDAYA DAN SPIRITUAL
a. Psikologi

: Ibu mengatakan sangat senang akan kehamilanya saat ini.

b. Sosial

: Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan keluarga baik, demikian
juga dengan tetangga sekitar rumah.

c. Budaya

: Ibu mengatakan menganut budaya Jawa dan tidak menganut budaya
tarak.

d. Spiritual
11.

: Ibu mengatakan beragama Islam.
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

No
1.

Sebelum hamil

Pola
Nutrisi

Selama hamil

Ibu mengatakan makan 2 kali Ibu mengatakan makan 2 kali
sehari dengan 1 porsi nasi, 1 sehari dengan porsi ½ piring nasi, 1
potong lauk nabati atau hewani, potong lauk nabati atau hewani, ½
½ mangkok sayur dan buah jika mangkok kecil sayur tetapi sering
ada. Ibu mengatakan minum air tidak habis. Ibu mengatakan minum

2.

Eliminasi

putih ± 2 gelas/hari.
± 3 gelas/hari.
Ibu mengatakan BAB 1 kali Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
sehari dengan konsistensi lunak, dengan konsistensi lunak, warna
warna kuning, bau khas feses, kuning, bau khas feses, tidak ada
tidak

ada

keluhan.

Ibu keluhan. Ibu mengatakan BAK 2

mengatakan BAK 3 kali sehari, kali sehari, warna kuning jernih,
warna kuning jernih, bau khas bau khas urine, tidak ada keluhan.
3.

Aktivitas

urine, tidak ada keluhan.
Ibu mengatakan melakukan Ibu
pekerjaan rumah sendiri.

mengatakan

melakukan

pekerjaan rumah dibantu dengan
suami dan lebih sering istirahat.

4.

Istirahat

Ibu mengatakan tidur malam ± 7 Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam
jam/hari pada pukul 21.00-04.00 dan tidur malam ± 4 jam, tetapi

5.

Kebersihan

WIB
sering bangun.
Ibu mengatakan mandi, gosok Ibu mengatakan mandi, gosok gigi,
gigi,

ganti

baju

dan

ganti ganti baju dan ganti pakaian dalam

pakaian dalam 2 kali sehari, 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali.
20

6.

Seksual

keramas 2 hari sekali.
Ibu mengatakan berhubungan Ibu
suami istri ± 2kali/bulan.

mengatakan

belum

pernah

melakukan hubungan suami istri
selama hamil.

B.

DATA OBYEKTIF
1.

PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan umum ibu

: Cukup

Kesadaran

: Composmentis

TTV

TD

: 140/90 mmHg

Suhu : 36 ºC

2.

Nadi

: 80 kali/menit

RR

: 21 kali/menit

BB sebelum hamil

: 60 kg

BB sekarang

: 64 kg

TB

: 162 cm

LILA

: 28 cm

PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
a.

Inspeksi
Muka

: Pucat, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum.

Mata

: Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis.

Hidung

: Simetris, bersih, tidak ada pernapasan cupung hidung.

Mulut

: Simetris, mukosa bibir tidak kering, tidak ada perdarahan
gusi,tidak ada karies.

Telinga

: Simetris, ada serumen.

Leher

: Simetris, bersih, tidak terlihat bendungan vena jugularis, tidak
terlihat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.

Dada

: Simetris, tidak terlihat retraksi intercosta.

Payudara

: Simetris, bersih, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi
areola.

Abdomen

: Simetris, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas operasi,
tidak ada striae gravidarum.

Genetalia

: Tidak terkaji

Anus

: Tidak terkaji

Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, bersih, tidak odema.
21

b.

Palpasi
Leher

: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe.

Payudara

: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Abdomen

: Tidak ada nyeri tekan, TFU 2 jari di bawah pusat ,TFU=12 cm

o Leopold I

: Pada fundus teraba bulat, besar, lunak, kurang
melenting yaitu bokong janin.

o Leopold II

: - Sebelah kanan perut ibu teraba bagian yang
rata, keras, ada tahanan seperti papan yaitu
punggung janin (Punggung Kanan)
- Sebelah kiri perut ibu teraba bagian kecilkecil berongga yaitu ektremitas janin.

o Leopold III

: Dibagian bawah perut ibu teraba bulat, keras,
melenting masih bisa digerakan atau
digoyangkan yaitu kepala janin ( Kepala belum
masuk PAP).

Ekstremitas atas

: Tidak ada nyeri tekan, tidak odema, turgor kulit baik.

Ekstremitas bawah : Tidak ada nyeri tekan, tidak odema.
c.

d.

Auskultasi
Dada

: Tidak ada suara tambahan wheezing dan rhonci.

DJJ

: Tidak Ada

Perkusi
Reflek patella

3.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

Pemeriksaan panggul luar : Tidak ada

b.

LAB
-

3.2

: +/ +

HB

: 11 gr %

c.

Rontgen

: Tidak ada

d.

USG

: Tidak ada

e.

Pemeriksaan dalam

: Tidak ada

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH AKTUAL
Dx

: Ny.”M” GIII P2002 Ab0 UK 14-16 minggu dengan hipertensi dalam kehamilan.

Ds

: Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya karena mengeluh kepala
22

sedikit pusing dan sekalian ingin memeriksakan kehamilanya
Do

: Kedaan umum ibu
Kesadaran
TTV

: Cukup
: Composmentis

TD

: 140/90 mmHg

Suhu : 36 ºC
Nadi

: 80 kali/menit

RR

: 21 kali/menit

TFU
3.3

: 2 jari di bawah pusat.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Preklamsia , Kejang, Eklamsia

3.4

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Magnesium sulfat parentera

3.5

INTERVENSI
Tanggal/ Jam : 9-5- 2014/ 10. 10 WIB
1.

Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ Agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan lebih kooperatif dalam bertindak.

2.

Lakukan informed consent
R/ Ibu menyetujui dengan tindakan yang akan dilakukuan.

3.

Jelaskan penyebab pusing yang ibu rasakan dan cara mengatasinya
R/ Agar ibu mengerti tentang keadaanya saat ini.

4.

Berikan konseling pola hidup yang harus dilakukan saat ini
R/Agar tidak terjadi komplikasi karena kesalahan gaya hidup

5.

Berikan terapi atau pengobatan kepada ibu dan menjelaskan cara pemakainya
R/ Ibu menerima tablet penambah darah dan mengerti cara meminumnya.

6.

Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan
R/ Ibu mengerti tanda bahaya kehamilan seperti mual, muntah yang berlebihan,
pusing secara terus menerus, keluar darah dari jalan lahir, demam tinggi, bengkak
di kaki, tangan, muka, atau kejang-kejang dan keluar air-air sebelum waktu.

7.

Anjurkan pada ibu untuk istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang melelahkan
R/ Ibu akan melaksanakan anjuran bidan.

8.

Diskusikan dengan ibu untuk kunjungan 1 minggu yang akan datang apabila ada
keluhan
R/ Ibu mengerti dan akan kembali 1 minggu yang akan datang apabila ada
keluhan.
23

3.6

IMPLEMENTASI
Tanggal / Jam : 9- 5- 2014/ 10. 15 WIB
1.

Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu TD 140/90 mmHg, dan
pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan.

2.

Melakukan informed consent dengan cara memberitahukan bahwa akan
dilakukan pemeriksaan Lab untuk mengetahui kadar protein urine, HB, dan kadar
glukosa dan memberitahukan hasil pemeriksaanya baik.

3.

Menjelaskan penyebab pusing yang ibu rasakan dan cara mengatasinya yaitu
pusing disebabkan karena tekanan darah ibu tinggi dan cara mengatasinya dengan
bangun secara perlahan setelah bangun tidur, hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan ang hangat atau sesak, hindari berbaring dalam posisi telentang
sebaiknya jangan menggunakan bantal ketika tidur

4.

Memberikan konseling pola hidup yang harus dilakukan saat ini yaitu Makanmakanan bergizi / cukup kalori dan rendah lemak, mengurangi pemakaian garam
(disertai dengan asupan kalsium seperti kacang pajang , dan magnesium seperti
sayur bayam).

5.

Berikan terapi atau pengobatan kepada ibu dan menjelaskan cara pemakainya
yaitu Tablet tambah darah diminum sehari 1 x 1 menggunakan air putih dan
diminum sebelum tidur malam, dan Asetosol 1 x 1 dalam sehari dimasukan lewat
dubur.

6.

Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu seperti mual, muntah
yang berlebihan, pusing secara terus menerus, keluar darah dari jalan lahir,
demam tinggi, bengkak di kaki, tangan, muka, atau kejang-kejang dan keluar airair sebelum waktu.

7.

Menganjurkan pada ibu untuk istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang
melelahkan dengan cara tidur minimal 8 jam dalam setiap harinya dan tidak
melakukan pekerjaan rumah terlalu lama.

8.

Mendiskusikan dengan ibu untuk kunjungan 1 minggu yang akan datang apabila
ada keluhan
R/ Ibu mengerti dan akan kembali 1 minggu yang akan datang apabila ada
keluhan.

3.5

EVALUASI
Tanggal/Jam

: 9- 5- 2014/ 10. 50 WIB

Dx

: Ny.”M” GIII P2002 Ab000 UK 14-16 minggu dengan hipertensi dalam
24

kehamilan.
S

: Ibu mengatakan mengerti tentang apa yang telah dijelaskan oleh
petugas kesehatan.

O

: Ibu dapat menjawab kapan dilaksanakanya kunjungan ulang dan dapat
mengulang apa yang telah dijelaskan oleh petugas kesehatan.

A

: Ny.”M” GIII P2002 Ab000 UK 14-16 minggu dengan hipertensi dalam
kehamilan.

P

: Lanjutkan intervensi
- Berikan KIE bahaya persalinan normal pada ibu yang menderita
hipertensi

BAB IV
PEMBAHASAN
25

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.”M” maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sesuai dengan 7 langkah asuhan menurut Varney, yaitu :
1. Langkah I (Tahap pengumpulan data dasar)
Pada tahap pengkajian data subjektif dan data objektif, penulis tidak menemukan
kesulitan baik melalui wawancara langsung maupun melalui pengamatan terhadap
klien dan keluarganya. Hanya saja ada teori yang belum masuk dalam praktik yaitu
pengukuran jangka panggul ibu primi.
2. Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Setelah dilakukan analisa didapatkan satu diagnosa dan tidak ditemukan suatu
masalah.
3. Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi
Penanganannya )
Diagnosa potensial dalam kasus ini adalah Preklamsi, Eklamsi, Hipertensi krinik, dan
Kejang, pemberian asuhan kebidanan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan
standar yang ada.
4. Langkah VI (Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera)
Pada kasus ini dilakukan tindakan segera yaitu MgSO4. Secara psikologis kondisi ibu
dan setiap ada kelainan yang dirasakan ibu langsung konsultasi dengan petugas
kesehatan.
5. Langkah V (Intervensi)
Sesuai dengan diagnosa, penulis melakukan rencana tindakan asuhan kebidanan pada
klien sesuai dengan teori. Dalam tahap perencanaan ini tidak ada hambatan yang
dijumpai karena sarana, prasarana, sumber daya dari klien dan tempat untuk
melaksanakan asuhan kebidanan memungkinkan dalam membuat rencana tindakan
sesuai prinsip ilmu kebidanan dan protab yang ada.
6. Langkah VI (Implementasi)
Pada tahap pelaksanaan ini penulis melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang telah dubuat dan dalam pelaksanaannya penulis tidak ada hambatan. Hal
ini karena adanya kerjasama yang baik antara petugas, klien, keluarga sehingga dapat
melaksanakan asuahn kebidanan yang baik.
7. Langakah VII (Evaluasi)
Setelah pelaksanaan tindakan, dilakukan evaluasi terhadap tindakan.
BAB V
26

PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang kerapkali muncul selama
kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 persen kehamilan. Hipertensi
pada kehamilan dapat menyebabkan morbiditas/ kesakitan pada ibu (termasuk kejang
eklamsia, perdarahan otak, edema paru (cairan di dalam paru), gagal ginjal akut, dan
penggumpalan/ pengentalan darah di dalam pembuluh darah) serta morbiditas pada
janin (termasuk pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di
dalam rahim, solusio plasenta/ plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan
kelahiran prematur). Selain itu, hipertensi pada kehamilan juga masih merupakan
sumber utama penyebab kematian pada ibu.

B. SARAN
1.

Bagi ibu hamil lebih menjaga asupan nutrisi, umur 25-35 tahun untuk hamil,
paritasnya tidak boleh lebih dari 3 karena memicu hipertensi kronik

2.

Bagi mahasiswa dan tenaga kesehatan untuk dapat lebih dini mengetahui komplikasi
dan kelainan mulai dari masa hamil sehingga dapat memberikan penanganan sesuai
keluhan

27

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia) 2000, 47-49, 57, DepKes RI,
Jakarta
Anonim, 2007, ISO (Informasi Spesialite Obat Indonesia) Volume 42, Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia, Jakarta
Lacy, C.F., et all, 2006, Drug Information Hanbook 14th edition, 1034, 1921, Lexi
Company,USA
Saseen, J.J, dan Carter, B.L., 2005, Hypertension, in DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C.,
Matzke,

28