Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013 Pemerintah Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februa
Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi Boyolali
di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
DEWI KARTIKASARI
L100090047
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi PNS Boyolali
di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013
Dewi Kartikasari
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat bagaimana framing dari pemberitaan
intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali yang ada di harian
Solopos selama 18-25 Februari 2013. Penelitian ini menarik karena pada dasarnya
PNS adalah pegawai pemerintah yang harus netral, bebas dari pengaruh suatu
golongan dan tidak boleh terlibat politik praktis. namun dalam praktiknya,
Solopos menemui pelanggaran tersebut terjadi di Boyolali. PNS secara rutin
dikumpulkan dalam acara bertajuk “sillaturahmi PNS” dengan pembicara Sekda
Boyolali dan Seno Kusumoharjo (kakak Bupati Boyolali) dengan isi ceramah
mengandung muatan intimidasi. Pemilihan media cetak Solopos dilakukan
berdasarkan pertimbangan Solopos merupakan koran lokal satu-satunya yang
mengangkat dan mengulas permasalahan ini secara terus menerus. Sedangkan
untuk melihat frame yang dibentuk Solopos, peneliti menggunakan analisis
framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasil dari penelitian ini
adalah intimidasi PNS Boyolali terjadi karena adanya politik kekuasaan. Terdapat
tiga temuan peneliti dalam peristiwa ini, yaitu intimidasi dan politisasi PNS
dilakukan untuk mendapatkan kekuasaan, terjadinya marginalisasi Korpri dalam
lingkaran politik kekuasaan, dan adanya central figure dalam pemerintahan
Kabupaten Boyolali.
Kata Kunci :
Intimidasi PNS Boyolali, framing, Solopos
ii
1
nasional
Latar Belakang
Lahirnya
kebebasan
pers
di
tidak
penyensoran,
diberlakukan
pembredelan
dan
Indonesia menjadikan pers kemudian
pelarangan penyiaran (Maulana, 2011 :
berkembang
30).
menjadi
agen
kontrol
pemerintah. Ada masa suram yang
pernah
dihadapi
ini
sebagaimana
yang
masa
dilakukan Solopos. Sebagai media cetak
pemerintahan Presiden Soeharto. Kala
lokal, Solopos kemudian melakukan
itu, pers dihadapkan pada peraturan-
fungsinya, yaitu mengkritisi peristiwa
peraturan yang dibuat oleh pemerintah
intimidasi PNS yang terjadi di Boyolali
Orde Baru yang membatasi gerak pers.
melalui
pemberitaannyadan
secara
Salah
intensif
menaayangkannya
selama
satu
caranya
ketika
Hal
yaitu
dengan
melakukan pencabutan Surat Izin Terbit
dan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers
tanggal 18 hingga 25 Februari 2013.
PNS
sejatinya
adalah
pegawai
(SIUPP) bagi surat kabar yang dianggap
pemerintahnya yang seharusnya bebas
„nakal‟
dari tekanan ataupun pengaruh suatu
dalam
memberitakan
pemerintahan (Ardianto, 2005 : 103-
golongan,
104).
mengedepankan netralitasnya. Namun
Kini,
kemerdekaan
pers
telah
terjamin dan tertuang dalam UU No.
4/99 tentang pers (UU Pers). Untuk
menjalankan
fungsinya,
pers
sehingga
bisa
tetap
fakta yang ada di lapangan (Boyolali),
malah sebaliknya.
Pemberitaan ini muncul karena
adanya
pertemuan
yang
bertajuk
mendapatkan perlindungan dari pasal
“silaturahmi PNS” yang dilakukan di
ini, tepatnya pasal 4 ayat 2 yang
beberapa tempat, seperti Panti Marhaen
menjelaskan
(kantor DPC PDIP Boyolali), gedung
bahwa
terhadap
pers
2
SMAN 1 Boyolali, kantor kecamatan,
Seksi pertama berisi halaman muka,
hingga kantor kelurahan. Selain itu,
umum,
dalam acara tersebut hadir pula Sekda
Insprirasi,
Boyolali (Sri Ardiningsih) serta Seno
Bisnis, Internasional, Pagelaran, Olah
Kusumoharjo (kakak Bupati Boyolali).
raga dan Sepak bola. Sedangkan seksi
suara di DPRD Boyolali pun terpecah
kedua, berisi Soloraya, Kota Solo,
dalam
Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Sragen,
upaya
untuk
menyelesaikan
permasalahan ini.
di
Jateng
Boyolali,
&
DIY,
Pendidikan,
Gagasan,
Ekonomi
Karanganyar,
Umum
&
&
Berdasarkan pemberitaan tersebut,
Kriminalitas, Iklan Cespleng dan Satelit
sini
Solo.
penulis
ingin
mengetahui
bagaimana Solopos melakukan konstruk
dalam
Boyolali.
peristiwa
intimidasi
Pemilihan
Penulis memilih untuk meneliti
PNS
permasalahan ini karena pemberitaan
Solopos
mengenai peristiwa ini menarik untuk
dikarenakan Solopos merupakan koran
diteliti,
lokal yang terbesar dan masih eksis
berlangsungnya suatu pemerintahan. Di
untuk tetap bertahan di Solo dan
mana, dari pemberitaan Solopos kita
sekitarnya. Selain itu, juga karena hanya
mengetahui ada kesenjangan antara apa
Soloposlah yang mengulas mengenai
yang “seharusnya terjadi” dan “tidak
permasalahan ini.
terjadi” pada PNS di Boyolali.
Solopos hadir di masyarakat pada
Guna
menyangkut
masalah
mempertajam
penelitian,
tahun 1997 dengan pemimpin umum
maka peneliti menggunakan penelitian
Prof. Dr. Sukamdani S. Gitosardjono.
terdahulu
Tampilan Solopos terbit dengan 24
melakukan
halaman dan dibagi dalam dua seksi.
Penelitian tersebut adalah skripsi dari
sebagai
penelitian
acuan
dalam
selanjutnya.
3
menggunakan
obyek
kajian
“Pembingkaian Berita Media Online
berhubungan
dengan
politik
(Analisis Framing Berita Mundurnya
kepartaian, maka dalam penelitian ini
Surya Paloh dari Partai Golkar di
menggunakan obyek penelitian yang
mediaindonesia.com dan vivanews.com
berkaitan dengan Pemerintaha. Selain
Tanggal 7 September 2011”. Fakultas
itu, penelitian ini menggunakan satu
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
surat kabar saja, yaitu Solopos.
Indonesia, tahun 2012.
A. Tinjauan Pustaka
Gema
Mawardi
yang
berjudul
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
menggambarkan
bagaimana
Media
online
oleh
digunakan
sebuah
dalam
menyampaikan
peristiwa
dan
termasuk
dan
media
cetak, media elektronik maupun media
framing pemberitaan yang dilakukan
media
massa ,
yang
merupakan
sarana
untuk
yang
melakukan
untuk
komunikasi
massa.
mendapatkan gambaran sampai sejauh
komunikasi
massa
mana pengaruh ideologi dan politik
audiencenya besar dan tersebar, pesan
ekonomi media terhadap upaya untuk
bersifat umum dan komunikatornya
mendekati objektivitas dan posisi netral
merupakan
dalam pemberitaan. Analisis framing
kompleks (Tamburaka, 2012 : 15).
dilakukan dengan model analisis Pan
dan Kosicki.
Diferensiasi
dibandingkan
dengan
ini
penelitian
sebelumnya adalah terletak pada obyek
kajiannya. Jika penelitian sebelumnya
antara
dari
lain
organisasi
:
yang
Komunikasi massa juga merupakan
kegiatan
dari penelitian
suatu
Ciri-ciri
yang
berkaitan
dengan
jurnalistik. Menurut Onong Uchjana
Effendi dalam Suryawati, jurnalistik
memiliki memiliki empat fungsi, yaitu
4
to inform, to educate, to entertain dan to
yang terjadi dengan detail dalam berita.
influence (Suryawati, 2011 : 38-39).
Hal
Dalam
melakukan
ini
kemudian
mempengaruhi
kegiatan
wacana yang dibentuk oleh media
kemudian
massa . Fakta-fakta yang ada kemudian
melakukan konstruksi terhadap fakta
ada yang ditonjolkan dan ada yang
yang ia temui di lapangan untuk
disembunyikan,
kemudian disampaikan ke audience
kepentingan
melalui media.
massa . Selain itu, mengutip dalam
jurnalistik,
wartawan
dan
tergantung
dari
kebijakan
media
Ada pandangan penting mengenai
bukunya Van Dijk dalam Hamad,
media. Pandangan ini berasal dari
framing bisa digunkan sebagai teori
paham
maupun sebagai metode yang dapat
konstruksionis.
Paham
ini
menganggap media tidak hanya sebagai
digunakan
saluran saja, tapi sebagai agen yang
wacana (Hamad, 2004 : 21-22).
melakukan konstruksi terhadap suatu
realitas
Kemampuan
membedah
media
suatu
dalam
unsur-unsur
mengkonstruk suatu realita inilah yang
media
itu
kemudian membuat pemerintah harus
(Eriyanto, 2002 : 22-23). Tiap media
mampu menjaga hubungan baik dengan
memiliki unsur yang berbeda-beda,
media massa . Hal ini disebabkan karena
sehingga
media
tertentu
berdasarkan
untuk
yang
meliputi
konstruk
yang
dihasilkan
massa
sering
menyoroti
media satu dan yang lainnya berbeda
mengenai masalah pemerintahan dan
pula. Hal ini bisa juga termasuk
politik. Maka pemerintah perlu menjaga
kepentingan internal media.
hubungan dengan media massa agar
Media
bisa
citra dan reputasi pemerintah di mata
menyampaikan keseluruhan peristiwa
publik tetap terjaga (Iriantara, 2008 : 4).
massa
tidak
5
Mengutip dari Littlejohn dan Foss
mengurangi intensitas pemberitaan
dalam
Morissan,
tertentu, terhadap suatu peristiwa.
empat
tipe
menjelaskan
yang
ada
menggambarkan
4. Low-power
source,
low-power
hubungan pemerintah, yaitu (Morissan,
media : Dalam tipe ini, agenda
2010 ; 48-49) :
media ditentukan oleh peristiwa itu
1. High-power
source,
media : Antara
media
high-power
pemerintah dan
sama-sama
memiliki
sendiri, bukan dari media ataupun
pemerintah.
Sebelumnya
telah
disebutkan
kekuatan yang besar. Jika menjalin
bahwa framing bisa digunakan sebagai
kerjasama
bisa
teori maupun sebagai metode analisis.
memberikan pengaruh yang besar
Framing sebagai teori dapat dilihat
pada agenda publik.
dalam dua tradisi. Pertama dimensi
yang
2. High-power
source,
baik,
low-power
psikologis yang
mengungkap jika
media : Media memiliki kekuatan
pesan atau realitas dibentuk melalui
yang lebih rendah dari pemerintah.
kerangka berpikir dan digambarkan
Dalam
dengan
praktiknya
di
suatu
cara
tertentu
guna
pemerintahan jika terjadi tipe ini,
menyederhanakan suatu realitas. Proses
maka media akan digunakan untuk
pembuatan pesan inilah, yang membuat
mencapai tujuannya.
suatu
3. Low-power
source,
high-power
media : Kekutan media lebih besar,
realitas
perspektif
memiliki
bingkai,
dimensi
tertentu,
atau
(Eriyanto, 2002 : 72-79).
sehingga bebas untuk menentukan
Kedua, dimensi sosiologis yang
agendanya sendiri, serta dapat pula
menganggap frame media membuat
memberitakan, menambah ataupun
realitas
kehidupan
sehari-hari
dan
6
mentransformasikannya dalam bentuk
ini
cerita, yang memungkinkan seseorang
frame seseorang terhadap realitas sosial
untuk
(Eriyanto, 2002 : 81).
mengorganisasikan
pengalamannya guna memahami suatu
peristiwa
serta
memaknai
dan
kemudian
akan
mempengaruhi
Dalam penelitian ini menerapkan
model dari Zhongdan Pan dan Gerald
mengidentifikasikannya (Eriyanto, 2002
M. Kosicki
: 79-82). Tokoh dari dimensi sosiologis
struktur, yaitu sintaksis, skrip, tematik
ini antara lain ada Erving Goffman dan
dan retoris.
Peter L. Berger.
B. Metodologi Penelitian
Mengutip dari Eriyanto, teori dari
Jenis
yang berpegang pada
penelitian
ini
adalah
Berger menganggap realitas dibentuk
penelitian
dan dikonstrusi, jadi bukan dibentuk
penelitian ini bukan untuk menguji
secara ilmiah. Hal ini menyebabkan
teori. Tapi,
setiap orang bisa memiliki konstruk
hanya untuk menggambarkan mengenai
yang
suatu fenomena yang terjadi.
berbeda-beda
terhadap
suatu
realitas (Eriyanto, 2002 : 15).
Sedangkan
adalah
dari
berpendapat
pandangan
Erving
setiap
mengklasifikasikan
karena
sifat
penelitian ini dilakukan
Sumber data dalam penelitian ini
kedua
Goffman.
manusia
kualitatif,
Ia
akan
ada dua, yaitu data primer yang berasal
dari harian Solopos edisi 18-25 Februari
2013
yang
berkaitan
dengan
dan
pemberitaan intimidasi PNS Boyolali.
mengorganisasikan kegiatan peristiwa
Peneliti memilih menggunkan surat
di kesehariannya, kemudian menjadikan
kabar ini karena hanya Solopos yang
hal tersebut sebagai realitas setelah
mengangkat dan mengulas mengenai
melalui tahap pendefinisian situasi. Hal
permasalahan ini secara mendalam.
7
Sedangkan surat kabar lainnya tidak.
Data yang kedua adalah data sekunder.
Tgl
18/2/
2013
Data ini diperoleh peneliti melalui studi
pustaka dengan mempelajari bukubuku, artikel maupun dari berbagai situs
diinternet yang relevan dan mampu
menunjang penelitian.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan
dilakukan
dalam
dengan
penelitian
dua
cara,
19/2/
2013
ini
yaitu
20/2/
2013
Judul Artikel
PNS
Boyolali
Diintimidasi
Wajah Orde Baru
di Birokrasi
PNS
Waswas
“Baperjakat
Jalanan”
Kekuasaan
Mandulkan
Korpri
Wabub : PNS
Jangan
Takut
Ditekan
“Seno
Jangan
Asal Gusur”
pertama studi dokumentasi dan studi
pustaka. Studi dokumentasi dilakukan
21/2/
2013
peneliti dengan mengumpulkan data
ataupun informasi dari Solopos edisi
23/2/
2013
18-25 Februari 2013 yang berkaitan
dengan kajian yang diteliti. Sedangkan
studi pustaka dilakukan dengan mencari
data-data maupun teori relevan lainnya
yang bersumber dari buku maupun
25/2/
2013
PNS Dipolitisasi,
DPRD Boyolali
Diminta Panggil
Bupati
Soal
Politisasi
PNS, Komisi 1
Diminta Jemput
Bola
Seno : Saya Yang
Paling
Tahu
Boyolali
Soal Pemanggilan
Seno
Kusumo,
Pimpinan DPRD
Terbelah
Hal
1 dan 8
kolom
1
5
5
5
1 dan 8
kolom
1
1 dan 8
kolom
1
1 dan 8
kolom
4
VII
1 dan 8
kolom
4
VII
sumber lainnya yang dapat mendukung
penelitian.
Berikut unit analisis data
yang digunakan dalam penelitian :
Teknik analisis yang digunkan adalah
Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki.
Dengan perangkat framing tersebut,
peneliti kemudian mempelajari data
yang diperoleh dan mendapati tiga tema
8
pokok bahasan yang peneliti anggap
namun beberapa pihak menganggap
sebagai aspek secara umum
ini sebagai bentuk mobilasasi dan
yang
berusaha dimunculkan Solopos.
intimidasi PNS karena isi ceramah
C. Hasil Penelitian
dari Sekda Boyolali dan kakak
Berdasarkan analisis yang peneliti
Bupati Boyolali.
Aspek menonjol
lakukan dari harian Solopos mengenai
berikutnya
pemberitaan intimidasi PNS Boyolali,
retoris, tepatnya pada grafis yang
dengan menggunkan analisis framing
digunakan
model Zhongdan Pan dan Gerald M.
(18/2/2013, halaman 1) :
yaitu
pada
pada
struktur
Headline
Kosicki yang memperhatikan struktur
sintaksis (cara wartawan menyusun
fakta),
skrip
mengisahkan
(cara
fakta),
wartawan
tematik
(cara
wartaan dalam menulis fakta) dan
retoris (cara dalam penekanan fakta),
peneliti menemukan bahwa :
1. Intimidasi dan Politisasi PNS di
Kabupaten Boyolali
Dalam
halaman 5 pada laporan khusus. Di
sintaksis
terkait
tema
pertama, Solopos menarik perhatian
pembaca pada edisi 18 Februari 2013
dengan headline
Diintimidasi”
Serta grafis pada tanggal yang di
“PNS Boyolali
yang
mengisahkan
bahwa ada acara pengumpulan PNS,
mana
dalam
grafis
tersebut
divisualisasikan sebagai mainan.
9
2. Marginalisasi
Korpri
dalam
Lingkaran Politik Kekuasaan
Tema
Korpri
terpinggirkan
mulai
peneliti
dengan melihat artikel pemberitaan
berkaitan dengan Korpri di Solopos
(18/2/2013) halaman 5, dengan judul
“Kekuasaan Mandulkan Korpri”.
(Sekda
Ardiningsi)
keikutsertaannya
pengumpulan
Boyolali,
terkait
sri
dengan
dalam
PNS.
Solopos
yang
PNS di Boyolali.
Kalangan
wakil
rakyat
meminta
paguyuban
itu
ditiadakan karena organisasi PNS
sudah diwadahi dalam Korps
Pegawai Republik Indonesia
(Korpri)
(Solopos, 21/2/2013,
halaman 8 kol 4).
3. Central Figure dalam Pemerintahan
Kritik tajam tertuju pada ketua
Korpri
latar
menegaskan keberadaan paguyuban
Boyolali
digunakan
dengan
acara
Peneliti
Kabupaten Boyolali
Central figure yang dimaksud
oleh
peneliti
adalah
Seno
Kusumoharjo (kakak Bupati Boyolali
sekaligus
elite
PDIP),
karena
menemukan kutipan dari Basuni,
walaupun ia bukan dari golongan
ketua fraksi PKS dalam Solopos
struktural, tetapi ia memiliki peranan
(23/2/2013,
yang
halaman
VII).
Ia
menganggap bahwa Sekda selaku
ketua
Korpri
tidak
cukup
dominan
dalam
pemerintahan.
melindungi
Dari sintaksis, khususnya kutipan
anggotanya, dan membawa PNS ke
langsung Bupati Boyolali, semakin
ranah politik.
memperkuat tema ketiga ini, yaitu
Peran Korpri Boyolali tersaingi
Seno
Kusumoharjo
merupakan
dengan peguyuban-paguyuban PNS
central figure dalam pemerintahan
yang lebih sering mengadakan acara
Boyolali.
pengumpulan PNS. Hal ini ditandai
“Kakak saya mau disalahin
apa? Kedudukannya sebagai
10
tokoh masyrakat. Apa bupati bisa
melarang?
Mereka
bebas
berpendapat. Bagi saya, dia
(kakak, Seno Kusumoharjo) kan
hero (pahlawan). Sapa sing
mbayari menang bupati? (siapa
yang mendanai hingga saya
menang menjadi bupati),” kata
Seno
(Solopos,
25/2/2013,
halaman 8 kol 4).
Terbelah”.
Artikel
tersebut
juga
menjadi artikel terakhir yang peneliti
temui terkait kasus ini.
Adanya kekurang berimbangan
narasumber dari pemberitaan ini,
khususnya tema ketiga ini. Faktanya,
Jelas dari kutipan tersebut Seno
banyak kalangan seperti DPRD,
Kusumoharjopun juga menganggap
Bupati
Boyolali,
orang
di
luar
sang kakak memiliki andil dalam
birokrasi (seperti Bramastya) dan
terpilihnya
ia
menjadi
bupati.
para
Sehingga
seakan
ia
tidak
pengamat
politik
dan
bisa
pemerintahan memberikan pendapat
bertindak secara obyektif mengenai
dan pandangan terkait keterlibatan
kehadiran Seno Kusumoharjo dalam
Seno Kusumoharjo. Namun yang
acara pengumpulan PNS, ia tidak
kemudian yang peneliti dapati dari
bisa menghentikan.
memahami rangkaian pemberitaan
Bupati Seno mengaku tidak
bisa
menghentikan
langkah
kakanya, Seno Kusumoharjo,
memberikan pidato disejumlah
forum termasuk yang dihadiri
sejumlah
PNS
(Solopos,
25/2/2013, halaman 8 kol 4).
ini, tidak ada pernyataan ataupun
pendapat
langsung
dari
Seno
Kusumoharjo terkait keterlibatannya
yang ditulis Solopos.
Pemberitaan perkembangan kasus
D. Kesimpulan
ini seperti mengambang, ini dapat
1. Solopos
melakukan
komunikasi
kita lihat dari Solopos (25/2/2013,
massa
kerena
memenuhi
ciri-
halaman VII), Solopos mengangkat
judul
“Soal
Pemanggilan
Seno
cirinya, yaitu menyebar luaskan
informasi,
Kusumo,
Pimpinan
DPRD
khususnya
terkait
11
intimidasi PNS Boyolali, sehingga
Boyolali yang tetap ditampilkan
publik tahu peristiwa yang dialami
dan dibahas hingga lima hari.
PNS Boyolali.
2. Adanya
4. Solopos
ketidakberimbangan
merupakan
konstruksi
realitas
agen
(menganut
narasumber yang dilakukan ketika
paham konstruksionis) dan berada
menghimpun fakta. Hal ini terlihat
di
dengan tidak adanya komentar atau
sebagai organisasi kompleks yang
pendapat
memiliki kebijkan tersendiri.
langsung
dari
Seno
Kusumoharjo di artikel Solopos,
dimensi
sosiologis,
karena
E. SARAN
padahal ia bisa dikatakan sebagai
Peneliti menyadari bahwa masih
aktor penting dalam pemberitaan
banyak kekurangan dalam penelitian
ini.
ini.
3. Tipe hubungan antara Pemerintah
sehingga
selanjutnya
diharapkan
dapat
peneliti
mengembangkan
Daerah Kabupaten Boyolali dan
penelitian dengan menganalisis dan
Solopos adalah tipe Low-power
menerapkan model analisis maupun
source, high-power media. Solopos
teori dari tokoh yang berbeda, misalnya
bebas
melakukan analisis dengan analisis
menentukan
sendiri.
Serta
agendanya
pula
wacana ataupun analisis isi. Selain itu,
memberitakan, menambah ataupun
besar harapan peneliti agar Solopos
mengurangi intensitas pemberitaan
tetap mampu menjaga kenetralannya
tertentu, terhadap suatu peristiwa.
sebagai
Ini
memperhatikan keberimbangan dalam
terlihat
penayangan
terkait
kasus
dapat
dengan
intensitas
pemberitaan
yang
intimidasi
PNS
media
massa,
pemilihan narasumber.
dengan
12
Selanjutnya, untuk khalayak atau
ma kasih telah menjadi penyemangat,
pembaca, perlu diketahui bahwa apa
motivator dan inspirasi bagi penulis.
yang disajikan oleh media massa,
Terima kasih juga untuk teman-teman,
sebenarnya
atas
telah
melalui
proses
kontruksi dan pembingkaian. Maka,
ketika khalayak memperoleh informasi
dari media, hendaknya bersikap kritis.
F. PERSANTUNAN
Penulis menyampaikan ucapan
terimakasih
kepada
yang
semua
membantu
sebasar-besarnya
pihak
memberikan
yang
telah
bimbingan,
bantuan, dan dukungan. Ucapan terima
kasih secara khusus penulis berikan
kepada :
Bapak M.Toharuddin, S.pd, MA
dan bapak Agus Triyono, S.Sos, M.Si,
terimakasih atas kesediaannya selama
ini dalam membimbing penulis dalam
pembuatan skripsi.
Terima kasih juga bapak, ibu dan
kakak-kakakku atas do‟a, kasih sayang
dan dukungan yang tiada henti pada
penulis dalam menyelesaikan studi, teri
kebersamaannya
selama
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati
Komala Erdinaya. 2005.
Komunikasi Massa : Suatu
Pengantar . Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing
Konstruksi,
Ideologi
dan
Politik Media . Yogyakarta:
LkiS Yogyakarta.
Hamad, Ibnu. 2010. Komunikasi
Sebagai Wacana . Jakarta : La
Tofi Enterprise.
Iriantara, Yosal. 2008. Media
Relation Konsep, Pendekatan
dan Praktik. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Kusumaningrat,
Hikmat
dan
Purnama
Kusumaningrat.
2006. Jurnalistik : Teori dan
Praktik. Bandung : PT remaja
Rosdakarya.
Maulana, Indra. 2011. Tinjauan
Yuridis Terhadap Perjalanan
Kemerdekaan Pers dan Saran
Optimalisasi Pemajuan Pers di
Indonesia. Jakarta : Badan
Pembinaan Hukum Nasional
Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI.
Morissan. 2010. Teori Komunikasi
Massa .
Bogor : Ghalia
Indonesia.
Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik
Suatu Pengantar Teori &
Praktik. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Tamburaka, Arpiadi. 2012. Agenda
seting Media Massa . Jakarta :
Rajawali Pers.
Sumber Penelitian :
Mawardi,
Gema.
2012.
Pembingkaian Berita Media
Online
(Analisis
Framing
Berita Mundurnya Surya Paloh
dari
Partai
Golkar
di
mediaindonesia.com
dan
vivanews.com
Tanggal
7
September 2011). Skripsi pada
Program Ilmu Komunikasi
Fakultas Sosial dan Politik UI.
Depok : Dipublikasikan.
Sumber Surat Kabar :
Solopos. Senin, 18 Februari 2013.
PNS Boyolali Diintimidasi.
______ . Kamis, 21 Februari 2013.
PNS Dipolitisasi, DPRD
Boyolali Diminta Panggil
Bupati.
______ . Sabtu, 23 Februari 2013.
Soal Politisasi PNS, Komisi 1
Diminta Jemput Bola.
______ . Senin, 25 Februari 2013.
Seno : Saya Yang Paling Tahu
Boyolali.
di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
DEWI KARTIKASARI
L100090047
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi PNS Boyolali
di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013
Dewi Kartikasari
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat bagaimana framing dari pemberitaan
intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali yang ada di harian
Solopos selama 18-25 Februari 2013. Penelitian ini menarik karena pada dasarnya
PNS adalah pegawai pemerintah yang harus netral, bebas dari pengaruh suatu
golongan dan tidak boleh terlibat politik praktis. namun dalam praktiknya,
Solopos menemui pelanggaran tersebut terjadi di Boyolali. PNS secara rutin
dikumpulkan dalam acara bertajuk “sillaturahmi PNS” dengan pembicara Sekda
Boyolali dan Seno Kusumoharjo (kakak Bupati Boyolali) dengan isi ceramah
mengandung muatan intimidasi. Pemilihan media cetak Solopos dilakukan
berdasarkan pertimbangan Solopos merupakan koran lokal satu-satunya yang
mengangkat dan mengulas permasalahan ini secara terus menerus. Sedangkan
untuk melihat frame yang dibentuk Solopos, peneliti menggunakan analisis
framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasil dari penelitian ini
adalah intimidasi PNS Boyolali terjadi karena adanya politik kekuasaan. Terdapat
tiga temuan peneliti dalam peristiwa ini, yaitu intimidasi dan politisasi PNS
dilakukan untuk mendapatkan kekuasaan, terjadinya marginalisasi Korpri dalam
lingkaran politik kekuasaan, dan adanya central figure dalam pemerintahan
Kabupaten Boyolali.
Kata Kunci :
Intimidasi PNS Boyolali, framing, Solopos
ii
1
nasional
Latar Belakang
Lahirnya
kebebasan
pers
di
tidak
penyensoran,
diberlakukan
pembredelan
dan
Indonesia menjadikan pers kemudian
pelarangan penyiaran (Maulana, 2011 :
berkembang
30).
menjadi
agen
kontrol
pemerintah. Ada masa suram yang
pernah
dihadapi
ini
sebagaimana
yang
masa
dilakukan Solopos. Sebagai media cetak
pemerintahan Presiden Soeharto. Kala
lokal, Solopos kemudian melakukan
itu, pers dihadapkan pada peraturan-
fungsinya, yaitu mengkritisi peristiwa
peraturan yang dibuat oleh pemerintah
intimidasi PNS yang terjadi di Boyolali
Orde Baru yang membatasi gerak pers.
melalui
pemberitaannyadan
secara
Salah
intensif
menaayangkannya
selama
satu
caranya
ketika
Hal
yaitu
dengan
melakukan pencabutan Surat Izin Terbit
dan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers
tanggal 18 hingga 25 Februari 2013.
PNS
sejatinya
adalah
pegawai
(SIUPP) bagi surat kabar yang dianggap
pemerintahnya yang seharusnya bebas
„nakal‟
dari tekanan ataupun pengaruh suatu
dalam
memberitakan
pemerintahan (Ardianto, 2005 : 103-
golongan,
104).
mengedepankan netralitasnya. Namun
Kini,
kemerdekaan
pers
telah
terjamin dan tertuang dalam UU No.
4/99 tentang pers (UU Pers). Untuk
menjalankan
fungsinya,
pers
sehingga
bisa
tetap
fakta yang ada di lapangan (Boyolali),
malah sebaliknya.
Pemberitaan ini muncul karena
adanya
pertemuan
yang
bertajuk
mendapatkan perlindungan dari pasal
“silaturahmi PNS” yang dilakukan di
ini, tepatnya pasal 4 ayat 2 yang
beberapa tempat, seperti Panti Marhaen
menjelaskan
(kantor DPC PDIP Boyolali), gedung
bahwa
terhadap
pers
2
SMAN 1 Boyolali, kantor kecamatan,
Seksi pertama berisi halaman muka,
hingga kantor kelurahan. Selain itu,
umum,
dalam acara tersebut hadir pula Sekda
Insprirasi,
Boyolali (Sri Ardiningsih) serta Seno
Bisnis, Internasional, Pagelaran, Olah
Kusumoharjo (kakak Bupati Boyolali).
raga dan Sepak bola. Sedangkan seksi
suara di DPRD Boyolali pun terpecah
kedua, berisi Soloraya, Kota Solo,
dalam
Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Sragen,
upaya
untuk
menyelesaikan
permasalahan ini.
di
Jateng
Boyolali,
&
DIY,
Pendidikan,
Gagasan,
Ekonomi
Karanganyar,
Umum
&
&
Berdasarkan pemberitaan tersebut,
Kriminalitas, Iklan Cespleng dan Satelit
sini
Solo.
penulis
ingin
mengetahui
bagaimana Solopos melakukan konstruk
dalam
Boyolali.
peristiwa
intimidasi
Pemilihan
Penulis memilih untuk meneliti
PNS
permasalahan ini karena pemberitaan
Solopos
mengenai peristiwa ini menarik untuk
dikarenakan Solopos merupakan koran
diteliti,
lokal yang terbesar dan masih eksis
berlangsungnya suatu pemerintahan. Di
untuk tetap bertahan di Solo dan
mana, dari pemberitaan Solopos kita
sekitarnya. Selain itu, juga karena hanya
mengetahui ada kesenjangan antara apa
Soloposlah yang mengulas mengenai
yang “seharusnya terjadi” dan “tidak
permasalahan ini.
terjadi” pada PNS di Boyolali.
Solopos hadir di masyarakat pada
Guna
menyangkut
masalah
mempertajam
penelitian,
tahun 1997 dengan pemimpin umum
maka peneliti menggunakan penelitian
Prof. Dr. Sukamdani S. Gitosardjono.
terdahulu
Tampilan Solopos terbit dengan 24
melakukan
halaman dan dibagi dalam dua seksi.
Penelitian tersebut adalah skripsi dari
sebagai
penelitian
acuan
dalam
selanjutnya.
3
menggunakan
obyek
kajian
“Pembingkaian Berita Media Online
berhubungan
dengan
politik
(Analisis Framing Berita Mundurnya
kepartaian, maka dalam penelitian ini
Surya Paloh dari Partai Golkar di
menggunakan obyek penelitian yang
mediaindonesia.com dan vivanews.com
berkaitan dengan Pemerintaha. Selain
Tanggal 7 September 2011”. Fakultas
itu, penelitian ini menggunakan satu
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
surat kabar saja, yaitu Solopos.
Indonesia, tahun 2012.
A. Tinjauan Pustaka
Gema
Mawardi
yang
berjudul
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
menggambarkan
bagaimana
Media
online
oleh
digunakan
sebuah
dalam
menyampaikan
peristiwa
dan
termasuk
dan
media
cetak, media elektronik maupun media
framing pemberitaan yang dilakukan
media
massa ,
yang
merupakan
sarana
untuk
yang
melakukan
untuk
komunikasi
massa.
mendapatkan gambaran sampai sejauh
komunikasi
massa
mana pengaruh ideologi dan politik
audiencenya besar dan tersebar, pesan
ekonomi media terhadap upaya untuk
bersifat umum dan komunikatornya
mendekati objektivitas dan posisi netral
merupakan
dalam pemberitaan. Analisis framing
kompleks (Tamburaka, 2012 : 15).
dilakukan dengan model analisis Pan
dan Kosicki.
Diferensiasi
dibandingkan
dengan
ini
penelitian
sebelumnya adalah terletak pada obyek
kajiannya. Jika penelitian sebelumnya
antara
dari
lain
organisasi
:
yang
Komunikasi massa juga merupakan
kegiatan
dari penelitian
suatu
Ciri-ciri
yang
berkaitan
dengan
jurnalistik. Menurut Onong Uchjana
Effendi dalam Suryawati, jurnalistik
memiliki memiliki empat fungsi, yaitu
4
to inform, to educate, to entertain dan to
yang terjadi dengan detail dalam berita.
influence (Suryawati, 2011 : 38-39).
Hal
Dalam
melakukan
ini
kemudian
mempengaruhi
kegiatan
wacana yang dibentuk oleh media
kemudian
massa . Fakta-fakta yang ada kemudian
melakukan konstruksi terhadap fakta
ada yang ditonjolkan dan ada yang
yang ia temui di lapangan untuk
disembunyikan,
kemudian disampaikan ke audience
kepentingan
melalui media.
massa . Selain itu, mengutip dalam
jurnalistik,
wartawan
dan
tergantung
dari
kebijakan
media
Ada pandangan penting mengenai
bukunya Van Dijk dalam Hamad,
media. Pandangan ini berasal dari
framing bisa digunkan sebagai teori
paham
maupun sebagai metode yang dapat
konstruksionis.
Paham
ini
menganggap media tidak hanya sebagai
digunakan
saluran saja, tapi sebagai agen yang
wacana (Hamad, 2004 : 21-22).
melakukan konstruksi terhadap suatu
realitas
Kemampuan
membedah
media
suatu
dalam
unsur-unsur
mengkonstruk suatu realita inilah yang
media
itu
kemudian membuat pemerintah harus
(Eriyanto, 2002 : 22-23). Tiap media
mampu menjaga hubungan baik dengan
memiliki unsur yang berbeda-beda,
media massa . Hal ini disebabkan karena
sehingga
media
tertentu
berdasarkan
untuk
yang
meliputi
konstruk
yang
dihasilkan
massa
sering
menyoroti
media satu dan yang lainnya berbeda
mengenai masalah pemerintahan dan
pula. Hal ini bisa juga termasuk
politik. Maka pemerintah perlu menjaga
kepentingan internal media.
hubungan dengan media massa agar
Media
bisa
citra dan reputasi pemerintah di mata
menyampaikan keseluruhan peristiwa
publik tetap terjaga (Iriantara, 2008 : 4).
massa
tidak
5
Mengutip dari Littlejohn dan Foss
mengurangi intensitas pemberitaan
dalam
Morissan,
tertentu, terhadap suatu peristiwa.
empat
tipe
menjelaskan
yang
ada
menggambarkan
4. Low-power
source,
low-power
hubungan pemerintah, yaitu (Morissan,
media : Dalam tipe ini, agenda
2010 ; 48-49) :
media ditentukan oleh peristiwa itu
1. High-power
source,
media : Antara
media
high-power
pemerintah dan
sama-sama
memiliki
sendiri, bukan dari media ataupun
pemerintah.
Sebelumnya
telah
disebutkan
kekuatan yang besar. Jika menjalin
bahwa framing bisa digunakan sebagai
kerjasama
bisa
teori maupun sebagai metode analisis.
memberikan pengaruh yang besar
Framing sebagai teori dapat dilihat
pada agenda publik.
dalam dua tradisi. Pertama dimensi
yang
2. High-power
source,
baik,
low-power
psikologis yang
mengungkap jika
media : Media memiliki kekuatan
pesan atau realitas dibentuk melalui
yang lebih rendah dari pemerintah.
kerangka berpikir dan digambarkan
Dalam
dengan
praktiknya
di
suatu
cara
tertentu
guna
pemerintahan jika terjadi tipe ini,
menyederhanakan suatu realitas. Proses
maka media akan digunakan untuk
pembuatan pesan inilah, yang membuat
mencapai tujuannya.
suatu
3. Low-power
source,
high-power
media : Kekutan media lebih besar,
realitas
perspektif
memiliki
bingkai,
dimensi
tertentu,
atau
(Eriyanto, 2002 : 72-79).
sehingga bebas untuk menentukan
Kedua, dimensi sosiologis yang
agendanya sendiri, serta dapat pula
menganggap frame media membuat
memberitakan, menambah ataupun
realitas
kehidupan
sehari-hari
dan
6
mentransformasikannya dalam bentuk
ini
cerita, yang memungkinkan seseorang
frame seseorang terhadap realitas sosial
untuk
(Eriyanto, 2002 : 81).
mengorganisasikan
pengalamannya guna memahami suatu
peristiwa
serta
memaknai
dan
kemudian
akan
mempengaruhi
Dalam penelitian ini menerapkan
model dari Zhongdan Pan dan Gerald
mengidentifikasikannya (Eriyanto, 2002
M. Kosicki
: 79-82). Tokoh dari dimensi sosiologis
struktur, yaitu sintaksis, skrip, tematik
ini antara lain ada Erving Goffman dan
dan retoris.
Peter L. Berger.
B. Metodologi Penelitian
Mengutip dari Eriyanto, teori dari
Jenis
yang berpegang pada
penelitian
ini
adalah
Berger menganggap realitas dibentuk
penelitian
dan dikonstrusi, jadi bukan dibentuk
penelitian ini bukan untuk menguji
secara ilmiah. Hal ini menyebabkan
teori. Tapi,
setiap orang bisa memiliki konstruk
hanya untuk menggambarkan mengenai
yang
suatu fenomena yang terjadi.
berbeda-beda
terhadap
suatu
realitas (Eriyanto, 2002 : 15).
Sedangkan
adalah
dari
berpendapat
pandangan
Erving
setiap
mengklasifikasikan
karena
sifat
penelitian ini dilakukan
Sumber data dalam penelitian ini
kedua
Goffman.
manusia
kualitatif,
Ia
akan
ada dua, yaitu data primer yang berasal
dari harian Solopos edisi 18-25 Februari
2013
yang
berkaitan
dengan
dan
pemberitaan intimidasi PNS Boyolali.
mengorganisasikan kegiatan peristiwa
Peneliti memilih menggunkan surat
di kesehariannya, kemudian menjadikan
kabar ini karena hanya Solopos yang
hal tersebut sebagai realitas setelah
mengangkat dan mengulas mengenai
melalui tahap pendefinisian situasi. Hal
permasalahan ini secara mendalam.
7
Sedangkan surat kabar lainnya tidak.
Data yang kedua adalah data sekunder.
Tgl
18/2/
2013
Data ini diperoleh peneliti melalui studi
pustaka dengan mempelajari bukubuku, artikel maupun dari berbagai situs
diinternet yang relevan dan mampu
menunjang penelitian.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan
dilakukan
dalam
dengan
penelitian
dua
cara,
19/2/
2013
ini
yaitu
20/2/
2013
Judul Artikel
PNS
Boyolali
Diintimidasi
Wajah Orde Baru
di Birokrasi
PNS
Waswas
“Baperjakat
Jalanan”
Kekuasaan
Mandulkan
Korpri
Wabub : PNS
Jangan
Takut
Ditekan
“Seno
Jangan
Asal Gusur”
pertama studi dokumentasi dan studi
pustaka. Studi dokumentasi dilakukan
21/2/
2013
peneliti dengan mengumpulkan data
ataupun informasi dari Solopos edisi
23/2/
2013
18-25 Februari 2013 yang berkaitan
dengan kajian yang diteliti. Sedangkan
studi pustaka dilakukan dengan mencari
data-data maupun teori relevan lainnya
yang bersumber dari buku maupun
25/2/
2013
PNS Dipolitisasi,
DPRD Boyolali
Diminta Panggil
Bupati
Soal
Politisasi
PNS, Komisi 1
Diminta Jemput
Bola
Seno : Saya Yang
Paling
Tahu
Boyolali
Soal Pemanggilan
Seno
Kusumo,
Pimpinan DPRD
Terbelah
Hal
1 dan 8
kolom
1
5
5
5
1 dan 8
kolom
1
1 dan 8
kolom
1
1 dan 8
kolom
4
VII
1 dan 8
kolom
4
VII
sumber lainnya yang dapat mendukung
penelitian.
Berikut unit analisis data
yang digunakan dalam penelitian :
Teknik analisis yang digunkan adalah
Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki.
Dengan perangkat framing tersebut,
peneliti kemudian mempelajari data
yang diperoleh dan mendapati tiga tema
8
pokok bahasan yang peneliti anggap
namun beberapa pihak menganggap
sebagai aspek secara umum
ini sebagai bentuk mobilasasi dan
yang
berusaha dimunculkan Solopos.
intimidasi PNS karena isi ceramah
C. Hasil Penelitian
dari Sekda Boyolali dan kakak
Berdasarkan analisis yang peneliti
Bupati Boyolali.
Aspek menonjol
lakukan dari harian Solopos mengenai
berikutnya
pemberitaan intimidasi PNS Boyolali,
retoris, tepatnya pada grafis yang
dengan menggunkan analisis framing
digunakan
model Zhongdan Pan dan Gerald M.
(18/2/2013, halaman 1) :
yaitu
pada
pada
struktur
Headline
Kosicki yang memperhatikan struktur
sintaksis (cara wartawan menyusun
fakta),
skrip
mengisahkan
(cara
fakta),
wartawan
tematik
(cara
wartaan dalam menulis fakta) dan
retoris (cara dalam penekanan fakta),
peneliti menemukan bahwa :
1. Intimidasi dan Politisasi PNS di
Kabupaten Boyolali
Dalam
halaman 5 pada laporan khusus. Di
sintaksis
terkait
tema
pertama, Solopos menarik perhatian
pembaca pada edisi 18 Februari 2013
dengan headline
Diintimidasi”
Serta grafis pada tanggal yang di
“PNS Boyolali
yang
mengisahkan
bahwa ada acara pengumpulan PNS,
mana
dalam
grafis
tersebut
divisualisasikan sebagai mainan.
9
2. Marginalisasi
Korpri
dalam
Lingkaran Politik Kekuasaan
Tema
Korpri
terpinggirkan
mulai
peneliti
dengan melihat artikel pemberitaan
berkaitan dengan Korpri di Solopos
(18/2/2013) halaman 5, dengan judul
“Kekuasaan Mandulkan Korpri”.
(Sekda
Ardiningsi)
keikutsertaannya
pengumpulan
Boyolali,
terkait
sri
dengan
dalam
PNS.
Solopos
yang
PNS di Boyolali.
Kalangan
wakil
rakyat
meminta
paguyuban
itu
ditiadakan karena organisasi PNS
sudah diwadahi dalam Korps
Pegawai Republik Indonesia
(Korpri)
(Solopos, 21/2/2013,
halaman 8 kol 4).
3. Central Figure dalam Pemerintahan
Kritik tajam tertuju pada ketua
Korpri
latar
menegaskan keberadaan paguyuban
Boyolali
digunakan
dengan
acara
Peneliti
Kabupaten Boyolali
Central figure yang dimaksud
oleh
peneliti
adalah
Seno
Kusumoharjo (kakak Bupati Boyolali
sekaligus
elite
PDIP),
karena
menemukan kutipan dari Basuni,
walaupun ia bukan dari golongan
ketua fraksi PKS dalam Solopos
struktural, tetapi ia memiliki peranan
(23/2/2013,
yang
halaman
VII).
Ia
menganggap bahwa Sekda selaku
ketua
Korpri
tidak
cukup
dominan
dalam
pemerintahan.
melindungi
Dari sintaksis, khususnya kutipan
anggotanya, dan membawa PNS ke
langsung Bupati Boyolali, semakin
ranah politik.
memperkuat tema ketiga ini, yaitu
Peran Korpri Boyolali tersaingi
Seno
Kusumoharjo
merupakan
dengan peguyuban-paguyuban PNS
central figure dalam pemerintahan
yang lebih sering mengadakan acara
Boyolali.
pengumpulan PNS. Hal ini ditandai
“Kakak saya mau disalahin
apa? Kedudukannya sebagai
10
tokoh masyrakat. Apa bupati bisa
melarang?
Mereka
bebas
berpendapat. Bagi saya, dia
(kakak, Seno Kusumoharjo) kan
hero (pahlawan). Sapa sing
mbayari menang bupati? (siapa
yang mendanai hingga saya
menang menjadi bupati),” kata
Seno
(Solopos,
25/2/2013,
halaman 8 kol 4).
Terbelah”.
Artikel
tersebut
juga
menjadi artikel terakhir yang peneliti
temui terkait kasus ini.
Adanya kekurang berimbangan
narasumber dari pemberitaan ini,
khususnya tema ketiga ini. Faktanya,
Jelas dari kutipan tersebut Seno
banyak kalangan seperti DPRD,
Kusumoharjopun juga menganggap
Bupati
Boyolali,
orang
di
luar
sang kakak memiliki andil dalam
birokrasi (seperti Bramastya) dan
terpilihnya
ia
menjadi
bupati.
para
Sehingga
seakan
ia
tidak
pengamat
politik
dan
bisa
pemerintahan memberikan pendapat
bertindak secara obyektif mengenai
dan pandangan terkait keterlibatan
kehadiran Seno Kusumoharjo dalam
Seno Kusumoharjo. Namun yang
acara pengumpulan PNS, ia tidak
kemudian yang peneliti dapati dari
bisa menghentikan.
memahami rangkaian pemberitaan
Bupati Seno mengaku tidak
bisa
menghentikan
langkah
kakanya, Seno Kusumoharjo,
memberikan pidato disejumlah
forum termasuk yang dihadiri
sejumlah
PNS
(Solopos,
25/2/2013, halaman 8 kol 4).
ini, tidak ada pernyataan ataupun
pendapat
langsung
dari
Seno
Kusumoharjo terkait keterlibatannya
yang ditulis Solopos.
Pemberitaan perkembangan kasus
D. Kesimpulan
ini seperti mengambang, ini dapat
1. Solopos
melakukan
komunikasi
kita lihat dari Solopos (25/2/2013,
massa
kerena
memenuhi
ciri-
halaman VII), Solopos mengangkat
judul
“Soal
Pemanggilan
Seno
cirinya, yaitu menyebar luaskan
informasi,
Kusumo,
Pimpinan
DPRD
khususnya
terkait
11
intimidasi PNS Boyolali, sehingga
Boyolali yang tetap ditampilkan
publik tahu peristiwa yang dialami
dan dibahas hingga lima hari.
PNS Boyolali.
2. Adanya
4. Solopos
ketidakberimbangan
merupakan
konstruksi
realitas
agen
(menganut
narasumber yang dilakukan ketika
paham konstruksionis) dan berada
menghimpun fakta. Hal ini terlihat
di
dengan tidak adanya komentar atau
sebagai organisasi kompleks yang
pendapat
memiliki kebijkan tersendiri.
langsung
dari
Seno
Kusumoharjo di artikel Solopos,
dimensi
sosiologis,
karena
E. SARAN
padahal ia bisa dikatakan sebagai
Peneliti menyadari bahwa masih
aktor penting dalam pemberitaan
banyak kekurangan dalam penelitian
ini.
ini.
3. Tipe hubungan antara Pemerintah
sehingga
selanjutnya
diharapkan
dapat
peneliti
mengembangkan
Daerah Kabupaten Boyolali dan
penelitian dengan menganalisis dan
Solopos adalah tipe Low-power
menerapkan model analisis maupun
source, high-power media. Solopos
teori dari tokoh yang berbeda, misalnya
bebas
melakukan analisis dengan analisis
menentukan
sendiri.
Serta
agendanya
pula
wacana ataupun analisis isi. Selain itu,
memberitakan, menambah ataupun
besar harapan peneliti agar Solopos
mengurangi intensitas pemberitaan
tetap mampu menjaga kenetralannya
tertentu, terhadap suatu peristiwa.
sebagai
Ini
memperhatikan keberimbangan dalam
terlihat
penayangan
terkait
kasus
dapat
dengan
intensitas
pemberitaan
yang
intimidasi
PNS
media
massa,
pemilihan narasumber.
dengan
12
Selanjutnya, untuk khalayak atau
ma kasih telah menjadi penyemangat,
pembaca, perlu diketahui bahwa apa
motivator dan inspirasi bagi penulis.
yang disajikan oleh media massa,
Terima kasih juga untuk teman-teman,
sebenarnya
atas
telah
melalui
proses
kontruksi dan pembingkaian. Maka,
ketika khalayak memperoleh informasi
dari media, hendaknya bersikap kritis.
F. PERSANTUNAN
Penulis menyampaikan ucapan
terimakasih
kepada
yang
semua
membantu
sebasar-besarnya
pihak
memberikan
yang
telah
bimbingan,
bantuan, dan dukungan. Ucapan terima
kasih secara khusus penulis berikan
kepada :
Bapak M.Toharuddin, S.pd, MA
dan bapak Agus Triyono, S.Sos, M.Si,
terimakasih atas kesediaannya selama
ini dalam membimbing penulis dalam
pembuatan skripsi.
Terima kasih juga bapak, ibu dan
kakak-kakakku atas do‟a, kasih sayang
dan dukungan yang tiada henti pada
penulis dalam menyelesaikan studi, teri
kebersamaannya
selama
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati
Komala Erdinaya. 2005.
Komunikasi Massa : Suatu
Pengantar . Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing
Konstruksi,
Ideologi
dan
Politik Media . Yogyakarta:
LkiS Yogyakarta.
Hamad, Ibnu. 2010. Komunikasi
Sebagai Wacana . Jakarta : La
Tofi Enterprise.
Iriantara, Yosal. 2008. Media
Relation Konsep, Pendekatan
dan Praktik. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Kusumaningrat,
Hikmat
dan
Purnama
Kusumaningrat.
2006. Jurnalistik : Teori dan
Praktik. Bandung : PT remaja
Rosdakarya.
Maulana, Indra. 2011. Tinjauan
Yuridis Terhadap Perjalanan
Kemerdekaan Pers dan Saran
Optimalisasi Pemajuan Pers di
Indonesia. Jakarta : Badan
Pembinaan Hukum Nasional
Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI.
Morissan. 2010. Teori Komunikasi
Massa .
Bogor : Ghalia
Indonesia.
Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik
Suatu Pengantar Teori &
Praktik. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Tamburaka, Arpiadi. 2012. Agenda
seting Media Massa . Jakarta :
Rajawali Pers.
Sumber Penelitian :
Mawardi,
Gema.
2012.
Pembingkaian Berita Media
Online
(Analisis
Framing
Berita Mundurnya Surya Paloh
dari
Partai
Golkar
di
mediaindonesia.com
dan
vivanews.com
Tanggal
7
September 2011). Skripsi pada
Program Ilmu Komunikasi
Fakultas Sosial dan Politik UI.
Depok : Dipublikasikan.
Sumber Surat Kabar :
Solopos. Senin, 18 Februari 2013.
PNS Boyolali Diintimidasi.
______ . Kamis, 21 Februari 2013.
PNS Dipolitisasi, DPRD
Boyolali Diminta Panggil
Bupati.
______ . Sabtu, 23 Februari 2013.
Soal Politisasi PNS, Komisi 1
Diminta Jemput Bola.
______ . Senin, 25 Februari 2013.
Seno : Saya Yang Paling Tahu
Boyolali.