PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERISTIWA SIANTAR HOTEL 15 OKTOBER 1945 DI KECAMATAN SIANTAR BARAT.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

PERISTIWA SIANTAR HOTEL 15 OKTOBER 1945

DI KECAMATAN SIANTAR BARAT

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

SAN SRIDAYANTI PURBA

NIM. 308121136

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

San Sridayanti Purba, 308121136, “ Persepsi Masyarakat Terhadap Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 di Kecamatan Siantar Barat ”, skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk menngetahui latar belakang peristiwa siantar hotel 15 oktober 1945 dan untuk mengetahui persepsi masyarakat Siantar Barat terhadap peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945. Namun pada saat ini masyarakat sudah banyak yang tidak mengetahui peristiwa Siantar Hotel tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya rasa ingin tahu tentang Sejarah di daerahnya sendiri.Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dan studi pustaka untuk mendukung data informan. Dengan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif. Peneltian dilaksanakan di Kecamatan Siantar Barat Kotamadya Pematang Siantar tahun Akademik 2011/2012 dengan informan penelitian yaitu masyarakat Siantar Barat yang berusia diatas 80 Tahun. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik melalui wawancara dan observasi lapangan.Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Meletusnya Peristiwa Siantar Hotel tanggal 15 Oktober 1945 itu, dilatarbelakangi oleh insiden bendera di Siantar Hotel yang ternyata mengusik hati para Pemuda Pematang Siantar. Dimana Belanda/NICA mencoba menaikkan benderanya yang tiga warna dan di tambah lagi dengan tindakan serta perilaku yang angkuh dan sombong yang di perlihatkan serdadu-serdadu Belanda/NICA kepada rakyat Indonesia atau rakyat Siantar yang tentunya akan memancing emosi rakyat yang telah lama terpendam untuk membalasnya.

Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 mempelopori luasnya gelombang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Pematang Siantar dan Simalungun, dimana setelah peristiwa siantar hotel tersebut pemuda-pemuda lebih berani menentang Belanda/NICA atau lebih semangat untuk memperjuangkan Kemerdekaan dan lebih sungguh-sungguh dalam mempertahankan Kemerdekaan yang baru saja dimiliki atau dirasakan oleh Indonesia pada umumnya dan Pematang Siantar pada khususnya. Jadi Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 memberikan pengaruh yang sangat besar dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengaruniakan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) di Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini berjudul : “Persepsi Masyarakat Terhadap Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 di Kecamatan Siantar Barat”

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, sangat sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis, namun dapat diatasi atas bantuan, bimbingan, dorongan, atau semangat, serta doa dan masukan dari berbagai pihak.

Sebagai rasa syukur, pada kesempatan ini penulis hanya bisa menyampaikan banyak ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED beserta stafnya.

2. Bapak Drs. Restu,M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta jajarannya.

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, dan selaku Pembimbing Akademik (PA) serta penguji utama yang telah


(6)

banyak membimbing dan memberi masukan kepada penulis selama mengikuti studi dan meja hijau di Jurusan Pendidikan Sejarah.

4. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku wakil ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan selaku Pembimbing Skripsi (PS) yang telah banyak membimbing dan memberi motivasi serta masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si dan bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku pembanding Skripsi saya yang telah banyak memberikan masukan-masukan dan saran-saran dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan seluruh Staf administrasi yang ada di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNIMED, yang telah memberikan berbagai disiplin ilmu kepada penulis.

7. Teristimewa Kepada kedua orang tua penulis yang saya cintai dan saya sayangi. Ayah S. Purba, Ibu Sherly yang telah banyak memberikan kasih sayangnya dan doa restu kepada penulis, atas segala jerih payahnya dan pengorbanan tanpa mengenal lelah dalam kebutuhan penulis, semoga Tuhan memberikan umur yang panjang dan sehat selalu. Amin.

8. Kepada Abang penulis Jekson Purba, kakak penulis, Sinar Purba, Seni Purba, Seri Purba dan adik tercinta Sride Purba terimakasih atas doa, dorongan, semangat dan masukan yang telah diberikan kepada Adikmu tercinta ini.

9. Kepada Ricky Saragih, Jontri Purba, Mangaraja Nababan, Lorica Devi Nainggolan, dan Kak Yeni Damanik, Novita chairani yang telah memberikan semangat, serta membantu penulis selama penelitian.


(7)

10.Kepada Bapak Camat beserta jajarannya di Kecamatan Siantar Barat, 11.Kepada Bapak Benny Simanjuntak selaku Manager Siantar Hotel beserta

Jajarannya

12.Kepada Bapak Drs. Suriyatno, kepala kantor perpustakaan arsip dan dokumentasi kota Pematangsiantar beserta jajarannya.

13.Kepada para Informan penulis dan seluruh pihak yang turut membantu penulis selama melakukan penelitian dalam penyelesaian skripsi ini. 14.Kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/i Jurusan

Pendidikan Sejarah stambuk 2008, Era, Lisa, happy, Safitri, Maria, Restia, lylys, Nirwana, Donal, Dosri, afriani, yani, resna, hera, Daniard dan yang tidak bisa namanya satu persatu dituliskan saya ucapkan banyak terimakasih.

15.Kepada seluruh personil ANACOSTA, Kak Cer, Geulora, eda merly, Tiarma, Sunday, Yana Imoet, Nholya, devy, ove, pienty, Dora. Kenangan bersama kalian takkan terlupakan, terimakasih banyak atas Doa, bantuan, dorongan dan semangat yang telah banyak kalian berikan kepada penulis selama penyelesaian Skripsi ini.

16.Dan teman-teman PPL SMA DIPANEGARA TEBING TINGGI, valin, ernita, irna, sari, indra, marlina, helen dan teman-teman yang lain, terimakasih atas doa dan semangat yang telah di berikan kepada penullis selama penyelesian skripsi ini

17.Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama studi berlangsung sampai dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

Tiada uraian kata yang terindah yang penulis sampaikan selain ucapan terimakasih yang setulusnya, atas bantuan semua pihak, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua, khususnya juga bagi rekan-rekan Mahasiswa/i Jurusan Pendidikan Sejarah FIS UNIMED.

Sekali lagi atas bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu melindugi dan melimpahkan berkat-Nya bagi kita semua.Amin.

Penulis, Juni 2012 Penulis

San Sridayanti Purba 308121136


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Masalah ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Konseptual ... 8

1. Pengertian Persepsi ... 8

2. Pengertian Masyarakat ... 10

3. Pengertian Perang ... 10

4. Pengertian Perjuangan ... 12


(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

A. Metode Penelitian ... 16

B. Sumber Data ... 16

C. Lokasi Penelitian ... 17

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 18

E. Tehnik Analisa data ... 19

BAB IV HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 20

1. Sejarah Singkat Kecamatan Siantar Barat ... 20

1.1Tinjauan Geografis ... 21

1.2Iklim ... 22

1.3Keadaan Penduduk ... 22

1.4Suku Bangsa ... 26

B. Deskripsi Siantar Hotel ... 27

1. Sejarah Berdirinya Siantar Hotel ... 27

2. Letak Siantar Hotel ... 32

3. Kedudukan dan Fungsi Siantar Hotel ... 33

4. Tanggapan Masyarakat terhadap Siantar Hotel ... 35

C. Situasi Umum di Pematang Siantar Pra- Peristiwa Siantar Hotel 1. Berita Proklamasi Kemerdekaan di Pematang Siantar ... 36

2. Masuknya Tentara Sekutu/NICA di Pematang Siantar ... . 41

3. Reaksi Rakyat Terhadap Kedatangan Sekutu ... 43

D. Peristiwa Siantar Hotel . ... 45

1. Latar Belakang Peristiwa ... 47

2. Proses Jalannya Peristiwa ... 49


(11)

4. Kondisi Siantar Hotel setelah Peristiwa ... 56

E. Persepsi Masyarakat Terhadap Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

1. Kesimpulan ... 62

2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera utara dan merupakan kota kedua terbesar setelah Medan. Pematang Siantar terdiri dari 8 kecamatan yakni: Siantar Barat, Siantar Marihat, Siantar Martoba, Siantar Selatan, Siantar Timur, Siantar Utara, Siantar Marimbun dan Siantar dan terdiri dari 53 kelurahan.

Kecamatan Siantar Barat merupakan wilayah Kotamadya Pematangsiantar dengan luas 3,205 K , pada Ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Siantar Barat terdiri dari delapan Kelurahan dan setiap kelurahan dipimpin oleh Lurah. Kelurahan terluas di Kecamatan Siantar Barat adalah Kelurahan Bantan dengan luas 0,680 dengan jumlah penduduk 10.496 Jiwa. Dan Kelurahan terkecil di Kecamatan Siantar Barat yaitu Kelurahan Dwikora dengan luas 0,255 dengan jumlah penduduk 2.188 Jiwa. Kecamatan Siantar Barat terdiri dari 192 RT, 67 RW dan 17 Lingkungan.

Setiap daerah pasti mempunyai peristiwa sejarah tersendiri begitu juga dengan daerah Siantar Barat yang banyak menyimpan peristiwa sejarah yang bervariasi. Setiap peristiwa tersebut pasti meninggalkan peninggalan benda-benda yang menunjukkan jejak-jejak yang ada pada masa lalu. Tanda-tanda tersebut dapat berupa fosil, artifak, dokumen/arsip, situs dan bangunan. Dalam penelitian ini peneliti khusus membahas tentang suatu peristiwa yang terjadi pada tahun 1945, dimana Siantar Hotel adalah merupakan bukti atau bangunan yang merupakan peninggalan peristiwa tersebut.


(13)

Letak Siantar Hotel tepatnya berada di pusat kota Pematangsiantar dan persis di depan kebun bunga sekarang terletak di jalan W.R.Supratman No.3 yang merupakan wilayah Kecamatan Siantar Barat, saat itu jalan ini merupakan salah satu jalan protokol di kota Pematangsiantar. Kalau ditinjau dari segi ekonomis, posisi seperti ini sangat strategis karena terletak di sentral kegiatan kota Pematangsiantar dan juga mudah dijangkau dari berbagai sudut kota.

Peristiwa Siantar Hotel ini di latar belakangi oleh kedatangan sekutu yang mendarat pada tanggal 9 Oktober 1945, tetapi karena Jepang bimbang menerima kedatangan mereka, terpaksa menundanya satu hari, menjadi tanggal 10 Oktober. Alasan Jepang karena soal-soal tehnis, tetapi yang sebenarnya pada tanggal 9 Oktober 1945 itu di Medan dan sekitarnya sedang berlangsung pawai bendera merah putih dan pernyataan kebulatan tekad pemuda Indonesia.

Pihak Belanda/Nica lalu menggunakan momen tersebut sejak tanggal 6 Oktober 1945 tampak kesibukan yang luar biasa dari belanda/KNIL di Siantar Hotel. Sebanyak 27 orang Belanda lalu menduduki hotel tersebut dan langsung menjadikannya sebagai markas. Pengawalan Jepang yang ada ditempat tersebut juga langsung digantikan oleh pasukan KNIL. Aksi yang paling menyolok dilakukan mereka ialah mengibarkan bendera merah putih biru. Sementara serdadu Belanda terus berjaga-jaga disekitar hotel dengan senjata di tangan dan terus menantang serta mencemoohkan rakyat Indonesia dengan kata-kata yang kasar dan hina.

Selanjutnya pada tanggal 9 dan 10 Oktober 1945 serdadu KNIL sudah bertindak lebih berani dengan mengadakan semacam “show of forces” dengan cara parade berkelompok-kelompok mengelilingi kota, sementara senjata


(14)

senantiasa dipegang disertai dengan wajah-wajah sinis terhadap rakyat yang melihat aksi mereka tersebut di pinggir jalan.

Parade ini sengaja diadakan oleh serdadu KNIL itu dengan tujuan untuk menyatakan kegembiraan atas pendaratan sekutu/Nica. Tetapi tujuan sebenarnya adalah memancing agar kerusuhan terjadi. Betapapun hebatnya pancingan Belanda/Nica itu sampai sekian jauh, tak ada seorang pemuda pun yang mau terpancing. Dengan sendirinya akibat perbuatan Belanda/Nica itu keadaan Pematang Siantar dan sekitarnya menjadi hangat. Di sisi lain Belanda telah merencanakan untuk merebut pemerintahan di kota Pematang Siantar, mereka terus menggalang kekuatan dengan cara menyebar kaki tangannya kesegenap penjuru kota untuk mencari berkas pegawai-pegawainya yang masih loyal untuk membantu usaha mereka. Tetapi niat dan usaha Belanda ini telah tercium oleh para pemuda. Setelah mengetahuinya, gerakan-gerakan pemuda semakin di tingkatkan lagi dan pengibaran bendera merah putih dilakukan pemuda di lapangan Pagoda. Dan kegiatan pemuda dipusatkan disebuah gedung persis di depan Siantar Hotel yang sudah menjadi markas Belanda/Nica.

Sehubungan dengan penulisan ini, ada beberapa alasan penting mengapa penulis mengangkat topik ini. Pertama, penulisan peristiwa ini sesuai dengan nilai-nilai kajian sejarah yang masih jarang dijumpai, kalaupun ada hanya berupa tulisan para peminat sejarah dan pelaku sejarah itu sendiri, tulisan-tulisan tersebut masih sangat minim sekali. Kedua, peristiwa Siantar Hotel ini jarang sekali dijadikan sebagai bahan referensi sejarah oleh para Sejarawan. Umumnya kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa di pulau Jawa yang sering kali dipergunakan, misalnya insiden bendera hotel Yamato Surabaya tanggal 19


(15)

September 1945, pertempuran lima hari di Semarang, peristiwa Bandung Lautan api dan sebagainya.

Bahkan ada juga masyarakat Siantar Barat yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak peduli tentang Peristiwa Siantar Hotel dan menganggap peristiwa tersebut hanya cerita atau dongeng. Padahal peristiwa Siantar Hotel ini tidak kalah pentingnya pada saat itu dalam mengobarkan semangat pemuda mempertahankan kemerdekaan. Namun banyak tanggapan-tanggapan atau pendapat-pendapat masyarakat baik yang positip maupun negatip terhadap peristiwa Siantar Hotel tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mengangkat topik penelitian “Persepsi Masyarakat Terhadap Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 Di

Kecamatan Siantar Barat” karena menurut hemat penulis belum banyak masalah ini diangkat dan masih banyak masyarakat dan pemuda Siantar yang tidak mengetahui peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Siantar Hotel pada tanggal 15 Oktober 1945.


(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dapat di identifikasikan adalah :

1. Sejarah Siantar Hotel

2. Latar belakang terjadinya peristiwa Siantar Hotel

3. Keberadaan Belanda Pasca Proklamasi di Pematangsiantar 4. Peristiwa Siantar Hotel

5. Tokoh-tokoh pemuda yang mengobarkan semangat perjuangan

6. Persepsi Masyarakat Siantar Barat terhadap Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengambang maka diperlukan pembatasan masalah. Untuk itu peneliti membatasi masalah yaitu tentang “ Persepsi Masyarakat terhadap Peristiwa Siantar Hotel yang terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945 di Kecamatan Siantar Barat”.

D. Rumusan Masalah

Dengan adanya pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Bagaimana Sejarah berdirinya Siantar Hotel ?

2. Bagaimana latar belakang serta proses terjadinya Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 ?


(17)

3. Bagaimana persepsi Masyarakat Siantar Barat terhadap peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 ?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penellitian ini, peneliti membuat beberapa tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Siantar Hotel

2. Untuk mengetahui latar belakang serta proses terjadinya Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945

3. Untuk mengetahui persepsi Masyarakat terhadap peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk :

1. Menambah pengetahuan penulis tentang peristiwa bersejarah khususnya peristiwa Siantar Hotel.

2. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan berbagai pihak terutama para peminat sejarah khususnya sejarah peristiwa Siantar Hotel

4. Memberi gambaran pada masyarakat dan generasi mendatang untuk mengenal dan mengetahui perjuangan serta pergolakan-pergolakan disetiap daerah khusus di Siantar yang dapat membangkitkan suatu pengertian terhadap terbentuknya sejarah lokal yang merupakan suatu


(18)

unsur penting dalam membangkitkan nasionalisme dikalangan generasi berikutnya.

5. Sebagai sumbangan pemikiran kepada masyarakat, khususnya masyarakat Siantar Barat, agar masyarakat mengetahui bagaimana peristiwa Siantar Hotel.

6. Dapat menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa jurusan pendidikan sejarah UNIMED dan pihak lain yang memerlukannya.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah Jepang Menyerah kepada Sekutu mengakibatkan terjadinya pengalihan kembali daerah kekuasaannya. Semua daerah pendudukan Jepang diserahkan kembali ke negara-negara yang menyatu ke blok Sekutu. Tak terkecuali dengan wilayah Indonesia. Untuk merealisasikan maksud tersebut mendaratlah sekutu yang memboncengkan Belanda/NICA di Medan pada tanggal 10 Oktober 1945, pendaratan Sekutu di wilayah Indonesia membawa babakan baru dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan di daerah Sumatera Timur di kawasan Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

2. Kedatangan tentara sekutu yang memboncengkan Belanda/NICA itu mendapat respon yang tidak baik dimana-mana. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan spontasnitas para pemuda untuk menghimpun para pemuda lainnya guna untuk membicarakan sikap yang di tempuh oleh para pemuda. Guna untuk meningkatkan kewaspadaan untuk berjaga-jaga bila sewaktu-waktu Belanda/NICA mengadakan Penyerbuan.

3. Meletusnya Peristiwa Siantar Hotel tanggal 15 Oktober 1945 itu, dilatarbelakangi oleh insiden bendera di Siantar Hotel yang ternyata mengusik


(20)

hati para Pemuda Pematang Siantar. Dimana Belanda/NICA mencoba menaikkan benderanya yang tiga warna dan di tambah lagi dengan tindakan serta perilaku yang angkuh dan sombong yang di perlihatkan serdadu-serdadu Belanda/NICA kepada rakyat Indonesia atau rakyat Siantar yang tentunya akan memancing emosi rakyat yang telah lama terpendam untuk membalasnya.

4. Sementara untuk pengaruh yang ditimbulkan peristiwa tersebut ada yang bersifat positif dan negatip. Dari sisi positif bagi rakyat mungkin semakin memantapkan konsolidasi barisan pejuang pemuda dan yang terpentimg adalah pihak musuh semakin memperhitungkan kekuatan rakyat Simalungun. Dari sisi negatif yang menyolok bagi rakyat Simalungun adalah semakin banyaknya gadis-gadis dijadikan wanita-wanita penghibur bagi serdadu-serdadu dan perwira-perwira Jepang. Dan para gadis itu juga turut membantu perjuangan barisan pemuda dengan usaha dan cara mereka sendiri.

5. Begitu pentingnya dan besarnya pengaruh Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 dalam perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi sebagian besar masyarakat di kecamatan Siantar Barat kurang mengetahui Sejarah bagaimana sebenarnya peristiwa tersebut. Itu disebabkan karena selain kurangnnya buku-buku yang ditulis oleh pelaku-pelaku sejarah tentang Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 tersebut juga karena kurangnya kesadaran untuk melestarikan dan mewariskan sejarah perjuangan bangsa dan rasa ingin tahu masyarakat tersebut


(21)

terhadap sejarah di daerahnya sendiri sehingga tidak ada keinginan untuk mencari tahu tentang daerahnya sendiri.

2. Saran

1. Diharapkan agar lebih memasyarakatkan peristiwa ini kepada kepada Masyarakat karena umumnya orang selalu senantiasa mengacu kepada beberapa peristiwa penting lainnya yang ada di pulau Jawa. Ini dapat diperhatikan di beberapa literatur yang ada, biasanya mengambil referensi dari pulau Jawa saja. Sehingga perlu adanya pemikiran yang berwenang dalam hal pemerintah daerah untuk membahas permasalahan seperti ini. Karena dikwatirkan dimasa yang akan datang peristiwa Siantar Hotel ini akan bisa saja terlupakan oleh generasi muda, khususnya di Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

2. Diharapkannya adanya Penulisan peristiwa sejarah atau Peristiwa Siantar Hotel. Karena penulisan Sejarah tersebut mewariskan nilai-nilai perjuangan para pahlawan nasional agar dapat diteladani atau setidak-tidaknya generasi sekarang dan yang akan datang lebih mengetahui sejarah perjuangan bangsanya.

3. Diharapkan juga peranan pemerintah daerah untuk lebih memperbanyak literatur-literatur kesejarahan nasional dan literatur-literatur sejarah lokalnya guna untuk melestarikan dan mewariskan sejarah perjuangan Bangsa.


(22)

4. Diharapkan kepada Masyarakat agar lebih peduli terhadap sejarah perjuangan di Indonesia, terkhusus perjuangan di daerahnya sendiri, contohnya sejarah perjuangan yang a


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dan Abdurahman, 1985, .Ilmu Sejarah dan Historiografi Arah dan Perspektif , Jakarta : PT Garmedia

Adi Rukminto, Isbandi, 1994, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Jakarta : Rineka Cipta

Edisahputra, 1985, Bedjo Harimau Sumatera dalam Perang Kemerdekaan, Jakarta : Bina Satria -45

Edisahputra, 1978, Simalungun Jogjanya Sumatera dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, jilid, Medan :U.P.Bina Satria 45

Edisahputra, 1987, Sumatera Dalam Perang Kemerdekaan Perlawanan Rakyat Semesta Menentang Jepang, Inggris, dan Belanda, Jakarta : Yayasan Bina Satria 45

Ginting, H, Kusuma Erizal, 1992, Sejarah Pengibaran Bendera Merah Putih yang Pertama di Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun dan Peristiwa Siantar Hotel, Pematang Siantar : Panitia Penulisan Sejarah Peristiwa Berdarah Siantar Hotel

Gulo, Dali, 1982, Kamus Psikologi, Bandung : Toris

Mansur, The Golden Bridge” Jembatan Emas 1945 Kisah-Kisah Nyata Perjuangan Kemerdekaan RI di Sumatera jilid 1. Tanpa kota terbit, Penerbit, dan Tahun terbit Moedjanto, G, 1992, Indonesia Abad ke-20, Dari Kebangkitan Nasional sampai

Linggarjati, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nasution.S, 1999, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Pranoto, Tukidjan, 2001, Tetes Embun Di Simalungun, Medan : Yayasan Keluarga Purba, Kenan & J.D, 1995, Sejarah Simalungun, Jakarta : Bina Budaya Simalungun

Parsadaan ni Purba Pakpak, Boru pakon Panogolan Se-Jabotabek

Simandjuntak, B.A, 2009, Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba, Medan : Yayasan Obor Indonesia

Siregar, Mustafa dkk, 1996, Perjuangan Menegakkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Utara (1945-1949) Jilid 1, Medan : Tim Khusus Perencanaan Pembangunan Tatengger di Propinsi Sumatera Utara Sjamsudin, Helius, 2007, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Penerbit Ombak


(24)

Soekanto, Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Sugono, Dendy dkk, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum

Sumaatmadja, Nursid, 1986, perspektif Studi Sosial, Bandung : ALUMNI

Syahnan, H.R, 1982, Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan, Medan : Dinas Sejarah Kodam II/BB

Thoha, Miftah, 1999, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Yoyakarta : CV. Rajawali


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah Jepang Menyerah kepada Sekutu mengakibatkan terjadinya pengalihan kembali daerah kekuasaannya. Semua daerah pendudukan Jepang diserahkan kembali ke negara-negara yang menyatu ke blok Sekutu. Tak terkecuali dengan wilayah Indonesia. Untuk merealisasikan maksud tersebut mendaratlah sekutu yang memboncengkan Belanda/NICA di Medan pada tanggal 10 Oktober 1945, pendaratan Sekutu di wilayah Indonesia membawa babakan baru dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan di daerah Sumatera Timur di kawasan Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

2. Kedatangan tentara sekutu yang memboncengkan Belanda/NICA itu mendapat respon yang tidak baik dimana-mana. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan spontasnitas para pemuda untuk menghimpun para pemuda lainnya guna untuk membicarakan sikap yang di tempuh oleh para pemuda. Guna untuk meningkatkan kewaspadaan untuk berjaga-jaga bila sewaktu-waktu Belanda/NICA mengadakan Penyerbuan.

3. Meletusnya Peristiwa Siantar Hotel tanggal 15 Oktober 1945 itu, dilatarbelakangi oleh insiden bendera di Siantar Hotel yang ternyata mengusik


(2)

hati para Pemuda Pematang Siantar. Dimana Belanda/NICA mencoba menaikkan benderanya yang tiga warna dan di tambah lagi dengan tindakan serta perilaku yang angkuh dan sombong yang di perlihatkan serdadu-serdadu Belanda/NICA kepada rakyat Indonesia atau rakyat Siantar yang tentunya akan memancing emosi rakyat yang telah lama terpendam untuk membalasnya.

4. Sementara untuk pengaruh yang ditimbulkan peristiwa tersebut ada yang bersifat positif dan negatip. Dari sisi positif bagi rakyat mungkin semakin memantapkan konsolidasi barisan pejuang pemuda dan yang terpentimg adalah pihak musuh semakin memperhitungkan kekuatan rakyat Simalungun. Dari sisi negatif yang menyolok bagi rakyat Simalungun adalah semakin banyaknya gadis-gadis dijadikan wanita-wanita penghibur bagi serdadu-serdadu dan perwira-perwira Jepang. Dan para gadis itu juga turut membantu perjuangan barisan pemuda dengan usaha dan cara mereka sendiri.

5. Begitu pentingnya dan besarnya pengaruh Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 dalam perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi sebagian besar masyarakat di kecamatan Siantar Barat kurang mengetahui Sejarah bagaimana sebenarnya peristiwa tersebut. Itu disebabkan karena selain kurangnnya buku-buku yang ditulis oleh pelaku-pelaku sejarah tentang Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 tersebut juga karena kurangnya kesadaran untuk melestarikan dan mewariskan sejarah perjuangan bangsa dan rasa ingin tahu masyarakat tersebut


(3)

terhadap sejarah di daerahnya sendiri sehingga tidak ada keinginan untuk mencari tahu tentang daerahnya sendiri.

2. Saran

1. Diharapkan agar lebih memasyarakatkan peristiwa ini kepada kepada Masyarakat karena umumnya orang selalu senantiasa mengacu kepada beberapa peristiwa penting lainnya yang ada di pulau Jawa. Ini dapat diperhatikan di beberapa literatur yang ada, biasanya mengambil referensi dari pulau Jawa saja. Sehingga perlu adanya pemikiran yang berwenang dalam hal pemerintah daerah untuk membahas permasalahan seperti ini. Karena dikwatirkan dimasa yang akan datang peristiwa Siantar Hotel ini akan bisa saja terlupakan oleh generasi muda, khususnya di Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

2. Diharapkannya adanya Penulisan peristiwa sejarah atau Peristiwa Siantar Hotel. Karena penulisan Sejarah tersebut mewariskan nilai-nilai perjuangan para pahlawan nasional agar dapat diteladani atau setidak-tidaknya generasi sekarang dan yang akan datang lebih mengetahui sejarah perjuangan bangsanya.

3. Diharapkan juga peranan pemerintah daerah untuk lebih memperbanyak literatur-literatur kesejarahan nasional dan literatur-literatur sejarah lokalnya guna untuk melestarikan dan mewariskan sejarah perjuangan Bangsa.


(4)

4. Diharapkan kepada Masyarakat agar lebih peduli terhadap sejarah perjuangan di Indonesia, terkhusus perjuangan di daerahnya sendiri, contohnya sejarah perjuangan yang a


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dan Abdurahman, 1985, .Ilmu Sejarah dan Historiografi Arah dan Perspektif , Jakarta : PT Garmedia

Adi Rukminto, Isbandi, 1994, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Jakarta : Rineka Cipta

Edisahputra, 1985, Bedjo Harimau Sumatera dalam Perang Kemerdekaan, Jakarta : Bina Satria -45

Edisahputra, 1978, Simalungun Jogjanya Sumatera dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, jilid, Medan :U.P.Bina Satria 45

Edisahputra, 1987, Sumatera Dalam Perang Kemerdekaan Perlawanan Rakyat Semesta Menentang Jepang, Inggris, dan Belanda, Jakarta : Yayasan Bina Satria 45

Ginting, H, Kusuma Erizal, 1992, Sejarah Pengibaran Bendera Merah Putih yang Pertama di Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun dan Peristiwa Siantar Hotel, Pematang Siantar : Panitia Penulisan Sejarah Peristiwa Berdarah Siantar Hotel

Gulo, Dali, 1982, Kamus Psikologi, Bandung : Toris

Mansur, The Golden Bridge” Jembatan Emas 1945 Kisah-Kisah Nyata Perjuangan Kemerdekaan RI di Sumatera jilid 1. Tanpa kota terbit, Penerbit, dan Tahun terbit Moedjanto, G, 1992, Indonesia Abad ke-20, Dari Kebangkitan Nasional sampai

Linggarjati, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nasution.S, 1999, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Pranoto, Tukidjan, 2001, Tetes Embun Di Simalungun, Medan : Yayasan Keluarga Purba, Kenan & J.D, 1995, Sejarah Simalungun, Jakarta : Bina Budaya Simalungun

Parsadaan ni Purba Pakpak, Boru pakon Panogolan Se-Jabotabek

Simandjuntak, B.A, 2009, Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba, Medan : Yayasan Obor Indonesia

Siregar, Mustafa dkk, 1996, Perjuangan Menegakkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Utara (1945-1949) Jilid 1, Medan : Tim Khusus Perencanaan Pembangunan Tatengger di Propinsi Sumatera Utara Sjamsudin, Helius, 2007, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Penerbit Ombak


(6)

Soekanto, Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Sugono, Dendy dkk, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum

Sumaatmadja, Nursid, 1986, perspektif Studi Sosial, Bandung : ALUMNI

Syahnan, H.R, 1982, Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan, Medan : Dinas Sejarah Kodam II/BB

Thoha, Miftah, 1999, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Yoyakarta : CV. Rajawali