Informasi Biaya Kualitas sebagai Alat Ukur Efektivitas Pengendalian Kualitas pada PT. X.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha 

ABSTRAK

Laporan biaya kualitas adalah suatu laporan yang berisi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk membiayai sumber daya yang digunakan untuk menunjang aktivitas kualitas. Melaporkan biaya kualitas meliputi mendefinisikan data, identifikasi sumber data, mengumpulkan data dan menyiapkan serta mendistribusikan laporan biaya kualitas.

Penulis melakukan penelitian pada PT. “X” yang bergerak dalam bidang garment. PT. “X” melakukan berbagai aktivitas kualitas agar kualitas dari produknya tetap terjaga. Untuk itu perusahaan harus mengeluarkan sumber daya untuk membiayai aktivitas kualitas tersebut. Dengan laporan biaya kualitas, maka dapat dilihat besarnya pengeluaran perusahaan dalam membiayai aktivitas kualitas. Pada laporan biaya kualitas ini, biaya tersebut diklasifikasikan ke dalam 4 klasifikasi biaya kualitas. Keempat klasifikasi itu adalah biaya pencegahan yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kegagalan, biaya penilaian untuk menilai apakah produk yang dihasilkan telah sesuai dengan standar perusahaan, biaya kegagalan internal yang dikeluarkan karena adanya produk gagal dalam perusahaan, biaya kegagalan eksternal yang dikeluarkan karena adanya produk gagal dari perusahaan yang telah sampai ke tangan konsumen.

Setelah melakukan penelitian pada Perusahaan “X”, penulis dapat mengambil kesimpulan perusahaan sudah melakukan berbagai aktivitas kualitas. Biaya kualitas yang sangat besar pada perusahaan “X” adalah biaya kegagalan internal, bahkan di atas 60% setiap bulannya dari keseluruhan biaya kualitas yang dikeluarkan Pada periode terakhir yaitu Oktober-Desember 2007, biaya kegagalan internal sudah mulai menurun, hal ini adalah karena lebih besarnya biaya pencegahan dan penilaian yang dikeluarkan Perusahaan “X” pada periode tersebut, yaitu dengan adanya permeriksaan dan perbaikan mesin, pelatihan, serta pemeriksaan produk yang lebih dtingkatkan pada periode tersebut sehingga kegagalan yang terjadi lebih sedikit dibanding periode-periode sebelumnya.

Dengan demikian, informasi biaya kualitas dapat memberi gambaran bagaimana kemajuan program perbaikan kualitas yang dilakukan perusahaan. Umumnya tindakan pencegahan dan deteksi dapat mengurangi biaya kegagalan baik internal maupun eksternal.


(2)

DAFTAR ISI

Table of Contents

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii 

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 5

1.4 Rerangka Penelitian ... 6

1. 5 Waktu dan lokasi penelitian ... 9

BAB II ... 11

TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Biaya ... 11

2.1.1 Pengertian Biaya ... 11

2.1.2 Klasifikasi Biaya ... 13

2.1.3 Fungsi data biaya ... 23

2.1.4 Pengukuran biaya ... 24

2.2 Kualitas ... 25

2.2.1 Pengertian kualitas ... 26

2.2.2 Penggolongan Kualitas ... 28


(3)

vi Universitas Kristen Maranatha 

2.2.4 Ukuran Kualitas ... 33

2.2.5 Subkategori kegiatan kualitas ... 34

2.2.6 Insentif untuk penyempurnaan kualitas ... 35

2.2.7 Manfaat pengukuran kualitas ... 36

2.2.8 Kualitas berdasarkan sasaran (Quality by objective) ... 36

2.2.9 Teknik-teknik perbaikan kualitas ... 37

2.3 Biaya Kualitas ... 40

2.3.1 Pengertian ... 40

2.3.2 Kategori biaya kualitas ... 40

2.3.3 Klasifikasi biaya kualitas ... 52

2.3.4 Biaya kualitas dan nilai kualitas ... 52

2.3.5 Tujuan pelaporan biaya kualitas ... 53

2.3.6 Pengendalian biaya kualitas ... 54

2.3.7 Sumber data biaya kualitas yang diperoleh ... 56

2.3.8 Pengaruh biaya kualitas terhadap penjualan ... 56

2.3.9 Biaya kualitas dan nilai kualitas ... 57

2.3.10 Tiga metode mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi ... 58

2.3.11 Manfaat analisis biaya kualitas ... 60

2.3.12 Manfaat informasi biaya kualitas ... 61

2.3.13 Alasan penetapan biaya kualitas ... 62

2.3.14 Unsur-unsur biaya kualitas ... 63

2.4 Pengendalian biaya kualitas ... 64

2.4.1 Tujuan pengendalian biaya kualitas ... 65

2.4.2 Proses pengendalian biaya kualitas ... 66

BAB III ... 67

OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 67

3.1 Sejarah Perusahaan ... 67


(4)

3.1.2 Deskripsi Singkat Perusahaan ... 67

3.1.3 Struktur Organisasi ... 69

3.2 Objek Penelitian ... 71

3.2.1 Aspek yang diteliti ... 72

3.2.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 72

3.3 Metode Penelitian ... 72

BAB IV ... 76

PEMBAHASAN ... 76

4.1 Identifikasi, Definisi, dan Klasifikasikan Atribut Kunci dan Aktivitas ... 76

4.2 Meng-assign Sumber Daya ke Aktivitas ... 84

4.3 Menyusun Laporan Biaya Kualitas ... 96

4.4 Menganalisis Laporan Biaya Kualitas ... 101

BAB V ... 112

KESIMPULAN DAN SARAN ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Kelemahan ... 112

5.3 Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115 


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Aktivitas penelitian di Perusahaan “X”………10 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan “X” ………69


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengalokasian Biaya Sumber Daya ke Aktivitas periode

Jan – Mar 2007………84 Tabel 4.2 Pengalokasian Biaya Sumber Daya ke Aktivitas periode

Apr – Jun 2007………86 Tabel 4.3 Pengalokasian Biaya Sumber Daya ke Aktivitas periode

Jul – Sept 2007………89 Tabel 4.4 Pengalokasian Biaya Sumber Daya ke Aktivitas periode

Okt – Des 2007………91 Tabel 4.5 Biaya yang Dikeluarkan Tiap Periode untuk Aktivitas

Pengendalian Kualitas………..93

Tabel 4.6 Laporan Biaya Kualitas ………...97 Tabel 4.7 Persentase Biaya Kualitas di Perusahaan Garmen “X”


(7)

x Universitas Kristen Maranatha 

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Biaya Pencegahan ………...101

Diagram 4.2 Biaya Penilaian ………...102

Diagram 4.3 Biaya Kegagalan Internal ……….…..103

Diagram 4.4 Biaya Kegagalan Eksternal ………104

Diagram 4.5 Biaya Kualitas Periode Januari – Maret 2007……….105

Diagram 4.6 Biaya Kualitas Periode April – Juni 2007 ………..105

Diagram 4.7 Biaya Kualitas Periode Juli – September 2007 ………..106


(8)

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Hansen dan Mowen (2001 : 683), mengemukakan bahwa:

“Quality is the totally of features and a characteristic of a product made or a service performed according to specifications, to satisfy customers at the time of purchase and during use.”

Dari definisi tersebut, maka menurut mereka produk yang berkualitas adalah produk yang keseluruhan bentuk dan karakteristiknya memenuhi spesifikasi dan kepuasan pelanggan pada saat dibeli dan digunakan. Kualitas merupakan ukuran relatif dari kebaikan. Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Harapan pelanggan ini dapat digambarkan melalui dimensi kualitas. Jadi produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi, yaitu:

ƒ Kinerja (performance) : mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam perusahaan jasa, prinsip tidak terpisahkan (inseparability principle) mengandung arti bahwa jasa dilakukan secara langsung di hadapan pelanggan. Jadi dimensi kinerja untuk perusahaan jasa dapat didefinisikan sebagai atribut daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang konsisten bersifat segera; kepastian (assurance),


(9)

 

2 Universitas Kristen Maranatha 

mengacu kepada pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan mereka membangun kepercayaan dan keyakinan pelanggan; empati (empathy), berarti peduli dan memberikan perhatian individual terhadap pelanggan.

ƒ Estetika (aesthetics) : mengacu pada penampilan wujud produk. Misalnya gaya, keindahan, serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai yang berkaitan dengan jasa.

ƒ Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability) : berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.

ƒ Fitur (features) : karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama.

ƒ Keandalan (reliability) : probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.

ƒ Tahan lama (durability) : jangka waktu produk dapat berfungsi.

ƒ Kualitas kesesuaian (quality of conformance) : ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.

ƒ Kecocokan penggunaan (fitness for use) : kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan.

Hansen dan Mowen (2001 : 683), mengemukakan bahwa:

“Biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Biaya kualitas ini berhubungan dengan 2 subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengendalian (control activities) dan kegiatan karena kegagalan (failure activities). “


(10)

 

Biaya kualitas ini terdiri dari 4 kategori biaya kualitas, yaitu biaya pencegahan (prevention cost), biaya penilaian (appraisal cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost).

Kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, juga usaha kecil dan usaha besar. Karena itu, perusahaan perlu memberi perhatian yang lebih besar kepada kualitas produknya. Perhatian yang lebih besar ini dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut. Peningkatan profitabilitas ini dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu dengan meningkatkan permintaan pelanggan dan dengan mengurangi biaya. Oleh sebab itu, maka perlu diterapkan adanya pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan.

Perusahaan yang menaruh perhatian terhadap pengendalian kualitas produknya memerlukan adanya pelaporan biaya kualitas. Ketika perusahaan menerapkan pengendalian kualitas ini, timbul kebutuhan untuk memantau dan melaporkan perkembangan dari pengendalian tersebut dan hal ini perlu dipahami para manajer. Pelaporan ini penting karena laporan ini mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya. Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas ini adalah untuk memperbaiki, mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial.

Dari latar belakang ini, kita mengetahui bahwa kualitas telah menjadi dimensi kompetitif bagi suatu perusahaan. Karena itu, maka perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas ini perlu dibuat laporannya, sehingga


(11)

 

4 Universitas Kristen Maranatha 

dapat diketahui apakah pengendalian itu berjalan dengan baik atau tidak. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai latar belakang masalah ini, maka penulis mengambil judul : “INFORMASI BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PT. X”.

1.2

Identifikasi Masalah

Perhatian suatu perusahaan kepada kualitas produknya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan itu. Peningkatan profitabilitas ini dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu meningkatkan permintaan dan mengurangi biaya. Karena itu, maka diperlukan adanya pengendalian kualitas. Dalam pengendalian kualitas, diperlukan adanya laporan yang dapat melaporkan informasi bagi manajer mengenai pengendalian kualitas yang telah dilakukan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan”X”?

2. Bagaimana menyusun laporan biaya kualitas dan informasi apa saja yang didapat dari laporan biaya kualitas?

1.3

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan dari penelitian yang dilakukan pada perusahaan “X” adalah sebagai berikut:


(12)

 

2. Menyusun laporan biaya kualitas agar dapat memberikan informasi bagi manajer dan mengetahui apa saja informasi yang didapat dari penyusunan laporan biaya kualitas ini.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Dari data dan informasi yang berhasil dikumpulkan, berdasarkan hasil penelitian dan studi literatur, khususnya yang berkaitan dengan biaya kualitas sebagai informasi bagi manajer, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi perkembangan ilmu ekonomi, khususnya akuntansi.

2. Kegunaan praktis a. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis, terutama mengenai biaya kualitas sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dan fakta yang terjadi di lapangan. Penelitian ini juga berguna dalam rangka penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha.

b. Bagi perusahaan

Sebagai suatu bahasan ilmiah yang didasarkan pada praktek yang berlaku, informasi yang diperoleh mengenai biaya kualitas diharapkan dapat menjadi


(13)

 

6 Universitas Kristen Maranatha 

masukan bagi perusahaan dalam mengendalikan biaya pengendalian kualitas agar mengurangi biaya kegagalan pada produknya.

c. Bagi mahasiswa lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan perbandingan bagi mahasiswa lain dalam pembuatan laporan-laporan ilmiah yang memiliki topik yang sama.

1.4 Rerangka Penelitian

Menurut Edward J. Blocher dkk (2000 ; 220):

“Biaya kualitas adalah biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pembetulan produk yang berkualitas rendah, dan dengan opportunity cost hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas.”


(14)

 

Dalam perusahaan terdapat beberapa aktivitas kualitas yang menimbulkan biaya kualitas, yaitu aktivitas pengendalian dan aktivitas kegagalan. Aktivitas pengendalian kualitas dilakukan perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi), sedangkan aktivitas kegagalan kualitas dilakukan perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespons kualitas yang buruk (kualitas yang buruk telah terjadi). Untuk melakukan aktivitas pengendalian dan aktivitas kegagalan ini, maka perusahaan harus mengeluarkan dana. Biaya untuk aktivitas pengendalian kualitas dinamakan biaya pengendalian, sedangkan biaya kegagalan kualitas dinamakan biaya kegagalan. Biaya pengendalian itu sendiri dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Biaya pencegahan : biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Contoh biaya pencegahan, yaitu biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji lapangan, dan peninjauan desain.

2. Biaya penilaian : biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menentukan apakah produk atau jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Contoh biaya penilaian, yaitu biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemeriksaan dan pengujian), dan pengesahan dari pihak luar.


(15)

 

8 Universitas Kristen Maranatha 

1. Biaya kegagalan internal : biaya yang dikeluarkan perusahaan karena produk atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Contoh biaya kegagalan internal, yaitu sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian mesin (karena adanya produk buruk yang dihasilkan mesin tersebut), pemeriksaan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain.

2. Biaya kegagalan eksternal : biaya yang dikeluarkan perusahaan karena produk atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan setelah produk itu disampaikan kepada pelanggan. Contoh biaya kegagalan eksternal, yaitu biaya kehilangan penjualan karena kinerja produk yang buruk serta retur dan potongan penjualan karena kualitas yang buruk, biaya garansi, perbaikan, tanggung jawab hukum yang timbul, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dan biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan.

Peningkatan profitabilitas suatu perusahaan dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu dengan meningkatkan permintaan pelanggan dan dengan mengurangi biaya. Perusahaan dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkannya dengan melakukan pengendalian biaya kualitas. Karena itu, maka pengendalian kualitas memberikan dampak yang positif pada perusahaan karena dapat meningkatkan profitabilitasnya. Selain itu, jika perusahaan tidak menaruh perhatian pada kualitas produknya, maka kelangsungan hidupnya akan terancam. Karena produk dengan kualitas buruk, perusahaan dapat menghadapi ancaman penurunan pangsa pasar dan penjualannya. Hal ini disebabkan karena pelanggan berpindah pada produk pesaing yang kualitasnya lebih baik. Hal ini akan menimbulkan cost of losing customer, yaitu biaya


(16)

 

yang timbul karena pelanggan berpindah ke supplier lain. Menurut Hansen Mowen (2001 : 685):

“Biaya kualitas ada kalanya cukup besar dan dapat merupakan sumber penghematan yang cukup signifikan.”

Adanya pengakuan bahwa kegagalan dalam menghasilkan produk yang berkualitas menimbulkan biaya tinggi, mendorong perusahaan-perusahaan meningkatkan kualitas produknya. Dengan mengeluarkan biaya untuk pencegahan, maka perusahaan lebih sedikit mengeluarkan biaya untuk kegagalan internal maupun eksternal. Hal ini membuat perusahaan tidak hanya menikmati nilai yang dirasakan lebih tinggi dari produknya, tetapi juga meningkatkan penjualan dan pangsa pasarnya. Perusahaan yang tidak melakukan pengendalian kualitas akan sulit dalam dunia bisnis, karena jika pesaingnya melakukan peningkatan kualitas produknya, maka perusahaan ini akan kehilangan pangsa pasarnya dan penjualan yang dilakukan juga akan berkurang. karena itu, maka perlu dilakukan adanya pelaporan biaya kualitas. Pengendalian biaya kualitas ini berguna untuk memperbaiki, mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Menurut Supriyono:

“Pelaporan biaya kualitas mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan dan memungkinkan perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan manajerial.”

1. 5 Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan Garment “X” yang berlokasi di Jalan”X” Bandung , dengan waktu penelitian mulai bulan Oktober sampai dengan


(17)

 

10 Universitas Kristen Maranatha 

Maret 2009. Aktivitas yang penulis lakukan pada perusahaan Garment “X” ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Gambar 1.1

Aktivitas penelitian di Perusahaan “X”

A K T I V I T A S

MINGGU 3-5 1-4 KE-

BULAN OKT NOV DES&JAN FEB&MAR Menganalisis  quality cost  dari data‐ data yang  didapat  dengan  membuat  distribusi  relatif biaya  kualitas,  grafik biaya  kualitas  kontemporer  dan tren  kualitas  multiperiode  (baik  menunjukkan  biaya  kualitasnya,  maupun  menunjukkan  biaya  kualitasnya  secara  individual)  Mencari tahu  sejarah  perusahaan,  definisi produk  yang sesuai  standar  perusahaan dan  mengidentifikasi  aktivitas apa  saja di  perusahaan  yang berkaitan  dengan aktivitas  pengendalian  kualitas  Mengklasifikasi  aktivitas  pengendalian  kualitas ke  dalam  4  kategori biaya  kualitas:  prevention,  appraisal,  internal failure  dan eksternal  failure. Meminta  data  pengeluaran  untuk  aktivitas  pengendalian  dan  kegagalan  kualitas


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Perusahaan Garmen “X”, maka pada tahun 2005, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

ƒ Perusahaan menyadari pentingnya kualitas dari suatu produk.

ƒ Perusahaan memiliki sumber-sumber daya untuk aktivitas kualitas yang bertujuan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produknya

ƒ Biaya kegagalan internal tiap periodenya sangat besar, yaitu di atas 60% dari jumlah biaya kualitas setiap periodenya karena kurangnya pelatihan, serta pemeriksaan dan perbaikan mesin yang masih kurang.

ƒ Pada periode Oktober-Desember 2007 terjadi penurunan biaya kegagalan, hal ini dikarenakan perusahaan mulai melakukan peningkatan dalam hal pelatihan bagi karyawan baru, pemeriksaan dan perbaikan mesin, pengemasan sehingga kualitas produk tetap terjaga, pengiriman, serta pemeriksaan produk jadi dan setengah jadi. Namun, biaya kegagalan ini tidak cukup valid, karena penulis tidak dapat berapa biaya yang hilang karena kekecewaan pelanggan mendapat produk cacat, sehingga mengurangi jumlah pembeliannya, atau bahkan tidak mau membeli lagi.


(19)

113 Universitas Kristen Maranatha 

5.2 Kelemahan

Adapun kelemahan dari skripsi ini adalah :

™ Penulis tidak berada di perusahaan ketika periode yang diteliti tersebut, sehingga peneliti hanya mengalokasikannya berdasarkan pengamatan penulis ketika berada di perusahaan dan dengan bertanya kepada pemilik perusahaan.

™ Penulis tidak selalu berada di perusahaan selama waktu penelitian, sehingga mungkin saja ada hal yang terlepas dari pengamatan penulis.

™ Penulis dapat saja salah dalam mengklasifikasikan ke dalam 4 jenis biaya kualitas, sehingga hasil yang didapat salah.

™ Biaya kegagalan eksternal yang didapat, tidaklah valid. Hal ini karena penulis tidak meneliti pelanggan-pelanggan Perusahaan “X” yang mungkin saja telah kecewa karena pernah mendapatkan produk yang cacat, sehingga tidak mau membeli lagi dari Perusahaan “X” atau mengurangi jumlah pembeliannya. Pelanggan yang kecewa ini, bisa saja menceritakan kepada pelanggan yang lain, sehingga pelanggan yang lain juga bisa saja mengurangi jumlah pembeliannya atau bahkan tidak membeli pada perusahaan “X” lagi. Hal ini tidak dapat diukur, sehingga jumlah biaya kegagalan eksternal untuk hal ini tidak dimasukkan dalam laporan di atas.

™ Pengambilan data hanyalah data Perusahaan “X” pada tahun 2005, sehingga tidak bisa melihat kenaikan ataupun penurunan yang terjadi setiap tahunnya.

™ Perusahaan lain tidak mungkin secara langsung menggunakan hal yang sama dalam hal besarnya pengalokasian, jumlah biaya, nama aktivitas dan masuk dalam


(20)

kategori klasifikasi mana. Hal ini disebabkan karena masing-masing perusahaan mempunyai aktivitas yang berbeda, bahkan pabrik garmen lain juga mungkin berbeda dalam hal banyaknya waktu yang digunakan untuk aktivitas yang sama, sehingga besarnya pengalokasian menjadi berbeda. Selain itu, dapat juga disebabkan karena adanya sumber daya yang digunakan untuk aktivitas kualitas tidak sama dengan yang digunakan pada Perusahaan “X”.

5.3 Saran

Saran yang diberikan penulis terhadap Perusahaan “X” adalah:

™ Sebaiknya karyawan yang ada dipertahankan, dan tidak sering keluar lalu diganti dengan yang lain karena mengakibatkan semakin tingginya biaya kegagalan internal, sehingga produk yang gagal itu harus mengalami proses rework (pengerjaan ulang).

™ Sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan yang cukup terhadap karyawan baru, dan memberi teguran terhadap karyawan yang sering salah dalam melakukan pekerjannya, sehingga kegagalan yang terjadi dapat diperkecil jumlahnya.

™ Sebaiknya perusahaan mencatat biaya kualitas apa saja yang terjadi dan apa saja yang termasuk ke dalam klasifikasi, sehingga manajer perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya kualitas yang dikeluarkan untuk masing-masing kategori, sehingga perusahaan dapat memutuskan dengan lebih cermat apakah biaya itu harus dikurangi atau tidak.


(21)

 

Universitas Kristen Maranatha 

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chan dan Lin. 2000. Manajemen Biaya. terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani,M.Si.,Akt, Edisi pertama. Jakarta : Salemba Empat

Carter, Usry. 2006. Cost Accounting. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Feigenbaum, A.V. 1991. Total Quality Control. Third ed. Singapore : Mc. Graw-Hill International edition.

Garrison, Noreen, Brewer. 2006. Managerial Accounting. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Gasperz, Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total. Jakarta : Gramedia.

Halim, Abdul, Bambang Supomo. 1998. Akuntansi Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Hammer, Carter, dan Usry. 1994. Cost Accounting : Planning and Control. Third edition. Cincinnati Southwestern Publishing, co.

Hansen dan Mowen, Terjemahan. 2001. Manajemen Biaya. Jakarta : Salemba Empat.

Hansen, Mowen. 2006. Management Accounting. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Hendriksen, Eldon S. 2001. Teori Akuntansi, Editor Alih Bahasa Marianus Sinaga, Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga


(22)

 

Hongren, Charles Et.Al. 2000. Cost Accounting a Managerial Emphasis (tenth Ed). New Jersey : Prentice Hall International Inc.

• Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Joseph Juran. 2001. Editor Alih Bahasa Laeli Budiarti, “ Penerapan Biaya Kualitas Sebagai Upaya untuk Mempertahankan Konsumen dan Profitabilitas Perusahaan”. Jakarta : Media Akuntansi Edisi 22 Desember

• Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka

Kusnadi. 1999. Akuntansi Biaya Tradisional dan Modern. Bandung : FE. UNJANI Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan STIE YPKN.

R. Cooper, Donald, C. William Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabet Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. • http://one.indoskripsi.com/node/5628


(1)

 

Maret 2009. Aktivitas yang penulis lakukan pada perusahaan Garment “X” ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Gambar 1.1

Aktivitas penelitian di Perusahaan “X”

A K T I V I T A S

MINGGU 3-5 1-4 KE- Menganalisis  quality cost  dari data‐ data yang  didapat  dengan  membuat  distribusi  relatif biaya  kualitas,  grafik biaya  kualitas  kontemporer  dan tren  kualitas  multiperiode  (baik  menunjukkan  biaya  kualitasnya,  maupun  menunjukkan  biaya  kualitasnya  secara  individual)  Mencari tahu  sejarah  perusahaan,  definisi produk  yang sesuai  standar  perusahaan dan  mengidentifikasi  aktivitas apa  saja di  perusahaan  yang berkaitan  dengan aktivitas  pengendalian  kualitas  Mengklasifikasi  aktivitas  pengendalian  kualitas ke  dalam  4  kategori biaya  kualitas:  prevention,  appraisal,  internal failure  dan eksternal  failure. Meminta  data  pengeluaran  untuk  aktivitas  pengendalian  dan  kegagalan  kualitas


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Perusahaan Garmen “X”, maka pada tahun 2005, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

ƒ Perusahaan menyadari pentingnya kualitas dari suatu produk.

ƒ Perusahaan memiliki sumber-sumber daya untuk aktivitas kualitas yang bertujuan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produknya

ƒ Biaya kegagalan internal tiap periodenya sangat besar, yaitu di atas 60% dari jumlah biaya kualitas setiap periodenya karena kurangnya pelatihan, serta pemeriksaan dan perbaikan mesin yang masih kurang.

ƒ Pada periode Oktober-Desember 2007 terjadi penurunan biaya kegagalan, hal ini dikarenakan perusahaan mulai melakukan peningkatan dalam hal pelatihan bagi karyawan baru, pemeriksaan dan perbaikan mesin, pengemasan sehingga kualitas produk tetap terjaga, pengiriman, serta pemeriksaan produk jadi dan setengah jadi. Namun, biaya kegagalan ini tidak cukup valid, karena penulis tidak dapat berapa biaya yang hilang karena kekecewaan pelanggan mendapat produk cacat, sehingga mengurangi jumlah pembeliannya, atau bahkan tidak mau membeli lagi.


(3)

5.2 Kelemahan

Adapun kelemahan dari skripsi ini adalah :

™Penulis tidak berada di perusahaan ketika periode yang diteliti tersebut, sehingga peneliti hanya mengalokasikannya berdasarkan pengamatan penulis ketika berada di perusahaan dan dengan bertanya kepada pemilik perusahaan.

™Penulis tidak selalu berada di perusahaan selama waktu penelitian, sehingga mungkin saja ada hal yang terlepas dari pengamatan penulis.

™Penulis dapat saja salah dalam mengklasifikasikan ke dalam 4 jenis biaya kualitas, sehingga hasil yang didapat salah.

™Biaya kegagalan eksternal yang didapat, tidaklah valid. Hal ini karena penulis tidak meneliti pelanggan-pelanggan Perusahaan “X” yang mungkin saja telah kecewa karena pernah mendapatkan produk yang cacat, sehingga tidak mau membeli lagi dari Perusahaan “X” atau mengurangi jumlah pembeliannya. Pelanggan yang kecewa ini, bisa saja menceritakan kepada pelanggan yang lain, sehingga pelanggan yang lain juga bisa saja mengurangi jumlah pembeliannya atau bahkan tidak membeli pada perusahaan “X” lagi. Hal ini tidak dapat diukur, sehingga jumlah biaya kegagalan eksternal untuk hal ini tidak dimasukkan dalam laporan di atas.

™Pengambilan data hanyalah data Perusahaan “X” pada tahun 2005, sehingga tidak bisa melihat kenaikan ataupun penurunan yang terjadi setiap tahunnya.


(4)

kategori klasifikasi mana. Hal ini disebabkan karena masing-masing perusahaan mempunyai aktivitas yang berbeda, bahkan pabrik garmen lain juga mungkin berbeda dalam hal banyaknya waktu yang digunakan untuk aktivitas yang sama, sehingga besarnya pengalokasian menjadi berbeda. Selain itu, dapat juga disebabkan karena adanya sumber daya yang digunakan untuk aktivitas kualitas tidak sama dengan yang digunakan pada Perusahaan “X”.

5.3 Saran

Saran yang diberikan penulis terhadap Perusahaan “X” adalah:

™Sebaiknya karyawan yang ada dipertahankan, dan tidak sering keluar lalu diganti dengan yang lain karena mengakibatkan semakin tingginya biaya kegagalan internal, sehingga produk yang gagal itu harus mengalami proses rework (pengerjaan ulang).

™Sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan yang cukup terhadap karyawan baru, dan memberi teguran terhadap karyawan yang sering salah dalam melakukan pekerjannya, sehingga kegagalan yang terjadi dapat diperkecil jumlahnya.

™Sebaiknya perusahaan mencatat biaya kualitas apa saja yang terjadi dan apa saja yang termasuk ke dalam klasifikasi, sehingga manajer perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya kualitas yang dikeluarkan untuk masing-masing kategori, sehingga perusahaan dapat memutuskan dengan lebih cermat apakah biaya itu harus dikurangi atau tidak.


(5)

 

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chan dan Lin. 2000. Manajemen Biaya. terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani,M.Si.,Akt, Edisi pertama. Jakarta : Salemba Empat

Carter, Usry. 2006. Cost Accounting. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Feigenbaum, A.V. 1991. Total Quality Control. Third ed. Singapore : Mc. Graw-Hill International edition.

Garrison, Noreen, Brewer. 2006. Managerial Accounting. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Gasperz, Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total. Jakarta : Gramedia.

Halim, Abdul, Bambang Supomo. 1998. Akuntansi Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Hammer, Carter, dan Usry. 1994. Cost Accounting : Planning and Control. Third edition. Cincinnati Southwestern Publishing, co.

Hansen dan Mowen, Terjemahan. 2001. Manajemen Biaya. Jakarta : Salemba Empat.

Hansen, Mowen. 2006. Management Accounting. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Hendriksen, Eldon S. 2001. Teori Akuntansi, Editor Alih Bahasa Marianus Sinaga, Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga


(6)

 

Hongren, Charles Et.Al. 2000. Cost Accounting a Managerial Emphasis (tenth Ed). New Jersey : Prentice Hall International Inc.

• Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Joseph Juran. 2001. Editor Alih Bahasa Laeli Budiarti, “ Penerapan Biaya Kualitas Sebagai Upaya untuk Mempertahankan Konsumen dan Profitabilitas Perusahaan”. Jakarta : Media Akuntansi Edisi 22 Desember

• Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka

Kusnadi. 1999. Akuntansi Biaya Tradisional dan Modern. Bandung : FE. UNJANI Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan STIE YPKN.

R. Cooper, Donald, C. William Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabet Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. • http://one.indoskripsi.com/node/5628