Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri pada Remaja Tuna Rungu di SLB-B Yayasan Penyelenggara Pendidikan dan Pengajaran Bagi Anak Tuna Rungu Bandung.

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan konsep diri pada remaja
tuna rungu di SLB-B Yayasan Penyelenggara Pendidikan dan Pengajaran bagi
Anak Tuna Rungu 1 (YP3ATR 1) Bandung. Peneliti menggunakan rancangan
penelitian deskriptif dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode
“Purposive Sampling”.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur konsep diri adalah Tennessee
Self Concept Scale (TSCS) yang disusun oleh William H. Fitts (1965). Validitas
alat ukur diuji dengan menggunakan uji analisis item Spearman Ro dan hasilnya
berkisar 0,758 sampai 0,993 yang berarti semua itemnya dapat dapat dipakai.
Untuk reliabilitas alat ukur menggunakan Alpha Cronbach dan hasilnya adalah
0,939 yang berarti alat ukur ini reliable.
Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka diperoleh hasil
bahwa sebagian remaja tuna rungu di SLB-B YP3ATR 1 Bandung memiliki
konsep diri positif yaitu 52% dan memiliki nilai yang tinggi dalam semua aspek
konsep diri, yaitu aspek kritik diri 54%, aspek keyakinan diri 85%, aspek
integritas diri 54%, dan aspek harga diri 100%. Sedangkan sebagian sisanya
48% memiliki konsep diri negatif dan memiliki nilai yang rendah dalam semua
aspek konsep diri, yaitu aspek kritik diri 58%, aspek keyakinan diri 67%, aspek
integritas diri 58%, dan aspek harga diri 100%.

Dari hasil pembahasan, maka disimpulkan bahwa sebagian remaja
tunarungu di SLB-B YP3ATR 1 Bandung memiliki konsep diri yang positif dan
sebagian lagi memiliki konsep diri negatif, yang berarti remaja tunarungu ada
yang sudah memiliki pandangan, penilaian, dan keyakinan yang positif terhadap
dirinya, tetapi ada pula yang belum memiliki pandangan, penilaian, dan
keyakinan yang positif terhadap dirinya. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang lain seperti pengalaman, kompetensi dan aktualisasi diri.
Dari kesimpulan yang diperoleh dapat disarankan bagi pihak sekolah
untuk lebih membantu mengembangkan konsep diri remaja tunarungu kearah
yang positif secara optimal denagn memberikan pelatihan dalam bidang
keterampilan, dan bagi orang tua agar menciptakan lingkungan yang nyaman
bagi remaja tunarungu sehingga dapat mengoptimalkan potensi dan kemampuan
yang dimiliki. Sedangkan untuk penelitian lanjutan dapat disarankan untuk
mengembangkan penelitian ini secara mendalam melalui studi kasus tentang
konsep diri dengan variabel yang lain atau dapat pula dilakukan penelitian pada
remaja tunanetra, tunagrahita, dan lain-lain.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugrah dan kemurahanNya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Psikologi di Universita Kristen Maranatha Bnadung. Peneliti menyadari
bahwa terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu
saran dan kritik yang membangun akan sangat bermanfaat untuk penelitian
selanjutnya. Kendala-kendala selama penulisan skripsi ini dapat dilalui oleh
peneliti karena mendapat dukungan dari berbagai pihak, karena itulah peneliti
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sanusi Soesanto Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
2. Bapak Drs. Paulus H. Prasetya, M.Si., Psikolog, selaku dosen pembimbing
utama yang telah bersedia memberikan waktu dan perhatiannya dalam
menyusun skripsi ini. Terima kasih pak, atas masukan dan bimbingannya
sehingga skripsi ini dapat selesai.
3. Ibu Kristin Rahmani S.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah memberikan waktu dan masukan-masukan berharga
dan semangat kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ria Wardhani, M.Si., Psikolog dan Ibu Maria Yuni Megarini
Cahyono S.Psi., selaku dosen pembahas seminar outline yang telah
memberikan masukan-masukan berharga untuk menunjang skripsi peneliti.


5. Ibu Lie Fun Fun M. Psi., selaku dosen wali selama peneliti kuliah yang telah
memberi semangat dan membantu lancarnya perkuliahan.
6. Ibu Aida, Bapak David, Bapak Alex, Ibu Eulis, dan Ibu Agustina selaku
petugas perpustakaan yang telah membantu menyediakan buku-buku
referensi dalam menyusun skripsi.
7. Ibu Idah, Ibu Nelly, Ibu Tress, Bapak Yudi, Bapak Widi, Bapak Juhara yang
telah membantu dalam urusan akademik dan surat menyurat selama kuliah.
8. Bapak Priyono S.Pd., selaku Kepala Sekolah SLB-B YP3ATR I Bandung
yang telah memberi ijin, waktu, dan keramahannya yang sangat membantu
kelancaran selama pengambilan data kepada peneliti.
9. Bapak Aep Saefullah S.Pd., selaku guru dan HUMAS SLB-B YP3ATR I
Bandung yang telah memberi ijin, waktu, dan masukan yang berharga bagi
peneliti dari mulai observasi awal sampai pelaksanaan pengambilan data.
10. Ibu Yeyet Ruyati S.Pd., selaku guru SLB-B YP3ATR I Bandung yang telah
memberi pinjaman buku-buku, memberi masukan yang berharga, dan
kerjasamanya dalam membuat modifikasi alat ukur.
11. Adik-adik SMPLB DAN SMALB SLB-B Yayasan Penyelenggara
Pendidikan dan Pengajaran Bagi Anak Tuna Rungu I Bandung yang telah
bersedia meluangkan waktu dan membantu peneliti untuk menyelesaikan
data penelitian.

12. Buat teman-teman kuliah : Elis, Yoanita, Winny, Ira, Emma, Ria, Willa,
Juanita, Lia, Samuel, Yoas. Terima kasih untuk kebersamaannya selama
kuliah.

13. Buat rekan guru-guru Bina Iman Anak Gereja Katolik Santo Mikael
Bandung : Cie Anna, Cie Anie, Cie Silvia, Cie Fanny, Cie Kristin, serta
adik-adik PIA : Lucy, Sherlinta, Herlina, Gabriela, Melisa, Hanna, Ely,
Vina. Terima kasih untuk kerjasamanya, dukungan doa dan semangat serta
penghiburan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.
14. Rekan-rekan anggota Koor Santo Mikael Gereja Katolik Santo Mikael
Bandung. Terima kasih untuk kerjasamanya dan dukungan doa serta
semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.
15. Romo Francis Neri Soejiwo SS.CC., Romo F.X. Sri Waluyo SS.CC., Romo
Agustinus Suwondo SS.CC. Terima kasih untuk dukungan doa dan
semangat serta penghiburan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.
16. Buat keluargaku tercinta : Papie, Mamie, adikku tercinta dan sepupuku buat
bantuan, dukungan, doa, penghiburan, dan semangatnya supaya peneliti
cepat menyelesaikan skripsi ini.

Bandung, Desember 2006


Peneliti

DAFTAR ISI

JUDUL BAGIAN DALAM ------------------------------------------------------- i
LEMBAR PENGESAHAN ------------------------------------------------------- ii
ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------- iii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------- iv
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------ vii
DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------ xi
DAFTAR BAGAN ----------------------------------------------------------------- xii
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------ xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah -------------------------------------------------- 1

1.2.


Identifikasi Masalah ------------------------------------------------------- 9

1.3.

Maksud dan Tujuan Penelitian ------------------------------------------- 9

1.4.

Kegunaan Penelitian ------------------------------------------------------- 9

1.5.

Kerangka Pikir ------------------------------------------------------------- 10

1.6.

Asumsi Penelitian --------------------------------------------------------- 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Diri --------------------------------------------------------------------- 19
2.1.1. Definisi dan Pengertian Konsep Diri --------------------------------- 19
2.1.2. Perkembangan Konsep Diri ------------------------------------------ 20

2.1.2.1. Teori-teori tentang Perkembangan konsep Diri ------------- 20
2.1.2.2. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan konsep Diri --- 23
2.1.3. Pembentukkan dan Isi Konsep Diri --------------------------------- 24
2.1.4. Aspek-aspek Konsep Diri ---------------------------------------------- 25
2.1.5. Dimensi-dimensi Konsep Diri ---------------------------------------- 27
2.1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri -------------------- 33
2.1.7. Konsep Diri dan Kepribadian ----------------------------------------- 33
2.1.8. Konsep Diri dan Tingkah Laku --------------------------------------- 34
2.1.9. Pengukuran Konsep Diri ----------------------------------------------- 36
2.2. Tunarungu ------------------------------------------------------------------------ 38
2.2.1. Pengertian Tunarungu -------------------------------------------------- 38
2.2.2. Karakteristik Tunarungu ----------------------------------------------- 38
2.2.3. Klasifikasi Tunarungu -------------------------------------------------- 39
2.2.4. Faktor Penyebab Tunarungu ------------------------------------------ 41
2.2.5. Identifikasi Tunarungu ------------------------------------------------- 43
2.2.6. Dampak Ketunarunguan ----------------------------------------------- 45

2.3. Masa Remaja dan Perkembangan --------------------------------------------- 49
2.3.1. Batasan Masa Remaja ------------------------------------------------- 49
2.3.2. Karakteristik Masa Remaja ------------------------------------------- 50
2.3.3. Tugas Perkembangan pada Masa Remaja --------------------------- 53
2.4. YP3ATR 1 ------------------------------------------------------------------------ 54
2.4.1. Sejarah Pendirian YP3ATR 1 ----------------------------------------- 54
2.4.2. Visi dan Misi YP3ATR 1 ---------------------------------------------- 56

2.4.3. Kurikulum dan Kegiatan ----------------------------------------------- 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian ------------------------------------------------------------ 58
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi operasional --------------------------------- 58
3.2.1. Variabel Penelitian ------------------------------------------------------ 58
3.2.2. Definisi Operasional ---------------------------------------------------- 58
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ------------------------------------------------ 60
3.3.1. Populasi sasaran --------------------------------------------------------- 60
3.3.2. Karakteristik populas --------------------------------------------------- 60
3.3.3. Teknik penarikan sampel ---------------------------------------------- 61
3.4. Alat Ukur -------------------------------------------------------------------------- 61

3.4.1. Jenis Alat Ukur ---------------------------------------------------------- 61
3.4.2. Prosedur Pengisian ------------------------------------------------------ 61
3.4.3. Sistem Penilaian --------------------------------------------------------- 62
3.4.4. Data Penunjang ---------------------------------------------------------- 67
3.5. Teknik Analisis ------------------------------------------------------------------- 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Reponden Penelitian ------------------------------------------------ 69
4.1.1. Persentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin --------------- 69
4.1.2. Persentase Responden berdasarkan Jenis Tunarungu ------------ 69
4.2. Data Hasil Penelitian ------------------------------------------------------------ 70

4.2.1. Persentase Konsep Diri Responden -------------------------------- 70
4.2.2. Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Aspek Diri ----------------- 70
4.2.3. Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Dimensi Konsep Diri ---- 72
4.2.3.1. Dimensi Eksternal ------------------------------------------- 72
4.2.3.2. Dimensi Internal --------------------------------------------- 72
4.2.4. Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Data Penunjang ----------- 73
4.2.4.1. Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Jenis Kelamin ---- 73
4.2.4.2. Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Jenis Tunarungu -- 73

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ---------------------------------------------------- 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------ 83
5.2. Saran -------------------------------------------------------------------------------- 84

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.

: Bobot Nilai Kuesioner ---------------------------------------------- 62

Tabel 3.2.

: Interpretai Kritik Diri (SC) ----------------------------------------- 63


Tabel 3.3.

: Interpretasi Harga Diri (P) ------------------------------------------ 64

Tabel 3.4.

: Interpretai Integritas Diri (V) --------------------------------------- 65

Tabel 3.5.

: Interpretasi Keyakinan Diri (D) ------------------------------------ 66

Tebel 4.1.

: Gambaran responden berdasarkan Jenis Kelamin --------------- 69

Tabel 4.2.

: Gambaran responden berdasarkan Jenis Tunarungu ------------ 69

Tabel 4.3.

: Persentase Konsep Diri responden --------------------------------- 70

Tabel 4.4.

: Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Aspek Konsep Diri ------ 71

Tabel 4.5.

: Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Dimensi Eksternal ------- 72

Tabel 4.6.

: Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Dimensi Internal --------- 72

Tabel 4.7

: Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Jenis Kelamin ------------ 73

Tabel 4.8.

: Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Jenis Tunarungu --------- 73

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5.

: Bagan Kerangka Pikir --------------------------------------------- 17

Bagan 3.1.

: Rancangan Penelitian ---------------------------------------------- 58

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Tabel Karakteristik Responden

Lampiran 2

: Tabel Skoring Kuesioner Konsep Diri

Lampiran 3

: Tabel Skoring Konsep Diri dan Aspek-aspek Konsep Diri

Lampiran 4

: Tabel Skoring Dimensi Eksternal dan Internal Konsep Diri

Lampiran 5

: Karakteristik Responden

Lampiran 6

: Persentase Konsep Diri dengan Data penunjang

Lampiran 7

: Valiitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Lampiran 8

: Angket Identitas dan Data Penunjang

Lampiran 9

: Kuesioner Tennesse Self Concept Scale (TSCS)

Lampiran 10 : Lembar Skoring TSCS

Tabel Karakteristik Responden
Responden

Nama

Gender

Usia

Pendidikan

Anak ke

Agama

Suku Bangsa

Lampiran 1

Jenis Tuna Rungu

Penyebab Tuna Rungu

Pengobatan

1

A

L

15

SMPLB

1

Islam

Sunda - Jawa

Tuli

Campak Jerman

Dokter

2

FM

P

15

SMPLB

1

Islam

Jawa

Tuli

Panas Tinggi

Dokter

3

M

P

14

SMPLB

1

Islam

Sunda

Kurang Dengar

Panas Tinggi

Tidak Pernah

4

MD

P

15

SMPLB

1

Kristen Protestan

WNI Keturunan

Kurang Dengar

Panas Tinggi

Dokter

5

NR

P

13

SMPLB

1

Islam

Jawa

Kurang Dengar

Campak Jerman

Tidak Pernah

6

NM

P

13

SMPLB

1

Islam

Sunda

Tuli

Jatuh

Dokter

7

RS

L

13

SMPLB

3

Islam

Jawa

Tuli

Jatuh

Dokter

8

AG

L

15

SMPLB

1

Kristen Protestan

Jawa

Tuli

Campak Jerman

Dokter

9

FRG

L

15

SMPLB

1

Islam

Sunda

Tuli

Panas Tinggi

Dokter

10

LW

P

15

SMPLB

1

Islam

Sunda

Tuli

Panas Tinggi

Dokter

11

NAJ

P

15

SMPLB

1

Islam

Sunda

Kurang Dengar

Panas Tinggi

Tidak Pernah

12

P

P

15

SMPLB

1

Kristen Protestan

Sunda

Tuli

Rubella

Tidak Pernah

13

RGP

P

16

SMPLB

1

Islam

Sunda

Tuli

Campak Jerman

Dokter

14

RA

L

14

SMPLB

8

Islam

Sunda

Kurang Dengar

Jatuh

Dokter

15

SK

P

14

SMPLB

2

Islam

Jawa

Tuli

Campak Jerman

Dokter

16

WTL

P

14

SMPLB

2

Islam

Jawa

Kurang Dengar

Campak Jerman

Dokter

17

FAR

L

14

SMPLB

1

Islam

Jawa

Kurang Dengar

Rubella

Alternatif

18

AMR

L

17

SMALB

7

Islam

Jawa

Tuli

Jatuh

Alternatif

19

AC

P

17

SMALB

1

Islam

Jawa

Kurang Dengar

Panas Tinggi

Alternatif

20

FRC

L

17

SMALB

1

Islam

Sunda

Kurang Dengar

Campak Jerman

Dokter

21

HS

L

17

SMALB

2

Islam

Jawa

Kurang Dengar

Panas Tinggi

Dokter

22

JCR

P

15

SMALB

2

Islam

Batak

Tuli

Campak Jerman

Dokter

23

NK

P

16

SMALB

1

Islam

Sunda

Tuli

Campak Jerman

Dokter

24

NKS

P

17

SMALB

5

Islam

Sunda

Tuli

Campak Jerman

Dokter

25

AR

L

18

SMALB

2

Islam

Sunda

Tuli

Campak Jerman

Dokter

Responden

Masuk SLB sejak

Tuna rungu sejak

Memiliki banyak teman

Kedekatan dengan teman

Hubungan dengan saudara kandung

Hubungan dengan orang tua

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

TK
SMP
TK
SD
TK
SMP
TK
TK
TK
TK
TK
TK
SD
TK
TK
TK
TK
TK
SD
TK
TK
SD
TK
TK
TK

Lahir
Lahir
Lahir
Lahir
Lahir
TK
Lahir
Lahir
8 bulan
Lahir
Lahir
Lahir
Lahir
TK
Lahir
Lahir
Lahir
Lahir
TK
Lahir
Lahir
Lahir
Lahir
Lahir
Lahir

Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya

Akrab
Akrab
Tidak Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Tidak Akrab
Ya
Ya
Tidak Akrab
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak Akrab
Tidak Akrab
Tidak Akrab
Ya
Tidak Akrab
Ya
Tidak Akrab
Tidak Akrab

Akrab
Akrab
Tidak Akrab
Tidak Akrab
Akrab
Akrab
Tidak Akrab
Tidak Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Tidak Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab

Akrab
Akrab
Tidak Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Tidak Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab
Akrab

Responden

Yang menanamkan prinsip

Kedekatan dengan keluarga ayah

Kedekatan dengan keluarga ibu

Yang berperan mengambil keputusan

1

Ibu

Akrab

Akrab

Ibu

2

Orang tua

Akrab

Akrab

Ayah

3

Orang tua

Tidak Akrab

Tidak Akrab

Bersama

4

Orang tua

Akrab

Akrab

Bersama

5

Orang tua

Akrab

Akrab

Bersama

6

Orang tua

Akrab

Akrab

Bersama

7

Ibu

Akrab

Tidak Akrab

Bersama

8

Orang tua

Akrab

Akrab

Bersama

9

Orang tua

Akrab

Akrab

Bersama

10

Orang tua

Tidak Akrab

Akrab

Ayah

11

Nenek-kakek

Akrab

Akrab

Bersama

12

Orang tua

Akrab

Tidak Akrab

Bersama

13

Ibu

Tidak Akrab

Akrab

Ibu

14

Orang tua

Akrab

Akrab

Ibu

15

Orang tua

Tidak Akrab

Akrab

Bersama

16

Orang tua

Tidak Akrab

Tidak Akrab

Ayah

17

Orang tua

Akrab

Akrab

Bersama

18

Ayah

Akrab

Akrab

Ibu

19

Paman

Akrab

Akrab

Bersama

20

Ayah

Akrab

Akrab

Ayah

21

Orang tua

Akrab

Akrab

Ayah

22

Ibu

Akrab

Akrab

Bersama

23

Orang tua

Akrab

Akrab

Ayah

24

Ibu

Tidak Akrab

Akrab

Bersama

25

Ayah

Akrab

Akrab

Bersama

Responden

Masyarakat menerima

Hubungan dengan sekitar

Prestasi

Keahlian Khusus

Cita-cita

Yang dilakukan untuk mencapai cita-cita

1

Ya

Tidak Akrab

Melukis

2

Ya

Akrab

Menari

Melukis

Atlet

Menari

Penari

Tidak Ada

Tidak Ada

Penulis

Akrab

Juara Kelas

Tidak Ada

Belum Tahu

Akrab

Olahraga

Olahraga

Atlet

Terus Berlatih
Terus Berlatih
Banyak bertanya pada orang tua dan guru
Terus Berlatih
Terus Berlatih
Tidak Ada
Banyak bertanya pada orang tua dan guru
Rajin Belajar
Tidak Ada
Tidak Ada
Banyak bertanya pada orang tua dan guru
Rajin Belajar
Terus Berlatih
Rajin Belajar
Tidak Ada
Tidak Ada
Rajin Belajar
Rajin Belajar
Rajin Belajar
Tidak Ada
Banyak bertanya pada orang tua dan guru
Tidak Ada
Banyak bertanya pada orang tua dan guru
Rajin Belajar
Tidak Ada

3

Ya

Tidak Akrab

4

Ya

5

Ya

6

Ya

Tidak Akrab

Tidak Ada

Tidak Ada

Penari

7

Tidak

Tidak Akrab

Tidak Ada

Olahraga

Atlet

8

Ya

Akrab

Juara Kelas

Komputer

Penulis

9

Ya

Akrab

Olahraga

Olahraga

Belum Tahu

10

Ya

Akrab

Tidak Ada

Olahraga

Atlet

11

Ya

Akrab

Juara Kelas

Olahraga

Atlet

12

Ya

Tidak Akrab

Juara Kelas

Tidak Ada

Belum Tahu

13

Tidak

Tidak Akrab

Juara Kelas

Olahraga

Atlet

14

Ya

Akrab

Olahraga

Komputer

Koki

15

Ya

Tidak Akrab

Tidak Ada

Tidak Ada

Atlet

16

Ya

Akrab

Tidak Ada

Tidak Ada

Atlet

17

Ya

Akrab

Olahraga

Olahraga

Atlet

18

Ya

Akrab

Olahraga

Olahraga

Atlet

19

Ya

Akrab

Juara Kelas

Mebel

Tukang mebel

20

Ya

Akrab

Tidak Ada

Tidak Ada

Sopir Taxi

21

Ya

Akrab

Tidak Ada

Tidak Ada

Atlet

22

Ya

Tidak Akrab

Tidak Ada

Tidak Ada

Atlet

23

Ya

Tidak Akrab

Olahraga

Masak

Atlet

24

Ya

Akrab

Olahraga

Komputer

Ahli Komputer

25

Tidak

Tidak Akrab

Tidak Ada

Tidak Ada

Belum Tahu

Tabel Skoring Kuesioner Konsep Diri

Lampiran 2

Responden

SC

P

CA

CB

CC

CD

CE

R1

R2

R3

V

D

Konsep Diri

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

25
24
31
13
23
27
18
20
24
24
34
20
21
17
22
27
19
31
18
28
19
19
27
14
28

244
302
344
199
270
270
260
230
214
293
356
177
297
299
228
246
267
340
303
251
351
309
297
313
292

52
54
51
47
51
53
49
50
39
55
77
36
55
57
48
49
64
60
59
39
69
59
61
51
75

54
69
74
45
53
59
49
48
48
58
62
42
62
60
42
49
55
67
68
57
66
65
59
66
47

44
51
76
36
50
50
59
35
50
51
67
32
55
45
44
48
45
54
51
53
70
59
53
63
54

49
65
76
38
61
54
68
49
42
69
75
33
66
66
47
53
63
88
67
50
83
64
72
72
59

45
63
67
33
55
54
35
48
35
60
75
34
59
71
47
47
40
71
58
52
63
62
52
61
57

78
109
116
55
89
76
94
69
68
89
117
55
90
88
71
83
91
112
98
81
110
99
85
99
88

89
102
117
82
92
111
85
86
77
110
126
60
105
115
79
82
91
121
110
95
129
120
120
120
112

77
91
111
62
89
83
81
75
69
94
113
62
102
96
78
81
75
107
95
75
112
90
92
94
92

50
47
53
51
37
65
73
57
28
58
44
41
62
66
59
44
47
70
39
62
54
55
87
72
76

87
146
143
113
99
137
113
128
102
101
138
134
132
160
105
71
104
133
115
135
162
146
142
155
182

N
P
P
N
N
N
N
N
N
P
P
N
P
P
N
N
N
P
P
N
P
P
P
P
P

Tabel Skoring Konsep Diri dan Aspek-Aspek Konsep Diri
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Lampiran 3

Kritik Diri

Nilai Positif

Variabilitas

Distribusi

Konsep Diri

T
T
T
R
T
T
R
R
T
T
T
R
R
R
R
T
R
T
R
T
R
R
T
R
T

R
T
T
R
R
R
R
R
R
T
T
R
T
T
R
R
R
T
T
R
T
T
T
T
T

R
R
R
R
R
T
T
T
R
T
R
R
T
T
T
R
R
T
R
T
R
R
T
T
T

R
T
T
T
R
T
R
T
R
R
T
T
T
T
R
R
R
T
R
T
T
T
T
T
T

N
P
P
N
N
N
N
N
N
P
P
N
P
P
N
N
N
P
P
N
P
P
P
P
P

Tabel Skoring Dimensi Eksternal dan Internal Konsep Diri
Responden

Physical Self

Moral-Ethical Self

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

N
N
N
N
N
N
N
N
N
P
P
N
P
P
N
N
P
P
P
N
P
P
P
P
P

N
P
P
N
N
P
N
N
N
P
P
N
P
P
N
N
N
P
P
P
P
P
P
P
N

Personal Self
N
N
P
N
N
N
P
N
N
N
P
N
P
N
N
N
N
P
N
P
P
P
P
P
P

Lampiran 4

Family Self

Social Self

Identity Self

Judging Self

Behavioral Self

Nilai Positif

Konsep Diri

N
P
P
N
N
N
P
N
N
P
P
N
P
P
N
N
P
P
P
N
P
P
P
P
N

N
P
P
N
P
P
N
N
N
P
P
N
P
P
N
N
N
P
P
N
P
P
N
P
P

N
P
P
N
P
N
P
N
N
P
P
N
P
N
N
N
P
P
P
N
P
P
N
P
N

R
T
T
R
R
T
R
R
R
T
T
R
T
T
R
R
R
T
T
R
T
T
T
T
T

N
P
P
N
P
N
N
N
N
P
P
N
P
P
N
N
N
P
P
N
P
P
P
P
P

R
T
T
R
R
R
R
R
R
T
T
R
T
T
R
R
R
T
T
R
T
T
T
T
T

N
P
P
N
N
N
N
N
N
P
P
N
P
P
N
N
N
P
P
N
P
P
P
P
P

Lampiran 5
Karekteristik Responden

Usia

Jumlah Responden

%

13
14
15
16
17
18
Total

3
5
9
2
5
1
25

12
20
36
8
20
4
100%

Pendidikan

Jumlah Responden

%

SMPLB
SMALB
Total

17
8
25

68%
32%
100%

Penyebab Tuna Rungu

Jumlah Responden

%

Rubella
Campak Jerman
Panas Tinggi
Jatuh
Total

2
11
8
4
25

8%
44%
32%
16%
100%

Pengobatan

Jumlah Responden

%

Dokter
Alternatif
Tidak Pernah
Total

18
3
4
25

72%
12%
16%
100%

Lampiran 6
Persentase Konsep Diri dengan Data Penunjang

Tabel lampiran 6.1
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

TKLB
9
36%
10
40%
19
76%

Masuk SLB Sejak
SDLB
3
12%
1
4%
4
16%

Total
SMPLB
1
4%
1
4%
2
8%

13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.2
Konsep
Diri
Positif

Lahir
11
44%
10
40%
21
84%

Negatif
Total

Tuna Rungu Sejak
8 Bulan
0
0%
1
4%
1
4%

Total
TK
2
8%
1
4%
3
12%

13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.3
Konsep
Diri
Positif

Hubungan dengan orang tua
Akrab
Tidak Akrab
0
12
0%
48%
2
11
8%
44%
23
2
92%
8%

Negatif
Total

Total
12
48%
13
52%
25
100%

Tabel lampiran 6.4
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Hubungan dengan saudara kandung
Akrab
Tidak Akrab
1
12
4%
48%
8
4
32%
16%
20
5
80%
20%

Total
13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.5
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Kedekatan dengan Keluarga pihak Ayah
Akrab
Tidak Akrab
9
4
36%
16%
2
10
8%
40%
19
8
76%
24%

Total
13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.6
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Kedekatan dengan keluarga pihak Ibu
Akrab
Tidak Akrab
1
12
4%
48%
9
3
36%
12%
21
4
84%
16%

Total
13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.7
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Yang berperan mengambil keputusan
Ibu saja
Ayah saja
Bersama
6
3
4
24%
12%
16%
1
2
9
4%
8%
36%
4
6
15
16%
24%
60%

Tabel lampiran 6.8
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Memiliki banyak teman
Ya
Tidak
10
3
40%
12%
1
11
4%
44%
21
4
84%
16%

Total
13
52%
12
48%
25
100%

Total
13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.9
Konsep
Diri
Positif

Kedekatan dengan teman
Akrab
Tidak Akrab
6
6
24%
24%
3
10
12%
40%
16
9
64%
36%

Negatif
Total

Total
12
48%
13
52%
25
100%

Tabel lampiran 6.10
Konsep
Diri
Positif

Penerimaan Masyarakat
Ya
Tidak
4
11
16%
44%
1
9
4%
36%
20
5
80%
20%

Negatif
Total

Total
15
60%
10
40%
25
100%

Tabel lampiran 6.11
Konsep
Diri
Positif

Hubungan dengan sekitar
Akrab
Tidak Akrab
5
8
20%
32%
5
7
20%
28%
15
10
60%
40%

Negatif
Total

Total
13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.12
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Ibu
3
12%
2
8%
5
20%

Yang menenamkan prinsip hidup
Ayah
Paman
Nenek-Kakek
2
1
1
8%
4%
4%
1
0
0
4%
0%
0%
3
1
1
12%
4%
4%

Total
Orang tua
6
24%
9
36%
15
60%

13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.13
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Melukis
0
0%
1
4%
1
4%

Prestasi
Juara Kelas
3
12%
3
12%
6
24%

Menari
1
4%
0
0%
1
4%

Total
Olah Raga
4
16%
3
12%
7
28%

Tidak Ada
5
20%
5
20%
10
40%

13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.14
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Melukis
0
0%
1
4%
1
4%

Menari
1
4%
0
0%
1
4%

Komputer
2
8%
1
4%
3
12%

Keahlian khusus
Olah Raga
4
16%
4
16%
7
32%

Total
Mebel
1
4%
0
0%
1
4%

Masak
1
4%
0
0%
1
4%

Tidak Ada
4
16%
6
24%
10
40%

13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.15
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Atlet
7
28%
6
24%
13
52%

Penari
1
4%
1
4%
2
8%

Penulis
1
4%
1
4%
2
8%

Cita - Cita
Tukang
Mebel
Koki
1
1
4%
4%
0
0
0%
0%
1
1
4%
4%

Total
Sopir
Taxi
0
0%
1
4%
1
4%

Ahli
Komputer
1
4%
0
0%
1
4%

Belum
Tahu
1
4%
3
12%
4
16%

13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.16
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Yang dilakukan untuk mencapai cita-cita
Terus berlatih
Rajin belajar
Banyak bertanya
2
4
4
8%
16%
16%
3
1
3
12%
4%
12%
5
7
5
20%
28%
20%

Total
Tidak Ada
3
12%
5
20%
8
32%

13
52%
12
48%
25
100%

Tabel lampiran 6.17
Konsep
Diri
Positif
Negatif
Total

Kepuasan dengan yang dilakukan untuk mencapai cita-cita
Puas
Tidak Puas
5
8
20%
32%
5
7
20%
28%
13
12
52%
48%

Total
13
52%
12
48%
25
100%

Lampiran 7
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur


Validitas
Validitas alat ukur bersifat factorial validity, yaitu untuk mengetahui

apakah pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam kuesioner telah benar-benar
dapat memenuhi fungsinya untuk mengukur factor-faktor yang dimaksudkan.
Untuk tujuan tersebut diadakan uji analisa item dengan menggunakan Spearman
Ro (rs) kemudian kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tinggi rendahnya
koefisien korelasi adalah kriteria dari Cronbach (dalam Masri Singarimbun &
Sofian Effendi, 1989) sebagai berikut :
rs

< 0,2

maka item dibuang

0,2 ≤ rs ≥ 0,4

maka item direvisi

rs

maka item dipakai

> 0,4

Setelah dilakukan analisa maka diketahui bahwa validitas alat ukur ini
berkisar antara 0,758 – 0,993.
ITEM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

VALIDITAS KETERANGAN
0,948
dipakai
0,914
dipakai
0,912
dipakai
0,822
dipakai
0,828
dipakai
0,884
dipakai
0,916
dipakai
0,871
dipakai
0,947
dipakai
0,806
dipakai
0,933
dipakai
0,950
dipakai
0,969
dipakai
0,908
dipakai
0,921
dipakai

ITEM
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

VALIDITAS
0,924
0,912
0,879
0,955
0,962
0,955
0,946
0,758
0,875
0,974
0,832
0,921
0,954
0,925
0,849
0,945
0,905
0,878
0,836
0,818
0,941
0,929
0,908
0,951
0,788
0,888
0,926
0,993
0,941
0,944
0,926
0,923
0,869
0,951
0,887
0,909
0,929
0,874
0,787
0,890
0,947
0,939
0,838
0,906
0,874

KETERANGAN
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai

ITEM
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
RELIABILITAS

VALIDITAS
0,966
0,951
0,970
0,952
0,910
0,968
0,967
0,957
0,947
0,846
0,872
0,862
0,969
0,878
0,858
0,862
0,855
0,921
0,923
0,946
0,916
0,970
0,820
0,898
0,943
0,950
0,933
0,776
0,875
0,876
0,904
0,817
0,819
0,853
0,850
0,828
0,856
0,853
0,975
0,850
0,939

KETERANGAN
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai
dipakai



Validitas
Reliabilitas alat ukur di uji dengan ‘Alpha Cronbach’. Tolok ukur untuk

menafsirkan tingi rendahnya derajat reliabilitas alat ukur juga berdaarkan tolok
ukur dari Cronbach, yaitu jika r ≥ 0,6 berarti alat ukur yang disusun reliabel.
Pengujian reliabilita alat ukur menggunakan Spearman Ro (rs) dengan SPSS 11.5.
Setelah di hitung reliabilitas TSCS ini memiliki r = 0,939. Berarti alat ukur
ini reliabel.

Lampiran 8

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini, kami meminta kesediaan saudara agar berkenan
menyediakan waktu untuk mengisi angket yang nanti akan kami berikan.
Angket ini disusun dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan
untuk tugas akhir menyelesaikan studi Strata 1 di Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Maranatha. Adapun penelitian yang kami ambil adalah “Survei
Mengenai Konsep Diri Pada Remaja Tuna Rungu di SLB-B YP3ATR 1
Bandung”.
Sesuai dengan maksud tersebut diatas, kami memberikan satu jenis angket
yang perlu saudara isi sesuai dengan keadaan atau pendapat saudara sendiri.
Dalam hal ini jawaban saudara tidak ada yang salah, semua jawaban adalah benar.
Isilah angket yang diberikan dengan membaca petunjuk cara pengisisan
sebaik-baiknya dan usahakanlah jangan ada satu nomor yang terlewati.
Atas bantuan dan kerjasama anda, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Peneliti

DATA PENUNJANG
#

DATA PRIBADI

1. Nama (Inisial)

: __________________________________________

2. Jenis kelamin

: laki-laki / perempuan

3. Anak ke

: ______

4. Usia

: ______ tahun

5. Kelas

: ________

6. Agama

: __________________________________________

7. Suku bangsa

: __________________________________________

8. Tunarungu sejak

: a. lahir

c. usia SD

b. usia TK

e. ________

d. usia SLTP

9. Jenis tunarungu

: a. tuli

b. kurang dengar

10. Masuk SLB sejak

: a. TK

c. SLTP

b. SD
11. Penyebab tunarungu

d. ________

: a. Rubella

c. Panas tinggi

b. Campak Jerman

e. ____

d. Jatuh / kecelakaan

12. Apakah anda pernah melakukan pengobatan ?
A. PERNAH, seperti

:

a. Dokter
b. Alternatif (pijat)
c. ________

B. TIDAK PERNAH
13.

Apakah anda memiliki banyak teman?

A. Ya

B. Tidak

14. Bagaimana hubungan kedekatan dengan teman ? A. Akrab

B. Tidak Akrab

15. Bagaimana hubungan kedekatan dengan saudara kandung ?
A. Akrab

B. Tidak Akrab

16. Bagaimana hubungan kedekatan dengan keluarga ayah ?
A. Akrab

B. Tidak Akrab

17. Bagaimana hubungan kedekatan dengan keluarga ibu ?
A. Akrab

B. Tidak Akrab

18. Siapakah yang menanamkan prinsip-prinsip hidup kepada anda ?
A. Ayah

B. Ibu

C. Orang tua

D. _______

19. Siapakah yang berperan mengambil keputusan ?
A. Ayah saja

B. Ibu saja

C. Bersama

20. Apakah masyarakat disekitar dapat menerima anda ?
A. Ya

B. Tidak

21. Bagaimana hubungan anda dengan orang lain disekitar anda ?
A. Akrab

B. Tidak Akrab

22. Apakah anda pernah berprestasi : A. Ya, sebutkan : _______
B. Tidak Ada
23. Apakah anda memiliki keahlian khusus ?

A. YA, seutkan : _______
B. Tidak Ada

24. Apakah cita-cita anda ? ____________________________
25. Apakah yang anda lakukan untuk mencapai cita-cita tersebut ?
A. Terus Berlatih
B. Rajin Belajar
C. Banyak bertanya pada orang tua dan guru
D. Tidak Ada

Lampiran 9

TENNESSEE SELF CONCEPT SCALE (TSCS)

Pernyataan-pernyataan

berikut

adalah

untuk

membantu

saudara

menggambarkan diri sendiri sebagaimana saudara melihat diri saudara sendiri.
Jawablah pernyataan-pernyataan itu seakan-akan saudara sedang menggambarkan
diri sendiri sebagaimana adanya.
Jawablah dengan spontan sesuai respon pertama saudara. Jangan melewati
satu nomor-pun. Bacalah setiap pernyataan baik-baik, lalu pilihlah salah satu
jawaban dari lima (5) pilihan jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda
silang (X) pada kotak yang tersedia. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan
diri saudara dan bukan apa yang menurut saudara paling benar. Keterangan yang
saudara berikan bersifat rahasia dan hanya akan digunakan oleh peneliti.
Arti dari lima pilihan jawaban tersebut adalah sebagai berikut :
JAWABAN : 1. SAMA SEKALI TIDAK SESUAI
2. SEBAGIAN BESAR TIDAK SESUAI
3. SEBAGIAN TIDAK SESUAI, SEBAGIAN SESUAI
4. SEBAGIAN BESAR SESUAI
5. SEPENUHNYA SESUAI

NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.

PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Tubuh saya sehat
Saya senang jika tampak manis dan rapi sepanjang hari
Saya seorang yang menarik
Badan saya sering sakit
Saya merasa tidak rapi dalam berpakaian
Saya merasa sering sakit
Saya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus
Saya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek
Saya menyukai kondisi fisik saya sebagaimana
adanya sekarang
Saya merasa tidak sesehat seperti yang seharusnya
Saya ingin memperbaiki beberapa bagian tubuh saya
Saya harus menarik bagi orang lain
Saya menjaga kesehatan tubuh saya dengan baik
Saya lebih sering merasa segar (fit)
Saya menjaga penampilan saya sebaik-baiknya
Saya kurang mampu dalam berolah raga
Saya sering merasa gugup
Saya tidak dapat tidur nyenyak
Saya seorang yang dapat tenggang rasa
Saya taat dalam menjalankan perintah agama
Saya seorang yang jujur
Saya kurang mampu melaksanakan aturan-aturan
agama
Saya orang yang jahat
Saya bermoral rendah
Saya senang dengan tingkah laku saya
Saya mematuhi ajaran agama tanpa dipaksa
Saya merasa senang dengan hubungan saya dengan
Tuhan
Saya berharap dapat lebih dipercaya
Saya harus lebih rajin beribadah
Saya tidak boleh berbohong
Saya taat beragama dalam kehidupan saya sehari-hari
Saya melakukan apa yang benar setiap saat
Jika saya melakukan kesalahan maka saya tidak akan
mengulanginya
Saya menggunakan cara-cara yang tidak jujur agar
dapat berhasil
Saya melakukan hal-hal yang jelek
Saya sulit untuk melakukan hal-hal yang benar
Saya orang yang gembira
Saya dapat mengendalikan diri

NO
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.

PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Saya orang yang tenang dan santai
Saya orang yang pembenci
Saya orang yang tidak berarti
Saya mudah kehilangan akal
Saya merasa senang dengan keadaan saya
Saya orang yang cukup terampil
Saya seramah seperti yang seharusnya
Saya bukanlah orang seperti yang saya inginkan
Saya menyia-nyiakan diri sendiri
Saya berharap tidak mudah menyerah
Saya selalu dapat menjaga diri dalam situasi apa saja
Saya mudah menyelesaikan masalah
Saya dapat bertanggung jawab atas kesalahan saya
Saya sering mengubah pendirian saya
Saya melakukan sesuatu dengan ceroboh
Saya mudah menyerah pada masalah (putus asa)
Keluarga saya akan membantu dalam mengatasi
masalah
Saya orang yang penting bagi teman-teman dan
keluarga saya
Saya seorang anggota keluarga yang bahagia
Keluarga saya tidak menyayangi saya
Teman-teman saya tidak percaya kepada saya
Saya merasa bahwa keluarga tidak mempercayai saya
Saya senang dengan hubungan keluarga saya
Saya memperlakukan orang tua saya sebagaimana
mestinya
Saya memahami keluarga saya dengan baik
Saya mudah tersinggung oleh komentar dari keluarga
saya
Saya seharus lebih mempercayai keluarga saya
Saya harus lebih mencintai keluarga saya
Saya mencoba berkata jujur terhadap teman-teman dan
keluarga saya
Saya membantu tugas dirumah
Saya menaruh perhatian sungguh-sungguh terhadap
keluarga saya
Saya sering bertengkar dengan keluarga saya
Saya tidak lagi melawan orang tua
Saya tidak melakukan apa yang dikehendaki keluarga
saya

NO
73.
74.
75.
76.
77.

PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Saya orang yang suka berteman
Saya populer dikalangan wanita
Saya populer dikalangan pria
Saya marah pada seluruh dunia
Saya tidak tertarik pada hal-hal yang dilakukan oleh
orang lain
78. Saya sukar berteman
79. Saya orang yang ramah
80. Saya merasa senang dengan cara saya memperlakukan
orang lain
81. Saya senang dengan tingkah laku saya yang berusaha
menyenangkan orang lain
82. Saya dapat lebih sopan dari orang lain
83. Menurut orang lain saya tidak baik
84. Saya seharusnya bergaul lebih baik dengan orang lain
85. Saya mencoba mengerti / mengetahui pendapat orang
lain
86. Saya melihat segi-segi yang baik dalam diri semua
orang yang saya cintai
87. Saya bergaul baik dengan orang lain
88. Saya merasa tidak nyaman bergaul dengan orang lain
89. Saya tidak mudah memafkan orang lain
90. Saya merasa sulit berbicara dengan orang lain
91. Saya tidak selalu berterus terang
92. Saya berpikir hal-hal yang terlalu jelek untuk dikatakan
93. Saya menjadi marah tanpa alasan yang jelas
94. Kalau saya sedang sakit, saya mudah menjadi marah
95. Saya tidak suka pada semua orang yang saya kenal
96. Saya suka bergosip
97. Saya tertawa pada lelucon yang jorok
98. Saya merasa ingin memaki orang lain
99. Saya lebih suka menang daripada kalah dalam suatu
permainan
100. Saya menunda sampai besok apa yang harus saya
kerjakan hari ini

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu fase dalam perkembangan individu adalah masa remaja. Remaja

yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa. Remaja dianggap sebagai individu yang hampir dewasa
dan berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia orang dewasa, karena itu
pada masa remaja seorang individu dituntut untuk meninggalkan sifat kekanakkanakan seperti sifat manja dan mulai untuk mengembangkan perspektif kearah
masa depan seperti mempunyai cita-cita yang sudah realistik. Bila diamati pada
masa remaja terjadi perubahan baik secara fisik, perasaan, cara pandang dan cara
menilai dirinya sendiri atau yang dikenal dengan istilah konsep diri (Fitts, 1971).
Konsep diri tidak dibawa sejak lahir melainkan merupakan hasil proses
pembentukan yang berlangsung sejak masa kanak-kanak berdasarkan pengolahan
dari pengalaman yang didapat oleh individu melalui interaksinya dengan
lingkungan.
Proses perkembangan konsep diri membutuhkan suatu kondisi yang ideal
agar konsep diri dapat berkembang ke arah positif. Kondisi ideal yang diperlukan
seperti keutuhan atau hubungan keluarga yang harmonis, lingkungan sekolah yang
nyaman, teman sebaya yang baik (teman merupakan tempat remaja lebih banyak
mencurahkan isi hati baik di saat senang maupun sedih) dan adanya usaha dari
pihak sekolah untuk membantu mengembangkan kemampuan remaja dalam

1

2

bidang-bidang tertentu sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Hal ini
sesuai dengan Fitts (1971) yang mengungkapkan bahwa pembentukan konsep diri
pada masa remaja melibatkan identifikasi dengan orang lain, khususnya orang
yang dekat dengannya, seperti orang tua, guru, dan teman sebaya. Sejalan dengan
kondisi ideal diatas dalam proses pembentukan konsep diri terdapat hal-hal yang
mempengaruhinya, yaitu pengalaman interpersonal yang menghasilkan perasaan
positif dan dinilai berharga, kemampuan yang diakui oleh individu dan orang lain
serta aktualisasi diri atau pelaksanaan dan perwujudan dari potensi yang
dimilikinya.
Begitu pula pada remaja tunarungu, gambaran diri yang dimiliki remaja
tunarungu pada saat ini merupakan hasil pembentukan yang berlangsung sejak
masa kanak-kanak yang dipengaruhi oleh interaksi remaja tunarungu dengan
keluarga, lingkungan sekitar, teman, dan sekolah sehingga remaja tunarungu
memiliki kemampuan dan potensi yang dapat dikembangkannya. Tidak berbeda
dengan remaja normal, remaja tunarungu yang memiliki konsep diri positif
diharapkan akan memiliki penerimaan yang tinggi terhadap keadaan diri,
memiliki keyakinan atau kepercayaan diri yang positif. Hal seperti ini dapat
membawa banyak manfaat bagi remaja tunarungu, misalnya mampu bersosialisasi
dengan baik terhadap lingkungan, mampu menghadapi persaingan, dan mampu
memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Semakin positif konsep diri individu
maka semakin positif juga pandangannya tentang orang lain (Fitts, 1971).
Sedangkan remaja tunarungu yang memiliki konsep diri negatif tidak dapat
menerima dan menghargai keadaan dirinya sehingga menjadi kurang percaya diri,

3

merasa rendah diri, dan hal ini tentunya akan menghambat proses perkembangan
diri remaja tunarungu, misalnya menarik diri dari pergaulan karena merasa malu,
merasa dirinya tidak berguna karena tidak mengenal dan mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya.
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, remaja tunarungu tidak dapat
menerima stimulus dari lingkungan dengan menggunakan indera pendengar
karena melalui indera pendengaran individu dapat menangkap dan menyadari
suara-suara disekelilingnya, seperti suara orang berbicara, suara musik, suara air
mengalir, suara hewan, dan suara-suara lainnya. Secara psikologis suara-suara
akan memberikan rasa aman pada individu dan merasa adanya kontak yang terusmenerus dengan orang dan benda yang berada disekelilingnya namun hal ini tidak
dapat dirasakan oleh remaja tunarungu. Pendengaran juga merupakan media untuk
berkomunikasi secara lisan, karena dapat mendengar dan mengerti pesan yang
disampaikan pembicara, dapat menerima berbagai informasi baik tentang hal-hal
yang terjadi di sekitar kita ataupun kejadian-kejadian yang jauh dari tempat kita,
yang dapat diketahui dari melalui radio, televisi, dan sebagainya.
Ketunarunguan dapat disebabkan oleh kelainan kromosom, infeksi, tulang
tengkorak yang retak, mendengar suara yang keras, saat hamil ibu terkena virus
rubella yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan bicara dan bahasanya
karena tidak dapat mendengar sehingga remaja tunarungu mengalami kesulitan
untuk mengungkapkan pikiran dan keinginannya melalui ucapan atau bicara
(Somad, 1996). Pemahaman bahasanya sangat terbatas, sehingga mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Akibat dari tidak

4

berfungsinya pendengaran, remaja tunarungu kurang dapat menguasai atau
memahami hal-hal yang tidak terdengar olehnya karena remaja tunarungu
berusaha memahami lingkungan melalui penglihatannya. Dengan demikian
pemahaman terhadap lingkungan menjadi lebih sempit dibandingkan individu
yang mendengar. Remaja tunarungu memiliki kekakuan karakteristik, egois,
kurang kreatif, kurang dapat mengontrol diri, impulsif, sugesti, dan kurang dapat
berempati (Meadow 1975, dalam Kirk 1979).
Remaja tunarungu mengalami kerentanan secara psikologis yaitu
pengembangan potensi remaja tunarungu yang tidak berkembang, kurang percaya
diri, cenderung sensitif sehingga terasing dari lingkungannya, tertutup, mudah
curiga, memiliki mekanisme pertahanan diri yang kuat, tidak puas, timbul inner
conflict dalam dirinya dan self-centered (Gamayanti, dalam Harian Umum Suara
Merdeka 1 April 2004). Apabila hal tersebut berlanjut maka akan mempengaruhi
konsep diri remaja tunarungu, yaitu bagaimana remaja tunarungu menerima
cacatnya dan memahami diri beserta kekurangan dan kelebihannya, serta
menganggap diri berarti. Dampak psikologis yang negatif ini akan menyebabkan
menurunnya konsep diri remaja tunarungu ke arah negatif sehingga untuk
memperbaikinya perlu dukungan dari lingkungan dan kesadaran diri remaja
tunarungu sendiri untuk lebih dapat memahami dan menerima keadaan dirinya.
Dalam kompleks SLB-B terdapat dua YP3ATR, yaitu YP3ATR I
menangani anak-anak yang murni tunarungu, sedangkan YP3ATR II menangani
anak-anak tunarungu plus cacat yang yang lain (seperti tunarungu dan tunanetra,
tunarungu dan autis, dan lain-lain. Dari hasil wawancara dengan salah seorang

5

guru SLB-B YP3ATR I Bandung, orang tua rata-rata sudah dapat menerima
bahwa anak mereka menderita tuna rungu, karena dapat terlihat dari peran serta
orang tua dalam kegiatan sekolah dan dalam memperhatikan pendidikan remaja
tunarungu

sehingga

mereka

dapat

mengetahui

kemampuan

dan

dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki anak-anak tersebut secara optimal. Secara
fisik sangat sulit untuk membedakan anak yang tuli dan kurang dengar, tetapi
dapat diketahui ketika melihat reaksi mereka bila mendengar panggilan nama.
Pada umumnya mengajar remaja tunarungu tidak berbeda jauh dengan mengajar
remaja yang normal, mungkin kesulitan yang dialami adalah dalam menjelaskan
maksud atau makna dari suatu kata, karena remaja tunarungu membutuhkan
penjelasan yang lebih mendetail hingga remaja tunarungu mengerti perbedaan
kata yang satu dengan kata yang lain, hal ini dikarenakan terhambatnya
perkembangan bicara dan bahasa yang mereka miliki.
SLB-B YP3ATR I Bandung memberikan kesempatan kepada remaja
tunarungu untuk mengembangkan diri seperti memberikan keterampilan untuk
bekerja sehingga mereka aka merasa lebih berharga, mampu untuk menilai
dirinya, merasa didukung serta diterima oleh lingkungan, dan pada akhirnya akan
mempengaruhi konsep diri mereka. Pengalaman yang diberikan di SLB-B
YP3ATR I tidak selalu dapat membentuk konsep diri positif karena hal tersebut
bukan saja dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh dari sekolah namun dari
lingkungan sekitar dan keluarga, serta dipengaruhi juga oleh kompetensi dan
aktualisasi diri yaitu bila tidak disertai dengan penerimaan diri remaja tunarungu
serta tidak didukung oleh kemampuan remaja tunarungu itu sendiri maka dapat

6

membentuk konsep diri yang negatif. Diharapkan dari pendidikan di SLB-B
YP3ATR I remaja tunarungu dapat memiliki bekal keterampilan atau keahlian
khusus untuk menjalani hidupnya sehingga mereka akan merasa dirinya lebih
berharga, mandiri, dan dapat diterima oleh lingkungannya dengan kekurangan
yang dimilikinya sehingga diharapkan akan memiliki konsep diri yang positif.
Dari hasil survei awal dengan remaja tunarungu di YP3ATR I Bandung
terungkap bahwa JC seorang remaja tunarungu anak ke-2, tunarungu sejak TK
merasa bahwa dirinya tidak menarik termasuk penampilan fisiknya, merasa
kurang dapat memahami orang lain sehingga merasa menyesal menjadi remaja
tunarungu yang mengakibatkan mudah menyerah bila menghadapi suatu masalah,
merasa tidak bangga dengan kemampuan yang dimilikinya walaupun pernah
berprestasi dalam pertandingan olah raga, hubungan dengan orang tua dan saudara
kandung juga kurang akrab, merasa tidak nyaman bila berada bersama-sama
dengan orang yang normal, oleh karena itu selalu berhati-hati ketika bergaul
dengan orang lain terutama dengan orang yang normal. Dari pernyataan di atas
JC menilai dan memandang dirinya secara negatif, penghayatan diri JC
memungkinkan pembentukkan konsep diri yang negatif.
Begitu pula dengan A seorang remaja tunarungu merupakan anak ke-5,
tuna rungu sejak lahir walaupun bangga dengan kemampuan yang dimiliki dalam
bidang olah raga, tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah, berusaha
tidak selalu mengalah terhadap saudara-saudaranya yang normal, tapi merasa
dirinya tidak menarik termasuk penampilan fisiknya, merasa menyesal menjadi
tunarungu, merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, merasa

7

dirinya tidak berguna, merasa bahwa orang tuanya tidak dapat menerima keadaan
dirinya sehingga hubungan dengan orang tua menjadi kurang akrab, merasa
kurang nyaman bila berada bersama-sama dengan orang yang normal sehingga
selalu bersikap hati-hati ketika bergaul dengan orang lain terutama dengan orang
yang normal. Dari pernyataan di atas A juga menilai dan memandang dirinya
secara negatif, sehingga penghayatan diri seperti ini dapat membentuk konsep diri
yang negatif.
Lain lagi menurut JA seorang remaja tunarungu anak ke-1, tunarungu
sejak TK, merasa menyesal karena menjadi seorang tunarungu, walaupun merasa
bahwa dirinya tidak menarik karena tunarungu tapi merasa cukup percaya diri
dengan penampilan fisiknya. JA bangga dengan kemampuan yang dimiliki dan
pernah meraih prestasi dibidang model dan tidak mudah menyerah dalam
menghadapi suatu masalah, bila berada di rumah berusaha untuk tidak selalu
mengalah terhadap adiknya yang normal, walaupun tidak merasa nyaman bila
berada bersama dengan orang-orang normal tapi mudah untuk bergaul dengan
siapapun, merasa bahwa orang tuanya tidak malu memiliki anak yang tunarungu
sehingga hubungan merka menjadi akrab. Dari pernyataan di atas JA memandang
dan menilai dirinya positif, sehingga penghayatan seperti ini akan membentuk
konsep diri yang positif.
Begitu pula dengan HS seorang remaja tunarungu merupakan anak ke-2,
tunarungu sejak lahir, merasa walaupun tunarungu tapi tetap percaya diri, merasa
tidak menyesal menjadi seorang yang tunarungu, merasa bangga dengan
kemampuan yang dimilikinya, juga pernah berprestasi dalam bidang olah raga,

8

tidak mudah menyerah dalam menghadapi suatu masalah, berusaha untuk tidak
selalu mengalah terhadap saudara-saudaranya yang normal, tapi merasa bahwa
memiliki tubuh yang terlalu kurus, merasa kurang nyaman bila berada bersama
dengan orang yang normal sehingga selalu bersikap selalu hati-hati bila bergaul
dengan orang lain walaupun demikian tetap bergaul dengan teman-temannya yang
normal di rumah. Dari pernyataan di atas, HS memandang dan menilai dirinya
secara positif, sehingga penghayatan seperti ini menunjukkan bahwa HS memiliki
konsep diri yang positif.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka ada remaja tunarungu yang
memandang dan menilai dirinya sebagai remaja tunarungu yang diterima,
disayangi oleh keluarga, berarti bagi lingkungan keluarga maupun lingkungan
sosial, menghayati dirinya memiliki kelebihan dibanding remaja lainnya, merasa
dirinya cukup pintar, merasa tampan atau cantik, cukup berprestasi, pintar
bergaul, memiliki keyakinan diri atau kepercayaan diri yang tinggi sehingga
mereka memiliki konsep diri yang positif sehingga mampu menghadapi
persaingan serta mampu mema