HUBUNGAN SALAT DAN ZAKAT DALAM AL-QURAN:(Studi Tematis terhadap ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat Serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam).

(1)

(Studi Tematis terhadap ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat Serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Fuad Nurjaman NIM 1101745

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Antara Salat dan Zakat Dalam Al-qurān (Studi Tematis terhadap Ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat serta Implikasinya terhadap Pendidikan) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Bandung, 20 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan

Fuad Nurjaman

1101745


(3)

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari / Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015

Tempat : Gedung FPIPS

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Aam Abdussalam, M. Pd. NIP. 19570402 198601 1 001

3. Penguji :

Prof. Dr. H. Makhmud Syafe’i, M. Ag., M.Pd.I.

NIP. 19550428 198803 1 001

Dr. H. Abas Asyafah, M.Pd. NIP. 19581016 198601 1 003


(4)

(5)

(Thematic study of the verse that combines Salat and Zakat) By: Fuad Nurjaman

1101745

Salat is one of the principal worship in Islam. The obligation to implement in a day and night prayer five times with a predetermined time. In the Koran the word Salat is often juxtaposed with Zakat. Noted there are 26 verses which combines Salat and Zakat. this shows that both are one unit. The aim of this study is to determine how the relationship Salat and Zakat in the Quran and its implications for Islamic religious education. The reason to do research because they see the editor of Al-Quran both Salat and Zakat are often seen together. Seeing the public awareness in implementing Salat not make indicative number of people who issued Zakat. Salat should be able to raise awareness of the right to issue Zakat. So that both can strengthen the presence and can not be separated. The method used in this study presented is a method of literature or literature. That is the type of research conducted in the library to collect and analyze data from libraries, either in the form of books or other sources. Obtained from various sources, especially from interpretations or other source book, the author found the following findings. Two categories of worship is not two things ambiguous, but the two things together. That is, when people realize the worship horizontal (Zakat), at the same time he was realizing his relationship with GOD (vertical). When Salat properly implemented, then the obligation of Zakat will be an inner necessity. And when Zakat realized it will establish Salat existence as human needs.


(6)

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Hubungan Salat dan Zakat dalam Al-quran

(Studi tematis terhadap ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat) Oleh: Fuad Nurjaman

1101745

Salat merupakan salah satu pokok ibādaħ dalam ajaran Islām. Kewajiban melaksanakan Salat dalam sehari semalam sebanyak lima kali dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam Al-qurān kata Salat sering disandingkan dengan Zakat. Tercatat terdapat 26 ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat. hal ini menunjukan bahwa keduanya merupakan satu kesatuan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān serta implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islām. Alasan dilakukan penelitian karena melihat dalam redaksi

Al-qurān baik Salat maupun Zakat sering terlihat digabungkan. Melihat kesadaran

masyarakat dalam melaksanakan Salat tidak menjadikan indikasi banyaknya orang yang mengeluarkan Zakat. Semestinya Salat yang benar dapat menumbuhkan kesadaran dalam mengeluarkan Zakat. Sehingga keberadaan keduanya dapat menguatkan dan tidak dapat terpisahkan. Metode yang digunakan dalam penelian ini adalah metode pustaka atau studi literatur. Yaitu jenis penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku atau sumber lainnya. Dari berbagai sumber yang didapat khususnya dari tafsīr-tafsīr atau buku sumber lainnya, penulis menemukan temuan sebagai berikut. Dua kategori ibādaħ ini bukan dua hal yang mendua, melainkan dua hal yang menyatu. Artinya, ketika manusia merealisasikan ibādaħ horizontal (Zakat), pada saat yang sama ia pun sedang merealisasikan hubungannya dengan Allāħ (vertikal). Ketika Salat dilaksanakan dengan baik, maka kewajiban Zakat akan menjadi kebutuhan batiniah. Dan ketika Zakat direalisasikan maka akan mengokohkan eksistensi Salat sebagai kebutuhan manusia.


(7)

Fuad Nurjaman , 2015

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... Error! Bookmark not defined.

PEDOMAN TRANSLITERASI ...viii

BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. BAB II...9

KEWAJIBAN SALAT DAN ZAKAT DALAM AL-QUR N ...9

A. Salat ...9

1. Definisi………...9

2. Urgensi...10

3. Kedudukan Salat dalam Isl m ...13

4. Manfaat Salat ...15

5. Ayat-ayat Salat dalam Al-qur n ...16

B. Zakat...16

1. Definisi ...16

2. Urgensi ...18

3. Kedudukan Zakat dalam Isl m ...22

4. Manfaat Zakat ...23


(8)

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Implikasi Ayat Salat dan Zakat dalam Pendidikan Isl m...28

BAB III ...30

METODE PENELITIAN ...30

A. Desain Penelitian ...30

B. Metode Penelitian ...30

C. Definisi Operasional ...31

D. Instrumen Penelitian ...32

E. Sumber Data ...33

F. Teknik Pengumpulan Data...33

G. Metode Analisis...35

BAB IV ...37

TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...37

A. Temuan Penelitian………... 37

B. Pembahasan………46

1. Ahli tafsīr memahami ayat ...46

2. Hubungan antara Salat dan Zakat menurut ahli tafsīr ...54

3.Implikasi Hubungan Salat dan Zakat bagi Pendidikan Agama Isl m ...61

BAB V...69

SIMPULAN ...69

A.KESIMPULAN ...69

B.REKOMENDASI ...70


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agama Islām mengatur segala aspek kehidupan umat manusia, baik

menyangkut dirinya sebagai mahluk individu maupun sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu manusia mempunyai tugas untuk menghamba kepada Tuhannya, dan sebagai mahluk sosial manusia mempunyai tugas untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya. Hubungan antara manusia dengan Tuhannya dikenal dengan istilah

Ìbādaħ Mahḍaħ. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya dikenal dengan Ìbādaħ Ġair Mahḍaħ . Bentuk dari Ìbādaħ Mahḍaħ dinamakan

dengan Salat. Sedangkan bentuk dari Ìbādaħ Ġair Mahḍaħ diantaranya Zakat. Diantara keduanya terdapat saling keterkaitan dan menyempurnakan nilai Ìbādaħ manusia di hadapan Allāħ swt.

Salat termasuk salah satu rukun (rukun Islām yang kedua). Kedudukan Salat dinilai sangat penting bagi kaum Muslimīn. Anjuran untuk melaksanakan Salat banyak terdapat dalam kitab suci Al-qurān maupun Hadiṭ. Perintah untuk melaksanakan Salat diwajibkan kepada setiap Muslim lima kali dalam sehari semalam dengan waktu-waktu yang telah ditentukan. Sebagimana firman Allāħ dalam (Q.S. Al-nisā[4]: 103)











































Artinya:

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allāħ di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah Salat


(10)

2

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah farḍu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S. Al-nisā[4]: 103)*

Sebagaimana Noer (2006, hal. 35) mengungkapkan dalam salah satu

Hadiṭ Nabī yang dikeluarkan oleh Al-Baihaqi berbunyi: “Salat itu adalah fondasi agama, siapa yang menjalankannya maka sesungguhnya dia telah menegakan agama, sedangkan barang siapa yang melalaikannya, maka sesungguhnya dia telah menghancurkan agama”.

Pelaksanaan Ìbādaħ Salat dapat memberikan banyak manfaat bagi

yang menjalankannya dengan benar. Salat dapat menjadi alat pendidikan ruhani yang efektif apabila dilakukan secara khusyù. Salat juga dapat memelihara jiwa manusia serta mempuk kesadaran yang tinggi untuk senantiasa berprilaku baik dan menghindari segala bentuk perbuatan dosa. Dengan kata lain, Salat yang benar dapat memberikan dampak positif terhadap perilaku manusia (Tim Dosen PAI UPI, 2008, hal. 76).

Sebagaimana Pendapat Ali (2012, hal. 60) menyebutkan bahwa setiap gerakan Salat dapat memiliki makna yang khas terhadap bentuk pemujaan Mahluk kepada Tuhan. Gerakan yang ada dalam Salat dapat mencerminkan bentuk peribadatan semua mahluk (Manusia, Tumbuhan, dan Hewan). Sujūd mencerminkan sikap tumbuhan, Rukù mencerminkan

sikap hewan, dan sikap tegak merupakan sikap khusus dari manusia. Dalam Al-qurān perintah untuk mendirikan Salat sering dikaitkan dengan perintah untuk membayar Zakat. Mengingat kedudukan keduanya memiliki peranan penting dalam rukun Islām. Meskipun pada faktanya, banyak masyarakat yang menganggap Salat dan Zakat merupakan hal yang terpisahkan. Kesadaran dalam melaksanakan Ìbādaħ Salat tidak

menjadikan indikasi banyaknya orang yang mengeluarkan Zakat. Seharusnya Salat yang bagus dapat menumbuhkan kesadaran untuk membayar Zakat.

*

Seluruh teks ayat al-Qurān dan terjemahnya dalam skripsi ini dikutip dari software al-Qurān in

word yang divalidasi peniliti dengan al-Qurān Tajwid dan Terjemahannya yang diterjemahkan

oleh yayasan penyelenggara penerjemah/penafsir, al-Qurān revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih


(11)

Zakat merupakan Ìbādaħ Ġair Mahḋaħ dan termasuk ke dalam rukun Islām yang ketiga. Perintah untuk mengeluarkan Zakat sama pentingnya dengan perintah untuk melaksakan Salat. Zakat diwajibkan kepada kaum Muslimīn dengan beberapa ukuran dan ketentuan yang telah

ditetapkan dalam nash Al-qurān dan Hadiṭ.

Hafidhuddin (2007, hal. 68) memandang bahwa “Zakat merupakan Ìbādaħ māliyaħ Ijtimāiyaħ yang memiliki posisi penting, strategis, dan menentukan baik dari sisi ajaran Ìbādaħ pokok maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Keberadaan Zakat sendiri dianggap sebagai màlūm min al-dīn bi al-ḋauraħ atau sesuatu yang sudah umum dan

merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang”.

Zakat dapat memberikan banyak manfaat baik dari segi ritual maupun sosial. Dalam segi ritual, Zakat dipandang sebagai indikator utama ketundukan seseorang terhadap ajaran Islām. Kesediaan untuk membayar Zakat dinilai sebagai upaya untuk senantiasa membersihkan diri dan jiwa dari berbagai sifat buruk, seperti egois, bakhil, sombong, dan tamak serta sebagai upaya untuk membersihkan harta yang dimiliki.

Dari segi sosial Zakat dipandang sebagai sarana untuk memisahkan kesenjangan antara orang kaya dan miskin. Menimbang kehidupan masyarakat yang sangat beragam dapat dijadikan sebuah potensi untuk mengoptimalkan besarnya dana Zakat yang diterima.

Besarnya potensi Zakat yang dikutip dari Gamsir dkk. (dalam Baznas 2011, hal. 426) menunjukan bahwa “Potensi Zakat nasional Tahun 2011 adalah Rp 217 triliun. Potensi yang cukup besar ini terdiri dari potensi Zakat rumah tangga sebesar Rp 82,7 triliun, potensi Zakat industri swasta Rp 114,89 triliun, potensi Zakat BUMN Rp 2,4 triliun, dan potensi Zakat tabungan Rp 17 triliun. Sedangkan jumlah Zakat yang mampu dihimpun oleh BAZNAS dari seluruh Unit Pengelola Zakat (UPZ) yang ada di seluruh wilayah tanah air, walau pun terus meningkat dari tahun ke tahun, namun jumlah absolutnya masih sangat kecil, yakni pada tahun 2007 sebesar Rp 450 M, kemudian meningkat menjadi Rp 920 M pada


(12)

4

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahun 2008, dan sebesar Rp 1,2 T pada tahun 2009, selanjutnya menurut perkiraan tahun 2010 sebesar Rp 1,5 T. Artinya, dibandingkan dengan keseluruhan jumlah potensi, Zakat yang baru berhasil dihimpun oleh Baznas baru kurang lebih 1% per tahun”.

Sebagai contoh, berikut ini adalah tabel Pelaksanaan Zakat, Infāq, dan Ṣadaqaħ (ZIS) di Jawa Barat tahun 2011 yang dimuat oleh (Tim BPS Jabar, 2014, hal. 165)


(13)

Dari tabel di atas, disebutkan bahwa Kota Bandung total mendapatkan pemasukan Zakat māl sebesar kurang lebih 3 M. Hal ini

masih jauh dari total seharusnya yang didapat dari pendapatan pertahunnya. Hal tersebut sama dengan beberapa kota lainnya yang masih


(14)

6

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jauh dari total dari keseluruhan Zakat yang harus dikeluarkan (wājib

Zakat).

Melihat realita di masyarakat seakan antara Salat dan Zakat merupakan suatu hal yang terpisahkan. Akan sangat menarik apabila dikaitkan menjadi sebuah penelitian yang membahas keduanya. Hal yang bertolak belakang dari data di atas dengan apa yang disebutkan dalam Al-qurān .

Sangat jelas disebutkan bahwa perintah untuk membayar Zakat disamakan dengan perintah untuk mendirikan Salat. Maksud penggabungan Salat dan Zakat dalam penelitian ini untuk menunjukan tingkat kepentingan dari keduanya. Meskipun pada faktanya lebih cenderung mengutamakan perintah Salat.

Dalam Al-qurān kata “Salat” dan “Zakat” sering terlihat dipasangkan secara bersamaan. Tercatat ada 26 ayat yang menggabungkan kata Salat dan Zakat. Ayat- ayat Zakat sama halnya dengan ayat-ayat Salat, mengenai waktu, jumlah rakaat, dan cara-cara serta bacaan-bacaannya (Ali, 2012, hal. 250).

Dalam redaksi Al-qurān , kata Salat ada juga yang menggunakan

kata lainnya, misalnya kata “żikr”, “Ṣallī”, “Sajada”, “Rukù” dan lain

sebagainya. Sama halnya dengan kata Zakat ada yang menggunakan kata

“Haq” dan “Ṣadaqaħ”. Hal tersebut bisa terlihat dalam beberapa surat,

misalnya (Q.S. Al-Baqaraħ[2]: 125, 239); (Q.S. Al-Ìmrān[3]: 39, 113); (Q.S. Al-Anǡm[6]: 141); (Q.S. Al-Taubaħ[9]: 58, 60, 103, 104), dan lain sebagainya (Qardawi, 2011, hal. 33).

Melihat urgensi dari “Salat” dan “Zakat” dalam Al-qurān yang

merupakan fondasi utama dalam Islām membuat penulis sangat tertarik untuk mengangkatnya dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini penulis mengambil judul:

“Hubungan antara Salat dan Zakat dalam Al-qurān (Studi Tematis Terhadap Ayat-Ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islām”.


(15)

B. Rumusan Masalah

Pertanyaan utama dalam penelitian ini diuraikan ke dalam langkah-langkah sebagai berikut.

1. Bagaimana ahli tafsīr memahami ayat yang menggabungkan antara

Salat dan Zakat?

2. Bagaimana hubungan antara Salat dan Zakat menurut ahli tafsīr ?

3. Bagaimana Implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islām ?

C. Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Maksud dari penelitian ini secara umum adalah: “Untuk mengetahui

bagaimana hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān. (Studi mauḍūἰ terhadap tafsīr ayat Salat dan Zakat)”.

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana ahli Tafsīr memahami ayat yang

menggabungkan antara Salat dan Zakat.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Salat dan Zakat menurut ahli

Tafsīr.

3. Untuk mengetahui Implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islām.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis

Secara teori, manfaat penelitian ini untuk menggali informasi

mendalam khususnya yang menyangkut “Hubungan Salat dan Zakat

dalam Al-qurān”. Lebih jauh penulis berharap penelitian ini dapat berguna secara teoritis dalam berbagai keilmuan lain yang relevan dengan penelitian ini.


(16)

8

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Secara praktis, penelitian ini dapat berfungsi sebagai berikut. a. Bagi Civitas akademika

Bagi civitas akademika, penelitian ini dapat bermanfaat dalam aspek penunjang kebijakan maupun yang menyangkut disiplin ilmu tertentu

khusunya yang membahas tentang “Hubungan Salat dan Zakat dalam

Al-qurān”.

b. Bagi Mahasiswa IPAI

Bagi Mahasiswa IPAI, penelitian ini dapat bermanfaat untuk dijadikan bahan referensi ataupun sumber pengetahuan tentang disiplin ilmu tertentu khususnya yang membahas tentang “Hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān ”.

c. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk pemberdayaan kebijakan umum dan khusus yang menyangkut kebutuhan masyarakat sebagai pola pengatur kehidupan yang lebih layak.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat khususnya bagi peneliti dalam menyusun penelitian ilmiah mengenai “Hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān ”.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

Bab I berisi Pendahuluan yang terdiri dari: Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, dan Struktur organisasi.

Bab II berisikan Kajian Teoritis yang terdiri dari: Konsep-konsep, Teori-teori, Dalil-dalil, Hukum-hukum, Model-model, dan rumusan-rumusan utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji.


(17)

Bab III berisikan Metode penelitian yang terdiri dari: Desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan isu etik.

Sementara Bab IV berisikan Temuan dan Pembahasan, yang terdiri dari: Temuan hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan Pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Lampiran dan Riwayat Hidup.


(18)

30

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Noor (2013, hal. 108) menjelaskan bahwa “Desain penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu secara menyeluruh dan parsial. Secara menyeluruh desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian secara parsial merupakan penggambaran tentang hubungan antar variabel, pengumpulan data, dan analisis data.

Sementara itu menurut Umar (2002, hal. 31) mengungkapkan bahwa “Desain penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat dijawab”.

Kegunaan penelitian menurut Nasution (2009, hal. 37) adalah memberi pegangan tentang cara pelaksanaan penelitian, menentukan batas-batas penelitian dan memberi gambaran tentang apa yang akan dilakukan serta kesulitan yang akan dihadapi.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Noor (2013, hal. 34) mengungkapkan bahwa “Pendekatan kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia, sehingga desain pada penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan terbuka”.

Penelitian ini menggunakan objek penelitian berupa buku-buku,

tafsīr Al-qurān dan literature lainnya. Jenis penelitian pustaka ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Zed (2008, hal. 3) bahwa „Riset pustaka atau studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah bahan penelitian‟.


(19)

Arikunto (2009, hal. 100) menyebutkan bahwa “Metode Penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Yang termasuk sebagai metode penelitian diantaranya adalah: angket (questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain

sebagainya”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pustaka atau sering disebut juga dengan studi literatur, book survey, atau library

research. Menurut Zed (2008, hal. 4) jenis penelitian seperti ini posisi

peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eyewitness).

Sementara itu Fathoni (2006, hal. 95) mengungkapkan bahwa “Penelitian pustaka merupakan suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan lainnya yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun laporan ilmiah”.

Sebagai panduan langkah operasionalnya, penelitian ini juga menggunakan metode tafsīr mauḍuἰ. Sebagaimana diungkapkan oleh

Yusuf (2012, hal. 139) bahwa yang dimaksud dengan tafsīr mauḍuἰ adalah

menafsirkan ayat Al-qurān berdasarkan permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian ini masalah yang dikaji mengenai hubungan Salat dan Zakat. Maka dalam langkah operasionalnya, peneliti menghimpun ayat-ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga ada


(20)

32

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesamaan landasan berfikir antara peneliti yang tuangkan dalam penelitian ini dengan pembaca.

1. Hubungan; makna kata “Hubungan” dalam penelitian ini adalah

keterakitan antara yang satu dengan yang lainnya.

2. Salat; makna Salat dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan yang diawali dengan ucapan takbir dan diakhiri dengan salam melalui beberapa ketentuan sesuai dengan syarà.

3. Zakat; makna Zakat dalam penelitian ini adalah kewajiban seroang muslim yang berkecukupan untuk mengeluarkan sebagian harta tertentu yang telah ditentukan besarnya kemudian diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syarà.

4. Al-qurān; yaitu kitab suci yang dijadikan pedoman hidup bagi pemeluk Agama Islām.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis (Arikunto, 2006, hal. 160).

Dalam penelitian kualitatif Sugiyono (2013, hal. 305) menyebutkan yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti atau disebut sebagai human instrument memiliki fungsi untuk menetapakan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan.

Sebagaimana Nasution dalam (Sugiyono, 2013 , hal. 306) menyatakan: Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas


(21)

itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama mengumpulkan data yang sesuai dengan rumusan dan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Nasution dalam (Satori & Komariah, 2013, hal. 63) peneliti sebagai instrumen penelitian memiliki ciri-ciri diantaranya; Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Tiap situasi penelitian merupakan suatu keseluruhan. Suatu interakasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Dan peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

E. Sumber Data

Arikunto (2006, hal. 129) menyebutkan bahwa „yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh‟. Seperti peneliti yang menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik secara tertulis maupun lisan.

Selanjutnya menurut Sugiyono (2013, hal. 308) bahwa Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder:

1. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Yang dijadikan sumber primer dalam penelitian ini adalah tafsir Al-miṣbāħ, tafsir Al-nūr tafsir Al-azhār, tafsir Al-qurṭubi, dan tafsir Al-marāgī.

2. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini peneliti


(22)

34

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengumpulkan data dari berbagai sumber. Misalnya dari buku-buku yang relevan, tafsir-tafsir lain, dan sumber lainnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013, hal. 208) menyebutkan bahwa “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara”.

Sementara itu menurut Noor (2013, hal. 138) teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara: wawancara, angket, pengamatan, studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik studi dokumentasi dalam menghimpun data-data yang diperoleh. Sebagaimana Fathoni (2006, hal. 112) menjelaskan bahwa “Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya”.

Selain itu, karena penelitian ini juga menggunakan metode mauḍuἰ

maka proses pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti. Menurut Yusuf (2012, hal. 139) langkah-langkah tersebut adalah

Menentukan permasalahan atau topik yang akan dikaji, menentukan kata kunci mengenai permasalahan itu dan padanannya dalam Al-qurān, mengumpulkan ayat-ayat yang berbicara mengenai topik tersebut yang tersebar dalam berbagai

sūraħ, menyusun ayat-ayat itu sesuai dengan kronologis turunnya, menjelaskan ayat-ayat tersebut berdasarkan penjelasan ayat yang lain, dan membuat suatu kesimpulan tentang jawaban permasalahan yang terkandung dalam topik yang dibahas.


(23)

Senada dengan hal tersebut, Abdulhayy al-Farmawi dan Musthafa Muslim dalam (Izzan, 2011, hal. 115) menyebutkan langkah-langkah dalam metode mauḍuἰ sebagai berikut.

1. Memilih dan menetapkan topik (objek) kajian yang akan dibahas berdasarkan ayat-ayat Al-qurān. Topik (objek) kajian dalam penelitian ini adalah ayat yang menggabungkan tentang Salat dan Zakat.

2. Mengumpulkan atau menghimpun ayat-ayat Al-qurān yang membahas topik tersebut. Peneliti terlebih dahulu menghimpun seluruh ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat dengan menggunakan al-mùjam al-muhfaros li al-fāz Al-qurān Al-karīm, dari hasil penelusuran tersebut ditemukan 26 ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat.

3. Mengurutkan tertib turunnya ayat-ayat itu berdasarkan waktu turunnya, disertai pengetahuan tentang asbāb al-nuzūl. Peneliti menyusun ayat tersebut berdasarkan turunnya sūrah (tartību

sūraħ).

4. Mempelajari penafsiran ayat-ayat yang telah dihimpun tersebut dengan memadai dan mengacu kepada kitab-kitab tafsir yang ada dengan memakai ilmu munāsabaħ dan hadīṡ.

5. Menghimpun hasil penafsiran tersebut kemudian

mengistimbathkan unsur-unsur asasi darinya.

6. Membahas unsur-unsur dan makna-makna ayat kemudian mengkaitkannya berdasarkan metode ilmiah secara sistematis. 7. Memaparkan kesimpulan tentang hakikat jawaban Al-qurān

terhadap topik permasalahan tersebut.

G. Metode Analisis

Sugiyono (2013, hal. 335) menyebutkan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara


(24)

36

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

Sejalan dengan hal di atas, penelitian ini juga menggunakan metode analisis dilālaħ dan munāsabah. Sebagaimana menurut Yusuf (2012, hal. 96) yang dimaksud dengan dilālaħ adalah memahami sesuatu

dari sesuatu yang lain, sesuatu yang pertama disebut al-madlūl (yang diberi petunjuk) dan segala sesuatu yang kedua disebut al-dall (petunjuk, penerang atau pemberi dalil). Sedangkan yang dimaksud dengan

munāsabah adalah hubungan atau keterkaitan ayat-ayat Al-qurān antara sebagiannya dengan sebagian yang lain. Sehingga terlihat sebagai suatu ungkapan yang rapi.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, sebagaimana dibahas oleh Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2013, hal. 338 ) bahwa „Aktivitas analisis data terdiri dari data reduction, data

display, dan conclusing drawing/verification’. Ketiganya diuraikan sebagai berikut.

1. Mereduksi data; merangkum; memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menghimpun ayat-ayat yang memuat redaksi yang menggabungkan Salat dan Zakat, yang terdapat 26 ayat. 2. Mendisplay data; penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2013, hal. 341).

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau saat melakukan penelitian (Sugiyono, 2013, hal. 345).


(25)

(26)

69

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN A. KESIMPULAN

Dalam Al-qurān kata Salat merupakan ibādaħ paling pokok yang sering tercantum dalam beberapa sūraħ. Tercatat tidak kurang dari 80 ayat yang membahas mengenai urgensi Salat dan tersebar dalam beberapa

sūraħ. Salat juga sering dikaitkan dengan ibādah lainnya diantaranya Zakat. Ahli tafsir menyebutkan terdapat 26 ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat. Dari jumlah tersebut diantaranya banyak yang terdapat dalam sūraħ Al-baqaraħ dan Al-taubaħ.

Keterkaitan Salat dan Zakat dalam Al-qurān menunjukan bahwa keduanya merupakan hal yang pokok dalam syariat Islām. Salat dapat

menjalin komunikasi yang baik antara manusia dengan Tuhan. Sedangkan Zakat dapat meningkatkan kepekaan seseorang di tengah masyarakat luas. Kesempurnaan ibādaħ Salat dapat menyempurnakan keutamaan membayar Zakat. Begitupun dengan sebaliknya, ibādaħ Zakat dapat menyempurnakan Salat.

Hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān menandakan bahwa dua

kategori ibādaħ ini bukan dua hal yang mendua, melainkan dua hal yang menyatu. Artinya, ketika manusia merealisasikan ibādaħ horizontal (Zakat) pada saat yang sama ia pun sedang merealisasikan hubungannya dengan Allāħ (ibādaħ vertikal). Ketika Salat dilaksanakan dengan baik, maka kewajiban Zakat akan menjadi kebutuhan batiniah, dan ketika Zakat direalisasikan maka akan mengokohkan eksistensi Salat sebagai kebutuhan manusia.

Mayoritas ahli tafsir menyebutkan bahwa hubungan antara Salat dan Zakat dalam Al-qurān bukan merupakan sebuah kebetulan. Keduanya menandakan tingkat pendidikan ruhani paling efektif dalam menjaga jiwa dan harta seseorang. Bahkan sebagian ulama sepakat untuk memerangi orang yang memisahkan di antara keduanya. Karena keduanya merupakan satu kesatuan dalam Islām.


(27)

Implikasi dari hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān terhadap pendidikan agama islam diantaranya bahwa Salat dan Zakat harus menjadi kewajiban utama dan diprioritaskan, Baik Salat atau Zakat seyogiyannya tidak hanya menyangkut aturan teknis tetapi harus selalu mengaitkan dengan sistem keyakinan (àqīdaħ), Pembelajaran tentang Salat dan Zakat serta syariat Islām lainnya tidak disampaikan secara parsial, melainkan

harus diperlihatkan hubungan masing-masing secara integratif.

B. REKOMENDASI

Penulis berharap dengan adanya penelitian mengenai hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi pembaca. Terlebih penulis memberikan saran bagi beberapa elemen masyarakat. Diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi Pemerintah

Sebagai pembuat kebijakan yang mengatur lapisan masyarakat, khususnya bidang keagamaan, penulis berharap pemerintah lebih memperhatikan kembali akan kondisi pelaksanaan Salat dan Zakat. Terutama jika dikelola dengan baik, Zakat akan menjadi lumbung ekonomi nasional yang akan membantu dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, penulis berharap agar lebih peka terhadap sesama dan menghilangkan status sosial tanpa membeda-bedakan orang kaya dan miskin. Penulis juga berharap dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan intensitas Salat berjamaah di mesjid dan menumbuhkan kesadaran dalam menunaikan Zakat.

3. Bagi Mahasiswa IPAI

Penulis merasakan dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, bagi generasi selanjutnya penulis berharap akan ada yang lebih mengembangkan tema penelitian ini. Sehingga penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya.


(28)

71

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an


(29)

DAFTAR PUSTAKA

A. Toto Suryana Arifatien, M. (1997 ). Pendidikan Agama Islam. Bandung : Tiga Mutiara .

Ahmad, D. A. (2010). Fiqih Ibadah . Solo : Media Zikir . Al-Ghazali, I. (2011). Ihya Ulumuddin . Jakarta : PT Gramedia .

Ali, P. D. (2012). Buku Induk Rahasia & Makna Ibadah . Jakarta : Zaman .

Al-Maraghi, A. (Tafsir Al-Maragi (Juz 1). (K.A. Sitanggal, B.A. Bakar, & H.N. Aly. Penerj.)). 1992a.I. Semarang: Cv. Toha Putra.

Al-Maraghi, A. M. (1992c.X). Tafsir Al-Maraghi (Juz 10). (Hery N.A, K.

Sitanggal, Abubakar). . Semarang : CV Toha Putra .

Al-Maraghi, A. M. (1993d.XXX). Tafsir Al-Maraghi (Juz 30). (K.A. Sitanggal,

H.N. ALy). .

Al-Maraghi, A. M. (1993b.VI). Tafsir Al-Maraghi (Juz 6). (K.A. Sitanggal),

B.A.Bakar, & H.N. Aly, Penerj.). Semarang: CV Toha Putra.

Al-Qurthubi. (2008e.XII). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 12). (M.Masridha, Penerj). . Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008b.II). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 2). (M.Masridha, Penerj.). Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008f.XX). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 20). (M. Masridha, Penerj). . Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008.c.IV). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 4). (M.Masridha, Penerj.). Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008d.VIII). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 8). (M.Masridha, Penerj.). Jakarta: Pustaka Azzam.

Al-Qurthubi, S. I. (2008a.I). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 1). (M. Masridha, Penerj.). Jakarta: Pustaka Azzam.

Al-Syarawi, S. M. (2007). Tirulah Shalat Nabi . Bandung : Mizan Pustaka . Al-Thabari, A. J. (2009 ). Tafsir Ath- Thabari . Jakarta: Pustaka Azzam .

al-Tharsyah, A. (2007). Keajaiban Shalat Bagi Kesehatan . Jakarta : Senayan Publishing.


(30)

72

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Al-zuhayly, D. W. (2005). Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Agus Effendi &

Bahruddin fananny, Penerj.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, P. D. (2009). Manajemen Penelitian . Jakarta : PT Rineka Cipta . Arikunto, P. D. (2006 ). Prosedur Penelitian . Jakarta : PT Rineka Cipta .

Azra, M., & Nata, M. (2008). Kajian Tematik Al-quran Tentang Fiqih dan

Ibadah. Bandung: Angkasa.

Bahnasi, M. (2008 ). Shalat Sebagai Terapi Psikologi . Bandung: Mizan Media Utama .

Diseminasi, B. I. (2014 ). Jawa Barat Dalam Angka . Badan Pusat Statistik Jawa

Barat , 165 .

Dr. Juliansyah Noor, S. M. (2013). Metodologi Penelitian . Jakarta : Kencana Predia Media Group .

Dr. KH. M. Hamdan Rasyid, M. (2009). Pesona Kesempurnaan Islam . Jakarta : Zahira Press .

Dr. Zakiah Darajat, d. (2009 ). Ilmu Pendidikan Agama Islam . Jakarta : Bumi Aksara .

Dr. Zuhairini, d. (2008). Filsafat Pendidikan Islam . Jakarta : Bumi Aksara . Gamsir, d. (2011 ). Perilaku Muzaki Dalam membayar Zakat Mal . Kajian

Tentang Zakat Mal .

Hafidhuddin, P. D. (2009 ). Agar harta Bertambah & Berkah . Jakarta: Gema Insani.

Hafidhuddin, P. D. (2007). Zakat Dalam Perekonomian Modern . Jakarta : Gema Insani .

Hamka. (1983a.I). tafsir Al-Azhar (Juz 1). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1985a.X). Tafsir Al-Azhar (Juz 10). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1983e.XVIII). Tafsir Al-Azhar (Juz 18). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1985b.XXX). Tafsir Al-Azhar (Juz 30). Jakarta : Pustaka Panjimas . Hamka. (1983d.VI). Tafsir Al-Azhar (Juz 6). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1983c.IV). Tafsir al-Azhar (Juz IV). Jakarta: Pustaka Punjimas.

Hamka, P. D. (1983b.II). Tafsir Al-Azhar (Juz 2). Jakarta: PT Pustaka Panjimas. Indonesia, D. P. (2008 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Gramedia .


(31)

Izzan, A. (2011). Metodologi Ilmu Tafsir . Bandung : Tafakur.

Majid, S. M., & Andayani, S. M. (2012 ). Pendidikan Karakter Perspektif Islam . Bandung : PT Remaja Rosdakarya .

Muhammad Azzam, P. D., & Sayyid Hawas, P. D. (2009). Fiqih Ibadah. Jakarta : Amzah.

Nama, T. (2005 ). Al-Qur'an dan Terjemahnya. Penerjemah. Tim Penerjemah

Departemen Agama Republik Indonesia. Depok : Al-huda .

Nasution. (2009 ). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : PT Bumi Aksara .

Noer, J. (2006 ). Salat Yang Benar . Jakarta : Penada Media .

Prof. Dr. Abdurrahmat Fathoni, M. (2006 ). Metodologi Penelitian . Jakarta : PT Rineka Cipta .

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M. (2010). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kencana Prenada Media Group .

Prof. Dr. Kh. M. Hamdan Rasyid, M. (2009). Pesona Kesempurnaan Shalat . Jakarta : Zahira Press.

Qardawi, D. Y. (2011). Hukum Zakat . Jakarta : Pustaka Litera Antarnusa . Ramayulis, P. D. (2012 ). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kalam Mulia . Sabiq, S. (2010). Fiqih Sunnah . Jakarta : Pundi Aksara .

Satori, M. ,., & Komariah, M. ,. (2013 ). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : Alfabeta .

Shalehuddin, W. S. (2011). Risalah Zakat . Bandung : Tafakur .

Shalikhin, K. (2008). Mukjizat & Misteri Lima Rukun Islam . Yogyakarta : Mutiara Media .

Shiddieqy, M. T. (2000a.I). Tafsir Al-quranul Majid Al-Nur (Vol. 1). Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Shiddieqy, M. (2000b.II). Tafsir AL-Quran AL-Nur (Volume 2). Semarang: PT Pustaka Rizki Putra .

Shiddieqy, M. (2000c.VI). Tafsir Al-Quran Al-Nur (Volume4). Semarang : PT Pustaka Rizki Putra .


(32)

74

Fuad Nurjaman , 2015

Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shihab, M. Q. (2002b.II). Tafsir Al-Misbah (Volume II) . Jakarta : Lentera Hati . Shihab, M. Q. (2002c.IV). Tafsir al-Misbah (Volume IV). Jakarta : Lentera hati . Shihab, M. Q. (2002f.XX). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 20). Jakarta : Lentera hati. Shihab, M. Q. (2002d.V). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 5). Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. (2002e.XIV). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 14). Jakarta: Lentera hati. Sholikhin, K. M. (2011). The Miracle of Shalat . Jakarta : Erlangga .

Sobari, A. M. (2005). Kesempurnaan Ibadah Ramadhan. Jakarta: Republika. Sugiyono, P. D. (2013 ). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : Alfabeta . Syafi'i, S. J. (2006 ). The Power Of Shalat . Bandung : MQ Publishing .

Tafsir, P. D. (2012 ). Ilmu Pendidikan Islami . Bandung : PT Remaja Rosdakarya . Taufiqullah, P. H. (2004). Zakat Sebagai Pemberdayaan Ekonomi . Bandung : BAZ Jabar .

Tauhid, N. A., & Sulaiman, E. (2007 ). Simbol-Simbol Shalat . Bandung : PT. Karya Kita .

Umar, H. (2002 ). Desain Penelitian MSDM & Perilaku karyawan . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada .

UPI, T. D. (2008). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup . Bandung : Value Press. UPI, T. D. (2011). Landasan Pendidikan . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia .

Yusuf, K. M. (2012). Studi Al-quran . Jakarta : Hamzah .

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustaaan . Jakarta : Yayasan Obor Indonesia .


(1)

Implikasi dari hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān terhadap pendidikan agama islam diantaranya bahwa Salat dan Zakat harus menjadi kewajiban utama dan diprioritaskan, Baik Salat atau Zakat seyogiyannya tidak hanya menyangkut aturan teknis tetapi harus selalu mengaitkan dengan sistem keyakinan (àqīdaħ), Pembelajaran tentang Salat dan Zakat serta syariat Islām lainnya tidak disampaikan secara parsial, melainkan

harus diperlihatkan hubungan masing-masing secara integratif.

B. REKOMENDASI

Penulis berharap dengan adanya penelitian mengenai hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi pembaca. Terlebih penulis memberikan saran bagi beberapa elemen masyarakat. Diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi Pemerintah

Sebagai pembuat kebijakan yang mengatur lapisan masyarakat, khususnya bidang keagamaan, penulis berharap pemerintah lebih memperhatikan kembali akan kondisi pelaksanaan Salat dan Zakat. Terutama jika dikelola dengan baik, Zakat akan menjadi lumbung ekonomi nasional yang akan membantu dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, penulis berharap agar lebih peka terhadap sesama dan menghilangkan status sosial tanpa membeda-bedakan orang kaya dan miskin. Penulis juga berharap dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan intensitas Salat berjamaah di mesjid dan menumbuhkan kesadaran dalam menunaikan Zakat.

3. Bagi Mahasiswa IPAI

Penulis merasakan dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, bagi generasi selanjutnya penulis berharap akan ada yang lebih mengembangkan tema penelitian ini. Sehingga penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya.


(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

A. Toto Suryana Arifatien, M. (1997 ). Pendidikan Agama Islam. Bandung : Tiga Mutiara .

Ahmad, D. A. (2010). Fiqih Ibadah . Solo : Media Zikir . Al-Ghazali, I. (2011). Ihya Ulumuddin . Jakarta : PT Gramedia .

Ali, P. D. (2012). Buku Induk Rahasia & Makna Ibadah . Jakarta : Zaman .

Al-Maraghi, A. (Tafsir Al-Maragi (Juz 1). (K.A. Sitanggal, B.A. Bakar, & H.N. Aly. Penerj.)). 1992a.I. Semarang: Cv. Toha Putra.

Al-Maraghi, A. M. (1992c.X). Tafsir Al-Maraghi (Juz 10). (Hery N.A, K.

Sitanggal, Abubakar). . Semarang : CV Toha Putra .

Al-Maraghi, A. M. (1993d.XXX). Tafsir Al-Maraghi (Juz 30). (K.A. Sitanggal,

H.N. ALy). .

Al-Maraghi, A. M. (1993b.VI). Tafsir Al-Maraghi (Juz 6). (K.A. Sitanggal),

B.A.Bakar, & H.N. Aly, Penerj.). Semarang: CV Toha Putra.

Al-Qurthubi. (2008e.XII). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 12). (M.Masridha, Penerj). . Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008b.II). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 2). (M.Masridha, Penerj.). Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008f.XX). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 20). (M. Masridha, Penerj). . Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008.c.IV). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 4). (M.Masridha, Penerj.). Jakarta : Pustaka Azzam .

Al-Qurthubi. (2008d.VIII). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 8). (M.Masridha, Penerj.). Jakarta: Pustaka Azzam.

Al-Qurthubi, S. I. (2008a.I). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 1). (M. Masridha, Penerj.). Jakarta: Pustaka Azzam.

Al-Syarawi, S. M. (2007). Tirulah Shalat Nabi . Bandung : Mizan Pustaka . Al-Thabari, A. J. (2009 ). Tafsir Ath- Thabari . Jakarta: Pustaka Azzam .

al-Tharsyah, A. (2007). Keajaiban Shalat Bagi Kesehatan . Jakarta : Senayan Publishing.


(4)

Al-zuhayly, D. W. (2005). Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Agus Effendi &

Bahruddin fananny, Penerj.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, P. D. (2009). Manajemen Penelitian . Jakarta : PT Rineka Cipta . Arikunto, P. D. (2006 ). Prosedur Penelitian . Jakarta : PT Rineka Cipta .

Azra, M., & Nata, M. (2008). Kajian Tematik Al-quran Tentang Fiqih dan

Ibadah. Bandung: Angkasa.

Bahnasi, M. (2008 ). Shalat Sebagai Terapi Psikologi . Bandung: Mizan Media Utama .

Diseminasi, B. I. (2014 ). Jawa Barat Dalam Angka . Badan Pusat Statistik Jawa

Barat , 165 .

Dr. Juliansyah Noor, S. M. (2013). Metodologi Penelitian . Jakarta : Kencana Predia Media Group .

Dr. KH. M. Hamdan Rasyid, M. (2009). Pesona Kesempurnaan Islam . Jakarta : Zahira Press .

Dr. Zakiah Darajat, d. (2009 ). Ilmu Pendidikan Agama Islam . Jakarta : Bumi Aksara .

Dr. Zuhairini, d. (2008). Filsafat Pendidikan Islam . Jakarta : Bumi Aksara . Gamsir, d. (2011 ). Perilaku Muzaki Dalam membayar Zakat Mal . Kajian

Tentang Zakat Mal .

Hafidhuddin, P. D. (2009 ). Agar harta Bertambah & Berkah . Jakarta: Gema Insani.

Hafidhuddin, P. D. (2007). Zakat Dalam Perekonomian Modern . Jakarta : Gema Insani .

Hamka. (1983a.I). tafsir Al-Azhar (Juz 1). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1985a.X). Tafsir Al-Azhar (Juz 10). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1983e.XVIII). Tafsir Al-Azhar (Juz 18). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1985b.XXX). Tafsir Al-Azhar (Juz 30). Jakarta : Pustaka Panjimas . Hamka. (1983d.VI). Tafsir Al-Azhar (Juz 6). Jakarta: Pustaka Panjimas. Hamka. (1983c.IV). Tafsir al-Azhar (Juz IV). Jakarta: Pustaka Punjimas.

Hamka, P. D. (1983b.II). Tafsir Al-Azhar (Juz 2). Jakarta: PT Pustaka Panjimas. Indonesia, D. P. (2008 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Gramedia .


(5)

Izzan, A. (2011). Metodologi Ilmu Tafsir . Bandung : Tafakur.

Majid, S. M., & Andayani, S. M. (2012 ). Pendidikan Karakter Perspektif Islam . Bandung : PT Remaja Rosdakarya .

Muhammad Azzam, P. D., & Sayyid Hawas, P. D. (2009). Fiqih Ibadah. Jakarta : Amzah.

Nama, T. (2005 ). Al-Qur'an dan Terjemahnya. Penerjemah. Tim Penerjemah

Departemen Agama Republik Indonesia. Depok : Al-huda .

Nasution. (2009 ). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : PT Bumi Aksara .

Noer, J. (2006 ). Salat Yang Benar . Jakarta : Penada Media .

Prof. Dr. Abdurrahmat Fathoni, M. (2006 ). Metodologi Penelitian . Jakarta : PT Rineka Cipta .

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M. (2010). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kencana Prenada Media Group .

Prof. Dr. Kh. M. Hamdan Rasyid, M. (2009). Pesona Kesempurnaan Shalat . Jakarta : Zahira Press.

Qardawi, D. Y. (2011). Hukum Zakat . Jakarta : Pustaka Litera Antarnusa . Ramayulis, P. D. (2012 ). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kalam Mulia . Sabiq, S. (2010). Fiqih Sunnah . Jakarta : Pundi Aksara .

Satori, M. ,., & Komariah, M. ,. (2013 ). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : Alfabeta .

Shalehuddin, W. S. (2011). Risalah Zakat . Bandung : Tafakur .

Shalikhin, K. (2008). Mukjizat & Misteri Lima Rukun Islam . Yogyakarta : Mutiara Media .

Shiddieqy, M. T. (2000a.I). Tafsir Al-quranul Majid Al-Nur (Vol. 1). Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Shiddieqy, M. (2000b.II). Tafsir AL-Quran AL-Nur (Volume 2). Semarang: PT Pustaka Rizki Putra .

Shiddieqy, M. (2000c.VI). Tafsir Al-Quran Al-Nur (Volume4). Semarang : PT Pustaka Rizki Putra .


(6)

Shihab, M. Q. (2002b.II). Tafsir Al-Misbah (Volume II) . Jakarta : Lentera Hati . Shihab, M. Q. (2002c.IV). Tafsir al-Misbah (Volume IV). Jakarta : Lentera hati . Shihab, M. Q. (2002f.XX). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 20). Jakarta : Lentera hati. Shihab, M. Q. (2002d.V). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 5). Jakarta: Lentera Hati. Shihab, M. (2002e.XIV). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 14). Jakarta: Lentera hati. Sholikhin, K. M. (2011). The Miracle of Shalat . Jakarta : Erlangga .

Sobari, A. M. (2005). Kesempurnaan Ibadah Ramadhan. Jakarta: Republika. Sugiyono, P. D. (2013 ). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : Alfabeta . Syafi'i, S. J. (2006 ). The Power Of Shalat . Bandung : MQ Publishing .

Tafsir, P. D. (2012 ). Ilmu Pendidikan Islami . Bandung : PT Remaja Rosdakarya . Taufiqullah, P. H. (2004). Zakat Sebagai Pemberdayaan Ekonomi . Bandung : BAZ Jabar .

Tauhid, N. A., & Sulaiman, E. (2007 ). Simbol-Simbol Shalat . Bandung : PT. Karya Kita .

Umar, H. (2002 ). Desain Penelitian MSDM & Perilaku karyawan . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada .

UPI, T. D. (2008). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup . Bandung : Value Press. UPI, T. D. (2011). Landasan Pendidikan . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia .

Yusuf, K. M. (2012). Studi Al-quran . Jakarta : Hamzah .

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustaaan . Jakarta : Yayasan Obor Indonesia .