Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap Kedisiplinan Santri studi kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta- Barat. Di bawah bimbingan
PENGARUH SALAT MALAM BERJAMAAH
TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh: SHOFA 1110011000007
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i
ABSTRAK
Shofa, 1110011000007, Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap Kedisiplinan Santri studi kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat. Di bawah bimbingan Dr. H.Munzier Suparta, MA.
Salat merupakan ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, apabila ada sebagian dari mereka tidak mengerjakan salat maka mereka termasuk orang-orang yang merugi, karena dalam salat memiliki pengaruh bagi yang melaksanakannya, sebagaimana seorang mukmin melaksanakan salat fardu maupun sunah dengan baik dan benar, dan dengan mentaati ketentuan salat, rukun-rukun dalam salat serta memperhatikan syarat sahnya salat maka mereka termasuk orang-orang yang menjalankan amar
ma’ruf nahi munkar. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT dalam firmannya surah al-Ankabut ayat 45:
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”
Pondok pesantren merupakan tempat menuntut ilmu dan memiliki peraturan yang bertujuan untuk menjadikan seorang remaja (santri) dapat disiplin dan berakhlakul karimah, apakah ada pengaruh kegiatan salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok pesantren? Bagaimana sikap santri dalam mengikuti kegiatan tersebut? dan bagaimana para pengurus dalam menghadapi sikap santri yang enggan mengikuti salat malam berjamaah? Menghadapi hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui dan mengungkap prihal tentang Pengaruh Salat Malam berjamaah terhadap Kedisiplian Santri studi kasus di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Kegiatan Salat Malam berjamaah mempengaruhi sikap kedisiplinan santri dalam berkaktivitas sehari-hari. Dalam skripsi ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif deskriptip analisis, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalu penelitian lapangan (field research), adapun untuk mengathui data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data di antaranya observasi, interview (wawancara) dan angket atau kuesioner, sebelum instrument digunakan dalam penelitian maka terlebih dahulu penulis melakukan uji validitas dan reabilitas. Kesimpulan dari penelitian ini, hasil perhitungan yang telah didapat bahwa nilai = 0,005 setelah dibandingkan dengan r tabel dan df 94 maka didapat nilai r pada taraf signifikan 5% = 0,202 dengan nilai < r tabel (0,005 < 0,202), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau pengaruh yang positif antara salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, dengan Interpretasi antara 0,000-0,20 merupakan variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan, adapun secara keseluruhan dan hasil wawancara penulis mengatakan bahwa salat malam berjamaah tidak mempengaruhi sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
(7)
ii
ABSTRACT
Shofa, 1110011000007, Effect of Evening Prayer congregation to discipline Pupils case study in Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol-West Jakarta. Under the guidance of Dr. H. Munzier Suparta, MA.
Prayer is the worship that should be implemented by the Muslims to get closer to God, if there are some of them not to pray, they include people who are losers, because in prayer for those who carry it out have influence, as a believer perform prayers obligatory or sunna properly, and to comply with the provisions of prayer, the pillars of prayers and observe the condition of the validity of prayer, they include people who run commanding the good and forbidding the evil. It is delivered by God in his word surah al-Ankabut paragraph 45:
َّإ... ةاَّلا ى ْنت ّع ءآشْحفْلا كنمْلا ....ر
"Indeed prayer restrains from (deeds) cruel and unjust"
Boarding school is a place to study and have regulations that aim to make a teenager (students) can be disciplined and berakhlakul karimah, whether there is influence activity night prayer in congregation with the discipline of students in boarding school? What is the attitude of students in participating in these activities? and how the managers in the face of students who are reluctant to follow the night prayer in congregation? Facing the authors are interested to know and reveal prihal of Influence Evening Prayer in congregation against Kedisiplian Pupils lodge a case study in Pesantren Al-Hidayah Basmol-West Jakarta.
The purpose of this study to determine whether activities Evening Prayer in congregation affect attitudes berkaktivitas discipline students in everyday. In this paper the author uses descriptive analysis of quantitative research, which is supported by data obtained through field research (field research), while the data needed to mengathui author uses data collection techniques among observation, interviews (interviews) and questionnaire or questionnaires, before the instrument used in the study, the first author to test the validity and reliability.
The conclusion of this study, the results of the calculations have been obtained that the value r_xy = 0.005 when compared with r table and df 94, the obtained value of r at the significant level of 5% = 0.202 r_xy value <r table (0.005 <0.202), it can be concluded that there is no correlation or a positive influence between the night prayer in congregation with discipline students at Al-Hidayah Islamic Schools Basmol, with interpretation between 0.000 to 0.20 are variables X and Y is a correlation, but the correlation was very weak or very low so the correlation was negligible, while the overall and interviews the author says that the night prayer in congregation does not affect the attitude of discipline in everyday life.
(8)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil „alamin, senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas ridho dan karunia-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh kewajiban dan perjuangan dalam menyusun skripsi
ini, yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri” di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Prof. Dr. H. Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Marhamah Saleh, LC, MA. Selaku Sekretarus Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
5. Dr. Munzier Suparta, M.A. selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan arahan, bimbingan dan nasihat, serta kesabaran dalam mendidik penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Irfan Mufid, MA. selaku Dosen Penasehat Akademik dan para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
7. K.H. Hisyam Burhani selaku pimpinan Pondok Pesantren Putri Al-Hidayah dan seluruh Santri Putri Pondok Pesantren Al-Al-Hidayah Basmol yang telah memberikan bantuan, dukungan dan inormasi kepada penulis. 8. Para Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh akademik dan administrasi yang tidak saya disebutkan satu persatu.
9. Seluruh petugas Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah membantu penulis dalam menyediakan referensi dalam penulisan skripsi ini.
(9)
iv
10.Abi tercinta H. Muaz Djaelani Fadhil dan Umi tersayang Hj. Farhanatin yang telah memberikan dukungan material dan juga tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk putrinya “Shofa” sebagai penulis, agar selalu mendapatkan ridho-Nya setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan dunia dan akhirat.
11.Abang saya Fadhil yang selalu sabar dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Keluarga besar H. Djaelani yang selalu memberikan motivasi dan doanya untuk penulis.
13.Sahabat saya Aqilatul Munawwaroh, S.Pd.I, Herdiyanti Fhauziah S,Pd.I dan Siti Fujiyati, S.Pd.I serta teman-teman seperjuangan PAI kelas A yang selalu memberikan arahan, doa dan dukungannya kepada penulis,
14.Ananda Istiqomah Wulandari selaku Pengurus Pondok pesantren putri Al-Hidayah yang mampu meluangkan waktunya untuk memberikan informasinya kepada penulis dalam tehnik wawancara.
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan doa.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran, besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 04 Maret 2015
Penulis
(10)
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
A. Hakikat Salat ... 10
1. Pengertian dan Kaifiat Salat ... 10
2. Keutamaan Salat... 17
3. Pengertian Salat Sunah ... 18
4. Pengertian Salat Berjamaah ... 19
5. Manfaat Salat Berjamaah ... ... 21
B. Hakikat Disiplin ... 24
1. Pengertian Disiplin ... 24
2. Perlunya Disiplin ... 26
3. Faktor yang mempengaruhi Disiplin ... ... 28
C. Salat Berjamaah dan Disiplin ... ... 30
D. Kerangka Berfikir ... 31
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32
(11)
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
B. Metode Penelitian... 34
C. Populasi dan Sampel ... 34
D. Teknik Pengumpulan data ... 35
1. Observasi ... 38
2. Wawancara ... 36
3. Angket / Kuesioner ... 36
4. Dokumentasi ... 36
E. Uji coba Instrumen ... ... 37
1. Validitas Instrumen ... 37
2. Reliabilitas Instrumen ... 37
F. Teknik Pengolahan Data ... 38
G. Tehnik Analisis Data ... 39
H. Instrumen Penelitian ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43
A. Pondok Pesantren Al-Hidayah ... 43
1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah ... 43
2. Aktifitas Santri Pesantren Al-Hidayah ... 46
3. Ciri Khas atau Kajian Utama ... 46
B. Visi dan Misi ... 46
C. Perhitungan Data ... 48
D. Pengujian Persyaratan Analisis ... 61
1. Validitas Instrumen ... 61
2. Reliabilitas Instrumen ... 61
E. Pengujian Hipotesis ... 62
1. Uji Korelasi ... 62
(12)
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN
(13)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Interpretasi nilai “r” ... 43
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Angket... 45
Tabel 4.1 : Daftar Guru Santri Putri Pondok Pesantren Al-hidayah... 47
Tabel 4.2 : Sarana dan Prasarana Pondok Putri ... 47
Tabel 4.3 : Jadwal keseharian santri ... 48
Tabel 4.4 : Kesadaran melaksanakan salat lima waktu sehari ... 51
Tabel 4.5 : Kesadaran untuk bangun malam ... 51
Tabel 4.6 : Kewajiban salat berjamaah meskipun mengantuk ... 52
Tabel 4.7 : Hafal doa salat Tahajjud ... 52
Tabel 4.8 : Salat malam hanya di lakukan di Pondok Pesantren ... 53
Tabel 4.9 : Salat berjamah di lakukan ketika ada pengurus ... 54
Tabel 4.10 : Merugi karena adanya salat malam ... 54
Tabel 4.11 : Disiplin terhadap peraturan Pondok Pesantren... 54
Tabel 4.12 : Merasa tenang setelah melaksanakan salat malam ... 55
Tabel 4.13 : Tidak ada manfaat dari kegiatan salat malam berjamaah ... 55
Tabel 4.14 : Terganggu dengan pelaksanaan salat malam berjamaah ... 56
Tabel 4.15 : Mengikuti kegiatan salat malam meskipun tidak ada pengurus 56 Tabel 4.16 : Hukuman tidak mengikuti salat malam ... 57
Tabel 4.17 : Adanya manfaat salat berjamaah ... 57
Tabel 4.18 : Posisi salat di shaf terdepan ... 58
Tabel 4.19 : Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakn salat berjamaah 58 Tabel 4.20 : Tidak tenang jika meninggalkan salat malam ... 59
Tabel 4.21 : Sikap disiplin sangat penting ... 59
Tabel 4.22 : Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakn salat berjamaah 60 Tabel 4.23 : Tepat waktu dalam Ibadah... 60
Tabel 4.24 : Tertekan dengan peraturan pondok Pesantren ... 61
Tabel 4.25 : Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas ... 61
Tabel 4.26 : Terlambat datang ke Sekolah ... 62
(14)
ix
Tabel 4.28 : Kegiatan salat berjamaah mempengaruhi sikap displin sehari-
hari.. ... 63
Tabel 4.29 : Kedisiplinan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari . 63 Tabel 4.30 : Kegiatan salat malam berjamaah mengurangi waktu tidur ... 64
Tabel 4.31 : Mendapat hukuman ketika meninggalkan salat berjamah ... 64
Tabel 4.32 : Hukuman membuat para santri menyesal... 65
Tabel 4.33 : Paksaan dalam Ibadah membuat para santri menyesal ... 65
(15)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Angket
Lampiran 2 : Kuesinoer Angket
Lampiran 3 : Kuesioner Wawancara
Lampiran 4 : Perhitungan Uji Validitas
Lampiran 5 : Perjitungan Uji Reabilitas
Lampiran 6 : Perhitungan Uji Korelasi
Lampiran 7 : Perhitungan Uji Signifikan
Surat Bimbingan Skripsi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Keterangan telah mengadakan Penelitian
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salat merupakan salah satu rukun Islam yang kedua dari beberapa
rukun Islam lainnya. Salat merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk
menyembah Allah yang menjadi salah satu ketaqwaan kita kepada Allah
SWT. Perintah Allah dalam memerintahkan salat terdapat dalam Firman-Nya
QS. Thaha: 14
Artinya : “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku”1
Kita harus tunduk kepada hikmah syariat dan beriman bahwasanya salat
adalah kewajiban hamba kepada Allah dan bahwa salat merupakan garis
pemisah antara kafir dan muslim, merupakan syarat untuk mencapai
keselamatan, dan merupakan penjaga iman seseorang.2
Salat merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam. Dengan gerakan tersebut terdapat banyak
pujian yang ditujukan kepada Allah, guna memuji akan kebesaran Allah.
Dengan melaksanakan salat hati menjadi tentram, damai dan sejuk. Ketika
Rasulullah kehilangan semua perasaan gembira dalam kegalauan yang
memuncak beliau bisa mengatakan: “Wahai Bilal, senangkanlah kami dengan
1
Al-Quran dan Terjemahan
2
Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi, Empat Sendi Agama Islam,Ter. dari
(17)
azan!”.3
Dengan begitu salat menentukan kekuatan dan kekokohannya sebagai
tolak ukur ibadah lainnya, apabila salat kita bagus maka ibadah lainnya
dianggap bagus, dan apabila salatnya rusak maka ibadah lainnya juga rusak.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Hal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamt adalah salat. Apabila salatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila salatnya buruk maka seluruh amalnya pun buruk.”(HR. At -Thabrani)4
Dalam konsepsi Islam juga dikatakan bahwa ibadah merupakan
kerangka umum bagi setiap ajarannya. Jika ibadah dilaksanakan dengan baik,
sebagai imbasnya, baik pula kehidupan moral dan sosial seseorang.
Sebaliknya, jangan pernah percaya bahwa seseorang punya kehidupan moral
dan sosial yang baik sementara ibadahnya amburadul.5
Dalam salat tersimpan suatu rahasia yang menyelamatkan agama, dan
dengan seorang hamba dapat berkomunikasi langsung dengan Allah Ta’ala. Juga dengan salat ia dapat tetap tinggal di bawah keteduhan Islam, dan
berjalan pada jalan kaum Mukmin yang hanya Allah-lah yang
mengetahuinya.6
Salat secara umum terbagi menjadi dua macam, yakni salat wajib yang
dilakukan disetiap waktunya sesuai yang telah ditentukan dan salat sunnah
3
Sudirman Tebba, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat, (Ciputat: Pustaka irVan, 2007), Cet, I.,h. 13-14
4
Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad At-Thabrani, Majmul Ausath, (Beirut: Darul Qutub), Juz.II., h.512
5
Syekh Tosun Bayrak, Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah, (Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2007), h., 43
6
(18)
3
yang tidak di wajibkan melaksanakannya. Salat sunah yang dimaksud oleh
penulis adalah salat tahajjud yang akan dijelaskan di dalam skripsi ini.
Salat bisa dilakukan di mana saja terkecuali bagi laki-laki yang
diwajibkan megikuti salat jamaah di masjid, sedangkan bagi wanita tidak
diwajibkan untuk salat di masjid, dan diperbolehkan mengikuti salat jamaah di
masjid dan tetap mendapatkan pahala orang yang mengikuti salat berjamaah.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“(Ungkapan Syekh Zainuddin Al-Malibari: Salat Fardhu berjamaah di masjid lebih utama bagi laki-laki) hal tersebut berdasarkan hadits: salatlah kalian di rumah-rumah kalian karena salat yang paling utama
adalah salatnya seseorang di rumahnya kecuali salat fardhu……..dan
disini terdapat pengecualian bagi perempuan. Untuk perempuan salat berjamaah lebih utama dilaksanakan di rumahnya dari pada di
masjid.”(HR. Abu Hurairah)7
Salat merupakan bentuk pengajaran bagi seorang muslim untuk
memiliki sikap disiplin. Misalnya ketika tiba waktu salat subuh manusia yang
sedang tertidur pulas harus dibangunkan untuk salat, ketika ia bangun dan
bergegas untuk mengambil air wudu disitulah kedisiplinan muncul pada
dirinya. Memiliki sikap disiplin tentulah harus adanya niat dan keistiqomahan
yang melekat pada diri, dengan begitu sikap displin akan terus mengiringi kita
dalam berbagai kegiatan. Sikap disiplin adalah suatu bentuk kegiatan dan
komitmen seseorang dalam menjalankan aturan. Sikap ini tidak muncul secara
tiba-tiba, tetapi ia harus dibangun dan dijaga.
7
(19)
Menurut para psikolog, sesorang yang membiasakan diri pada sesuatu
akan menghadapi dua hal yang bertentangan. Di satu sisi, semakin banyak
waktu yang diluangkan untuk kebiasaannya itu dan ketika semakin sering
mengulanginya, semakin mudah ia melakukannya. Karena itu, Islam sangat
menekankan pentingnya niat, ibadah takkan berubah menjadi
rutinitas-pekerjaan yang dilakukan tanpa kehendak dan kesadaran.8
Islam sebagai agama yang menghendaki umatnya memiliki sikap
disiplin atau Istiqomah, hal ini dijelaskan pada hadist Rasulullah SAW:
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA aku berkata (bertanya)” Ya Rasulullah di dalam Islam ada sebuah perkataan yang tidak akan
bertanya kecuali kepada mu” Rasulullah menjawab “Katakanlah aku beriman kepada Allah SWT kemudian kamu bistiqomahkan”(HR. Muslim)9
Umat muslim didorong untuk melakukan salat bersama di masjid. Salat
bersama ini selain memiliki aspek spiritual, juga memiliki aspek sosial, di
mana umat muslim dapat bekumpul bersama-sama membahas masalah yang
mereka hadapi.10
Cara terbaik untuk menguatkan hati dan jiwa adalah dengan mengerjakan
salat malam, yang disebut tahajud. Dalam Al-Quran terdapat anjuran khusus
8
Op.cit., h.103-104
9
Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I.,h. 35
10
Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, (Jakarta: PT Raja
(20)
5
untuk menjalankan salat ini, Rasulullah pun tidak pernah meninggalkan salat
ini.11
Sebagaimana yang ditemukan di berbagai pondok pesantren yang
mewajibkan para santri untuk salat berjamaah dengan kiyai-nya. Sistem
pondok pesantren dalam beribadah sangatlah ketat. Salah satu ciri pondok
pesantren memiliki peraturaan-peraturan yang telah disepakati oleh para
Ustadz untuk ditaati oleh santri. Adanya peraturan di pondok pesantren untuk
melatih santri dalam sikap disiplin.
Namun kenyataanya meskipun ada peraturan yang berlaku di pondok,
ada saja santri yang masih melanggar peraturan tersebut. Seperti pada kegiatan
salat malam, di mana salat malam ini santri dibangunkan di malam hari.
Meskipun begitu ada saja santri yang malas untuk bangun karena merasa
tidurnya terganggu dan bagi mereka yang tidak mengikuti salat akan diberikan
sanksi berupa materi sebesar Rp. 5000., dihitung dalam 1x tidak mengikuti
salat malam. Menurut penulis, pemberian sanksi ini tidak etis diberikan kepada
santri, karena bagi mereka yang memiliki uang lebih mampu membayar terus
menerus denda tersebut dan bagi yang tidak memiliki uang akan memberatkan
mereka dan merasa menjadi tiak ihlas dalam menjalani hukuman. Alangkah
baiknya jika sanksi yang diberikan yang mendidik santri tersebut agar tidak
mengulanginya lagi.
Salah satu faktor untuk memiliki sikap disiplin yaitu dengan adanya
dorongan dari orang-orang sekitar, contohnya pada Kiyai pondok Pesantren
11
(21)
yang selalu tepat waktu datang ke masjid untuk salat berjamaah mampu
memberikan pengajaran disiplin kepada santrinya.
Kemampuan seorang pendidik/Ustadz merupakan faktor yang sangat
menentukan demi tercapainya suatu tujuan pendidikan, oleh karena itu,
program pengajaran yang telah dicanangkan guru harus sejalan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru memiliki jiwa dinamis,
bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya, maka tujuan pendidikan
yang direncanakan akan mudah diraih, dan tidak kalah pentingnya mencapai
tujuan pendidikan adalah sikap disiplin baik dari pendidik dan peserta didik.12
Kedisiplinan santri merupakan faktor penting dalam mendukung
keberhasilan pendidikan. Menanamkan kedisiplinan kepada para peserta didik
bukanlah sesuatu hal yang mudah. Kesemuanya diperlukan motivasi dan juga
dukungan dari setiap materi pelajaran yang berhubungan dengan kedisipilan
santri.
Salat fardu berjamaah menjadi kegiatan yang wajib. Hampir 99% Pondok
pesantren mewajibkan salat fardu berjamaah. Namun tidak semua pondok
pesantren mewajibkan salat-salat sunah lainnya dalam berjamaah. Seperti salat
Dhuha maupun salat malam (Tahajud). Misalnya di pondok pesantren
Al-Hidayah Jakarta salat tahajud menjadi kewajiban bagi santri. Dahulu penulis
menjadi salah satu bagian dari pesantren tersebut. Penulis menetap selama 2
tahun. Sebelum pergantian kepengurusan, pondok pesantren tersebut tidak
menjadikan salat malam berjamaah sebagai kegiatan rutin, tapi selang tahun
12
Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakata: Gaya
(22)
7
belakang ini kegiatan salat malam menjadi kegiatan yag wajib, dan jika tidak
melaksanakan akan mendapatkan sanksi. Harus kita ketahui salat malam
adalah suatu keistimewaan bagi hamba Allah untuk meminta. Di pondok
pesantren tersebut mewajibkan santri untuk salat berjamaah, guna mendidik
kedisiplinan santri dalam mentaati peraturan.
Penulis ingin melihat dampak positif yang ada terlebih lagi dalam
kedisiplinan santri dalam menaati peraturan. Apakah santri menjalankan salat
malam berjamaah sesuai dengan niat dalam hati atau takut mendapatkan ta’zir (sanksi) yang diberikan pengurus keamanan saja?. Disinilah perlunya
keistiqomahan dan kedisiplinan santri. Dapat ditemukan bahwa santri
mengikuti salat malam berjamaah hanyalah karena takut akan taziran yang
berikan pengurus atau hanya menjalani formalitas semata. Dengan begitu
maka santri akan dengan sendirinya melakukan kedisplinan tanpa harus
dipaksa atau disuruh-suruh dan juga dapat merasakan manfaat kedisiplinan
baik dalam melakukan kegiatan aktivitas di Asrama maupun di Sekolah
maupun kegiatan sehari-hari.
Dari latar belakang tersebut yang penulis tuturkan di atas, maka penulis
tertarik untuk mendalami masalah ini lebih jauh lagi dalam bentuk penelitian
dengan judul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat”. Agar bisa menjelaskan adanya pengaruh atau tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat mempengaruhi sikap disiplin
(23)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengdientifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
2. Kesadaran santri untuk melaksanakan salat malam berjamaah
3. Kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
4. Pengaruh salat malam berjamaah bagi santri di Pondok Pesantren
Al-Hidayah Basmol Jakarta.
5. Kurangnya ketegasan bagi pengurus dalam memberikan sanksi.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang telah dijelaskan, penulis membatasi
permasalahan pada:
1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
2. Kedisipilinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
3. Pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol
Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Sejauh mana kegiatan salat malam berjamaah mempengaruhi kedisiplinan santri di Pondok pesantren Al-Hidayah
(24)
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
peneliti adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
3. Untuk mengetahui pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren
Al-Hidayah Basmol Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian Ilmu yang
tetap di pondok pesantren dari pengaruh salat malam berjamaah
terhadap pembentukan sikap disiplin.
b. Untuk menambah referensi, khususnya bagi masyarakat yang membaca
penulisan skripsi ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Peneliti ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai
pengetahuan dalam mengetahui tingkat kedisiplinan santri dalam
mengikuti kegiatan salat malam berjamaah.
b. Bagi Lembaga
Meningkatkan kualitas peraturan dan sanksi dalam mengikuti kegiatan
(25)
c. Bagi Santri
Dapat menambah pengetahuan santri dalam meningkatkan kualitas
kedisiplinan mengikuti kegiatan salat malam berjamaah. Manfaat bagi
pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan
bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar
dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.
d. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan ilmu pengetahuan yang tidak bisa didapatkan oleh
semua orang, bahwa salat malam memiliki keistimewaan yang baik
bahkan dapat kita rasakan manfaat dari pelaksanaan salat malam
(26)
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Salat
1. Pengertian dan Kaifiat Salat
Salat secara bahasa berarti doa.1 Secara istilah, salat diartikan
sebagai pernyataan bakti dan memuliakan Allah dengan gerakan-gerakan
badan dan perkataan-perkataan tertentu dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan taslim (salam) dan dilakukan di waktu-waktu tertentu
setelah memenuhi syarat-syarat tertentu.2 Sedangkan arti Salat menurut
syara’ adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan menuntut syarat-syarat yang ditentukan.3
Salat sebagai sarana bermunajat dan menghadap pada sang Khalik,
merupakan bentuk dialog antara hamba dan Tuhan. Maka sangat
disayangkan jika ada seorang hamba yang enggan melaksanakan
kewajiban ini dengan alasan masih banyak melakukan dosa. Tetapi
sebenarnya, salat tidak sekedar berfungsi sebagai dialog saja, yang
mengharuskan kesucian hati dan amal hamba, tetapi juga merupakan
sarana yang diberikan oleh Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya yang
ingin menghapus dosa-dosanya. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT.
dalam firman-Nya, surat al-Ankabut (29) ayat 45:
1 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), Cet. I, h. 115
2 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-beluk Ibadah dalam Islam,
(Jakarta:Kencana, 2003), h. 174
3 H. M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008), Cet. I, h.
(27)
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar4”
Salat adalah tempat segala pengaduan dan menghaturkan segala
kejujuran yang tidak terungkap pada manusia. Penyesalan atas dosa yang
telah dilakukan, tidaklah mampu melunakkan hati untuk kembali suci,
jika tidak dibarengi ketundukan yang penuh.
Menurut Al-Azhari, sebagaimana yang dikutip doleh Sudirman
Tebba mengatakan bahwa: salat adalah seluzum-luzumnya
(setetap-tetapnya, sekekal-kekalnya) apa yang difardhukan oleh Allah kepada
manusia. Salat adalah sebesar-besarnya kewajiban yang diperintahkan
untuk dikerjakan dengan tetap, kekal, terus-menerus dan kontinyu.5
Menurut A. Fazlur Rahman, sebagaimana yang dikutip oleh Sudirman Tebba mengatakan bahwa salat merupakan salah satu bentuk ibadah sebagai wujud kepercayaan dan ketundukan seseorang terhadap Tuhan, sang Pencipta Yang Maha Kuasa yang menyediakan sumber daya dan sarana hidup bagi makhluk-Nya, melalui ibadah kepada-Nya manusia dapat memperoleh keagungan dan kesempurnaan yang hakiki.6
Salat juga merupakan bentuk dari zikir, sehingga seseorang yang
beriman mengalami pencerahan spiritual atas jiwanya dalam salat. Ia
merasakan kehadiran dalam Tuhan dalam salat dan hal ini membantunya
untuk menyucikan jiwa dan raganya dari seluruh kotoran dan kejahatan.7
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat At-Taubah ayat 103:
4Bachtiar Surin (penyusun), Terjemah dan Tafsir al-Qur’an;Huruf Arab dan Latin,
(Bandung: Fa. Sumatra, 1980), Cet. VIII, h.885.
5
Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat Jamaah, (Jakarta: Pustaka irvan, 2008), Cet. I, h.13
6Ibid, h.13
(28)
13
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka, karena sesungguhnya doamu itu akan menjadi ketentraman
jiwa bagi mereka.”8
Beberapa pengertian salat diatas lebih mendefinisikan pada
pengertian doa, padahal pengertian salat itu banyak artinya. Seperti yang
dikemukakan oleh fuqaha yang mendefiniskan salat sebagai beberapa
ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan
salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan.9
Dalam bukunya, Sudirman Tebba, menjelaskan bahwa salat itu
merupakan tanda keislaman seseorang. Barangsiapa melakukan salatnya
dengan khusyuk, mengerjakannya tepat pada waktunya serta
memperhatikan rukun dan sunnahnya, maka pastilah ia orang mukmin.10
Salat itu diperintahkan bagi orang mukmin, jikalau kita ingin
mengetahui ciri-ciri orang mukmin maka salah satunya adalah dia
menjalankan salat yang diperintahkan Allah dengan mengikuti segala
rukun dan sunnahnya.
Definisi salat menurut ulama hakikat, bahwa salat ialah
menghadapkan jiwa kepada Allah yang mendatangkan rasa takut
8 Syaikh Hasan Ayyub, Op.cit,. h. 115
9 Op. cit., h. 12
(29)
Nya serta menumbuhkan dalam jiwa rasa keagungan, kebesaran dan
kesempurnaan kekuatan-Nya.11
Dari penjelasan salat di atas, dapat disimpulakan bahwa salat
adalah berdoa, meminta segalanya kepada Allah SWT. Salat diwajibkan
bagi seluruh umat muslim di dunia, dengan cara tersebut terlepas dari
segala beban yang ada. Salat dilakukan bagi mereka umat muslim yang
sudah baligh dan berakal sehat. Salat harus dilakukan dengan niat dari
setiap individu, niat seseorang dalam melakukan salat adalah dimulai
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Terlepas dari pengertian salat, salat memiliki cara-cara yang sudah
diatur oleh Allah untuk makhluknya dalam melaksanakan salat. Disetiap
gerakan yang Allah atur mempunyai arti tersendiri. Dari pengertian salat
yang mengatakan bahwa salat itu di awali dengan takbiratul ihram dan di
akhiri dengan salam. Itu akan di jelaskan pada bagian kaifiat salat, guna
memperindah gerakan salat dibuatlah beberapa gerakan.
Salat diperintahkan terus-menerus melalui Al-Quran. Pertama kali,
umat Islam menghadap Jerussalam selama salat, namun sewaktu Nabi
Muhammad hidup. Terdapat perintah untuk menghadap Ka’bah.12
Sesuai
dengan Firman Allah SWT Surat: Al-Baqarah: 144
ۚ
ۚ
ۥ
۟
11 Loc. cit., h. 12
12 Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta: PT
(30)
15
“Kami melihat wajahmu (Muhmmad) sering mengadah ke langit, maka
akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu kea rah masjidil haram, dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa pemindahan kiblat adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah
terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS: AL-baqarah: 144)13
Kewajiban melakukan salat lima kali sehari juga dapat dipandang
sebagai bentuk praktis dari olahraga. Keseluruhan gerakan dalam salat
bersifat tenang, berulang-ulang dan melibatkan semua otot dan
persendian. Kelompok otot yang berbeda di aktifkan selama salat. Panas
atau kalori yang dikeluarkan secara teratur dapat menjaga keseimbangan
energi.14
Adapun tata-tata cara salat adalah sebagai berikut:
a. Bersuci
Sebelum melaksanakan salat terlebih dahulu harus bersuci yaitu
membersihkan segala kotoran yang ada ditubuh kita agar salat yang
dilakukan menjadi sah, bersuci ini yang disebut dengan berwudhu.
Wudhu artinya menggunakan air untuk anggota badan yang
ditentukan dengan di mulai niat.15
b. Menghadap kiblat
Setelah berwudu bersiaplah untuk melaksanakan salat dengan
menghadap kiblat, yakni kiblatnya orang muslim di tanah air adalah
Ka’bah yang bertempat di Masjidil Haram. Menghadap ke arah yang
13
Al- Quran dan Terjemahan, Surat Al-Baqarah: 144
14 Ibid., h. 131
15 H.M. Masykuri Abdurrahman, Kaifiyah dan Hikmah Salat Versi Kitab Salaf, (Sidogiri:
(31)
sama itu adalah simbol persatuan, bahwa umat Muslim harus
bersatu, bersaudara dan tolong-menolong.16
c. Berdiri Lurus
Orang yang hendak mengerjakan salat harus menghadap Ka’bah dalam posisi berdiri.17 Sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah
ayat 238-239:
“Peliharalah semua salat (mu), dan (peliharalah) salat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyu'. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), Maka salatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (salatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
d. Niat
Sebagaimana ibadah lainnya salat juga tidak sah bila tidak disertai
dengan niat. Mengenai hal ini terdapat kesepakatan (ijma) ulama,
walaupun ada perbedaan dalam menempatkannya sebagai rukun atau
syarat dalil nash yang dikemukakan untuk ini.18
e. Takbiratul Ihram
Niat mengerjakan salat selalu diiringi dengan takbir yang biasa
dengan takbiratul ihram, yaitu menyebut “Allahu Akbar”.19
16 Sudirman Tebba, op.cit., h. 43
17 Ibid, h. 44
18Lahmuddin Nasution, Fiqih 1, (Jakarta: Pustaka, 2001), h. 67
(32)
17
f. Membaca Al-Fatihah
Membaca surat alfatihah termasuk rukun, karena berlandaskan Hadis
Bukhari Muslim yang berbunyi:
“Salat tidak sah bagi orang yang tidak membaca surat AlFatihah”.20 g. Rukuk
Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan ayat-ayat Al-Quran yang lain
dalam salat Rasulullah diam sejenak, kemudian beliau mengangkat
tangan seperti melakukan takbiratul ihram. Setelah itu beliau
membaca takbir, lalu beliau pun rukuk.21
h. I’tidal
I’tidal yang wajib ialah kembali setelah rukuk kepada keadaan
semula sebelum rukuk. Ketika bangkit dari rukuk wajiblah ia hanya
bertujuan I’tidal.22
i. Sujud
Sabda Rasulullah SAW:
ً ج س َّ مْطت ْوجّلا َّث
ا
“kemudian sujudlah sehingga engkau tuma’ninah dalam keadaan
sujud”23
Sekurang-kurangnya sujud ialah meletakkan dahi ke lantai disertai tekanan bobotnya.24
20 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Matan Bukhari Bihasiyatis Sanady,
(Indonesia, Haramain:tt)., h.138
21 Sudirman Tebba, Loc. cit., h. 57
22 Ahmad Isa Asyur, Al-Fiqhul Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994), h. 82
23
Sayyid Alawi bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Fathul Qarib Mujib „Ala Tahzib At-Targhib wa At-Tarhib, (Darul Qutuk, Beirut: Libanon, 1891)., h. 44
(33)
j. Tasyahud Akhir
Duduk terakhir dan membaca tasyahud di dalamnya serta membaca
shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Yang dimaksud,25ada
tasyahud awal dan ada tasyahud akhir. Pada tasyahud akhir cara
duduknya adalah tawarruk, yaitu meletakkan paha kaki kanan
berhimpit dengan betis kaki kanannya yang ujung jarinya
ditegakkan. Sedang kaki kiri diletakkan di antara betis dan ujung
kaki kanan yang ditegakkan. Ujung kaki kiri menyembul keluar dari
kaki kanannya.26
k. Salam
Setelah membaca tasyahud akhir orang yang mengerjakan salat
mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Pernyataan salam ini
ditunjukkan kepada dua malaikat pencatat amal yang masing-masing
duduk seimbang di atas pundak, mencatat segala amal perbuatan
baik dan buruk.27
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gerakan-gerakan
salat tersebut telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. ketika mi’raj, dan kita diperintahkan untuk mengikutinya, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW:
)ير بلا( يلصا ْينْومتْيأر مًك اولص
“Salatlah kaliam sebagaimana kalian melihatku salat”. (HR. Bukhori)28
24 Lahmuddin Nasution, Op.cit., h. 73
25 Ahmad Isa Asyur, Op.cit., h. 83
26 Sudirman Tebba, Op.cit., h. 74
27 Ibid, h. 75
28
Imam Bukhari, Shaheh Bukhari, (Beirut Lebanon: Darul Kutub Al-Islamiyahtt), Juz IV, h.136
(34)
19
Islam itu mudah, dan Allah memberikan gerakan-gerakan ini juga
memberikan manfaat kepada orang yang sakit bahwa gerakan mulai dari
mengangkat tangan, menurunkan bahu dan lainnya adalah bentuk
olahraga dalam menyehatkan sel-sel yang ada dalam tubuh kita.
2. Keutamaan Salat
Banyak keutamaan dalam melaksanakan salat, diantaranya agar
terhindar diri kita dari api neraka. Maka dari itu siapa orang yang takut
akan api neraka maka laksanakanlah salat, itu juga dijadikan motivasi
agar mereka ingin menjalankan perintah Allah.
Mengenai keutaman salat, Nabi Muhammad bersabda:
“Barangsiapa yang memelihara salat, maka salat itu baginya menjadi sinar, petunjuk dan jalan keselamatan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang tidak memelihara salatnya, maka salat itu tidak akan
menjadi cahaya, petunjuk dan keselamatan baginya.”29 Hadits lain yang mengatakan keutamaan salat ialah:
“Ikatan yang membedakan antara kita (orang Muslim) dan mereka (orang kafir) adalah salat, siapa yang meninggalkannya maka telah
kafir”. (HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasai, dan Ibnu Majah, dll)30
Selain dari penjelasan diatas mengenai keutamaan salat yang
diangkat dari hadits nabi, ada beberapa macam keutamaan salat yang
dikutip dari buku “Salat Hikmah, Syariat & Wirid-wiridnya”, bahwa
29 Sudirman Tebba, op.cit., h.50
30 Ahmad bin Abdurrahman Al-Bana, Al-Fathu Ar-Rabbani Li Tartil Musnad Al-Imam Ahmad
(35)
keutamaan salat terbagi pada: (a) Perintah pertama yang diwajibkan
Allah atas umatku adalah salat dan pertama kali akan dihisab pada hari
kiamat adalah salat. (b) salat adalah tiang agama, (c) salat adalah
cahaya orang-orang yang beriman, (d) selama seseorang menjaga
salatnya, maka perhatian Allah selalu tercurah kepadanya. Tetapi jika ia
melalaikan salatnya, maka perhatian Allah akan terlepas darinya, (e)
amal yang paling disukai Allah adalah salat tepat pada waktunya.31
Ketuamaan salat sangatlah penting diketahui bagi orang yang
mempercayai dengan adanya Tuhan, terlebih lagi bagi mereka yang
masih awam, karena Allah telah menjanjikan bagi mereka yang
menjaga salatnya akan Allah selamatkan dari api neraka dan
menjadikan motivasi agar disiplin dan taat dalam menjalankan salat.
3. Pengertian Salat Sunah
Salat tatawwu’ adalah salat yang dianjurkan kepada orang mukallaf untuk mengerjakannya sebagai tambahan bagi salat fardhu, tetapi tidak
diharuskan. Ia di syariatkan untuk menambal kekurangan yang mungkin
terjadi pada salat-salat fardhu di samping karena salat itu mengandung
keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain.32
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud disebutkan
bahwa salat-salat sunnah disyariatkan, agar menjadi penyempurna bagi
31 Sudirman Tebba, Loc.cit., h. 51-52
32 Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Salat Empat Mazhab, (Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa,
(36)
21
kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi ketika melaksanakan
salat-salat fardhu.33
Rasulullah SAW, telah mensunahkan untuk mengerjakan beberapa
akad sebelum dan sesudah salat wajib. Rasulullah tidak pernah
meninggalkan salat sunah ini meskipun dalam keadaan darurat. Salat
sunah ini menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada salat wajib.34
Dari beberapa penjelasan di atas mengenai pengertian salat sunnah,
bahwa salat sunnah merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan
Rasulullah dalam hal apapun, sekalipun dalam keadaan darurat.
Meskipun salat sunnah tidak diwajibkan, hanya saja salat sunnah sebagai
penyempurna dari kekurangan dalam salat wajib.
Tiap-tiap melakukan salat sunnah memilki tujuan nya
masing-masing, seperti contoh, kita menginginkan suatu harapan, kita
melaksanakan salat hajat, meminta rezeki melakukan salat dhuha dll.
4. Pengertian Salat Berjamaah
Salat berjamaah adalah salat bersama, minimal dua orang yakni
imam dan makmum. Salat yang disunnahkan berjamaah adalah salat
fardhu yang lima, salat dua hari raya, salat istisqo’, salat gerhana matahari, salat jenazah, salat tarawih dan salat witir di bulan
Ramadhan.35
33 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fikih Praktis, (Bandung: Mizan, 2001), h. 159
34 Abulhasan Ali, Op.cit., h. 71
35 Firdaus Wajdi dan Saira Rahmani, Buku pintar Salat wajib dan sunnah, (Jakarta: Zaman,
(37)
Disebut jamaah, karena ijtima’nya (berkumpulnya) orang-orang untuk melakukan salat dalam satu waktu dan tempat. Bila berbeda
keduanya (waktu dan tempat) atau salah satunya, maka tidak disebut
jamaah. Karena itu, salat mengikuti imam melalui radio atau televisi
tidak sah, karena yang demikian itu bukan salat jamaah.36
Salat jamaah adalah pendidikan untuk semua kehidupan. Maka
barangsiapa yang tidak bisa melaksanakan hal ini secara baik, ia tidak
akan melaksanakan pekerjaan duniawi dan ukhrawi dengan baik.37
Sedangkan menurut Abu Zahra’ salat berjamaah adalah salat bersama-sama yang dipimpin seorang imam salat yang adil. Imam salat
yang adil itu adalah orang yang saleh38. Menurut Shalih salat berjamaah
adalah keterikatan antara salat seorang makmum dan salat seorang imam
dengan syarat-syarat tertentu.39
Dari beberapa pendapat diatas mengenai arti salat berjamaah adalah
salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin
oleh imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat
tertentu. Salat berjamaah menjadi wajib bagi kaum laki-laki untuk
melaksanakannya di masjid, sedangkan bagi kaum wanita salat jamaah
tidaklah diwajibkan. Dalam salat berjamaah Allah melipatgandkan
36 Aan Anwariyah, Et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2010), h. 458
37 Abulhasan Ali, Op.cit., h. 63
38 Abu Zahra, Sholat Nabi SAW, (Bandung: Penerbit Kota Ilmu, 2001), h. 100
39 Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Salat Berjamaah, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2006),
(38)
23
pahala yang diperoleh sebanyak 27 derajat dibanding dengan salat
seorang diri.
Adapun keutamaan salat berjamaah lainnya adalah :
a) Hadist Ibnu Umar:
“Salat jamaah lebih utama atas shalat munfarid dengan selisih 27 derajat”.(HR. Bukhori dan Muslim)40
b) Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri:
“Salat berjamaah setara dengan dua puluh lima salat. jika ia
mengerjakannya di tempat terbuka dan ia menyemprunakan ruku’
dan sujudnya maka setara dengn lima puluh salat.” (HR. Bukhari, Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad)41
c) Hadits Riwayat Utsman bin Affan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
“Barangsiapa berwudhu dengan sempurna untuk mengerjakan
salat, kemudian ia berjalan menuju tempat pelaksanaan salat fardhu, kemudian ia mengerjakannya bersama orang banyak, bersama jamaah atau di masjid maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR Bukhori dan Muslim) 42
40
K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, (Rembang: Menara Kudus, 1957), h.29
41
Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I.,h. 122
42——————
(39)
d) Hadits Riwayat Bukhori:
“Sesungguhnya orang yang mendapatkan pahala salat paling besar adalah
orang yang berjalan kaki paling jauh, kemudian orang yang berjalan kaki lebih jauh lagi, dan orang yang menunggu salat supaya ia bisa melakukannya bersama imam, itu pahalanya lebih besar daripada orang yang salat lalu tidur.”(HR.
Bukhori)43
Dari bebrapa penjelasan hadits di atas mengenai keutamaan seorang
muslim yang menjalankan salat berjamaah adalah mendapatkan pahala
yang berlipat dari pada salat sendiri yakni 27 derajat. Salat berjamaah
yang dilakukan bersama-sama di masjid juga mendapat penjelasan dari
hadis diatas bahwa salat yang dilakukan di masjid secara bersama-sama
Allah jaminkan surga untuknya. alangkah bahagianya bagi mereka yang
mengetahui keutamaan-keutamaan dalam salat berjamaah tersebut.
5. Manfaat Salat Berjamaah
Di dalam ajaran Islam salat dapat mencegah manusia untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang, terlarang bagi orang lain
maupun bagi dirinya sendiri. Sebab, dengan mendirikan salat dapat
menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45:
(40)
25
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 44
Sedemikian besar keutamaan salat jamaah, dibanding salat
sendirian, tentu ada hikmah dan makna yang tersirat dibalik keutamaan
yang dinyatakan Rasulullah SAW.Nikmatnya salat akan lebih terasa kalau
orang yang mengerjakan ibadah ini menghayati manfaatnya.45 Disini akan
dibahas mengenai hikmah atau manfaat salat.
a. Jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka salat berjamaah itu dapat
membantu konsentrasi pikiran. Di samping itu setiap pekerjaan
yang dilakukan dengan bersama-sama akan menambah semangat
orang yang melakukannya, seperti timbulnya perasaan bahwa yang
dikerjakan itu penting, sehingga dorongan untuk mengerjakannya
meningkat.
b. Anak-anak yang dapat melakukan salat berjamaah, akan mendapat
pengalaman melalui contoh bacaan imam.
c. Salat berjamaah juga membawa dampak yang positif bagi remaja,
karena suasana keagamaan yang terjadi dalam setiap kali salat
berjamaah dilaksanakan, menimbulkan rasa akrab dengan seluruh
anggota keluarga.
44 Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 566
45
(41)
d. Manfaat lainnya dari salat jamaah juga mampu memberikan
pengajaran kepada Imam dalam berlaku disiplin dan jujur terhadap
jamaah.46
e. Menumbuhkan rasa persaudaraan diantara para jamaah. Pertemuan
sukarela itu memberikan masyarakat muslim kecepatan untuk
bertindak pada saat-saat darurat. Mereka berkumpul pada saat
panggilan salat dikumandangkan. Dengan itu pertemuanlah yang
menyatukan mereka dengan tujuan yang sama untuk mematuhi
perintah Tuhan.47
f. Doanya tidak ditolak. Ada waktu dimana doa yang tidak ditolak
antara azan dan iqomat. Faktor yang menyebabkan kita
menggunakan waktu yang berharga tersebut untuk berdoa
diantaranya adalah salat berjamaah. Sebab pada umunya, orang
yang datang ke masjid sebelum iqamat selalu menyibukkan diri
dengan zikir dan doa.48
g. Rasulullah sangat memperhatikan lurusnya shaf-shaf salat, karena
hal ini merupakan sarana utama untuk terwujudnya faedah
berjamaah. Shaf salat yang benar seumpama bangunan yang
kokoh.49
46
Zakiah Darajat, op.cit., Cet.ke. VII, h. 87-88
47
Sudirman Tebba,op.cit. h.117
48
Abu Abdillah Musnid Al-Qathani, 40 Manfaat Salat Berjamaah, (Jakarta: Yayasan
Al-Sofwa, 1997) Cet.I., h. 64
49
(42)
27
Dari beberapa penjelasan mengenai keutamaan salat berjamaah,
dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang baik akan menimbulkan
manfaat yang tidak merugikan setiap orang. Salah satunya adalah kegiatan
salat berjamaah yang dilakukan bersama-sama di masjid. Dari beberapa
penjelasan mengenai manfaat yang terjadi bila kita menjalankan salat
berjamaah salah satunya adalah mempererta tali persaudaraan antar
ummat. Dimana Allah menjaminkan surga bagi mereka yang terus
menjaga tali silaturrahmi hambanya. Dengan ini yang hanya bertemu satu
orang, di masjid ia akan lebih banyak bertemu dengan orang yang belum
dikenalinya hingga persaudaraan itu terus berjalan. Manfaat itu sendiri
akan dirasakan bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan salat
berjamaah tersebut.
B.Hakikat Disiplin 1. Pengertian Disiplin
Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Discere” yang berarti
berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah
pelajaran, dan kata “dispiclina” yang artinya latihan.50 Mendikbud menambahlan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengemangan tabiat.51
50
Neiny Rachmaningsih, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas
2, (Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997) h. 58
(43)
Kata disiplin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata disiplin
menggambarkan sifat positif yakni tingkah laku yang dikehendaki atau
patut.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kata „disiplin’
mempunyai tiga arti, dua diantaranya tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada
peraturan (tata tertib dsb). Sebagai istilah pendidikan,kata „disiplin’
pengertiannya mengacu kesuasana kelas waktu peljaran berlangsung, seperti
murid-murid berisik, berkelahi di kelas. Masalah disiplin hakikatnya adalah
masalah tingkah laku.52
Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai
kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan,53 sehingga
dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu
yang terarah ditetapkan terlebih dahulu.54
Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komaruddin
yaitu “suatu kedaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur
yang dihasilkan oleh rang-orang yang berada di bawah naungan sebuah
organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati.55
Adapun pengertian disiplin menurut H. M Alisuf Sabri disiplin
adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan
yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena terpaksa, tetapi kebutuhan
atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memathui
52 Munandir, Ensikopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), Cet. I, h. 51
53 Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), h. 345
54 Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. II, h. 79
(44)
29
peraturan itu. Disiplin harus ditanamkna dan ditumbuhkan dalam diri siswa,
sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubai siswa itu
sendiri. dengan demikian pada akhirnya disiplin itu menjadi disiplin diri
(Self Dispicliner).56
Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu
tata tertib, ketaatan kepada peraturan.57Sedangkan dalam Kamus Saku
Bhasa Indonesia disiplin mengandung arti latihan batin dan watak supaya
menaati tata tertib; kepatuhan dan peraturan.58
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian disiplin, dapat
disimpulkan bahwa disiplin berarti aturan-aturan yang harus di taati oleh
setiap individu. Dimana tujuan dekat dari disiplin adalah untu membuat
siswa-siswa terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan kepada mereka
bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing
bagi mereka. munculnya sikap disiplin karena keseriusan dan kesunngguhan
dalam mentaati segala peraturan yang ada. Munculnya sikap kedisiplinan
juga tidak dari diri sendiri, namun adanya dorongan dan motivsi dari
orang-orang sekeliling, terutama bagi orang-orang tua.
2. Perlunya Disiplin
Disiplin sangatlah penting bagi kehidupan. Karena hidup itu
merupakan peraturan yang harus dijalani. Jika tidak adanya aturan dalam
hidup bagaimana kita bisa mempertanggung jawabkan diri kita sendiri.
dengan itu perlunya disiplin supaya kehidupan kita lebih teratur dan jelas.
56 H. M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999), Cet. I, h. 400
57 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet. I, h. 92
58 Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya:
(45)
Masing-masing hal pokok ini berperan sekali dalam perkembangan
moral selama masa kanak-kanak, pokok ini akan dibahas secara terpisah.
Dalam tiap pembahasan akan diusahakan untuk menerangkan peran pokok
itu dalam perkembangan moral dan sumbangan pada perilaku moral anak.
a. Peraturan
Peraturan, sebagaimana diterangkan sebelumnya, peraturan adalah pola
yang diterapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan
oang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali anak
dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam prilaku tertentu.
b. Hukuman
Hukuman berasal dari kata kerja latin, punite dan berarti menjatuhkan
hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau
pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman diberika
kepada seseorang yang melakukan kesalahan dengan disengaja atau
seseorang yang mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap
melakukannya.
c. Penghargaan
Penghargaan diberikan untuk suatu hasil yang baik. Pengarhgaan tidak
perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian,
senyuman, atau tepukan di punggung.
d. Konistensi
Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada
(46)
31
perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan
dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang
menyesuaikan pada standar, dan dalam pengahrgaan bagi mereka yang
menyesuaikannya.59
Disiplin sangatlah perlu dimiliki oleh setiap orang, karena sikap
tersebut yang akan selalu mengatur kegiatan yang akan kita kerjakan.
Sebelum memiliki sikap tersebut haruslah kita bekali diri kita dahulu seperti
yang telah dijelaskan di atas bahwa adanya sikap disiplin di mulai dari
adanya peraturan, ketika kita melakukan suatu kegiatan, terlebih dahulu kita
sudah menyiapkan peraturan yang terjadi ketika kita melanggar kegiatan
yang akan dikerjakan. Ketika kita sudah melanggar itu berarti kita belum
mampu menjalankan sikap disiplin. Se-sering mungkin kita melanggar
peraturan akan menyadari betapa penting nya peraturan agar kita terbiasa
tepat waktu dalam menjalankan kegiatan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Dalam melaksanakan suatu disiplin terdapat suatu hambatan yang
terkadang membuat siswa-siswi tidak melaksanakan kedisiplinan atau tidak
menaati pertauran sekolah dengan baik. Kedisiplinan belajar dapat
dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
a. Teladan Pemimpin
Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah, dewan
guru, dan para staf lainnya. Pada dasrnya setiap orang cenderung
59 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1978), h.
(47)
untuk mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan. Dalam
kepemimpian itusendiri terdapat proses saling mempengaruhi. Selain
itu kepala sekolah, dewan guru, dan staf lainnya adalah orang-orang
yang bertugas menjalankan disiplin sesuai dengan peraturan yang
dibuatnya. Sebab alah satu syarat terjadinya internalisasi nilai-nilai
adalah adanya model, maka model-model disini adalah staf
akademik, staf administrasi, dan orang-orang yang menjalankan
disiplin itu.60
Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan seorang
pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh bawahannya.
Teladan pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari kedatangan,
pembelajaran, adabberpakaian, dan lainnya. Misalnya saja seorang
kepala seklah yang sangat mengeaskan kepada siswa akan pentingnya
kehadiran di sekolah sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan
kepala sekolah ia juga harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi.
Selain itu rasa segan atau wibawa juga muncul jika pimpina
mempunyai adab dan sopan santun yang baik seperti cara berpakaian
yang rapid an sopan, tutur kata yang halus dan ramah, dn saling
menghormati. Jika kepala sekolah melakukan teladan pimpinan ini
dengan baik maka bukan hanya siswa yang termotivasi untuk
melakukan hal yang sama tetapi para guru dan staf lainnya pun juga
60 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Maha Grafindo, 1985),
(48)
33
akan ikut termotivasi untuk memperlihatkan keteladan msekipun
secara bertahap.
b. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan nyatayang efektif untuk
mewujudkan kedisiplina. Dengan adnya pengawasan yang konsisten
maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena
tentunya siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan
pengarahan apabila berbuat kesalahan.
Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada para
guru dan juga siswa, pengawsan guru kepada murid, dan pengawasan
murid kepada murid linnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kepada para guru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
kehadiran guru dalam melaksakan jadwal pembelajaran yang telah
ditetapkan, memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik.
Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan dengan
mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan berpakaian siswa
dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan murud terhadap murid
lainnya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemilihan ketua
kelas yang nantiya akan bertanggung jawab dengan kedisplinan
dalam kelas.
c. Sanksi dan Hukuman
Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara kedisiplian.
(49)
hukuman penjara atau hukuman potong tangan. Tetapi adalah
hukuman yang bersifat mendidik, hukuman yang bersifat mendidik
inilah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan anak didik
dalam melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi
menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan atau apa
saja yang bersifat mendidik.61
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa
yang telah diuraikan diatas. Sikap kedisiplinan itu muncul tidak
hanya dari diri sendiri, tapi ada beberapa faktor agar munculnya sikap
kedisiplinan, dengan adanya faktor, siswa akan diberikan
penambahan sikap agar dirinya memiliki sikap displin. Sikap disiplin
sangatlah penting dalam kehidupan, setiap kegiatan yang kita lakukan
menunjukkan arti kedisiplinan, maka dari itu dispilin haruslah
dibiasakan dari dini.
C. Salat Berjamaah dan Disiplin
Perintah untuk mengerjakan salat dalam Al-Quran banyak sekali, dan
dalam mengerjakan salat tidak terbatas pada keadaan tertentu saja, seperti
pada waktu badan sehat, situsi aman, tidak sedang berpergian dan lain-lain
melakukan dalam keadaan tertentu diberikan keringanan-keringanan.
Melihat begitu ketatnya perintah salat, maka hal ini menunjukkan
bahwa salat salah satu indikator orang bertakwa kepada Allah. Begitu juga
61 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneka
(50)
35
dengan pelaksanaan salat secara berjamaah yang dinilai sangat penting
sampai-sampai Rasulullah SAW pernah bersabda melalui hadits yang
disanadkan oleh Abu Hurairah :
“Salat jamaah lebih utama atas shalat munfarid dengan selisih 27 derajat”.(HR. Bukhori dan Muslim)62
Dikatakan kelak pada hari kiamat, ada sekelompok orang yang
dibangkitkan dalam keadaan wajah-wajah mereka laksana bintang
gemerlapan. Malaikat akan bertanya kepada mereka :”apa gerangan amal
-amal kalian?” dan mereka akan menjawab:”Kami dahulu, apabila mendengan azan segera bangkit untuk berwudhu, tak satupun menyibukkan kami
darinya”. Kemudian akan dibangkitkan sekelompok lainnya, wajah-wajah mereka laksana bulan purnama dan setelah ditanya, mereka akan berkata
“kami selalu berwudhu, sebelum masuk waktu salat. “kemudian, dibangkitkan pula lainnya, wajah-wajah mereka laksana matahari dan mereka
akan berkata, “kami selalu mendengar azan di dalam masjid”.63
Banyak sekali manfaat atau hikmah dalam salat berjamaah, jika kita
dengan bersungguh-sungguh melakukan salat jamaah tersebut tidak akan
terasa nikmat yang kita dapatkan melalui salat jamaah tersebut. Salat
berjamaah salah satu pengaplikasian kita dalam menerapkan sikap disiplin,
karena ketika azan berkumandang, itu berarti panggilan untuk kita agar
tergegas ke masjid untuk salat. Dengan begitu kita bisa mengatur waktu
62
K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, loc.cit. h.29
63
Al Ghozali, Buku Rahasia-rahasia Sholat, Ter. Dari Asrar As-Shalah wa Muhimmatuha oleh Muhammad Al Baqir, (Bandung: Karisma, 2005), Cet. XIV, h. 24
(51)
ketika datangnya waktunya salat semua aktivitas harus kita tinggalkan.
Disitulah sikap kedisiplinan muncul dengan sendirinya.
D. Kerangka Berfikir
Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap Kedisiplinan santri (studi kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat)” memiliki dua variabel yaitu kegiatan salat malam berjamaah sebagai variabel X dan kedisiplinan santri sebagai variabel
Y.
Menurut penulis, kegiatan salat malam berjamaah mengajarkan santri
untuk membiasakan bangun malam dan salat. Namun tidak semua pondok
pesantren menginginkan hal yang demikian. Tidak hanya salat malam yang
mengajarkan untuk memiliki sikap disiplin, namun tiap peraturan yang
memiliki sanksi bagi santri yang melanggarnya juga mengajarkan arti
kedisiplinan. Hanya saja salat malam membutuhkan kesadaran dan kesabaran
yang lebih bagi santri ketika terlelap dalam tidurnya harus dibangunkan untuk
salat. Namun apakah dengan melakukan kegiatan tersebut akan
mempengaruhi sikap kedisiplinan santri.
Penulis mempunyai kerangka berfikir “jika santri giat dan
bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan salat malam berjamaah dengan
kemauan sendiri dan tanpa adanya paksaan maka akan menimbulkan sikap
displin dan tidak mendapatkan sanksi, dan sebaliknya “jika santri masih bermalas-malasan mengikuti kegiatan salat malam berjamaah dan merasa itu
(52)
37
akan menunjukkan sikap kedisplinan santri. Tidak hanya di asrama, ketika
santri berada di rumah, maupun santri yang sudah keluar dari asrama, apakah
sikap mereka mempengaruhi kegiatan-kegiatan diluar setelah menjalankan
salat malam. Itulah yang akan diteliti, bagaimana sikap seseorang yang telah
menjalankan secara rutin kegiatan salat malam akan mempengaruhi sikap
kedisiplinan setiap kegiatan.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian ini dilakukan dengan mencari beberapa skripsi yang
sesuai dengan kajian pokok skripsi, guna memberikan arahan dalam skripsi
ini dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh:
1. Iin Inayati dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah terhadap kedisiplinan Siswa (Studi Kasus di MTs Attaqwa 06 Bekasi Utara)” yang menyatakan bahwa salat itu memiliki keutamaan yang luar biasa terutama
dalam kegiatan salat Ashar diantaranya adalah memperlihatkan kesamaan,
kekuatan barisan dan kekuatan bahasa. Dengan begitu hasil yang
dilakukan disini menggunakan angket dengan sampel siswa/I kelas II di
MTs Ataqqwa yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan
antara kegiatan salat berjamaah terhadap kedisiplinan siswa. Hal ini
(53)
besar daripada r tabel yang signifikan 5% yaitu 0,304 maka dari itu
hipotesa alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak.64
2. Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal Kalideres”, yang disusun oleh Madudin (8090110000097). Dalam penulisan skrpsi ini menyatakan bahwa salat itu sangatlah berperan dalam
membentuk sikap kedisiplian siswa, sehingga penelitian ini mampu
menjadikan skripsi ini diterima di masyarakat. Sesuai dengan perhitungan
data skripsi ini menggunakan instrument angket dan wawancara.65
Dari hasil penelitian relevan yang penulis temukan, maka penulis
mengasumsikan bahwa salat itu bukan menjadi tolak ukur sikap disiplin
santri namun salat sudah menjadi bagian dari sikap Penelitian yang
relevan hanyalah dijadikan bahan acuan dalam pembuatan skripsi ini
sehingga lebih mudah dalam penyusunan skripsi ini.
F. Pengajuan Hipotesis
Sebelum perhitungan dilakukan, penulis mengajukan hipotesi nihil (Ho) dan hipotesi alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho = ada korelasi yang signifikan antara kegiatan salat malam
berjamaah dengan kedisiplinan santri.
64
Iin Inayati dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah terhadap kedisiplinan Siswa (Studi Kasus di MTs Attaqwa 06 Bekasi Utara”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, h. 58
65
Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal Kalideres”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, h. 65
(54)
39
Ha = tidak ada korelasi yang signifikan antra kegiatan salat malam
berjamaah dengan kedisiplinan santri.
Untuk menguji hipotesisi tersebut dilakukan dengan membandingkan
harga “rxy” yang diperoleh dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel
nilai “r” product moment. Jika rxy sama dengan atau lebih besar dari r tabel maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima, sebaliknya jika rxy
lebih kecil dari r tabel maka hipoesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis
(55)
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Shalat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri” ini dilaksanakan dalam waktu beberapa bulan, dengan pengaturan waktu sebagai berikut: bulan November 2014 sampai
bulan Februari 2015 digunakan untuk pengumpulan data dan penelitian yang
dilaksanakan di komplek pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta
Barat.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Dalam
pelaksanaan penelitian ini metode yang digunakan adalah metode studi
korelasi “Pearson Product Moment” metode ini dipilih berdasarkan varibel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.1 Dalam penulisan ini yang
menjadi populasi adalah santri putri pondok pesantren Al-Hidayah Basmol
Jakarta Barat, populasi terjangkau adalah 124 orang santri putri.
1 Sugiyono, Metode Penulisan Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2004), h.
(56)
41
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.2 Sampel yang diambil yaitu 96 orang santri
putri, penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik simple random
sampling yaitu pengambilan dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.
Pengambilan sampel menggunakan rumus
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, dibutuhkan data untuk mendukung dan
menjawab masalah yang ada. Adapun teknik pengumpulan data skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Pustaka, yaitu menelaah buku-buku yang relevan dengan
pembahasan untuk memperoleh informasi.
2. Penulisan Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di pondok pesantren
Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat secara langsung dengan teknik sebagai
berikut:
(57)
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dimana penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan seluruh
alat indera.3
Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan langsung
terhadap subyek penulisan yakni santri putri pondok pesantren
Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat. Teknik ini merupakan langkah awal
bagi penulis untuk melakukan penelitian. Observasi yang dilakukan
penulis ini gun melihat bagaimana kejadian langsung kegiatan salat
malam berjamaah di pondok pesantren guna memperkuat hasil
penulisan skiripsi ini.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan informasi informasi
dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan pula. Dalam hal
ini penulis melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait
yakni kepada salah satu pengurus keibadahan santri putri di pondok
pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, dan dua orang alumni
dari pondok pesantren tersebut berhubungan dengan masalah yang
diteliti, guna memperkuat hasil penulisan skripsi ini.
c. Angket (Kuisioner)
Teknik angket yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
menyusun beberapa pertanyaan secara tertulis kepada responden dan
dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket ini dilakukan
(58)
43
untuk memperoleh informasi dan diajukan kepada 96 santri putri
pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat yang dijadikan
sebagai sampel dan responden dengan hanya memilih salah satu
jawaban yang dianggap tepat baginya. Hasil dari penyebaran angket
ini akan menyimpulkan adakah pengaruh bagi sikap disiplin santri di
pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat setelah
menjalankan salat malam berjamaah.
d. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan bagian yang mendukung dalam
proses mengungkapkan dan mendeskripsikan hasil penelitian. Dalam
dokumentasi ini penulis mengumpulkan data-data santri ketika
mengerjakan salat malam berjamaah di pondok pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dulu dilakukan uji coba pada
instrumen tersebut. Uji coba dilakukan untuk memeriksa keabsahan
(validitas) serta keajegan (realibilitas), sehingga angket tersebut memenuhi
syarat untuk digunakan. Pengujian ini dilakukan pada sampel santri Putri
pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat sebanyak 96 orang.
Setelah melakukan uji coba, selanjutnya dilakukan analisis item untuk
memeriksa validitas dan reliabilitas dari masing-masing item.
1. Validitas instrumen
Suatu intsrumen penelitian dikatakan baik apabila memenuhi syarat
(59)
dilakukan validasi instrumen agar instrumen yang digunakan valid atau
tepat mengukur apa yang harus diukur.
Menurut Nana Shaodih Sukmadinata “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.4Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya dilakukan analisis dengan rumus korelasi product moment
angka kasar sebagai berikut:
Keterangan:
r hitung : koefisien korelasi satu item dengan item total ∑ : jumlah skor setiap item
∑ : jumlah skor seluruh item
∑ : jumlah hasil kali skor X dan Y
N : jumlah responden
Dimana, jika r hitung > r tabel maka instrumen dinyatakan valid
namun jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Arikunto menjelaskan “Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa isntrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat suatu pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.”5 Untuk menguji realibilitas instrumen agar dapat dipercaya maka digunakan rumus alpha yaitu:
4 Nana Syaodih Sukamdinata, Metode Penelitian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.
269
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
(1)
35 41 29 1681 841 1189
36 41 26 1681 676 1066
37 46 29 2116 841 1334
38 38 29 1444 841 1102
39 43 25 1849 625 1075
40 46 26 2116 676 1196
41 38 36 1444 1296 1368
42 36 30 1296 900 1080
43 49 35 2401 1225 1715
44 39 28 1521 784 1092
45 37 32 1369 1024 1184
46 36 34 1296 1156 1224
47 43 30 1849 900 1290
48 46 30 2116 900 1380
49 42 33 1764 1089 1386
50 41 34 1681 1156 1394
51 40 35 1600 1225 1400
52 46 33 2116 1089 1518
53 42 32 1764 1024 1344
54 39 34 1521 1156 1326
55 47 35 2209 1225 1645
56 43 29 1849 841 1247
57 40 31 1600 961 1240
58 38 29 1444 841 1102
59 35 31 1225 961 1085
60 46 27 2116 729 1242
61 44 32 1936 1024 1408
62 37 30 1369 900 1110
63 40 28 1600 784 1120
64 38 28 1444 784 1064
65 38 30 1444 900 1140
66 47 28 2209 784 1316
67 42 32 1764 1024 1344
68 41 30 1681 900 1230
69 38 25 1444 625 950
70 43 26 1849 676 1118
71 39 30 1521 900 1170
72 47 27 2209 729 1269
(2)
74 39 26 1521 676 1014
75 52 32 2704 1024 1664
76 41 28 1681 784 1148
77 38 31 1444 961 1178
78 45 28 2025 784 1260
79 43 33 1849 1089 1419
80 37 29 1369 841 1073
81 36 30 1296 900 1080
82 39 35 1521 1225 1365
83 37 34 1369 1156 1258
84 38 33 1444 1089 1254
85 36 33 1296 1089 1188
86 43 36 1849 1296 1548
87 36 30 1296 900 1080
88 40 35 1600 1225 1400
89 42 32 1764 1024 1344
90 39 34 1521 1156 1326
91 37 23 1369 529 851
92 41 34 1681 1156 1394
93 44 33 1936 1089 1452
94 38 34 1444 1156 1292
95 38 31 1444 961 1178
96 35 30 1225 900 1050
∑ 3893 ∑ 2911 ∑ 159159 ∑ 89099 ∑ 118084
∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ √ √ √ √
(3)
Lampiran 7
Uji Signifikan
√ √
(4)
Foto bersama Pimpinan Pondok Pesantren Putri Al-Hidayah
Suasana Salat Malam berjamaah di Imami oleh pengurus Pondok putri Al-Hidayah
(5)
Suasana Salat Malam berjamaah di pondok putri Al-Hidayah
(6)