PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

(1)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI

SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan

Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh: Vidi Ratu Sejati

1105260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh: Vidi Ratu Sejati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk mmenuhi slah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Vidi Ratu Sejati

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skrpsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

VIDI RATU SEJATI

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU

GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing Skripsi,

Drs. AlitSarino, Msi. NIP. 195612111988031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan ManajemenPerkantoran,

Dr. Budi Santoso, M.Si. NIP.196008261987031001


(4)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


(5)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

oleh: Vidi Ratu Sejati

1105260

Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Alit Sarino, M.Si

Guru mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan bangsa. Apabila kualitas guru baik maka akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas juga, begitu juga sebaliknya apabila kualitas guru tersebut buruk maka akan menghasilkan peserta didik yang buruk juga. Karena tolak ukur keberhasilan suatu pendidikan dipegang oleh seorang guru.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatnya jumlah ketidakhadiran guru, adanya penurunan kualitas kinerja guru, yang dilihat dari pencapaian tugas, disiplin kerja, tanggung jawab, prakarsa dan kepemimpinan yang belum optimal. Apabila kinerja guru menurun maka akan mengurangi kualitas sekolah tersebut. Untuk meningkatkan kinerja guru salah satu cara yang dilakukan adalah melalui sistem penggajian yang tepat. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran sistem penggajian, gambaran kinerja guru dan seberapa besar pengaruh sistem penggajian terhadap kinerja guru.

Objek penelitian ini dilakukan di SMK Pasundan 3 Bandung yang terdiri dari variabel bebas yaitu sistem penggajian dan variabel terikat yaitu kinerja guru. Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif verifikatif, ukuran populasi 33 responden. Data yang digunakan ordinal, teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linier sederhana.

Hasil analisa menunjukkan bahwa kedua variabel berada pada kategori cukup. Data berdistribusi normal dan berpola linier. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa terdapat pengaruh sistem penggajian terhadap kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.


(6)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SALARY SYSTEM TO JOB PERFORMANCE OF TEACHERS IN PASUNDAN 3 BANDUNG VOCATIONAL HIGH SCHOOL

by:

Vidi Ratu Sejati 1105260

This Script is guided by:

Drs. Alit Sarino, M.Si

Teachers have a very important role for the education of a nation. If quality teacher is good, it will produce quality leaners as well. And if the quality of teachers is bad it will produce a poor leaners as well. Because due to the success of an educational benchmark held by a teacher.

The problem studied in this research was that is the increasing total of the teacher absenteeism, a decrease in the quality of teacher performance is observed from the achievement of

tasks, work discipline, responsibility, initiative, and leadership is not optimal. If the teacher’s

performance to decease it will hurt the quality of the school. To improve the performance of teacher’s who made a way through salary system. The research was conducted to determine the salary system an image, image of the teacher perfomance and how much influence the award salary system to job performance of teachers.

The objeck this research at SMK Pasundan 3 Bandung. Independent variabels is salary system and dependent variabel is performance of teacher. The research to use deskriftip method, the criterion of population is 33 respondents. The data used ordinal, a data analysis technique is simple liniear regression.

Result of data analysis show that both variables are in the medium category. Data were normally distributed and in linear pattern. From the result hypothesis test it is obtained that there is an influence of Salary System to Job Performance of teachers at SMK Pasundan 3 Bandung.


(7)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitiaan... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Error!

Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Sistem Penggajian ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Definisi Sistem Penggajian ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.2 Tujuan Sistem Penggajian ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem PenggajianError! Bookmark

not defined.

2.1.1.4 Dimensi Sistem Penggajian ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.5 Macam-Macam Sistem PenggajianError! Bookmark not defined. 2.1.1.6 Sasaran Sistem Penggajian Dan Pengembangan Kebijakan Penggajian

Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Definsi Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Tugas dan Peran Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja GuruError! Bookmark not

defined.

2.1.2.4 Dimensi Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.5 Proses Penilaian Kinerja... Error! Bookmark not defined.


(8)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.1.2.6 Tujuan Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Operasional Variabel Sistem PenggajianError! Bookmark not defined. 3.4.2 Operasional Variabel Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Prosedur Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden .... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Deskripsi Variabel Sistem Penggajian Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Deskripsi Variabel Kinerja Guru (Variabel Y)Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Sistem Penggajian di SMK Pasundan 3 BandungError! Bookmark not defined.

4.2.2 Analisis Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 BandungError! Bookmark not defined.

4.2.3 Analisis Pengaruh Sistem Penggajian Terhadap Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Implikasi dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menjadi negara maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di belahan dunia manapun. Suatu negara dikatakan maju atau tidaknya dipengaruhi oleh faktor pendidikan, karena generasi penerus suatu bangsa terlahir dari kaum terpelajar. Oleh karena itu, hendaknya pendidikan dikelola dengan benar, sehingga akan membuahkan hasil (output) yang bagus. Pendidikan yang dapat menjadikan bangsa yang berkualitas dan berakhlak tidak dapat dilepaskan dari peran guru sebagai pemegang keberhasilan sebuah pendidikan.

Guru adalah pendidik yang bertugas disatuan pendidikan dasar dan menengah. Sebagai seorang pendidik guru mempunyai tugas pokok sebagaimana dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 35:

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik. 3. Bertindak objektif dan tidak deskriminatif.

4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangatlah ditentukan oleh kinerja guru. Seorang guru yang mempunyai kinerja tinggi, seharusnya mempunyai sikap positif terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Sikap tersebut misalnya disiplin dan suka bekerja dengan sungguh-sungguh. Seorang guru minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi, sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Kompetensi guru yang dimaksud yaitu suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang diasuhnya sehingga tugasnya sebagai peserta didik dapat terlaksana dengan baik. Sehingga peran guru dan peserta didik saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Permasalahan yang sering terjadi di sekolah formal yaitu kinerja guru. Kinerja berasal dari kata “Performance” dan sering diartikan dengan unjuk kerja atau perilaku kerja dan hasil


(11)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kerja. Kinerja adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun gagasan. Kinerja sering dihubungkan dengan kompetensi pada diri pelakunya. Veitzal Rivai dan Ahmad Fawzi Moh. Basri (2005, hlm.14) mengatakan bahwa:

“Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja target atau sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama”.

Fenomena yang terjadi adalah tidak semua guru mempunyai kinerja yang tinggi. Kurang optimalnya kinerja guru akan mengakibatkan seringnya ketidak hadiran guru untuk mengajar, kurangnya antusias dan kekreatifan guru dalam membuat atau menggunakan teknik mengajar yang baik dan tepat, serta terdapat jam kosong tanpa tugas. Secara langsung atau tidak langsung hal ini menyebabkan kualitas peserta didik kurang optimal dikarenakan kinerja gurunya yang rendah. Hal tersebut juga dapat tergambar pada tindakan yaitu tingkat absensi guru yang tinggi, dapat dilihat juga dari rendahnya tanggungjawab guru dalam mengajar dan tidak disiplin waktu. Peneliti menduga, bahwa salah satu hal yang mempengaruhi kinerja guru adalah ketidak sesuaian pemberian sistem penggajian kepada guru.

Kinerja guru sangat dibutuhkan mengingat permasalahan tersebut. Terkadang guru merasa kurang memiliki dorongan untuk dapat bekerja di sekolah karena tidak ada motivasi untuk itu. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran, motivasi mempunyai peranan penting sebagai langkah awal yang akan memacu aktivitas-aktivitas berikutnya sehingga menghasilkan kinerja yang optimal. Dengan motivasi kerja, guru berupaya memusatkan pikiran, perasaan emosional atau segi fisik dan unsur psikisnya kepada sesuatu yang menjadi tumpuan perhatinnya. Stronge, Gareis dan Little (2006, hlm.33-5) menyatakan bahwa, “dalam konteks teori motivasi, sistem penggajian memiliki makna penting dalam menentukan tindakan dan hasil tindakan (kinerja) seorang guru”.

Motivasi kerja dalam persefektif tersebut adalah usaha guru, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja guru secara optimal, dalam menyiapkan segala kondisi di dalam diri untuk membentuk suasana yang efektif dalam pekerjaannya dan bisa timbul dari diri pribadi maupun dari luar diri pribadi. Jadi kinerja guru merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari diri seorang guru untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan


(12)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sekolah. Untuk itu diperlukan suatu suasana yang kondusif dalam lembaga pendidikan untuk meningkatkan kinerja guru dalam melakukan pekerjaannya di sekolah.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan adanya upaya peningkatan kinerja guru, dengan cara pemberian sistem penggajian yang memadai. Oleh karena itu sistem penggajian menjadi salah satu faktor yang menarik dan penting untuk dikaji lebih dalam untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Sistem penggajian merupakan salah satu aspek penting yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari yang dimana saat ini dalam kehidupan bermasyarakat nilai nominal rupiah sangat dibutuhkan oleh seluruh pegawai.

Suatu lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, pasti akan bergantung kepada guru, karena baik secara langsung maupun tidak langsung, guru ikut berperan aktif dalam mengembangkan lembaga pendidikan dengan harapan untuk menghasilkan kualitas peserta didik yang baik. Oleh sebab itu, pemberian sistem penggajian yang sesuai memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja guru.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di lapangan, beberapa data diperoleh dari SMK Pasundan 3 Bandung mengenai data guru, penilaian kinerja guru dan absensi guru yang dapat menunjukkan bahwa kinerja guru masih rendah. Peneliti menduga adanya permasalahan kinerja guru yang belum optimal di SMK Pasundan 3 Bandung.

SMK Pasundan 3 Bandung memiliki beberapa guru PNS atau DPK(Guru yang Dipekerjakan), GTY (Guru Tetap Yayasan) serta GTT (Guru Tidak Tetap). Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah data guru di SMK Pasundan 3 Bandung dari tahun ajaran 2010/2011 hingga tahun 2013/2014.

Tabel 1. 1

Data Guru SMK Pasundan 3 BandungTahun Ajaran 2009/2010-2013/2014

No Tahun Ajaran Jumlah Guru Jumlah

Keseluruhan

Fluktuasi (orang)

PNS GTY GTT

1 2010/2011 5 9 31 45

Turun 3

2 2011/2012 4 8 30 42

3 2012/2013 4 8 30 42 Tetap


(13)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: diadopsi dari Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung

Berdasarkan data jumlah guru SMK Pasundan 3 Bandung dapat dilihat bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah guru PNS sebanyak 5 orang sedangkan Guru Tetap Yayasan (GTY) sebanyak 9 orang serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 31 orang. Tahun ajaran 2011/2011 jumlah guru PNS mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 4 orang guru PNS begitu pula untuk jumlah Guru Tetap Yayasan (GTY) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 8 orang, serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 30 orang. Penurunan jumlah guru ini terjadi disebabkan guru yang bersangkutan sudah tidak lagi produktif untuk bekerja. Hal ini terjadi karena guru yang berangkutan tersebut sudah memasuki masa pensiun. Untuk penurunan guru Tidak Tetap dikarenakan beberapa guru telah diangkat menjadi guru tetap di sekolah induknya.

Di tahun ajaran 2012/2013, jumlah guru baik PNS, GTY dan GTT tidak mengalami perubahan yang berarti. Serta tahun ajaran 2013/2014 hanya mengalami Kenaikan pada jumlah guru GTT saja sebanyak 3 orang yakni jumlah keseluruhan guru GTT menjadi 33 orang. Kenaikan jumlah Guru Tidak Tetap di tahun ajaran 2013/2014 terjadi karena SMK Pasundan 3 Bandung membutuhkan tenaga kerja tambahan setelah sebelumnya beberapa guru sudah dipensiunkan dan juga telah diangkat menjadi guru tetap di sekolah induknya.

Fenomena yang terjadi di SMK Pasundan 3 Bandung adalah masih ada guru yang datang terlambat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan ada pula guru yang berhalangan hadir mengajar namun tidak memberikan tugas kepada siswanya. Akibatnya, siswa keluar diwaktu kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga situasi belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Bahkan ketika kegiatan UAS ataupun UTS masih banyak guru yang datang terlambat.

Hal tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya kinerja guru yang dimiliki oleh guru di SMK Pasundan 3 Bandung. Hal ini diperkuat oleh data yang telah penulis peroleh di SMK Pasundan 3 Bandung yang dapat dilihat dari persentase data absen guru selama kurun waktu 5 tahun dari jumlah guru sebanyak 45 orang yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. 1


(14)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung

Dari data absen tersebut dapat dilihat bahwa kehadiran guru pada tahun ajaran2009/2010 sebesar 92% sehingga jumlah ketidakhadiran guru pada tahunajaran 2009/2010 sebesar 8%. Sedangkan pada tahunajaran2010/2011 persentase kehadiran guru menurun sebesar 3% menjadi 89% dan jumlah ketidakhadiran meningkat menjadi 11%. Pada tahunajaran2011/2012 jumlah kehadiran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% sehingga persentase kehadiran guru pada tahun ajaran 2011/2012 ini sebesar 91% dan jumlah ketidakhadiran guru menjadi 9%. Tahun 2012/2013 jumlah kehadiran mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6% sehingga persentase kehadiran menjadi 85% dan ketidakhadiran sebesar 15%. Serta pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah kehadiran guru meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya menjadi 90%.

Sehingga, berdasarkan analisis data absen di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kehadiran yang paling tinggi terdapat pada tahun ajaran 2009/2010 yaitu sebanyak 92% sedangkan data kehadiran guru paling rendah berada pada tahun ajaran 2012/2013 yaitu hanya 85%.

Data kehadiran di atas terkadang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan sehingga data di atas dapat dikatakan tidaklah mutlak. Hal ini dikarenakan terkadang beberapa guru yang sudah melakukan absen tetapi pada saat guru yang bersangkutan tersebut seharusnya sudah mengajar namun pada kenyataannya tidak berada di kelas. Sehingga dapat dikatakan tingkat kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung belum optimal.

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan pada bulan Januari 2015 dengan Pak Yayan selaku pegawai/staf bagian KurikulumSekolah, salah satu kelemahan dalam mencapai target produktivitas sekolah adalah tingkat disiplin para guru dan pegawai yang

80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94%


(15)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, terutama dalam segi ketepatan waktu masuk jam kerja (mengajar), kemangkiran yang tinggi, serta kurangnya semangat kerja dalam mengerjakan administrasi guru sehingga masih saja ditemukan beberapa guru yang mengumpulkan administrasi guru melewati dealine-nya (waktu yang ditentukan).

Selain dari tingkat kehadiran guru di sekolah, untuk mengetahui tingkat kinerja guru yang ada di SMK Pasundan 3 Bandung diperlukan adanya data kinerja guru. Dengan adanya data kinerja guru, setiap guru memiliki program kerja yang jelas dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam data kinerja terdapat aspek-aspek penilaian berdasarkan pada komponen penilaian kinerja guru. Selain itu, data kinerja berisi tentang bagaimana guru dengan tingkat kewaspadaannya dalam mengerjakan pekerjaan, selain itu juga berdasarkan pada ketaatan guru tersebut pada standar kerja serta bagaimana guru tersebut beretika dalam bekerja.

Dari pemaparan di atas maka bisa diindikasi bahwa di SMK Pasundan 3 Bandung memiliki permasalahaan kinerja guru yang belum optimal, hal ini karena absensi ketidakhadiran guru cukup tingggi. Faktor ketidak hadiran guru merupakan satu faktor ketidak disiplinan guru. Ketidak disiplinan guru datang ke sekolah menunjukkan bahwa guru tersebut tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah diemban kepadanya. Karena kehadiran guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru tersebut. Selain dari ketidak hadiran guru fenomena lain yang bisa dimunculkan sebagai indikasi bahwa kinerja guru belum optimal adalah dari hasil rekapitulasi penilaian guru yang tercantum dalam tabel 1.2.

Tabel 1. 2

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung Tahun 2009/2010-2013/2014

No. Uraian

Perencanaan Target

(%)

Realisasi (%)

2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

1. PERENCANAAN TUGAS

a. Pembuatan RPP b. Penyelesaian RPP c. Evaluasi RPP

100 100 100 93 85 85 90 87 82 87 87 80 90 90 75 100 85 65


(16)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kinerja guru belum optimal, terlihat jelas dari persentase rata-rata pencapaian kinerja guru yang masih berada di angka 75% hal ini mengindikasi bahwa, masih banyak guru yang kurang disiplin dalam hal menjalankan tugasnya yang pada gilirannya akan berpengaruh kepada kualitas kinerja guru tersebut, yang apabila di biarkan akan berimbas pada eksistensi organisasi tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti (2001:51) antara lain:

“(1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2) pendidikan; (3) ketrampilan; (4) manajemen kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan dan penggajian; (6) kesehatan; (7) jaminan sosial; (8) iklim kerja; (9)sarana pra sarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi”.

Dari beberapa faktor tersebut penulis menduga salah satu faktor yang berpengaruh kuat terhadap kinerja guru adalah faktor tingkat penghasilan dan penggajian yang dalam hal ini mengenai sistem penggajian. Hal ini diperkuat dengan pendapat Marihot Tuo Efendi Hariandja (2002, hlm.234) yang menyatakan:

“Gaji merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai. Sehingga dengan gaji yang diberikan, pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat”.

Guru sebagai tenaga profesional yang bertujuan untuk melkasanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, berhak memperoleh kesempatan untuk meningktakan kompetensi, memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi serta memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk 2. DISIPLIN KERJA

a. Kehadiran b. Presensi Piket c. Ikut Serta Rapat

100 100 100 92 85 85 89 80 80 91 80 80 85 75 70 90 75 65

3. TANGGUNG

JAWAB 100 75 80 70 70 75

4. PRAKARSA 100 80 75 70 70 80


(17)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menunjang kelancaran tugas profesional. Namun kenyataannya guru mengalami kesulitan ekonomi untuk memenuhi kebutuhhan hidup.

SMK Pasundan 3 Bandung merupakan lembaga pendidikan milik swasta. Jumlah guru honorer yang ada di sekolah ini sebanyak 33 orang dan guru PNS sebanyak 4 orang. Gaji yang diterima oleh guru honorer setiap bulannya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan guru Pegawai negeri Sipil (PNS). Guru honor menerima gaji berdasarkan berapa banyak jam mengajarnya setiap bulan, sedangkan guru PNS menerima gaji yang berasal dari pemerintah bedasarkan golongan atau pangkat mereka. Gaji yang diterima guru honnor juga lebih rendah daripada Upah Minimum Kota (UMK) Bandung tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 2.310.000. Seharusnya guru honorer pun di gaji sesuai dengan UMK, karena UMK merupakan standar terendah bagi organisasi untuk menggaji pegawainya.

Tabel 1. 3

Daftar Gaji Guru Honorer

Keterangan Jam Mengajar Total

Jumlah Jam Mengajar Tertinggi 24 Jam X Rp. 26.000 Rp. 624.000 Jumlah Jam Mengajar Terendah 12 jam X Rp.. 26.000 Rp. 312.000

Sumber: Bendahara SMK Pasundan 3 Bandung

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa gaji guru honorer per jamnya dibayar sebanyak Rp. 26.000. rata-rata jam mengajar untuk satu bulan berkisar antara 12 sampai 24 jam untuk setiap guru. Jadi seorang guru honorer di sekolah tersebut digaji sebesar antara Rp. 312.000 sampai dengan Rp. 624.000. dengan gaji sekecil itu di masa kondisi ekonomi zaman sekarang, gaji tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Perlu diingat bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang cukup untuk memenuhi kehidupan yang layak bagi dirinya dan keluarganya. Namun pemberian gaji tidak hanya dikaitkan dengan perubahan dalam biaya hidup, tetapi juga harus bisa menjadi suatu perangsang untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik. Karena sistem penggajian yang efektif akan memberikan pengaruh positif bagi kedua belah pihak. Bagi guru, akan merangsang semangat kerja berprestasi. Dan bagi sekolah, akan tercapainya visi dan misi sekolah tersebut. Karena bagi mayoritas individu, uang masih tetap merupakan motivasi


(18)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

utama dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik,. Apabila kebutuhan guru dan keluarganya terpenuhi maka guru tersebut akan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya sehingga mempengaruhi kinerjanya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan di atas peneliti tertarik untuk meneliti SMK Pasundan 3 Bandung sebagai obyek penelitian yaitu untuk mengkaji tentang “Pengaruh Sistem Penggajian Terhadap Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal (20) ayat (1), menjelaskan bahwa “dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran”.

Dalam melaksanakan kewajiban guru seperti yang telah dijelaskan di atas, guru harus mempunyai kinerja yang tinggi sebagai wujud profesionalitasnya sebagai seorang guru. Untuk menjaga kinerja guru agar tetap tinggi, perlu adanya pemenuhan hak guru seperti tertuang dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal (14) ayat (1) huruf (a) yaitu, “Guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesehatan sosial”.

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung, khususnya kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut diduga sebagai aspek yang paling penting yang perlu ditingkatkan untuk menciptakan kualitas peserta didik yang baik serta mencapai visi, misi dan tujuan dari SMK Pasundan 3 Bandung. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat motivasi terhadap guru untuk meningkatkan kinerja.

Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan di atas, maka pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada pengaruh sistem penggajian terhadap kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(19)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana gambaran mengenai efektivitas sistem penggajian di SMK Pasundan 3 Bandung?

2. Bagaimana gambaran mengenai tingkat kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung?

3. Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Sistem Penggajian Terhadap Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung” adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas sistem penggajian di SMK Pasundan 3 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh sistem penggajian terhadap kinerja guru di SMK

Pasundan 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitiaan

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan penelitian lanjutan bagi pihak yang berkepentingan serta sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan informasi tambahan bagi sekolah dalam pemberian sistem penggaji serta pengaruhnya terhadap kinerja guru. Dan juga dapat dijadikan bahan pertimbangan guna meningkatkan kinerja guru di sekolah yang bersangkutan.


(20)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi penulis, dan memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan mengarahkan penelitiannya, sehingga permasalahan yang sedang diteliti dapat dipecahkan. Suharsimi Arikunto (2007, hlm.160) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey deskriptif dan verifikatif. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm.29) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, penelitian deskriptif adalah penelitian yang diambil dari masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Data yang digunakan dalam metode deskriptif merupakan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses sesuai dengan teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.

Sedangkan Masyhuri (2010,hlm.45) mengemukakan bahwa “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan statistik.Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti.


(21)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai kondisi variabel yang ada di SMK Pasundan 3 Bandung sebagaimana adanya. Sedangkan tujuan dari penelitian verifikatif adalah untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh sistem penggajian terhadap kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

3.2 Populasi Penelitian

Dalam pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis, maka perlunya menentukan sebuah populasi. Sebagaimana yang disebutkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 1) bahwa “Populasi (population/universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau

unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).”

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian. Penggunaan populasi atau sensus ini dikarenakan jumlah unit analisis hanya 33 orang.

Selain itu menurut Riduwan (2005, hlm.57) menyatakan bahwa “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Suharsimi Arikunto (2007, hlm.107) juga mengemukakan bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau dengan 20% - 25%”.

Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah Guru Tidak Tetap (GTT) di SMK Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 33 orang. Mengingat ukuran populasi dari penelitian ini hanya sebanyak 33 orang, maka untuk penentuan jumlah populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.


(22)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.3 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan usaha mengumpulkan data untuk keperluan penelitian. Data yang terkumpul diperlukan karena digunakan untuk pengujian hipotesis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu:

a. Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan data secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak sekolah untuk mendapatkan data yang diperlukan. Penulis melakukan wawancara dengan Wakil Kepala sekolah Bidang Kurikulum. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara tidak terstrukur, dimana penulis tidak mengguanakn pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap.

b. Kuesioner (angket), yaitu salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pernyataan tertulis melalui sebuah daftar pernyataan yang sudah disusun secara terstruktur. Angket diberikan kepada guru yang menjadi populasi penelitian, dengan isi pernyataan yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan tujuan penelitian. Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden mengenai sistem penggajian dan kinerja guru yang berlangsung pada saat itu. adapun langkah-langkah angket yaitu sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan

Yaitu merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Terdapat lima alternatif jawaban, yaitu:

SL = Selalu S = Sering

KK = Kadang-Kadang J = Jarang

TP = Tidak Pernah

2) Menetapkan skala penilaian angket

Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert. Dimana mempunyai lima alternatif jawaban dengan ukuran ordinal.


(23)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan uji coba angket terlebih dahulu. Dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan item angket.

Selain dengan menggunakan angket, untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:

1) Studi dokumentasi, yaitu penulis mengumpulkan data dari dokumen yang diberikan sekolah yang diteliti.

2) Sudi kepustakaan, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan pemilihan teori-teori yang terdapat hubungannya dengan masalah dibahas.

3.3.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ini sangat penting untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.3.1.1 Uji Validitas

Suatu alat pengukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus valid. Pengujian instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya.

Pengujian validitas instrumen menggunakan rumus korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (dalam Sambas Ali, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r

= � − .

� 2 ( )2 . 2 2

Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah responden


(24)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Y = Jumlah skor total (seluruh item) ∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 26-30), adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan = 5%.

8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung >rtabel , maka instrumen dinyatakan valid. b. Jika rhitung <rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang guru di SMK ICB Cinta Niaga Bandung. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(25)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 1

Hasil Uji Validitas Variabel X (Sistem Penggajian) No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,57 0,423 Valid

2 0,46 0,423 Valid

3 0,49 0,423 Valid

4 0,68 0,423 Valid

5 0,44 0,423 Valid

6 0,54 0,423 Valid

7 0,48 0,423 Valid

8 0,58 0,423 Valid

9 0,43 0,423 Valid

10 0,57 0,423 Valid

11 0,44 0,423 Valid

12 0,49 0,423 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Tabel 3. 2

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru) No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,57 0,423 Valid

2 0,46 0,423 Valid

3 0,49 0,423 Valid

4 0,68 0,423 Valid

5 0,44 0,423 Valid

6 0,46 0,423 Valid

7 0,54 0,423 Valid

8 0,48 0,423 Valid

9 0,42 0,423 Valid

10 0,57 0,423 Valid

11 0,44 0,423 Valid

12 0,49 0,423 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel Sistem Penggajian (X) dengan 12 item dinyatakan valid semua, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Sistem Penggajian adalah sebnyak 12 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel Kinerja Guru (Y) dengan 12 item dinyatakan valid semua, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Kinerja Guru sebanyak 12 item.

3.3.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan bahwa:


(26)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas istrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2011, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach (dalam Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm.31), yaitu:

11 = 1 . 1− ��

2

�2

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� =

2 2 �

Keterangan:

Lang kah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

11 = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

2 = Jumlah varians bulir

�2 = Varians total N = Jumlah responden


(27)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n–2.

9. Selanjutnya nilai rhitung diatas dibandingkan dengan rtabel pada tingkatkepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk=n-2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

a. Jika nilai rhitung > nilai rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. b. Jika nilai rhitung < nilai rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 3

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Sistem Penggajian 0,709 0,423 Reliabel

2 Kinerja Guru 0,772 0,423 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana terlihat pada tabel diatas, menunjukan bahwa kedua variabel yang dinyatakan reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan kereliabilitasnya.


(28)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dikaji, yaitu sistem penggajian dan kinerja guru.Kedudukan variabel sistem penggajian sebagai variabel independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel kinerja guru sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).

3.4.1 Operasional Variabel Sistem Penggajian

Berdasarkan konsep penggajian Armstrong dan Murlis (2001, hlm.70), bahwa penggajian terdiri atas dua dimensi yaitu: Gaji dan Prosedur pemberian gaji. Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel sistem penggajian maka penulis menggambarkan variabel (X) sistem penggajian lebih rinci mengenai dimensi, ukuran dan skalaseperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3. 4

Operasional Variabel Sistem Penggajian


(29)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sistem penggajian adalah pengaturan dalam organisasi mengenai apa dan bagaimana harus dibayar atas pekerjaan yang mereka lakukan Armstrong dan Murlis (2001, hlm. 70)

1. Gaji a. tingkat

kesesuaian antara gaji yang diterima dengan kebutuhan b. tingkat kesesuaian gaji yang ditemria akan meningkatkan kinerja guru c. tingkat keseuaian gaji yang diterima dengan motivasi guru

d. tingkat keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh sesuai dengan bobot pekerjaan e. tingkat keterbukaan besaran nominal gaji pegawai Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5 2. Prosedur pemberian gaji a. Tingkat kesetujuan terhadap prosedur pemberian gaji b. Tingkat kepuasan guru atas prosedur pemberian gaji c. Tingkat kesesuain antara gaji yang diterima berdasarkan jam kerja d. Tingkat keadilan berkenaan dengan gaji Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 6 7 8 9


(30)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh berdasarkan pengalaman kerja e. Tingkat

keadilan berkenaan dengan gaji yang diperoleh berdasarkan kompetensi yang dimiliki f. Tingkat

kesesuaian antara gaji yang diterima

berdasarkan kinerja yang telah dicapai g. Tingkat

keterbukaan lembaga dalam menerapkan sistem penggajian

Ordinal

Ordinal

Ordinal

10

11

12

Sumber: Armstrong dan Murlis (2001, hlm. 70)

3.4.2 Operasional Variabel Kinerja Guru

Mulyasa (2007, hlm.118) menyatakan bahwa:

“Kompetensi guru tidak dapat dipilah satu sama lainnya, namun terintegrasi dalam satu tindakan atau perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga kinerja guru dapat diukur berdasarkan empat kompetensi uatama yang harus dimiliki seorang guru, yang meliputi; (1) Kompetensi Pedagogik; (2) Kompetensi Keperibadian; (3) Kompetensi Sosial; (4) dan Kompetensi Profesional“.

Operasionalisasi variabel kinerja guru (Variabel Y) secara lebih rinci dapat dilihat penjabarannya pada tabel berikut:

Tabel 3. 5

Operasional Variabel Kinerja Guru

Variabel Dimensi Ukuran Skala No


(31)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kinerja (Variabel Y) “Kompetensi guru tidak dapat dipilah satu sama lainnya, namun terintegrasi dalam satu tindakan atau perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga kinerja guru dapat diukur berdasarkan empat kompetensi uatama yang harus dimiliki seorang guru, yang meliputi; (1) Kompetensi Pedagogik; (2) Kompetensi Keperibadian; (3) Kompetensi Sosial; (4) dan Kompetensi Profesional”. Mulyasa (2007, hlm.118) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Keperibadin a. pemahaman terhadap peserta didik b. perancangan dan pelaksanaan pembelajaran c. pengembanga n peserta didik untuk mengaktualisa si berbagai potensi yang dimiliki. Ordinal Ordinal Ordina 1 2 3 a. Penampilan sikap positif b. Kepercayaan diri c. Keperibadian, nilai dan sikap hidup Ordinal Ordinal Ordinal 4 5 6 3. Kompetensi Sosial a. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan lingkungan sekitarnya b. Terampil berkomunikasi c. Kemampuan untuk memotivasi Ordinal Ordinal Ordinal 7 8 9 4. Kompetensi Profesional a. Penguasaan bahan pengajaran b. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa

c. Relevansi latar belakang Ordinal Ordinal Ordinal 10 11 12


(32)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pendidikan dengan tugas mengajar

Sumber: Mulyasa (2007, hlm. 118)

3.5 Uji Asumsi

3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, untuk masing-masing variabel penelitian. Penelitian ini harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan Lilieforstest adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n=4. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut SambasAli Muhidin (2010, hlm.93) sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada tabel z. f) Menghitung Theoritical Proportion.

g) Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi.

h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,α) dimana n adalah jumlah sampel dan α=0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah :

H0 : X mengikuti distribusi normal H1: X tidak mengikut distribusi normal


(33)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berikut adalah tabel pembantu untuk pengujian normalitas data: Tabel 3. 6

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

X f Fk Z (�) � − � − �

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, (Xi) = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = �−

S

Dimana: X = � dan S = �−

� 2

−1

Kolom 6 : Theoritical Proportion(tabel z) : Proporsi kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal. Kolom 7 :Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan

cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 :Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah Dhitung. Selanjutnya menghitung Dtabel pada α = 0,05 dengan cara 0,886

n . kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

a. Dhitung< Dtabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal. b. Dhitung>Dtabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3.5.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian. Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 96).


(34)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett, dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung �2>nilai tabel�2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

�2 = (ln10) −( . � 2) (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 96)

Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (log 2 ) ( ) S2gab =Varians gabungan

=

�2

=

2

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 97), adalah:

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 7

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Log�� db. Log db.

1

2 3

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 97)

c) Menghitung varians gabungan dengan rumus: 2 = . �2 d) Menghitung log dari varians gabungan.

e) Menghitung nilai Barlett. f) Menghitung nilai �2.


(35)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

g) Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator.

h) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai �2hitung<�2tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan homogen). 2. Jika nilai �2hitung≥ �2tebel, H0 diterima (variasi data dinyatakan tidak

homogen). 3.5.3 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 99-101) adalah:

a) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg (a)) dengan rumus:

�( ) =

2

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JKreg (b a)), dengan rumus:

�( ) = b. − .

d) Menghitung jumlah kuardat residu (JKres) dengan rumus:

= 2− ( / )− �( )

e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJKreg (a)) dengan rumus: reg (a) = �( )

f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (b/a)) dengan rumus: reg (b/a)= �( / )

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: res = 2

h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus: = 2− 2

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKRes − JKE


(36)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: =

−2

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: =

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F =

m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

n) Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau = 5% menggunakan rumus:

Ftabel = F 1−∝ (db TC ,db E) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F, kemudian membuat kesimpulan. 1. Jika Fhitung <Ftabel , maka dinyatakan berpola linier.

2. Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka dinyatakan tidak berpola linier. 3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif, teknik analisis data inferensial dan uji hipotesis.

3.6.1 Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan dilakukannya analisis data antara lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.


(37)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh koresponden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun Data, pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan dari reponden. Pemeriksaan ini khususnya berkaitan dengan masalali kelengkapan jumlah lembaran angket dan kelengkapan pengisiaimya.

2. Skoring pemberian skor jawaban pada setiap item angket dijadikan alat pengumpul data. Untuk masing-masing pemyataan angket dimana penelitian ini menganalisis satu variabel bebas yaitu Sistem Penggajian (variabel X) dan satu variabel terikat yaitu Kinerja Guru (variabel Y). Untuk setiap pertanyaan dari angket diberi 5 kategori:

Tabel 3. 8

Skor Kategori Skala Likert Variabel

Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber: Aplikasi Statistika (Sambas dan Ating, 2006:38)

3. Tabulasi yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dua ke dalam tabel seperti beiikut:

Tabel 3. 9

Tabulasi Data Penelitian

Resp. Skor Penelitian Total

1 2 3 4 5 6 ……..

1 2 . . . N

4. Mengubah skala ordinal ke interval

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel di atas. maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method Succesive Interval (MSI),


(38)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. b. Klik “Analize" pada Menu Bar.

c. Klik “Succesive Interval" pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog

“Method Of Succesive Interval”.

d. Klik “Drop Down'' untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input.

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

e. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) InputLabel in first now.

f. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. g. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

h. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan disel mana. Lalu klik “OK”.

3.6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif

Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Sugiyono (2011, hlm.169), mengungkapkan bahwa “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau genaralisasi”.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada tujuan penelitian yang sudah di rumuskan, yaitu (1) untuk melihat bagaimana gambaran variabel variabel yang diteliti (2) untuk melihat ada tidaknya pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Berdasarkan tujuan tersebut maka teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis data deskriptif yaitu untuk menganalisis gambaran variabel. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai efektif tidaknya Sistem Penggajian di SMK Pasundan 3 Bandung, serta untuk mengetahui gambaran tingkat Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Secara khususanalisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

Adapun langkah kerja analisis data deskriptif menurut Sambas Ali (2010, hlm. 54) yaitu: a. Membuat tabel perhitungan dan menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh,


(39)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan. Menurut teori, ukuran variabel sistem penggajian dan kinerja guru adalah tingkatannya, oleh karena variabel sistem penggajian dan kinerja guru dapat digambarkan tingkatannya, yaitu sistem penggajian (sangat tidak efektif, tidak efektif, cukup efektif, efektif, sangat efektif) dan kinerja guru (sangat rendah, rendah, cukup tinggi, tinggi, sangat tinggi).

c. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai tengah pada option instrumen yang sudah ditentukan, dan membagi dua sama banyak option instrumen berdasarkan nilai tengah.

2. Memasangkan ukuran variabel dengan kelompok option instrumen yang sudah ditentukan.

Tabel 3.10

Ukuran Variabel Penelitian Ukuran Variabel Penelitian

X Y

Sangat Tidak Efektif Sangat Rendah

Tidak Efektif Rendah

Cukup Efektif Sedang

Efektif Tinggi

Sangat Efektif Sangat Tinggi

3. Menghitung banyaknya frekuensi masing-masing option yang dipilih oleh responden, yaitu dengan melakukan tally terhadap data yang diperoleh untuk dikelompokan pada kategori atau ukuran yang sudah ditentukan.

4. Menghitung persentase perolehan data untuk masing-masing kategori, yaitu hasil bagi frekuensi pada masing-masing kategori dengan jumlah responden, dikali seratus persen.

5. Memberikan penafsiran sesuai dengan hasil pada tabel distribusi frekuensi pada point 4.

Tabel 3. 11

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Kategori Penafsiran

X Y


(40)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1,8 – 2,5 Rendah Tidak efektif Rendah

2,6 – 3,3 Sedang Cukup efektif Cukup

3,4 – 4,1 Tinggi Efektif Tinggi

4,2 – 5 Sangat Tinggi Sangat efektif Sangat tinggi

Sumber : Skor kategori rating scale Sugiyono (2008, hlm. 81) 3.6.3 Teknik Analisis Data Inferensial

Selanjutnya dilakukan pengujian teknik analisis inferensial yaitu digunakan sebagai alat untuk menarik kesimpulan terdapat pengaruh atau tidaknya antar variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini analisis data inferensial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana ini digunakan karena tujuan penelitian hendak mengkaji ada atau tidaknya pengaruh antar variabel dan jenis data yang diperoleh berbentuk ordinal.Menurut Sugiyono (2012, hlm.207), statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris digunakan untuk data nominal maupun ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena menggunakan data interval. Data interval didapatkan dengan menggunakan Method Succesive Interval (MSI) yang mengubah data ordinal menjadi data interval.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan nomor 3 yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi, yaitu “adakah pengaruh dan seberapa besar pengaruh sistem penggajian terhadap kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.”

Peneliti menggunakan model regresi sederhana yaitu Ŷ= + Keterangan:

Ŷ = variabel tidak bebas (nilai duga) X = variabel bebas

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.


(41)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Langkah kerja analisis data inferensial (analisis regresi) yaitu:

a) Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden,

meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.

b) Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh responden.

c) Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden. d) Menghitung nilai koefisien regresi.

e) Menghitung nilai uji statistik F.

f) Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas (db=N- k -1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

g) Membandingkan nilai hitung r atau nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F yang terdapat dalam tabel.

h) Membuat kesimpulan, kriteria kesimpulan: jika nilai hitung r atau F lebih besar dari nilai tabel r atau F, maka item angket dinyatakan signifikan.

3.7 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara pada masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dengan pengujian tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari Variabel Bebas (Sistem Penggajian) terhadap Variabel Terikat (Kinerja Guru). Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:43), langkah-langkah pengujian hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:


(1)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Gambaransistem penggajian di SMK Pasundan 3 Bandung, yang terdiri dari 2 dimensi yaitu: (1) Gaji dan(2) prosedur pemberian gaji, kedua dimensi tersebutberada pada kategoricukup efektif. Hal tersebut membuktikan bahwa setiap dimensi dari sistem penggajian sudah menceminkan situasi yang cukup efektif. Berdasarkan dimensi yang menjadi kajian dalam penelitian ini, diketahui bahwa dimensi prosedur pemberian gaji berada pada tingkat lebih efektif dibandingkan dengan dimensi gaji.

2. Gambaran kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung, yang diukur oleh 4 dimensi yaitu: (1)kompetensi pedagogik; (2) kompetensi keperibadian; (3) kompetensi sosial; dan (4) kompetensi profesional berada pada kategori cukup/sedang. Hal ini membuktikan bahwa setiap dimensi dari kinerja guru sudah diaplikasikan dengan baik. Dari keempat dimensi tersebut terdapat duadimensiyang berada pada kategori lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi yang lainnya yaitu, dimensi kompetensi keperibadian dan kompetensi sosial, sedangkan kedua dimensilainnya berada pada kategori lebih rendah.

3. Sistem penggajian mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan analisis data bahwa sistem penggajian yang terdiri dari dimensi gaji dan dimensi prosedur pemberian gaji memiliki pengaruh yang kuat antara variabel sistem penggajian terhadap kinerja guru, dengan analisis korelasiberada pada kategori cukup kuat.


(2)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

1.

Dalam penelitian ini variabel X (sistem penggajian) memiliki hasil yang menunjukan kategori cukup efektif. Namun masih terdapat dimensi yang rendah dari sistem penggajian yaitu dimensi gaji. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi kepala sekolah. Seharusnya kepala sekolah dapat lebih mengapresiasi setiap prestasi yang dicapai oleh guru disekolah. Pestasi guru disekolah dapat dilihat melalui penilaian kinerja guru selama proses pembelajaran. Dengan adanya perhatian yang lebih terhadap pemberian penghargaan dan apresiasi yang setimpal diharapkan dapat memotivasi setiap guru untuk bekerja dengan profesional.

2.

Variabel Y (kinerja guru) dalam penelitian ini menunjukan berada pada kategori yang cukup. Pada varibel kinerja ini dimensi kompetensi pedagogik menunjukan hasil yang rendah kemampuan guru dalam menerapkan strategi mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa masih rendah. Oleh karena itu sebagai seorang guru seharusnya dapat memperkaya diri dengan memiliki berbagai sumber bahan bacaan sehingga dapat mengembangkan pola pikirnya dalam mengajar. Sedangkan bagi pihak sekolah harus lebih sering memberikan pelatihan kepada para guru disekolah agar ilmu yang mereka miliki dapat lebih berkembang.

3.

Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai sistem penggajian dan kinerja guru, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan sampel dan populasi yang lebih luas. Selain itu peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengubah variabel x atau variabel y dalam penelitian yang sesuai dengan teori, sehingga pembahasan mengenai sistem penggajian dan kinerja guru akan menjadi lebih luas lagi. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adisu, Edytus. (2008). Hak Karyawan Atas Gaji Dan Pedoman Menghitung Gaji Pokok, Pajak Atas Gaji. Jakarta: Forum Sahabat.

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Benardin, John. (2003). Human Resources Management, An Experimental Aproach. Third Edition. Mc Graw – Hall, Boston.

Bungin, M. Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Dessler, Gerry. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Prenhalindo.

Dunda, Juli Wahyu Pari. (2005). “Konsep Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia. I, 70-79.

Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial.Jakarta: Grafindo. Fatah, N. (2001). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gomes, Faustino Cardoso. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : C.V. Andi Offset

Hamalik, O. (1984). Intruksional dan Strategi Guru. Bandung: Pustaka Mutiara. Hasibuan, M. S. P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Helen Murlis Dan michael Amstrong (Penerjemah Ny. Rochmulyati Hamzah). (2001). Sistem Penggajian. Terjemahan. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

____. (2001). Reward Management Strategy And Practive Improving Organizational Performance CA. San Francisco. Jakarta: Jossey-Bass.

Ivancevich, J., Jenkin, M., & Matteson, M. T. (1999). Organizational Behaviour and Management (fifth Ed). Singapore: Irwin McGraw-Hill.


(4)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Lawler. (1984). High Involvement Management : Participative Strategies For Management Approach 2nd Edition(terjemahan). USA: Prentice Hall.

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (Edisi Kesepuluh).Alih Bahasa oleh V.A Yuwono dkk. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Malayu S.P. Hasibuan. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV. Masagung. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2004). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Refika

Aditama.

Marwansyah dan Mukaram. (2000). Manajemen SDM. Bandung. Administrasi Niaga.

Mathis, Robert L. dan Jackson. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Moekijat. (1992). Administrasi Gaji Dan Upah. Bandung: Mandar Maju.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung : Karya Andhika Utama.

__________________. (2010). Statistika 2. Bandung: Karya Adhika Utama

Notoatmodjo, S (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurdin, Syafruddin. (2005). Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.

Pasolong, Harbani. (2011). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rivai, Veitzhal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

_____________, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins. (2006). Essentials of Organizational Behavior (Terjemahan), Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Samsudin, Sadili. (2006). Manajemen Sumber Daya. Bandung: Pustaka Setia.

Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Prenada Media.

Saondi, Ondi dan Suherman, Aris (2010). Etika Profesi Keguruan. Bandung. PT: Refika Aditama.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar Maju.


(5)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Silverius, Suke. Guru Pahlawan yang Dipahlawankan Dalam Persebaran Guru Menurut Kebutuhan Sekolah, dalam Selintas Pendidikan Indonesia Di Awal Tahun 2003: Tujuh Isu Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. (1998). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3LS. Somantri, Ating & Muhidin, Sambas. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung:

Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. 2011. Desain Penelitian kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Stronge, J. H., Gareis, C. R, & Little, C. A. (2006). Teacher pay & teacher quality. California: corwin press.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan Bisnis. Bandung: Alfabeta

________. (2007). Metode penelitian administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: CV. Alfabeta

________. (2008). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito

________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

________. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

________. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit Tarsito

Susanto, Azhar, (2004). Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangan Edisi Tiga. Bandung : Lingga Jaya.

Sutisna, Oteng. (1985). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

T. Hani Handoko. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Tuo, Marihot. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktifitas Pegawai. Jakarta: Grasindo. Uzer Usman, Moh. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Veitzal, Rivai dan Ahmad Fawzi Moh. Basri. (2005). Performance Apprasial: PT. Raja


(6)

Vidi Ratu Sejati, 2015

PENGARUH SISTEM PENGGAJIAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Wungu, Jiwo dan Hartanto. (2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan Merit System. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wuviani, Via. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai. Tesis. Pascasarjana-UPI. Tidak Diterbitkan.

Literatur Perundang-Undangan:

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru.