PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

(1)

PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran,

Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis,Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

LINDA YULANDA 1104357

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing Skripsi,

Drs. Alit Sarino, Msi. NIP. 195612111988031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran,

Dr. Budi Santoso, M.Si. NIP.196008261987031001


(3)

ORGANISASI PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh :

Linda Yulanda

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Linda Yulanda

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Linda Yulanda 1104357

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. Alit Sarino, M.Si.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum optimalnya komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung, yang ditandai dengan kurang optimalnya guru dalam bekerja, tingginya tingkat absensi, rendahnya tingkat kepuasan kerja, serta kurangnya semangat kerja pada guru. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi kerja, dan tingkat komitmen organisasi pada guru serta adakah pengaruh dari kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey deskriptif dan verifikatif. Teknik pengambilan data menggunakan angket (kuesioner), studi dokumentasi, dan wawancara. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket yang dikembangkan dengan menggunakan model skala likert. Anggota populasi yaitu berjumlah 33 responden. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Hasil analisa menunjukkan bahwa kedua variabel berada pada kategori cukup. Data berdistribusi normal dan berpola linier. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa terdapat pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung. Akan tetapi, terdapat indikator penting yang harus diperbaiki pada variabel kondisi kerja, yaitu indikator suasana kerja. Indikator ini dapat diperbaiki dengan cara lebih tegas lagi dalam menegakkan peraturan untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai serta memperbaiki suasana kerja secara fisiknya berupa melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang kenyamanan, kelancaran dan kepuasan pegawai dalam bekerja sehingga mampu mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Adapun pada variabel komitmen organisasi, indikator yang harus ditingkatkan yaitu indikator rasa identifikasi. Indikator ini dapat ditingkatkan dengan cara memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para pegawai ataupun dengan kata lain organisasi memasukkan pula kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para pegawai dengan organisasi.


(5)

THE INFLUENCE OF WORKING CONDITIONS TO TEACHERS

ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN PASUNDAN 3 VOCATIONAL HIGH SCHOOL BANDUNG

By:

Linda Yulanda 1104357

The thesis is supervised by:

Drs. Alit Sarino, M.Si.

The problem studied in this research was that organizational commitment of teachers at Pasundan 3 vocational high school Bandung was not optimal yet,which were characterized by less optimal of teachers work, the high rate of absenteeism,the low level of work satisfaction , as well as a lack of working spirit the teachers.

The purpose of this research is to obtain an overview of the job conditions, organizational commitment and is there an influence of working condition to organizational commitment of teachers at Pasundan 3 vocational high school Bandung. The method used in this research is the method of survey descriptive and verificative. Data retrieval techniques used questionnaire, study the documentation, and interviews. Meanwhile, data were collected using a set of questionnaires which was developed by likert-scale. Member of population is 33 respondents. The analysis technique used was simple linear regression test.

Result of data analysis show that both variables are in the medium category. Data were normally distributed and in linear pattern. From the result hypothesis test it is obtained that there is an influence of working condition to organizational commitment of teachers at Pasundan 3 vocational high school Bandung. However, there is an important indicator which should be immediately overcome in the variable of working conditions, that is working atmosphere. This indicator can be improved by more assertive in enforcing rules to increase discipline emplo yees and improved the physical work in such complete facilities and infrastructures to support comfort, and the satisfaction of the employees within an organization in achieving goal that can effectively and efficiently. Meanwhile, in the variable of the organizational commitment, the indicator that should be improved is the sense of identification. This indicator can be increased by way of modifyingorganizational goals, so as to include some personal goal the staff or in other words the organization also include the needs of employees and the desire of employees in organization’s goals .This would have led to an atmosphere of mutual support among the employees with an organization.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Dasar Komitmen OrganisasiError! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Dasar Kondisi Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Penelitian Terdahulu yang Relevan.. Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Pengujian Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.


(7)

Linda Yulanda, 2015

3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Operasional Variabel Kondisi Kerja Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Operasional Variabel Komitmen OrganisasiError! Bookmark not

defined.

3.5 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Prosedur Analisis Data... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden. Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Deskripsi Variabel Kondisi Kerja (Variabel X)Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Deskripsi Variabel Komitmen Organisasi (Variabel Y) ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined. 4.1.6 Pengujian Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Analisis Kondisi Kerja di SMK Pasundan 3 Bandung... Error!

Bookmark not defined.

4.2.2 Analisis Komitmen Organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung.. Error!

Bookmark not defined.

4.2.3 Analisis Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Komitmen Organisasi


(8)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Implikasi dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Linda Yulanda, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014Error! Bookmark

not defined.

Tabel 1.2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel X (Kondisi Kerja)Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Komitmen Organisasi) Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Operasional Variabel X (Kondisi Kerja).... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Operasional Variabel Y (Komitmen Organisasi)Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.7 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 Skor Kategori Skala Likert... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.9 Tabulasi Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.10 Ukuran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.11 Kriteria Penafsiran Deskripsi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.12 Batas – Batas Nilai r (Korelasi) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kondisi Kerja ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Suasana Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Karakteristik Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Hubungan dengan Rekan Kerja dan Atasan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Sistem Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Rekaptulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Komitmen Organisasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Affective

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Normative

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Continuance

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Kriteria Koefisien Korelasi ... Error! Bookmark not defined.


(11)

Linda Yulanda, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 BandungError! Bookmark not defined. Gambar 2.1 Faktor-Faktor Pembentuk Komitmen OrganisasionalError! Bookmark not defined. Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Model Analisis Perilaku S-O-B-CError! Bookmark not defined. Gambar 2.3 Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Error! Bookmark not defined Gambar 2.4 Hubungan Kausalitas... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.4 Tanggapan Responden terhadap Indikator Suasana Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Tanggapan Responden terhadap Indikator Karakteristik Pekerjaan .. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Tanggapan Responden terhadap Indikator Hubungan dengan Rekan Kerja dan Atasan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.7 Tanggapan Responden terhadap Indikator Sistem Kerja Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.8 Tanggapan Responden terhadap Indikator Affective Commitment... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Tanggapan Responden terhadap Indikator Normative Commitment.. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Tanggapan Responden terhadap Indikator Continuance Commitment ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.11 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Kondisi Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.12 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Komitmen Organisasi ... Error!


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1. Lembar Persetujuan Perbaikan Proposal Usulan Penelitian 2. Surat Keputusan Pembimbing

3. Surat Penelitian dan Penyebaran Angket 4. Lembar Frekuensi Bimbingan

5. Profil Sekolah

LAMPIRAN 2

1. Kuesioner/angket

LAMPIRAN 3

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y 3. Karakteristik Responden

4. Tabulasi Skor Jawaban Responden X

5. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Variabel X 6. Rekapitulasi Perhitungan Variabel X

7. Tabulasi Skor Jawaban Responden Y

8. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Variabel Y 9. Rekapitulasi Perhitungan Variabel Y

10.Data Rekapitulasi Jawaban Responden Hasil MSI X dan Y 11.Rekapitulasi Bobot Skor Variabel X

12.Rekapitulasi Bobot Skor Variabel Y 13.Uji Normalitas Variabel X dan Y 14.Uji Homogenitas X dan Y 15.Uji Linieritas

LAMPIRAN 4


(13)

Linda Yulanda, 2015

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting, karena unsur manusia dalam suatu organisasi adalah sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi. Penyelenggaraan pendidikan berkualitas merupakan prasyarat bagi terciptanya peningkatan sumber daya manusia tersebut.

Pendidikan bisa didapatkan secara formal atau informal. Salah satu lembaga atau wadah penyelenggara pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai organisasi pendidikan formal tersusun dari unsur-unsur yang melakukan hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Unsur-unsur tersebut adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, serta orang tua siswa. Tanpa mengesampingkan peran dan unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan unsur intern yang berperan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan di sekolah.

Organisasi yang baik adalah organisasi yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas serta mempunyai integritas dan sikap loyal terhadap organisasinya. Senada dengan pendapat Justine T. Sirait (2007, hlm.9) bahwa :

“Sasaran yang diharapkan dapat dicapai manajemen sumber daya manusia melalui kegiatan-kegiatan atau program-program bagian kepegawaian dari suatu organisasi adalah terciptanya suatu kondisi dimana pegawai dapat mencapai produktivitas yang tinggi, pegawai mampu bertahan (tetap bekerja) dalam organisasi dalam waktu yang relatif lama, rendahnya tingkat ketidakhadiran dan akhirnya pegawai merasa puas dalam menjalankan tugasnya di organisasi. Apabila hal ini tercipta, maka dapat dikatakan bahwa lingkup pekerjaan bagian kepegawaian adalah efektif (berhasil). “

Keberhasilan dalam mencapai tujuan sebuah organisasi sekolah banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, dan juga komitmen pegawainya. Agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan perlu memiliki sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di bidang tugasnya.


(14)

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka diperlukan adanya pendidik yang berkualitas. Suatu lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, pasti akan bergantung kepada guru. Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan suatu lembaga pendidikan dengan harapan untuk menghasilkan kualitas peserta didik yang baik. Menurut Mulyasa (2012, hlm.5)

mengemukakan bahwa, “Guru merupakan komponen paling menentukan dalam

sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,

pertama, dan utama”.

Guru merupakan salah satu komponen utama yang mendukung peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1):

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah”.

Guru sebagai bagian penting dari penyelenggaran pendidikan harus mempunyai komitmen yang tinggi. Setiap guru diberi tugas dan tanggung jawab serta kepercayaan untuk bekerja dan diharapkan mampu menunjukkan dedikasi serta memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini, guru menjadi pelaku yang mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan. Menurut Malayu S. P Hasibuan (2005, hlm.202), “sikap ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan

kepadanya”.

Guru yang efektif adalah guru yang dapat menunaikan tugas dan fungsinya secara profesional. Menurut Kunandar (2007, hlm.46), “Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal”. Untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional,

diperlukan kematangan pribadi, sikap penuh dedikasi, serta harus mempunyai komitmen yang tinggi. Dengan tingkat komitmen yang tinggi dari guru, diharapkan pendidikan akan lebih siap dan mampu untuk menghadapi segala macam tantangan dan hambatan.


(15)

Linda Yulanda, 2015

Purba Elfina (2010,hlm.72) mengemukakan bahwa: “Komitmen merupakan suatu sikap kerja (job atitude) atau keyakinan yang mencerminkan kekuatan relatif dan keberpihakan serta keterlibatan individu pada suatu organisasi.” Komitmen menjadi sangat penting karena komitmen merupakan hal yang paling mendasar dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Guru akan kesulitan melakukan peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik apabila tidak memiliki komitmen. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun Nomor 14 Tahun

2005 pasal 7 (ayat 1b), yang menyatakan bahwa: “Guru harus memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia”.

Apabila komitmen guru rendah, maka proses pembentukan SDM yang bermutu dan pencapaian tujuan pendidikan nasional akan terganggu.

Menurut Angela (dalam Sopiah, 2004, hlm.166), menyatakan bahwa:

“Pegawai yang berkomitmen rendah akan berdampak pada turn over, tingginya

absensi, meningkatnya kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan

sebagai pegawai di organisasi tersebut”.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di lapangan, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai permasalahan komitmen organisasi. Peneliti menduga adanya permasalahan komitmen organisasi pada guru di salah satu lembaga pendidikan SMK Pasundan 3 Bandung. Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan pada bulan Januari 2015 dengan Pak Yayan selaku pegawai/staf bagian Kurikulum Sekolah salah satu kelemahan dalam mencapai target produktivitas sekolah adalah tingkat disiplin para guru yang belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, terutama dalam segi ketepatan waktu masuk jam kerja (mengajar), kemangkiran yang tinggi, serta kurangnya semangat kerja dalam mengerjakan administrasi guru sehingga masih saja ditemukan beberapa guru yang mengumpulkan administrasi guru melewati deadline-nya (waktu yang ditentukan). Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa kecintaan, loyalitas dan rasa memiliki para guru terhadap organisasi tersebut masih rendah.

Pernyataan tersebut didukung pula dengan adanya beberapa data yang diperoleh dari SMK Pasundan 3 Bandung mengenai data guru (turn over),


(16)

penilaian kinerja guru, absensi guru yang dapat menunjukkan bahwa komitmen organisasi pada guru masih rendah.

SMK Pasundan 3 Bandung memiliki beberapa guru PNS atau DPK (Guru yang Dipekerjakan), GTY (Guru Tetap Yayasan) serta GTT (Guru Tidak Tetap). Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah data guru di SMK Pasundan 3 Bandung dari tahun ajaran 2010/2011 hingga tahun 2013/2014.

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru

Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014

No Tahun Ajaran Jumlah guru Jumlah

Keseluruhan

Keterangan (orang)

PNS GTY GTT

1 2010/2011 5 9 31 45 -

2 2011/2012 4 8 30 42 Keluar 3

3 2012/2013 4 8 30 42 Tetap

4 2013/2014 4 8 33 45 Masuk 3

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung

Berdasarkan data jumlah guru SMK Pasundan 3 Bandung dapat dilihat bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah guru PNS sebanyak 5 orang sedangkan Guru Tetap Yayasan (GTY) sebanyak 9 orang serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 31 orang. Tahun ajaran 2011/2012 jumlah guru PNS mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 4 orang guru PNS begitu pula untuk jumlah Guru Tetap Yayasan (GTY) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 8 orang, serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 30 orang. Penurunan jumlah guru ini terjadi disebabkan guru yang bersangkutan sudah tidak lagi produktif untuk bekerja. Di tahun ajaran 2012/2013, jumlah guru baik PNS, GTY dan GTT tidak mengalami perubahan yang berarti. Serta tahun ajaran 2013/2014 hanya mengalami Kenaikan pada jumlah guru GTT saja sebanyak 3 orang yakni jumlah keseluruhan guru GTT menjadi 33 orang. Kenaikan jumlah Guru Tidak Tetap di tahun ajaran 2013/2014 terjadi karena SMK Pasundan 3 Bandung membutuhkan tenaga kerja tambahan setelah sebelumnya beberapa guru sudah dipensiunkan dan juga telah diangkat menjadi guru tetap di sekolah induknya.


(17)

Linda Yulanda, 2015

Selain itu, untuk mengukur tinggi rendahnya komitmen organisasi yang dimiliki guru dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja guru. Hal ini diperkuat dengan suatu hasil penelitian yang menunjukkan komitmen organisasi guru yang masih rendah yaitu dengan hasil penilaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 1.2

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 – 2013/2014

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung (Data sudah diolah)

Dari data penilaian kinerja diatas, dapat dilihat bahwa pencapaian kinerja guru dalam realisasinya belum sesuai dengan target yang direncanakan, dimana setiap aspek kegiatan target pencapaiannya adalah 100%.

Belum optimalnya kinerja guru tersebut, menunjukkan komitmen organisasi pada guru yang rendah. Maka, sebaiknya pihak sekolah memperhatikan keinginan dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh guru agar membuat guru memiliki komitmen organisasi yang tinggi dalam meningkatkan kinerjanya demi tercapainya tujuan sekolah.

Selanjutnya, ketidakhadiran atau kemangkiran dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur komitmen kerja pegawai terhadap organisasi. Seperti yang dikemukakan Malthis dan Jackson (2006, hlm.138), bahwa :

“Komitmen organisasi memiliki makna tingkat kepercayaan dan penerimaan

tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap

No. Uraian

Perencanaan Target

(%)

Realisasi (%)

2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

1. PERENCANAAN

TUGAS

a. Pembuatan RPP b. Penyelesaian RPP c. Evaluasi RPP

100 100 100 93 85 85 90 87 82 87 87 80 90 90 75 100 85 65 2. DISIPLIN KERJA

a. Kehadiran b. Presensi Piket c. Ikut Serta Rapat

100 100 100 92 85 85 89 80 80 91 80 80 85 75 70 90 75 65

3. TANGGUNG JAWAB 100 75 80 70 70 75

4. PRAKARSA 100 80 75 70 70 80


(18)

ada di dalam organisasi tersebut yang pada akhirnya tergambar dalam statistik ketidakhadiran dan masuk keluar tenaga kerja”.

Hal ini diperkuat oleh data yang telah penulis peroleh di SMK Pasundan 3 Bandung yang dapat dilihat dari persentase data absen guru selama kurun waktu satu tahun dari jumlah guru sebanyak 45 orang yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.1

Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung (Data sudah diolah)

Dari data yang ditunjukkan Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa kehadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 92% sehingga jumlah ketidakhadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 8%. Sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 persentase kehadiran guru menurun sebesar 3% menjadi 89% dan jumlah ketidakhadiran meningkat menjadi 11%. Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah kehadiran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% sehingga persentase kehadiran guru pada tahun ajaran 2011/2012 ini sebesar 91% dan jumlah ketidakhadiran guru menjadi 9%. Tahun 2012/2013 jumlah kehadiran mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6% sehingga persentase kehadiran menjadi 85% dan ketidakhadiran sebesar 15%. Serta pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah kehadiran guru meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya menjadi 90%.

Sehingga berdasarkan analisis data kehadiran guru di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah kehadiran yang paling tinggi terdapat pada tahun ajaran 2009/2010

80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94%


(19)

Linda Yulanda, 2015

yaitu sebanyak 92% sedangkan data kehadiran guru paling rendah berada pada tahun ajaran 2012/2013 yaitu hanya 85%. Dari pemaparan tersebut, target presentase kehadiran guru yang seharusnya 100% tidak pernah tercapai dari setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa masih terdapat guru yang merasa tidak puas terhadap organisasinya sehingga terjadi penurunan tingkat disiplin guru. Apabila guru sering tidak hadir maka diidentifikasi waktu mengajar akan berkurang.

Data kehadiran di atas terkadang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan sehingga data di atas dapat dikatakan tidaklah mutlak. Hal ini dikarenakan terkadang beberapa guru yang sudah melakukan absen tetapi pada saat guru yang bersangkutan tersebut seharusnya sudah mengajar, namun pada kenyataannya tidak berada di kelas. Kurangnya rasa tanggung jawab guru tersebut terhadap pekerjaannya menunjukkan bahwa komitmen organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung belum optimal.

Faktor ketidakhadiran guru merupakan salah satu faktor ketidakdisiplinan guru. Ketidakdisiplinan guru datang ke sekolah menunjukkan bahwa guru tersebut tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. Selain itu, fenomena yang terjadi adalah guru yang kurang disiplin dalam mengerjakan pekerjaannya seperti pembuatan program tahunan ataupun program semester sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sehingga pada saat tugas tersebut sudah mencapai waktu deadline, maka hasil pekerjaan guru tersebut masih belum dapat diserahkan. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa di SMK Pasundan 3 Bandung memiliki permasalahan komitmen organisasi, karena absensi kehadiran guru yang masih relatif rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, diantaranya: (1) faktor personal, (2) faktor organisasi, dan (3) faktor yang bukan berasal dari dalam organisasi. Faktor organisasi yang meliputi kondisi kerja, yang meliputi gaji, hubungan kerja dengan pimpinan, karakteristik pekerjaan, tujuan organisasi, dll. Hellriegel dan Slocum (dalam Sopiah, 2004, hlm.33), mengatakan bahwa:

”Sumber komitmen organisasi dapat bervariasi dari orang perorang.

Komitmen pegawai pada sebuah organisasi ditentukan dari karakteristik individu mereka (contohnya: kepribadian dan sikap), dan bagaimana kesesuaian antara pengalaman awal kerja mereka dengan harapan mereka. Selanjutnya, komitmen organisasi berlanjut dengan dipengaruhi oleh pengalaman kerja, dengan banyak faktor yang sama, dan dengan faktor yang


(20)

mengarahkan pada kepuasan kerja. Faktor- faktor ini juga memberikan konstribusi pada meningkat atau berkurangnya komitmen organisasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: Penggajian, hubungan dengan atasan atau rekan kerja, kondisi kerja, kesempatan untuk maju, dan lain-lain”.

Komitmen guru dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal guru. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru yang dapat berupa kepercayaan diri, motivasi, dan pengendalian diri dari guru sedangkan faktor eksternal adalah faktor lingkungan di sekitar guru yang dapat berupa lingkungan fisik dan sosial.

Diduga salah satu faktor dominan yang mempengaruhi komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung ini adalah kondusif tidaknya suatu kondisi kerja. Hal ini dibuktikan dengan melakukan wawancara dengan salah satu staf pengajar di SMK Pasundan 3 Bandung yang dilaksanakan pada bulan Januari 2015 bahwa masih adanya beberapa guru yang mengeluhkan mengenai kondisi kerja yang kurang kondusif. Baik kondisi kerja secara fisik maupun psikologis, seperti misalnya sarana prasarana yang belum cukup memadai, kelelahan akibat jam mengajar yang banyak, serta rumitnya administrasi guru yang harus dipenuhi sehingga guru banyak menunda pekerjaan. Selain itu, ada beberapa guru yang merasa bosan dengan suasana lingkungan sekolahnya bahkan ada yang berniat pindah tugas (sekolah) karena sudah tidak merasa nyaman untuk terus berada disekolah tersebut.

Manajemen sumber daya manusia yang efektif harus dapat memaksimalkan kondisi kerja dan dinamika pegawai dalam organisasi. Dengan program-program kepegawaian yang tertuju kepada solusi permasalahan, diharapkan suatu organisasi mampu meningkatkan komitmen kerja para pegawainya melalui tindak lanjut seputar permasalahan yang dihadapi oleh pegawai. Kondisi kerja yang baik dapat memberikan pengaruh bagi kedua belah pihak, karena dapat memberikan kepuasan bagi guru untuk merangsang semangat kerja berprestasi dan bagi sekolah tercapainya visi dan misi yang telah dirancang oleh sekolah.

Komitmen organisasi dapat terbentuk dengan baik apabila didukung oleh faktor kepuasan seperti yang diungkapkan oleh Armansyah (2007, hlm.20) :

“Komitmen organisasi ditentukan oleh faktor kepuasan akan pembayaran


(21)

Linda Yulanda, 2015

menantang atau tidak, sikap atasan dan pengawasan, hubungan dengan

sesama rekan kerja”.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan komitmen pada guru yang rendah di SMK Pasundan 3 Bandung dapat terlihat dari fenomena yang penulis temukan dilapangan yaitu menurunnya jumlah guru (turn over), meningkatnya jumlah ketidakhadiran, dan kurang menunjukkan semangat kerja, serta tanggung jawab dalam bekerja yang terlihat pada penilaian kinerja yang rendah. Apabila kondisi tersebut dibiarkan terus-menerus terjadi, maka akan menimbulkan dampak yang sangat kompleks, diantaranya akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas secara keseluruhan. SMK Pasundan 3 Bandung belum sepenuhnya dapat mewujudkan tujuan sekolah yang dikehendaki. Diperlukan cara yang dapat menciptakan komitmen organisasi yang tinggi, diantaranya dengan menciptakan kondisi kerja yang kondusif. Oleh karena itu, dalam upaya untuk memahami dan memecahkan masalah fenomena rendahnya komitmen organisasi guru yang terjadi di SMK Pasundan 3 Bandung, maka diperlukan pendekatan perilaku organisasi tertentu dari pihak sekolah untuk meningkatkan komitmen organisasi pegawai khususnya guru.

Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul: Pengaruh

Kondisi Kerja Tehadap Komitmen Organisasi pada Guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah komitmen organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung, khususnya komitmen organisasi pada guru. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang masalah diatas antara lain; kurang baiknya guru dalam segi ketepatan waktu masuk kerja (jam mengajar), tingkat kemangkiran yang tinggi, rendahnya tingkat kepuasan kerja, serta kurangnya semangat kerja pada guru. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan sekolah yang harus dibina agar dapat terciptanya organisasi yang baik. Dengan demikian harus adanya pendekatan tertentu dalam meningkatkan komitmen organisasi pada guru.


(22)

Kondusifitas kondisi kerja yang memberikan kenyamanan dan keamanan akan membantu pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas dan beban kerja yang diberikan kepadanya. Sehingga sebagai seorang tenaga pendidik, guru akan mampu melaksanakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya dengan baik dan sepenuh hati. Seperti yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2009, hlm.22) bahwa:

“Manusia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga

dicapai suatu hasil yang optimal, apabila ditunjang suatu kondisi kerja yang sesuai. Kondisi kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman”.

Melihat masalah-masalah tersebut, maka pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung mengenai masalah motivasi kerja, kedisiplinan, hubungan sosial, serta tanggung jawab terhadap organisasi.

Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah secara spesifik sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran mengenai kondusif tidaknya kondisi kerja di SMK Pasundan 3 Bandung?

2. Bagaimana gambaran mengenai tingkat komitmen organisasi guru di SMK Pasundan 3 Bandung?

3. Adakah pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pegawai di SMK Pasundan 3 Bandung.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran mengenai kondusif tidaknya kondisi kerja di SMK Pasundan 3 Bandung

2. Memperoleh gambaran mengenai tingkat komitmen organisasi guru di SMK Pasundan 3 Bandung


(23)

Linda Yulanda, 2015

3. Memperoleh gambaran mengenai pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Terdapat beberapa kegunaan apabila tujuan yang telah dijelaskan di atas dapat tercapai, yaitu :

1. Sebagai bahan informasi tentang cara menciptakan kondisi kerja yang dilakukan di SMK Pasundan 3 Bandung.

2. Sebagai bahan kajian bagi organisasi lain dalam upaya meningkatkan komitmen organisasi pegawai.

3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada bagian SDM di SMK Pasundan 3 Bandung tentang bagaimana cara meningkatkan komitmen organisasi pegawai itu dilakukan.

4. Menambah pengetahuan dan informasi khususnya bagi penulis dan bagi pihak – pihak lainnya.


(24)

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi penulis, dan memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan mengarahkan penelitiannya, sehingga permasalahan yang sedang diteliti dapat dipecahkan. Suharsimi Arikunto

(2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode dalam

penelitian ini menggunakan metode penelitian survey deskriptif dan verifikatif.Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011,

hlm.29) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, penelitian deskriptif adalah penelitian yang diambil dari masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan.Data yang digunakan dalam metode deskriptif merupakan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses sesuai dengan teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.

Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode

verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan statistik.Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Variabel X terhadap Y yang diteliti.Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai kondisi variabel yang ada di


(25)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

SMK Pasundan 3 Bandung sebagaimana adanya.Sedangkan tujuan dari penelitian verifikatif adalah untu menguji kebenaran hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

3.2 Populasi Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis, maka kita harus menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2012,hlm.119)

menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik ditarik kesimpulannya”.

Selain itu menurut Riduwan (2005,hlm.57) menyatakan bahwa “Populasi

merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Suharsimi Arikunto (2007, hlm.107) juga mengemukakan bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau dengan 20% -

25%”.

Dalam pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis, maka perlunya menentukan sebuah populasi. Sebagaimana yang disebutkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm.1) bahwa “Populasi (population/universe) adalah keseluruhan

elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (pengamatan).”

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian.Penggunaan populasi atau sensus ini dikarenakan jumlah unit analisis hanya 33 orang.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah.Guru Tidak Tetap (GTT) di SMK Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 33 orang.Jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi dikarenakan subjeknya berjumlah 33 orang atau kurang dari 100.


(26)

3.3 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan usaha mengumpulkan data untuk keperluan penelitian.Data yang terkumpul diperlukan karena digunakan untuk pengujian hipotesis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu:

a. Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan data secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak sekolah untuk mendapatkan data yang diperlukan. Penulis melakukan wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara tidak terstruktur dimana penulis tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap.

b. Kuesioner (angket), yaitu salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pernyataan tertulis melalui sebuah daftar pernyataan yang sudah disusun secara terstruktur. Angket diberikan kepada guru yang menjadi populasi penelitian, dengan isi pernyataan yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan tujuan penelitian. Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden mengenai kondisi kerja dan komitmen organisasi yang dimiliki guru pada saat itu.Adapun langkah-langkah penyusunan angket yaitu sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan

Yaitu merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Terdapat lima alternatif jawaban, yaitu:

SS = Sangat Setuju S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju 2) Menetapkan skala penilaian angket


(27)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert. Dimana

mempunyai lima alternatif jawaban dengan ukuran ordinal. 3) Melakukan uji coba angket

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan uji coba angket terlebih dahulu.Dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan item angket.

c. Studi dokumentasi, yaitu penulis mengumpulkan data dari dokumen yang diberikan sekolah yang diteliti.

d. Sudi kepustakaan, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan pemilihan teori-teori yang terdapat hubungannya dengan masalah dibahas.

3.3.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas.Pengujian validitas dan reliabilitas ini sangat penting untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat diminimalkan.Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas.Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.3.1.1 Uji Validitas

Suatu alat pengukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus valid.Pengujian instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya.

Pengujian validitas instrumen menggunakan rumus korelasi Product

Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (dalam Sambas Ali, 2010, hlm.

26), seperti berikut:

r

= � ∑ −∑ . ∑


(28)

Keterangan:

r

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah responden

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 26-30), adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan = 5%.

8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

b) Jika r n >r l , maka instrumen dinyatakan valid. c) Jika r n <r l , maka instrumen dinyatakan tidak valid.


(29)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang guru di SMK ICB Cinta Niaga Bandung. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Variabel X (Kondisi Kerja)

No Item r hitung r tabel Ket

1 0.640 0.423 Valid

2 0.521 0.423 Valid

3 0.701 0.423 Valid

4 0.756 0.423 Valid

5 0.858 0.423 Valid

6 0.742 0.423 Valid

7 0.799 0.423 Valid

8 0.743 0.423 Valid

9 0.823 0.423 Valid

10 0.744 0.423 Valid

11 0.755 0.423 Valid

12 0.553 0.423 Valid

13 0.737 0.423 Valid

14 0.821 0.423 Valid

15 0.734 0.423 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Komitmen Organisasi)

No. Item r hitung r tabel Ket

1 0.838 0.423 Valid

2 0.907 0.423 Valid

3 0.715 0.423 Valid

4 0.733 0.423 Valid

5 0.838 0.423 Valid

6 0.868 0.423 Valid

7 0.785 0.423 Valid

8 0.796 0.423 Valid

9 0.880 0.423 Valid

10 0.842 0.423 Valid


(30)

12 0.438 0.423 Valid

13 0.522 0.423 Valid

14 0.438 0.423 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel Kondisi Kerja (X) dengan 15 item dinyatakan valid 15 item, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Kondisi Kerja adalah seluruh item pernyataan sebanyak 15 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel Komitmen Organisasi (Y) dengan 14 item dinyatakan valid sebanyak 14 item, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Komitmen Organisasi adalah seluruh item pernyataan sebanyak 14 item.

3.3.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten

dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas istrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2011, hlm.137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa (�) dari Cronbach (dalam Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 31), yaitu:

� = [

− ] . [ − ∑ �2


(31)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑

∑ � �

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

∑ � = Jumlah varians bulir

� = Varians total N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n–2. 9. Selanjutnya nilai r n diatas dibandingkan dengan r l pada

tingkatkepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk=n-2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:


(32)

a) Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel. b) Jika nilai r n < nilai r l , maka instrumen dinyatakan tidak

reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabe l

1 Kondisi Kerja (X) 0,937 0,423 Reliabel

2 Komitmen Organisasi (Y) 0,895 0,423 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai

r

hitung

> r

tabel. Sebagaimana terlihat pada tabel diatas, menunjukkan bahwa kedua variabel yang dinyatakan reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.4 Prosedur Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) yaitu Kondisi Kerja, dan variabel terikat (Y) yaitu Komitmen Organisasi. Penulis merumuskan definisi-definisi variabel tersebut sebagai berikut:


(33)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3.4.1 Operasional Variabel Kondisi Kerja

Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel kondisi kerja maka penulis menggambarkan variabel (X) kondisi kerja lebih rinci mengenai indikator, ukuran dan skala seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Operasional Variabel X (Kondisi Kerja)

Variabel (X)

Dimensi Indikator Ukuran Skala

Pengukuran

No. Item Kondisi kerja

adalah kondisi kerja fisik, psikologis, dan sementara yang merupakan bagian dari kondisi kerja yang selalu disoroti yang dapat

mempengaruhi pegawai dalam bekerja. Schultz dan Schultz (dalam Mangkunegara, 2008, hlm.105)

1. Kondisi Kerja Fisik

a) Suasana kerja a. Tingkat kondusifitas suasana kerja b. Tingkat kebersihan

tempat kerja c. Kedisiplinan dalam

menjaga kebersihan d. Kelengkapan

sarana/prasarana e. Tingkat kenyamanan

dalam bekerja

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5 2. Kondisi Kerja Psikologis b) Karakteristik pekerjaan

a. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas b. Tingkat Kesulitan

Tugas dalam pekerjaan c. Rutinitas dalam

pekerjaan

d. Kebosanan akibat rutinitas pekerjaan e. Kelelahan akibat

beban kerja Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 6 7 8 9 10 c) Hubungan dengan rekan kerja dan atasan

a. Perilaku rekan kerja dan atasan

b. Tingkat kondusifitas hubungan kerja dengan atasan dan rekan kerja

c. Tingkat

Ordinal

Ordinal

11


(34)

berkomunikasi

dengan rekan kerja/ atasan

Ordinal 13

3. Kondisi Kerja sementara

d) Sistem Kerja a. Sistem penjadwalan waktu kerja.

b. Tingkat kesesuaian pembagian waktu kerja

Ordinal

Ordinal

14

15

3.4.2 Operasional Variabel Komitmen Organisasi

Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel komitmen organisasi maka penulis menggambarkan Variabel (Y) komitmen organisasi lebih rinci mengenai indikator, ukuran dan skala seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Operasional Variabel Y (Komitmen Organisasi)

Variabel (Y)

Indikator Ukuran Skala

Pengukuran

No. Item Komitmen

organisasi, sebagai kondisi psikologis yang menunjukkan karakteristik hubungan antara pekerja dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap melanjutkan keanggotaannya di dalam

organisasi tersebut.

Allen dan Meyer

1. Komitmen

Afektif (Affective

Commitment)

a. Tingkat kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai lembaga b. Keterikatan

emosional terhadap sekolah

c. Tingkat ketersediaan untuk terlibat dalam urusan lembaga. d. Tingkat Kesenangan

berkarir dalam organisasi

e. Tingkat kepedulian terhadap masalah yang dihadapi organisaasi Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5 2. Komitmen Normatif (Normative Commitment)

a. Tingkat kepatuhan pegawai terhadap peraturan yang ada dalam organisasi b. Mempertahankan

citra baik sekolah

Ordinal

Ordinal

6


(35)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

(dalam Umam, 2010, hlm. 258)

c. Tingkat tanggung jawab terhadap pekerjaan

d. Tingkat kedisiplinan dalam bekerja e. Memiliki kesadaran

akan hak dan kewajiban Ordinal Ordinal Ordinal 8 9 10 3. Komitmen berkelanjutan (Continuance Commitment)

a. Motivasi Kerja berdasarkan masa kerja

b. Tingkat keinginan kerja berdasarkan keuntungan/benefits c. Tetap bertahan

berdasarkan kontribusi yang diberikan

d. Tingkat kebutuhan pegawai atas pekerjaan dalam organisasi Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 11 12 13 14

3.5 Uji Asumsi 3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, untuk masing-masing variabel penelitian. Penelitian ini harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengujian normalitas dengan uji

Liliefors. Kelebihan Lilieforstest adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n=4. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 93) sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).


(36)

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada tabel z. 6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi.

8. Buat kesimpulan dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,α) dimana n

adalah jumlah sampel dan α=0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis

statistik yang akan diuji adalah: H0 : X mengikuti distribusi normal

H1: X tidak mengikut distribusi normal

Berikut adalah tabel pembantu untuk pengujian normalitas data:

Tabel 3.6

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

X f Fk Z − � |� − � |

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, (X = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = �−�̅

Dimana: X̅ = ∑ �

� dan S = √

−(∑ ��)

2 �

�−

Kolom 6 : Theoritical Proportion(tabel z) : Proporsi kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah Dhitung.


(37)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Selanjutnya menghitung Dtabel pada = 0,05 dengan cara ,886

√n . kemudian

membuat kesimpulan dengan kriteria :

a. Dhitung< Dtabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal.

b. Dhitung Dtabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal. 3.5.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian. Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 96).

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett, dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung �2>nilai tabel�2, maka H0 menyatakan

varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

� = ln [� − ∑� . � ]

(Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 96) Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B= Nilai Barlett = ��� �� ∑� S2gab =Varians gabungan

=

=

2

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 97), adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7


(38)

Sampel db=n-1 Logdb. Log db.

1

2 3

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 97)

3. Menghitung varians gabungan dengan rumus: = ∑ . �2 4. Menghitung log dari varians gabungan.

5. Menghitung nilai Barlett. 6. Menghitung nilai � .

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k-1, dimana k

adalah banyaknya indikator.

8. Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

a) Jika nilai � hitung<� tabel,H diterima (variasi data dinyatakan

homogen).

b) Jika nilai � hitung≥ � tebel, H diterima (variasi data dinyatakan tidak

homogen).

3.5.3 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 99-101) adalah:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:

� = ∑

2

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK , dengan rumus:

= b. ∑ − ∑ .∑

4. Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus:

= ∑ − � /


(39)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

=

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK / ) dengan rumus:

/ = � /

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus: = ��

�−

8. Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:

� = ∑ {∑ − ∑

2

� }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus:

JK C = JK − JKE

10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus: = ��

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:

� =

12. Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = ��

13. Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14. Mencari nilai F l pada taraf signifikansi 95% atau = 5% menggunakan rumus:

F l = F −∝ C, E dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

15. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F, kemudian membuat kesimpulan.

a) Jika F n <F l , maka dinyatakan berpola linier.

b) Jika F n ≥ F l , maka dinyatakan tidak berpola linier.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga


(40)

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif, teknik analisis data inferensial dan uji hipotesis.

3.6.1 Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan dilakukannya analisis data antara lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.

Penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh koresponden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun Data, pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan dari reponden. Pemeriksaan ini khususnya berkaitan dengan masalah kelengkapan jumlah lembaran angket dan kelengkapan pengisinnya.

2. Skoring. pemberian skor jawaban pada setiap item angket dijadikan alat pengumpul data. Untuk masing-masing pernyataan angket dimana penelitian ini menganalisis satu variabel bebas yaitu Kondisi Kerja (variabel X) dan satu variabel terikat yaitu Komitmen Organisasi (variabel Y). Untuk setiap pertanyaan dari angket diberi 5 kategori:

Tabel 3.8

Skor Kategori Skala Likert

Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4


(41)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN Sumber: Aplikasi Statistika (Sambas dan Ating, 2006, hlm.38)

3. Tabulasi yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dua ke dalam tabel seperti beiikut:

Tabel 3.9

Tabulasi Data Penelitian

Resp. Skor Penelitian Total

1 2 3 4 5 6 ……..

1 2 . . . N

4. Mengubah skala ordinal ke interval

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel di atas. maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method Succesive Interval (MSI), langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

2. Klik “Analize" pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval" pada Menu Analize, hingga muncul kotak

dialog “Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down'' untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input.

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) InputLabel in first


(42)

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan

ditempatkan disel mana. Lalu klik “OK”.

3.6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif

Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Sugiyono (2011, hlm. 169), mengungkapkan bahwa

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

umum atau genaralisasi”.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada tujuan penelitian yang sudah di rumuskan, yaitu (1) untuk melihat bagaimana gambaran variabel variabel yang diteliti (2) untuk melihat ada tidaknya pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Berdasarkan tujuan tersebut maka teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis data deskriptif yaitu untuk menganalisis gambaran variabel. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai kondusif tidaknya kondisi kerja di SMK Pasundan 3 Bandung, serta untuk mengetahui gambaran tingkat komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Secara khususanalisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

Adapun langkah kerja analisis data deskriptif menurut Sambas Ali (2010, hlm.54), yaitu:

a) Membuat tabel perhitungan dan menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh, sebagai berikut:

b) Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan. Menurut teori, ukuran variabel kondisi kerja dan komitmen organisasi adalah tingkatannya, oleh


(1)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Gambaran kondisi kerja di SMK Pasundan 3 Bandung, yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1) Suasana kerja, 2) Karakteristik pekerjaan, 3) Hubungan dengan rekan kerja dan atasan, dan 4) sistem kerja. Keempat indikator tersebut berada pada kategori cukup kondusif. Hal tersebut membuktikan bahwa setiap indikator dari kondisi kerja sudah menceminkan situasi yang cukup kondusif. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian dalam penelitian ini, diketahui bahwa indikator karakteristik pekerjaan memiliki tingkat persentase tertinggi, sedangkan indikator suasana kerja memiliki tingkat persentase terendah.

2. Gambaran komitmen organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung, yang diukur oleh 3 indikator yaitu: 1) Affective commitment; 2) Normative commitment; dan 3)

Continuance commitment. Indikator continuance commitment berada pada

kategori cukup/sedang. Hal ini membuktikan bahwa setiap indikator dari komitmen organisasi sudah cukup/sedang. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian penelitian ini, diketahui bahwa indikator continuance commitment memiliki tingkat persentase tertinggi, sedangkan indikator affective commitment berada pada tingkat persentase yang terendah.

3. Kondisi kerja mempunyai pengaruh terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan analisis data bahwa variabel kondisi kerja memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap variabel komitmen organisasi, dengan analisis korelasi berada pada kategori cukup kuat.


(2)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2 Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil penelitian tersebut, maka penulis memberikan rekomendasi mengenai kondisi kerja dengan komitmen organisasi pada guru tidak tetap (GTT) sebagai berikut:

1. Dalam penelitian, ini Variabel X (kondisi kerja) memiliki hasil yang menunjukkan kategori cukup kondusif. Namun masih terdapat indikator yang lebih rendah daripada ketiga indikator lainnya yaitu suasana kerja. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi kepala sekolah. Indikator ini dapat diperbaiki dengan cara pihak sekolah seharusnya lebih tegas lagi dalam menegakkan peraturan untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai serta memperbaiki suasana kerja. Dengan adanya perhatian yang lebih terhadap guru tersebut, diharapkan dapat memotivasi setiap guru untuk bekerja dengan profesional dan mampu untuk mendedikasikan dirinya sebagai pegawai yang loyal yang mampu membantu organisasinya dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 2. Variabel Y (komitmen organisasi) dalam penelitian ini menunjukkan berada

pada kategori yang cukup/sedang. Pada variabel komitmen organisasi ini indikator affective commitment masih rendah daripada kedua indikator lainnya. Artinya, hubungan emosional yang dimiliki oleh guru terhadap sekolah tempat ia bekerja masih rendah. Keterlibatan dengan kegiatan sekolah pun masih rendah, oleh karena itu sebagai seorang guru seharusnya mempunyai kesadaran untuk membantu sekolah dalam meningkatkan produktivitas sekolah. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan sekolah pada guru diantaranya adalah dengan cara memodifikasi tujuan lembaga, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para pegawai ataupun dengan kata lain organisasi memasukkan pula kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya. Kepala sekolah dapat lebih memperhatikan setiap kebutuhan dan keinginan yang ingin dicapai oleh guru di sekolah. Hal ini akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para pegawai dengan organisasi.


(3)

104

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kondisi kerja dan komitmen organisasi, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan sampel/populasi yang lebih luas, peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengubah variabel x atau variabel y dalam penelitian yang sesuai dengan teori, sehingga pembahasan mengenai kondisi kerja dan komitmen organisasi akan menjadi lebih luas lagi. Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi pada guru yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(4)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3 BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Buku:

Alwi, S. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif (Edisi Pertama). Yogyakarta: BPFE.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bardwick Judith M., (2007). Suasana Lingkungan Kerja dan Kepuasan kerja. Jakarta: Djambatan

Elfina Purba, Debora (2010). Pengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior. Yogyakarta: BPFE

Hani. T. Handoko (2007). Mengukur kepuasan kerja. Jakarta: Erlangga

Hasibuan,Malayu.(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi revisi.Jakarta:Bumi Aksara. Komaruddin. (2000). Manajemen Kantor, Teori dan Praktek. Bandung: Trigenda.

Kunandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukse dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Luthans, Fredh. (2006). Perilaku Organisasi. Alih bahasa, V.A Yuwono, dkk. Yogyakarta. Andi Malthis, Robert L. dan Jackson, John H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi

kesepuluh.Jilid I. Jakarta: Salemba Empat

Mangkunegara, Anwar Prabu.(2005). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Masyhuri. M. Zainudin. (2010). Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktik . Jakarta: Bumi Aksara

Muhidin, Sambas A. dan Somantri, Ating. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung : Karya Andhika Utama.


(5)

106

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3 BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya. Newstrom. John W., Davis, Keith, (2007). Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ke tujuh. Alih

bahasa, Agus Dharma. Jakarta: Erlangga

Nitisemito, (2008). Pengelolaan Tentang Kondisl Kerja. Jakarta: Erlangga.

Panggabean, Mutiara. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor Selatan:Ghalia Indonesia.

Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Robbins, P. Stephen dan Timothy A. Judge. (2009). Perilaku Organisasi (Organizational

Behavior). Edisi Kedua Belas Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, Stephen P.(2003). Organizational Behavior. Diterjemahkan oleh Indeks. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Robbins, Stephen P. (2008). Essentials of Organizational Behavior . Edisi kesepuluh. Diterjemahkan oleh Indeks. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Robbins, S.P dan Coutler M. (2010). Manajemen Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sedarmayanti (2009). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung:PT. Refika Aditama

Sirait, Justine. T. (2007). Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo

Somantri, A., Muhidin, Sambas Ali. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Sopiah. (2004). Perilaku Organisasional. Yogyakarta:ANDI.

Sugiyono. (2008). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Umam, Khaerul. (2010). Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Setia.


(6)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3 BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jurnal :

Allen, N.J. dan Meyer, J.P. (1997). The measurement and antecedents of

affective,continuance and mormative type commitment to the organization.Journal of accupational pshycology,63(1), 1-8.

Armansyah, 2007. Komitmen Organisasi dan Imbalan Finansial. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Vol. 02 No. 02.Oktober 2002.

Repository:

Budiman. (2012). Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Direktorat

Sumber Daya Manusia (SDM) di PT.Pos Indonesia. Repository UPI

Hendiana. (2013). Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Divisi

Sumber Daya Manusia PT.KAI (Persero) Bandung. Repository UPI.

Muhammad Rizal . (2013). Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

PT.Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Asia Afrika Kota Bandung. Repository UPI.

Mulyani Wiwin. (2010). Pengaruh Penghargaan Terhadap Komitmen Karyawan di PT. Jasa

Marga Persero Cab. Purbaleunyi. Repository UPI.

Pramesti, Y.I. (1999). Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Komitmen Organisasi dengan

Semangat Kerja Karyawan. Repository.

Sonjaya Sany A. (2013). Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMK

PGRI 2 Cimahi. Repository UPI.

Literatur Perundang-Undangan:

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

Republik Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Republik